Manajemen Proyek
Manajemen Proyek
Bab
Pendahuluan .........................................................................
Bab
II
:
:
:
3
4
5
:
:
:
:
:
:
:
6
8
9
10
11
12
13
:
:
16
17
21
Penutup ..................................................................................
22
24
Bab
Bab
Bab
IV Proyek Konstruksi
IV. 1 Jenis Proyek Konstruksi ................................................
IV. 2 Tahapan Proyek Konstruksi ..........................................
IV. 3 Pihak pihak yang terlibat dalam
Proyek .............................................................................
V
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen proyek kini menjadi suatu keharusan, bukan lagi sekedar pilihan Pekerjaanpekerjaan tertentu akan lebih efisien dan efektif jika dikelola dalam kerangka proyek dan
bukan diperlakukan sebagai pekerjaan biasa maka diperlukan manajemen proyek yang benar
Contoh 1. Pembuatan Jalan Tol Cipularang yang menghubungkan Jakarta Bandung yang
mempersingkat waktu tempuh kedua kota itu dilakukan dengan menggunakan cara pengolaan
pekerjaan yang berbeda dengan pengolaan pekerjaan pekerjaan reguler. Batasan waktu yang
tersedia dan biaya yang dianggarkan serta kualitas jalan merupakan hal hal yang harus
dipenuhi dalam penyelesaian pekerjaan tersebut.
Contoh 2. Membangun kembali Provinsi Aceh dari kehancuran akibat bencana alam tsunami,
pemerintah menugaskan tim khusus dengan manajemen khusus untuk melakukan kegiatan
tersebut.
Contoh 3. Pembuatan suatu Coporate Plan yaitu rencana strategis perusahaan untuk jangka 5
tahun kedepan. Perusahaan meminta sebuah konsultan untuk membuatnya. Kepada konsultan
diberikan batas waktu, biaya dan lingkup pekerjaan tertentuyang harus diselesaikan.
Contoh 1 dan 2 merupakan proyek yang berhubungan dengan pekerjaan konstruksi dan
Contoh 3 bersifat pekerjaan jasa.
Pekerjaan yang besar diperlukan perencanaan dan pelaksanaan dengan sungguh sungguh
dalam waktu tertentu. Pengelolaan proyek perlu cara khusus agar menghasilkan output yang
baik
BAB II
PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
II.1. Definisi Manajemen
Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek dapat
diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokKan dalam 5M
(manpower, material, mechines, money and method).
Manajemen telah banyak disebut sebagai seni untuk merealisasikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajemen mencapai tujuan organisasi
melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau
dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan pekerjaan itu sendiri.
Manajemen memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi definisi tersebut
memberikan kenyataan bahwa manajemen berutama mengelola sumber daya manusia, bukan
material atau finansial. We are managing human resources. Selain manajemen mencakup
fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan dilakukan), pengorganisasian (perancangan
manajemen,
yaitu
perencanaan,
5. Mempunyai Keterbatasan
Disebabkan oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar berupa hambatan dari lingkungan,
sedangkan faktor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya.
II. 3 Siklus dan Proses Sistem dalam Manajemen
Aspek penting dari pendekatan sistem terletak pada siklus sistem dan prosesnya, yaitu
perubahan teratur yang mengikuti pola dasar tertentu dan terjadi selama sistem masih aktif.
1. Penahapan Dalam Siklus Sistem
Proses mewujudkan sisrtem untuk keperluan operasi atau produksi sampai siklus sistem
berhenti berfungsi dikelompokan menjadi beberapa tahap yang dibedakan atas jenis kegiatan
yang dominan.
a. Siklus Sistem dan Siklus Biaya
Dalam rangka mewujudkan gagasan menjadi kenyataan fisik, maka perlu penilaian
menyeluruh terhadapsistem yang bersangkutan. Yang dinilai adalah karakteristik sistem yang
dijabarkan sebagai parameter, spesifikasi,dan kriteria terhadap biaya yang diperlikan.
b. Siklus biaya (life cycle cost), mencakup semua biaya yang diperlukan selama periode
siklus sistem, yaitu dari penelitian dan pengembangan, desain engineering, manufaktur dan
kontruksi, sampai pada opersai atau produksi atau utilisasi dan pemeliharaan.
