Anda di halaman 1dari 19

BAB 2

METODE EKSPLORASI
Pertambangan ialah suatu rangkaian kegiatan mulai dari kegiatan penyelidikan bahan
galian sampai dengan pemasaran bahan galian. secara umum tahapan kegiatan pertambangan
terdiri dari Penyelidikan Umum (Prospeksi), Eksplorasi, Penambangan, Pengolahan,
Pengangkutan, dan Pemasaran. Pada makalah ini kami akan membahas tentang tahapan
dalam eksplorasi.
Dalam usaha Pertambangan, terdapat dua proses penting yaitu eksplorasi dan
eksploitasi. Eksplorasi sendiri merupakan tahap awal suatu usaha pertambangan sedangkan
eksploitasi merupakan tahap lanjutan dari proses eksplorasi. Agar eksploitasi sumberdaya
tambang berjalan maka dibutuhkan data mengenai sumberdaya yang akan diambil guna
berjalannya proses pertambangan itu sendiri, dan proses pengambilan data ini termasuk
dalam tahap eksplorasi.
Menurut Koesoemadinata Eksplorasi adalah suatu aktivitas untuk mencari tahu
keadaan suatu daerah , ruang atuapun suatu realm yang sebelumnya tidak diketahui
keberadaannya. Istilah eksplorasi geologi adalah mencari tahu keberadaan suatu objek
geologi yang pada umumnya berupa cebakan mineral.
Oleh sebab itu untuk mencari tahu keberadaan suatu cebakan mineral dibutuhkan cara
atau metode eksplorasi yang berguna untuk membuktikan bahwa cebakan mineral yang dicari
terdapat pada daerah yang telah diselidiki. Dengan telah diketahuinya cebakan mineral yang
terdapat maka dapat ditentukan jumlah cadangannya, sehingga proses pertambangan dapat
dilanjutkan ketahap selanjutnya. Jadi pentingnya metode eksplorasi yang dilakukan untuk
mengetahui potensi sumberdaya mineral/bahan galian yang ada serta mengidentifikasi
kendala alami maupun kendala lingkungan yang mungkin ada. Hasil dari kegiatan kegiatan
tersebut harus dapat memberikan informasi yang lengkap dan akurat mengenai sumberdaya
mineral/bahan galian maupun kondisi-kondisi geologi yang ada, agar studi kelayakan untuk
pembukaan usaha pertambangan yang dimaksud dapat dilakukan dengan teliti dan benar
(akurat).

Berdasarkan

pada

sifat-sifat

endapan,

metoda

penyelidikan

dan

pendekatanpendekatan teknologi yang digunakan, metoda eksplorasi secara umum dapat


dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu metoda eksplorasi tak langsung dan eksplorasi langsung.
Eksplorasi cebakan mineral dapat dilakukan dengan metode tidak langsung atau
metode langsung, tergantung pada jenis bahan galian yang dicari. Eksplorasi tidak langsung
terdiri atas metode pengideraan jauh, geofisika dan geokimia, sedang ekplorasi langsung
dilakukan mlalui pemetaan permukaan dan pemetaan bawah tanah (Gambar 2.0).
(Balfas,2015)

EKSPLORA
EKSPLORA
SI
TIDAK
LANGSUN
G
INDERAJA

GEOFISIKA

LANGSUN
LANGSUN
G
GEOKIMIA

PERMUKAA
PERMUKAA
N

Foto Udara

Magnetik

Bedrock

Pemetaan
Pemetaan
Singkapan
Singkapan

Citra
Citra
satelit

Gravitasi

Soil

Trenching

Citra Radar

Seismik

Air

Testpit

dll

Listrik

Vegetasi

Radioaktif

Stream
Stream
Sediment

BAWAH
PERMUKAA
N
N
Pemboran

Gambar 2.0 Metode Ekplorasi (Dimodifikasi dari Balfas,2015)


Secara prinsip kedua jenis metoda eksplorasi tersebut mempunyai tujuan yang sama
yaitu untuk mengidentifikasikan dan menemukan endapan bahan galian (bijih). Perbedaan
mendasar dari kedua jenis kegiatan eksplorasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut.
(Natosiswoyo,2000)

Tabel 2.0
Perbandin
gan
metode
eksplorasi

2.1 Eksplorasi Tidak Langsung


Eksplorasi tidak langsung dibagi didalam beberapa metoda-metoda, yaitu :

Penginderaan jarak jauh (inderaja).

Metoda eksplorasi geokimia.

Metoda eksplorasi geofisika.

2.1.1 Penginderaan Jauh


Penginderaan jarak jauh merupakan suatu teknologi dengan memanfaatkan sarana
angkasa (luar angkasa) untuk dapat melakukan observasi pada permukaan bumi.
Penginderaan jauh ini juga akan (dapat) sangat membantu dalam melakukan interpretasi
bawah permukaan tanah terutama pada daerah-daerah yang ditutupi oleh vegetasi atau
lapukan kuarter.
Penginderaan jauh adalah metode pengamatan dan pengenalan suatu obyek
dipermukaan bumi tanpa melalui kontak langsung dengan obyek tersebut . Ruang lingkup
penginderaan jauh meliputi pemanfaatan gelombang elektromagnetik untuk menghasilkan
citra (image) permukaan bumi. (Balfas,2015)

Secara umum penginderaan jarak jauh (inderaja) ini dapat dilakukan dengan 3 (tiga)
sistem, yaitu : (Natosiswoyo, 2000)

Pemotretan dengan kamera atau fotografi dengan menggunakan pesawat udara yang
dikenal dengan Foto Udara (Aerial Photograph).

Melakukan scanning melalui gelombang mikro (Radar) yang ditempatkan pada


wahana luar angkasa.

Melakukan pemotretan permukaan bumi dengan menggunakan satelit (Landsat) yang


dikenal dengan Citra Satelit.
Pemanfaatan penginderaan jauh dalam kegiatan ekplorasi tambang umumnya

dilakukan pada tahapan awal untuk mengumpulkan informasi geologi yang dapat ditafsirkan
dari citra inderaja. Informasi-informasi tersebut dapat berfungsi sebagai informasi awal cila
daerah tersebut masih belum tersedia data geologi yang cukup lengkap.
2.1.1.1 Foto Udara
Foto Udara Merupakan pemotretan permukaan bumi dengan menggunakan kamera
foto dengan menggunakan pesawat udara. Adapun hasil pemotretan yang dapat diperoleh
adalah : (Natosiswoyo,2000)

Fotograf Hitam & Putih (B & W Film).

Fotograf berwarna (Color Film).

Inframerah hitam & putih (B & W IR).

Inframerah berwarna (Color IR).


Dalam suatu pengamatan foto udara terdapat 7 (tujuh) komponen dasar foto udara

yang perlu diketahui, yaitu :

Bentuk, berhubungan dengan kenampakan fisik suatu objek.

Ukuran, berhubungan dengan dimensi suatu objek dan umumnya berfungsi sebagai
skala,

Pola, berhubungan dengan posisi/sifat/karakteristik spasial suatu objek,

Bayangan, dapat menjadi petunjuk interpretasi (sebagai guide untuk kenampakan


suatu objek), namun dapat juga menjadi kendala dalam interpretasi (jika menghalangi
fisik objek yang penting),

Rona, merupakan tingkat (gradasi) kecerahan/warna relatif suatu objek terhadap objek
lain,

Tekstur, merupakan kombinasi dari bentuk, ukuran, pola, bayangan, atau rona,

Situs/lokasi/indeks, merupakan letak/posisi relatif objek terhadap objek lain.


Interpretasi-interpretasi (informasi) yang dapat diperoleh dari hasil pengamatan

(analisis) foto udara adalah :

Relief permukaan bumi peta topografi,

Rona muka bumi interpretasi litologi (batuan) dan alterasi,

Tekstur muka bumi (objek) untuk menginterpretasikan jenis batuan atau perbedaan
kekerasan batuan,

Pola aliran sungai,

Tingkat erosi permukaan,

Tata guna lahan,

Kelurusan-kelurusan objek yang bermanfaat untuk interpretasi struktur geologi.


Photogeology adalah nama yang diberikan untuk penggunaan foto udara untuk studi

geologi. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, ahli geologi harus merencanakan pekerjaan
geologi foto di kantor dan di lapangan. Dengan Skema : (J.Moon,2006)
1. Keterangan dari daerah yang disurvei foto udara
2. kompilasi photogeology ke peta dasar topografi
3. Memeriksa lapangan
4. Penjelasan kembali
5. Kompilasi kembali untuk produksi final peta photogeological

Gambar
2.1 Proses
pengambi
lan foto
Dari Gambar diatas (gambar
6.8) adalah cakupan dari foto udara, yaitu :
udara

a. Proses pengambilan gambar/foto sehingga menampilkan tumpang tindih foto-foto saat


terpapar.
b. Hasil foto dari masing-masing perjalanan yang dijadikan satu saling tumpang tindih.
c. Sebuah laydown cetak foto dari garis penerbangan yang berdekatan ilustrasi sisi lap
dan drift.

Fotografi menggunakan kamera dan film. Fotografi menghasilkan resolusi spasial


yang terbaik, tapi kurang fleksibel dalam pengumpulan data spektral dan pengembangan
citra. Resolusi spasial tergantung pada ketinggian (altitude), panjang fokus lensa, dan tipe
film yang digunakan. Resolusi spektral terbatas pada panjang gelombang tampak mata
(visible) dan sebagian infrared. (Balfas,2015)
2.1.1.2 Penginderaan Jauh Gelombang Mikro
Penginderaan jarak jauh dengan menggunakan gelombang mikro dapat dilakukan
dalam segala kondisi alam (kabut, berawan, siang, malam, dll.) tergantung pada panjang
gelombang yang digunakan. Penginderaan dengan gelombang mikro ini umumnya
menggunakan sensor gelombang mikro aktif yang dikenal dengan RADAR (Radio Detection
and Ranging), dimana transmisi berupa ledakan pendek (pulsa gelombang mikro) dan
merekam kekuatan gema/pantulan yang direspon oleh objek.
Umumnya peralatan sistim Radar ini dipasang pada pesawat terbang maupun pesawat
antariksa (ulang-alik). Sistem Radar yang digunakan pada umumnya adalah SLR (Side
Looking Radar) dan SLAR (Side Looking Airborne Radar). Karena resolusi spasial yang
dihasilkan oleh sistem SLR/SLAR ini relatif lebih kasar daripada resolusi yang dihasilkan
oleh foto udara, maka SLR/SLAR ini jarang digunakan pada tahapan penelitian (pemetaan)
rinci, tapi hanya (umum) digunakan pada pemetaan awal (survei tinjau reconnaissance).

Gambar 2.2 Sebuah pesawat yang sudah dipasang


peralatan geofisika

2.1.2 Eksplorasi Geokimia


Prospeksi geokimia adalah pengukuran secara sistematik satu atau lebih unsur jejak
dalam batuan, tanah, sedimen aktif, vegetasi, air atau gas untuk mencari anomaligeokimia
atau konsentrasi abnormal dari suatu unsur jejak tertentu yang kontras dengan lingkungannya.
Anomali geokimia dalah kandungan suatu unsur atau mineral pada suatu batuan yang jauh
melebihi kadar normal unsur tersebut dalam batuan atau anomali geokimia dapat diartikan
sebagai suatu kehadiran suatu unsur asing dalam suatu batuan. Batas kadar normal suatu
unsur didalam satu jenis batuan dimana sampel yang memiliki kadar diatas batas tersebut
dianggap anomali disebut tresholds. (Balfas,2015)
Prospeksi geokimia dilakukan berdasarkan pengetahuan bahwa mineralisasi primer
lebih banyak terjadi di sekitar endapan mineral dan suatu pola dispersi sekunder dari unsurunsur kimia sering terbentuk selama pelapukan dan erosi dari endapan. Dispersi primer
merupakan suatu kenampakan alterasi dan kondisi zoning yang memiliki dimensi yang sama
dari sentimeter sampai meter di sekitar badan bijih, dan ratusan meter sampai kilometer di
sekitar badan bijih yang besar dan area tambang. Sedangkan pola dispersi sekunder
mengandung sisa-sisa mineralisasi bijih yang dapat ditemukan dalam conto-conto batuan,
tanah, vegetasi, sedimen, dan air yang diambil pada jarak beberapa meter sampai puluhan
kilometer dari sumber (Gambar 1.1). (Balfas,2015)

