GOD SPOT
Disusun oleh :
NAMA
: FADLI RUSANDY
NPM
: 2015 05 0003
JURUSAN
: KA
STMIK HANDAYANI
MAKASSAR
2015/2016
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwataala karena berkat rahmat
dan hidayahnyalah penyusunan makalah yang berjudul MAKALAH GOD SPOT ini
dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat berbagai masalah terutama dari segi
pengetahuan dan sumber informasi. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan makaah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu pembaca dalam memahami GOD
SPOT .
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
memperbaiki kesalahan-kesalaha yang akan muncul dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Makassar, 03 Juni 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A.
LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B.
TUJUAN........................................................................................................................2
C.
RUMUSAN MASALAH...............................................................................................2
D.
BATASAN MASALAH................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A.
1.
2.
3.
B.
GOD SPOT....................................................................................................................7
C.
BAB III.....................................................................................................................................13
SIMPULAN.............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam satu dewasa terakhir ini fenomena menarik dalam kehidupan masyarakat
perkotaan di Indonesia, yaitu munculnya minat yang tinggi terhadap jalan spiritual. Berbagai
training atau pelatihan bernuansa spiritual menjamur di mana-mana, terutama di kota-kota
besar.
Salah satu pelatihan spiritual yang terkenal dan diikuti oleh banyak pihak atau lembaga di
Indonesia
adalah
Pelatihan
ESQ
.Pelatihan
ini
diselenggarakan
oleh
lembaga
yangmenamakan dirinya ESQ Leadership Center. Lembaga yang didirikan oleh Ary Ginanjar
Agustian ini mengklaim telah menjadi salah satu lembaga pelatihan sumber daya manusia
terbesar di Indonesia.
Namun mendadak masyarakat dikejutkan oleh keluarnya fatwa haram dari muftiMalaysia
wilayah persekutuan tentang pelatihan ESQ. Beberapa alasan pengharaman Antara lain
bahwa ESQ didakwa mendukung faham liberalisme dan mencampuradukkan ajaran Islam
dengan ajaran lain, salah satu buktinya adalah penggunaan konsep God Spot.
God
Spot
memang
menjadi
pilar
penting
ketika
Ary
Ginanjar
(2001:10)
menjelaskankonsep ESQ. Tak heran jika kata God Spot tersebar hampir di seluruh bagian
buku ajar ESQ dan training-trainingnya. Sebenarnya konsep God Spot bukanlah murni hasil
temuan Ary Ginandjar, ia mengutip beberapa hasil penelitian neurologist (dokter ahli saraf),
antara lain dari V.S.Ramachandran. Ary Ginanjar menyamakan God Spot dengan makna
fitrah di dalam Islam.
B.
TUJUAN
2.
3.
4.
C.
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
D.
BATASAN MASALAH
Dalam pembuatan makalah ini, kami membatasi masalah hanya sampai batas mengenai
kecerdasan spiritual yang ada dalam diri manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
1.
1)
2)
3)
b)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Bercirikan kecepatan.
7)
2.
ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi
frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebihlebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak
melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati)
dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk
menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.
a)
a.
b.
c.
d.
e.
b)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
c)
EQ Rendah adalah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Melebih-lebihkan/meminimalkan perasaan
h.
i.
Sering merasa tidak aman,sukar menerima kesalahan diri serta minta maaf secara tulus
j.
k.
l.
Relasi tidak harmonis dgn orang lain, mengganti dengan binatang kesayangan,benda
koleksi
m.
d)
EQ Tinggi adalah
a.
Berempati
b.
c.
Mengendalikan amarah.
d.
Kemandirian.
e.
f.
Disukai
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
Mampu merefleksikan berbagai perasaan yang muncul dlm dirinya, maupun orang lain
p.
3.
kecerdasan spiritual (SQ) dengan memanfaatkan kekuatan kekuatan pikiran bawah sadar atau
yang dikenal dengan suara hati ( God Spot ).
a)
dimensi
pencerahan
pada
fitrah
diri
di
pusat
orbit
yang
2)
Aplikasi Total
Haji merupakan suatu lambang dari puncak ketangguhan pribadi dan puncak ketangguhan
sosial. Haji adalah sublimasi dari shalat dan keseluruhan rukum iman. Dan haji merupakan
lambang perwujudan akhir dari langkah-langkah rukun Islam.