Bab III
MANAJEMEN KONSTRUKSI
Pengertian Manajemen adalah suatu metode / teknik / proses untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui tindakantindakan, di antaranya adalah :
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pelaksanaan (actuating)
4. Pengawasan (controlling)
Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan
sumber daya yang terbatas. Pengertian Proyek Konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai
suatu hasil dalam bentuk bangunan / infrastruktur. Jadi, defenisi Manajemen Proyek
Konstruksi adalah suatu cara / metode untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan /
infrastruktur yang dibatasi oleh waktu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif melalui tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).
III. 1 Fungsi Manajemen
Secara umum fungsi-fungsi yang dijalankan manajemen adalah merencanakan
(planning), mengorganisasi (organizing), menempatkan orang (staffing), mengarahkan
(directing) dan mengontrol (controlling).
1. Fungsi perencanaan
Berupa tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data / informasi, asumsi
maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa mendatang.
Bentuk tindakan tersebut antara lain :
a. Menetapkan tujuan dan sasaran usaha.
b. Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek.
c. Menyumbangkan strategi dan prosedur operasi.
d. Menyiapkan pendanaan serta standard kualitas yang diharapkan.
Manfaat dari fungsi perencanaan di atas adalah sebagai alat pengawas maupun pengendali
kegiatan, atau pedoman pelaksana kegiatan, serta sarana untuk memilih dan menetapkan
kegiatan yang diperlukan.
2. Fungsi organisasi
Berupa tindakan-tindakan guna mempersatukan kumpulan kegiatan manusia, yang
mempunyai pekerjaan masing-masing, saling berhubungan satu sama lain dengan tata cara
tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka mendukung tercapainya tujuan.
Tindakan berupa antara lain :
a. Menetapkan daftar penugasan.
b. Menyusun lingkup kegiatan.
c. Menyusun struktur kegiatan.
Menyusun
daftar
personil
organisasi
berikut
lingkup
tugasnya.
Manfaat dari fungsi organisasi adalah merupakan pedoman pelakasanaan fungsi, dimana
pembagian tugas serta hubungan tanggung jawab serta delegasi kewenangan terlihat jelas.
3. Fungsi pelaksanaan
Berupa tindakan untuk menyelaraskan seluruh anggota organisasi dalam kegiatan
pelaksanaan, serta agar seluruh anggota organisasi dapat bekerja sama dalam pencapaian
tujuan bersama. Tindakan tersebut antara lain :
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan.
b. Mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggung jawab.
c. Memberikan pengarahan penugasan dan motivasi.
Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah terciptakannya keseimbangan tugas, hak dan
kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi, dan mendorong tercapainya efisiensi
serta kebersamaan dalam bekerjasama untuk tujuan bersama.
4. Penempatan Orang (Staffing)
Fungsi ini menyangkut usaha untuk mengembangkan dan menempatkan orang-orang yang
tepat di dalam berbagai jenis pekerjaan yang sudah didisain lebih awal dalam organisasi.
Lebih jauh lagi fungsi ini meliputi hal-hal seperti pengembangan sumber daya manusia,
proses penilaian dan promosi, pelatihan. Salah satu aspek penting dari fungsi ini adalah
mengidentifikasi orang-orang di dalam organisasi yang berpotensial untuk dikembangkan
sebagai manajer. Good managers develop managers.
