Anda di halaman 1dari 20

SIMBOL-SIMBOL BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN

PERHITUNGAN SATUAN BERAT


(Paper Pengelolaan Laboratorium)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Laboratorium

Oleh : Kelompok 2
Dani Jaya Putra

1413024021

Elan Dwi Novita

1413024031

Kartika Jaya

1413024047

Marhayati Setia Ningrum

1413024051

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016

A. Simbol-Simbol Bahan Berbahaya Di Laboratorium


Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Di dalam laboratorium tentu akan kita jumpai
banyak benda-benda, peralatan, dan bahan-bahan yang mungkin belum kita
kenal dengan baik. Oleh karena itu kita harus berhati-hati jika berada di dalam
sebuah laboratorium. Bisa saja karena ketidak-tahuan kita, kita menyentuh,
menghirup atau memperlaukaan bahan tersebut dengan tidak benar, sehingga
dapat membahayan kita ataupun laboratorium (Mulyono, 2008 : 27).
Di dalam sebuah laboratorium terdapat banyak bahan-bahan kimia yang
bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan sekitar. Ada yang
bersifat mudah terbakar, beracun, berbau tajam yang berdampak pada
kesehatan, merusak benda-benda di sekitarnya bahkan dapat mematikan
makhluk hidup. Keselamatan kerja di laboratorium sangatlah penting. Oleh
karena itu, pada wadah atau tempat bahan-bahan atau zat kimia diberi simbolsimbol yang bertujuan untuk memberi keterangan mengenai sifat dan bahaya
zat tersebut (Ridwan, 1995 : 23).
Simbol bahaya merupakan sebuah simbol yang dirancang untuk
memperingatkan tentang bahan berbahaya, lokasi, atau benda, termasuk arus
listrik, racun, dan hal-hal lain. Penggunaan simbol-simbol bahaya sering diatur
oleh hukum dan diarahkan oleh organisasi standar. Simbol bahaya mungkin
muncul dengan warna yang berbeda, latar belakang, perbatasan dan informasi
tambahan dalam rangka untuk menentukan jenis bahaya. Dengan adanya
simbol-simbol tersebut, kita diharapkan untuk selalu berhati-hati dalam
penggunaan bahan-bahan kimia di laboratorium demi keselamatan bersama.
Untuk itu, sebelum kita memasuki laboratorium kimia perlu kita pahami
simbol-simbol tanda bahaya tersebut untuk menghindari kesalahan-kesalahan
dan bahaya yang tidak kita inginkan (Maryani, 2016).
Berikut beberapa simbol-simbol tanda bahaya yang ada beserta keterangannya:

No

Simbol dan Nama

Explosive (bersifat
mudah meledak)

Sifatnya dapat
meledak dengan

Huruf
Kode
E

Keterangan

Contoh

Keamanan

Ledakan akan
dipicu oleh
suatu reaksi
keras dari
bahan. Energi
tinggi
dilepaskan
dengan
propagasi

Asam nitrat
dapat
menimbulkan
ledakan
jika
bereaksi
dengan
beberapa

Hindari
pukulan/
benturan,
gesekan,
pemanasan,
api dan
sumber nyala
lain

adanya panas,
percikan bunga api,
guncangan atau
gesekan.

Oxidizing
(pengoksidasi)

Bersifat
pengoksidasi,
dapat
menyebabkan
kebakaran dengan
menghasilkan
panas saat kontak
dengan bahan
organik, bahan
pereduksi, dll.

gelombang
udara yang
bergerak
sangat cepat.
Resiko
ledakan dapat
ditentukan
dengan
metode yang
diberikan
dalam Law for
Explosive
Substances.
Bahan-bahan
dan formulasi
yang ditandai
dengan notasi
bahaya
OXIDIZING
biasanya tidak
mudah
terbakar.
Tetapi bila
kontak dengan
bahan mudah
terbakar atau
bahan sangat
mudah
terbakar
mereka dapat
meningkatkan
resiko
kebakaran
secara
signifikan.
Dalam
berbagai hal
mereka adalah
bahan
anorganik
seperti garam
(salt-like)
dengan sifat
pengoksidasi
kuat dan
peroksida-

solven
seperti
aseton,
dietil eter,
etanol, dll.
Contoh
yang lain
KclO3 dan
NH4NO3

