TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Konsep Jasa
Apabila kita menggunakan database seperti ABI Inform atau Proquest
untuk mencari artikel yang mengandung kata kunci service, maka akan muncul
ratusan ribu entri. Disatu sisi hal ini menggambarkan dinamika dan signifikasi
peran service, khususnya dalam beberapa dekade terakhir. Disisi lain, apabila kita
telusuri satu persatu entri bersangkutan, definisi service yang diacu pada masingmasing artikel bisa berbeda-beda.(Tjiptono,2011).
Dalam bahasa Indonesia saja, sevice bisa diterjemahkan sebagai jasa,
layanan dan servis; tergantung pada konteksnya. Keanekaragaman makna dalam
hal pemakaian istilah service juga ijumpai dalam lietartur manajemen. Kendati
demikian secara garis besar konsep service mengacu pada tiga lingkup definisi
utama: industry, output atau penawaran dan proses(John dalam Tjiptono, 2011).
Dalam konteks industri, istilah jasa digunakan untuk menggambarkan
berbagai sub sector dalam kategorisasi aktivitas ekonomi. Dalam lingkup
penawaran, jasa dipandang sebagai produk intangible yang outputnya lebih berupa
aktivitas ketimbang oyek fisik, meskipun dalam kenyataannya banyak pula jasa
yang melibatkan produk fisik. Sebagai proses jasa mencerminkan penyampaian
jasa inti, interaksi personal, kinerja (performances) dalam arti luas serta
pengalaman layanan. Lebih lanjut, Johns(1999) dalam Tjiptono (2011)
feet.definisi ini menekankan bahwa jasa bisa dipertukarkan. Namun keras kali
sulit dialami atau dirasakan secara fisik.
Jasa merupakan suatu hasil yang diciptakan melalui aktivitas dalam
keterkaitan antara pemasok dan pelanggan dan melalui aktivitas internal pemasok,
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Gaspersz, 1997).
Jasa (service) adalah suatu produk yang tidak nyata (intangible) dari hasil kegiatan
timbal balik antara pemberi jasa (producer) dan penerima jasa (customer) melalui
suatu atau beberapa aktivitas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Yoeti,
2001).
Jasa (service) adalah tindakan atau kerja yang menciptakan manfaat bagi
pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan
mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa
tersebut (Lovelock and Wright, 1999).
Menurut Kotler dan amstrong (2007 :268) bahwa jasa adalah setiap
tindakan atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain
yang esensinya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu.
Menurut Zeithaml dkk (1996) dalam Yazid (2001), jasa mencakup semua
aktivitas ekonomi yang keluarannya bukanlah produk atau konstruksi fisik, yang
secara umum konsumsi dan produksinya dilakukan pada waktu yang sama, dan
nilai tambah yang diberikannya dalam bentuk kenyamanan, hiburan, kecepatan,
dan kesehatan yang secara prinsip bersifat intangible.
Kualitas Jasa
Lewis dan booms dalam tjiptono (2007 : 121) merupakan pakar yang
pertama kali mendefinisikan kualitas jasa sebagai ukuran seberapa bagus tingkat
layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Berdasarkan
definisi ini, kualitas jasa bisa diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi
harapan konsumen.
Kotler dalam Tjiptono (2007 :121) menyebutkan bahwa kualitas jasa harus
dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan kepuasan pelanggan serta
persepsi positip terhadap kualitas jasa. Sebagai pihak yang membeli jasa dan
mengkonsumsi jasa. maka pelangganlah yang menilai tingkat kualitas jasa sebuah
perusahaan.
2.3.
jasa mudah dijangkau. Waktu rnengantri atau menunggu tidak terlalu lama.
Saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi (contohnya : telepon,
surat, email, fax, dan seterusnya). dan jam opcrasi nyaman.
b. Komunikasi (communication) artinya menyampaikan informasi kepada
pelanggan dalam bahasa yang mudah mereka pahami, serta selalu
mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Termasuk didalamnya adalah
penjelasan mengenai jasa/layanan yang ditawarkan. Biaya jasa, trade off
antara jasa dan biaya. serta proses penanganan masalah potensial yang
rnungkin tirnbul.
c. Kompetensi (competency)
yaitu
penguasaan
keterampilan
dan
financial
(financial
security)
privasi
dan
kerahasiaan
(confidentiality).
i. Kemampuan memahami pelanggan (understanding) yaitu berupaya
memahami pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka,memberikan
perhatian individual dan mengenal pelanggan regular.
j. Bukti fisik (tangible), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan,
personil dan bahan-bahan komuniikasi perusahaan (seperti kartu bisnis,
kop surat, dan lain-lain).
Selanjutnya Parasuraman, Zeithaml, dan Berry tahun 1988 dalam
Tjiptono(2007 :133) melakukan kermbali penelitian pada kelornpok fokus(focus
group), baik pengguna maupun penyedia jasa. Akhirnya ditemukan hasil, bahwa
terdapat hubungan yang sangat kuat antara communication ,competence, courtes,
credibility dan security yang kemudian dikelompokan menjadi satu dimensi yaitu
assurance.
Dernikian pula halnya mereka menemukan hubungan yang sangat kuat
diantara access dan understanding yang kemudian digabung menjadi dimensi
dengan cepat, maka bisa menjadi suatu yang berkesan dan menjadi
pengalaman yang menyenangkan.
Atribut-atribut yang ada dalam dimensi ini adalah (Parasuraman : 2002) :
a. Memberikan pelayanan yang cepat
b. Kerelaan untuk membantu / menolong konsumen
c. Siap dan tanggap untuk menangani respon permintaan dari para
konsumen
3. Assurance (jaminan/kepercayaan)
Meliputi pengetahuan, kemampuan, keramahan, sopan dan sifat dapat
dipercaya dari kontak personel untuk rnenghilangkan sifat keragu-raguan
konsunen dan merasa terbebas dari bahaya dan resiko.
Atribut-atribut yang ada dalam dimensi ini adalah (Parasuraman :2002) :
a. Karyawan yang memberi jarninan berupa kepercayaan diri kepada
konsumen
b. Membuat konsumen merasa aman saat menggunakan jasa pelayanan
perusahaan
c. Karyawan yang sopan
d. Karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat
menjawab pertanyaan dari konsumen
4. Emphaty (empati)
Meliputi sikap kontak personel maupun perusahaan untuk memahami
kebutuhan maupun kesulitan konsumen, komunikasi yang baik, perhatian
pribadi, kemudahan dalam melakukan komunikasi atau hubungan.
Atribut-atribut yang ada dalam dimensi ini adaah (Parasuraman:2002) :
a. Memberikan perhatian individu kepada konsumen
b. Karyawan penuh perhatian dalarn berurusan dengan konsumen
c. Memberi kesan yang menyentuh hati konsumen
d. Karyawan yang mengerti keinginan dari para konsumennya
2.4.
jasa dari beberapa orang lain atau kelompok orang (Supranto, 2001:21).
Pelanggan adalah seorang individu yang secara continue dan berulang kali datang
ke tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu
produk atau mendapatkan suatu jasa dan memuaskan produk atau jasa tersebut
(Lupiyoadi, 2001:134).
Pelanggan adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk
memenuhi suatu standar kualitas tertentu yang akan memberikan pengaruh pada
performansi perusahaan dan manajemen perusahaan (Gasperz dalam Nasution,
2004:101). Dari semua pendapat para ahli diatas dapat disimpukan bahwa
Karena
process-oriented
approach
dipandang
lebih
mampu
dilakukan oleh Giese dan Cote dalam Tjiptono (2000) mereka mengidentifikasi 20
definisi yang diacu dalam riset kepuasan konsumen selama periode waktu 30
tahun.
Akhirnya kedua pakar dari Washington State University ini menemukan
kesamaan dalam hal tiga komponen utama yaitu :
1. Kepuasan pelanggan merupakan respon (emosional dan kognitif)
2. Respon tersebut menyangkut fokus tertentu (ekspektasi, produk,
pengalaman konsumsi dan seterusnya)
3. Respon terjadi pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan
produk / jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif dan lain lain) secara
singkat, kepuasan pelanggan terdiri dari tiga komponen: respon.
