Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmatNya sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunan mini project penelitian ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga mini project penelitian dengan judul UPAYA SOSIALISASI POLA
MAKAN SEHAT UNTUK MENCEGAH MAKIN PARAHNYA KELEBIHAN BERAT
BADAN DI RT 05-08 KELURAHAN WARAKAS PERIODE JANUARI-FEBRUARI TAHUN
2016 ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi para
warga Kelurahan Warakas
Mini project penelitian yang saya buat ini masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, saya berharap kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan mini project
penelitian ini.
dr.Afda Nakita
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........... i
Daftar Isi
....ii
Daftar Gambar..vi
Daftar Tabel vii
BAB I 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas...................................................................................................................................3
2.1.1. Definisi..............................................................................Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Epidemiologi........................................................................................................................3
2.1.3 Faktor Penyebab Obesitas....................................................................................................4
2.1.4 IMT (Indeks Masa Tubuh)...................................................................................................6
2.1.5 Pengukuran Lingkar Perut...................................................................................................6
2.1.6 Penyakit Akibat Kelebihan Berat Badan.............................................................................7
2.1.7 Cara Mengatasi Obesitas.....................................................................................................9
2.2 Pengertian Pola Makan Sehat dan Seimbang.......................................................................10
2.2.1 PUGS.................................................................................................................................10
2.3 Teori Pengetahuan.................................................................................................................11
2.3.1 Pengertian Pengetahuan.....................................................................................................11
15
METODE
15
19
HASIL
19
30
DISKUSI
30
5.1 Pendataan..............................................................................................................................30
5.2 Intervensi..............................................................................................................................31
5.3 Karakteristik Sampel Penelitian...........................................................................................33
5.4 Hasil Evaluasi......................................................................................................................35
BAB VI
42
43
Daftar Gambar
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
15
Daftar Tabel
Tabel 2.1.4 Klasifikasi IMT 6
Tabel 3.3 Definisi Operasional & Skala Pengukuran Variabel 16
Tabel 3.9 Jadwal Kegiatan 18
Tabel 4.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur & Jenis Kelamin
Tabel 4.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan 22
Tabel 4.2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan 22
Tabel 4.4.7 Nama Petugas Puskesmas Kelurahan Warakas
Tabel 5.1.1 Data Dasar RW 13 Kelurahan Warakas
Tabel 5.4.1 Peningkatan Pengetahuan
35
37
30
28
21
Daftar Diagram
Diagram 5.3.1 Jenis Kelamin
Diagram 5.3.2 Usia 33
Diagram 5.3.3 Pekerjaan
34
32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Menurut Harper (1986), pola makan (dietary pattern) adalah cara yang ditempuh
seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai
reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial. Menu seimbang
adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang
sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan
sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan 1
Ilmuwan memperkirakan 75% kanker bisa dicegah melalui diet yang lebih baik.
Konsumsi makanan yang salah dapat membuat tubuh kekurangan nutrisi-nutrisi vital
yang diperlukan agar tubuh dapat bekerja dengan baik. Kunci menuju kesehatan yang
baik adalah diet yang seimbang dan bervariasi 1
Overweight ialah kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat badan ideal,
yang dapat disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak atau massa otot1
Kegemukan dan obesitas bisa terjadi pada berbagai kelompok usia dan jenis
kelamin. Juvenil obesity adalah obesitas yang terjadi pada usia muda (anak-anak).2
Menurut Notoatmojo (2003), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat berperan untuk
terbentuknya suatu tindakan seseorang.13
Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2003).13
1.2
Rumusan masalah
1.2.1
1.2.2
1.3
Tujuan
1.3.1
Umum
Khusus
1.3.2.1
1.3.2.2
1.4
Manfaat
1.4.1
Penulis
1.4.1.1
Berperan serta dalam meningkatkan kepatuhan masyarakat
1.4.1.2
Membantu menurunkan angka kelebihan berat badan di RT 05-08 Kel. Warakas
1.4.1.3
Dapat melengkapi salah satu tugas dokter internship
1.4.2 Puskesmas
1.4.2.1
Menjadi salah satu program unggulan puskesmas dalam masalah gizi.
1.4.2.2
Menurunkan angka kelebihan berat badan di RT 05-08 Kel. Warakas
1.4.3
Masyarakat
1.4.3.1
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengatur pola makan sehat
sebagai upaya mencegah makin parahnya kelebihan berat badan.
1.4.3.2
Mendapatkan pengetahuan tentang kelebihan berat badan beserta komplikasi yang
mungkin akan dihadapi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas
2.1.1 Definisi
Kegemukan (overweight) seringkali disamakan dengan obesitas. Padahal kedua istilah
tersebut memiliki arti yang berbeda, kegemukan adalah kondisi berat tubuh melebihi berat tubuh
normal, sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak.
