1.4.
Tabel 1.4.2. Berdasarkan kriteria tersebut, maka air sumur penduduk di Kuprik
kandungan Cl dan SO4 nya masih di bawah batas baku maksimum untuk air minum,
tetapi kandungan CaCO3 sudah di atas baku maksimum. Jika akan digunakan untuk air
minum, diperlukan proses pengendapan CaCO3. Air sumur penduduk di lokasi dan di
base camp Medco memperlihatkan kandungan Cl, SO4, CaCO3 sudah di atas batas
mutu maksimum, sehingga tidak layak untuk diminum.
1
2
1 mS/cm (mili Siemens per cm)= 1 mmhos/cm (mili mhos per cm)
Air minum kemasan botol merk Aqua EC=0,33 mS/cm, pH 7
DHL
o
25 C
dS/m
Mg
Ca
Na
NO3
SO4
Cl
CO3
HCO3
----------------------------------(mg/L)----------------------------------------------
1
2
3
1.61
7.06
5.46
7.1
7.2
7.6
19.4
251.3
272.4
138.3
438.2
190.9
134.5
1,041.3
750.2
4.2
4.0
3.9
49.1
1,435.8
1,197.1
347.9
2,165.5
1,633.0
0.2
0.9
0.5
484.3
415.2
246.9
0
0
0
10.31
7.0
663.8
735.0
1,671.6
5.7
1,875.7
3,372.5
1.0
382.7
5
6
6.91
2.87
7.3
7.5
378.7
127.6
675.5
95.3
834.7
317.4
4.9
3.7
1,943.9
453.6
1,633.0
816.5
0.8
0.2
388.8
311.9
0
0
Keterangan:
1: Air Sumur penduduk Kuprik, 2: Air Sumur Base Camp, 3: Air Long Storage, 4: Airtanah
lokasi 1, 5: Air Sumur Penduduk, 6. Air Saluran Drainase Jalan. Satuan salinitas dS/m =
mS/cm = mmhos/cm
Tabel 1.4.3 di bawah ini dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan air
asin untuk keperluan ternak dan unggas. Air sumur di sekitar lokasi mempunyai EC
sekitar 7 mmos/cm masih cukup baik untuk ternak dengan kemungkinan terjadi diare
ringan. Tetapi jelek untuk unggas karena menyebabkan water feces, kenaikan
mortalitas dan pertumbuhan berkurang.
1.4.3. Mutu Air untuk Tanaman
Parameter yang mempengaruhi mutu air irigasi untuk tanaman adalah:
salinitas, permeabilitas, dan toksisitas. Masalah salinitas terjadi jika kandungan garam
pada air irigasi atau airtanah cukup besar sehingga akumulasi garam di daerah
perakaran tanaman akan terjadi sedemikian rupa sehingga tanaman tidak mampu lagi
mengisap air (lengas) tanah di daerah perakaran. Salinitas lengas tanah yang tinggi
menyebabkan tekanan osmotik menjadi lebih besar, sehingga sulit diisap oleh akar
tanaman. Penurunan isapan air oleh akar menyebabkan terganggunya pertumbuhan
tanaman sehingga gejala nya seperti kekurangan air (tanaman layu). Tanaman
mengisap sebagian besar air dari bagian atas daerah perakaran, sehingga kondisi
salinitas di bagian ini sangat berpengaruh daripada di bagian bawah daerah
perakaran. Mengelola kondisi optimum bagian atas perakaran dengan proses
pencucian (leaching) menjadi sangat penting untuk tanah berkadar garam tinggi.
Permeabilitas dan laju infiltrasi tanah akan menurun akibat dari kandungan
garam tertentu atau kekurangan garam tertentu dalam air irigasi. Faktor yang
berpengaruh adalah: (a) kandungan Na relatif terhadap Ca dan Mg, (b) kandungan
bikarbonat (HCO3) dan karbonat (CO3), dan (c) total kandungan garam dalam air.