Gambar
2.3
Metode
Eksplorasi
geokimia

Prospeksi geokimia pada dasarnya terdiri dari dua metode, yaitu : (Balfas,2015)

Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral yang
relatif stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas, platina, kasiterit, kromit,
mineral tanah jarang). Cocok digunakan di daerah yang kondisi iklimnya membatasi
pelapukan kimiawi. (Gambar 1.2)

Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini dapat
diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak tererosi, baik yang
lapuk ataupun yang tidak lapuk (Gambar 1.2).

Menurut Peters (1978), urutan kegiatan eksplorasi geokimia secara umum terdiri dari :
(Balfas,2015)

a. Seleksi metode, elemen-elemen yang dicari, sensitivitas dan ketelitian yang


diinginkan, serta pola sampling.
b. Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dengan mengecek contoconto secara umum dan kedalaman conto untuk menentukan level yang dapat diyakini
dan untuk mengevaluasi faktor bising (noise).
c. Analisis conto, di lapangan dan laboratorium dengan analisis cek yang dibuat pada
beberapa metode.
d. Melakukan statistik dan evaluasi geologi dari data, sering berkaitan dengan
ketersediaan data geologi dan geofisika.
e. Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis dan evaluasi pada area
yang lebih kecil, menggunakan interval sampling yang lebih rapat dan penambahan
metode geokimia.
f. Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang dan penambahan
analisis dari conto-conto yang telah ada.
2.1.3 Eksplorasi Geofisika
Informasi geofisika diinterpretasikan berkaitan dengan pola-pola geologi seperti jenis
batuan, struktur, urutan stratigrafi, dan mineralisasi bijih. Metoda geofisika digunakan pada
tahap eksplorasi pendahuluan biasanya dengan airborne untuk mencakup kenampakan
geologi pada area yang luas dan pada tahap yang lebih detil dilanjutkan dengan pengukuran
geofisika di permukaan, maupun pada lubang bor (logging). Metode geofisika bekerja
berdasarkan kondisi atau sifat fisik bawah permukaan bumi. Beberapa metode yang sering
digunakan dalam kegiatan eksplorasi bahan galian tambang adalah elektromagnetik,
geolistrik, magnetik-gravitasi, dan seismik. Metode-metode tersebut dipilih dan digunakan
berdasarkan target yang hendak diukur. (Balfas,2015)
Eksplorasi Geofisika dilakukan berdasarkan kontras atau perbedaan sifat fisik dari
batuan, mineral dan bijih dari endapan yang diukur. Secara umum metode geofisika dibagi
menjadi 2,yaitu :
a. survei aktif adalah pengukuran variasi respon material penyusun bumi dibawah
permukaan terhadap suatu sinyal yang dipancarkan kedalam bumi. Survei ini meliputi
metode geolistrik, elektromagnetik, dan seismik yang dilakukan dengan memberikan
gangguan berupa arus listrik atau getaran ke bawah permukaan.

b. Survei pasif adalah pengkuran variasi spasial siafat-sifat fisik natural material
penyusun bumi di bawah permukaan. Survei ini meliputi metode magnetik, gaya
berat, dan radioaktif yang mendeteksi anomali-anmolai di alam.
Penerapan metode geofisika dan geokimia dalam kegiata eksplorasi endapan mineral
bijih secara umum ditunjukkan pada tabel 9.2
Tabel 2.2 Penerapan metode-metode geofisika dan geokiia dalam eksplorasi
(Gocht et al., 1988)

2.1.3.1 Survei Seismik


Survei seismik terdiri atas suatu rangkaian seismometer disepanjang suatu garis lurus
dan detonator peledak ujung yang lain. Jika lapisan batuan horisontal atau sedikit miring,
gelombang sismik meperlihatkan alur yang sederhana. Dua jenis alur yang diilustrasikan
terdiri atas gelombang seismik reflected dan refracted. Gelombang refleksi merambat
kebawah hingga batas antar lapisan batuan dimana gelombang tersebut kemudian dipantulkan
kembali kepermukaan. Sebaliknya gelombang refleksi merambat kebawah hingga batas antar
lapisan batuan , lalu merambat disepanajng bidang perlapisan dan akhirnya kembali
kepermukaan.
Gelombang seismik diinduksi pada permukaan bumi dengan palu, senapan, atau
dinamit untuk survei lokal dekat permukaan dan dengan vibrator untuk survei yang
dalam.
maupun

