Anda di halaman 1dari 3

Krisis ekonomi global yang menyebabkan jatuhnya saham dunia .

Ini adalah penyebab melemahkan


itu berbagi di BEI , termasuk otomotif sektor . BEI memiliki beberapa indeks saham sebagai indikator
pergerakan harga saham , salah satunya adalah indeks Kompas 100 Index ini merupakan sekitar 7080 persen nilai total kapitalisasi pasar saham di BEI . Namun, itu bisa berbeda dengan indeks
lainnya , sehingga perlu untuk mengukur kinerja masing-masing perusahaan dengan menggunakan
metode Economic Value Added ( EVA ) . EVA digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan berbasis
nilai . nilai tambah akan membuat, jika saldo laba lebih dari biaya modal . Dari dua perusahaan
dianalisis selama periode 2007 2008 , hanya ada satu dari perusahaan telah peningkatan kinerja
pada tahun 2008 , yaitu PT Multistrada Arah Sarana Tbk , ini berarti perusahaan telah ekspektasi
investor diisi . Berbeda dari PT Multistrada , PT Gajah Tunggal pada tahun 2008 mengalami
penurunan kinerja . Pada 2007 memiliki nilai positif dari EVA , tetapi pada 2008 nilai EVA turun ke
negatif . Hal ini terjadi karena kerugian mati sebagai akibat dari krisis ekonomi global. Bagi
perusahaan yang memberikan nilai negatif , lebih baik mencari tahu strategi yang lebih sehingga
dapat membuat kenaikan laba mereka dan juga untuk mendorong biaya modal dengan memilih
struktur modal terendah . Selain itu , perusahaan juga harus menghapus kegiatan yang dapat
menyebabkan nilai perusahaan menjadi kurang .
Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan berbagai metode . Secara umum ,
yang paling banyak digunakan adalah metode analisis rasio keuangan . Metode analisis
rasio keuangan tidak memperhatikan biaya modal , sehingga untuk mengatasi
kelemahan ini menciptakan metode pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan
metode nilai tambah , yaitu nilai tambah ekonomi ( EVA ) dan metode nilai tambah pasar
( MVA ) . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan PT JapfaComfeed
Indonesia Tbk . dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk menggunakan economic value
added ( EVA ) dan nilai pasar tambah metode ( MVA ) , serta untuk membandingkan
kinerja keuangan kedua perusahaan menggunakan nilai tambah ekonomi ( EVA ) metode
dan nilai pasar (MVA ) metode .
Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif menggunakan perhitungan
method.This analisis kuantitatif yang didalamnya terdapat nilai tambah ekonomis ( EVA )
dan nilai pasar (MVA ) . Data ini berasal dari laporan keuangan konsolidasi . Data yang
digunakan untuk menghitung EVA meliputi beban bunga , biaya modal , suku bunga dan
indeks saham SBI . Adapun perhitungan MVA , data yang digunakan adalah jumlah
saham yang beredar , harga penutupan saham dan nilai buku saham

Era globalisasi menuntut perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar


mampu menghasilkan produk berkualitas yang mampu bersaing dengan produkproduk lain. Hal ini bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, perluasan
usaha dan diversifikasi produk. Untuk menarik investor, perusahaan harus mampu
menunjukkan kinerja keuangan yang baik. Karena investor hanya akan berinvestasi
atau membeli saham pada perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik. Investor
terlebih dahulu melakukan analisis dan mempertimbangkan apakah kinerja
keuangan perusahaan tertentu baik atau tidak, sehingga modal yang diinvestasikan
cukup aman dan mendapatkan tingkat

pengembalian (rate of return)yang

menguntungkan.
Metode yang telah banyak digunakan untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan adalah dengan menggunakan rasio keuangan. Perhitungan rasio
keuangan ini dapat dengan mudah dilakukan, namun kelemahan metode ini adalah
tidak dapat mengukur kinerja perusahaan dari sisi nilai perusahaan. Rasio keuangan
hanya mengukur tingkat profibiltas, likuiditas dan solvabilitas perusahaan (Sugiono,
2009). Konsep economic Value Added atau EVA dapat melengkapi analisis rasio
keuangan karena dapat mengukur kinerja secara tepat dengan memperhatikan
sepenuhnya kepentingan dan harapan penyedia dana (kreditur dan pemegang
saham). Dengan konsep ini dapat diketahui berapa sebenarnya biaya yang harus
dikeluarkan sehubungan dengan penggunaan modal usaha perusahaan.
Penerapan konsep EVA dalam suatu perusahaan akan membuat perusahan
lebih memfokuskan perhatian pada penciptaan nilai perusahaan. Hal ini merupakan
keunggulan EVA dibandingkan dengan metode perhitungan yang lain. Selain itu
keunggulan EVA yang lain adalah EVA dapat dipergunakan tanpa memerlukan data
pembanding sebagaimana halnya rasio keuangan. Penggunaan EVA dapat dijadikan
acuan mengingat EVA memberikan informasi dalam hal biaya modal sebagai
kompensasi atas dana yang digunakan untuk membiayai investasi tersebut.
Selain

konsep

EVA,

penilaian

kinerja

perusahaan

juga

dapat

dilakukandengan konsep MVA. Menurut Sartono (2001), tujuan utama perusahaan


adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Selain memberi manfaat
bagi pemegang saham, tujuan ini juga menjamin sumber daya perusahaan yang
langka dialokasikan secara efisien dan memberi manfaat ekonomi. Kemakmuran

pemegang saham dimaksimalkan dengan memaksimalkan kenaikan nilai pasar dari


modal perusahaan di atas nilai modal yang disetor pemegang saham. Kenaikan ini
disebut Market Value Added(MVA). MVA merupakan hasil kumulatif dari kinerja
perusahaan yang dihasilkan oleh berbagai investasi yang telah dilakukan maupun
yang akan dilakukan. Dengan demikian, peningkatan MVA merupakan keberhasilan
perusahaan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan alokasi
sumber-sumber yang tepat. Dengan demikian MVA merupakan ukuran kinerja
eksternal perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai