Anda di halaman 1dari 12

KETAHANAN KARDIORESPIRASI DAN

PRINSIP PROGRESIF

DISUSUN OLEH:

SAFITRI UMI CHOLIFAH


ROHMAT NUGROHO
AYUN FATIKA
FAISAL AINNURROKHIM
ATIKA WULANSARI
AGNES NOVI ANDRYANI
ERNI WATI

(135150053)
(135150055)
(135150067)
(135150080)
(135150085)
(135150086)
(135150087)

GUNAWAN NUSANTARA AJI

(135150108)DAYA

TAHAN KARDIORESPIRASI

A. Pengertian Daya Tahan Kardiorespirasi


Daya tahan kardiorespirasi adalah kesanggupan sistem jantung,
paru-paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan
istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkannya ke
jaringan yang aktif sehingga dapat digunakan pada proses metabolisme
tubuh (DepKes, 1999).
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi
1. Genetik
Daya tahan kardiovaskuler dipengaruhi oleh faktor genetik yakni sifatsifat spesifik yang ada dalam tubuh seseorang sejak lahir. Pengaruh
keturunan terhadap komposisi tubuh, sering dihubungkan dengan tipe
tubuh. Seseorang yang mempunyai tipe endomorf (bentuk tubuh bulat
dan pendek) cenderung memiliki jaringan lemak yang lebih banyak bila
dibandingkan dengan tipe otot ektomorf (bentuk tubuh kurus dan tinggi)
2. Umur
Umur mempengaruhi hampir semua komponen kesegaran jasmani. Daya
tahan kardiovaskuler menunjukkan suatu tendensi meningkat pada masa
anak-anak sampai sekitar dua puluh tahun dan mencapai maksimal di
usia 20 sampai 30 tahun .
3. Jenis Kelamin

Kesegaran jasmani antara pria dan wanita berbeda karena adanya


perbedaan ukuran tubuh yang terjadi setelah masa pubertas. Daya tahan
kardiovaskuler pada masa pubertas terdapat perbedaan , karena wanita
memiliki jaringan lemak yang lebih banyak di bandingkan pria. Hal
yang sama juga terjadi pada kekuatan otot , karena perbedaan kekuatan
otot antara pria dan wanita disebabkan oleh perbedaan ukuran otot baik
besar maupun proposinya dalam tubuh.
4. Kegiatan Fisik
Latihan yang bersifat aerobic yang di lakukan secara teratur akan
meningkatkan daya tahan kardiovaskuler dan dapat mengurangi lemak
tubuh . Dengan melakukan latihan olahraga atau kegiatan fisik yang baik
dan benar berarti seluruh organ dipicu untuk menjalankan fungsinya
sehingga mampu beradaptasi terhadap setiap beban yang diberikan.
Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi
otot, terutama otot pernapasan menyebabkan pernapasan lebih efisien
pada saat istirahat.Ventilasi paru pada orang yang terlatih dan tidak
terlatih relative sama besar, tetapi orang yang berlatih bernapas lebih
lambat dan lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen yang diperlukan
untuk kerja otot pada proses ventilasi berkurang, sehingga dengan
jumlah oksigen sama, otot yang terlatih akan lebih efektif kerjanya
Beberapa keuntungan dari akibat latihan terhadap otot-otot diantaranya
adalah :
a) Sarkoma dari serabut otot menjadi lebih tebal dan kuat.
b) Ukuran otot bertambah.
c) Kekuatan otot meningkat.
d) Daya tahan otot meningkat.

e) Terjadi penambahan jumlah kapiler.


Hal ini ini menyebabkan peredaran darah ke otot lebih baik.
5. Kebiasan Merokok
Sudah lama diketahui efek jelek rokok terhadap paru-paru,
antara lain adalah penyakit paru obstruktif menahun (David, 2004).
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah sekelompok penyakit
paru-paru yang memblokir aliran udara napas Anda dan membuat Anda
semakin sulit untuk bernapas
C. Kesehatan Kardiorespirasi
1. Sistem Respirasi (Sistem Pernafasan)
a. Pengertian Pernafasan
Pernafasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung O2 ke dalam tubuh serta menghembuskan sel tubuh telah
terbukti mengalami proses degeneratif antara lain membran sel endotel,
pembuluh darah, epitel paru, udara yang banyak mengandung CO2
sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Dalam paru-paru terjadi
pertukaran zat antara O 2 dan CO2 .
b. Gerakan Pernafasan
Dalam gerakan pernafasan terjadi dua tahap yaitu inspirasi dan
ekspirasi. Inspirasi atau menarik nafas adalah proses aktif yang
diselenggarakan oleh kerja otot. Sedangkan ekspirasi, udara dipaksa
keluar oleh pengendoran otot dan karena paru-paru mengempes
kembali, disebabkan sifat elestik paru-paru itu.
c. Proses Terjadinya Pernafasan

