Kromatografi
Kromatografi
NIM
: 13014112
Kelompok
: 08
Tanggal Percobaan
: 24 Februari 2016
Tujuan Percobaan
1. Menentukan nilai faktor retardasi noda hasil isolasi kurkumin dari kunyit
2. Menentukan nilai faktor retardasi senyawa-senyawa pada zat pewarna
makanan warna coklat dengan melakukan pemisahan metode
kromatografi kolom dan dilanjutkan metode KLT
3. Menentukan nilai faktor retardasi zat pewarna makanan warna primer
sebagai pembanding dengan metode kromatografi lapis tipis
II.
Data Pengamatan
1. Pemisahan zat pewarna makanan
Pada percobaan ini dilakukan pemisahan zat pewarna makanan berwarna
coklat dengan metode kromatografi kolom dan metode KLT. Berikut adalah data
hasil pengamatan:
a. Metode kromatografi kolom
: Merah I = 1,9 cm
Merah II = 2,4 cm
Eluen = 3,8 cm
: kuning = 1,7 cm
Eluen = 3,5 cm
: Kuning = 1,8 cm
Merah I = 1,95 cm
Biru
= 2,0 cm
Merah II = 2,3 cm
Eluen = 3,5 cm
Jarak sample hasil kromatografi kolom pada Uji KLT
-
: Biru = 2 cm
Merah = 2,2 cm
Eluen = 3,5 cm
-
: Kuning = 1,5 cm
Merah = 1,8 cm
Eluen = 3,5 cm
: Merah = 1,8 cm
Eluen = 3,8 cm
( ) =
Plat KLT uji sampel hasil isolasi kurkumin (Jarak tempuh eluen = 14,5 cm)
Sampel
Noda pada
Jarak Tempuh
Plat
Noda
Rf
Noda 1
4,6
0,32
preparatif
Noda 2
9,3
0,64
Noda 3
11,6
0,8
Sampel
Merah
Warna pada
Jarak Tempuh
Plat
Noda
Rf
Merah I
1,9
0,5
Merah II
2,4
0,63
Kuning
Kuning
1,7
0,49
Coklat
Merah I
1,95
0,56
Kuning
1,8
0,51
Biru
2,0
0,57
Merah II
2,3
0,66
Orange
Merah
Warna pada
Jarak Tempuh
Plat
Noda
Rf
Biru
2,0
0,57
Merah
2,2
0,63
Merah
1,8
0,51
Kuning
1,5
0,43
Merah
1,8
0,47
IV. Pembahasan
Kromatografi adalah suatu metode yang digunakan ilmuwan untuk
memisahkan senyawa orgnaik dan anorganik sehingga senyawa tersebut dapat
dianalisis dan dipelajari. Kromatografi dapat bersifat preparatif maupun analitik.
Tujuan preparatif biasanya adalah untuk memisahkan senyawa dalam campuran,
sedangkan analitik digunakan untuk membandingkan senyawa-senyawa dalam
campuran.
Metode kromatografi dalam hal pemisahan didasarkan pada berbedaan
migrasi dan distribusi senyawa atau ion-ion di dalam dua fasa yang berbeda.
Biasanya dua fasa ini adalah padat-cair, cair-cair, atau gas-cair. Dalam semua
metode kromatografi terdapat fasa gerak dan fasa diam. Zat terlarut yang memiliki
afinitas tinggi pada fasa gerak akan bertahan lebih lama ada fasa gerak, sedangkan
zat terlarut yang afinitasnya rendah pada fasa gerak akan bertahan lebih lama dalam
fasa diam. Pada Percobaan ini dilakukan dua jenis metode kromatografi yaitu
kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom. Kromatografi lapis tipis adalah
cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui
kuantitas serta menguji kemurnian senyawa yang didapat. Analisis dilakukan
memisahkan komponen-komponon sampel berdasarkan kepolaran. Zat yang
memilikili kepolaran yang sama dengan fase diam akan cenderung tertahandan nilai
Rf nya kecil.
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai
alat untuk memisahkan komponen. Pada prinsipnya kromatografi kolom adalah
suatu teknik pemisahan yang didasarkan pada peristiwa adsorpsi. Sampel
yang biasanya berupa larutan pekat diletakkan pada ujung atas kolom. Eluen
atau pelarut dialirkan secara kontinyu ke dalam kolom. Dengan adanya gravitasi
atau karena bantuan tekanan maka eluen!pelarut akan melewati kolom
dan proses pemisahan akan terjadi. Kecepatan pergerakan suatu
komponen bergantung pada kemampuannya untuk tertahan pada
penyerap (fase diam). Jadi suatu senyawa yang diserap lemah akan
bergerak lebih cepat dari yang diserap kuat .
Percobaan kali ini dilakukan isolasi kurkumin dari kunyit dan pemisahan
senyawa-senyawa dalam zat pewarna makanan. Pertama akan dibahas mengenai
isolasi senyawa kurkumin dari kunyit. Pada percobaan ini
isolasi kurkumin
dilakukan dengan cara refluks. Refluks adalah salah satu metode dalam ilmu kimia
untuk mensintesis senyawa, baik organik atau anorganik, yang pada umunya
senyawa-senyawa tersebut mudah menguap atau volatile. Refluks menggunakan
pemanasan biasa pada kondisi ini maka pelarut akan menguap sebelum terjadi
reaksi. Namun ketika pelarut menguap akan didinginkan kembai oleh kondensor
dan turun lagi kebawah tentunya dalam jumlah yang lebih rendah. Hal ini
menyebabkan larutan yang dihasilkan dari proses refluks bersifat lebih pekat
disbanding cairan pertama.
bahwa warna biru bersifat paling polar. Sedangkan kuning memiliki Rf yang paling
kecil (yaitu 0,43~0,49), artinya kuning bersifat paling non polar.
Adanya perbedaan hasil dari kedua metode pemisahan ini dapat menghasilkan
kesimpulan metode mana yang lebih tepat digunakan. Namun, untuk melakukan
pemisahan dengan akurat, faktor eluen yang digunakan sangatlah berpengaruh.
Oleh karena itu untuk membandingan metode mana yang lebih baik, harus
digunakan eluen yang sama.
V.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari uji kromatografi lapis tipis terhadap senyawa hasil isolasi kurkumin
dari kunyit, didapatkan faktor retardasi dari setiap noda yang terbentuk
sebagai berikut:
Noda 1 = 0,32
Noda 2 = 0,64
Noda 3 = 0,8
Dari sifat kepolaran senyawa yang terisolasi disimpulkan bahwa faktro
retardasi kurkumin adalah 0,64 (noda 2)
2. Zat pewarna coklat mengandung tiga warna dasar yaitu kuning (paling non
polar), merah (sedang), dan biru (paling polar). Melalui pemisahan dengan
kromatografi kolom dapat disimpulkan bahwa, dengan menggunakan
eluen pertama berupa larutan non polar, maka zat warna yang lebih non
polar akan terpisah lebih dulu. Hasil factor retardasi zat warna dari
pemisahan kromatografi kolom diuji dengan KLT yaitu:
Jarak noda pada sampel biru
: Biru = 0,57
Merah = 0,63
: Kuning = 0,43
Merah = 0,51
: Merah = 0,47
3. Hasil uji KLT terhadap pewarna baku diperoleh factor retardasi sebagai
berikut:
Jarak noda pada sampel merah
: Merah I = 0,5
Merah II = 0,63
: kuning = 0,49
: Kuning = 0,51
Merah I = 0,56
Biru = 0,57
Merah II = 0,66