Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Perkembangan perbankan syariah di Indonesia memiliki peluang
besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas
penduduk Indonesia.Perkembangan ini dapat kita lihat dengan semakin
banyaknya perbankan syariah yang ada di Indonesia.Masyarakat
Indonesia semakin banyak yang memilih untuk menabung dan
menggunakan jasa bank syariah.Untuk mempertahankan kepercayaan
tersebut, maka bank syariah harus hati-hati dalam mengelola kegiatan
operasionalnya.
Perkembangan jasa perbankan di Indonesia telah tumbuh cukup
pesat, sekaligus sebagai tanda bahwa bank syariah bisa diterima di tengah
kondisi kemajemukan bangsa. Setidaknya, jasa perbankan yang berbasis
syariah tersebut menjadi alternatif bagi sebagian masyarakat yang
menginginkan adanya institusi keuangan lain di luar bank konvensional.
Dalam Peraturan Bank Indonesia No. 9/9/PBI/2007, pemanfaatan
aktiva dalam suatu bank dapat dilihat dari aktiva produktif yang dimiliki.
Komponen aktiva produktif yang dimiliki bank syariah salah satunya
adalah pembiayaan.Pembiayaan adalah salah satu produk usaha bank
syariah yang mampu menghasilkan keuntungan.
Pembiayaan mempunyai dua lingkup arti, di antaranya pembiayaan
secara luas berarti financing, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk
1

mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri


maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai
untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan,
seperti bank syariah kepada nasabah. Meningkatnya produk pembiayaan
dalam bank syariah akan mendatangkan risiko perbankan yang besar pula,
salah satunya yaitu risiko pembiayaan, hal ini dikarenakan pembiayaan
merupakan produk investasi bank syariah yang termasuk dalam produk
NaturalUncertaintyContracts.Produk

investasi

memiliki

sifat

yang

senantiasa mendatangkan risiko, pembiayaan pun mengalami ketidakpastian


atas pengembalian laba atau keuntungan dari dana yang telah disepakati
antara bank dan nasabah. Adanya ketidakpastian tersebut membawa risiko
yang tinggi bagi bank syariah sebagai penyalur dana atas pembiayaan
tersebut.
Dalam pembiayaan Musyarakah masing-masing pihak sama-sama
memberikan kontribusi dana (modal) untuk membiayai suatu usaha tertentu,
dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko ditanggung bersama sesuai
dengan kesepakatan. Pembiayaan Musyarakah dalam jumlah besar dapat
membawa dampak yang menguntungkan bagi pihak bank, jika penyaluran
pembiayaan tersebut dalam pengembaliannya berjalan dengan lancar.Dalam
pengertian tidak terjadi pembiayaan bermasalah. Namun demikian tidak
menutup kemungkinan pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat
tidak dapat dikembalikan dengan sempurna, artinya akan timbul resiko

pembiayaan yang dihadapi bank, yang akan berpengaruh terhadap


profitabilitas bank syariah.
Pembiayaan

yang

disalurkan

Bank

Syariah

akan

senantiasa

mengandung risiko. Risiko pembiayaan yang cukup besar akan berpengaruh


terhadap perolehan keuntungan bank. Risiko kerugian akibat pemberian
pembiayaan yang tidak lancar tentunya akan berpengaruh terhadap
pendapatan dan keuntungan yang diterima oleh bank.
Risiko pembiayaan menjadi sangat penting dalam

risiko bank

syariah, karena dengan adanya permasalahan nasabah peminjam dana yang


gagal bayar atau dalam melakukan pembayaran tidak sesuai dengan
perjanjian akan memberikan pengaruh kerugian terhadap bank. Bank
syariah dituntut untuk memiliki manajemen syariah yang handal untuk
meminimalisir risiko pembiayaan.
Untuk mengendalikan risiko seminimal mungkin menjadi penting,
karena besar kecilnya risiko pembiayaan akan berdampak pada perolehan
keuntungan.

Besar

kecilnya

keuntungan

dan

kemampuan

bank

menghasilkan laba akan menggambarkan besar kecilnya profitabilitas yang


diperoleh bank.
Sebagai bahan kajian data berikut merupakan jumlah pembiayaan
Musyarakah yang disalurkan serta jumlah pembiayaan Musyarakah
bermasalah pada bank Muamalat Indonesia Cabang Ciamis dari tahun
2008 2012 :

Tabel 1.1
Pembiayaan Musyarakah dan Pembiayaan Musyarakah
Bermasalah
Bank Muamalat Indonesia Cabang Ciamis
Tahun 2008 - 2012

Tahun

Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan
Bermasalah

Musyarakah

2008
3.045.839.065
240.248.023
2009
4.512.644.754
890.246.813
2010
5.979.043.571
753.389.205
2011
8.176.819.534
1.176.696.980
2012
12.819.798.193
960.541.990
Sumber : Bank Muamamalat Indonesia Cabang Ciamis (Data
diolah kembali)

Tabel 1.1 Menggambarkan Jumlah Pembiayaan Musyarakah yang


disalurkan serta jumlah pembiayaan Musyarakah bermasalah pada bank
Muamalat Indonesia Cabang Ciamis selama 5 tahun terakhir pada tahun
2008 -2012 mengalami kenaikan dan penurunan secara fluktuatif. Dari
data diatas dapat dilihat bahwa terdapat pembiayaan bermasalah pada bank
muamalat Indonesia cabang Ciamis, dalam artian masih terdapat nasabah
yang tidak mampu mengembalikan dengan sempurna khususnya
pembiayaan Musyarakah.

Seperti halnya perusahaan, tujuan akhir dari bank adalah menjaga


kelangsungan hidup bank melalui usaha untuk meraih keuntungan.
Artinya, pendapatan harus lebih besar dari semua biaya yang dikeluarkan,
terutama mengingat bank bekerja dengan dana yang diperoleh dari
masyarakat yang dititipkan pada bank atas dasar kepercayaan. Oleh karena
itu, kegiatan operasional harus dilaksanakan seefektif dan seefisien
mungkin untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan.Karena dengan
melihat keuntungan yang diperoleh dapat dinilai kesehatan suatu bank dan
menentukan keberhasilan suatu bank.Penilaian kesehatan bank syariah
dapat dilakukan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.
9/1/PBI/2007.
Penilaian

untuk

menentukan

kondisi

suatu

bank,

biasanya

menggunakan berbagai alat ukur.Salah satunya adalah aspek earning atau


pendapatan.Hasil dari aspek tersebut kemudian menghasilkan kondisi
suatu

bank.Berdasarkan

pendapat

tersebut,

aspek

earning

atau

profitabilitas merupakan salah satu aspek yang dapat menilai kinerja suatu
bank apakah sudah baik atau belum.Profitabilitas merupakan salah satu
elemen yang sangat

penting

dalam penilaian

kinerja keuangan

bank.Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan


laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.
Profitabilitas merupakan salah satu alat analisis keuangan bank yang
mengukur kesuksesan manajemen dalam menghasilkan laba atau

keuntungan dari operasi usaha bank.Profitabilitas yang tinggi dapat


menunjukkan

kinerja

keuangan

bank

yang

baik.Sebaliknya

jika

profitabilitas yang dicapai rendah, mengindikasi kurang maksimalnya


kinerja keuangan manajemen dalam menghasilkan laba.
Bank harus senantiasa menjaga profitabilitasnya untuk menjaga
keberlangsungan usahanya. Tingkat kinerja profitabilitas suatu perusahaan
dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara
menganalisis dan menghitung rasio-rasio dalam kinerja keuangan. Karena
rasio-rasio tersebut mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas
yang dicapai bank yang bersangkutan.Dengan begitu, profitabilitas bank
tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.
Rasio-rasio untuk mengukur profitabilitas dicantumkan dalam
Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 pasal 4 ayat (4). Penilaian
profitabilitas yang digunakan untuk menilai kesehatan suatu bank dapat
menggunakan rasio ROA (Return On Asset).
Kemampuan bank untuk menghasilkan laba dapat dihitung dengan
membandingkan antara laba dengan total aktiva yang dikenal dengan ROA
(Return On Asset). Ukuran ROA menunjukkan kemampuan bank untuk
mendapatkan laba yang diperoleh dari pemanfaatan aktiva yang dimiliki.

