BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan Teknologi Digital saat ini yang semakin maju. Masyarakat saat ini telah terpesona oleh
komputer dan kalkulator modern. Ini mungkin karena mesin tersebut menghasilkan fungsi aritmatika
dengan ketelitian dan kecepatan yang sangat menakjubkan. Bab ini membicarakan beberapa rangkaian
logika yang dapat menjumlahkan dan mengurangkan, penambahan dan pengurangan dikerjakan dalam
biner. Gerbang logika biasa akan kita rangkai satu sama yang lain untuk menghasilkan penambahan dan
pengurangan. Serta membahas tentang Axiomatisation dan Normalisasi.
Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami gerbang logika serta aljabar boolean
2. Mahasiswa dapat memahami tentang Axiomatisation dan Normalisasi
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat tiga alat bantu dalam memecahkan masalah logika: simbol gerbang, tabel kebenaran
dan eksperesi Boolean. Untuk merancang suatu rangkaian dengan system digital yang besar,
perlu dipahami terlebih dahulu Aljabar Boole. Aljabar Boole dinamai juga Aljabar Sakelar
karena penerapannya terutama pada rangkaian yang menerapkan sakelar ( dalam hal ini dipakai
gerbang-gerbang).
Dalam matematika dan ilmu komputer, Aljabar Boolean adalah struktur aljabaryang "mencakup
intisari"
operasi logika AND, OR dan NOR dan
juga teori
himpunanuntuk
operasi union, interseksi dan komplemen.
Penamaan Aljabar Boolean sendiri berasal dari nama seorang matematikawan asal
Inggris, bernama George Boole. Dialah yang pertama kali mendefinisikan istilah itu sebagai
bagian dari sistem logika pada pertengahan abad ke-19.
Definisi. Misalkan B = {0, 1}. Suatu variabel x disebut sebagai variabel Boolean jika hanya
memiliki nilai dari B. Fungsi dari Bn yaitu himpunan {(x1,x2,x3,, xn)\x1 B11}disebut
denganfungsi boolean derajat n. Fungsi Boolean dapat dinyatakakan dengan ekspresi yang
dibentuk dari variabel dan operasi Boolean. Ekspresi Boolean dengan variabel x1, x2, , xn
Theorema Aljabar Boolean :
T1: Commutative Law
a. A + B = B + A
b. A . B = B . A
T2: Associative Law
a. ( A + B ) + C = A + ( B + C )
b. ( A . B ) . C = A . ( B . C )
T3: Distributive Law
a. A . ( B + C ) = A . B + A . C
b. A + ( B . C ) = ( A + B ) . ( A + C )
T4: Identity Law
a. A + A = A
b. A . A = A
T5: Negation Law
1. ( A ) = A
2. ( A ) = A
T6: Redundant Law
a. A + A . B = A
b. A . ( A + B ) = A
T7: 0 + A = A
1 . A=A
1 + A= 1
0 . A= 0
T8: A + A = 1
A . A = 0
T9: A + A . B = A + B A . ( A + B ) = A . B
T10: De Morgans Theorem
a. (A+B) = A . B
b. (A . B)= A + B
Inp
ut
(B)
Outp
ut (Y)
Input
(B)
Outpu
t (Y)
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
Tabel Logika Gerbang OR dengan dua masukan.
atau
Misal : A = 1 , B = 1 maka
= 1 . 1 = 1= 0.
Input
(A)
Input
(B)
Output
(AB)
atau
Misal : A = 1 , B = 1 maka
= 1 + 1 = 1= 0.
Input
(A)
Input
(B)
Output
(A + B)
Input
(A)
Input
(B)
Output
(AB +
AB)
0
atau
Input(A)
0
Input(B)
0
Output(Y)
1
C. Normalisasi
Tujuan utama dalam pengembangan model data logical pada sistem database relasional adalah untuk
menciptakan representasi akurat suatu data, keterhubungannya dan batasan-batasannya. Untuk mencapai
tujuan ini, maka harus ditetapkan/diidentifikasi sekumpulan relasi. Empat bentuk normal yang biasa
digunakan yaitu, first normal form (1NF), second normal form (2NF) dan third normal form (3NF), dan
BoyceCodd normal form (BCNF).
