Anda di halaman 1dari 4

Nama:Roki hanifi

NIM : R0014070
Hiperkes B

Soal
1. Sebutkan Tahapan Hieraki pengendalian resiko dan contoh implementasinya?
2. Sebutkan faktor bahaya lingkungan kerja,Sebutkan contoh kasusnya dan
bagaimana pengendaliannya!
3. Apa definisi accident?jika ada accident perlu dilakukan investigasi ,apa tujuan
dilakukan investigasi?
4. Apa saja yang dapat dijadikan acuan pembuatan standar?peraturan K3?
5. Sebutkan pengertian 5R & definisinya!
Jawaban:
1.

Tahapan Hieraki pengendalian resiko adalah


A. Eliminasi.
Hirarki teratas yaitu eliminasi/menghilangkan bahaya dilakukan pada
saat desain, tujuannya adalah untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan
manusia dalam menjalankan suatu sistem karena adanya kekurangan pada
desain. Penghilangan bahaya merupakan metode yang paling efektif sehingga
tidak hanya mengandalkan prilaku pekerja dalam menghindari resiko, namun
demikian, penghapusan benar-benar terhadap bahaya tidak selalu praktis dan
ekonomis.
Contoh-contoh eliminasi bahaya yang dapat dilakukan misalnya: bahaya
jatuh, bahaya ergonomi, bahaya ruang terbatas, bahaya bising, bahaya kimia.
B. Substitusi
Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses,
operasi ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya.
Dengan pengendalian ini menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui
disain sistem ataupun desain ulang. Beberapa contoh aplikasi substitusi
misalnya: Sistem otomatisasi pada mesin untuk mengurangi interaksi mesinmesin berbahaya dengan operator, menggunakan bahan pembersih kimia yang
kurang berbahaya, mengurangi kecepatan, kekuatan serta arus listrik,
mengganti bahan baku padat yang menimbulkan debu menjadi bahan yang
cair atau basah.
C.Pengendalian tehnik/engineering control
Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan bahaya
dengan pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia.
Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan.
Contoh-contoh implementasi metode ini misal adalah adanya penutup
mesin/machine guard, circuit breaker, interlock system, start-up alarm,
ventilation system, sensor, sound enclosure.

D. Administrasi

Penegrtian administrasi adalah berupa kebijakan kebijakan dalam K3


E. Alat pelindung diri
Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan merupakan hal yang
paling tidak efektif dalam pengendalian bahaya,dan APD hanya berfungsi untuk
mengurangi seriko dari dampak bahaya. Karena sifatnya hanya mengurangi, perlu
dihindari ketergantungan hanya menggandalkan alat pelindung diri dalam
menyelesaikan setiap pekerjaan.
Dalam aplikasi pengendalian bahaya, selain kita berfokus pada hirarkinya
tentunya dipikirkan pula kombinasi beberapa pengendalian lainnya agar
efektifitasnya tinggi sehingga bahaya dan resiko yang ada semakin kecil untuk
menimbulkan kecelakaan. Sebagi misal adanya adanya unit mesin baru yang
sebelumnya memiliki kebisingan 100 dBA dilberikan enclosure (dengan metode
engineering control) sehingga memiliki kebisingan 90 dBA, selain itu
ditambahkan pula safety sign dilokasi kerja, adanya preventive maintenance
untuk menjaga keandalaann mesin dan kebisingan terjaga, pengukuran
kebisingan secara berkala, diberikan pelatihan dan penggunaan earplug yang
sesuai.
Implementasinya adalah:
Dalam Industri textile x didapat kebisingan dengan ukuran 95 db,sesuai standar
ukuran tersebut melebihi NAB nah nnnnnnnnn kebisingan tsb dengan cara
dilakukan hieraki pengendalian resiko dengan eliminasi,kiranya bisa dihilangkan
tidak mesin produksi yangmenghasilkan kebisingan tsb pastinya tidak mngkin
maka turun ke pengendalian yg kedua yaitu subtitusi bisa tidak dilakukan
penggantian mesin maka turun lahi ke pegenendalian yang ke tiga yaitu dengan
rekayasa genetik dimana ada peredam kebisingan pada tiap bahan produksi.
2. Faktor Bahaya di tempat kerja
Faktor Fisika,faktor Kimia,Faktor Biologi,Faktor Mekanik,Faktor
Psikologi,Faktor Ergonomi.
Contoh:(Faktor Ergonomi) dalam Industri manufaktur banyak dijumpai kegiatan
manual handling dan sikap kerja yang salah dan berakibat terjadinya penyakit
low back pain
Pengendaliannya adalah dengan penyuluhan sikap kerja yang baik dan benar dan
juga pemberian rekayasa genetic pada stasiun kerja yang dapat menimbulkan
salah posisi kerja.
(faktor Psikologi) akibat beban kerja yang tinggi maupun gerakan yang monoton
dalam industry manufaktur menyebabkan terjadinya stress kerja.
Pengendaliannya:dengan melakukan sift kerja maupun penyelenggaraan refresing
bagi para pekerja oleh perusahaan.
3. Accident adalah suatu kejadian yang menyebabka terjadinya kerugian baik rugi
manusia,lingkungan dan juga peralatan.
Tujuan:

a. Memperbaiki kualitas keselamatan kerja


b. Mengurangi kesempatan terjadinya kecelakan kerja serupa dimasa datang
c. Menyediakan atau membangun tempat atau lingkungan kerja yang aman
Maksud :
a. Untuk mendapatkan kronologi kecelakaan yang benar dan menetapkan kritikal
factor.
b. Untuk menentukan akar penyebab kejadian kecelakaan kerja (bukan
menetapkan siapa yang salah)
c. Menetapkan rekomendasi tindakan perbaikan
4.

Acuan Peraturan k3
a. Undang Undang Uap tahun 1930(stoom ordinnantie)
b. Undang Undang no 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
c. Undang Undang republik Indonesia tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
d. Sistem manajeman K3 UU no12 tahun 2012

5. Pengertian (definisi) 5R (5S) ialah suatu cara (metode) untuk


mengatur/mengelola tempat kerja menjadi tempat kerja yang lebih baik secara
berkelanjutan.
a. S Pertama = Seiri Ringkas, Membuang barang yang tidak diperlukan
b. S Kedua
= Seiton Rapi, Membenahi dan men-standar-kan tempat
penyimpan / meletakkan barang atau peralatan pada tempatnya.
c. S Ketiga
= Seiso Resik, Menjaga kebersihan tempat kerja
(membersihkan tempat kerja agar bebas dari debu dan sampah)
d. S Keempat = Seiketsu Rawat, Mempertahankan tempat kerja agar tetap
Ringkas, bersih/Resik dan Rapi
e. S Kelima

= Shitsuke Rajin, Disiplin diri sendiri

Adapun manfaat penerapan budaya 5R (5S) di tempat kerja antara lain :


a. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang lebih
efisien.
b. Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan menjadi
luas/lapang.
c. Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja yang
bagus/baik.
d. Menambah penghematan karena menghilangkan berbagai pemborosan di
tempat kerja.

Anda mungkin juga menyukai