Berikut data perkembangan Return On Asset (ROA) pada Bank


Muamalat.
Tabel 1.2
Data Perkembangan Return On Asset (ROA)
Bank Muamalat Tahun 2012

BULAN
ROA(%)
Januari
0,11%
Februari
0,25%
Maret
0,37%
April
0,52%
Mei
0,66%
Juni
0,75%
Juli
0,88%
Agustus
0,98%
Sumber : Laporan Keuangan Bank Muamalat.

KENAIKAN/PENURUNAN (%)
0,14%
0,12%
0,15%
0,14%
0,09%
0,13%
0,10%

Berdasarkan tabel 1.2 di atas, dapat dilihat perkembangan


profitabilitas Bank Muamalat diukur dari ROA pada tahun 2012 yang setiap
bulan mengalami kenaikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan
angka ROA yang diawali bulan Januari sebesar 0,11% hingga bulan Agustus
yang mengalami kenaikan sebesar 0,98%.
Pencapaian profitabilitas Bank Muamalat yang diukur dari tingkat
ROA (Return On Asset) yang diperoleh sampai bulan Agustus 2012 yaitu
sebesar 0,98% ternyata masih berada di bawah standar minimal Bank
Indonesia (BI) yaitu sebesar 1,5%. Hal tersebut dapat menjadi permasalahan
bagi Bank Muamalat karena standar aman pencapaian ROA bank di
Indonesia ditentukan oleh Bank Indonesia.
Permasalahan di atas menjadi penting untuk ditanggulangi pihak
manajemen bank. Jika profitabilitas dengan mengukur dari ROA yang

diperoleh terus berada di bawah standar ketetapan Bank Indonesia (BI),


maka kepercayaan masyarakat terhadap kinerja keuangan bank akan
menurun. Tingkat profitabilitas suatu bank lebih sering diukur dengan
menggunakan rasio keuangan ROA (Return On Asset), karena ROA lebih
memfokuskan pada kemampuan bank untuk memperoleh earning dalam
proses usahanya secara keseluruhan.Selain itu, dalam penentuan tingkat
kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian
pengembalian terhadap asset, karena Bank Indonesia lebih mengutamakan
nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset atau aktiva yang
dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat seperti
tabungan, deposito, giro, dan sebagainya.
Rasio profitabilitas

digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan,


semakin besar profitabilitas suatu bank semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut semakin baik pula posisi bank
tersebut dari segi penggunaan aktiva. Maka dari itu, pemanfaatan aktiva
dalam suatu bank menjadi sangat penting karena akan mempengaruhi
profitabilitas bank tersebut.

Dari uraian di atas, maka menarik untuk dilakukan penelitian


mengenai hubungan risiko pembiayaan terhadap profitabilitas. Untuk itu,
judul yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengaruh Resiko
Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada
Bank Muamalat Indonesia Cabang Ciamis)

1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah


1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil beberapa identifikasi masalah
yaitu:
1. Bagaimana Resiko Pembiayaan pada bank Muamalat Cabang Ciamis?
2. Seberapa besar profitabilitas pada bank Muamalat cabang ciamis?
3. Bagaimana pengaruh Resiko pembiayaan terhadap profitabilitas pada
bank Muamalat ciamis?
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh risiko
pembiayaan terhadap profitabilitas pada Bank Muamalat Cabang Ciamis
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari
rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang tidak lain adalah

untuk mengetahui bagaimana pengaruh risiko pembiayaan terhadap


profitabilitas pada Bank Muamalat Cabang Ciamis.

1.3.2. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan
referensi terhadap ilmu perbankan syariah dan ilmu manajemen keuangan
yang berkaitan dengan risiko pembiayaan dan profitabilitas. Selain itu,
berguna juga sebagai tambahan wawasan peneliti lain.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian diharapkan menjadi bahan referensi untuk terus
meningkatkan kinerja keuangan bank, terutama dalam pengelolaan
pembiayaan pada bank serta sebagai bahan masukan untuk pengelolaan
kinerja keuangan bank syariah.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1

Kajian Pustaka

2.1

Pembiayaan

10

2.1.1

Pengertian Pembiayaan
Dua fungsi utama bank syariah adalah mengumpulkan dana dan

menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah


pemberian pembiayaan kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal
usaha maupun untuk konsumsi.
Pengertian pembiayaan menurut Muhammad Syafii antonio (2001:160)
Pembiayaan adalah :
Pembiayaan

yaitu

pemberian

fasilitas

penyediaan

dana

untuk

memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.


Menurut Kasmir ( 2003 : 102 ) Pengertian Pembiayaan adalah :
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil.
Dari Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah
pendanaan atau penyediaan uang dimana didasari oleh kesepakatan atau
persetujuan antara bank dan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak
yang memerlukan dana dengan jangka waktu yang telah disepakati.
2.2

Pembiayaan Musyarakah

2.2.1

Pengertian Pembiayaan Musyarakah


Salah satu bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (syirkah

atau syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang

11

bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersamasama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka
secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumberdaya baik yang berwujud
maupun tak berwujud.
Menurut Wasilah dan Nurhayati ( 2012 : 142 )
Musyarakah merupakan akad kerja sama diantara para pemilik modal
yang mencampurkan modal mereka dengan tujuan mencari keuntungan.
Dalam musyarakah, para mitra sama-sama menyediakan modal untuk
membiayai suatu usaha tertentu dan bekerja besama mengelola usaha
tersebut.

Menurut Muhammad Syafii Antonio ( 2001 : 90 )


Al-Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana(atau amal atau expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan
resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Menurut Kashmir ( 2003 : 221 )


Al-Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan usaha tertentu, masing-masing pihak memberikan dana atau

12

amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau resiko akan ditanggung


bersama sesuai dengan kesepakatan

2.2.2

Jenis-jenis Pembiayaan Musyarakah


Terdapat dua jenis Al-Musyarakah yaitu Musyarakah Kepemilikan dan

Musyarakah Akad. Menurut Muhammad SyafiI Antonio ( 2001 : 91 ) Jenis


Jenis Al-Musyarakah sebagai berikut :
1. Musyarakah Kepemilikan
Musyarakah Kepemilikan tercipta karena warisan, wasiat, atau kondisi
lainnya yang mengakibatkan kepemilikan satu asset oleh dua orang atau
lebih.dalam Musyarakah ini, kepemilikan dua orang atau lebih berbagi
dalam sebuah asset nyata dan berbagi pula keuntungan yang dihasilkan
asset tersebut.
2. Musyarakah akad
Tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju
bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah. Mereka
pun sepakat berbagi keuntungan dan kerugian.
Menurut Wasilah dan Nurhayati (2012: 145 - 146) Musyarakah akad terbagi
menjadi :
1) Syirkah Inan
Adalah bentuk kerja sama dimana posisi dan komposisi pihak-pihak
yang terlibat didalamnya adalah tidak sama, baik dalam hal modal
maupun pekerjaan. Tanggung jawab para mitra dapat berbeda dalam
pengelolaan usaha.
2) Syirkah Mufawadah

13

Adalah bentuk kerja sama dimana posisi dan komposisi pihak-pihak


yang

terlibat

didalamnya

harus

sama,

baik

dalam

hal

modal,pekerjaan,agama,keuntungan maupun resiko kerugian.