Berdasarkan pada functional dependencies antar atribut dalam relasi. Sebuah relasi dapat dinormalisasi
kedalam bentuk tertentu untuk mengatasi kemungkinan terjadinya pengulangan dari update yang tidak
baik. Normalisasi adalah suatu teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan sifat-sifat
(properties) yang diinginkan, memenuhi kebutuhan data pada enterprise.
Data Redundancy
Tujuan utama dari desain database relasional adalah untuk mengelompokkan atributatribut kedalam relasi-relasi sehingga meminimalisasi redundansi data dan mengurangi
penggunaan tempat penyimpanan yang dibutuhkan oleh sebuah relasi dasar.
Masalah-masalah yang terkait dengan redundansi dapat dijelaskan dengan
membandingkan relasi Staff dan Branch dengan relasi StaffBranch. Sebaliknya, informasi
mengenai branch muncul hanya satu kali pada relasi Branch dan hanya branchNo saja yang
diulang dalam relasi Staff, untuk merepresentasikan dimana setiap staff tersebut bekerja.
Update Anomalies
Relasi yang mengandung informasi yang redundan dapat diakibatkan oleh update anomalies.
Beberapa tipe dari update anomalies, diantaranya
:
1. Insertion
2. Deletion
3. Modification
Untuk mengatasi anomalies ini dapat dilakukan decomposotion pada relasi dasar. Terdapat dua sifat
Decomposition yaitu
:
a) Lossless-join
Memungkinkan kita menemukan suatu instance relasi dasar dari instance koresponden dalam
relasi yang lebih kecil.
Functional Dependency
Merupakan konsep inti yang terkait dengan normalisasi. Functional Dependency, menjelaskan
relationship antar atribut-atribut dalam relasi. Misalkan, jika A dan B adalah atribut dari suatu
relasi R, B dikatakan Functionally Dependent pada A (dinotasikan A --> B), jika setiap nilai A
dihubungkan dengan tepat satu nilai B. ( A dan B masing-masing dapat terdiri atas satu atau lebih
atribut). Functional Dependency merupakan sifat dari arti semantik suatu atribut dalam sebuah
relasi. Direpresentasikan dalam diagram. Determinant dari functional dependency mengacu
kepada atribut atau himpunan atribut disebelah kiri anak panah. Karakteristik utama dari
functional dependency yang digunakan dalam normalisasi :
a) Mempunyai relationship 1:1 antar atribut di sebelah kiri dan kanan dependency.
b) Saling terkait (Hold for all time)
Misal
Kumpulan lengkap dari sebuah functional dependency untuk suatu relasi bisa sangat besar.
Penting untuk menemukan pola pendekatan yang dapat mengurangi himpunan/kumpulan
tersebut untuk mendapatkan ukuran yang lebih mudah diatur.
Perlu untuk mengidentifikasi himpunan functional dependency (direpresentasikan oleh X) untuk
relasi yang lebih kecil daripada himpunan lengkap functional dependency (direpresentasikan
oleh Y) untuk relasi tersebut dan memiliki sifat disetiap functional dependency pada Y dipenuhi
dengan functional dependencies pada X. Himpunan dari seluruh functional dependency yang
dipenuhi dengan himpunan yang diberikan dari functional dependencies X disebut closure X
(dituliskan, X+). Himpunan inference rules, disebut Armstrongs axioms, menetapkan
bagaimana functional dependency yang baru dapat disimpulkan dari functional dependency
yang sudah ada. Misalkan A, B, dan C merupakan subset dari atribut suatu relasi R. Maka
Armstrongs axiom-nya adalah
:
a)
b)
c)
Proses Normalisasi
1. Suatu teknik formal untuk menganalisa relasi berdasarkan primary key atau candidate key-nya
dan functional dependency antar atribut.