Kegemukan dan obesitas bisa terjadi pada berbagai kelompok usia dan jenis kelamin. Juvenil
obesity adalah obesitas yang terjadi pada usia muda (anak-anak). Obesitas disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
berbagai fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan
kesehatan. Pengukuran lemak tubuh bukanlah suatu proses yang mudah. Oleh karena itu,
beberapa metode pengganti yang sederhana digunakan untuk menggolongkan berat badan
berlebih dan obesitas. Metode tersebut mencakup indeks massa tubuh, lingkar pinggang dan
rasio pinggang.2
2.1.2 Epidemiologi
Obesitas adalah suatu masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius di seluruh dunia
karena berperan dalam meningkatnya morbiditas dan mortalitas. Saat ini prevalensi obesitas di
negara maju maupun negara berkembang semakin meningkat, diperkirakan jumlah obesitas di
seluruh dunia dengan Indeks Masa Tubuh > 30 kg/m2 melebihi 250 juta orang, yaitu sekitar 7 %
dari populasi orang dewasa di dunia. Banyak negara mengalami peningkatan laju obesitas selama
10-20 tahun terakhir ini. Menurut WHO peningkatan jumlah obesitas berat akan dua kali lipat
dibandingkan dengan orang dengan berat badan kurang dari tahun 1995 sampai 2025 nanti, dan
prevalensinya akan meningkat mencapai 50 % pada tahun 2025. Prediksi WHO pada tahun 2005
kurang lebih terdapat 400 juta orang dewasa yang obesitas, dan di tahun 2015 diperkirakan
meningkat menjadi 700 juta orang obesitas. Bahkan untuk negara maju seperti Amerika Serikat
diperkiraan obesitas mencapai 45-50%, di Australia dan Inggris 30-40%6
Obesitas biasanya terjadi jika kalori yang dikonsumsi lebih banyak daripada yang
dibakar. Dalam kata lain, makan terlalu banyak dan berolahraga terlalu sedikit. Namun,
selain itu terdapat beberapa faktor lainnya yang bisa menyebabkan obesitas, yaitu:
1.
Faktor
Genetik
Obesitas cenderung terjadi dalam keluarga, atau secara keturunan. Jika salah satu
orang tua memiliki berat badan berlebihan, maka sang anak juga memiliki resiko
besar mengalami hal serupa. Memang tidak pasti, namun kecenderungan tersebut
ada dan sering tampak dalam kehidupan dan lingkungan kita sehari-hari. Sebuah
penelitian mengatakan bahwa jika ibu biologis mengalami obesitas, maka
keturunannya memiliki peluang 75% mengalami obesitas juga.
2.
Faktor
Usia
Faktor
Gender
Faktor
Lingkungan
Selain faktor genetik, faktor lingkungan juga memegang pengaruh besar terhadap
obesitas. Faktor lingkungan meliputi pola hidup atau kebiasaan sehari-hari, seperti
apa yang dia konsumsi atau seberapa aktif seseorang setiap harinya.
5.
Aktivitas
Fisik
Seseorang yang aktif secara fisik membutuhkan lebih banyak kalori daripada orang
yang kurang aktif. Orang yang setiap harinya selalu aktif secara fisik akan
membakar lebih banyak kalori, dan bahkan akan menggunakan lemak tubuh
sebagai energi jika kalori dalam tubuhnya tidak mencukupi.
6.
Obat-obatan
tertentu
Beberapa jenis obat-obatan juga bisa menyebabkan berat badan meningkat secara
berlebihan, seperti steroid dan beberapa jenis obat antidepresan. 4
7.
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit-penyakit tertentu,
juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan
tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan
mempertahankan berat badan yang ideal atau normal. Berdasarkan metode pengukuran
IMT menurut WHO 2002, untuk menentukan indeks massa tubuh sampel maka dilakukan
dengan cara sampel diukur terlebih dahulu berat badannya dengan timbangan kemudian
diukur tinggi badannya dan dimasukkan ke dalam rumus di bawah ini:
Tabel 2.1.4
IMT
Klasifikasi
< 17
Sangat kurus
17,0 - 18,5
Kurus
18,5 - 24,9
Normal
25,0 - 29,9
Gemuk
30,0 - 34,9
Obesitas level I
35,0 - 39,9
Obesitas level II
> 40
5. Tetapkan titik tengah di antara di antara titik tulang rusuk terakhir titik ujung lengkung
tulang pangkal paha/panggul dan tandai titik tengah tersebut dengan alat tulis.
6. Minta responden untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal (ekspirasi normal).
7. Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/diambil dari titik tengah kemudian secara
sejajar horizontal melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal
pengukuran.
8. Apabila responden mempunyai perut yang gendut ke bawah, pengukuran mengambil
bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi.
9. Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm.
Hal yang perlu diperhatikan:
1. Pengukuran lingkar perut yang benar dilakukan dengan menempelkan pita pengukur
diatas kulit langsung. Pengukuran di atas pakaian sangat tidak dibenarkan.
2. Apabila responden tidak bersedia membuka/menyingkap pakaian bagian atasnya,
pengukuran dengan menggunakan pakaian yang sangat tipis (kain nilon, silk dll) diperbolehkan
dan beri catatan pada kuesioner.
3. Apabila responden tetap menolak untuk diukur, pengukuran lingkar perut tidak boleh
dipaksakan dan beri cacatan pada kuesioner.8
2.1.6 Penyakit Akibat Kelebihan Berat Badan
Orang dengan obesitas dapat mengalami masalah dengan sistem jantung dan pembuluh
darah (kardiovaskuler) yaitu hipertensi dan dislipidemia(kelainan pada kolesterol). Bisa juga
mengalami gangguan fungsi hati dimana terjadi peningkatan SGOT dan SGPT serta hati yang
membesar. Bisa juga berbentuk batu empedu dan penyakit kencing manis (diabetes mellitus). 9
Pada sistem pernapasan dapat terjadi gangguan fungsi paru, mengorok saat tidur dan sering
mengalami tersumbatnya jalan nafas (obstructive sleep apnea). Obesitas juga bisa mempengaruhi
kesehatan kulit dimana dapat terjadi striae atau garis-garis putih terutama di daerah perut
(white/purple stripes). Selain itu, gangguan psikologis juga dapat terjadi pada anak dengan
obesitas. Badan yang terlalu gemuk sering membuat anak sering diejek oleh teman-temanya.
Sehingga memiliki dampak yang kurang baik pada perkembangan psikologis anak.
Selain masalah kosmetik, kegemukan merupakan masalah kesehatan yang sangat serius.