3) Syirkah Abdan
Adalah bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih dari kalangan
pekerja/professional dimana mereka sepakatuntuk bekerja sama
mengerjakan suatu pekerjaan dan berbagi penghasilan yang diterima.
4) Syirkah Wujuh
Adalah kerjasama antara dua pihak dimana masing-masing pihak sama
sekali tidak menyertakan modal. Mereka menjalankan usahanya
berdasarkan

kepercayaan

menyumbangkan

nama

pihak

ketiga.masing-masing

baik,reputasi,

kredit,worthiness

mitra
tanpa

menyetorkan modal.

2.2.3

Manfaat Pembiayaan Musyarakah


Al-Musyarakah dapat memberikan manfaat yang sangat berguana bagi

pihak bank maupun nasabah. Muhammad Syafii Antonio (2001:93-94)


mengemukakan banyak manfaat dari pembiayaan secara Musyarakah, diantaranya
sebagai berikut :
1) Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah tertentu pada saat
keuntungan usaha nasabah meningkat.
2) Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada
nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan
atau

hasil

pendanaan

secara

14

tetap,tetapi

disesuaikan

dengan

pendapatan atau hasil usaha bank, sehingga bank tidak akan pernah
mengalami Negative Spread.
3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow atau
arus kas usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.
4) Bank akan lebih selektif dan hati-hati(prudent) mencari usaha yang
benar-benar halal,aman dan menguntungkan.hal ini karena keuntungan
yang rill dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
5) Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip
bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan
(nasabah) satu jumlah bunga tetap berapapun keuntungannya yang
dihasilkan nasaba, bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
Dari uraian diatas menunjukan terdapat beberapa keuntungan yang
akan diperoleh bank maupun nasabah dari pembiayaan dengan prinsip
Musyarakah. Keuntungan yang didapat oleh bank yaitu, ketika
keuntungan usaha nasabah meningkat maka bank akan ikut
menikmatinya, kemudian bank tidak akan mengalami negative
spread,sedangkan bagi nasabah keuntungan yang dapat dirasakan
yaitu, pengembalian pokok pinjaman disesuaikan dengan arus kas
usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.

2.2.4

Ketentuan Umum Akad Pembiayaan Musyarakah


Ketentuan Umum dalam akad pembiayaan Musyarakah (Muhammad,

2005 : 98) adalah sebagai berikut :

15

1) Semua modal disatukan untuk dijadikan modal usaha atau proyek


musyarakah dan dikelola bersama-sama.
2) Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan
usaha yang dijalankan oleh pelaksanan usaha atau proyek.
3) Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan usaha atau proyek
Musyarakah tidak boleh melakukan tindakan seperti :
a) Menggabungkan dana usaha atau proyek dengan harta pribadi
b) Menjalankan usaha atau proyek Musyarakah dengan pihak lain
tanpa izin pemilik modal lainnya.
c) Memberi pinjaman kepada pihak lain.
d) Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau
digantikan oleh pihak lain.
e) Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerja samanya apabila :
a) Menarik diri dari perserikatan
b) Meninggal dunia
c) Menjadi tidak cakap hukum
f) Biaya yang timbul dalam pelaksanaan usaha atau proyek dan
jangka waktu usaha atau proyek harus diketahui bersama.
g) Usaha atau proyek yang akan dijalankan harus disebut dalam akad.
Dari Pendapat diatas dapat diuraikan pada dasarnya dalam ketentuan
umum akad Musyarakah yaitu seluruh modal disatukan kemudian dijadikan
modal usaha yang akan dikelola bersama, dimana setiap pemilik modal berhak
untuk menentukan kebijakan usaha yang dilaksanakan serta pemilik modal
dipercaya untuk menjalankan usaha.
Gambaran Singkat mekanisme pembiayaan bank Syariah dengan prinsip
Musyarakah digambarkan dalam bagan berikut:

NASABAH

BANK
Sebagian

Sebagian

16

Modal

Modal

Proyek Usaha
Keuntungan

Bagi Hasil Sesuai


Nisbah

Gambar 2.1
Skema Prinsip Al Musyarakah, Muhammad (2005:99)

2.3

Analisis Pembiayaan
Keamanan pembiayaan harus menjadi pertimbangan utama dalam

memberikan pembiayaan .Bank syariah dalam kebijakan penyaluran pembiayaan


harus benar-benar memperhatikan keamanan dan keselamatan pembiayaan itu,
karena penyaluran pembiayaan jauh lebih mudah daripada penarikan kembali
pembiayaan tersebut. Berdasarkan Undang-Undang No 10 Tahun 1998 Pasal 8
ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa :
1. Ayat 1
Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah bank umum wajib mempnyai keyakinan berdasarkan
analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta
kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi

17

utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai


dengan yang diperjanjikan.
2. Ayat 2
Bank umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan
dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh bank Indonesia.
2.3.1

Tujuan Analisis Pembiayaan


Dalam hal memberikan pembiayaan,diperlukan analisis yang menyangkut

pembiayaan tersebut.dalam analisis pembiayaan mempunyai dua tujuan.menurut


Muhammad (2005 : 305) analisis Pembiayaan memiliki dua tujuan. Yaitu :
1. Tujuan Umum
Pemenuhan Jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam
mendorong dan melancarkan perdagangan,produksi,jasa-jasa bahkan
konsumsi yang kesemuanya ditunjukan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam
b. Untuk menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan.
c. Untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak.
Analisa pembiayaan dapat dilakukan dengan berbagai metode sesuai dengan
kebijakan bank. Menurut Muhammad (2005:304), Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam analisis pembiayaan di bank syariah diantaranya sebagai
berikut :
1) Analisis Pembiayaan berdasarkan Prinsip 5C
Prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C yaitu :
a) Character artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman.

18

b) Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan


mengembalikan pinjaman yang diambil.
c) Capital artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam.
d) Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan kepada
peminjam kepada bank.
e) Condition artinya keadaan usaha atau nasabah prospek apa tidak.
2.4

Resiko Pembiayaan

2.4.1

Pengertian Resiko Pembiayaan


Setiap kegiatan penyaluran pembiayaan yang dilakukan bank syariah,

tentunya tidak lepas dari resiko pembiayaan yang diakibatkan nasabah tidak
mampu mengembalikan jumlah pembiayaan yang diberikan serta imbalannya
sesuai jangka waktu yang telah ditentukan.menurut Antonio (2000:12)Resiko
pembiayaan adalah suatu resiko yang dihadapi pihak bank syariah dalam
menyalurkan dananya dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat dengan
pengembalian yang tidak sempurna. Idroes dan Sugiarto (2006:78) Resiko
pembiayaan atau kredit adalah kerugian sehubungan dengan pihak peminjam
(Counterparty) tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk
membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh
tempo atau sesudahnya. Tampubolon (2004:24) Resiko Pembiayaan atau kredit
didefinisikan sebagai berikut :
Resiko Pembiayaan atau kredit adalah eksposur yang timbul sebagai akibat
kegagalan pihak lawan (Counterparty) memenuhi kewajibannya.Disatu sisi
resiko ini dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti

19

kegiatan jasa pembiayaan, dan kegiatan investasi lainnya yang tercatat di


buku bank. Disisi lain resiko ini timbul karena kinerja satu atau lebih mitra
(Mudharib) atau nasabah yang buruk.
Untuk menghitung besarnya resiko pembiayaan yang dihadapi oleh suatu
bank syariah,Mulyono (2000:153) merumuskannya sebagai berikut :
Total Pembiayaan Bermasalah Musyarakah
Resiko Pembiayaan =
X100
Total Pembiayaan Musyarakah
Berdasarkan pengertian dari para ahli dapat diuraikan resiko pembiayaan
merupakan resiko yang dihadapi pihak Bank Syariah dalam bentuk kegiatan
pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat dengan pengembalian yang tidak
sempurna, yang dapat disebabkan oleh kinerja nasabah yang buruk, yaitu berupa
ketidakmampuan dan ketidakmauan nasabah untuk memenuhi sebagian atau
seluruh isi perjanjian atau akad yang telah disepakati bersama sebelumnya.