Kalium
klorat
(KCLO3),
Kalium
permangan
at
(KmnO4),
Hidrogen
peroksida
(H2O2), dan
Asam nitrat
(HNO3)
pekat.

Hindari
panas serta
bahan mudah
terbakar dan
reduktor

peroksida
organik.
3

Extremely
flammable (amat
sangat mudah
terbakar)

Bahan-bahan
dan formulasi
yang ditandai
dengan notasi
bahaya
Extremely
Flammable
merupakan
likuid yang
memiliki titik
nyala sangat
rendah (di
bawah 0o C)
dan titik didih
rendah dengan
titik didih awal
(di bawah
+35oC).

Contoh
bahan
dengan
sifat
tersebut
adalah
dietil eter
(cairan)
dan
propane
(gas)

Hindari
campuran
dengan udara
dan hindari
sumber api.

Contoh
bahan
dengan
sifat
tersebut
misalnya
aseton dan
logam
natrium,
yang sering

Hindari dari
sumber api,
api terbuka
dan loncatan
api, serta
hindari
pengaruh
pada
kelembaban
tertentu.

Bahan amat
sangat mudah
terbakar
berupa gas
dengan udara
dapat
membentuk
suatu
campuran
bersifat mudah
meledak di
bawah kondisi
normal.
4

Highly
flammable (sangat
mudah terbakar)

F+

Bahan dan
formulasi
ditandai
dengan notasi
bahaya Highly
Flammable
adalah subyek
untuk selfheating dan
penyalaan di

Very toxic (sangat


beracun)

T+

Toxic (beracun)

bawah kondisi
atmosferik
biasa, atau
mereka
mempunyai
titik nyala
rendah (di
bawah 21oC).
Beberapa
bahan sangat
mudah
terbakar
menghasilkan
gas yang amat
sangat mudah
terbakar di
bawah
pengaruh
kelembaban.
Bahan dan
formulasi yang
ditandai
dengan notasi
bahaya Very
Toxic dapat
menyebabkan
kerusakan
kesehatan akut
atau kronis
dan bahkan
kematian pada
konsentrasi
sangat rendah
jika masuk ke
tubuh melalui
inhalasi, melal
ui mulut
(ingestion),
atau kontak
dengan kulit.
Bahan dan
formulasi yang
ditandai
dengan notasi
bahaya Toxic
dapat
menyebabkan

digunakan
di
laboratorium sebagai
solven dan
agen
pengering.

Contoh
bahan
dengan
sifat
tersebut
misalnya
kalium
sianida,
hydrogen
sulfida,
nitrobenzene dan
atripin.

Bahan
karsinogenik dapat
menyebabkan kanker
atau
meningkat-

Hindari
kontak atau
masuk
kedalam
tubuh, segera
berobat
kedokter bila

Harmful
(berbahaya)

Bahan kimia dapat


menyebabkan
iritasi, luka bakar
pada kulit,
berlendir,
mengganggu
sistem pernafasan
bila kontak dengan
kulit, dihirup atau
ditelan

Xn

kerusakan
kesehatan akut
atau kronis
dan bahkan
kematian pada
konsentrasi
sangat rendah
jika masuk ke
tubuh melalui
inhalasi,
melalui mulut
(ingestion),
atau kontak
dengan kulit.

kan
timbulnya
kanker jika
masuk ke
tubuh
melalui
inhalasi,
melalui
mulut dan
kontak
dengan
kulit.

