Anda di halaman 1dari 5

Nama : Septi Intan Solichah

NIM

: 141411027

Kelas : 3A D3 Teknik Kimia


Tugas 1 Teknik Produksi Bersih
Pengolahan Produk Samping dari Sabun di PT Unilever Indonesia, Tbk.
1. Pendahuluan
PT Unilever Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
consumer goods terbesar di Indonesia. Sejarah Unilever di Indonesia diawali dari
berdirinya Pabrik deterjen Rinso dan margarine Blue Band di lokasi Angke pada tahun
1933. Semenjak itu, PT Unilever Indonesia makin berkembang dan melebarkan bisnisnya
di bagian timur Indonesia, yang dipusatkan di kota Surabaya. Saat ini PT Unilever
Indonesia Tbk. beroperasi di kawasan industri SIER (Surabaya Industrial Estate
Rungkut). Di lokasi ini, PT Unilever Indonesia Tbk. memiliki dua pabrik yaitu Pabrik
Personal Care yang memproduksi pasta gigi (Pepsodent, Close Up) dan Pabrik Personal
Wash yang memproduksi sabun mandi (Lifebuoy, Lux, Citra).
2. Uraian Singkat Proses Produksi
Proses pembuatan sabun mandi dan pengolahan gliserin di Personal Wash (PW) PT
Unilever Indonesia terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
a. Bagian proses
- Unit Continous Soap Making (CSM)
- Unit Lye Treatment
- Unit Crude Gliserin
b. Bagian finishing
- Unit Drying
- Unit Packing Line
3. Pengolahan Limbah dari Soap Gliserin Menjadi Triasetin
Pada bagian proses produksi unit continous soap making, terjadi reaksi saponifikasi
antara campuran minyak dengan soda kaustik (NaOH) yang menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Tidak setiap pabrik sabun mengolah
produk samping tersebut. Hal ini disebabkan karena proses pengolahan dan peralatan
yang digunakan untuk memurnikan cukup kompleks. Saat ini, soap gliserin masih
diperlukan untuk diekspor. Oleh karena itu limbah ini digunakan sebagai bahan baku
pembuatan triasetin (glyceryl triacetate) dengan memakai proses asetilasi, dimana

diperlukan variabel suhu, waktu dan kecepatan pengadukan yang sangat mempengaruhi
hasil asetilasi disamping pereaksi dan bahan baku (Dewati, Retno, dkk., T.t.,).
Bahan yang digunakan adalah soap/ crude gliserin dengan komposisi :
-

Glycerin
36,25%
Minyak lemak 1,26%
Sabun Na
0,42%

NaCl 1,03%
H2O 61,04%

Berikut adalah bagan prosedur percobaan.


Limbah Cair
(Soap Gliserin)

Minyak Lemak
Keluar

Endapan
dibuang

Larutan
Tawas

Panas
100oC

PEMISAHAN
CH3COOH
H2SO4
PENJERNIHAN

PENGUAPAN

BAHAN BAKU GLISERIN

PENCAMPURAN

TRIASETIN

ANALISA
KADAR
-

Prosedur Percobaan :

1. Proses Penjernihan Limbah


- Masukkan 4 liter limbah pabrik sabun yang masih terdiri dari berbagai komposisi
zat-zat lain ke dalam labu pemisah dan diamkan sejenak sehingga muncul dua
lapisan, kemudian taruhlah beaker glass di bawah labu pemisah untuk tempat
penampung. Ambil lapisan bawah dengan cara penutup pada labu pemisah dibuka
pelan-pelan sehingga lapisan bawah keluar ke beaker glass sampai batas lapisan
atas dengan bawah pada labu pemisah. Lakukan sampai minyak lemaknya tidak
-

ada.
Campurkan larutan tawas sebanyak 50 ml, kemudian diaduk dan diamkan sampai

larutan tersebut menjadi jernih.


Larutan yang sudah jernih dipanaskan pada suhu 100C, biarkan airnya menguap

sampai diperoleh gliserin dan didinginkan.


2. Proses Asetilasi
- Pasang perlengkapan alat-alat untuk proses asetilasi dengan baik.
- Ambil 100 ml gliserin yang sudah didinginkan, masukkan ke dalam labu asetilasi
-

(labu leher tiga).


Ambil 200 ml CH3COOH glacial dan katalis H2SO4
Kemudian campurkan dipanaskan pada derajat panas dan waktu yang telah

ditentukan sehingga diperoleh triasetin pekat 6 ml campurkan ke dalam asetilasi.


3. Penetapan Kadar Triasetin
- Setelah dingin, ambil hasil asetilasi sebanyak 10 ml, kemudian dinetralkan
-

dengan larutan NaOH 1,0N dan menggunakan indikator p.p.


Setelah netral, ditambahkan lagi 100 ml NaOH 1,0N kemudian dididihkan selama

15 menit.
Setelah dingin tambahkan indikator p.p, kemudian dititrasi dengan larutan HC1

1,0N.
Catat dengan baik dan benar pada pembacaan tritasinya.

- Kondisi optimum dicapai pada suhu 120C dan waktu 75 menit serta
kecepatan 400 rpm, didapat kadar triasetin maksimum = 31,72%. Semakin tinggi
suhu reaksi (batasan antara 60C - 120C) dan semakin tinggi kecepatan pengadukan
(batasan antara 100 400 rpm), maka semakin tinggi kadar triasetin yang terbentuk.
Tetapi waktu reaksi dibatasi oleh keadaan optimal (75 menit), apabila keadaan
tersebut melebihi keadaan optimal, maka kadar triasetin akan menurun.
-

DAFTAR PUSTAKA

Budyanto, Sukamto, 2007, Laporan Kerja Praktek di PT Unilever Indonesia Tbk.,


Teknik

Kimia

Universitas

Katolik

http://repository.wima.ac.id/1158/2/Bab%201.pdf
-

Widya

Mandala

Surabaya,

(Diakses tanggal 21 September

2016).
Dewati, Retno, dkk., T.t., Pengolahan Limbah Pabrik Sabun Dari Soap Gliserin
Menjadi Triasetin, Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur, Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan Vol.2 No.2, https://core.ac.uk/download/pdf/12218283.pdf
tanggal 21 September 2016).
-

(Diakses

Anda mungkin juga menyukai