5. Mengarahkan (Directing)
Fungsi ini biasa juga disebut supervisi. Ini menyangkut pembinaan motivasi dan pemberian
bimbingan kepada bawahan untuk mencapai tujuan utama. Secara umum bisa dikatakan
bahwa pekerja-pekerja akan berprestasi lebih baik pada pekerjaan di mana mereka persis tahu
apa yang diharapkan dari mereka. Lebih jauh lagi, para pekerja tersebut akan lebih
menghargai pekerjaannya kalau mereka bisa melihat bagaimana kaitan perkerjaan mereka
dengan gambar keseluruhan dari organisasi. Mengerjakan sesuatu hanya karena atasan
menyuruh demikian biasanya tidak bisa menghasilkan secara maksimal.
Salah satu aspek penting dari fungsi ini adalah fungsi koordinasi, yang berarti penciptaan
suatu harmoni dari individu-individu yang berkerja bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama. Kemampuan komunikasi menjadi kunci keberhasilan fungsi ini.
6. Mengontrol (Controlling)
Fungsi ini dijalankan untuk menjamin bahwa perencaan bisa diwujudkan secara pasti. Ada
banyak alat-alat analisa untuk suatu proses kontrol yang efektiv. Proses kontrol pada
dasarnya selalu memuat unsur: perencanaan yang diterapkan, analisa atas deviasi atau
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, dan menentukan langkah-langkah yang perlu
untuk mengoreksi.
III. 2 Pengertian Manajemen Konstruksi
Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang
dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi
adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentunk bangunan atau infrastruktur.
Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk di dalamnya bidang
teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang melibatkan disiplin lain seperti teknik industri,
teknik mesin, elektro dan sebagainya.
Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen
(perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada suatu proyek dengan
menggunkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek
secara optimal. Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu.
manajemen material dan manjemen tenaga kerja yang akan lebih ditekankan. Hal itu
dikarenakan manajemen perencanaan berperan hanya 20% dan sisanya manajemen
pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.
b.
Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila
perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi "konflik-kepentingan" karena
peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu
sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada sistim ini Pada type yang lain
kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik
ESCM/ KONTRAKTOR.
c.
d.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
pemanfaatan bangunan sedangkan bagi kontraktor akan berakibat bertambah nya biaya tidak
langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan konstruksi.
2.Pengendalian Biaya
Yang dimaksud dengan biaya pelaksanaan proyek adalah biaya yang dipergunakan atau uang
yang dikeluarkan untuk melaksanakan pekerjaan dalam proyek tersebut. Analisa Kinerja
Biaya berfungsi untuk mengukur dan membandingkan biaya yang sebenarnya terjadi dengan
biaya standarnya sehingga penyimpangan dapat di deteksi secara dini. Untuk mengetahui
adanya penyimpangan secara dini, maka perbandingan antara biaya actual dengan biaya
standarnya haruslah dilakukan secara periodic dalam jangka waktu yang tidak cukup lama
sehingga dapat diambil tindakan koreksi untuk mengatasi penyimpangan yang terjadi.
III. 7 Konsep Manajemen Konstruksi
Pengertian manajemen sangat luas, yang biasanya dibatasi dengan kata yang ada dibelakang
kata manajemen tersebut, yang merupakan/menunjukkan orientasi atau kekhususan dari
manajemen tersebut, seperti manajemen organisasi, manajemen keuangan, manajemen
personalia, manajemen perusahaan, manajemen industri, manamjemen proyek, manajemen
konstruksi, dan sebagainya.
Pengertian manajemen secara umum adalah bagaimana menerapkan fungsi-fungsi
manajemen (Planning, Organizing, Actuting dan Controlling), secara sistematis dengan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
yang khas (organisasi, perusahaan, proyek dan lain-lain) secara optimal. Dengan demikian
pengertian manajemen proyek adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian) secara sistematis pada suatu proyek dengan menggunakan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.
Pengertian proyek di sini adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu .
Sedangkan konsep manajemen proyek (konstruksi) pada awalnya dikembangkan dari
pelaksanaan proyek oleh kontraktor (tahap pelaksanaan). Kontraktor merencanakan
(planning) waktu pelaksanaan, waktu pemesanan dan pemasukan material dan alat, jumlah
dan kualifikasi tenaga kerja, metode/teknik pelaksanaan dan sebagainya, yang merupakan
penerapan fungsi planning (perencanaan pelaksanaan) dari sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien.
