Dismenorea
Dismenorea
Perilaku
Penanganan
Hubungan Pengetahuan Tentang Dismenorea Dengan Perilaku Penanganan Dismenorea Pada Remaja Puteri Di SMA Negeri 1
Ungaran
The results of this study indicated that most respondents with good knowledge about
dysmenorrheal treated dysmenorrhea very well in 61 respondents (81.3%) and a few
respondents with less knowledge about dysmenorrhea incorrectly in 16 respondents (94.1%).
Test result of the Kendal tau test obtained p-value of 0.000 < = 0.05, which meant that there
was a significant correlation between knowledge about dysmenorrhoea and behavior in
treating dysmenorrhoea in female adolescents at Ungaran 1 State Senior High School.
The results of this study should be used as a useful information in improving
knowledge, especially about dysmenorrhea by making the proper treatment for dysmenorrhea
during menstruation.
Bibliographies
Keywords
: 36 (2004 2013)
: Knowledge about dysmenorrhea, behavior in treating
dysmenorrhea
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehidupan wanita dapat dibagi
dalam beberapa masa yaitu masa bayi,
masa kanak-kanak, masa pubertas, masa
reproduksi, masa klimaksterium dan masa
senium.
Masing-masing
masa
itu
mempunyai kekhususan, karena itu
gangguan pada setiap masa tersebut juga
dapat dikatakan khas karena merupakan
penyimpangan dari fisiologis yang khas
pula dari masa yang bersangkutan
(Soetjiningsih, 2004).
Setiap wanita memiliki pengalaman
menstruasi yang berbeda-beda. Sebagian
wanita mendapatkan menstruasi tanpa
keluhan, namun tidak sedikit dari mereka
yang mendapatkan menstruasi disertai
keluhan sehingga mengakibatkan rasa
ketidaknyamanan berupa dismenorea.
Dismenorea merupakan nyeri perut bagian
bawah yang terkadang rasa nyeri tersebut
meluas hingga ke pinggang, punggung
bagian bawah dan paha (Badziad, 2003).
Dismenorea dibagi menjadi dua yaitu
dismenorea primer dan dismenorea
sekunder. Dismenorea primer adalah rasa
nyeri haid yang dijumpai tanpa adanya
kelainan pada alat reproduksi yang nyata.
Keadaan ini lebih sering pada wanita yang
belum pernah mengandung. Sedangkan
dismenorea sekunder disebabkan oleh
penyebab organik yang bisa diidentifikasi
Hubungan Pengetahuan Tentang Dismenorea Dengan Perilaku Penanganan Dismenorea Pada Remaja Puteri Di SMA Negeri 1
Ungaran
a. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman nyata
dalam
melaksanakan
penelitian
sederhana
secara ilmiah dalam
rangka mengembangkan diri dalam
melaksanakan fungsi bidan sebagai
peneliti.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan informasi bagi
tenaga kesehatan terutama bidan
untuk menambah wawasan tentang
penanganan dismenorea sehingga
peran dan fungsi bidan dapat terwujud
sebagai
pengelola
untuk
meningkatkan kesehatan reproduksi
remaja.
c. Bagi Instansi Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan untuk
menetapkan kebijakan dalam rangka
meningkatkan
pelayanan
dalam
penanganan dismenorea.
d. Bagi Masyarakat
Sebagai
bahan
informasi
khususnya remaja putri untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai
dismenorea sehingga dapat membantu
mengantisipasi
permasalahan
mengenani penanganan dismenorea.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui
hubungan
pengetahuan tentang dismenorea
dengan
perilaku
penanganan
dismenorea pada remaja puteri di
SMA N 1 Ungaran.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran tentang
dismenorea pada remaja puteri di
SMA N 1 Ungaran.
b. Mengetahui gambaran perilaku
penanganan dismenorea pada
remaja puteri di SMA N 1
Ungaran.
c. Mengetahui hubungan pengetahuan
tentang dismenorea dengan perilaku
penanganan dismenorea pada remaja
puteri di SMA N 1 Ungaran.
Manfaat Penelitian
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
bersifat
analitik
korelasi
dengan
menggunakan pendekatan Cross Sectional.
Variabel
independen
mengenai
pengetahuan remaja puteri tentang
dismenorea, variable dependen mengenai
perilaku penanganan dismenorea. Populasi
yang digunakan dalam
penelitian ini
semua remaja putri yang sudah menstruasi
di bersekolah di SMA Negeri 1 Ungaran
yang berjumlah 179 siswi, dengan sampel
sebanyak 124 siswi. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini yaitu menggunakan
metode strastified random sampling.