Toksisitas atau keracunan terhadap unsur Boron (B), Chlorida (Cl) dan Natrium (Na)
Tabel 1.4.2. Baku mutu air minum, air bersih, dan air baku
Parameter
No
1
FISIKA
Suhu
2
3
Warna
Bau
Rasa
5
6
Kekeruhan
Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS)
Satuan
0
TCU
NTU
mg/lt
Kadar Maksimum
Air
Air
Air Baku
Minum
Bersih
Suhu
udara
15
Tdk
berbau
Tdk
berasa
5
suhu
udara
50
tdk
berbau
tdk
berasa
25
1,500
suhu
udara
100
1,000
1,000
7
Tabel 1.4.3. Petunjuk penggunaan air salin untuk ternak dan unggas 3
Kandungan
garam
total (mg/l)
< 1.000
EC
(mmos/cm)
< 1.5
1.000-3.000
1.5 5.0
3.000-5.000
5-8
5.000 7.000
8 - 11
7.000
10.000
> 10.000
11 - 16
Keterangan
Salinitas relatif rendah. Sangat baik untuk ternak dan unggas
Baik untuk ternak dan unggas. Kemungkinan terjadi diare ringan
untuk ternak yang tidak terbiasa
Cukup baik untuk ternak. Kemungkinan terjadi diare ringan.
Jelek untuk unggas menyebabkan water feces, kenaikan
mortalitas dan pertumbuhan berkurang
Cukup aman untuk sapi (pedaging, susu), kambing, dan kuda.
Jangan diberikan untuk ternak yang hamil dan menyusui. Tidak
cocok untuk unggas
Tidak cocok untuk unggas dan babi
> 16
Resiko tinggi
Na
Ca + Mg
2
adj. SAR =
Na
Ca + Mg
2
[1 + (8.4 pHc]
Tak ada
masalah
Bermasalah
Masalah
besar
< 0.75
0.75 ~ 3.0
> 3.0
<6
<8
< 16
6~9
8 ~ 16
16 ~ 24
>9
> 16
> 24
<3
<4
< 0.75
3~9
4 ~ 10
0.75 ~ 2.0
>9
> 10
> 2.0
<5
< 1.5
5 ~ 30
> 30
1.5 ~ 8.5
> 8.5
Normal antara 6.5 ~ 8.4
Dengan menggunakan Tabel 1.4.5, maka pK2 - pKc didapat dari jumlah
(Ca+Mg+Na), p(Ca+Mg) didapat dari jumlah (Ca+Mg), dan p(Alk) didapat dari jumlah
(CO3+HCO3).
Jumlah
konsentrasi
(Ca+Mg+Na)
(meq/l)
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.40
0.50
0.75
1.00
1.25
1.50
2.0
pK2pKc
p(Ca+Mg)
p(Alk)
2.0
2.0
2.0
2.0
2.0
2.0
2.0
2.1
2.1
2.1
2.1
2.1
2.2
4.6
4.3
4.1
4.0
3.9
3.8
3.7
3.6
3.4
3.3
3.2
3.1
3.0
4.3
4.0
3.8
3.7
3.6
3.5
3.4
3.3
3.1
3.0
2.9
2.8
2.7
Jumlah
konsentrasi
(Ca+Mg+Na)
(meq/l)
2.5
3.0
4.0
5.0
6.0
8.0
10.0
12.5
15.0
20.0
30.0
50.0
80.0
pK2pKc
p(Ca+Mg)
p(Alk)
2.2
2.2
2.2
2.2
2.2
2.3
2.3
2.3
2.3
2.4
2.4
2.5
2.5
2.9
2.8
2.7
2.6
2.5
2.4
2.3
2.2
2.1
2.0
1.8
1.6
1.4
2.6
2.5
2.4
2.3
2.2
2.1
2.0
1.9
1.8
1.7
1.5
1.3
1.1
ECw: salinitas air dinyatakan dalam konduktivitas listrik (1 mmhos/cm = 1 mS/cm = 1 dS/m)
pHc adalah teoritis, pH air irigasi dalam kondisi kontak dengan kapur equilibrium dengan CO2
tanah
5
6
pH
