Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

GOD SPOT

Disusun oleh :
NAMA

: FADLI RUSANDY

NPM

: 2015 05 0003

JURUSAN

: KA

STMIK HANDAYANI
MAKASSAR
2015/2016
i

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwataala karena berkat rahmat
dan hidayahnyalah penyusunan makalah yang berjudul MAKALAH GOD SPOT ini
dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat berbagai masalah terutama dari segi
pengetahuan dan sumber informasi. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan makaah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu pembaca dalam memahami GOD
SPOT .
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
memperbaiki kesalahan-kesalaha yang akan muncul dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Makassar, 03 Juni 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A.

LATAR BELAKANG....................................................................................................1

B.

TUJUAN........................................................................................................................2

C.

RUMUSAN MASALAH...............................................................................................2

D.

BATASAN MASALAH................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A.

PERBEDAAN IQ, EQ DAN ESQ................................................................................3

1.

Intellegency quotient (IQ)..........................................................................................3

2.

Emotional Quostient (EQ).........................................................................................4

3.

Emotional Spiritual Quostient (ESQ)........................................................................5

B.

GOD SPOT....................................................................................................................7

C.

HUBUNGAN ANTARA GOD SPOT DAN HATI NURANI......................................11

BAB III.....................................................................................................................................13
SIMPULAN.............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Dalam satu dewasa terakhir ini fenomena menarik dalam kehidupan masyarakat

perkotaan di Indonesia, yaitu munculnya minat yang tinggi terhadap jalan spiritual. Berbagai
training atau pelatihan bernuansa spiritual menjamur di mana-mana, terutama di kota-kota
besar.
Salah satu pelatihan spiritual yang terkenal dan diikuti oleh banyak pihak atau lembaga di
Indonesia

adalah

Pelatihan

ESQ

.Pelatihan

ini

diselenggarakan

oleh

lembaga

yangmenamakan dirinya ESQ Leadership Center. Lembaga yang didirikan oleh Ary Ginanjar
Agustian ini mengklaim telah menjadi salah satu lembaga pelatihan sumber daya manusia
terbesar di Indonesia.
Namun mendadak masyarakat dikejutkan oleh keluarnya fatwa haram dari muftiMalaysia
wilayah persekutuan tentang pelatihan ESQ. Beberapa alasan pengharaman Antara lain
bahwa ESQ didakwa mendukung faham liberalisme dan mencampuradukkan ajaran Islam
dengan ajaran lain, salah satu buktinya adalah penggunaan konsep God Spot.
God

Spot

memang

menjadi

pilar

penting

ketika

Ary

Ginanjar

(2001:10)

menjelaskankonsep ESQ. Tak heran jika kata God Spot tersebar hampir di seluruh bagian
buku ajar ESQ dan training-trainingnya. Sebenarnya konsep God Spot bukanlah murni hasil
temuan Ary Ginandjar, ia mengutip beberapa hasil penelitian neurologist (dokter ahli saraf),
antara lain dari V.S.Ramachandran. Ary Ginanjar menyamakan God Spot dengan makna
fitrah di dalam Islam.

B.

TUJUAN

Dalam pembuatan Makalah ini, penulis memiliki tujuan diantaranya :


1.

Sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Karakter

2.

Mengetahui perbedaan antara IQ, EQ dan ESQ

3.

Mengetahui apa itu God Spot didalam ESQ

4.

Mengetahui hubungan antara God Spot dan Hati nurani

C.

RUMUSAN MASALAH

1.

Apa perbedaan antara 1Q, EQ dan ESQ ?

2.

Apa yang dimaksud dengan God Spot ?

3.

Bagaimana hubungan antara God Spot dan Hati nurani?

D.

BATASAN MASALAH

Dalam pembuatan makalah ini, kami membatasi masalah hanya sampai batas mengenai
kecerdasan spiritual yang ada dalam diri manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

PERBEDAAN IQ, EQ DAN ESQ

1.

Intellegency quotient (IQ)


Intellegency quotient (IQ) merupakan kecerdasan yang bersumber pada kemampuan

otak untuk menganalisa lingkungannya sesuai dengan pribadi seseorang.