Rangkaian

geofon

dibiaskan

dalam

di

permukaan

perekam

mengukur

multichannel.

getaran
Setelah

yang
proses

dipantulkan
penyaringan

kompleks dari bising yang berinterferensi dan pemrosesan komputer maka profil seismik
dari jarak terhadap waktu tempuh gelombang seismik diplot. Profil tersebut dapat
dikonversi ke dalam skala kedalaman sebenarnya dan konfigurasi struktur geologi jika

kecepatan rambat gelombang pada batuan diketahui. Survei seismik terutama jenis
seismik pantul merupakan metode geofisika yang paling berguna dalam eksplorasi
minyak bumi dan gas alam, membantu mendeteksi struktur perangkap hidrokarbon
antiklin, patahan atau kubah garam.
Metode seismik jarang digunakan dalam eksplorasi mineral karena sering terjadi
interferensi yang kuat antara gelombang yang dipancarkan dengan yang dipantulkan
atau dibiaskan pada kedalaman yang dangkal serta diperlukan resolusi yang tinggi
untuk mendeteksi struktur kompleks yang sering berasosiasi endapan bijih. Saat ini survei
seismik pantul dangkal telah digunakan pada eksplorasi batubara untuk mendeteksi
kemenerusan

perlapisan

batubara

dan

untuk

mendeteksi

kemungkinan

adanya

struktur patahan yang berguna dalam antisipasi kemajuan tambang bawah tanah.
2.1.3.2 Survei Geolistrik
Survei geolistrik menggunakan konduktivitas mineral dan batuan atau kebalikannya
(tahanan jenis), untuk memperkuat informasi geologi dekat permukaan. Metode tersebut
digunakan untuk menyelidiki kondisi bawah permukaan dengan mempelajari sifat aliran
listrik pada batuan di bawah permukaan bumi. Penyelidikan tersebut meliputi pendeteksian
besarnya medan listrik yang mengalir di dalam bumi baik secara alamiah (metode pasif)
maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi (metode aktif) dari permukaan. Kehadiran dan
distribusi mineral-mineral sulfida pada kedalaman dapat ditentukan dengan mengukur
pengaruh konduktivitasnya pada aliran arus yang diinjeksikan ke dalam tanah.
Beberapa cara yang digunakan dalam metode geolistrik adalah :
a. Tahanan jenis (Resistivity).
b. Potensial diri (Self Potential atau SP).
c. Potensial terimbas (Induced Polarization atau IP).
Dengan menghubungkan voltmeter diantara dua elektrode yang diletakkan di
permukaan, dapat diuku perbedaan voltase yang dihasilkan oleh suatu polarisasi massa.
Lokasi tersebut ditunjukkan oleh pola variasi voltase dari pengukuran yang diulangi pada
suatu interval yang regular diatas suatu daerah.