Haji adalah suatu wujud keselarasan antara idealisme dan praktek. Keselarasan antara iman
dan Islam. Inilah simbol dari pemikiran dan kegiatan yang fitrah, serta symbol keberhasilan
dari impian manusia.
IQ
EQ
Relatif permanen
Titik berat pada
SQ
ESQ
Muncul dan
berkembang dengan
terhadap keberhasilan
sendirinya
Titik berat pada hati
nurani
Berperan sebagai
evaluasi keberhasilan
B.
GOD SPOT
Definisi umum God Spot adalah sebuah titik yang merupakan bagian dari otak
manusiabernama lobus temporal yang terletak di bagian bawah pelipis manusia. Titik ini
merupakan area yang bertanggung jawab terhadap respons-respons spiritual dan mistis pada
manusia,hingga disebut God Spot (Taufik Pasiak, 2002:377)
God spot awal mulanya ditemukan oleh ahli riset psikologi dan syaraf, Michael
persinger pada awal tahun 1990-an, serta yang lebih mutakhir lagi ditemukan pada tahun
1997 oleh ahli syaraf V.S Ramachandran dan timnya dari California university yang
menemukan eksistensi god spot dalam otak manusia. Wolf singer tahun 1990 juga
menunjukkan adanya proses saraf dalam otak manusia yang terkonsentrasi pada usaha yang
mempersatukan dan memberimakna dalam pengalaman hidup , yaitu suatu jaringan saraf
yang literal mengikat pengalaman manusia secara bersama untuk hidup lebih bermakna.
Pada god spot inilah sebenarnya terdapat fitrah manusia yang terdalam (Ary ginanjar,
2007).Seperti yang telah dikemukakan pada sebelumnya, bahwa menurut penelitianpenelitian di bidang neurologi, kecerdasan spiritual justru punya tempat di dalam otak.
Sebenarnya, dalam setiap manusia pasti mempunyai God Spot (Titik Tuhan) yang berada
dalam otak kita. God Spot merupakan modul-terisolasi dari jaringan saraf di lobus temporal.
Seperti halnya modul-terisolasi dalam otakpusat pengucapan, pusat irama, dan sebagainya
ia memberikan kemampuan khusus, tetapi ia harus terintegrasi dengan modul-modul yang
lain. Kita dapat melihat Tuhan, tetapi tidak dapat membawa Tuhan ke dalam kehidupan
kita. Sebaliknya, kecerdasan spiritual berlandasan pada fenomena (osilasi 40 Hz) yang
terintegrasi di seluruh bagian otak.
Dari sini dapat disimpulkan mungkin God Spot merupakan syarat perlu (necessary
condition) bagi SQ, tetapi bukan syarat cukup (sufficient condition). Orang yang mempunyai
SQ tinggi kemungkinan besar mempunyai aktivitas tinggi pada God Spot nya. Akan tetapi,
tingginya aktivitas God Spot tidak dengan sendirinya menjamin SQ tinggi. Untuk mencapai
SQ tinggi, seluruh bagian otak, seluruh aspek diri, dan seluruh segi kehidupan harus
diintegrasikan. Wawasan dan kemampuan khusus yang berkaitan dengan God Spot itu harus
dipadukan menjadi bangunan umum dari emosi, motivasi,
membawanya ke dalam dialog dengan pusat diri dan cara mengetahuinya yang khusus.
Di dalam otak, terdapat gelombang otak atau yang lebih dikenal dengan
Brainwave. Dengan memahami posisi Gelombang Otak (Brainwave), kita bisa mengatur
mood sehingga selalu merasa bahagia, juga sukses dengan setiap hal yang kita lakukan.
Untuk mencapai kebahagiaan, Brainwavenya harus memasuki frekuensi alpha-theta.
Frekuensi alpha-theta ini normalnya kita alami ketika sedang rileks, melamun dan
berimajinasi. Berbeda dengan kondisi beta yang dominan ketika kita dalam kondisi sadar
sepenuhnya dan lebih banyak menggunakan akal pikiran.