Intelligence Quotient adalah kemampuan intelektual yang meliputi keterampilan
berbicara, kesadaran akan sesuatu di sekelilingnya dan penguasaan matematika.Anggapan
awal bahwa IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak dan IQ dapat meningkat dari
proses belajar.
Menurut Daniel Goleman menyimpulkan bahwa IQ hanya memberikan kontribusi 25
% terhadap kesuksesan hidup manusia, sementara 75 % sisanya ditentukan oleh kecerdasan
lainnya, diantaranya adalah EQ.
Dr. Daniel Goleman memberikan satu asumsi betapa pentingnya peran EQ dalam
kesuksesan pribadi bahwa 90 % prestasi kerja ditentukan oleh EQ, sedangkan pengetahuan
dan teknis hanya berkontribusi 4 %.
a)

Ciri ciri Mendasar dari Intellegence quotient (IQ)

1)

To judge well (dapat menilai).

2)

To comprehend well (memahamisecara keseluruhan).

3)

To Reason well (memberi alasan dengan baik)

b)

Ciri-Ciri Perilaku seseorang yang memiliki Intellegence quostient (IQ)

1)

Masalah yang dihadapi merupakan masalah barubagi yang bersangkutan.

2)

Serasi tujuan dan ekonomis (efisien).

3)

Masalah mengandung tingkat kesulitan.

4)

Keterangan pemecahannya dapat diterima.

5)

Sering menggunakan abstraksi.

6)

Bercirikan kecepatan.

7)

Memerlukan pemusatan perhatian.

2.

Emotional Quostient (EQ)


Kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri,semangat, dan

ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi
frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebihlebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak
melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati)
dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk
menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.
a)

Aspek Emotional Quostient (menurut Salovely &Goldman) ada lima:

a.

Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri).

b.

Kemampuan mengelola emosi (penguasaan diri).

c.

Kemampuan memotivasi diri.

d.

Kemampuan mengendalikan emosi orang lain.

e.

Kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati).

b)

Perilaku Cerdas Emosi :

a.

Menghargai emosi negative orang lain.

b.

Sabar menghadapi emosi negative orang lain.

c.

Sadar dan menghargai emosi diri sendiri.

d.

Emosi negative untuk membina hubungan.

e.

Peka terhadap emosi orang lain.

f.

Saat emosional adalah saat mendengarkan.

c)

EQ Rendah adalah

a.

Cenderung menyalahkan orang lain atas perasaannya yang negatif

b.

Tidak mampu mengungkapkan perasaannya

c.

Sering menyerang, mengkritik, menginterupsi, mengkuliahi, serta memberi cap tertentu


pada orang lain

d.

Suka memberikan analisis rasional berlebihan ketika orang lain mengungkapkan


perasaannya

e.

Sering bercerita bohong mengenai perasaannya (emotional dishonesty)

f.

Pendengar yang jelek, suka interupsi, debat setiap saat

g.

Melebih-lebihkan/meminimalkan perasaan

h.

Tidak peka terhadap perasaan orang lain

i.

Sering merasa tidak aman,sukar menerima kesalahan diri serta minta maaf secara tulus

j.

Pesimistik dan merasa dunia ini tidak adil

k.

Kaku dan kurang luwes,selalu membutuhkan aturan unt merasa aman

l.

Relasi tidak harmonis dgn orang lain, mengganti dengan binatang kesayangan,benda
koleksi

m.

Puas bila bisa menghina atau mengalahkan orang lain

d)

EQ Tinggi adalah

a.

Berempati

b.

Mangungkapkan dan memahami perasaan.

c.

Mengendalikan amarah.

d.

Kemandirian.

e.

Kemampuan menyesuaikan diri.

f.

Disukai

g.

Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi.

h.

Tidak takut mengungkapkan perasaan

i.

Tidak didominasi rasa yg tidakmenyenangkan seperti : takut,khawatir,malu,kecewa,tidak


berdaya, dsb.

j.

Mampu membaca komunikasi non verbal

k.

Bertindak karena termotivasi secaraintrinsik,bukan terpaksa, atau aturan

l.

Optimis dan mampu melihat sisi positif

m.

Merasa nyaman berbicara mengenaiperasaan

n.

Tidak lumpuh karena tekanan emosi

o.

Mampu merefleksikan berbagai perasaan yang muncul dlm dirinya, maupun orang lain

p.