2.5

Resiko Pembiayaan Musyarakah


Muhammad Syafii Antonio (2001:94) Resiko yang terdapat dalam

Musyarakah,terutama pada penerapanya dalam pembiayaan relatif tinggi yaitu :


1) Side Steaming,yaitu nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang
disebut dalam kontrak
2) Lalai dan kesalahan yang disengaja
3) Penyembunyian keuntungan oleh nasabah, jika nasabahnya tidak jujur.

20

Berdasarkan pendapat diatas dapat diuraikan terdapat resiko pembiayaan


Musyarakah

dalam

penerapannya,

diantaranya

yaitu

nasabah

menggunakan dana yang tidak seperti yang telah disepakati dalam akad
kontrak,lalai dalam kesalahan yang disengaja,dan penyembunyian
keuntungan yang dilakukan oleh nasabah. Hal ini tentunya dapat
merugikan pihak bank, yang dapat menimbulkan pembiayaan musyarakah
yang bermasalah.

2.6

Profitabilitas

2.6.1

Pengertian Profitabilitas
Sebagaimana bank umum lainnya (Bank Konvensional) tugas utama bank

syariah adalah mengoptimalkan laba, meminimalkan resiko , dan menjamin


tersediannya likuiditas yang cukup. Potensi resiko yang dihadapi bank
konvensional juga dihadapi bank syariah, kecuali resiko tingkat bunga, karena
prinsip Profit & loss sharing menjadi landasan operasionalnya. Profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Menurut Sutrisno (2009:16), menyatakan bahwa Profitabilitas adalah
kemampuan

perusahaan

dalam

menghasilkan

keuntungan

dengan

semua modal yang ada di dalamnya.


Menurut Iwan Triyuwono dan Moh Asudi (2001 : 1) Bahwa :
Laba (Income) merupakan suatu pos dasar dan penting dalam L/K yang
memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya
dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan,penentuan kebijakan

21

pembayaran deviden, pedoman investasi, pengambilan keputusan dan


unsure prediksi kinerja perusahaan.

2.6.2

Manfaat Profitabilitas Bank


Profitabilitas bisnis perbankan dapat menjaga kesinambungan dan
stabilitas bisnis perbankan.Profitabilitas bisnis perbankan (Banking
BusinessProfitability) adalah kesanggupan bisnis perbankan untuk
memperoleh laba berdasarkan investasi yang dilakukannya. (Komarudin
Sastradipura : 2004 ) Profitabilitas bisnis perbankan yang tinggi akan
menguntungkan bank karena dapat menarik calon investor untuk
menanamkan modalnya dan menambah kredibilitas bank di mata
nasabahnya. Profitabilitas bank yang baik juga menguntungkan berbagai
pihak, antara lain:
1. Bagi mudharib (peminjam), yaitu mempunyai peluang yang lebih besar
untuk memperoleh pinjaman atau pembiayaan karena bank telah mampu
mencapai laba yang tinggi.
2. Bagi nasabah penyimpan (shahibul maal), yaitu semakin terjaminnya
titipan para penyimpan.
3. Bagi masyarakat keseluruhan, yaitu memperlancar arus uang yang dapat
mendorong kelancaran arus barang.
4. Bagi persoalia bank, yaitu diterimanya tantiem (laba bagi karyawan)
yang dapat mempertinggi motivasi kerja dan perasaan memiliki (sense of
belonging) terhadap banknya.

22

2.6.3

Metode Penilaian Profitabilitas Bank


Untuk menilai Profitabilitas, bank perlu menggunakan analisis.Tujuannya

adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti.Terlebih


dahulu penganalisis harus mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan
kemudian menganalisis dan menginterpretasikan sehigga data tersebut lebih
berarti.
Tingkat laba yang dihasilkan bank dikenal dengan istilah profitabilitas,
yang merupakan pengukuran mengenai kemapuan bank untuk menghasilkan laba
dari asset yang digunakan.
Menurut Mahmoedin (2004:20), menjelaskan bahwa:
Dalam analisa profitabilitas akan dicari hubungan timbal balik antara
pospos yang ada dalam income statement itu sendiri maupun hubungan
Timbal balik dengan pos-pos yang ada dalam neraca bank untuk
mendapatkan berbagai indikasi yang berguna dalam mengukur efisiensi
dan profitabilitas bank yang bersangkutan.
Sedangkan menurut S. Munawir (2004:33), menyatakan:
Analisis profitabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Menurut Zainal Arifin (2003:64) bahwa ada dua rasio yang biasanya
dipakai untuk mengukur tingkat kesehatan bank:
1. Return On Equity (ROE) didefinisikan sebagai perbandingan antara
pendapatan bersih (net income) dengan rata-rata modal (average
equity) atau investasi para pemilik bank. Dari pandangan para pemilik,

23

ROE adalah ukuran yang lebih penting karena merefleksikan


kepentingan kepemilikan mereka. Secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Laba Setelah Pajak
ROE =

x100
Total Asset

Return On Asset (ROA), adalah perbandingan antara pendapatan


bersih (net income) dengan rata-rata aktiva (average assets) atau
perbandingan dari laba sebelum pajak dan zakat terhadap total asset.
Semakin besar Return On Asset (ROA), semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan menunjukkan kinerja
perusahaan yang semakin baik.
Return On Asset (ROA) dipilih sebagai indikator pengukur kinerja
keuangan perbankan karena Return On Asset (ROA) digunakanuntuk
mengukur

efektifitas

perusahaan

didalam

menghasilkankeuntungan

dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.secara matematis ROA


dapat dirumuskan sebagai berikut:
Laba Sebelum Pajak
ROA =

x100
Total Asset

24

Perhitungan ROA di atas sesuai dengan SE BI No. 9/24/Dpbs Tanggal 30


Oktober 2007 tetang sistem penilaian kesehatan bank berdasarkan prinsip
syariah.

Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan


kinerja profitabilitas bank adalah ROE (Return On Equity) dan ROA
(Return On Asset). Menurut Dendawijaya (2003), ROE merupakan
perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri . Rasio ini
digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelolah
modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak.Semakin besar
ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
(Almilia, 2005).Sedangkan ROA menunjukkan kemampuan manajemen
bank dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset yang
dimiliki.Perlu dicatat disini bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan
suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya
Return On Asset dan tidak memasukan Return On Equity Hal ini
dikarenakan karena bank Indonesia, sebagai Pembina dan pengawas
perbankan, lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur
dengan aset yang dananya sebagian besar dari dana simpanan masyarakat
(Dendawijaya, 2003).
Menurut Malayu Hasibuan (2002:102), Penilaian profitabilitas
bank didasarkan pada posisi laba rugi menurut pembukuan, perkembangan

25

laba rugi dalam tiga tahun terakhir, dan laba rugi yang diperkirakan.
Perhitungan ROA di atas sesuai dengan SE BI No.9/24/Dpbs tanggal 30
Oktober 2007 tentang sistem penilaian keehatan bank berdasarkan prinsip
syariah, perhitungan ROA tersebut betujuan untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam menghasilkan laba atau profit. Semakin kecil rasio ini
mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal
mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan
biaya. Dimana hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan kriteria
kesehatan ROA yang telah ditetapkan Bank Indonesia sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kriteria Kesehatan ROA