Bahan dan
formulasi yang
ditandai
dengan notasi
bahaya
Harmful
memiliki
resiko
merusak
kesehatan
sedang jika
masuk ke
tubuh melalui
inhalasi,
melalui mulut
(ingestion),
atau kontak

Contoh
bahan yang
memiliki
sifat
tersebut
misalnya
solven 1,2etane-1,2diol atau
etilen
glikol
(berbahaya,
diklorometan
(berbahaya,
dicurigai
karsinoge-

kemungkinan
keracunan.

Contoh
bahan
dengan
sifat
tersebut
misalnya
solvensolven
seperti
metanol
(toksik)
dan
benzene
(toksik,
karsinogenik).
Hindari
kontak
dengan tubuh
atau hindari
penghirupan,
segera
berobat jika
terkena
bahan.

dengan kulit.
8

Irritant (menyebab
kan iritasi)

Xi

Corrosive (korosif)

10

Nature Polluting
(Bahan berbahaya
bagi lingkungan)

Bahan dan
formulasi
dengan notasi
irritant
adalah tidak
korosif tetapi
dapat
menyebabkan
inflamasi jika
kontak dengan
kulit atau
selaput lendir.
Bahan dan
formulasi
dengan notasi
Corrosive
adalah
merusak
jaringan hidup.
Jika suatu
bahan merusak
kesehatan dan
kulit hewan
uji atau sifat
ini dapat
diprediksi
karena
karakteristik
kimia bahan
uji, seperti
asam (pH <2)
dan basa
(pH>11,5),
ditandai
sebagai bahan
korosif.
Bahan dan
formulasi
dengan notasi
Dangerous For
Environment
adalah dapat
menyebabkan
efek tiba-tiba
atau dalam

nik) dan
NaOH
Contoh
bahan
dengan
sifat
tersebut
misalnya
isopropilam
ina,
kalsium
klorida dan
asam dan
basa encer.
Contoh
bahan
dengan
sifat
tersebut
misalnya
asam
mineral
seperti HCl
dan H2SO4
maupun
basa seperti
larutan
NaOH
(>2%).

Contoh
bahan yang
memiliki
sifat
tersebut
misalnya
tributil
timah
kloroda,

Hindari
kontaminasi
pernafasan,
kontak
dengan kulit
dan mata.

Hindari
kontaminasi
pernafasan,
kontak
dengan kulit
dan mata

Hindari
kontak atau
bercambur
dengan
lingkungan
yang dapat
membahayak
an makhluk
hidup,

bersifat berbahaya
bagi satu atau
beberapa
komponen dalam
lingkungan
kehidupan.

11

Flammable Solid
(padatan mudah
terbakar)

sela waktu
tertentu pada
satu
kompartemen
lingkungan
atau lebih (air,
tanah, udara,
tanaman,
mikroorganis
me) dan
menyebabkan
gangguan
ekologi.

tetraklorom
etan, dan
petroleum
hidrokarbon seperti
pentana
dan
petroleum
bensin,
serta
AgNO3,
Hg2Cl2,
HgCl2

limbah
dijauhkan
dari
lingkungan.

Padatan yang
mudah
terbakar
didefinisikan
sebagai
padatan yang
memenuhi
salah satu
syarat dibawah
ini:
Merupakan
bahan peledak
basah,
Merupakan zat
yang dapat
bereaksi
sendiri, karena
tidak stabil
terhadap panas
dan
terdekomposis
i
menghasilkan
panas
(walaupun
tanpa oksigen
dari udara),
Padatan yang
mudah sekali
terbakar.

Bahan yang
bereaksi
dengan air
dan
menimbulk
an panas
serta api
(pyrophoric
material)
adalah
suatu
cairan atau
padatan
(banyak
atau sedikit
jumlahnya)
yang dalam
5 (lima)
menit
berada di
udara bebas
tanpa
disulut api
dapat
terbakar
(menimbul
kan api)
dengan
sendirinya.