Memiliki ketahanan emosi

3.

Emotional Spiritual Quostient (ESQ)


ESQ adalah sebuah training yang merupakan metode pelatihan pembentukan karakter

yang sistematis, yang didalamnya membahas bagaimana membangun karakter dengan


menggabungkan tiga kecerdasan sekaligus yaitu IQ, EQ, dan SQ seseorang melalui Rukun
Iman, Rukun Islam, dan Ihsan.
ESQ (Emotional spiritual quostient ) adalah sebuah metode pebangunan jiwa yang
menggabungkan antara dua unsur kecerdasan, yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan

kecerdasan spiritual (SQ) dengan memanfaatkan kekuatan kekuatan pikiran bawah sadar atau
yang dikenal dengan suara hati ( God Spot ).
a)

Langkah pengembangan ESQ

Zero Mind Process


Zero Mind Process adalah landasan awal dalam memahami pemikiran tentang ESQ. Zero
Mind Process adalah langkah pengenalan hama dan pembersih God Spot atau pembentukan
hati dan pikiran yang jernih dan suci.
Mental Building
Setelah memiliki kejernihan hati yang bersifat fitrah dan kesadaran bahwa kita memiliki
suara hati fitrah (inner voice) maka selanjutnya akan dimulai dengan enam prinsip yang
didasarkan atas rukun iman yang berfungsi untuk menjaga agar pusat di fitrah tetap utuh
terpelihara.
Ketangguhan Pribadi
Ketangguhan pribadi adalah ketika seseorang telah mengenal jati diri melalui inner
journey menuju

dimensi

pencerahan

pada

fitrah

diri

di

pusat

orbit

yang

dinamakan GodSpot.Dan pada akhirnya ia akan menenali siapa Tuhan-Nya melalui


pengenalan dirinya. Karena apabila kita telah mengenal siapa diri kita maka kita akan
mengenal siapa Tuhan kita. Dan ketika kita telah mengenal siapa kita dan Tuhan kita, maka
kita telah memegang pegangan atau prinsip hidup yang dinamakan tauhid, sehingga kita tidak
mudah terpengaruh oleh lingkungan yang semakin berubah tiap waktunya.
Ketangguhan Sosial
1)

Strategic Collaboration (Sinergi)


Zakat merupakan metode pembelajaran agar manusia memiliki kesadaran diri bahwa dirinya
adalah salah satu bagian dari lingkungan sosialnya.
Selain sebagai bentuk tanggung jawab sosial, zakat mengajarkan manusia untuk
berkolaborasi dengan lingkungannya sehingga tugas sebagai khalifah di muka bumi ini bisa
berjalan dengan efektif dan efisien.
Zakat adalah suatu prinsip sinergi yang tak terpisahkan dari enam prinsip berpikir
berdasarkan enam rukun iman. Zakat adalah langkah nyata dalam membangun suatu landasan
yang kokoh guna membangun sebuah sinergi yang kuat, yaitu berlandaskan sikap empati,
kepercayaan, sikap kooperatif dan keterbukaan serta kredibilitas.

2)

Aplikasi Total

Haji merupakan suatu lambang dari puncak ketangguhan pribadi dan puncak ketangguhan
sosial. Haji adalah sublimasi dari shalat dan keseluruhan rukum iman. Dan haji merupakan
lambang perwujudan akhir dari langkah-langkah rukun Islam.
Haji adalah suatu wujud keselarasan antara idealisme dan praktek. Keselarasan antara iman
dan Islam. Inilah simbol dari pemikiran dan kegiatan yang fitrah, serta symbol keberhasilan
dari impian manusia.

IQ

EQ

Relatif permanen
Titik berat pada

logika dan analisis


Berperan sebagian
kecil dari
Keberhasilan

SQ

ESQ

Dapat dipelajari dan

Muncul dan

berubah menjadi baik


Titik berat pada

berkembang dengan

emosi dan biologis


Berperan lebih besar

terhadap keberhasilan

sendirinya
Titik berat pada hati
nurani
Berperan sebagai
evaluasi keberhasilan

B.