No
Mg
Ca
Na
NO3
SO4
Cl
CO3
HCO3
meq/L
meq/L
meq/L
mg/L
meq/L
meq/L
mg/L
meq/L
meq/L
1.61
7.1
1.6
6.9
5.8
4.2
1.0
9.8
0.2
16.1
7.06
7.2
20.6
21.9
45.3
4.0
29.9
61.2
0.9
13.8
5.46
7.6
22.3
9.5
32.6
3.9
24.9
46.1
0.5
8.2
10.31
7.0
54.4
36.7
72.7
5.7
39.1
95.3
1.0
12.8
6.91
7.3
31.0
33.8
36.3
4.9
40.5
46.1
0.8
12.9
2.87
7.5
10.5
4.8
13.8
3.7
9.4
23.1
0.2
10.4
No
SAR
Ca+Mg+Na
Ca+Mg
CO3+HCO3
meq/L
meq/L
meq/L
pK2pKc
p(Ca+Mg)
p(Alk)
pHc
Adj
SAR
1
2.8
14.3
8.5
16.1
2.3
2.4
1.7
6.4
8.5
2
9.8
87.8
42.5
13.8
2.5
1.7
1.7
5.9 33.9
3
8.2
64.5
31.9
8.2
2.5
1.8
2.0
6.3 25.3
4
10.8
163.8
91.2
12.8
2.5
1.4
1.7
5.6 40.9
5
6.4
101.1
64.8
13.0
2.5
1.5
1.7
5.7 23.6
6
5.0
29.0
15.2
10.4
2.4
2.1
1.9
6.4 15.0
Keterangan:
1: Air Sumur penduduk Kuprik, 2: Air Sumur Base Camp, 3: Air Long Storage, 4: Airtanah
lokasi 1, 5: Air Sumur Penduduk, 6. Air Saluran Drainase Jalan. Satuan salinitas dS/m =
mS/cm = mmhos/cm
Berdasakan kriteria mutu air untuk tanaman (Tabel 1.4.4), maka penggunaan
air permukaan di long storage (nomor 3) dan air sumur penduduk di sekitar lokasi
untuk irigasi, ditinjau dari nilai EC, Adj SAR, Cl termasuk dalam klasifikasi bermasalah
besar, akan tetapi dari kandungan Boron tidak ada masalah. Nilai EC yang tinggi (>3
mS/cm) mempengaruhi ketersediaan air untuk tanaman, Adj SAR>24 mempengaruhi
permeabilitas dan laju infiltrasi tanah, dan kemungkinan keracunan Natrium (Na) dan
Chlorida (Cl). Penggunaan air saluran drainase jalan untuk irigasi relatif lebih baik
karena Adj SAR=15 masih lebih kecil dari 24, ECw<3 mS/cm, tidak ada kemungkinan
keracunan Boron, tetapi masih ada kemungkinan keracunan Na dan Cl.
Suatu kejadian pengalaman lapangan penyiraman tanaman menggunakan air
tampungan dari long storage memperlihatkan hal tersebut di atas. Semula salinitas air
relatif kecil pada bagian lapisan atas, akan tetapi pada lapisan air bagian bawahnya
salinitas air menjadi cukup tinggi sehingga tanaman kedelai daunnya menguning (leaf
burn atau necrosis). Kemudian dilakukan pencampuran dimana air di long storage diisi
kembali dengan memompakan air dari saluran drainase jalan. Salinitas air di saluran
drainase keliling petakan lingkaran ke 1, EC=8.7 mS/cm, kedalaman air sekitar 20-30
cm. Pada barisan tanaman kedelai yang baru ditanam, banyak benih yang tidak
tumbuh berkecambah diduga kemungkinan salintas permukaan tanahnya cukup tinggi
dan beragam.