Kemudian melaksanakan jenis-jenis pekerjaan proyek sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan, dengan selalu diadakan pengarahan, monitoring, pengawasan, pengendalian,
evaluasi dan koreksi terhadap pelaksanaan dan hasil-hasil pelaksanaan dan hasil-hasil
pelaksanaan, sehingga akan diperoleh hasil pelaksanaan proyek yang optimal.
Manajemen proyek (konstruksi) secara luas diterapkan pada seluruh tahapan proyek, mulai
dari tahapan perencanaan, perancangan, pengadaan dan pelaksanaan, sehingga untuk
menerapkannya akan lebih rumit dan komplek, karena sumber daya yang ada berlainan dan
bervariasi dan mempunyai tujuan-tujuan antara, sesuai dengan tahapan proyeknya.
Pada manajemen proyek dalam pengertian di atas, kegiatan-kegiatan yang dilakukan
beraneka ragam, mulai dari perencanaan program, survey, penelitian, study kelayakan,
perancangan, pengadaan/lelaang sampai pelaksanaan, sehingga akan melibatkan berbagai ahli
dan pihak, (surveyor, perencana/arsitek, ahli geologi, konstruktor, kontraktor dan
sebagainya), yang merupakan suatu tim yang saling berkaitan dan berhubungan, sehingga
1.
2.
3.
Proyek
Bab IV
PROYEK KONSTRUKSI
1.
2.
3.
1)
2)
3)
4)
a.
b.
c.
d.
e.
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan setelah
memperhatikan berbagai batasan.
Tahapan perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian proses yang dilakukan sesuai
urutannya. Dari proses tersebut perencanaan disusun dan selanjutnya dilakukan penjadwalan.
2 Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang
diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan :
a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya
b. Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
c. Menyusun analisis kelayakan proyek
d. Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi
Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen konstruksi
(MK).
3 Tahap Penjelasan (Briefing)
Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan sehingga
konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan pemilik. Kegiatan yang
dilaksanakan :
a. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
b. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, merencanakan
rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.
c. Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan
d. Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan denah dan batas
batas proyek. Pihak yang terlibat adalah pemilik dan Konsultan Perencana.
Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan rekayasa nilai dan
atau konsultan quantitiy surveyor.
5 Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan proyek
konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya Kegiatan yang dilaksanakan :
a. Prakulaifikasi
b. Dokumen Kontrak
Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor), konsultan MK.
6 Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek
yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu yang sudah
disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah
merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan semua oprasional di lapangan :
a. Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah:
Perencanaan dan pengendalian Jadwal waktu pelaksanaan
Organisasi lapangan
Tenaga kerja
Peralatan dan material
b. Kegiatan Koordinasi
Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan
Mengkoordinasi para sub kontraktor
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK, kontraktor, Sub
Kontraktor, suplier dan instansi terkait.
7 Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai dengan
dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Kegiatan yang
dilakukan adalah :
a. Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama pelaksanaan maupun
gambar pelaksanaan (as build drawing)
b. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan- kerusakan
c. Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman pemeliharaan.
d. Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK, pemakai, pemilik.
1.
2.
3.
a)
b)
- Biaya
4. Kontraktor atau dalam undang-undang jasa konstruksi disebut penyedia jasa dalam bidang
pemborongan/pelaksanan konstruksi yaitu:
usaha/orang yang ditunjuk/disetujui oleh pemilik/pemberi tugas untuk melaksanakan
pekerjaan fisik proyek setelah melalui tender, pemilihan, atau penunjukan, dalam
merealisasikannya harus sesuai gambar rencana, spesifikasi, dan syarat-syarat yang telah
ditentukan dalam kontrak kemudian menyerahkan kepada pemilik.
5. Pihak pihak yang terlibat secara tidak langsung pada proyek.yaitu:
Suplier (pemesok), badan/lembaga yang memberi izin (PLN, Depnaker, DPU, dsb), lembaga
keuangan dll.