Hindari
panas atau
bahan mudah
terbakar dan
reduktor
serta hindari
kontak
dengan air
apabila
bereaksi
dengan air
dan
menimbulkan panas
serta api.

12

Flammable
Liquid
(Mudah terbakar
Cair)

Digunakan
dalam
transportasi
cairan yang
mudah
terbakar.

13

Flammable Gas
(Gas mudah
terbakar )

14

Non flammable
gas
(Tidak mudah
terbakar gas )

15

Spontaneously
Combustible
(Secara spontan
mudah terbakar )

Simbol
pengaman
yang
digunakan
untuk
transportasi
atau
penyimpanan
gas yang
mudah
terbakar.
Simbol
pengaman
yang
digunakan
dalam
transportasi
gas non mudah
terbakar (dan
karenanya
sering tidak
berbahaya,
setidaknya di
tempat
terbuka).
Secara spontan
terbakar
material

Contoh
bahan
yang
memiliki
sifat
tersebut
adalah
Alcohol,
aseton,
xylene,
toluene,
ethanol,
methanol,
hexane, dan
acetonitrile
Contoh
bahan yang
memiliki
sifat
tersebut
adalah
Hydrogen,
acetylene,

Hindari
kontak
dengan
benda yang
berpotensi
mengeluark
an panas
atau api.

Jauhkan
dari panas
atau
percikan
api.

Contoh
bahan yang
memiliki
sifat
tersebut
adalah
Carbon
dioxide,
nitrogen,
dan air

Contoh
bahan yang
memiliki
sifat
tersebut
adalah

Carbon,

Simpan di
tempat yang
jauh dari
sumber
panas atau

Charcoalnonactivated,
Carbon
black.
16

Miscellaneous
danger
(Miscellaneous
bahaya)

Semua simbol
untuk semua
bahaya lainnya
(biasanya
ditentukan
dalam ruang)

17

Marine Pollutant
(Polutan Kelautan)

Polutan laut
tidak
membuang
dalam sistem
saluran
pembuangan.

18

Organic Peroxide
(Peroksida
organic)

Simbol
keamanan
bahan kimia
yang
digunakan
dalam
transportasi
dan
penyimpanan
peroksida
organik

Contoh
bahan yang
memiliki
sifat
tersebut
adalah

Ini umumnya
berarti bahwa
ia akan

Contoh
bahan yang
memiliki

19

Dangerous when
wet
(Berbahaya saat

sumber api.

Tidak
membuang
limbah ke
saluran air
atau sungai
yang
mengalir ke
laut.

Asam
peroksiase
tat, Benzol
peroxide,
Methyl
ethyl
ketone
peroxide,
Dicetyl
perdicarbo
nate.
Jauhkan
dari air dan
simpan di

basah )

bereaksi cukup
keras dengan
air

sifat
tersebut
adalah

tempat yang
kering/tidak
lembab.

Calcium
carbide,
Potassium
phosphide,
Maneb.
20

Stow away from


foodstuffs
(Menyelundup jauh
dari bahan
makanan)

Bahan
Berbahaya
yang harus
dijauhkan dari
bahan yang
dapat
dimakan.

21

Inhalation
Hazard
(Berbahaya untuk
pernapasan)

Bahan-bahan
yang dapat
merusak
sistem
inhalasi
Latau
pernapasan.

22

Infection
Substance
(Infeksi zat
kimia)

Bahan yang
mengandung
organism
penyebab
penyakit.

Contoh
bahan yang
memiliki
sifat
tersebut
adalah
Etilen
glikol,
Dikloromet
an.

Jangan
dihirup,
jangan
ditelan dan
hindari
kontak
langsung
dengan kulit

Jangan
dihirup.