Di dalam proses pernafasan terbagi menjadi dua golongan yaitu :


respirasi eksternal ialah masuknya udara dari saluran pernafasan ke
dalam paru, dan respirasi internal ialah pertukaran antara sel dan cairan
di sekitarnya. Pada pernafasan melalui paru atau pernafasan eksternal,
oksigen dihirup melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas
oksigen masuk melalui trachea dan pipa bronchial ke alveoli dan erat
hubungannya dengan darah di dalam kapiler pulmunaris. Sedangkan
pada pernafasan jaringan atau internal, darah yang telah menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oxihemoglobin), mengitari seluruh
tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat
lambat. Sel jaringan mengambil oksigen dari hemoglobin untuk
memungkinkan oksigen berlangsung dan darah menerima, sebagai
gantinya hasil buangan oksidasi yaitu karbondioksida.
d. Saluran Pernafasan
Saluran pernafasan terdiri atas hidung, faring (tekak), trakea
(batang tenggorok), bronkus, bronkiolus, dan alveolus atau kantong
udara.(Smeltzer, 2002).
e. Frekuensi Pernafasan
Frekuensi pernafasan berkisar antara 13-18 per menit. Ada
beberapa factor yang mempengaruhi frekuensi pernafasan yaitu
1. Umur : makin bertambah usianya biasanya makin bertambah
kecil.
2. Jenis kelamin : pada laki-laki lebih kecil daripada wanita.
3. Suhu tubuh : makin tinggi suhu tubuh makin meningkat frekuensi
pernafasannya.

4. Posisi tubuh : orang berbaring akan lebih rendah frekuensinya


dibandingkan orang duduk dan orang berdiri.
5. Kegiatan tubuh : orang yang sedang giat bekerja akan lebih tinggi
frekuensinya ketimbang orang yang istirahat.
2. Sistem Cardiovaskuler (Sistem Jantung dan Pembuluh Darah)
a. Pengertian Denyut Jantung
Darah yang mengalir ke setiap jaringan tubuh dipengaruhi
oleh kerja jantung dan hampir seluruhnya diatur oleh Pace Maker
(pacu) jantung yang disebut SA Node dan secara simultan
dilanjutkan oleh kontraksi otot. Untuk mengetahui dinamika
sistem sirkulasi darah dalam tubuh yang paling sederhana adalah
dengan cara pemeriksaan denyut nadi sebagai indikator kerja
jantung. Sedangkan denyut nadi adalah perubahan tiba-tiba dari
tekanan jantung yang dirambatkan sebagai gelombang pada
dinding pembuluh darah.
Denyut nadi sebagian besar merupakan indeks pekerjaan
jantung, tetapi elastisitas pembuluh darah yang lebih besar,
viskositas darah, resistensi arteriol dan kapiler memegang
peranan penting dalam menetapkan sifat-sifat tertentu dari denyut
nadi. Istilah denyut nadi sendiri merupakan manifestasi dari
kemampuan denyut jantung yang dihitung tiap menitnya dengan
menggunakan repetisi (kali/menit).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi
Pencapaian hasil pengukuran masing-masing testee mempunyai
sifat-sifat tertentu yang berpengaruh. Adapun sifat-sifat denyut
nadi yang berpengaruh adalah sebagai berikut : kecepatan ( cepat

atau lambat), ukuran (besar atau kecil), jenis gelombang


(memendek atau memanjang), irama (teratur atau tidak teratur),
tegangan ( lemah atau kuat) (dalam skripsi Baitul, 2003). Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi yaitu
antara lain aktivitas fisik, suhu badan, obat-obatan, emosi,
makan/digesti, dan kehamilan bulan terakhir (Woro, 1999).
Kondisi seseorang yang normal mempunyai sistem sirkulasi darah
yang baik, maka kecepatan denyut jantung pada saat istirahat
lebih rendah serta mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang
baik. Hal ini terjadi karena alat-alat jantung kuat dan terlatih
sehingga dalam penggunaannya lebih efesien yaitu dengan
kecepatan yang sedikit dapat memompa jantung lebih banyak
sehingga kebutuhan sirkulasi darah dalam tubuh dapat terpenuhi.
c. Jantung dan Latihan
Salah satu fungsi utama jantung adalah sebagai alat transportasi
pengangkutan gas oksigen dan karbondioksida. (Tjaliek Sugianto,
1992:114). Dalam fungsinya sebagai pembawa gas, fungsi ini
tidak lepas dari fungsi paru-paru, sehingga kedua alat tersebut
sulit sekali dipisahkan sebagai kesatuan fungsi yang lebih sering
disebut sebagai istilah cardio respirasi.
Akibatnya ialah pada waktu aktivitas tidak mungkin salah satu
system cardiorespirasi meningkat maka yang lainnya akan
meningkat pula. Di dalam suatu aktivitas fisik kebutuhan otot
akan

