Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KEGIATAN

DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS KOTA


KABUPATEN BANTAENG
PERIODE DESEMBER 2015 MARET 2015

UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN


MELAKUKAN KUNJUNGAN RUMAH UNTUK PEMERIKSAAN
JENTIK BERKALA DI KELURAHAN
A. Latar Belakang
Dengue adalah penyakit virus mosquito borne yang persebarannya paling
cepat. Dalam lima puluh tahun terakhir, insidensi penyakit meningkat tiga puluh
kali dan menyebar secara geografis ke negara yang sebelumnya belum terjangkit..
Dari 2,5 miliar orang yang beresiko tertular, sekitar 1,8 miliar tinggal di negaranegara Asia Tenggara dan regio Pasifik Barat.1,3,4 Negara yang memiliki
kerentanan terhadap serangan endemis dengue antara lain Indonesia, Malaysia,
Thailand dan Timor Leste. Hal ini disebabkan karena cuaca yang tropis dan masih
merupakan area equatorial dimana Aedes aegepty menyebar di seluruh daerah
tersebut.
Pada tahun 2009, kasus Demam Berdarah di wilayah Indonesia mencapai
150 juta kasus yang mana hal ini menempatkan Indonesia menjadi negara dengan
kasus DBD tertinggi di ASEAN. DBD disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Laju perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang cukup cepat merupakan
salah satu penyebab penyakit DBD di Indonesia sulit diberantasNyamuk
seringkali berkembang biak di tempat penampungan

air seperti bak mandi,

tempayan, drum, barang bekas, pot tanaman air dan lain sebagainya. Oleh karena
itu, untuk mengantisipasi segala dampak yang bisa ditimbulkan nyamuk,
masyarakat umum perlu mengetahui jenis, kehidupan, permasalahan yang
disebabkan oleh nyamuk bahkan pengetahuan mengenai kepadatan jentik nyamuk

sebagai langkah awal pencegahan terhadap dampak buruk akibat serangga


(khususnya nyamuk) bagi kesehatan. Kegiatan pemantauan jentik nyamuk untuk
mengetahui kepadatan jentik merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan
guna menurunkan kejadian penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Dengan
berbekal pengetahuan inilah masyarakat secara mandiri dapat melakukan upaya
pengendalian jentik nyamuk.
B. Permasalahan Di Masyarakat
Menurut data WHO 1955-2007, didapatkan lima puluh juta infeksi
Dengue setiap tahunnya dan terdapat 2,5 miliar orang yang hidup di negara
endemis. Insiden demam berdarah dengue di Indonesia termasuk tinggi. Jumlah
penderita pada tahun 2004 periode Januari-April di 188 kabupaten/kota dari 12
provinsi sebanyak 53.719 kasus, 590 diantaranya meninggal dunia. Adapun ke 12
provinsi tersebut adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Banten, DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi
Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Depkes RI, 2006).
Kasus demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Kota masih
merupakan permasalahan yang jelas. Hal ini terlihat dengan jumlah penderita
DBD yang terkesan meningkat di musim pancaroba maupun di musim hujan, baik
yang rawat jalan maupun rawat inap. Insiden tertinggi yakni anak-anak. Sanitasi
lingkungan yang tidak memadai dan daya tahan tubuh yang rendah saat musim
hujan terutama pada anak-anak masih menjadi salah satu penyebab tingginya
kunjungan pasien DBD di wilayah kerja Puskesmas Kota Kabupaten Bantaeng.
C. Pemilihan Intervensi
Oleh karena permasalahan yang terjadi diatas, maka diadakan kegiatan
intervensi DBD dengan melakukan kunjungan rumah untuk melakukan
pemeriksaan jentik pada beberapa rumah warga yang positif terkena penyakit
DBD dan disekitarnya.

D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilakukan dengan kunjungan rumah di Kelurahan Palantikang
pada tanggal 22 Agustus 2015. Dokter dan Pegawai Puskesmas bagian kesling
menilai dari tampungan air dari rumah apakah terdapat jentik atau tidak.
Kunjungan ini disertai dengan penyuluhan mengenai demam berdarah dengue,
edukasi cara pembersihan tampungan air, dan cara mencegah demam berdarah
secara umum.
E. Evaluasi
Seluruh rumah yang dikunjungi mendapat antusias baik dari warga bahkan
warga dengan semangat mendapatkan edukasi tentang penyakit demam berdarah
dan penvegahannya. Dari hasil pantauan 30 rumah yang dikunjungi, 16 rumah
diantaranya didapatkan jentik nyamuk pada penampungan air. Warga juga
mendapatkan edukasi tentang penggunaan bubuk abate dan koperatif untuk tindak
lanjut pencegahan penyakit demam berdarah, seperti fogging. Hal ini
membuktikan bahwa warga sadar akan pentingnya mencegah penyakit DBD.

Peserta,

Pendamping,

dr. Aisyah Muhrini Sofyan

dr. Rezy Friyana


NIP.

Anda mungkin juga menyukai