Kegemukan dapat memicu timbulnya beberapa penyakit kronis yang sangat serius seperti :
1) Resistensi Insulin
Insulin dalam tubuh berguna untuk menghantarkan glukosa sebagai bahan bakar
pembentuk energi kedalam sel. Dengan memindahkan glukosa kedalam sel maka insulin
akan menjaga kadar gula darah tingkat yang normal. Pada orang gemuk terjadi
penumpukan lemak yang tinggi didalam tubuhnya, sementara lemak sangat resisten
terhadap insulin. Sehingga, untuk menghantarkan glukosa kedalam sel lemak dan
menjaga kadar gula darah tetap normal, pankreas sebagai pabrik insulin, di bagian pulaupulau langerhans, memproduksi insulin dalam jumlah yang banyak. Lama kelamaan,
pankreas tidak sanggup lagi memproduksi insulin dalam jumlah besar sehingga kadar
gula darah berangsur naik dan terjadilah apa yang disebut Diabetes Melitus Tipe 2.
2) Tekanan Darah Tinggi
Hipertensi sangat umum terjadi pada orang gemuk. Para peneliti di Norwegia
menyebutkan bahwa peningkatan tekanan darah pada perempuan gemuk lebih mudah
terjadi jika dibandingkan dengan laki-laki gemuk. Peningkatan tekanan darah juga mudah
terjadi pada orang gemuk tipe apel (central obesity,konsentrasi lemak pada perut) bila
dibandingkan dengan mereka yang gemuk tipe buah pear (konsentrasi lemak pada
pinggul dan paha).
3) Serangan Jantung
Penelitian terakhir menunjukan bahwa resiko terkena penyakit jantung koroner pada
orang gemuk tiga sampai empat kali lebih tinggi bila 15 dibandingkan dengan orang
normal. Setiap peningkatan 1 kilogram berat badan terjadi peningkatan kematian akibat
penyakit jantung koroner sebanyak 1%.
4) Kanker
Walau masih menuai kontroversi, beberapa penelitian menyebutkan bahwa terjadi
peningkatan resiko terjadinya kanker usus besar, prostat, kandung kemih dan kanker
rahim pada orang gemuk. Pada perempuan yang telah menopause rawan terjadi kanker
payudara. Selain itu, obesitas juga dapat menimbulkan masalah-masalah kesehatan lain
seperti: Peningkatan kadar kolesterol (hypercholesterolemia), stroke, gagal jantung, batu
empedu, radang sendi(gout), osteoporosis, dan gangguan tidur. Sebuah penelitian
menyimpulkan obesitas remaja, beresiko lebih besar mengidap multiple sclerosis di usia
dewasanya. Penelitian yang berlangsung selama 40 tahun ini melibatkan 238 ribu
perempuan ini menemukan mereka yang obese di usia 18 tahun dua kali lebih beresiko
mengidap multiple sclerosis, dibanding mereka yang lebih langsing di usia tersebut. Studi
menunjukan mereka yang obese atau BMI mencapai 30 atau lebih di usia 18 tahun dua
kali lebih beresiko nantinya mengidap multiple sclerosis. Multiple Sclerosis adalah
kondisi yang disebabkan hilangnya serat saraf dan jaringan protektif dari myelin di otak
dan saraf tulang belakang yang mengakibatkan kerusakan sistem saraf. Penelitian yang
dilaporkan di jurnal Neurologi ini menggunakan data dari penelitian berskala besar 16
tentang diet, gaya hidup dan kesehatan. Diakhir penelitian, diketahui 593 wanita
didiagnosa mengidap multiplesclerosis. Para peneliti membandingkan resiko multiple
sclerosis dengan indeks massa tubuh (Body Mass Indeks/BMI) atau perbandingan antara
berat badan dan tinggi badan pada para partisipan kala berusia 18 tahun. 9
2.1.7 Cara Mengatasi Obesitas
Penanganan obesitas pada anak dan remaja ditujukan untuk mencapai Berat badan
yang ideal dan pengurangan BMI secara aman dan efektif serta mampu mencegah
komplikasi jangka panjang akibat obesitas seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan
penyakit kardiovaskuler. Karena demikian kompleksnya permasalahan obesitas ini maka
perlu ditangani bersama antara dokter anak, psikolog, ahli gizi dan tentu saja orang tua.
Oleh karena anak sedang dalam masa pertumbuhan maka menurunkan berat badan anak
harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat agar tidak mengganggu pertumbuhanya.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani obesitas :
1) Olahraga
Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang bersifat aerobik, yaitu olahraga yang
menggunakan oksigen dalam sistem pembentukan energinya. Atau dengan kata lain
olahraga yang tidak terlalu berat namun dalam waktu lebih dari 15 menit. Contoh
olahraga yang dianjurkan antara 17 lain berjalan selama 20-30 menit setiap harinya,
berenang, bersepeda santai, jogging, senam aerobik, dll.
2) Diet
Karena diet berhubungan dengan makanan yang dikonsumsi dalam keluarga seharihari maka partisipasi seluruh anggota keluarga untuk ikut mengubah pola makanan
akan sangat bermanfaat. Kurangi konsumsi makanan cepat saji dan banyak
mengandung lemak terutama asam lemak tak jenuh dan mengurangi makanan yang
manis-manis.
3) Terapi Psikologis
Hal ini terutama ditujukan jika penyebab obesitas adalah masalah psikologis seperti
perceraian orang tua, ketidak harmonisan dalam keluarga maupun rendahnya tingkat
percaya diri anak. Selain itu kegemukan juga menyebabkan anak menjadi minder dan
cenderung mengasingkan diri dari teman-teman sebayanya.