Dengan menhubungkan dua baterai anatara dua elektrode , kita bisa mendorong arus
mengalir ke dalam bumi. Kemudian voltmeterr dihubungkan diantara dua elktrode untuk
mengukur resistivitas batuan. Pengukuran dilakukan dengan menyusun elektrode dalam spasi
berbeda-beda untuk mendeterminasi bagaiman resistivitas berubah terhadap kedalaman.
Survei didesain untuk menjangkau kedalaman hingga beberapa ratus meter dengan
menggunakan alat yang cukup praktis untuk dipindahkan. Sebagai elktrode digunakan batang
logam yang ditanamkan kedalam tanah.
2.1.3.3 Survei Gravitasi
Gaya gravitasi tidak sama pada semua tempat dimuka bumi. Ada variasi kecil dari
temapt yang satu ke tempat yang lain karena adanya variasi densiti batuan. Dlam satuan
Sistem Internasional (SI), sifat ini dinyatakan dengan satuan kilogram per meter kubik
(kg/m3) atau dengan satuan gram percentimetter kubik (gr/cm3). (Balfas,2015)
Jenis batuan dibawah permukaan dapat dideteksi dari perbedaan gaya gravitasinya.
Sebagai contoh, kubah garam (salt domes) yang melakukan penetrasi pada lapisan serpih
akan mengurangi sedikit (tapi terukur) gaya gravitasi yang dideteksi dipermukaan, karena
densiti garam 2,0 g/cm3 lebih kecil dibanding densiti serpih 2,6 g/cm3. Kubah garam
biasanya dicari karena akumulasi minyak dan gas alam bisa terperangkap pada sayap kubah
garam tersebut. (Balfas,2015)
Gaya gravitasi bumi diukur dengan menggunakan alat yang disebut gravimeter. Pada
dasarnya, lat tersebut terdiri atas sebuah per (spring) yang sangan sensitif bergerak karena
perubahan beratnya sebagai refleksi dari perubahan gaya gravitasi dari satu titik ke titik yang
lain. (Balfas,2015)
Survey gravitasi dilakukan dengan melakukan pembacaan gravimeter pada beberapa
titik dalam suatu daerah. Jarak antara titik berkisar antara kurang dari satu hingga beberapa
kilometer, tergantung pada ukuran dan kedalaman kondisi geologi yang dilacak.
(Balfas,2015)
Menurut Sanny et al. (1997), survei gaya berat digunakan untuk menggambarkan
bentuk (struktur) geologi bawah permukaan berdasarkan variasi medan gravitasi bumi
yang ditimbulkan oleh perbedaan densitas (rapat massa) antar batuan. Secara teknis,
survei gaya tersebut mengukur perbedaan medan gravitasi dari satu titik terhadap titik
pengamatan lainnya. Suatu sumber yang merupakan satu zona massa di bawah
permukaan akan menyebabkan satu gangguan dalam medan gravitasi yang disebut

dengan anomali gaya berat. Kontras medan gaya berat tersebut relatif kecil sehingga
diperlukan alat ukur yang memiliki ketelitian cukup tinggi. Pada dasarnya metode
tersebut digunakan karena kemampuannya membedakan densitas dari satu sumber
anomali terhadap densitas lingkungan sekitarnya. Dari kontras densitas diharapkan
dapat diketahui bentuk struktur bawah permukaan suatu daerah. Metode gaya berat
banyak digunakan pada tahap eksplorasi pendahuluan baik untuk eksplorasi minyak
bumi maupun mineral.
Gaya berat diukur dalam Milligal (mGal, 1 mGal = 0,001 cm/det2) dengan gravimeter
yang

bekerjanya

mirip

dengan

kesetimbangan

sensitif

dan

dapat

mengukur

perbedaan nilai yang lebih kecil dari 0,01 mGal. Nilai densitas rata-rata kerak bumi
bagian atas mendekati 2,67 g/cm3, dan rentang densitas material geologi adalah 2,0
g/cm3 untuk tanah dan 4,0 g/cm3 untuk sulfida masif atau endapan bijih besi
(Gambar 5.5).

Pengukuran gaya berat harus dikoreksi terhadap lintang dan efek topografi lokal.
Anomali gaya berat yang terukur oleh gravimeter disebut dengan anomali Bouguer.
Data ditampilkan sebagai profil gaya berat (Gambar 5.7 dan 5.9) dan peta kontur
yang membatasi harga anomali tertentu, misalnya gaya berat yang tinggi untuk
batuan

yang

berat

atau

endapan

bijih,

sedangkan

gaya

berat

yang

rendah

ditunjukkan misalnya oleh endapan aluvial atau kubah garam. Anomali gaya berat

tergantung pada beberapa faktor termasuk kontras densitas, ukuran dan bentuk
badan anomali, serta kedalaman sehingga dapat menimbulkan berbagai interpretasi.
2.1.3.4 Survei Magnetik
Survei ini bertujuan untuk mengukur intensitas medan magnetik bumi. Deviasi lokal
dari medan tersebut disebabkan oleh kehadiran batuan dan mineral yang bersifat magnetik
atau magnetismenya diinduksi oleh medan magnet bumi. Mineral yang paling berkaitan
dalam survei ini adalah magnetit, tetapi dalam beberapa kasus terdapat kehadiran ilmenit,
hematit atau pirotit. Magnetisme alami atau remanen yang terdapat dalam mineral saat
formasinya, umumnya lebih lemah daripada magnetisme yang diinduksi oleh medan
magnetik bumi. Tingkat induksi diukur oleh suseptibilitas magnetik mineral atau batuan yang
mengandung mineral-mineral tersebut.