GOD SPOT
Definisi umum God Spot adalah sebuah titik yang merupakan bagian dari otak

manusiabernama lobus temporal yang terletak di bagian bawah pelipis manusia. Titik ini
merupakan area yang bertanggung jawab terhadap respons-respons spiritual dan mistis pada
manusia,hingga disebut God Spot (Taufik Pasiak, 2002:377)
God spot awal mulanya ditemukan oleh ahli riset psikologi dan syaraf, Michael
persinger pada awal tahun 1990-an, serta yang lebih mutakhir lagi ditemukan pada tahun
1997 oleh ahli syaraf V.S Ramachandran dan timnya dari California university yang
menemukan eksistensi god spot dalam otak manusia. Wolf singer tahun 1990 juga
menunjukkan adanya proses saraf dalam otak manusia yang terkonsentrasi pada usaha yang

mempersatukan dan memberimakna dalam pengalaman hidup , yaitu suatu jaringan saraf
yang literal mengikat pengalaman manusia secara bersama untuk hidup lebih bermakna.
Pada god spot inilah sebenarnya terdapat fitrah manusia yang terdalam (Ary ginanjar,
2007).Seperti yang telah dikemukakan pada sebelumnya, bahwa menurut penelitianpenelitian di bidang neurologi, kecerdasan spiritual justru punya tempat di dalam otak.
Sebenarnya, dalam setiap manusia pasti mempunyai God Spot (Titik Tuhan) yang berada
dalam otak kita. God Spot merupakan modul-terisolasi dari jaringan saraf di lobus temporal.
Seperti halnya modul-terisolasi dalam otakpusat pengucapan, pusat irama, dan sebagainya
ia memberikan kemampuan khusus, tetapi ia harus terintegrasi dengan modul-modul yang
lain. Kita dapat melihat Tuhan, tetapi tidak dapat membawa Tuhan ke dalam kehidupan
kita. Sebaliknya, kecerdasan spiritual berlandasan pada fenomena (osilasi 40 Hz) yang
terintegrasi di seluruh bagian otak.
Dari sini dapat disimpulkan mungkin God Spot merupakan syarat perlu (necessary
condition) bagi SQ, tetapi bukan syarat cukup (sufficient condition). Orang yang mempunyai
SQ tinggi kemungkinan besar mempunyai aktivitas tinggi pada God Spot nya. Akan tetapi,
tingginya aktivitas God Spot tidak dengan sendirinya menjamin SQ tinggi. Untuk mencapai
SQ tinggi, seluruh bagian otak, seluruh aspek diri, dan seluruh segi kehidupan harus
diintegrasikan. Wawasan dan kemampuan khusus yang berkaitan dengan God Spot itu harus
dipadukan menjadi bangunan umum dari emosi, motivasi,

dan potensi kita, serta

membawanya ke dalam dialog dengan pusat diri dan cara mengetahuinya yang khusus.
Di dalam otak, terdapat gelombang otak atau yang lebih dikenal dengan
Brainwave. Dengan memahami posisi Gelombang Otak (Brainwave), kita bisa mengatur
mood sehingga selalu merasa bahagia, juga sukses dengan setiap hal yang kita lakukan.
Untuk mencapai kebahagiaan, Brainwavenya harus memasuki frekuensi alpha-theta.
Frekuensi alpha-theta ini normalnya kita alami ketika sedang rileks, melamun dan
berimajinasi. Berbeda dengan kondisi beta yang dominan ketika kita dalam kondisi sadar
sepenuhnya dan lebih banyak menggunakan akal pikiran.
Alfa-Theta, membuat tenang, bahagia dan kreatif. Kemampuan untuk secara temporer
mengubah kesadaran diri satu frekuensi ke frekuensi yang lain adalah keterampilan yang
sangat penting, karena efeknya akan membantu menyeimbangkan otak, hati, dan jiwa.
Keterampilan itu membuat seseorang menjadi pandai membaca situasi dan pandai
menempatkan diri dalam suasana apapun sehingga seolah-olah selalu berada di tempat yang
tepat pada waktu yang tepat. Tentunya hal itu sangat penting untuk mendaki tangga
kesuksesan dan mencapai kebahagiaan.
8

Menariknya lagi, kedua frekuensi tersebut juga merupakan pintu gerbang menuju
pikiran bawah sadar yang dibutuhkan untuk melakukan self hypnosis, mendapatkan intuisi
dan melakukan penyembuhan. Masalahnya bagaimana caranya memasuki frekuensi alphatheta dengan cepat? Sebenarnya usaha untuk memasuki level alpha-theta secara sadar telah
dilakukan orang sejak lama, yaitu dengan kebiasaan berdzikir yang membuat doa makin
khusyuk, latihan-latihan meditasi, yoga, atau taichi. Latihan-latihan itu bisa sangat membantu
meningkatkan kemampuan kita untuk mengubah kesadaran otak.
1.