4) Operasi
Penanganan obesitas dengan cara operasi dilakukan apabila keadaan penderita sudah
tidak mungkin lagi untuk diberikan cara-cara lain seperti olahraga dan diet. Cara ini
dilakukan juga dengan alasan untuk mendapatkan tubuh yang ideal dengan cara yang
cepat. Operasi ini dilakukan dengan cara mengangkat jaringan lemak bawah kulit
yang berlebihan pada penderita. 9
2.2 Pengertian Pola Makan Sehat dan Seimbang
Pola makan (dietary pattern) adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok
untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis,
psikologis, budaya dan sosial. 10
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan
proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan
perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan. 11
Ilmuwan memperkirakan 75% kanker bisa dicegah melalui diet yang lebih baik. Konsumsi
makanan yang salah dapat membuat tubuh kekurangan nutrisi-nutrisi vital yang diperlukan
agar tubuh dapat bekerja dengan baik. Kunci menuju kesehatan yang baik adalah diet yang
seimbang dan bervariasi.
2.2.1 Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
PUGS disusun untuk mencapai dan memelihara kesehatan dan kesejahteraan gizi
(nutritional well-being) semua yang merupakan prasyarat untuk pembangunan
sumber daya manusia. Dalam PUGS, susunan makanan yang dianjurkan adalah yang
menjamin keseimbangan zat-zat gizi. Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi
beraneka ragam makanan tiap hari. Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zatzat gizi yang dikandungnya. Pengelompokan makanan didasarkan pada tiga fungsi
utama zat-zat gizi, yaitu sumber zat energi/tenaga yang dapat berupa padi-padian,
tepungtepungan, umbi-umbian, sagu, dan pisang yang dibeberapa bagian di Indonesia
juga dimakan sebagai makanan pokok. Sebagai sumber zat pembangun berupa
sayuran dan buah, serta sumber zat pengatur berupa ikan, ayam, telur, daging, susu,
kacang-kacangan dan hasil olahannya, seperti tempe, tahu dan oncom. Untuk
mencapai gizi seimbang hendaknya susunan makanan sehari terdiri dari campuran
ketiga kelompok bahan makanan tersebut. Dari tiap kelompok dipilih salah satu atau
lebih jenis bahan makanan sesuai dengan ketersediaan bahan makanan tersebut di
pasar, keadaan sosial ekonomi, nilai gizi, dan kebiasaan makanan.11
PUGS memuat tiga belas pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan
masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang
seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan
yang optimal. Ketiga belas pesan dasar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi.
5. Gunakan garam beryodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur empat bulan.
8. Biasakan makan pagi.
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya.
10.Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur.
11.Hindari minum minuman beralkohol.
12.Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
13.Bacalah label pada makanan yang dikemas.12
2.3
Teori Pengetahuan
2.3.1 Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2003), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat berperan untuk
terbentuknya suatu tindakan seseorang.
Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2003).
2.3.2 Tingkat Pengetahuan
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall). Menurut
Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, Tahu ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang telah dipelajari antara lain : menyabutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memehami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang menganai obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan, merencanakan, dan
sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan prinsip-prinsip
siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan masalah
kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi
dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata-kata kerja. Dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk kesluruhan yang baru. Dengan
kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan
suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada.
2.3.3Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional
(non-ilmiah) dan cara modern (ilmiah).(Notoatmodjo, 2003).
a. Cara tradisional (non-ilmiah)
Cara ini dipakai untuk memperoleh pengetahuan sebelum ditemukannya metode
ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis. Cara penentuan pengetahuan
secara tradisional antara lain:
Coba-coba dan salah
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum
adanya peradaban. Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut
tidak berhasil akan dicoba dengan kemungkinan yang lain.(Notoatmodjo, 2003).
Cara kekuasaan (otoritas)
Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang ditemukan oleh
orang yang mempunyai aktivitas tanpa menguji atau membuktikan kebenaran
terlebih dahulu berdasarkan fakta empiris atau berdasarkan penalaran sendiri.
(Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang ada pada masa
lalu. Pengalaman pribadi dapat menuntun kembali seseorang untuk menarik
kesimpulan dengan benar. Untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar,
diperlukan berpikir kritis dan logis.(Notoatmodjo, 2003).
Melalui jalan pikir
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan
pikirannya secara induksi dan deduksi.(Notoatmodjo, 2003).
b. Cara modern (ilmiah)
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini lebih sistematis,
logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan jalan mengadakan
observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua fakta sebelumnya dengan
obyek penelitian (Notoatmodjo, 2003).13
2.3.4
SUMBER PENGETAHUAN
Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai
macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas
kesehhatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber pengalaman dapat berupa
BAB III
METODE
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang
ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. 13
Kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut:
VARIABEL BEBAS
VARIABEL TERIKAT
Warga RT 05-08
Kelurahan Warakas
dengan kelebihan
berat badan
Pengurangan
Lingkar Perut &
Peningkatan
Pengetahuan
Tentang Kelebihan
Berat Badan
Variabel Pengganggu
-
Ketidakpatuhan warga
Ketidakbenaran Pengisian Food Recall
Ketidakmauan warga mengikuti mini
projek
Ketidakhadiran warga
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Keterangan
3.2
: diteliti
-------- : tidak diteliti
VARIABEL PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Warga RT 05-08 Kelurahan Warakas
dengan kelebihan berat badan.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pengurangan Lingkar Perut &
Peningkatan Pengetahuan Tentang Kelebihan Berat Badan
c. Variabel Pengganggu
Variabel Pengganggu dalam penelitian ini adalah
- Ketidakpatuhan warga
- Kebenaran Pengisian Food Recall
- Ketidakmauan warga mengikuti mini projek
- Ketidakhadiran warga
3.3 DEFINISI
OPERASIONAL
Variabel
VARIABEL
BEBAS
Warga RT 0508 Kelurahan
Warakas
dengan
kelebihan
berat badan
VARIABEL
TERIKAT
Pengurangan
Lingkar Perut
&
Peningkatan
Pengetahuan
Tentang
Kelebihan
Berat Badan
DAN
SKALA
PENGUKURAN VARIABEL
Definisi
Cara
Kategori
Skala
Operasional
Mengukur
Variabel
Adalah semua Pengukuran
1. Kelebihan BB
Ordinal
2.