2.1.2 Eksplorasi Langsung


Metode eksplorasi langsung

adalah kegiatan eksplorasi yang dilakukan melalui

kontak visual dan fisik secara lngsung dengan kondisi permukaan/bawah permukaan pada
daerah target yang teridentifikasi mengandung endapan yang dicari. Metode eksplorasi
langsung bisa dialkukan pada semua tahapan kegiatan eksplorasi.
2.1.2.1 Pemetaan Singkapan
Pemetaan singkapan adal prose pengamatan dan pengukuran data geologi, pencatatan,
pengeplotan dan sampling dari seumlah singkapan yang ditemukan didlapangan. Data
geologi yang diperoleh dianalisa dan diinterpretasikan kemudian dbuat menjadi suatu peta
geologi susuai dengan pentukan dan tingkat ketelitina permukaan. (Balfas,2015)
2.1.2.2 Paritan (Trenching)
Parit Uji (Trenching) adalah salah satu metoda untuk memperoleh ketebalan endapan
secara absolut. Ketika menggali parit, memperhatikan hal berikut akan membuat pemetaan
berikutnya dan sampling jauh lebih aman dan lebih nyaman. (Marjoribanks,2010)

Potong kembali kedua sisi bagian atas parit untuk satu lebar ember dan kedalaman 50100 cm seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 4.1. Hal ini untuk mencegah
permukaan material yang tidak dikonsolidasi lepas dari jatuh ke parit (dan ke kepala

setiap ahli geologi di bawah ini!).


Susun semua lapisan atas tanah dan materi permukaan lepas dari parit di satu sisi
pembukaan; tumpukan semua materi batuan dasar ke sisi lain. Ini memfasilitasi
membuat penilaian cepat dari bahan parit dari tumpukan jarahan batuan dasar dan
akan mengizinkan sampel massal yang akan diambil jika diperlukan. Ketika kembali
mengisi parit (persyaratan lingkungan normal) jarahan harus diganti dalam urutan
terbalik sehingga tanah lapisan atas yang diawetkan di atas.

Setelah prospek telah diidentifikasi, dan hak untuk mengeksplorasi diperoleh,


mengkaji dan bergerak maju melalui serangkaian progresif tahap, dimana dengan hasil positif
di setiap tahap akan menyebabkan maju ke tahap berikutnya dan eskalasi upaya eksplorasi.
Hasil negatif berarti bahwa prospek akan dibuang, atau hanya ditunda sampai akuisisi segar
informasi / ide / teknologi mengarah ke yang sedang diaktifkan. Meskipun berbagai macam
kemungkinan jenis prospek berarti bahwa akan ada beberapa perbedaan dalam proses
eksplorasi untuk kasus-kasus individual. (Roger Marjoribanks,2010)
2.1.2.3 Sumur Uji
Sumur uji dibuat dalam suatu deretan sarah jurus dengan besar masing-masing lubang
bukaan 3-5 meter. Kedalaman sumur uji bervariasi sesuai dengan tuuan pembuatan sumur uji,
baisanya samapi menbus keseluruhan lapisan endapan yang dicari,misalnya batubara dan
mineralisasi beruap vein. Pada endapan laterik atau residual, kedalaman sumur uji dapat
mencapai 30 m atau sampai menembus batuan dasar.
2.1.2.4 Pemboran (Pengeboran)
Pemboran eksplorasi adalah prosedur dimana beberapa lubang tes dibor untuk
mengevaluasi kandungan tanah dan batuan di daerah tertentu. Evaluasi ang dilakukan adalah
untuk memastikan kehadiran dan menilai kualitas kandungan bahan galian dalam tanah dan

