Muhammad dan
Para Sahabat
Dan orang-orang yang terdahulu; yang mula-mula dari orang-orang
Muhajirin dan Ansar (berhijrah dan memberi bantuan), dan orangorang yang menurut (jejak langkah) mereka dengan kebaikan (iman dan
taat), Allah reda kepada mereka dan mereka pula reda kepada Nya, serta
Dia menyediakan untuk mereka syurga-syurga yang mengalir di
bawahnya beberapa sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya;
itulah kemenangan yang besar. (Surah At-Taubah, Ayat 100)
Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w telah bersabda: "Tidaklah kalian
masuk surga hingga kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga saling menyayangi
antara satu sama lain. Mahukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian
kerjakan niscaya kalian akan saling menyayangi antara satu sama lain? Sebarkanlah salam
sebanyak-banyaknya diantara kalian" - (Muslim)
dikatakan oleh bani Israel kepada Musa (AS), 'Pergilah kamu bersama Tuhanmu, kami
duduk (menunggu) di sini'( Dalam surah Al-Maidah). Pergilah bersama dengan
keberkahan Allah dan kami akan bersama dengan mu !".
Rasulullah SAW merasa sangat suka, akan tetapi Rasulullah hanya diam, beliau
menunggu dan beberapa orang dari sahabat dapat mengetahui keinginan Beliau SAW.
Sejauh ini hanya sahabat Muhajirin yang telah menyatakan kesungguhan mereka, akan
tetapi Beliau menuggu para sahabat Anshor yang sebagian besar tidak hadir dalam baiat
'Aqaabah untuk turut serta dalam berperang melawan kekuatan musuh bersama-sama
Rasulullah SAW di luar kawasan mereka. Maka, pemimpin besar sahabat Anshor, Sa'ad
bin Muadh angkat bicara, "Ya Rasulullah (SAW) mungkin yang engkau maksudkan adalah
kami". Rasulullah SAW menyetujuinya. S'ad kemudian menyampaikan pidatonya yang
sangat indah yang mana dia berkata,
"Wahai utusan Allah, kami telah mempercayai bahwa engkau berkata benar, Kami telah
memberikan kepadamu kesetiaan kami untuk mendengar dan thaat kepadamu... Demi
ALlah, Dia yang telah mengutusmu dengan kebenaran, jika engkau memasuki laut, kami
akan ikut memasukinya bersamamu dan tidaka ada seorangpun dari kami yang akan
tertinggal di belakang... Mudah-mudahan Allah akan menunjukkan kepadamu yang
mana tindakan kami akan menyukakan mu. Maka Majulah bersama-sama kami, letakkan
kepercayaan kami di dalam keberkahan Allah".
Rasulullah sangat menyukai apa yang disampaikan dan kemudian beluai bersabda,
"Majulah ke depan dan yakinlah yang Allah telah menjajikan kepadaku satu dari
keduanya (khafilah dagang atau perang), dan demi Allah, seolah olah aku telah dapat
melihat pasukan musuh terbaring kalah". Pasukan Muslimin bergerak maju dan
kemudian berhenti sejenak di tempat yang berdekatan dengan Badar (tempat paling
dekat ke Madinah yang berada di utara Mekkah). Seorang sahabat bernama, Al-Hubab
bin Mundhir ra., bertanya kepada Rasulullah SAW, " Apakah ALlah mewahyukan
kepadamu untuk memilih tempat ini atau ianya strategi perang hasil keputusan
musyawarah?". Rasulullah SAW bersabda, "Ini adalah hasil strategi perang dan keputusan
musyawarah". Maka Al-Hubab telah mengusulkan kembali kepada Rasulullah SAW agar
pasukan Muslimin sebaiknya bermarkas lebih ke selatan tempat yang paling dekat
dengan sumber air, kemudian membuat kolam persediaan air untuk mereka dan
menghancurkan sumber air yang lain sehingga dapat menghalang orang kafir Quraish
dari mendapatkan air. Rasulullah SAW menyetujui usulan tersebut dan melaksanakannya
[*]. Kemudian Sa'ad bin Muadh mengusulkan untuk membangun benteng untuk
Rasulullah SAW untuk melindungi beliau dan sebagai markas bagi pasukan Muslimin.
Rasulullah SAW dan Abu Bakar ra. tinggal di dalam benteng sementara Sa'ad bin Muadh
dan sekumpulan lelaki menjaganya.
Rasulullah SAW telah menghabiskan sepanjang-panjang malam dengan berdoa dan
beribadah walaupun beliau SAWmengetahui bahwa Allah ta'ala telah menjanjikannya
kemenangan. Ianya melebihi cintanya dan penghambaannya dan penyerahandiri kepada
Allah ta'ala dengan ibadah yang Beliau SAW kerjakan. Dan ianya telah dikatakan sebagai
bentuk tertinggi dari ibadah yang dikenal sebagai 'ainul yaqiin.