Tidak
kelebihan
warga RT 0508 Kelurahan
BB
Warakas yang
memiliki
lingkar perut
lebih
dari
90cm
(pria)
dan
80cm
(wanita)
Adalah upaya Pengukuran
1. Menurun
Ordinal
2.
Tidak
menurun
peningkatan
3. Peningkatan
pengetahuan
dan kepatuhan
pengetahuan
4. Tidak meningkat
dalam
mencegah
makin
parahnya
kelebihan BB
di Kelurahan
Warakas
RT
05-08
Tabel 3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
(bekerja keluar kota, bersekolah sampai sore, pindah tempat tinggal, dll)
Warga RT 05-08 Kelurahan Warakas yang tidak berusia 16-64 tahun.
Warga RT 05-08 Kelurahan Warakas yang sedang hamil&menyusui.
3.6
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Warakas Pemilihan lokasi
di wilayah RT 05, 06, 07, 08 Kelurahan Warakas, Kecamatan Tanjung Priok.
3.7
Waktu Penelitian
Pengumpulan data dilaksanakan pada 11 Januari sampai 22 Januari 2016. Proses
penelitian, dimulai dari sosialisasi pola makan sehat dan pengetahuan tentang obesitas sampai
penyusunan laporan penelitian berlangsung selama 1 bulan.
3.8
KEGIATAN
25 Januari 2016
22 Februari 2016
kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Bentuk penyajian data berupa
tabel.
BAB IV
HASIL
4.1 Profil Komunitas Umum
4.1.1 Luas Wilayah
Wilayah Kelurahan Warakas yang luasnya 108,84 ha status tanah pada umumnya adalah
tanah negara, sedangkan pemilik tanah sebagian besar adalah penggarap, namun demikian
diantaranya sudah banyak yang sudah memiliki hak dengan mensertifikatkan tanah secara
perorangan maupun melalui prona, bahkan telah banyak pemilik sertifikat Prona yang telah
meningkatkan kepemilikan menjadi hak milik.
4.1.2 Batas-batas wilayah Kelurahan Warakas
- Utara
- Timur
- Barat
- Selatan
Kelurahan Warakas terletak di daerah dataran ( + 2 km dari laut ) dengan ketinggian 0,5-1
m dari permukaan laut.
: 183
Jumlah RW
: 14
Jumlah KK
: 17.891
JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMINKELURAHAN WARAKAS TAHUN 2015
NO UMUR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
04
59
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65 - 69
70 - 74
75 keatas
JUMLAH
WNI
LK
2153
1961
2521
2090
2236
2488
2591
2849
2833
2330
1312
877
670
331
274
139
27655
WNA
PR
JUMLAH LK PR
3328 5481
0
0
2900 4861
0
0
1945 4466
0
0
1998 4088
0
0
2049 4285
0
0
2526 5014
0
1
3116
5707
0
0
2499 5348
0
0
1678 4511
0
0
1226 3556
0
0
1239 2551
0
0
818
1695
0
0
444
1114
0
0
216
686
0
0
214
490
0
0
133
272
0
0
26470 54125
0
1
JUMLAH
JUMLAH
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
5481
4841
4466
4088
4285
5015
5707
5348
4511
3556
2551
1695
1114
686
490
272
54126
Tabel 4.2.1
Karyawan
JENIS KELAMIN
LK
PR
8013
7301
swasta/Pemerintah/TNI
Pedagang
4844
3112
JUMLAH
7956
15314
3
4
5
6
7
Pensiunan
3392
3112
6504
Pertukangan
4104
2194
6298
Pengangguran
128
133
261
Fakir miskin
81
123
204
Lain-lain
7056
10397
17453
Sumber : Laporan Tahunan Kelurahan Warakas tahun 2015
Tabel 4.2.2
JENIS KELAMIN
LK
PR
JUMLAH
Tidak sekolah
2344
1987
4331
Tamat SD
2020
293
2313
Tamat SLP
940
984
1924
Tamat SLA
965
422
1387
Tamat Akademi/PT
11
19
Tabel 4.2.3
: 1 Orang (Cina)
: 5396
12 buah
- Taman Kanak-Kanak
6 buah
- SDN/Swasta/Madrasah
15 buah
- SLTP/sederajat
3 buah
- SLTA/sederajat
1 buah
- Akademi / PT
1 buah
- Puskesmas
1 buah
- RB Puskesmas
1 buah
- BP.Swasta
19 buah
- RB Swasta
1 buah
- Dokter Praktek
6 orang
- Dokter Gigi
4 orang
- Bidan Praktek
6 orang
- Laboratorium Kesehatan
1 buah
- Apotek
3 buah
- Pengobatan Tradisional
1 orang
- Tukang Gigi
4 buah
26 buah
- Kader Posyandu
175 orang
12 buah
- Posyandu Lansia
9 buah
2 buah
- Mesjid
18 buah
- Musollah
72 buah
- Gereja
7 buah
Perumahan penduduk
- Rumah permanen
3869 rumah
204 rumah
- Jumlah Rumah
4073 rumah
4.3.2
gerobagan / pikulan 2,80%, air kemasan 9.7 %, air isi ulang 34.6 % sedangkan yang
menggunakan air sumur 0.4 % (Tahun 2015 belum ada data terbaru)
4.3.3
memiliki jambat sehat (71 %) dari 8562 Rumah Tangga yang dipantau. 2513 Rumah tangga
dikatakan tidak memiliki jamban sehat karena sebagian besar tidak mempunyai septic tank
(Tahun 2015 belum ada data baru).