Alfa-Theta, membuat tenang, bahagia dan kreatif. Kemampuan untuk secara temporer
mengubah kesadaran diri satu frekuensi ke frekuensi yang lain adalah keterampilan yang
sangat penting, karena efeknya akan membantu menyeimbangkan otak, hati, dan jiwa.
Keterampilan itu membuat seseorang menjadi pandai membaca situasi dan pandai
menempatkan diri dalam suasana apapun sehingga seolah-olah selalu berada di tempat yang
tepat pada waktu yang tepat. Tentunya hal itu sangat penting untuk mendaki tangga
kesuksesan dan mencapai kebahagiaan.
8
Menariknya lagi, kedua frekuensi tersebut juga merupakan pintu gerbang menuju
pikiran bawah sadar yang dibutuhkan untuk melakukan self hypnosis, mendapatkan intuisi
dan melakukan penyembuhan. Masalahnya bagaimana caranya memasuki frekuensi alphatheta dengan cepat? Sebenarnya usaha untuk memasuki level alpha-theta secara sadar telah
dilakukan orang sejak lama, yaitu dengan kebiasaan berdzikir yang membuat doa makin
khusyuk, latihan-latihan meditasi, yoga, atau taichi. Latihan-latihan itu bisa sangat membantu
meningkatkan kemampuan kita untuk mengubah kesadaran otak.
1.
a)
Prasangka
Tindakan seseorang sangat bergantung pada alam pikirannya masing-masing. Setiap
orang diberikan kebebasan untuk memilih responnya masing-masing. Ia bertanggung jawab
penuh atas sikap yang ditimbulkan dari pikirannya sendiri. Lingkungan ikut serta berperan
dalam mempengaruhi cara berpikir seseorang. Apabila lingkungan buruk, maka ia pun
menjadi selalu curiga dan sering kali berprasangka negatif kepada orang lain.
Sebaliknya orang yang memiliki suara hati merdeka akan lebih mampu mlindungi
pikirannya. Ia mampu memilih respon positif di tengah lingkungan paling buruk sekaligus. Ia
akan selalu berpikiran positif dan selalu berprasangka baik pada orang lain. Ia mendorong
dan menciptakan lingkungannya untuk saling percaya dan saling mendukung, bersifat terbuka
dan kooperatif. Hasilnya adalah sebuah aliansi cerdas yang akan menciptakan performa
puncak.
b)
Prinsip-prinsip hidup
Prinsip yang dianut dan diyakini telah menciptakan berbagai tipe pemikiran dengan
tujuannya masing-masing. Setiap orang terbentuk sesui dengan prinsip yang dianutnya.
Hasilnya bisa dianggap hebat, mengerikan bahkan menyedihkan.
Dunia telah membuktikan bahwa prinsip yang tidak sesuai dengan suara hati atau
mengabaikan hati nurani, terbukti hanya mengakibatkan kesengsaraan atau kehancuran.
Hanya berprinsip pada sesuatu yang abadilah yang akan mampu membawa manusia kearah
kebahagiaan yang hakiki.
c)
Pengalaman
Pengalaman dalam kehidupan dan lingkungan sangat mempengaruhi cara berpikir
seseorang, yang berakibat pada terciptanya sosok manusia hasil pembentukan lingkungan
sosialnya. Pengalaman-pengalaman hidup dan kejadian-kejadian yang dialami seseorang
sangat berperan dalam menciptakan pemikiran seseorang, sehingga membentuk suatu
paradigma yang melekat di dalam pikirannya.
9
Seringkali paradigma dijadikan kaca mata dan sebuah tolak ukur bagi dirinya
sendiri, atau untuk menilai lingkungannya. Hal ini jelas sangat merugikan dirinya sendiri atau
bahkan orang lain. Ini sangat membatasi cakrawala berpikir, akibatnya ia akan melihat
sesuatu dengan sangat subjektif atau melihat berdasarkan bayangannya sendiri bukan melihat
segala sesuatu secara riil dan objektif.
d)
e)
Sudut Pandang
Seseorang baru melihat semua sudut pandang secara bijaksana berdasarkan suara hati.
f)
Pembanding
Seseorang sering membandingkan sesuatu dengan pengalaman yang telah ia dapat
sebelumnya dan dengan konsep pemikiran yang ia ciptakan sendiri. Dan ketika kita menilai
orang lain, tanpa kita sadari kita akan membandingkan dengan yang ada di pikiran kita.
