YODIUM (GAKY)
(ANALISIS JURNAL Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian GAKY
pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi)
MAKALAH
Oleh:
Gizi Masyarakat Kelas A
Kelompok 4
Dwi Aulia R.
142110101001
142110101016
Nur Rofiko
142110101067
Adi Purwanto
142110101081
Luthfiya Tyas
142110101101
Izzania O.
142110101125
Faik Hotul
142110101162
Ardi N. R.
142110101177
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayahNya yang telah
dilimpahkan, sehingga kami dapat menyelesaikan
Gizi
Masyarakat
2. Semua pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangung sangat diharapkan. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
1. 2
1. 3
Tujuan ...................................................................................................... 2
iii
4.2
Kesimpulan ......................................................................................... 21
4.3
Saran .................................................................................................... 22
iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan
salah satu masalah kesehatan gizi yang ada di Indonesia. Gangguan akibat
kekurangan yodium dapat disebabkan karena defisiensi yodium dan atau faktor
lain, seperti konsumsi zat goitrogenik yang tinggi. Asupan yodium dan zat
goitrogenik berhubungan dengan tingkat konsumsi makanan (Madanijah, 2007).
Dalam tubuh manusia Yodium diperlukan untuk membentuk hormon tiroksin
yang diperlukan oleh tubuh untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan
mulai dari janin sampai dewasa. Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat
dialam, baik ditanah, di tumbuhan maupun diair merupakan zat gizi mikro yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup. GAKY dapat
menyerang siapa saja baik wanita, pria, anak-anak, dewasa maupun orangtua yang
tinggal di daerah kekurangan yodium.
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) merupakan masalah
kesehatan gizi yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius.
Tercatat ada 130 negara di dunia yang mengalami masalah GAKY (WHO, 2001).
Survei Nasional Pemetaan GAKY di seluruh Indonesia pada Tahun 1998
ditemukan 33 % kecamatan di Indonesia masuk kategori endemik, 21% endemik
ringan, 5% endemik sedang dan 7% endemik berat (Depkes, 2003). Angka
prevalensi kejadian gondok di Indonesia dari 9,8% pada tahun 1998 menjadi
11,1% pada tahun 2006. Prevalensi GAKY pada anak sekolah dasar secara
nasional pada Tahun 1990 sebesar 27,7 %, terjadi penurunan menjadi 9, 3 % pada
Tahun 1998. Namun pada Tahun 2003 kembali meningkat menjadi 11,1 % (Tim
Penanggulangan GAKY Pusat, 2005).
Masalah GAKY merupakan masalah yang sangat serius karena dampaknya
secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
dan kualitas sumber daya manusia. Dampak GAKY terhadap siklus hidup
manusia dimulai sejak dalam kandungan, bayi, anak sekolah, remaja dan orang
dewasa.
gangguan perkembangan
mengetahui
faktor-faktor
determinan
yang
mempengaruhi
2.1 GAKY
Gangguan Akibat Kurang Yodium atau GAKY adalah sekumpulan gejala
yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus
menerus dalam jangka waktu cukup lama (Hetzel, 1989). GAKY adalah
serangkaian efek kekurangan yodium pada tubuh kembang manusia. Menurut
Depkes RI tahun 2004, GAKY merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang serius karena mengakibatkan dampak yang mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang mencakup tiga aspek
yaitu perkembangan kecerdasan, sosial, dan ekonomi.
Salah satu manifestasi gambaran penyakit kekurangan gizi yodium yang
menonjol ialah pembesaran kelenjar gondok (Glandula thyroides). Manifestasi
tersebut sering disebut sebagai penyakit gondok oleh masyarakat umu. Sedangkan
nama ilmiahnya adalah Struma Simplex. Penyakit gondok terjadi karena terdapat
endemik di wilayah-wilayah tertentu yang kekurangan yodium dan disebut
dengan Endemik Goitre.
Dahulu kala keadaan endemik tersebut dianggap identik dengan defisiensi
yodium. Seiring perkembangan jaman, diketahui bahwa defisiensi yodium juga
mengakibatkan gambaran klinik lain. Beberapa gambaran klinik yang dianggap
merupakan akibat dari defisiensi yodium adalah gondok endemik, hambatan
pertumbuhan fiisik dan mental (kretinism), hambatan neuromotor, dan kondisi tuli
disertai bisu (deaf mutism). Sehingga defisiensi yodium memiliki pengertian yang
lebih luas. GAKY atau Iodine Deficiency Diseases (IDD) adalah sekumpulan
gambaran klinik yang terjadi karena adanya kondisi kekurangan zat gizi yodium
(Sediaoetomo, 2010).
2.2 Prevalensi GAKY
Gangguan akibat kurang yodium masih merupakan salah satu masalah gizi mikro
di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2013
prevalensi GAKY di
pada tahun 2003 (kecuali di Naggroe Aceh Darussalam dan Papua), didapatkan
8,8% kabupaten / kota endemik berat, 12,2% kabupaten / kota endemik sedang,
35,7% endemik ringan, dan 43,3% termasuk non endemik. Walupun terjadi
penurunan yang berarti, GAKY masih menjadi masalah kesehatan masyarakat,
karena secara umum prevalensinya masih di atas 5%. Hasil survei prevalensi dan
pemetaan GAKY tahun 1980 TGR mencapai 27,7%, dan tahun 1998 turun
menjadi 9,8% serta proporsi rumah tangga yg mengkonsumsi garam beryodium
dgn kadar cukup hanya 62,1% (Almatsier, 2010).