4.3.4
Pembungan Sampah
Pembuangan sampah sementara di Kelurahan Warakas ada di Jl.Warakas I (pasar) dan
Jln Warakas V Gg.10 ( samping jalan tol ) sedangkan sampah warga dikoordinir oleh RT masingmasing.
Untuk menanggulangi sampah sampah yang dikelola secara perorangan di kolong tol maka
warga RW 09 dan RW 012 membentuk Bank sampah dengan sistem
Sejarah
Puskesmas Kelurahan Warakas dibangun dengan biaya APBD DKI tahun 1972 dan
resmi digunakan tanggal 15 Juli 1972. Pada tahun 2004 dan 2008 dilakukan rehab karena atap
bocor dan ada eternit yang ambruk serta beberapa sarana instalasi air berikut wastafel yang sudah
rusak. Pada bulan Juli 2010 dilaksanakan rehab total Puskesmas Kelurahan Warakas dengan
biaya APBD DKI tahun 2010 , sementara itu pelayanan dilakukan ditempat sementara yang
dikontrak dengan anggaran APBD DKI. Bulan februari 2011 pelayanan sudah dilakukan
digedung baru yang sudah menyelesaikan pembangunan tahap pertamanya. Akhir 2012
pembangunan gedung sudah selesai dan sudah dilakukan serah terima.
4.4.2
Sarana
: 532 M2,
Fax
Komputer 2 unit
Monitor 2 unit
Printer 2 unit
- AC 17 unit
-
Motor 2 unit
Dental unit 2
Puskesmas ini juga dilengkapi dengan alat-alat kesehatan dan sarana pelayanan lainnya
untuk menjamin peningkatan kwalitas pelayanan dan kepuasan konsumen.
Puskesmas Kelurahan Warakas beralamatdi Jalan Warakas IX No.20-22 Rt.007 Rw.011
Kelurahan Warakas. Telpon (021) 4308865
.
4.4.3
Visi Misi
Visi
Menjadikan Puskesmas Kelurahan Warakas sebagai unit pelayanan kesehatan yang menjadi
pilihan warga Jakarta, menuju Jakarta Sehat untuk semua tahun 2017.
Misi
1. Meningkatkan kwalitas sumber daya manusia melalui pendidikan, pelatihan dan
keterampilan agar dapat memberikan pelayanan sesuai standar kesehatan
2. Meningkatkan kwalitas peyanan kesehatan melalui penerapan Sistem Manajemen mutu ISO
9001:2008
3. Berpartisipasi aktif dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat melalui
pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
4. Menggalang kemitraan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
Kebijakan Mutu
Puskesmas Kelurahan Warakas bertekad menjadi unit pelayanan kesehatan pilihan warga
Jakarta sesuai persyaratan, peraturan dan perundand-undangan yang berlaku melalui
penerapan sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 secara konsisten, untuk mencapai Jakarta
Sehat untuk semua tahun 2017
Motto
Puskesmas Kelurahan Warakas CERMAT
NILAI-NILAI
Cekatan
Empati
Responsif
Manusiawi
Akhlak
Tulus Ikhlas
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Puskesmas Kelurahan Warakas tergambar dalam organogram di bawah ini :
Kepala Puskesmas
drg. Ninuk Isma Safitri
TU
Subiyarto
BPU
BPG
drg.Ninuk Isma
S
APOTIK
dr.Hikmah Yanti
Ubariani
dr. Galuh
RB
Kord Herning
Prg.Siti Rohkani
UKS/
MTBS/
LOKET
Perkesma
s
Nur Afrilianti M
Subiyarto
KIA/ KB
Meylin Tianur
Anita K
Sri
Mulyawati
Diah P
Ani S
Ratna maya
Win
Istiana
Sarianna M
Adinda
Puji Rahmawati
Setio Tyas
GIZI/
Posyandu
Puji R
Posyandu
: 26
Rumah bersalin
:2
Balai pengobatan/klinik
: 19
: 10
Apotik
:3
Dokter umum
:2
Dokter gigi
:1
Bidan
: 13
Perawat gigi
:1
Perawat
:2
Tenaga kefarmasian
:1
Tenaga gizi
:1
: Rp 30.000.000
Dana terealisasi
: Rp 30.000.000
NAMA
Drg. Ninuk Isma Safitri
Dr. Hikmah Yanti
JABATAN
Kepala Puskesmas
Dokter Umum
Dr Galuh
Subiyarto
Siti Rokhani
Setio Tiyas Wulandari
Dokter Umum
TU Puskesmas
Perawat gigi
Perawat
Nur Afrilianti M
Perawat
Ubariyani
Puji Rahmawati
Ass. Apoteker
Ahli gizi
Meylin Tianur
Anita Komalasari
Herning
Bidan
Bidan
Bidan
Winarti
Ani Sutowati
Diah
Tiwi
Bidan
Bidan
Bidan
Bidan
Ratna Maya
Sri
Istiana
Adinda
Bidan
Bidan
Bidan
Bidan
Ester
Bidan
Eva
Roni
Siswanto
Bidan
Petugas KJS
Petugas Kebersihan
Arman
Sandy
Agus
Atun
Petugas Kebersihan
Petugas Jaga Malam
Petugas Jaga Malam
Petugas Kebersihan
Dar
Juru Masak RB
Tabel 4.4.7
BAB V
DISKUSI
Penelitian ini dilakukan di empat RT, RT 05, 06, 07, 08 di RW 013 Kelurahan Warakas,
Kecamatan Tanjung Priok. Pelaksanaan penelitian memakan rentang waktu tujuh minggu, mulai
11 Januari 2016 sampai dengan 22 Februari 2016.
5.1 Pendataan
Warga RT 05-08 RW 013 didatangi kerumahnya satu persatu untuk dimintai data. Lalu
dicatat didalam form khusus sambil menyerahkan fotokopi kartu keluarga. Setelah pendataan
selesai, selama 10 hari kerja, peneliti memutuskan untuk memilih kasus kelebihan berat badan
sebagai bahan laporan mini projek peneliti.