2. Dilakukan dalam beberapa langkah. Setiap langkah mengacu ke bentuk normal tertentu, sesuai
dengan sifat yang dimilikinya.
3. Setelah normalisasi diproses, relasi secara bertahap menjadi lebih terbatas/kuat bentuk formatnya
dan juga mengurangi tindakan update yang anomali.
I.
II.
III.
Merupakan suatu table yang berisikan satu atau lebih group/data yang berulang. Membuat tabel
unnormalized yaitu dengan memindahkan data dari sumber informasi (Contoh : Form) kedalam
format tabel dengan baris dan kolom.
First Normal Form (1NF)
Merupakan sebuah relasi dimana setiap irisan antara baris dan kolom berisikan satu dan hanya satu
nilai.
UNF ke 1NF
Tunjuk satu atau sekumpulan atribut sebagai kunci untuk tabel unnormalized.
Identifikasikan groups yang berulang dalam tabel unnormalized yang berulang untuk kunci
atribut.
Hapus group yang berulang dengan cara :
1.
Masukkan data yang semestinya kedalam kolom yang kosong pada baris yang berisikan
data yang berulang (flattening the table), atau dengan cara
2.
Menggantikan data yang ada dengan copy dari kunci atribut yang sesungguhnya kedalam
relasi terpisah.
D. Axiomatisation
Axiomatisation is The process of reducing down to a system of basic truths
Banyak sistem aksiomatik dikembangkan pada abad kesembilan belas, termasuk non-Euclidean
geometri , dasar-dasar analisis real , Cantor 's set theory , Frege 's work on foundations, and Hilbert 's
menggunakan metode baru aksiomatik sebagai alat penelitian.
Sistem matematika bilangan 0, 1, 2, 3, 4, ... didasarkan pada sistem aksioma pertama kali ditulis oleh
matematikawan Peano pada tahun 1889. Dia memilih aksioma, dalam bahasa tunggal unary fungsi
simbol S (singkatan dari " successor/pengganti "), untuk set bilangan menjadi:
There is a natural number 0..
Setiap natural number yang memiliki penerus, dilambangkan dengan Sa .
Tidak ada natural number yang penggantinya adalah 0.
Bilangan yang berbeda memiliki penerus yang berbeda: jika a b , maka Sa Sb .
BAB III
PENUTUP
Suatu keadaan tidak dapat dalam keduanya benar dan salah sekaligus
Masing-masing adalah benar / salah.
Suatu keadaan disebut benar bila tidak salah.
Dalam ajabar boolean keadaan ini ditunjukkan dengan dua konstanta : LOGIKA 1 dan 0.
Ada 7 gerbang logika yang kita ketahui yang dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Inveter yang disebut gerbang
NOT atau gerbang komplemen ( lawan ), sedangkan gerbang logika non-inverter sinyal keluaran sangat
tergantung oleh sinyal masukan dan gerbang logika yang dilaluinya ( NOT, AND, OR, NAND, NOR,
XO, XNO ).
DALIL BOOLEAN ;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Normal form merupakan teknik analisis data yang mengorganisasikan atribut-atribut data dengan cara
mengelompokkan sehingga terbentuk entitas yang non-redundant, stabil, dan fleksible.
DAFTAR PUSTAKA
http://kalimasodo.wordpress.com/2008/05/30/gerbang-logika-dasar/
http://emka.web.id/special/electro/2010/operasi-logika-dasar-and-or-dan-not/
http://materitugas.blogspot.com/2010/12/aljabar-bollean.html
http://www.gudangmateri.com/2009/12/aljabar-boolean-lanjutan.html
http://michaele-reza.blogspot.co.id/2011/10/normalisasi.html