2.3 Faktor Penyebab GAKY
dasar
terhadap
terjadinya
GAKY
mengacu
kepada
dalam
tubuh
yang
mungkin
diturunkan
sehingga
BAB 3 PEMBAHASAN
10
11
apakah jenis makanan dan garam yang dikonsumsi setiap hari memenuhi
kebutuhan yodium dalam tubuh, sehingga dapat disimpulkan bahwa
secara tidak langsung pendapatan per kapita mempengaruhi keputusan
dalam mengkonsumsi makanan dan garam beryodium yang dapat
menjadi faktor penyebab muncul atau tidaknya GAKY.
Sebagian besar orang tua responden yang diteliti memiliki
pendapatan dibawah upah minimum reguler Kabupaten Ngawi.
Berdasarkan hasil penelitian melalui penghitungan statistik pendapatan
per kapita keluarga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian
GAKY.
3.2.2.3 Pengetahuan Pengolahan Makanan
Sebagian besar orang tua responden memiliki pengetahuan
pengolahan makanan dalam level sedang. Pengetahuan tentang
pengolahan makanan dapat membentuk kebiasaan seseorang dalam hal
memilih jenis bahan makanan yang bergizi dan cara pengolahan makanan
yang tepat. Sehingga dapat mempengaruhi konsumsi zat yodium seharihari pada seseorang. Pengetahuan terbentuk dari informasi dan
pendidikan yang dimiiki seseorang (Anonim, 2000). Penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua responden masih memiliki
pengetahuan yang sedikit mengenai bahan bahan makanan yang
mengandung yodium dan bahan makanan yang dapat menghambat
penyerapan yodium. Berdasarkan hasil penelitian melalui penghitungan
statistik diketahui bahwa kejadian GAKY dipengaruhi secara signifikan
oleh pengetahuan tentang pengolahan makanan.
3.2.2.4 Praktek Penggunaan Garam
Hasil analisis menunjukkan suatu hubungan yang negatif, semua
responden yang memiliki tingkatan gondok yang tinggi ternyata
penggunaan garamnya termasuk dalam kategori rendah yaitu tidak
mengandung yodium. Orang tua responden belum dapat membedakan
mana garam yang mengandung yodium dan tidak mengandung yodium.
Rata-rata orang tua responden juga tidak mengetahui ciri fisik dari garam
12
kebiasaan
mengkonsumsi
makanan
yang
dapat
bahan
makanan
yang
mengandung
zat
goitrogenik.
13
makanan yang dimakan setiap hari akan menyebabkan zat yodium dalam
tubuh tidak berguna, karena zat goitrogenik tersebut menghambat
absorbsi dan metabolisme mineral yodium yang telah masuk ke dalam
tubuh.
3.2.2.6 Pola Konsumsi Bahan Makanan yang Mengandung Yodium
Faktor penyebab terjadinya GAKY selain tingkat konsumsi zat
goitrogenik yang tinggi adalah tingkat konsumsi bahan makanan yang
mengandung yodium rendah. Berdasarkan conceptual framework yang
dikeluarkan oleh UNICEF pada tahun 1990, pola konsumsi bahan
makanan beryodium rendah merupakan underlying cause yang akan
mempengaruhi immediate cause yaitu asupan yodium dalam tubuh
sehingga menyebabkan manifestasi GAKY. Berdasarkan hasil penelitian
pada jurnal, diketahui bahwa pola bahan makanan yang mengandung
yodium terutama ikan pindang dan udang mempengaruhi secara
signifikan terhadap kejadian GAKY.
3.2.2.7 Penggunaan Garam
Sebagian besar orang tua responden sudah menggunakan garam
yang
cukup
beryodium.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
14
faktor risiko yang ada dan saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga apabila
ditinjau per faktor hasilnya bisa saja menunjukkan bahwa faktor tersebut tidak
signifikan terhadap kejadian GAKY.
15
16
BAB 4 PENUTUP
2.
modul
Peningkatan
Konsumsi
Garam
Beryodium
17
dan
pehamanan
serta
peningkatan
komitmen
upaya
18
yodisasi
serta
akan
pentingnya
garam
beryodium
dalam
upaya
19
biaya
operasional
yang
tinggi.
Kemudian
setelah
20
4.2 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Faktor determinan yang mempengaruhi GAKY berdasarkan junal
Hariyanti dan Indrawati (2013) dibedakan menjadi faktor internal dan
faktor eksternal.
2. Beberapa faktor dalam jurnal Hariyanti dan Indrawati (2013) tidak
signifikan terhadap terjadinya GAKY karena terdapat berbagai faktor
eksternal
lain
yang
merupakan
penyebab
dasar
yang
dapat
21
4.3 Saran
1. Untuk melengkapi informasi dan pengetahuan lebih mengenai faktor
determinan terjadinya GAKY diharapkan membaca lebih banyak sumber
dan literatur terkait.
2. Perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai hubungan anata faktor
determinan yang ada terhadap terjadinya GAKY
22
DAFTAR PUSTAKA
23