5.1.1 Data Dasar
Berikut adalah data dasar dari RT 5-8 RW 13 Kelurahan Warakas
RT 05
46
175
4
RT 06
61
225
4
RT 07
38
130
4
RT 08
27
115
4
172
645
16
per KK
Jumlah laki-laki
Jumlah
86
89
112
113
67
63
55
60
320
325
Perempuan
PUS
Tidak KB
KB
BPJS
Non BPJS
Tidak Memiliki
20
8
12
147
13
15
21
4
17
190
11
23
18
9
9
112
0
18
12
6
6
95
0
20
71
27
44
544
24
76
Jaminan
DM
HT
Kelebihan
4
7
15
7
23
42
5
7
17
6
13
10
22
50
84
Berat Badan
Katholik
Kristen
Islam
Hindu
Budha
0-15 tahun
16.45 ahun
23
6
146
49
91
5
20
198
2
55
119
10
120
26
76
11
104
27
61
28
47
568
2
0
157
347
45 tahun
Kawin
Belum Kawin
Janda/Duda
Pedagang
Wiraswasta
Pegawai Swasta
Pensiunan
Pekerja Lepas
Lainnya
40
92
79
4
7
9
32
3
6
7
51
123
98
4
3
5
66
3
132
28
73
49
8
36
5
4
6
3
27
58
53
4
4
5
31
3
2
7
146
346
279
20
14
55
134
13
14
149
KK
Jumlah Orang
Jumlah Jiwa
Belum Bekerja
PNS/TNI
Tidak Tamat
110
1
4
8
8
2
75
2
1
62
1
2
255
12
9
SD
Masih SD
Tamat SD
Masih SMP
Tamat SMP
Masih SMA
Tamat SMA
Masih Kuliah
Tamat Kuliah
Tidak/Belum
16
23
5
15
6
78
5
8
19
21
18
4
35
9
90
3
11
32
7
20
5
17
1
59
1
4
15
7
8
3
14
5
44
1
15
16
51
69
17
81
21
271
10
38
82
Sekolah
Tabel 5.1.1 Data Dasar
5.2 Intervensi
Intervensi dilakukan selama seminggu pada tanggal 25 Januari 2016 sampai dengan 30
Januari 2016. Intervensi dilakukan dengan cara mendatangi rumah warga yang memiliki masalah
kesehatan yaitu kelebihan berat badan.
Peneliti melakukan pengukuran lingkar perut, melakukan pretest dan posttest untuk
mengetahui peningkatan pengetahuan warga tentang kelebihan berat badan, dan paneliti
melakukan penyuluhan tentang kelebihan berat badan. Di akhir kunjungan, peneliti membagikan
sebuah buku yang berjudul food diary. Buku ini dipakai sebagai food recall yang akan di
follow up setiap dua minggu sekali, dan akan di ambil kembali oleh peneliti pada akhir minggu
penelitian untuk melihat bagaimana diet masyarakat selama empat minggu sebagai upaya
mencegah makin parahnya kelebihan berat badan yang terjadi di RT 05-08 RW 013 Kelurahan
Warakas.
5.3 Karakteristik Sampel Penelitian
5.3.1 Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki laki : 7
Perempuan : 24
Diagram 5.3.1
Nilai
Ny. H
Tn. A
Tn. B
Ny. E
Ny. N
Ny.S
Tn. S
Ny. S
Ny. S.F
Ny. Nt
Ny. MG
Ny. D
Ny. S
Ny. T
Ny. N
Tn. M
Tn.Mr
(x1)
4
3
3
4
2
5
4
5
4
4
3
2
3
2
3
5
4
sebelum Nilai
(x2)
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
sesudah D = x1-x2
-1
-1
-2
-1
-3
0
-1
0
-1
-1
-2
-3
-2
-3
-2
0
-1
D2
1
1
4
1
9
0
1
0
1
1
4
9
4
9
4
0
1
Ny. A
Ny. S
Tn. S
Ny. Sp
Ny. Nl
Ny. J
Ny. S
Tn. MN
Ny. W
Ny. Ed
Ny. S
Ny. N
Tn. R
Tn.Rt
Jumlah
5
3
2
4
3
4
4
4
3
3
2
4
4
3
5
4
4
5
5
5
5
3
5
5
3
5
5
5
0
-1
-2
-1
-2
-1
-1
1
-2
-2
-1
-1
-1
-2
-40
Tabel 5.4.1 peningkatan pengetahuan
0
1
4
1
4
1
1
1
4
4
1
1
1
4
82
H0 : x1 < x2
H1 : x1>x2
Alpha : 5%
Daerah kritis n-1 = 30
T hitung : 10,7
Rata2 1 : 3,6
Rata2 2 : 4,8
Df : n kategori = 29
T tabel : 2,75
T hitung > T tabel : hipotesis ditolak. Ada perbedaan signifikan dalam hal peningkatan
pengetahuan.