Contoh
bahan yang
memiliki
sifat
tersebut
adalah

Tisue dari
pasien,
tempat
pengemba
ngbiakan
virus,

bakteri,
tumbuhan
atau
hewan.
23

Radioactive
(Radioaktif)

24

Poison (Racun)

25

Poison Gas (Gas


Beracun)

Bahan yang
mengandung
material atau
kombinasi
dari material
lain yang bisa
mancarkan
radiasi secara
spontan.
Simbol yang
digunakan
pada
transportasi
dan
penyimpanan
bahan-bahan
yang beracun
(belum tentu
gas).

Contoh
bahan yang
memiliki
sifat
tersebut
adalah

Uranium,
90Co,
Tritium.
Contoh
bahan
yang
memiliki
sifat
tersebut
adalah
Cyanohyd
rin,
Calcium
cyanide,
Carbon
tetrachlori
de.
Simbol yang Contoh
digunakan
bahan
pada
yang
transportasi
memiliki
dan
sifat
penyimpanan tersebut
material gas
adalah
yang
Chlorine,
beracun.
Methil
bromide,
Nitric
oxide.

Jauhkan
dari
pernapasan
kita.

(Maryani, 2016)
B. Kelarutan Suatu Zat

Zat-zat yang memiliki fasa padat dan gas lazimnya disebut sebagai zat terlarut
(solute) sedangkan yang berfasa cair dikatakan sebagai pelarut. Suatu zat
dikatakan sebagai pelarut apabila memiliki jumlah yang lebih banyak
dibandingkan jumlah zat terlarut. Dalam kondisi tertentu misalnya campuran
antara alkohol dan air dengan perbandingan 50:50. Dari campuran tersebut
sedikit meragukan untuk menentukan mana yang bertindak sebagai pelarut dan
mana yang bertimdak sebagai zat terlarutnya. Dari campuran yang demikian air
dan alkohol dapat dikatakan sebagai pelarut dan dapat pula dikatakan sebagai
zat terlarut. Lain halnya dalam pembuatan sirup. Dalam pembuatan sirup
jumlah gula lebih banyak dari jumlah air tetapi air tetap dikatakan sebagai
pelarut karena dapat mempertahankan keadaan fisiknya sedangkan gula atau
sukrosa disebut sebagai zat terlarut. Untuk menyatakan jumlah atau banyak zat
terlarut dalam suatu larutan digunakan istilah konsentrasi. Terdapat beberapa
metode yang digunakan untuk menyatakan konsentrasi zat terlarut di dalam
larutan.
1. Persen massa

Contoh :
a. Berapa % gula dalam larutan yang dibuat dengan melarutkan 10 g gula
dalam 70 g air ?

b. Berapa gram gula yang terdapat dalam 500 gram larutan 12% massa
gula ?

2. Persen volume

Konsentrasi suatu larutan dari dua cairan dinyatakan sebagai presentasi


volume. Hal ini bisanya dijumpai pada konsentrasi minuman beralkohol.
Misalnya vodka yang mengandung 15 persen alkohol artinya didalam 100
mL vodka terdapat 15 mL alkohol.
Misalnya menentukan % volume alkohol dari suatu campuran. 40 mL
alkohol dicampur 50 mL aseton maka :

3. PPM dan PPB

Untuk larutan yang sangat sangat encer untuk menyatakan konsentrasi


digunakan satuan parts per million atau bagian perjuta (ppm), dan parts per
billion atau bagian per milliar (ppb).
Larutan dengan konsentrasi 1 bpj artinya mengandung 1 gram zat terlarut
didalam tiap 1 juta gram larutan atau 1 mg zat terlarut dalam tiap 1 kg
larutan.

Karena larutan yang sangat encer memiliki massa jenis = 1 g/mL, maka 1
bpj diartikan sebagai 1 miligram zat terlarut dalam 1 liter larutan.

