Anda di halaman 1dari 4

HUKUM MEMAKAI GELANG, KALUNG ATAU BENANG DAN SEJENISNYA

UNTUK MENGUSIR ATAU MENANGKAL BAHAYA


Posted by muslimsumbar
Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda: Siapa saja yang menggantungkan jimat
(tamiimah), maka ia telah melakukan kesyirikan. (HR. Ahmad [IV/156], al-Hakim [IV/417],
dari sahabat Uqbah bin Amir al-Juhani Radhiyallahu anhu. Lihat Silsilatul Ahaadiits ashShahiihah [no. 492]. Hadits Shahih).
Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam juga bersabda: Sesungguhnya jampi, jimat (tamaaim) dan pelet (tiwalah) adalah syirik. (HR. Abu Dawud [no. 3883], Ibnu Majah [no. 3530],
Ahmad [I/381] dan al-Hakim [IV/417-418], dari sahabat Abdullah bin Masud Radhiyallahu
anhu. Hadits ini shahih, lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah [no. 331 dan 2971]).
Kata tamaa-im adalah bentuk jamak dari tamiimah, yaitu suatu jimat yang dikalungkan di
leher atau bagian dari tubuh seseorang yang bertujuan mendatangkan manfaat atau menolak
mudharat, baik kandungan jimat itu al-Quran, atau benang atau kulit atau kerikil dan
semacamnya. (Syarah Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah, hal. 483).
Tamiimah bentuk jamaknya adalah tamaa-im yang terjemahannya biasa dipakai dengan arti:
jimat. (Al-Masaa-il jilid 3, hal. 99).
Adapun jimat atau tangkal adalah sesuatu yang diyakini dapat menghilangkan bahaya atau
mendatangkan kebaikan. (Al-Masaa-il jilid 3, hal. 99).
Jimat diharamkan oleh syariat Islam karena ia mengandung makna keterkaitan hati dan
tawakkal kepada selain Allah, dan membuka pintu bagi masuknya kepercayaan-kepercayaan
yang rusak tentang berbagai hal yang ada pada akhirnya mengantarkan kepada syirik besar.
(Syarah Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah, hal. 484).
Keterangan:
1. Jimat-jimat itu ada yang berupa cincin, kalung, gelang, sabuk, patung dan lain
sebagainya.

2. Jimat-jimat itu ada yang digantungkan atau dipakai oleh manusia atau dipakaikan
kepadanya, kepada binatang/kendaraan, atau digantungkan di rumah-rumah yang
diyakini sebagai penjaga dari gangguan jin atau syaithan/hantu/dedemit/tuyul/palasik
dan lain-lain.
3. Segala macam bentuk jimat adalah termasuk bentuk kesyirikan kepada Allah.
Meskipun jimat tersebut terdiri dari ayat al-Quran, yang umumnya ditempelkan di
depan-depan rumah, atau dikalungkan di leher, atau ayat-ayat itu dimasukkan di gelas
yang berisi air lalu airnya diminum. Semuanya itu adalah termasuk bentuk jimat yang
disabdakan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam. Karena al-Quran
diturunkan bukan untuk jimat, akan tetapi al-Quran diturunkan Allah untuk menjadi
petunjuk bagi umat manusia.
Soal: Apakah syirik yang dimaksud di atas syirkul ashghar (syirik kecil) atau syirkul akbar
(syirik besar)?
Jawab: Tergantung itiqad (keyakinan) orang yang memakainya. Jika dia meyakini bahwa
dzat dari jimat tersebut yang dapat memberikan manfaat atau menolak mudharat maka tidak
syak lagi hukumya adalah syirkul akbar (syirik besar). Akan tetapi apabila dia meyakini
bahwa dzat dari jimat tersebut hanya sebagai sebab sedangkan yang memberikan manfaat
atau menolak mudharat adalah Allah, maka hukumnya syirkul ashghar (syirik kecil) karena
Allah tidak menjadikan sebab pada jimat atau mantera/jampi yang tidak Allah syariatkan.
(Al-Masaa-il jilid 3, hal. 99-100).
Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam dalam Shahihul Bukhari dari Sahabat Abu
Basyir al-Anshari bahwa beliau pernah bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam
dalam satu perjalanan, lalu ia berkata: Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam
mengutus seseorang untuk mengumumkan, kemudian beliau bersabda: Jangan sisakan satu
kalung pun yang digantung di leher unta melainkan kalungnya harus dipotong. (HR. alBukhari [no. 3005] dan Muslim [no. 2115], dari Sahabat Abu Basyir al-Anshari).
Seorang muslim harus meyakini bahwa manfaat dan mudharat itu ada di tangan Allah. Hanya
Allah sajalah yang sanggup mendatangkan manfaat atau menolak bahaya. Allah Subhanahu
wa Taala berfirman: Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka
tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki

kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia
memberikan kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya. Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Yunus: 107).
Memakai benda apa saja, dengan keyakinan bahwa ia adalah subjek atau faktor yang
berpengaruh dalam mendatangkan manfaat atau menolak mudharat (bahaya) adalah termasuk
melakukan syirik besar. Jika ia percaya bahwa benda itu hanya menyertai datangnya manfaat
atau mudharat, maka ia termasuk melakukan syirik kecil. Seorang muslim tidak boleh
menggantungkan hatinya kepada selain Allah dalam mendatangkan manfaat atau menolak
mudharat. Seorang mukmin wajib bertawakkal hanya kepada Allah saja.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman: Dan hanya kepada Allah saja hendaknya
orang yang beriman bertawakkal. (QS. Ibrahim: 11).
Membuka pintu kepercayaan kepada benda-benda tertentu akan menghilangkan rasa aman
dari hati kaum mukminin. Rasa tidak aman itu selanjutnya merusak hubungannya dengan
alam, karena ia senantiasa takut dan was-was terhadap berbagai benda alam yang telah
diciptakan Allah dengan taqdir-Nya. Padahal Allah Subhanahu wa Taala telah berfirman
dalam al-Quran: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman
mereka dengan kesyirikan, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan
mereka mendapat petunjuk. (QS. Al-Anam: 82).
Rasulullah Shallahu alaihi wa Sallam bersabda: Siapa saja yang menggantungkan tamimah
(jimat), semoga Allah tidak mengabulkan keinginannya, dan siapa saja yang menggantungkan
wadaah, semoga Allah tidak membuatnya tenang. (HR. Ahmad [IV/154], al-Hakim
[IV/216], dishahihkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi. Al-Haitsami
dalam Majmauz Zawaa-id [V/103] mengatakan: Rawi-rawinya tsiqah).
Wadaah adalah batu yang diambil dari laut kemudian digantung untuk menangkal pandangan
mata yang dengki atau jahat. Mereka beranggapan, jika seseorang menggantungkan batu dari
laut tersebut di lehernya, maka ia tidak akan terkena akibat dari pandangan mata yang jahat
atau tidak akan dirasuki jin. (Syarah Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah, hal. 492. Lihat alQaulul Mufid alaa Kitaabit Tauhid [I/171] oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin).

Rasulullah Shallahu alaihi wa Sallam juga bersabda: Siapa saja yang menggantungkan
suatu barang di lehernya (dengan anggapan bahwa barang itu bermanfaat atau dapat
melindungi dirinya), niscaya dia akan dibiarkan bergantung kepadanya. (HR. Ahmad
[IV/310-311], at-Tirmidzi [no. 2072]. Hadits ini berderajat hasan. Lihat Shahih Sunan atTirmidzi [no. 1691]).
Dengan demikian, jelaslah bahwa perbuatan ini termasuk syirik. Maka tidak boleh kita
menggunakan jimat. Sesungguhnya jimat tidak dapat menolak dan menghilangkan apa yang
sudah Allah taqdirkan. Jimat membuat orang menjadi lemah dan tidak berdaya, karena ia
bersandar dan bergantung kepadanya yang tidak bisa memberi manfaat dan tidak dapat
menolak bahaya. Pada hakekatnya yang memberikan manfaat dan menolak bahaya hanya
Allah saja.
Benny Abu Aslam bin Syahmir Marbawi
Sumber: https://muslimsumbar.wordpress.com/2011/05/08/hukum-memakai-gelang-kalungatau-benang-dan-sejenisnya-untuk-mengusir-atau-menangkal-bahaya/

Analisa

Artikel berjudul hukum memakai gelang, kalung atau benang dan sejenisnya untuk mengusir
atau menangkal bahaya ini menjelaskan bahwa menggunakan jimat termasuk perbuatan
syirik. Jimat diharamkan oleh syariat Islam karena ia mengandung makna keterkaitan hati
dan tawakkal kepada selain Allah, dan membuka pintu bagi masuknya kepercayaankepercayaan yang mengantarkan kepada syirik besar. Sesungguhnya jimat tidak dapat
menolak dan menghilangkan apa yang sudah Allah taqdirkan. Jimat membuat orang menjadi
lemah dan tidak berdaya, karena ia bersandar dan bergantung kepadanya yang tidak bisa
memberi manfaat dan tidak dapat menolak bahaya. Karena pada hakekatnya yang
memberikan manfaat dan menolak bahaya hanya Allah semata.
Artikel ini bisa menambah pengetahuan pembacanya, karena mengandung informasi yang
berguna untuk masyarakat yang masih mempercayai pemakaian jimat agar menyadari
kekeliruannya. Diharapkan juga memberi pengaruh positif pada sebagian besar masyarakat
muslim di era modern ini.

Anda mungkin juga menyukai