oksigen

meningkat

dari

keadaan

normal,

hal

ini

menyebabkan tubuh akan mengoptimalkan sistem cardiorespirasi


untuk memasok kebutuhan otot akan oksigen. Hal ini membuat
kerja jantung akan naik sesuai dengan tingkat berat aktivitas
latihan tersebut. Parameter untuk mengukur mengetahui berat

atau tidaknya suatu latihan seseorang adalah bisa dengan melihat


sistem cardiorespirasi.

3. Tekanan Darah
a. Pengertian tekanan darah
Tekanan darah arterial adalah kekuatan tekanan darah ke
dinding pembuluh yang menampungnya (Evelyn,2000).
b. Pengukuran tekanan darah
Pengukuran
menggunakan

tekanan
alat

darah

arterial

sfignomanometer

yaitu

dengan

(Evelyn,2000).

Pengukurannya dengan cara lengan atas dibalut dengan selembar


kantong karet yang dapat digembungkan yang terbungkus dalam
sebuah manset dan disambungkan dengan sebuah pompa dan
manometer. Dengan memompa maka tekanan dalam kantong
karet cepat naik sampai 200 mmHg yang cukup untuk menjepit
sama sekali arteri brakhial, sehingga tidak ada darah yang dapat
lewat, dan denyut nadi pergelangan menghilang. Kemudian
tekanan diturunkan sampai suatu titik dimana denyut dapat
dirasakan atau lebih tepat bila menggunakan stetoskop, denyut
arteri brakhialis pada lekukan siku dengan jelas dapat di dengar.
Pada titik ini tekanan yang tampak pada kolom air raksa dalam
manometer dianggap tekanan sistolik. Kemudian tekanan di atas
arteri brakhialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi jantung
atau pukulan denyut arteri dengan jelas dapat didengar atau
dirasakan. Pada titik dimana bunyi mulai menghilang dianggap
tekanan diastolik.

c. Tensi atau Desakan Darah


Pada saat ventricul berkontraksi atau sistyole, sejumlah
darah terperas keluar, volume sebesar 70 cc. Volume ini disebut
sisi sekuncup. Bila jantung berdenyut dengan frekuensi 70 x
semenit, berarti volume dara yang dikeluarkan (diperas keluar)
oleh jantung semenit sebesar 70 x 70 cc = 5 liter, ini disebut
Cardiac output atau sisi semenit jantung. Pada saat darah diperas
keluar dari ventrikul kiri keseluruh tubuh, mendapat tahanan dari
darah yang setelah ada di depannya dan desakan dari dinding
pembuluh, desakan ini disebut tensi darah. Ada dua macam
desakan darah yaitu : 1) desakan sistole yang tertinggi pada akhir
sistole ventrikul kiri, 2) desakan diastole yang terendah pada saat
relaksasi (mengendor) setelah kontraksi (Price, 2005).
d. Faktor yang Mempertahankan Tekanan Darah
Faktor-faktor yang mempertahankan tekanan darah yaitu
antara lain : kekuatan memompa jantung, banyaknya darak yang
beredar, viskosiats (kekentalan) darah, elastisitas dinding pembuluh
darah, tahanan tepi.
e. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah
seseorang yaitu antara lain : umur, jenis kelamin, emosi, aktivitas
kerja, sikap tubuh (tidur, duduk), waktu (pagi, siang, malam)
(Oktia Woro, 2000).
Pada umumnya tekanan darah tidak stabil sepanjang hari,
tetapi menunjukkan fluktuasi yang diepngaruhi oleh aktivitas,
emosi dan sebagainya, terutama tekanan sistolik. Sedangkan
tekanan diastolik relatif stabil, oleh karena itu tekanan darah yang