batuan. Disamping itu, pemboran eksplorasi juga memberikan informasi yang akurat
mengenai dimensi vertikal dan urutan strata batuan. (Balfas,2015)
Untuk perencanaan konstruksi teknik yang dilakukan pengeboran inti, sedangkan
untuk air tanah ddengan pengeboran tanpa inti (biasa). Alat yang digunakan sama misalnya :
dengan mesin bor atau bor tangan (tanpa mesin) bedanya untuk pemboran inti dilengkapi
tabung penginti. Pahat biasa hanya untuk melobangi tanah, unutk mengetahui jenis batuan
hanya dari hancuran tanah/batuan yang naik keatas bersama air (dari mesin pompa). Pahat
bor inti disamping melobangi tanah didapatkan inti (contoh batuan) yang berbentuk silinder
sehingga dari inti tersebut dapat diamati dan dapat dilakukan test laboratorium. Hancuran
batu (serbuk bor) maupun inti bor disusun sesuai kedalamannya dalam kotak. (Suharyadi,
2004)
Dengan pengeboran dapat diketahui jenis batuan, sifat-sifatnya dan dapat
diinterpretasikan struktur geologinya. Apabila dari penyelidikan terdahulu ternyata ada
tempat-tempat yang masih diragukan adanya gangguan struktur geologinya maka ditempat
tersebut dapat dilakukan penyelidikan/pembuatan parit uji dan sumur uji. (Suharyadi, 2004)
Arah pemboran tergantung pada asumsi letak dan ketebalan target yang akan di bor
berdasarkan informasi/data permukaan yang diperoleh. Pada zone mineralisasi yang
berbentuk endapan hamburan atau zona mineralisasi yang diperkirakan memiliki kedalaman
yang dangkal biasanya dibuat lubang bor miring dengan tujuan agar dapat menembus tegak
lurus pada zone mineralisasi. (Balfas,2015)
Pola pemboran ynag digunakan tergantung pada akses permukaan. Pada daerah yang
tidak mengalami kendala akses, pola pemboran yang digunakan dibuat dengan grid yang
teratur pada zona mineralisasi. Lubang bor pertama digunakan untuk proyeksi dip anomali
bawah permukaan atau interpretasi pusat anomali geofisika (anomali geokimia) dibawah
permukaan. (Balfas,2015)
Spasi lubang bor didasarkan pada ntisipasi ukuran target atau pengalaman sebelumnya
terhadapa endapan yang sejenis dan dari sejumlah kegiatan pemboran dilokasi tersebut.
Lokasi pemboran dan orientasi titik bor selanjutnya didasarkan pada sukses pemboran pada
lubang pertama. Jika pemboran pada lubang pertama tidak memberikan keyakinan geologi
yang pasti, maka daerah target lain harus dicoba. (Balfas,2015)
Spasi anatar lubang bor tergantung pada kompleksitas gengesa tubuh bijih yang akan
berpengaruh pada sebara zona dan tipe mineralisasi yang terbentuk. Umumnya, semakin
kompleks proses pembentukan tubuh bijih maka spasi lubang bor yang diperlukan akan
semakin rapat. Conoth kasus seperti endapan urat (vein), lubang bor pertama digunakan

untuk mengidentifikasi struktur, dan tidak banyak digunakan untuk penentuan kadar karena
hal tersebut biasanya ditaksir secara akurat dengan sampel bawah permukaan. Spasi lubang
bor untuk endapan vein adalah 25-50 m, sedangkan untuk endapan statiform, spasinya anatar
100 m sampai beberapa ratus meter. (Balfas,2015)
Keputusan untuk mengakhiri kegiatan pemboran diambil jika : (Balfas,2015)
1. Tidak dijumpai adanya konsentrasi bahn galian
2. Konsentrasi bahan galian dapt dilokalisasi tetapi tidak ekonomis atau terlalu
dalam
3. Pemboran yang dilakukan menghasilkan beberapa zona konsentrasi bahan
galian yang ekonomis tetapi penyebaran kadarnya terbatas atau perhitungan
cadangan menunjukan bahwa endapan tersebut terlalu kecil dibanding yang
diinginkan.
4. Tubuh kadar yang ekonomis sudah diketahui pasti.
5. Biaya pemboran sudah habis.

Anda mungkin juga menyukai