Menyangkut fokus tertentu yang ditentukan pada waktu tertentu (Tjiptono,
2007 :195)
Kotler dan Amstrong (2007:10) mendefinisikan kepuasan pelanggan
adalah tingkat dimana anggapan kinerja (perceived performance) produk akan
sesuai dengan (expected performance) harapan seorang pembeli. Bila produk yang
dihasilkan jauh lebih rendah dibandingkan harapan pelanggan, pelanggan tidak
puas. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pembelinya merasa puas.
Kepuasan pelanggan dapat diidentikkan dengan apa yang disebut Kotler
(1997 : 40) bahwa kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai berikut.
"Satisfaction is a person's feeling of pleasure or dissoppointment resulting From
comparing a product perceived performance (or outcome) in relation to his/her
expectation ".
Enge dan Pawitra (Rangkuti, 2008 : 24) mengatakan bahwa pengertian kepuasan
pelanggan dapat diterapkan dalam penilaian kepuasan atau ketidak puasan
terhadap satu perusahaan tertentu karena keduanya berkaitan erat dengan konsep
kepuasan pelanggan. Sebagaimana dilihat pada diagram konsep kepuasan
konsumen berikut ini.
Gambar 01.
Diagram konsep kepuasan konsumen
Tujuan perusahaan
Kebutuhan dan
keinginan
produk
Harapan pelanggan
terhadap produk
Nilai produk bagi
pelanggan
Tingkat kepuasan
pelanggan
Sumber : Rangkuti, F : 24
Graven (2000 : 213) menyebutkan bahwa terciptanya relationship
marketing yaitu suatu sistem pemasaran yang menekankan pada pengembangan
dan pemeliharaan hubungan konsumen dalam jangka panjang diawali dengan
kepuasan konsumen yaitu mengerti akan kebutuhan dan keinginan konsumen dan
fokus kepada konsumen.
2.5.
Peneliti/tahun
Luh Ayu
Mulyaningsih dan
I Gst Agung Ketut
Gede Suasana /
Tahun 2016
Judul
Pengaruh Kualitas
Layanan Dan Citra
Perusahaan Terhadap
Kepuasan Nasabah Bank
OCBC NISP di Denpasar
Hasil penelitian
Citra Perusahaan Berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kepuasan nasabah pada bank OCBC
NISP di denpasar. Kemudian kualitas
layanan juga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan
Resita Widya
Putri, Suharyono
dan Dahlan
Fanani/ tahun
2015
Hartini, Elina
Hartono, dan Y.
Kristianto/ tahun
2012
Yopi Alexander
Tahun 2010
Agung Utama
/ tahun 2003
Rustika Atmawati
dan M. Wahyudi
2.6.
2.6.2.
Pengaruh
Antara
Kehandalan
(Reliability)
dengan
Kepuasan
Pelanggan.
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), berpendapat kehandalan
(reliability) yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan seusai dengan apa
yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan
pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua
pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
Beberapa penelitian yang mendukung hipotesis kehandalan (reliability)
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Anindita (2012), Adhiyanto (2012), Anuraga (2012), Aryani dan Rosinta (2010),
Istianto dan Tyra (2011), Ing dan Yanuardi (2007), Chronika dkk.(2008),
Ravichandran et al. (2010). Atas penjelasan tersebut, maka diperoleh hipotesis
sebagai berikut:
H2 = kehandalan (reliability) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
Beberapa
penelitian
yang
mendukung
hipotesis
daya
tanggap
2.6.
Kerangka Pemikiran
H6
H1
Kehandalan (reliability)
(x2)
Daya tanggap
(responsiveness) (x3)
H2
Kepuasan Pelanggan (Y)
H3
H4
Jaminan (assurance) (x4)
H5
2.7.
Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan kerangka pemikiran,
dan tujuan penelitian pada analisa dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan bengkel di Nissan-Datsun Arengka Pekanbaru, maka dapat
dikemukakan hipotesis penelitian yaitu :
1. Bukti fisik (tangible) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
2. Kehandalan (reliability) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
3. Daya tanggap (responsiveness) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan.
4. Jaminan (assurance) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
5. Empati (empathy) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.