Adapun 7 faktor yang membelenggu God Spot (fitrah) adalah:

a)

Prasangka
Tindakan seseorang sangat bergantung pada alam pikirannya masing-masing. Setiap
orang diberikan kebebasan untuk memilih responnya masing-masing. Ia bertanggung jawab
penuh atas sikap yang ditimbulkan dari pikirannya sendiri. Lingkungan ikut serta berperan
dalam mempengaruhi cara berpikir seseorang. Apabila lingkungan buruk, maka ia pun
menjadi selalu curiga dan sering kali berprasangka negatif kepada orang lain.
Sebaliknya orang yang memiliki suara hati merdeka akan lebih mampu mlindungi
pikirannya. Ia mampu memilih respon positif di tengah lingkungan paling buruk sekaligus. Ia
akan selalu berpikiran positif dan selalu berprasangka baik pada orang lain. Ia mendorong
dan menciptakan lingkungannya untuk saling percaya dan saling mendukung, bersifat terbuka
dan kooperatif. Hasilnya adalah sebuah aliansi cerdas yang akan menciptakan performa
puncak.

b)

Prinsip-prinsip hidup
Prinsip yang dianut dan diyakini telah menciptakan berbagai tipe pemikiran dengan
tujuannya masing-masing. Setiap orang terbentuk sesui dengan prinsip yang dianutnya.
Hasilnya bisa dianggap hebat, mengerikan bahkan menyedihkan.
Dunia telah membuktikan bahwa prinsip yang tidak sesuai dengan suara hati atau
mengabaikan hati nurani, terbukti hanya mengakibatkan kesengsaraan atau kehancuran.
Hanya berprinsip pada sesuatu yang abadilah yang akan mampu membawa manusia kearah
kebahagiaan yang hakiki.

c)

Pengalaman
Pengalaman dalam kehidupan dan lingkungan sangat mempengaruhi cara berpikir
seseorang, yang berakibat pada terciptanya sosok manusia hasil pembentukan lingkungan
sosialnya. Pengalaman-pengalaman hidup dan kejadian-kejadian yang dialami seseorang
sangat berperan dalam menciptakan pemikiran seseorang, sehingga membentuk suatu
paradigma yang melekat di dalam pikirannya.
9

Seringkali paradigma dijadikan kaca mata dan sebuah tolak ukur bagi dirinya
sendiri, atau untuk menilai lingkungannya. Hal ini jelas sangat merugikan dirinya sendiri atau
bahkan orang lain. Ini sangat membatasi cakrawala berpikir, akibatnya ia akan melihat
sesuatu dengan sangat subjektif atau melihat berdasarkan bayangannya sendiri bukan melihat
segala sesuatu secara riil dan objektif.
d)

Kepentingan dan Prioritas


Kepentingan tidak sama dengan prioritas. Kepentingan cenderung bersifat mikro (diri
sendiri), sedangkan prioritas bersifat makro (universe) yaitu mengarahkan kita untuk
melaksanakan hal yang tepat.
Sebuah prinsip akan melahirkan prioritas. Orang yang bijaksana akan mengambil
suatu keputusan yang mempertimbangkan semua aspek sebagai satu kesatuan tauhid atau
prinsip keesaan.

e)

Sudut Pandang
Seseorang baru melihat semua sudut pandang secara bijaksana berdasarkan suara hati.

f)

Pembanding
Seseorang sering membandingkan sesuatu dengan pengalaman yang telah ia dapat
sebelumnya dan dengan konsep pemikiran yang ia ciptakan sendiri. Dan ketika kita menilai
orang lain, tanpa kita sadari kita akan membandingkan dengan yang ada di pikiran kita.
Sementara, orang lain pun melakukan hal yang sama berdasarkan pikiran mereka sendiri.

g)