PERINGKAT

NILAI ROA

PREDIKAT

ROA > 1,5%

SEHAT

1,25% < ROA 1,5%

SEHAT

0,5% < ROA 1,25%

CUKUP SEHAT

0% < ROA 0,5%

KURANG SEHAT

ROA 0%

TIDAK SEHAT

SE BI No.9/24/Dpbs tanggal 30
Oktober 2007
Untuk masing-masing predikat, penjelasannya sebagai berikut:
1. Peringkat 1
Kemampuan profitabilitas sangat tinggi untuk mengantisipasi
potensi kerugian dan meningkatkan modal.Penerapan prinsip akuntansi,
pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan

26

(profit distribution) telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang


berlaku.Jadi, dapat dikatakan bahwa bank berada dalam kondisi yang
sangat sehat.
2. Peringkat 2
Kemampuan profitabilitas tinggi untuk mengantisipasi potensi
kerugian dan meningkatkan modal.Penerapan prinsip akuntansi pengakuan
pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit
distribution) telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Jadi,
dapat dikatakan bahwa bank berada dalam kondisi yang sangat sehat.
3. Peringkat 3
Kemampuan profitabilitas cukup tinggi untuk mengantisipasi
potensi kerugian dan meningkatkan modal.Penerapan prinsip akuntansi
pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan
(profit distribution) belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Jadi,
dapat dikatakan bahwa bank berada dalam kondisi yang cukup sehat.
4. Peringkat 4
Kemampuan profitabilitas rendah untuk mengantisipasi potensi
kerugian dan meningkatkan modal.Penerapan prinsip akuntansi pengakuan
pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit
distribution) belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Jadi, dapat
dikatakan bahwa bank berada dalam kondisi yang kurang sehat.
5. Peringkat 5

27

Kemampuan profitabilitas sangat rendah untuk mengantisipasi


potensi kerugian dan meningkatkan modal.Penerapan prinsip akuntansi
pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan
(profit distribution) belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Jadi,
dapat dikatakan bahwa bank berada dalam kondisi yang tidak sehat.

2.2

Kerangka Pemikiran

Dengan diberikannya pembiyaan Musyarakah oleh pihak bank syariah


maka secara tidak langsung pembiayaan tersebut memiliki risiko yang akan
dihadapi oleh pihak bank Syariah maupun nasabah. Kemungkinan kegagalan
yang terjadi dari pembiayaan adlah kemungkinan kegagalan pembiayaan
dikaitkan

dengan

kemampuan

debitur.untuk

membayar

kembali

pinjamannya.Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka bank syariah harus


mampu menganalisis penyebab permasalahannya. Tampubolon (2004:24)
Resiko Pembiayaan atau kredit didefinisikan sebagai berikut :
Resiko Pembiayaan atau kredit adalah eksposur yang timbul sebagai akibat
kegagalan pihak lawan (Counterparty) memenuhi kewajibannya.Disatu sisi
resiko ini dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti
kegiatan jasa pembiayaan, dan kegiatan investasi lainnya yang tercatat di
buku bank. Disisi lain resiko ini timbul karena kinerja satu atau lebih mitra
(Mudharib) atau nasabah yang buruk.

28

Resiko yang terdapat dalam pembiayaan Musyarakah,terutama


pada penerapanya dalam pembiayaan relatif tinggi yaitu :
1) Side Steaming,yaitu nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang
disebut dalam kontrak
2) Lalai dan kesalahan yang disengaja
3) Penyembunyian keuntungan oleh nasabah, jika nasabahnya tidak jujur.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diuraikan terdapat resiko
pembiayaan Musyarakah dalam penerapannya, diantaranya yaitu nasabah
menggunakan dana yang tidak seperti yang telah disepakati dalam akad
kontrak,lalai dalam kesalahan yang disengaja,dan penyembunyian
keuntungan yang dilakukan oleh nasabah. Hal ini tentunya dapat
merugikan pihak bank, yang dapat menimbulkan pembiayaan musyarakah
yang bermasalah.
Tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh bank atau yang lebih dikenal
dengan istilah profitabilitas merupakan pengukuran mengenai kemampuan
bank
dalam menghasilkan laba dan asset yang digunakan. Dengan demikian
profitabilitas dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mengukur dan
mengevaluasi kinerja bank. Menurut Mahmoedin (2002:20), profitabilitas
adalah: Kemampuan suatu bank untuk mendapatkan keuntungan.
Dimana rasio yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah
ROA. Sebagaimana yang diungkapkan Muhammad (2002:245) bahwa
rasio yang bisa dipakai untuk mengukur kinerja bank dalam
menghasilkan laba adalah Return On Asset. Yang sesuai dengan SE BI

29

No. 9/24/Dpbs tanggal 30 Oktober 2007, dan dapat dirumuskan sebagai


berikut:
Laba Sebelum Pajak & Zakat
ROA =

x100
Total Asset

ROA

bertujuan

mengukur

keberhasilan

manajemen

dalam

menghasilkan laba.Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya


kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk
meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya.
Dari pengertian di atas menunjukkan bahwa profitabilitas adalah
kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba darai aset yang
dimilikinya dengan membandingkan antara laba sebelum zakat dan pajak
dengan jumlah seluruh aktiva perusahaan pada suatu periode.
Untuk menghasilkan laba, suatu bank melakukan penyaluran
pendanaan kepada masyarakat. Penyaluran dana tersebut mengandung
suatu resiko tidak dikembalikannya dana yang disalurkannya. Resiko
tersebut akan menyebabkan Non Performing financing. Karena menurut
Teguh Pudjo Muljono (2000:21) salah satu faktor yang menentukan
tingkat profitabilitas adalah kualitas pembiayaan, dimana apabila kualitas
pembiayaannya baik, tinggi kemungkinan akan terhindar dari pembiayaan
yang bermasalah atau Non Performing Financing. Berdasarkan uraian di
atas menunjukkan bahwa resiko pembiayaan Musyarakahmemiliki

30

pengaruh terhadap profitabiliats pada bank syariah untuk lebih jelasnya


maka dapat disusun bagan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar
2.2
Kerangka Pemikiran

Risiko Pembiayaan (X)


NPF

Profitabilitas (Y)
ROA

Total Pembiayaan
Kurang Lancar
Diragukan
Macet

Keterangan:

Laba Bersih
Asset

NPF Merupakan Variabel Independent.


ROA Merupakan Variabel Dependent.

2.3

Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis atau sementara dalam
penelitian.Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas searah pengujiannya
dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan
penelitian di lapangan baik sebagai objek pengujian maupun dalam
pengumpulan data.
Dendawijaya (2005: 82) mengungkapkan, bahwa sebagai akibat
timbulnya kredit bermasalah yaitu hilangnya kesempatan memperoleh
keuntungan dari kredit yang diberikan oleh bank, sehingga mengurangi

31

perolehan laba dan pengaruh buruk bagi rentabilitas bank. Berdasarkan


penjelasan tersebut, maka hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui
penelitian ini adalah: Resiko pembiayaan Musyarakah berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Muamalat Indonesia
Cabang Ciamis

32

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Objek Penelitian
Menurut Sugiono (2012:38) pengertian Objek Penelitian yaitu
Suatu Atribut atau sifat atau nilai dari orang . objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Objek penelitian yang diteliti terdiri
dari satu variabel terikat. Menurut Sugiono (2012:59) Variabel Bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau tibulnya variabel dependent. Sedangkan Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.
Variabel bebas atau Independent variable yang diteliti adalah
Resiko Pembiayaan Musyarakah (X) dengan indikator Non Performing
Finance (NPF).Kemudian yang menjadi variabel terikat atau Dependent
Variables adalah profitabilitas yang diukur dengan resio ROA.
Dalam Penelitian Ini, peneliti memfokuskan pada resiko pembiayaan
Musyarakah yang mempengaruhi Profitabilitas dibank Muamalat Cabang
Ciamis. Dengan mengamati kinerja keuangan melalui laporan keuangan
Bank Muamalat Cabang Ciamis. Periode tahun 2008-2013 serta laporan
tahunan Bank Muamalat Cabang Ciamis.