Sementara, orang lain pun melakukan hal yang sama berdasarkan pikiran mereka sendiri.
g)
Fanatisme
Fanatisme adalah sebuah keadaan ketika seseorang atau kelompok menganut sebuah
pemikiran dengan membabi buta sehingga menganggap dirinya paling benar dan yang lain
salah, atau lebih rendah dari dirinya.
Fanatisme ini potensial menimbulkakn konflik, dan jika diamati, banyak terjadi
konflik besar dalam sejarah dunia yang berawal dari fanatisme ini.
Agar GOD SPOT ( titik Tuhan ) bisa mendukung kehidupan kita hingga hidup kita
bisa senantiasa menjadi semakin lebih baik, maka perlu setiap saat kita mengamalkan hal
berikut ini:
Berprasangkalah baik kepada orang lain, dan hindari selalu berprasangka buruk.
10
Periksa pikiran anda terlebih dahulu sebelum menilai segala sesuatu, janganlah melihat
sesuatu karena
Ingatlah bahwa segala ilmu pengetahuan itu bersumber dari Allah SWT.
C.
tersebutbersumber pada sifat-sifat Allah atau asmaul husna. ESQ 165 kemudian menyebut
god spotsebagai fitrah karena menganggap bahwa semua manusia sejatinya mempunyai suara
hati yangsama (universal).
Dalam edisi revisinya, ESQ kemudian menyebut suara hati sebagai suara hati fitrah
yangia definisikan sebagai dorongan atau kehendak hati yang sesuai dengan fitrah dan
terbebas dariberbagai belenggu (Ary Ginanjar, 2012:XXV)
Ary Ginanjar (2001:68) berkesimpulan bahwa suara hati manusia bersifat
universaldengan catatan manusia telah mencapai titik fitrah (god spot) dan terbebas dari
segalaparadigma dan belenggu.
Kekeliruan Ary Ginanjar dalam konsep God Spotnya sebenarnya berawal dari
kesalahannya memahami makna fitrah, yakni dirujukkan pada konsep god spot yang
kemudian ia artikan sebagai keinginan bertuhan serta sifat suci dan mulia yang
dianugerahkan Tuhan kepada setiap manusia. Tanpa menjelaskan siapa yang ia maksud
dengan tuhan itu.
Sementara para ulama, baik salaf maupun kalaf tidak ada yang menjelaskan bahwa
fitrah adalah sebagaimana yang dipahami oleh Ary Ginanjar yang berimplikasi bahwa suara
hati manusia itu bersifat universal.
Pandangan Ary Ginanjar dan ESQ 165-nya yang menjadikan suara hati sebagai
sumber kebenaran dan menyamakannya dengan fitrah adalah suatu kesalahan yang fatal,
apalagi jika menganggap bahwa suara hati semua manusia sama (universal) tanpa
memandang agama dan latar belakangnya.
11
Selain itu, entah disadari atau tidak doktrin menjadikan suara hati sebagai hal yang
utama dan mengesampingkan perbedaan agama-agama yang ada ternyata mirip dengan
doktrin gerakan Theosofi. Mereka mengutamakan ajaran tentang hikmah dalam kehidupan
sehari-hari dan mengesampingkan ajaran-ajaran Islam lainnya. (Artawijaya, 2010:8)
12
BAB III
SIMPULAN
ESQ 165 menganggap God Spot yang berada di kepala (otak) sebagai
tempatkeberadaan suara hati (qalbu) dan menganggapnya sebagai sumber kebenaran sejati
atau suarahati serta menyamakannya dengan fitrah yang berlaku universal bagi seluruh
manusia.
Pemahaman di atas bertentangan dengan pandangan ulama salaf, karena menurut
pemahaman ulama salaf letak qalbu adalah di jantung bukan di otak. Selain itu menempatkan
suara hati (fitrah) sebagai sumber kebenaran adalah suatu kesalahan, sebab hati setiap orang
tidaklah sama (universal). Para ulama salaf berpendapat bahwa yang dimaksud dengan fitrah
adalah sama dengan Islam. Ada pula yang memaknainya dengan Tauhid.