Fanatisme
Fanatisme adalah sebuah keadaan ketika seseorang atau kelompok menganut sebuah
pemikiran dengan membabi buta sehingga menganggap dirinya paling benar dan yang lain
salah, atau lebih rendah dari dirinya.
Fanatisme ini potensial menimbulkakn konflik, dan jika diamati, banyak terjadi
konflik besar dalam sejarah dunia yang berawal dari fanatisme ini.
Agar GOD SPOT ( titik Tuhan ) bisa mendukung kehidupan kita hingga hidup kita
bisa senantiasa menjadi semakin lebih baik, maka perlu setiap saat kita mengamalkan hal
berikut ini:

Berprasangkalah baik kepada orang lain, dan hindari selalu berprasangka buruk.

Berprinsiplah selalu kepada Allah Yang Maha Abadi.

10

Berfikirlah merdeka, bebaskan diri dari pengalaman-pengalaman yang membelenggu


pikiran.

Dengarlah suara hati, berpeganglah prinsip karena Allah.

Periksa pikiran anda terlebih dahulu sebelum menilai segala sesuatu, janganlah melihat
sesuatu karena

pikiran anda, tetapi lihatlah sesuatu karena apa adanya.

Ingatlah bahwa segala ilmu pengetahuan itu bersumber dari Allah SWT.

C.

HUBUNGAN ANTARA GOD SPOT DAN HATI NURANI


Menurut Ary Ginanjar (2001:10) suara hati yang ada dalam god spot

tersebutbersumber pada sifat-sifat Allah atau asmaul husna. ESQ 165 kemudian menyebut
god spotsebagai fitrah karena menganggap bahwa semua manusia sejatinya mempunyai suara
hati yangsama (universal).
Dalam edisi revisinya, ESQ kemudian menyebut suara hati sebagai suara hati fitrah
yangia definisikan sebagai dorongan atau kehendak hati yang sesuai dengan fitrah dan
terbebas dariberbagai belenggu (Ary Ginanjar, 2012:XXV)
Ary Ginanjar (2001:68) berkesimpulan bahwa suara hati manusia bersifat
universaldengan catatan manusia telah mencapai titik fitrah (god spot) dan terbebas dari
segalaparadigma dan belenggu.
Kekeliruan Ary Ginanjar dalam konsep God Spotnya sebenarnya berawal dari
kesalahannya memahami makna fitrah, yakni dirujukkan pada konsep god spot yang
kemudian ia artikan sebagai keinginan bertuhan serta sifat suci dan mulia yang
dianugerahkan Tuhan kepada setiap manusia. Tanpa menjelaskan siapa yang ia maksud
dengan tuhan itu.
Sementara para ulama, baik salaf maupun kalaf tidak ada yang menjelaskan bahwa
fitrah adalah sebagaimana yang dipahami oleh Ary Ginanjar yang berimplikasi bahwa suara
hati manusia itu bersifat universal.
Pandangan Ary Ginanjar dan ESQ 165-nya yang menjadikan suara hati sebagai
sumber kebenaran dan menyamakannya dengan fitrah adalah suatu kesalahan yang fatal,
apalagi jika menganggap bahwa suara hati semua manusia sama (universal) tanpa
memandang agama dan latar belakangnya.

11

Selain itu, entah disadari atau tidak doktrin menjadikan suara hati sebagai hal yang
utama dan mengesampingkan perbedaan agama-agama yang ada ternyata mirip dengan
doktrin gerakan Theosofi. Mereka mengutamakan ajaran tentang hikmah dalam kehidupan
sehari-hari dan mengesampingkan ajaran-ajaran Islam lainnya. (Artawijaya, 2010:8)

12

BAB III
SIMPULAN
ESQ 165 menganggap God Spot yang berada di kepala (otak) sebagai
tempatkeberadaan suara hati (qalbu) dan menganggapnya sebagai sumber kebenaran sejati
atau suarahati serta menyamakannya dengan fitrah yang berlaku universal bagi seluruh
manusia.
Pemahaman di atas bertentangan dengan pandangan ulama salaf, karena menurut
pemahaman ulama salaf letak qalbu adalah di jantung bukan di otak. Selain itu menempatkan
suara hati (fitrah) sebagai sumber kebenaran adalah suatu kesalahan, sebab hati setiap orang
tidaklah sama (universal). Para ulama salaf berpendapat bahwa yang dimaksud dengan fitrah
adalah sama dengan Islam. Ada pula yang memaknainya dengan Tauhid.