4. Molalitas
Kemolalan menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 Kg pelarut.

Dengan, Mr = massa molar, P = berat pelarut (gram)


Contoh :
a. Berapa molal larutan NaCl jika diketahui persen massa NaCl = 10%
Jawab :

b. Berapa molalitas larutan yang dibuat dengan melarutkan 3 g urea


(CO(NH)2)2) di dalam 500 g air? (Mr urea = 60)
Jawab :

5. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan atau
jumlah milimol zat terlarut dalam 1 mL larutan.

Larutan 0,50M artinya 0,50 mol zat dalam satu liter larutan atau 0,50
milimol zat dalam 1 mL larutan.

1L = 1 dm3 = 1000 mL = 1000 cm3


1 mol = 1000 mmol

Contoh :
1. Jika di dalam suatu botol pereaksi terdapat terdapat 250 mL larutan
NaOH (Mr = 40) yang konsentrasinya 0,4M. maka :
a. Berapa jumlah mol NaOH yang terkandung di dalam larutan
tersebut ?
b. Berapa gram NaOH yang terlarut di dalam larutan tersebut ?
Jawab :
a. Volume larutan = 250 mL = 0,25 L
Mol NaOH yang terlarut = 0,25 L x 0,4 mol/L = 0,10 mol
b. Gram NaOH yang terlarut dalam larutan = mol NaOH x Mr NaOH
= 0,1 mol x 40 g/mol = 4 g
Hubungan molaritas larutan dengan % massa

Didalam laboratorium tersedia larutan asam format (CHO2H) 4,6%. (Ar H


= 1, C = 12 dan O = 16) dengan massa jenis 1,01 g/mL. Tentukan
konsentrasi larutan tersebut !
Jawab :

atau
v Massa larutan = 1000 mL x 1,01 g/mL = 1010 g
v Massa zat terlarut = % massa x massa larutan = 4,6/100 x 1010 g = 46,46 g
v Mol CHO2H yang larut dalam 1 liter larutan = 46,46 g/46 g/mol = 1,01 mol
6. Fraksi mol (X)
Fraksi mol menyatakan jumlah mol zat terlarut atau jumlah mol pelarut
dalam jumlah mol total larutan.

Contoh :
1. Dalam suatu larutan 16% massa naftalena dalam benzena, tentukan
fraksi mol masing-masing zat, jika diketahui Mr naftalena = 128 dan
Mr benzena = 78 ? Misalkan larutan total = 100 g

Hubungan Fraksi Mol, Kemolalan dan Kemolaran


Konstrasi larutan dapat dikonfersikan dari satuan ke satuan yang
lain.misalnya suatu larutan 40% NaNO3 dengan massa jenis 1,36 g/mL.
Hitunglah fraksi mol, kemolalan dan kemolaran dari NaNO3? (Mr = 85)
Jawab :
Massa larutan = 1000 mL x massa jenis
= 1000 mL x 1,36 g/mL
= 1360 gram
NaNO3 yang terlarut dalam 1 liter larutan

Massa molar NaNO3 = 85 g/mol

Jumlah air dalam larutan

a.

Fraksi mol NaNO3

= massa larutan massa NaNO3


= (1360-544) gram = 816 g
= 816 / 18 = 45,33 mol

b. Fraksi mol H2O

c. Kemolalan

d. Kemolaran

(Saputra, 2015).
C. Perhitungan Satuan Berat

DAFTAR PUSTAKA

Maryani. 2016. Simbol Bahan Kimia Berbahaya. dinduh dari :


http://www.maryaniebiologi.com/2016/02/simbol-bahan-kimiaberbahaya.html. diakses tanggal 01 Oktober 2016 pukul 12:03 WIB

Mulyono. 2008. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Bumi Aksara. Jakarta


Ridwan. 1995. Diktat Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.
Wartakimia Analitik. Jakarta
Saputra,

Andhika.

2015.

Kelarutan

Suatu

Zat.

diunduh

http://andhikasaputra.web.id/2015/11/kelarutan-suatu-zat.html.
tanggal 02 Oktober 2016 pukul 11:48 WIB

dari:
diakses

Anda mungkin juga menyukai