Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU

YANG BERKELANJUTAN
(90 menit)

I.

PENDAHULUAN
A.

Dasar Pemikiran
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen,
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru, Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru
Dalam Jabatan, maka diperlukan rambu-rambu bimbingan teknis bagi guru
untuk pengembangan profesionalisme yang berkelanjutan.
Akhir-akhir ini banyak pihak menyatakan bahwa kualitas guru kita rendah,
kesejahteraan yang diterima guru kurang memadai, dan diskriminasi status
guru. Apakah pekerjaan yang disandang guru suatu profesi? Padahal guru
mengemban tugas sebagaimana dinyatakan dalam pasal 39 Ayat 1 UUSPN
Tahun 2003 bahwa: Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan
teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Ayat 2.
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran,melakukan pembimbingan dan
pelatihan........
Guru di lapangan dewasa ini juga banyak yang kurang aktif dan kreatif dalam
inovasi pendidikan, pengembangan kurikulum dan silabus. Dengan demikian
perlu dilakukan pengembangan profesi secara terus-menerus atau
pengembangan profesi secara berkelanjutan.

Pengertian Profesi Kependidikan

1.

1. Pengertian Secara Umum


a.

Profesi mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan


berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik, dan prosedur berlandaskan
inteltualitas (Volmer & Mills, 1966, Cully, 1969).

b.

Profesi sebagai spesialisasi dari jabatan intelektual yang diperoleh


melalui studi dan training, bertujuan menciptakan ketrampilan,
pekerjaan yang bernilai tinggi, sehingga ketrampilan dan pekerjaan itu
diminati, disenangi oleh orang lain, dan dia dapat melakukan pekerjaan
itu dengan mendapat imbalan berupa bayaran, upah, dan gaji (Sagala,
2000).

2. Syarat-Syarat Guru Profesional


a.

Guru harus memiliki berbagai ketrampilan, kemampuan khusus,


mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru .
b.
Guru profesional selalu mengembangkan dirinya terhadap
pengetahuan dan mendalami keahliannya.
c. Guru profesional harus rajin membaca literatur.
3. Guru Profesional Sebagai Komunikator dan Fasilitator
Di dalam kelas guru berperan sebagai komunikator dan guru sebagai
fasilitator memiliki peran memfasilitasi siswa untuk belajar secara
maksimal dengan menggunakan berbagai strategi/metode, media, dan
sumber belajar. Dalam proses pembelajaran siswa sebagai titik sentral
belajar, siswa yang lebih aktif, mencari dan memecahkan permasalahan
belajar, dan guru membantu kesulitam siswa yang mendapat hambatan,
kesulitan dalam memahami, dan memcahkan permasalahan.
4. Cakupan Pengembangan Profesi
Cakupan pengembangan profesi guru mencakup empat bidang, yaitu:
a. kompetensi pedagogik
b. kompetensi kepribadian
c. kompetensi sosial
d. kompetensi profesional.
Keempat kemampuan itu menjadi tolok ukur profesionalisme guru, dan
apabila salah satu komponen atau sub-komponen kurang/tidak sesuai
dengan kebutuhan lapangan, maka perlu dilakukan pengembangan profesi.

II.

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU


(Permendiknas No 16 Tahun 2007)

1.

Kualifikasi Akademik Guru


2.

Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs


Guru pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan, minimum D-IV atau sarjana S1
program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu,
dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
3. Kualifikasi Akademik guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan.
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk diangkat sebagai guru
dalam bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan
diperguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan.
Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seorang yang memiliki keahlian tanpa
ijazah dilakuakan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk
melaksanakannya.

a.

Standar Kompetensi Guru


Standar kompentensi guru dikembangkan secara utuh dari empat
kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional.
Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang
dikembankan menjadi kompetensi guru mata pelajaran pada SMP/MTs

Kompetensi inti guru (SMP/MTs)


Kompetensi Pedagogik, mencakup:
1.
menguasai karakteristik peserta didik dan aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
2.
menguasai teori belajar dan priinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
3.
mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran
yang diampu.
4.
menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5.
6.
7.
8.
9.
10.

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk


kepentingan pembelajaran.
memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
berkomunikasi secara efektif, emperik, dan santun dengan
peserta didik.
menyelenggarakan penilaian dan evaluasi, proses dan hasil
belajar.
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
melakukan tindakan reflektif untuk kepentingan kualitas
pebelajaran

Kompetensi Kepribadian
1.
2.
3.
4.
5.

bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan


kebudayaan nasional Indonesia.
menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,
dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa.
menunjukkan etos keja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri.
menjunjung tingi profesi guru.

Kompetensi Sosial, mencakup:


1. bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskrimintif, karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondoisi fisdik, latar
belakang keluarga, dan status ekonomi,
2. bekomunikasi secara efektif empati, dan satun dengan sesama
penddidik, tebnaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3. beradaptasi ditempat tugas di seluruh wilayah Indonesia yang
memiliki keragaman sosial budaya.
4. berkomunikasi dengan komuniats profesi sendiri, dan profesi lain
secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

Kompetensi Profesional
1. menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan, yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2. menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
yang diampu.
3. mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif, termasuk di dalamnya melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk peningkatan keprofesionalan
(termasuk guru mata pelajaran). PTK lebih bermanfaat untuk
meningkatkan profesi guru dan waktu pelaksanaannya relatif cepat
dibanding dengan penelitian konvensional.
5. memanfaatkan teknologi informasi untuk mengenbangkan diri.

III. Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan


(Permendiknas No 18 Tahun 2007)
Pasal 1
(1) sertifikasi guru dalam jabatan adalah proses pemberisn sertifikat pendidik
dalam jabatan.
(2) sertifikasi sebagaimana dimaksud apada ayat (1) dapat diikuti oleh guru
dalam jabatan yang telah memliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau
D-IV
(3) sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh
Menteri Pendidikan Nasional.

Pasal 2
(1) Sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk
memperoleh serrtifikat pendidik.
(2) Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
bentuk penilaian portofolio.

(3) Penilaian portofolio sebagaimana dimaksud apad ayat (2) merupakan


pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian,
terhadap kumpulan dokumen yang dideskripsikan :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

(4)
(5)

(6)
(7)
(8)

kualifikasi akademik;
pendidikan dan pelatihan;
pengalaman mengajar;
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;
penilaian dari atasan dan pengawas;
prestasi akademik;
karya pengembangan profesi;
keikutsertaan dalam forum ilmiah.
Pengalaman organisasi dibidang kependidikan dan sosial; dan
Penhargaan yang relevandenganh bidang pendidikan.
Guru dalam jabatan yang lulus penilaian portofolio sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) mendapat sertifikat pendidik.
Guru dalam jabatan yang tidak lulus penilaian portofolio dapat:
a. melakukan kegiatan-kegiatan untuk melengapi dokumen portofolio
agar mencapai nilai lulus;
b. mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru yang diakhiri dengan
ujian;
Sesuai persyaratan yang ditentukan oleh perguruan tinggi penyelenggara
sertifikasi.
Ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf (b) mencakup kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Guru dalam jabatan yang lulus pendidikan dan latihan profesi guru
sebagaimana dimaksud apada ayat (5) huruf (b) mendapat sertifikat
pendidik.
Guru dalam jabatan yang belum lulus pendidikan dan pelatihan profesi
guru sebagaimana dimaksud ayat (5) huruf (b) diberi kesempatan untuk
mengulang ujian materi pendidikan dan pelatihan yang belum lulus.

Pasal 6
(1) Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh pemerintah Daerah yang
telah memiliki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari Departemen
Pendidikan Nasional, dan melaksanakan beban keja guru sekurangkurangnya 24 jam tatap muka dalam satu minggu berhak atas tunjangan
6

(2)

(3)

(4)

(7)

profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang dibayarkan melalui
Dana Alokasi Umum terhitung mulai bulan Januari pada tahun berikutnya
setelah memperoleh ssertifikat pendidik.
Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Pemerintah yang telah
memiliki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari Depatemen
Pendidikan Nasional, dan melaksanakan beban kerja guru sekurangkurangnya 24 jam tatap muka dalam satu minggu berhak atas tunjangan
profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang dibayarkan melalui
APBN terhitung mulai bulan Januari pada tahun berikutnya, setelah
memperoleh sertifikat pendidik.
Guru Non Pegawai Negeri Sipil, yang diangkat oleh badan hukum
penyelenggara pendidikan yang telah memiliki sertifikat pendidik, nomor
registrasi guru dari Departemen Pendidikan Nasional, dan melaksanakan
sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dalam satu minggu berhak atas
tunjangan profesi pendidik setara dengan satu kali gaji pokok guru PNS
yang dibayarkan melalui Dana Dekonsentrasi terhitung mulai bulan
Januari pada tahun berikutnya, setelah memperoleh sertifikat pendidik.
Guru yang melaksanakan beban kerja diluar ketentuan sebagaimana
dimaksud apada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) memperoleh tunjangan
profesi setelah mendapat persetujuan tetulis dari Menteri Pendidikan
Nasional atau Pejabat yang ditunjuk
Guru yang terdaftar sebagai calon peserta sertifikasi guru pada tahun 2006
dan telah memiliki sertifikat pendidik dan nomor registrasi guru dari
Departemen Pendidikan Nasional sebelum Oktober 2007 memperoleh
tunjangan profesi pendidik terhitung mulai 1 Oktober 2007.

IV. Cara Pengembangan Profesionalisme Guru


Pengembangan profesionalisme guru diarahkan untuk penguatan
kompetensi guru
berdasarkan standar kompetensi guru, (pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional). Cara pengembangan profesi dapat
dilakukan melalui (antara lain):
a. forum MGMP
b. semnar/workshop
c. penerbitan majalah ilmiah
d. lesson study
e. pelatihan
f. studi lanjut

Keempat kompetensi tersebut (pedagogik, kepribadian, sosial, dan


profesional) perlu dilakukan secara terus-menerus atau berkelanjutan agar
profesionelisme guru terus meningkat.
Bila dalam pelaksanaan pengembangan profesi tersebut menghadapi kendala,
diperlukan adanya pendampingan atau advokasi (Perlindungan Hukum) agar
para guru mendapatkan kemudahan untuk mengembangkan profesinya.

Anda mungkin juga menyukai