Untuk keperluan irigasi di areal ini perlu dicari sumber air tawar. Ditengarai ada
sejumlah rawa yang airnya relatif tawar di sekitar areal ke arah Utara dari lokasi
Created by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/2009
proyek berjarak sekitar 2-3 km Areal rawa tersebut akan disurvai lokasi, volume, dan
kemungkinan penyalurannya ke lokasi MRS. Tujuannya agar areal rawa dapat
dideliniasi luas dan kedalamannya sehingga potensi volumetriknya dapat
diperhitungkan apakah mencukupi kebutuhan air irigasi di areal ini. Uraian lengkap
tentang potensi air rawa dijelaskan pada Sub Bab 1.5. Potensi Air Rawa.
1.4.4. Masalah salinitas dan keracunan tanaman
1.4.4.1.
Pengaruh salinitas
Kebanyakan garam dari air irigasi akan tinggal di daerah perakaran tanaman dan
terakumulasi, akibat dari proses kenaikan kapiler airtanah dangkal yang asin pada
musim kemarau. Untuk mencegah akumulasi garam melewati batas tertentu,
diperlukan sejumlah air tawar (air irigasi) untuk berperkolasi dan melarutkan garam
tersebut (leaching) melalui proses aliran airtanah atau drainase bawah permukaan.
Jumlah air untuk pencucian (leaching) merupakan leaching requirement (LR)
didefinisikan sebagai bagian dari air irigasi yang berperkolasi di daerah perakaran
tanaman. Salinitas airnya sendiri harus cukup rendah dimana pada kasus di Merauke
hanya terjadi pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau salinitas air
menjadi tinggi.
Jumlah air diperlukan untuk pencucian disebut sebagai LR atau leaching
requirement. LR didefinisikan sebagai: LR =
Ddw EC iw
=
Diw EC dw
/1/
Diw =
EC dw
Dcw
=
1 LR EC dw EC iw
Dcw
/3/
EC iw
5 EC e EC iw
EC iw
2 EC e
/5/.
LR adalah dugaan jumlah air yang diperlukan untuk pencucian garam (leaching
requirement) untuk menjaga salinitas airtanah atau tanah masih dalam batas toleransi
tanaman.
1.4.4.2.
Perhitungan LR
ECe dengan penurunan produksi 10% (Tabel 5.3). Hasil analisis tercantum pada Tabel
1.4.7.
Tabel 1.4.7. Perhitungan LR untuk berbagai jenis tanaman dan salinitas air irigasi
A.
Crop
LR
NWR/ETc
mmhos/cm
ECe
(red.yield)
ECiw
ECiw
Crop
10%
2.5
1.7
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
0.04
0.09
0.14
0.19
0.25
0.32
LR
1.04
1.10
1.16
1.24
1.33
1.46
NWR/ETc
mmhos/cm
ECe
(red.yield)
ECiw
ECiw
Crop
10%
3.80
2.60
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
Kedelai (Glycine
max)
0.03
0.06
0.09
0.12
0.15
0.19
0.23
0.27
0.31
LR
1.03
1.06
1.09
1.13
1.18
1.23
1.29
1.36
1.45
NWR/ETc
mmhos/cm
ECe
(red.yield)
ECiw
ECiw
10%
5.50
3.70
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
0.02
0.04
0.06
0.08
0.10
0.12
0.15
0.17
0.20
0.22
1.02
1.04
1.06
1.09
1.11
1.14
1.17
1.21
1.24
1.29
Crop
LR
NWR/ETc
mmhos/cm
ECe
(red.yield)
ECiw
ECiw
Crop
10%
2.40
1.60
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
Sorghum (Sorghum
bicolor)
0.04
0.09
0.14
0.20
0.26
0.33
LR
1.05
1.10
1.17
1.25
1.36
1.50
NWR/ETc
mmhos/cm
ECe
(red.yield)
ECiw
ECiw
Crop
10%
5.10
3.40
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.20
3.50
4.00
4.50
5.00
Kacang tanah
(Arachis hipogea)
0.02
0.04
0.06
0.09
0.11
0.13
0.14
0.16
0.19
0.21
0.24
LR
1.02
1.04
1.07
1.09
1.12
1.15
1.17
1.19
1.23
1.27
1.32
NWR/ETc
mmhos/cm
ECe
(red.yield)
ECiw
ECiw
10%
3.50
2.40
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
0.03
0.06
0.09
0.13
0.17
0.21
0.25
0.30
1.03
1.06
1.10
1.15
1.20
1.26
1.33
1.42
10
D.