normal harus ditentukan tidak pada suatu saat saja, tetapi berulangulang. Tekanan darah pada setiap orang bisa mengalami tekanan
darah yang tinggi dan juga bisa mengalami tekanan darah yang
rendah. Tekanan darah yang naik di atas yang normal atau tekanan
darah yang tinggi disebut hipertensi. Sedangkan tekanan darah
yang di bawah normal atau tekanan darah yang rendah disebut
hipotensi (Evelyn,2000). Hipertensi dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu antara lain factor keturunan, konsumsi garam
dapur melebihi 15 g/hari, berat badan berlebihan, kurang
beraktivitas fisik, serta faktor mental (stress), serta penggunaan
obat

tertentu

yang

dapat

meningkatkan

tekanan

darah

(Wirakusumah,2000)
Tekanan darah pada pembuluh darah dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor dasar yang mempengaruhinya adalah
cardiac output, total tahanan perifer pembuluh darah di arteriola,
volume darah, dan viskositas darah. Dengan faktor tersebut, tubuh
kita melakukan kontrol agar tekanan darah menjadi normal dan
stabil. Pengaturan pembuluh darah yang bekerja dalam mengontrol
tekanan darah yaitu pengaturan lokal, saraf dan hormonal.
Kontrol lokal (intrinsik) adalah perubahan-perubahan di
dalam suatu jaringan yang mengubah jari-jari pembuluh, sehingga
alirah darah ke jaringan tersebut berubah melalui efek terhadap
otot polos arteriol jaringan. Kontrol lokal sangat penting bagi otot
rangka dan jantung, yaitu jaringan-jaringan yang aktivitas
metabolik dan kebutuhan akan pasokan darahnya sangat bervariasi,
dan bagi otak, yang aktivitas metabolic keseluruhannya dan
kebutuhan akan pasokan darah tetap konstan. Pengaruh-pengaruh
lokal dapat bersifat kimiawi atau fisik.
D. Mengukur Daya Tahan Kardiorespirasi Dengan Treadmill Test

1. Pengertian
Treadmill tes merupakan suatu bentuk pemeriksaan yang
digunakan untuk mengetahui kemampuan maksimal kerja jantung pada
saat melakukan aktifitas. Pada pemeriksaan ini pasien diharuskan berjalan
diatas ban treadmill dan setiap 3 menit beban maupun kecepatan alat
tersebut akan ditingkatkan.Tes dihentikan apabila pasien ada keluhan, atau
target nadi maksimal telah dicapai atau adanya perubahan terhadap
rekaman EKG maupun tekanan darah yang tidak normal.
Biasanya treadmill tes dilakukan untuk menegakkan diagnosa
adanya Penyakit jantung koroner, mengevaluasi hasill pengobatan, dan
menentukan prognosa dari kelainan kardiovaskuler. Selain itu biasanya
treadmill tes dilakukan untuk mengevaluasi keluhan seperti nyeri dada,
sesak nafas. Akan tetapi ada beberapa kondisi dimana treadmill tes tidak
bisa dilakukan yakni pada pasien yang mengalami infark miokard akut
kurang dari lima hari, angina pectoris yang tidak stabil, kondisi hipertensi
berat, dan vertigo. Apabila saat tes dilakukan pasien ada keluhan, atau
target nadi maksimal telah dicapai atau adanya perubahan terhadap
rekaman EKG maupun tekanan darah yang tidak normal, biasanya tes akan
langsung dihentikan.

PRINSIP LATIHAN/ PROGRESIF

Prinsip latihan adalah proses adaptasi manusia terhadap lingkungan Oleh


karena itu usia berkaitan erat dengan kesiapan kondisi fisiologis dan psikologis
dari setiap olahragawan.
Agar terjadi proses adaptasi tubuh, maka diperlukan prinsip beban lebih
yang diikuti dengan prinsip progresif. Latihan progresif, artinya dalam
pelaksanaan proses latihan dilakukan dari yang mudah ke yang sukar, sederhana
ke kompleks, umum ke khusus, bagian ke keseluruhan, ringan ke berat, dari
kuantitas ke kualitas, serta dilakukan secara ajeg, maju dan berkelanjutan. Dalam
menerapkan prinsip harus dilakukan secara bertahap, cermat, kontinyu, dan tepat.
Setelah jangka waktu adaptasi tercapai, maka beban latihan harus ditingkatkan.
Bila beban latihan ditingkatkan secara mendadak, tubuh tidak mampu
mengadaptasinya bahkan akan merusak dan berakibat cidera serta rasa sakit.

DAFTAR PUSTAKA
http://and1volleyball.blogspot.co.id/2010/05/prinsip-latihan.html
http://dtabes-tabes.blogspot.co.id/2011/03/daya-tahan-kardiorespirasi.html
https://mithayani.wordpress.com/2011/10/27/latihan/

Anda mungkin juga menyukai