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian
ini adalah seluruh remaja puteri kelas XII
yang sudah menstruasi, dan bersedia
menjadi responden. Kriteria eksklusi
Hubungan Pengetahuan Tentang Dismenorea Dengan Perilaku Penanganan Dismenorea Pada Remaja Puteri Di SMA Negeri 1
Ungaran
Frekuensi
Persentase
75
32
17
60,5 %
25,8 %
13,7 %
100
124
Frekuens
i
Persenta
se
22
17
85
124
17,7 %
13,7%
68,5 %
100
f %
75 100 0,000
32 100
17 100
B. Analisis
Bivariat
22 17,7 124 100
Tabel
3
Hubungan
Antara
Pengetahuan
Tentang
Dismenorea dengan Perilaku
Penanganan Dismenorea Pada
Remaja Puteri di SMA Negeri 1
Ungaran.
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
bahwa dari 75 responden dengan
pengetahuan dalam kategori baik, paling
banyak perilaku penanganannya sangat
baik yaitu sejumlah 61 responden (81,3%)
dan sebagian kecil yang perilaku
penanganannya baik yaitu sejumlah 10
responden (13,3%) dan kurang yaitu
sejumlah 4 responden (5,3%). Dan dari 32
responden yang pengetahuan dalam
kategori cukup, paling banyak perilaku
penanganannya sangat baik sejumlah 24
responden (75,0%), dan sebagian kecil
yang perilaku penanganan dismenorea
baik yaitu sejumlah 6 responden (18,8%)
dan kurang yaitu 2 responden (6,2%). Dan
dari 17 responden yang pengetahuannya
dalam kategori kurang sebagian besar
perilaku penangannya kurang yaitu
sejumlah 16 responden (5,9%), dan
sebagian
kecil
pada
perilaku
penanganannya baik yaitu sejumlah 1
responden (23,5%).
Pembahasan
A. Analisis Univariat
1. Pengetahuan tentang dismenorea
Hasil
penelitian
didapatkan
sebagian besar pengetahuan tentang
dismenorea pada remaja puteri adalah
baik yaitu sejumlah 75 responden
Hubungan Pengetahuan Tentang Dismenorea Dengan Perilaku Penanganan Dismenorea Pada Remaja Puteri Di SMA Negeri 1
Ungaran
pengetahuan
remaja
khususnya
mengenai dismenorea. Pengetahuan
remaja yang baik mengenai nyeri haid
tidak luput dari banyaknya informasi
yang dapat digali dan diperoleh oleh
remaja dalam hal pendidikan kesehatan
reproduksi.
Hasil penelitian juga didapatkan
data sebanyak 17 responden (13,7%)
mempunyai pengetahuan yang kurang
terhadap dismenore, hal ini ditunjukan
dengan banyaknya responden yang
tidak menjawab dengan tepat tentang
berbagai hal yang berhubungan dengan
dismenorea. Beberapa responden masih
salah dalam menjawab pernyataan
mengenai dismenorea. Kekurangtauan
responden
tentang
dismenorea
menyebabkan beberapa responden
tersebut juga tidak mengetahui tentang
tanda gejala dan akibat yang
ditimbulkan
apabila
dismenorea
tersebut tidak dilakukan penanganan
dengan baik dan tepat. Ada 21
responden yang menjawab masih sering
meminum jamu yang beredar di pasaran
saat sedang mengalami nyeri haid.
Mereka belum mengetahui efek dari
mengkonsumsi jamu secara sering.
Padahal, mengkonsumsi jamu secara
sering dapat berdampak buruk bagi
kesehatan terutama pada usus dan
lambung. Kandungan yang terdapat
pada jamu tersebut dapat mengiritasi
mukosa lambung, apabila hal ini
dibiarkan maka bisa membahayakan
bagi tubuh
2. Perilaku Penanganan Dismenorea.
Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui bahwa sebagian besar
responden menangani dismenorea
dengan sangat baik yaitu sebanyak 85
responden (68,5%) dan baik yaitu
sebanyak 17 responden (13,7%).
Perilaku yang baik tersebut
ditunjukan dari kesadaran siswi untuk
selalu memperhatikan rasa nyeri yang
dirasakannya saat menstruasi. Berawal
dari kesadaran siswi, munculah rasa
ketertarikan
untuk
mengetahui
Hubungan Pengetahuan Tentang Dismenorea Dengan Perilaku Penanganan Dismenorea Pada Remaja Puteri Di SMA Negeri 1
Ungaran
Hubungan Pengetahuan Tentang Dismenorea Dengan Perilaku Penanganan Dismenorea Pada Remaja Puteri Di SMA Negeri 1
Ungaran
Hubungan Pengetahuan Tentang Dismenorea Dengan Perilaku Penanganan Dismenorea Pada Remaja Puteri Di SMA Negeri 1
Ungaran
Hubungan Pengetahuan Tentang Dismenorea Dengan Perilaku Penanganan Dismenorea Pada Remaja Puteri Di SMA Negeri 1
Ungaran
Hubungan Pengetahuan Tentang Dismenorea Dengan Perilaku Penanganan Dismenorea Pada Remaja Puteri Di SMA Negeri 1
Ungaran