Crop
LR
NWR/ETc
mmhos/cm
ECe
(red.yield)
ECiw
ECiw
10%
9.90
6.60
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
5.50
6.60
7.00
7.50
8.00
8.50
9.00
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.08
0.09
0.10
0.11
0.13
0.15
0.16
0.18
0.19
0.21
0.22
1.01
1.02
1.03
1.04
1.06
1.07
1.08
1.10
1.11
1.13
1.14
1.18
1.20
1.22
1.24
1.26
1.29
11
Tabel 1.4.8. Pengurangan interval irigasi akibat kenaikan salintas air irigasi
ECw
TAM
d (m) TAM
p
RAM
ETc
Interval
mmhos/cm mm/m
mm
mm mm/hari
hari
3
165
0.5
82.5 0.6
49
6
8
15
120
0.5
60
0.6
36
6
6
30
60
0.5
30
0.6
18
6
3
TAM: Total Avilable Moisture, d: kedalaman akar efektif, p: faktor deplesi tanaman, RAM:
Ready Available Moisture = p x TAM, ETc : evapotranspirasi tanaman, Interval: selang irigasi
1.4.4.3.
Toleransi jenis tanaman terhadap salinitas tanah dan air dinyatakan dalam hubungan
antara nilai salinitas dengan penurunan hasil, seperti pada Tabel 1.4.9 dan Tabel
1.4.10.
1.4.4.4.
Permeabilitas rendah akan mengurangi jumlah air yang disimpan dalam tanah,
sedangkan salinitas tinggi akan mengurangi lengas tersedia untuk tanaman. Laju
infiltrasi 2.5 mm/jam termasuk rendah, sedangkan 12 mm/jam termasuk tinggi.
Kandungan Natrium yang tinggi dapat menyebabkan permeabilitas menjadi rendah.
Nilai SAR lebih besar dari 6 - 9 pada tanah liat akan menyebabkan permeabilitas
12
Gambar 1.4.1. Ketersediaan air tanah teoritis pada berbagai salinitas lengas tanah
Tabel 1.4.9. Toleransi tanaman terhadap salinitas (mS/cm) 7
Tanaman
Fields Crops
Penurunan Hasil (%)
0
10
25
ECe ECiw ECe ECw ECe ECw
7.7
5.1
9.6
6.4
13
18.4
6.0
4.0
7.4
4.9
9.5
6.4
5.0
3.3
5.5
3.7
6.2
4.2
4.0
2.7
5.1
3.4
7.2
4.8
3.2
2.1
3.5
2.4
4.1
2.7
3.0
2.0
3.8
2.6
5.1
3.4
2.3
1.5
3.7
2.5
5.9
3.9
1.7
1.1
2.5
1.7
3.8
2.5
1.0
0.7
1.5
1.0
2.3
1.5
Tanaman buah-buahan
4.0
2.7
6.8
4.5
10.9
7.3
50
ECe ECw
17
12
13
8.7
7.5
5.0
11
7.2
4.9
3.3
7.2
4.8
9.4
6.3
5.9
3.9
3.6
2.4
17.9
12
Maks
1)
ECe
28
20
10
18
6.5
11.5
16.5
10
6.5
32
Sumber : Ayers, R.S.; D.W. Westcot, 1976. Water Quality for Agriculture, FAO, Rome.