3.2

Metode Penelitian dan Operasionalisasi Variabel

3.2.1

Metode yang Digunakan.

33

Menurut Sugiono (2012:2) mengemukakan Metode penelitian


diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti maka
jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan variatif.
Menurut Sugiono (2012:86) menjelaskan bahwa Penelitian
Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik suatu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel lain.
Menurut Suharsimi
dasarnya

Ingin

arikunto (2010:4) Penelitian

menguji

kebenaran

dari

Verifikatif

suatu

hipotesis

pada
melalui

pengumpulan data dilapangan.


Dalam penelitian ini penelitian deskriptif dilakukan untuk
mengetahui gambaran resiko pembiayaan Musyarakah

Bank Muamalat

Cabang Ciamis dan gambaran mengenai profitabilitas bank Muamalat


Cabang Ciamis. Penelitian Verifikatif yang dilakukan yaitu dengan menguji
pengaruh resiko pembiayaan Musyarakah terhadap profitabilitas bank
Muamalat cabang Ciamis.
Berdasarkan

pendapat

diatas,

maka

dalam

penelitian

ini

menggunakan metode explanatory research. Hal ini berdasarkan pernyataan


Masri Singgarimbun dan Sofian Efendi (2006:5) mengemukakan bahwa
Explanatory
hubungan

Research

kausal

antara

merupakan

penelitian yang

variabel-variabel

34

yang

menjelaskan

melalui

pengujian

hipotesis. Dengan kata lain penelitian explanatory adalah penelitian untuk


menguji hipotesis antara variabel yang satu dengan yang lain.
Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif yaitu mengenai
resiko pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas. maka desain
penelitian yang digunakan adalah time series design.menurut sugiono
(2012:78) Time series design adalah desain penelitian yang bermaksud
untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan

suatu keadaan yang

menentu dan tidak konsisten.


3.2.2

Definisi Variabel
Kerlinger dalam Sugiono (2009:58) menyatakan bahwa Variabel
adalah konstruk (Construct) atau sifat yang akan dipelajari. Terdapat dua
Variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (dependen variable) dan
Variabel terikat (Dependent Variable).Variabel-variabel tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah resiko pembiayaan,
merupakan pembiayaan yang terjadi ketika pihak debitur (Mudharib)
karena

berbagai

sebab,

tidak

dapat

memnuhi

kewajiban

untuk

mengembalikan dana pembiayaan (Pinjaman).


Hal ini sesuai dengan definisi yang disampaikan oleh muhammad
(2009:310) Resiko Pembiayaan muncul manakala bank tidak dapat
memperoleh kembali tagihannya atas pinjaman yang diberikan atau
investasi yang sedang dilakukan.

35

2. Variabel Terikat (Y)


Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset atau disebut ROA.
Dendawijaya (2009:118), menyatakan bahwa :
ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba)
secara keseluruhan.semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut semakin baik pula posisi
bank tersebut dari segi penggunaan aset.
Secara lengkap Operasionalisasi Variabel.dalam penelitian ini dapat
terlihat dalam tabel ini
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel

Konsep

Variabel (X)

Resiko

Resiko
Pembiayaan
Musyarakah

Indikator
pembiayaan

Induk

Skala

Total Pembiayaan Bermasalah Musyarakah

Rasio

Musyarakah

Resiko Pembiayaan =

merupakan resiko yang

Total Pembiayaan Musyarakah

(SE BI.NO.9/24/DpBs Tgl 30 Oktober 2007)

terjadi akibat kegagalan


pihak

X100

lawan

(Counterparty)dalam
memenuhi
kewajibannya
Variabel (Y)

Profitabilitas
adalah

bank Return
sesuatu
36

On

Laba Sebelum Pajak & Zakat

Rasio

Profitabilitas

kemampuan

ROA =

bank Asset

untuk memperoleh laba

x100
Total Asset

yang dinyatakan dalam

(Dendawijaya 2009:118)

presentase h, Malayu

Sumber : Berdasarkan hasil pengolahan data dan berbagai referensi buku.

3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi
Sebuah penelitian selalu berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan
dan menganalisa suatu data, menentukan populasi merupakan langkah
yang penting.populasi adalah kelompok keseluruhan orang,peristiwa atau
sesuatu yang ingin diseldiki oleh peneliti. Menurut sugiono (2012:80)
mengemukakan bahw a Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terjadi

atas

objek

atau

subjek

yang mempunyai

kualitas

dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari


dan kemudian ditarik kesimpulannya.. berdasarkan pengertian diatas.
Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
tahunan publikasi bank muamalat cabang ciamisperiode 2008-2013
3.3.2

Sampel

37

Menurut Sugiono (2012:81) Sampel adalah bagian dari jumlah


dan

karakteristik

yang

dimiliki

oleh

populasi

tersebut.

Agar

memperoleh sampel yang repesentatif dari populasi , maka setiap subjek


dalam populasi diupayakan dalam memiliki peluang yang sama untuk
menjadi sampel.

Dalam penelitian ini tidak mungkin semua populasi

dapat penulis teliti,hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya,


keterbatasan biaya,keterbatasan tenaga,dan keterbatasan waktu yang
tersedia.
Maka dari itulah peneliti diperkenankan mengambil sebagian objek
populasi yang ditentukan.dengan catatan bagian yang diambil tersebut
mewakili yang lain yang tidak diteliti. Menurut sugiono (2012:81)
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada dalam populasi,misalnya dengan keterbatasan dana,tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sempel yang diambil
dari populasinya itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi , untuk itu
sampel dari populasi harus benar-benar representatif.
Berdasarkan pengertian diatas, maka yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan publikasi bank
Muamalat cabang Ciamis periode tahun 2008-2013 berupa laporan
neraca dan laporan laba rugi.
3.4

Sumber dan Teknik Pengumpulan Sampel

38

3.4.1

Sumber Data
Sumber data penelitian dapat diperoleh secara langsung (data
Primer), maupun secara tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan
dengan objek penelitian. Menurut sugiono (2009:137):
Sumber data penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder.sumber data primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data, dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber
data primer yang merupakan data yang diperoleh langsung kepada
pengumpul data.data primer yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah Laporan Keuangan bank muamalat cabang Ciamis periode
2008- 2012

3.4.2

Teknik Pengumpulan Data


Menurut

Sugiyono

(2009:402) Teknik

pengumpulan

data

merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan


utama dari penelitian adalah mendapatkan data berdasarkan sumber
datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan
sekunder.menurut Sugiyono (2009:402)sumber primer adalah sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul, dan sumber data

39

sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada


pengumpul data.
Menurut Sugiyono (2009:402) Jika dilihat dari segi cara atau
teknik

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat

digunakan dengan Observsasi (Pengamatan), Interview(Wawancara),


kuesioner(angket), dokumentasi dan penggabungan kempatnya. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi
dokumentasi. Studi dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh data dengan cara dokumentasi.yaitu mempelajari dokumen
yang berkaitan dengan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian.
Menurut Sugiyono (2009:422) Dokumen
peristiwa

yang sudah

Merupakan

catatan

berlaku. Dokumentasi dapat berbentuk

tulisan,gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.didalam


melaksanakan metode dokumentasi ini, peneliti menyelidiki arsip-arsip
tertulis seperti laporan keuangan perusahaan dan dokumen lain dalam
perusahaan yang relevan dengan kepentingan yang relevan dengan
kepentigan penelitian.
3.5

Teknik Analisis Data


Menurut Sugiyono (2012:207) Teknik

analisis

data

yang

digunakan adalah statistik deskriptif , yaitu statistik yang digunakan


untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu objek penelitian
melalui data sampel atau populasi.