BAB V
PENUTUP
Beberapa pengertian managemen menurut para ahli antara lain: sebagai ilmu dan seni
(Management is a Science and Art), system dan proses (Management as a
System, Process) juga manajemen sebagai suatu fungsi dan kelompok/kumpulan orang
(Management as a Function a Group of People), serta
manajemen adalah sebagai profesi (Management as a Profession) ini sejalan dengan
perkembangan ilmu manajemen dan industri yang memerlukan jasa pengetahuan dan seni
manajemen,
Fungsi utama manajemen konstruksi adalah: Melaksanakan berbagai metodologi managemen
secara optimal sesuai dengan tujuan dan kebutuhan proyek antara lain waktu, mutu, dan biaya
serta bertindak mewakili pemilik proyek sebagai tim profesional dalam batas lingkup MK
yang telah disepakati
Proyek adalah kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya yang terbatas untuk
mencapai hasil akhir yang telah ditentukan, dalam mencapai hasil akhir kegiatan proyek
dibatasi oleh anggaran, jadwal, dan mutu, yang dikenal dengan tiga kendala (triple
constrain),sedangkan kegiatan proyek dibedakan dari kegiatan operasional antara lain karena
sifatnya yang dinamis, non rutin, multi kegiatan dengan intensitas yang berubah-ubah, dan
memiliki siklus yang pendek.
Sasaran dari manajemen proyek sendiri yaitu mencapai pengendalian yang tepat dari
suatu proyek untuk menjamin agar penyelesaiannya dapat sesuai dengan jadwal dalam batas
anggaran dan kualitas yang ditetapkan. Sasaran dari manajemen proyek adalah adanya
tanggungjawab tunggal yang terintegrasi ditangan Manager Proyek, serta adanya perencanaan
dan pengendalian yang terintegrasi dari semua kegiatan unit-unit fungsional selama proses
siklus kehidupan proyek, sedangkan kegiatan-kegiatan dalam Manajemen proyek dilakukan
beraneka ragam, mulai dari perencanaan program, survey, penelitian, study kelayakan,
perancangan, pengadaan/lelaang sampai pelaksanaan, sehingga akan melibatkan berbagai ahli
dan pihak, (surveyor, perencana/arsitek, ahli geologi, konstruktor, kontraktor dan sebagainya)
Pengertian Manajemen Konstruksi adalah suatu metode/system atau proses pengelolaan
proyek (konstruksi) pada seluruh tahap proyek (perencanaan, perancangan, lelang/tender
dan pelaksanaan) secara terpadu, sitematis dan efisien untuk mencapai tujuan dari proyek
secara optimal.
Tahapan proyek kontruksi sama dengan tahapan managemen proyek yang dapat dibagi
menjadi: tahap perencanaan (planning), perancangan (design), pengadaan/pelelangan/tender,
pelaksanaan (construction) dan pengendalian
Pengendalian adalah proses/usaha yang sistematis dalam penetapan standar pelaksanaan
dengan tujuan perencanaan, sistem informasi, umpan balik, membandingkan pelaksanaan
nyata dengan standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangannya, serta melakukan koreksi perbaikan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan, sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien.
Pihak pihak yang terlibat langsung dalam proyek adalah : Pemberi Tugas/Pemilik (owner),
Pemimpin Proyek/bagian proyek atau yang dikenal pejabat pembuat komitmen (PPK),
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, Kontraktor, Sedangkan pihak pihak yang
terlibat secara tidak langsung pada proyek.yaitu: Suplier (pemesok), badan/lembaga yang
memberi izin (PLN, Depnaker, DPU, dsb), lembaga keuangan dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKAhttp://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-pengendalianproyek/proyek-konstruksihttp://ilustri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=62:manajemenkonstruksi&catid=63:manajemen&Itemid=2http://asiabusinesscentre.blogspot.com/2012/08/pengertian-danjenis-proyek-konstruksi.html