5.4.2 Pengurangan Lingkar Perut
Inisial Nama
Nilai
sebelum Nilai
Ny. H
Tn. A
Tn. B
Ny. E
Ny. N
Ny.S
Tn. S
Ny. S
(x1) sentimeter
100
130
102
100
101
96
97
96
sesudah D = x1-x2
(x2) sentimeter
92
125
101
99
98
94
97
90
8
5
1
1
3
2
0
6
D2
64
25
1
1
9
4
0
36
Ny. S.F
Ny. Nt
Ny. MG
Ny. D
Ny. S
Ny. T
Ny. N
Tn. M
Tn.Mr
Ny. A
Ny. S
Tn. S
Ny. Sp
Ny. Nl
Ny. J
Ny. S
Tn. MN
Ny. W
Ny. Ed
Ny. S
Ny. N
Tn. R
Tn.Rt
Jumlah
101
101
117
91
105
107
99
106
124
113
99
111
97
91
100
112
92
104
95
96
97
102
101
100
98
116
90
103
105
95
105
120
112
98
109
95
90
99
111
91
103
92
95
94
101
98
1
3
1
1
2
2
4
1
4
1
1
2
2
1
1
1
1
1
3
1
3
1
3
67
Tabel 5.4.2 Pengurangan Lingkar Perut
1
9
1
1
4
4
16
1
16
1
1
4
4
1
1
1
1
1
9
1
9
1
9
237
H0 : x1 < x2
H1 : x1>x2
Alpha : 5%
Daerah kritis n-1 = 30
T hitung : 14,6
Rata2 1 : 102,67
Rata2 2 : 100,51
Df : n kategori = 29
T tabel : 2,575
T hitung > T tabel : hipotesis ditolak. Ada perbedaan signifikan dalam hal peningkatan
pengetahuan.
Tabel 5.4.3 Lingkar Perut
No
Inisial Nama
Tn. A
Jenis Kelamin
L
Sebelum
130
Sesudah
125
Tn. B
Tn. S
Tn. M
Tn.Mr
Tn. S
Tn. MN
Tn. R
Tn.Rt
Ny. H
Ny. E
Ny. N
Ny.S
Ny. S
Ny. S.F
Ny. Nt
Ny. MG
Ny. D
Ny. S
Ny. T
Ny. N
Ny. A
Ny. S
Ny. Sp
Ny. Nl
Ny. J
Ny. S
Ny. W
Ny. Ed
Ny. S
Ny. N
L
L
L
L
L
L
L
L
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
102
97
106
124
111
92
102
101
100
100
101
96
96
101
101
117
91
105
107
99
113
99
97
91
100
112
104
95
96
97
101
97
105
120
109
91
101
98
92
99
98
94
90
100
98
116
90
103
105
95
112
98
95
90
99
111
103
92
95
94
Berdasarkan data diatas, Lingkar Perut jenis kelamin perempuan yang bertarget < 91cm naik dari
0% menjadi 9,6%.
Lingkar perut jenis kelamin laki laki yang bertarget <101cm naik dari 6,4% menjadi 9,7%.
No
Inisial Nama
Jenis Kelamin
Sebelum
Sesudah
Tn. A
Tn. B
Tn. S
Tn. M
Tn.Mr
Tn. S
Tn. MN
Tn. R
Tn.Rt
Ny. H
Ny. E
Ny. N
Ny.S
Ny. S
Ny. S.F
Ny. Nt
Ny. MG
Ny. D
Ny. S
Ny. T
Ny. N
Ny. A
Ny. S
Ny. Sp
Ny. Nl
Ny. J
Ny. S
Ny. W
Ny. Ed
Ny. S
Ny. N
L
L
L
L
L
L
L
L
L
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
3
3
4
5
4
2
4
4
3
4
4
2
5
5
4
4
3
2
3
2
3
5
3
4
3
4
4
3
3
2
4
4
5
5
5
5
4
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
3
5
Berdasarkan data diatas peningkatan pengetahuan tentang kelebihan berat badan naik dari 0%
menjadi 87%.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan gambaran bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap
perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Terdapat perbedaan yang signifikan juga
terhadap pengukuran lingkar perut sebelum dan sesudah melakukan food recall.Sehingga dapat
disimpulkan bahwa food recall dan pola makan sehat dapat menurunkan ukuran lingkar perut
warga di RT 5-8 RW 13 Kelurahan Warakas. Warga diharapkan secara terus menerus untuk
melakukan pola makan yang baik serta terus menerus melakukan penulisan food recall.
6.2 SARAN
6.2.1
Untuk Warga
Tetap melakukan pola makan yang sehat untuk menjaga berat badan.
Tetap melakukan penulisan food recall untuk membantu pengaturan pola makan yang
sehat.
Aktif mengikuti penyuluhan dan kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan warga
tentang kelebihan berat badan.
6.2.2UntukPenelitiSelanjutnya
Penelitiselanjutnyadiharapkan untukmelakukan penelitian dengan metodeyanglebih baik
dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25162/4/Chapter%20II.pdf
2. http://eprints.undip.ac.id/44753/3/Indah_Febriyani_22010110120090_BAB_2_KTI.pdf
3. BBC
Health:
Obesity
http://www.bbc.co.uk/health/physical_health/conditions/obesity.shtml
4. Obesity,
on
PubMed
Health
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0004552/
5. Obesity Wikipedia = http://en.wikipedia.org/wiki/Obesity
6. http://www.depkes.go.id/
7. WHO. 2003. Obesity: Prevalensi And Managing The Global Epidemic. WHO. Geneva
8. http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/PedomanPengukuran.pdf
9. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf
10. Harper I, Deaton BJ, Driskel JA. 1986. Pangan, Gizi dan Pertanian. Alihbahasa :
Suhardjo. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
11. Almatsier, S, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.
12. Baliwati, Y. F. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi, Cetakan I. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Hal. 89
13. Notoatmodjo, S, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta, 2007,
Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.