40

Sesuai

dengan

metode

penelitian

yang

digunakan,

untuk

menghitung nilai pembiayaan Musyarakah( Variabel X) dan profitabilitas


(Variabel X) yaitu dengan mendeskripsikan setiap indikator-indikator
variabel tersebutdari hasil pengumpulan data yang didapat.adapun cara
untuk menghitung indikator dari setiap variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menghitung Resiko Pembiayaan Musyarakah
Untuk menghitung resiko pembiayaan Musyarakah digunakan
rumus sebagai berikut:
Total

Pembiayaan

Bermasalah

Musyarakah
Resiko Pembiayaan =
X100
Total Pembiayaan Musyarakah
(SE
BI.NO.9/24/DpBs

b. Menghitung Profitabilitas
Profitabilitas atau rentabilitas merupakan ukuran kemampuan
bankdalam meningkatkan labanya setiap periode atau untuk
mengukur tingkat efisiensi usaha dan keuntungan yang dicapai
bank yang bersangkutan.(menurut kashmir, 2010:52) ROA
(Return On Asset) menunjukan kemampuan perusahaan untuk
mencetak

keuntungan
41

dari

setiap

Rp

1 Asset

yang

digunakan.rasio

ini

menggambarkan

seberapa

efisien

operasional perusahaan dalam memanfaatkan aktivitasnya.


(Yusak Lesmana 2009:125)
Laba Sebelum Pajak
ROA =

x100
Total Aktiva

3.6

Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mencari jawaban dari inti
penelitian .Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu penelitian
dan dibutuhkan pengujian untuk membuktikan kebenarannya.Sesuai
dengan hipotesis yang telah diajukan bahwa Resiko Pembiayaan
Musyarakah

berpengaruh

terhadap

profitabilitas.

Dalam

proses

pengujiannya dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier


sederhana.

3.6.1

Analisis Regresi Linier Sederhana


Regresi Linier Sederhana pada hubungan fungsional ataupun
kausal satu variable independen dengan satu variable dependen.Karena ada
perbedaan yang mendasar dari analisis korelasi dan analisis regresi.
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah sebagai berikut :
42

Y = a + bX
(Riduwan & H Sunarto ,2011:97)
Dimana : Y = Subjek variable dependen yang diproyeksikan
a = Nilai Konstansa harga Y bila X= 0 (Harga Konstan)
b = Nilai arah / Koefisien sebagai Penentu ramalan
X = Subjek Variabel Independen.

Untuk mencari harga a & b dapat dicari dengan rumus berikut :


2
(Y)( X ) (X)(XY)

a=
n( X

) (X)

n(X Y ) (X)(Y)
b=
2
2
n( X ) (X)

3.6.2

Hipotesis Uji ( Uji-t)


Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya pengaruh antara resiko pembiayaan musyarakah terhadap
profitabilitas.Hubungan

tersebut

43

diukur

dengan

koefisien

regresi

(b).hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara trabel dengan t


hitung.

Dengan hipotesis statistic sebagai berikut :

H0 : = 0 , artinya resiko pembiayaan tidak berpengaruh terhadap


profitabilitas.
H0 : 0 , artinya resiko pembiayaan berpengaruh terhadap profitabilitas.
Rumus yang digunakan untuk uji t ini adalah sebagai berikut :
b
t =
Sb
(Sudjana, 2005:325)
Rumus untuk mencari sb :

Se
Sb =

( x)
n

Keterangan :
Se : Standar Error Pendugaan
n

: Ukuran Sampel

Sb : Nilai Kemiringan atau standar error kemiringan.


Selanjutnya harus digunakan distribusi student 1 dengan dk = (n-2),
berdasarkan kriteria :
Jika thitung t table ,maka H0 ditolak
44

Jika thitung t table ,maka H0 diterima

3.7

Tempat dan Waktu Penelitian

3.7.1

Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di bank muamalat cabang Ciamis

3.7.2

yang

bertempat di jalan MR Iwakusumasumantri no 9 Ciamis Jawa Barat.


Waktu Penelitian
Tabel 3.2
Agenda Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Antonio,

Muhammad Syafii. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik.

Jakarta :

45

Gema Insani
_______. Muhammad Syafii... 2000. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum.
Jakarta : Gema Insani
Arifin, Zainul. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta : Azkia
Publisher
Arikunto, Suharsimi.

2006.

Prosedur penelitian Suatu Pendekatan

Praktik.Jakarta :
Rineka Cipta
Dendawijaya,

Lukman.

2005.

Manajemen Perbankan.

Jakarta : Ghalia

Indonesia
Efendi, Sofian 2011. Metode Penelitian Survei :Pustaka LP3ES
Idroes. Ferry dan Sugiarto. 2006. Manajemen Resiko Perbankan. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Irhan Fahmi 2006.Analisis Investasi dalam Perspektif Ekonomi dan Politik.Jakarta
: Refika Aditama
Kashmir. 2003. Dasar-Dasr perbankan. Jakarta : PT Grafindo Persada
Mahmoedin 2002.Masalah Kredit Bermasalah, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Mahmoedin 2004, Kredit Bermasalah, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta : UPP AMP YKPN
Mulyono. Teguh Pudjo. 2000. Analisis Laporan Keuangan Bank. Jakarta :

46

Djambatan
Naja.Daeng. 2011.Akad Bank Syariah.Yogyakarta : Pustaka Yustisia
Nurhayati,Sri dan Wasilah. 2012. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta :
1. Salemba empat
Riduan, H Sunarto.2011.Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan,Sosial, Eko
:Alfabeta

Riyanto.Bambang.2001 Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.Yogyakarta :


Yayasan Badan Penerbit FE-UGM
SAK. No 106 th 2009
Sastradipoera, Komaruddin. 2004. Strategi Manajemen Bisnis Perbankan.
Bandung : Kapa Sigma
S. Munawir .2004Analisis Laporan KeuanganYogyakarta : Liberty
Sugiono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D : Alfabeta
Suharsimi arikunto 2010 Manajemen Penelitian :Rineka Cipta

Tampubolon,Manahan P.2004 Manajemen Operasional. Jakarta: Ghalia Indonesia


Teguh Pudjo Mulyono. 2000 Aplikasi Audit Manajemen dalam Industri Perbankan

47

PENGARUH RESIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH


TERHADAP PROFITABILITAS BANK ( STUDI KASUS PADA BANK
MUAMALAT INDONESIA CABANG CIAMIS)

USULAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Mengikuti Seminar Usulan Penelitian

Oleh,

GUNTARA PABIANSYAH
NIM 3403100082

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GALUH
2014

48

ABSTRAK

Guntara pabiansyah, NIM. 3403100082. Pengaruh Resiko Pembiayaan


Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank ( Studi Kasus pada Bank Muamalat
Cabang

Ciamis).

Dibawah

bimbingan

Ati

Rosliyati,S.E.,

M.M.,

Ak.