13

DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar, 2001, Rahasia Sukses Membangun ESQ Power Sebuah Inner
Journey
Melalui Ihsan. Jakarta: Penerbit Arga, cet. 2
2002, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi & Spiritual ESQ Emotional
Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta: PT Arga
Tilanta, cet. 7
Al Mishri, Muhammad Abdul Hadi, 1992. Manhaj Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah
Menurut
Pemahaman Ulama Salaf. Jakarta: Gema Insani Press.
Al Aqil, Muhammad, 2005. Manhaj Aqidah Imam Syafii. Jakarta: Pustaka Imam Syafii.
Al Ghazali, 2008. Mutiara Ihya Ulumuddin. Bandung: Mizan Dian Semesta.
Al Rasyidin, 2008. Falsafah Pendidikan Islam. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Ajie Hermawan, Adi Sapta, 2013. Affect of ESQ Training To Organizational Commitment
and Job
Satisfaction, International Journal of Information Technology and Business
Management, Islamabad, Vol 11, Iss 1: pg.40, 15 pgs.
Angela Bolding, Brick Johnstone, 2012. Right Parietal Lobe-Related Selflessness as the
Neuropsychological Basis of Spiritual Transcendence , The International Journal of
Psychology of Religion , Missouri, DOI: 10.1080/10508619.2011.657524
Al Zindany, Abdul Madjid, 1997. Mukjizat AlQuran dan Sunnah Tentang IPTEK. Jakarta:
Gema
Insani Press.
Arif, Syamsuddin, 2008. Orientalis dan Diabolisme Pemikiran. Jakarta: Gema Insani Press.
At Tirmidzi, Abu Abdullah, 1992. Biarkan Hati Bicara. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Husaini, Adian, 2002. Penyesatan Opini, Sebuah Rekayasa Mengubah Citra. Jakarta: Gema
Insani Press.
2005, Wajah Peradaban Barat, Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekuler
Liberal. Jakarta: Gema Insani Press
2006. Hegemoni Kristen Barat dalam Studi di Perguruan Tinggi. Jakarta: Gema

14

Insani Press.
10
Ian Marshal, Danah Zohar, 2001. SQ, Kecerdasan Spiritual. Bandung: Mizan.
Katsir, Ibnu, 2006. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Imam Syafii.
Kukuh, Bambang, 2005. Di Mana Allah Bersemayam. Yogjakarta: Kanisius.
Madjid, Nur Cholis, 2007. Renungan di Bulan Ramadhan. Bandung: Mizan.
Mulkhan, Abdul Munir, 2007. Satu Tuhan Seribu Tafsir. Yogjakarta: Kanisius.
Munawwir, Ahmad Warson, 1984. Kamus Al Munawwir. Yogjakarta: PP al Munawwir.
Naution, Ahmad Taufik, 2009. Melejit SQ dengan Prinsip Asmaul Husna. Jakarta: Gramedia.
Pasya, Ahmad Fuad, 2004. Dimensi Sains AlQuran. Solo: Tiga Serangkai
Pasiak, Taufik, 2006. Manajemen Kecerdasan. Bandung: Mizan.
2007. Brain Management for Self Improvement. Bandung: Mizan.
2008. Revolusi IQ/EQ/SQ Menyingkap Rahasia Kecerdasan Berdasarkan Alquran
dan Neurosains Mutakhir. Bandung: Mizan.
2012. Tuhan Dalam Otak Manusia. Bandung: Mizan.
Pranowo, Bambang, 2011. Orang Jawa Jadi Teroris. Jakarta: Alvabet
Qomar, Mudjamil, 2006. Epistimogi Pendidikan Islam. Surabaya: Erlangga.
Quthb, Sayyid, 2003. Tafsir Fii Zhilalil Quran, Di Bawah Naungan Alquran. Jakarta: Gema
Insani
Press
http://ulibasalamah.blogspot.co.id/2015/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_13.html
Wirastho, Edy, 2013. Studi Krisis Konsep GOD SPOT ESQ 165.

15

Anda mungkin juga menyukai