Halaman 26-31
2.7
1.7
1.8
1.1
13
3.8
2.3
2.6
1.6
5.5
3.2
3.7
2.2
8.4
4.8
5.6
3.2
14
8
3.3
4.1
2.5
1.8
3.2
2.7
1.7
1.2
4.8
6.7
3.7
2.5
3.2
4.5
2.4
1.7
8
12
6
4
5.5
5.0
4.4
5.3
4.4
3.8
3.8
3.3
2.8
2.8
3.7
3.4
2.9
3.5
2.9
2.5
2.5
2.2
1.8
1.9
8.2
7.6
6.3
8.6
7.0
5.9
6.0
5.1
4.3
4.6
5.5
5.0
4.2
5.7
4.6
3.9
4.0
3.4
2.9
3.1
13.5
12.5
10
15
12
10
10.5
8.5
7.5
8
13.3
10.8
8.6
5.4
9.0
7.2
5.7
3.6
19.4
14.7
14.4
8.8
13.0
9.8
9.6
5.9
31.5
22.5
26.0
15.5
Nilai maksimum Ece, tanaman masih tumbuh tapi hasilnya nol. ECe dan ECw dalam
mmos/cm
Tabel 1.4.10. Toleransi salinitas tanah dan pH pada berbagai jenis tanaman
Salinitas tanah (mmhos/cm) pada
pengurangan produksi (%)
0
10
25
50
100
Buncis
1
1.5
2.3
3.6
6.5
Cabai
1.5
2.2
3.3
5.1
8.5
Jagung
1.7
2.5
3.8
5.9
10
Kacang Tanah 3.2
3.5
4.1
4.9
6.5
Kedelai
5
5.5
6.2
7.5
10
Kelapa
4
8
12
16
25
Nenas
0.5
1
2
3
6
Padi
3
3.8
5.1
7.2
12
Sawit
0.5
1
2
3
8
Semangka
2.5
3.3
4.4
6.3
10
Tomat
2.5
3.5
5
7.6
12.5
Tanaman
pH
Kisaran
5.2 - 8.2
5.2 - 8.2
5.2 - 8.5
5.4 - 8.2
5.2 - 8.2
4.5 - 8.5
4.0 - 7.8
4.5 - 8.2
3.5 - 7.5
5.0 - 8.2
5.0 - 8.2
Optimum
6.0 - 7.0
6.0 - 7.6
5.8 - 7.8
6.0 - 7.5
5.5 - 7.5
5.2 - 7.5
5.0 - 6.5
5.5 - 7.5
5.0 - 6.5
5.6 - 7.6
6.0 - 7.5
Sumber: Sys C.; E. Van Ranst; J. Debaveye; F. Beernaert, 1993. Land Evaluation Part III: Crop
Requirements. Agricultural Publications No 7. General Administration for Development
Cooperation. Belgium
14
Pencampuran air asin dengan air tawar untuk irigasi dapat dilakukan untuk
mendapatkan kondisi optimum ECw air irigasi. Sebagai contoh perhitungan
diilustrasikan seperti pada Tabel 1.4.11.
Tabel 1.4.11. Pencampuran air asin dengan air tawar untuk irigasi
Air tawar
Air asin
Air Campuran
1.4.4.6.
Ca+Mg
meq/l
1.90
6.50
3.05
Na
meq/l
0.50
32.00
8.38
HCO3
meq/l
1.80
4.50
2.48
adj.SAR
0.76
38.00
10.07
ECw
mmhos/cm
0.23
3.60
1.07
Campuran
%
75
25
Pupuk Kandang
Natrium
Tanda keracunan Natrium terjadi pada daun tua, daun seperti terbakar,
pengeringan jaringan sudut terluar pada pusat daun. Tingkat keracunan berlanjut dari
arah luar ke bagian pusat daun. Tanaman yang peka keracunan Natrium adalah buahbuahan, jeruk, alpokat dan kacang-kacangan.
15
Berpasir
(sandy)
0.5
0.6
Tekstur Tanah
Lempung/debu
(loam/silt)
0.6
0.7
Liat
(clay)
0.7
0.8
0.8
0.9
1.0
1.0
1.2
1.4
1.2
1.5
1.3