(Pembimbing I) dan Eva Faridah, S.E., M.Si. (Pembimbing II)


Setia Pembiayaan yang dilakukan setiap bank tentu mempunyai berbagai
resiko, terutama pembiayaan Musyarakah dalam bank syariah, dan hal ini akan
mempengaruhi terhadap profitabilitas terhadap bank itu sendiri.Penelitian ini
bertujuan

untuk

mengetahui

resiko

pembiayaan

Musyarakah

Terhadap

profitabilitas yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) terhadap


Frofitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA).Objek penelitian ini
adalah laporan keuangan tahunan bank muamalat cabang Ciamis periode tahun
2008-2013. Jenis penelitian yang diunakan adalah penelitian deskriptif

dan

penelitian verifikatif, dengan metode penelitian explanatory Research. Analisis


statistic yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan tingkat
signifikansi a = 5%.

49

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim
Penulis panjatkan puji dan syukur kepada ALLAH S.W.T. yang telah
memberikan kesempatan waktu,tenaga dan kemampuan yang diberikan-NYA
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal usulan penelitian ini dengan judul
PENGARUH

RESIKO

PEMBIAYAAN

MUSYARAKAH TERHADA

PROFITABILITAS BANK ( STUDI KASUS PADA BANK MUAMALAT


CABANG CIAMIS) yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada program Sarjana Strata 1 (S1). Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Ciamis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penyusunan proposal
seminar usulan penelitian ini masih banyak kekurangan,ataupun kesalahan
sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan, baik secara teknik penulisan maupun
substansi permasalahannya. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya saran
dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya kepada ALLAH S.W.T jualah penulis berharap,semoga proposal
usulan penelitian ini dapat memenuhi syarat untuk dapat melakukan penelitian di
tempat yang ditentukan.

Ciamis,

Juli

2014

Penulis

50

UCAPAN TERIMA KASIH

ii

Dalam penyusunan karya ilmiah ini banyak sekali hambatan dan rintangan
yang dialami penulis,namun dengan adanya bantuan serta dukungan dari berbagai
pihak dan pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Berhubungan dengan itu, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat ibu Ati Rosliyati,S.E.,
M.M.,

Ak.

Selaku

dosen

pembimbing

yang

telah

berkenan

membimbing,memotivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan karya


ilmiah ini ditengah-tengah kesibukannya. Kemudian kepada ibu Eva Faridah,
S.E., M.Si.selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bekal dan
tambahan ilmu serta bimbingan pada penulis.
Pada kesempatan Ini, Penulis mengucapkan Terima kasih Kepada :
1. ALLAH S.W.T dan RasulNYA
2. Bunda , Ayah,Paman, Bibi, yang telah memberikan dukungan moril dan
materi, semangat dan doanya kepada penulis.
3. Rektor Universitas Galuh Ciamis
4. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Ciamis
5. Eva Faridah, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Program Akuntansi
Universitas Galuh Ciamis
6. Bapak / Ibu segenap Dosen Program studi Akuntansi, fakultas ekonomi
yang telah memberikan semangat selama penulis mengikuti perkuliahan.
7. Branch Manager, Bank Muamalat Cabang Ciamis yang telah memberikan
izin untuk melakukan penelitian di Bank Muamalat Cabang Ciamis.
8. Teman-teman seperjuangan FE Akuntansi angkatan 2010-2011

51

9. Sahabat-sahabat LDKRM, akh Irfan Taufik hidayat,Alan Maulana,ujang


dadang,Ajun,

Yayan,

Misbah,Diki,

Suganda,Hasan.

Yang

telah

memberikan semangat dan doanya kepada penulis.


10. Segenap Rekan,Kerabat serta pihak lain yang tidak mingkin penulis
sebutkan satu persatu terimakasih atas bantuan dan doanya kepada
penulis.
Akhirnya natas segala Doa, Dorongan moril dan materil dari bapak, ibu
seta rekan-rekan seperjuangan,semoga ALLAH S.W.T memberikan
balasan yang berlipat ganda atas segala iii
kebaikan dan bantuan yang telah
diberikan kepada penulis.

Ciamis,Februa
ri 2014

Penulis

52

DAFTAR ISI

ii iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar

Belakang

Masalah..
1.2

Identifikasi

..

dan

Rumusan

Masalah...........

1.2.1

Identifikasi

Masalah.......................................................

Rumusan

masalah.......................................................

.. 8
1.2.2
.

1.3

Tujuan

Penelitian

1.4.1

dan

Manfaat

Tujuan

Penelitian. 8
1.4.2

Manfaat

Penelitian

.. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

53

2.1 Kajian
Pustaka.
10
2.1
Pembiayaan.
10
2.1.1.1

Pengertian

Pembiayaan..

10

2.2 Pembiayaan Musyarakah


2.2.1
..

Pengertian Pembiayaan Musyarakah.


11

2.2.2

Jenis-jenis

Musyarakah

12

2.2.3

Manfaat

Musyarakah
2.2.4
Musyarakah

Ketentuan

UmumAkad

Pembiayaan

15

........

Pembiayaan

14

2.3

2.3.1

pembiayaan

Analisis

Pembiayaan

17

Tujuan Analisis Pembiayaan .


17
2.4

..... 19

54

Resiko

Pembiayaan.

2.4.1
..

Pengertian

Resiko

Pembiayaan..

19
2.5

Resiko

Musyarakah
v

Pembiayaan

20
2.6

Profitabilitas 21
2.6.1

Pengertian

Profitabilitas 21
2.6.2

Manfaat

Profitabilitas 21
2.6.3

Metode

Penilaian

Profitabilitas

Bank 22
2.2

Kerangka

Pemikiran.

27

2.3
Hipotesis
30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Objek

Penelitian... 31
3.2

Metode

..

Penelitian

dan

31

55

Operasionalisasi

Variabel.

3.2.1

Metode

yang

Digunakan 32
3.2.2

Definisi

Variabel 33
3.2.3

Operasionalisasi

Variabel 34
3.3

Populasi

dan

Sampel. 35
3.3.1
Populasi 35
3.3.2
Sampel.. 35
3.4

Sumber

dan

Teknik

Pengumpulan

Sampel. . 36
3.4.1

Sumber

Data.

Teknik

pengumpulan

.. 36
3.4.2
data.
3.5

37

Teknik

analisis

data..

38

3.6

Pengujian

Hipotesis

56

39

3.6.1
Sederhana..

Analisis

Regresi

40

3.6.2

Hipotesis

Uji

(uji

. 41
dan

3.7 Tempat

Linier

Penelitian..
3.7.1Tempat

t)
Waktu

42
Penelitian

vi

.
3.7.2

Waktu

42

Penelitian

42

DAFTAR
PUSTAKA. 43

57

vii

DAFTAR GAMBAR
Gambar

2.1

Skema

Prinsip

Al

Musyarakah
16
Gambar

2.2

Pemikiran.
30

58

Kerangka

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1

viii

Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Musyarakah Bermasalah

Bank Muamalat
Indonesia

Cabang

Ciamis. 3
Tabel 1.1 Data Perkembangan Return On Asset
(ROA)

Bank

2012...
Tabel

2.1

Tabel

.
Tabel

Muamalat

ciamis

tahun

Kriteria

Kesehatan

ROA..

25

3.1

Operasionalisasi

Variabel..
Tabel

cabang

34

3.3

Jadwal

Penelitian..

59

42

ix

PENGARUH RESIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH


TERHADAP PROFITABILITAS BANK ( STUDI KASUS PADA BANK
MUAMALAT INDONESIA CABANG CIAMIS)

Oleh,
GUNTARA PABIANSYAH
NIM 3403100082

Disetujui oleh Pembimbing


Tanggal _____6 Mei 2014______

60

Pembimbing I,
Program Studi,

Ketua

Ati Rosliyati, S.E., M.M.,Ak


Faridah,S.E., M.Si.

Eva

NIK. 03.3112770074
03.3112770073

NIK

61

Anda mungkin juga menyukai