13
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar, 2001, Rahasia Sukses Membangun ESQ Power Sebuah Inner
Journey
Melalui Ihsan. Jakarta: Penerbit Arga, cet. 2
2002, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi & Spiritual ESQ Emotional
Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta: PT Arga
Tilanta, cet. 7
Al Mishri, Muhammad Abdul Hadi, 1992. Manhaj Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah
Menurut
Pemahaman Ulama Salaf. Jakarta: Gema Insani Press.
Al Aqil, Muhammad, 2005. Manhaj Aqidah Imam Syafii. Jakarta: Pustaka Imam Syafii.
Al Ghazali, 2008. Mutiara Ihya Ulumuddin. Bandung: Mizan Dian Semesta.
Al Rasyidin, 2008. Falsafah Pendidikan Islam. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Ajie Hermawan, Adi Sapta, 2013. Affect of ESQ Training To Organizational Commitment
and Job
Satisfaction, International Journal of Information Technology and Business
Management, Islamabad, Vol 11, Iss 1: pg.40, 15 pgs.
Angela Bolding, Brick Johnstone, 2012. Right Parietal Lobe-Related Selflessness as the
Neuropsychological Basis of Spiritual Transcendence , The International Journal of
Psychology of Religion , Missouri, DOI: 10.1080/10508619.2011.657524
Al Zindany, Abdul Madjid, 1997. Mukjizat AlQuran dan Sunnah Tentang IPTEK. Jakarta:
Gema
Insani Press.
Arif, Syamsuddin, 2008. Orientalis dan Diabolisme Pemikiran. Jakarta: Gema Insani Press.
At Tirmidzi, Abu Abdullah, 1992. Biarkan Hati Bicara. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Husaini, Adian, 2002. Penyesatan Opini, Sebuah Rekayasa Mengubah Citra. Jakarta: Gema
Insani Press.
2005, Wajah Peradaban Barat, Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekuler
Liberal. Jakarta: Gema Insani Press
2006. Hegemoni Kristen Barat dalam Studi di Perguruan Tinggi. Jakarta: Gema
14
Insani Press.
10
Ian Marshal, Danah Zohar, 2001. SQ, Kecerdasan Spiritual. Bandung: Mizan.
Katsir, Ibnu, 2006. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Imam Syafii.
Kukuh, Bambang, 2005. Di Mana Allah Bersemayam. Yogjakarta: Kanisius.
Madjid, Nur Cholis, 2007. Renungan di Bulan Ramadhan. Bandung: Mizan.
Mulkhan, Abdul Munir, 2007. Satu Tuhan Seribu Tafsir. Yogjakarta: Kanisius.
Munawwir, Ahmad Warson, 1984. Kamus Al Munawwir. Yogjakarta: PP al Munawwir.
Naution, Ahmad Taufik, 2009. Melejit SQ dengan Prinsip Asmaul Husna. Jakarta: Gramedia.
Pasya, Ahmad Fuad, 2004. Dimensi Sains AlQuran. Solo: Tiga Serangkai
Pasiak, Taufik, 2006. Manajemen Kecerdasan. Bandung: Mizan.
2007. Brain Management for Self Improvement. Bandung: Mizan.
2008. Revolusi IQ/EQ/SQ Menyingkap Rahasia Kecerdasan Berdasarkan Alquran
dan Neurosains Mutakhir. Bandung: Mizan.
2012. Tuhan Dalam Otak Manusia. Bandung: Mizan.
Pranowo, Bambang, 2011. Orang Jawa Jadi Teroris. Jakarta: Alvabet
Qomar, Mudjamil, 2006. Epistimogi Pendidikan Islam. Surabaya: Erlangga.
Quthb, Sayyid, 2003. Tafsir Fii Zhilalil Quran, Di Bawah Naungan Alquran. Jakarta: Gema
Insani
Press
http://ulibasalamah.blogspot.co.id/2015/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_13.html
Wirastho, Edy, 2013. Studi Krisis Konsep GOD SPOT ESQ 165.
15