Murabahah
Murabahah
Disusun Oleh :
Yuridis Anang Nur Paksi (1502100229)
Kelas D
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di antara berbagai produk perbankan syariah di atas, produk
jual beli murabahah di perbankan syariah pada saat ini masih mendominasi
dibandingkan dengan produk bank syariah yang lain Ini karena dalam produk
murabahah, prinsip kehati-hatian (prudential) bank relatif bisa diterapkan
dengan ketat dan standart sehingga tingkat resiko kerugian sangat kecil.
Bahkan bank-bank syariah yang baru umumnya porto folio pembiayaanya
yang paling besar menggunakan murabahah karena lebih aman. Sementara
produk bagi hasil belum menjadi produk unggulan karena tingkat resiko dan
kerugiannya sangat tinggi.
Berbagai kritik banyak dilontarkan dari para peneliti terkait dengan
dominasi murabahah dalam produk perbankan syariah, bahkan tidak sedikit di
antara mereka yang kemudian menjuluki bank syariah sebagai bank
murabahah. Di samping itu, praktik murabahah di perbankan syariah juga
telah banyak dilakukan berbagai modifikasi, bahkan untuk sebagian dinilai
menyimpang dari konsep dasar murabahah dalam fikih muamalat klasik.
Tulisan berikut akan mengulas berbagai model dan latar belakang serta
motif perubahan skema murabahah dalam fikih klasik ketika dipraktikan di
perbankan syariah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Murabahah?
2. Apa yang dimaksud Lembaga Keuangan Syariah?
3. Murabahah dalam lingkungan Lembaga Keuangan Syariah?
4. Aplikasi murabahah dalam lembaga keuangan syariah?
5. Apa saja Jenis-jenis Murabahah?
6. Apa saja BentukBentuk Aplikasi Murabahah Dalam Lembaga Keuangan
Syariah?
PEMBAHASAN
A. Pengertian Singkat Murabahah
Secara etimologi kata murabahah berasal dari bahasa Arab, yaitu
rabaha, yurabihu, murahabatan yang berarti untung atau menguntungkan,
seperti ungkapan tijaratun rabihah, wa baau asy-syai murahabatan yang
artinya perdagangan yang menguntungkan, dan menjual sesuatu barang yang
memberi keuntungan. Kata murabahah juga berasal dari kata ribhun atau
rubhun yang berarti tumbuh, berkembang dan bertambah. 1
Murabahah sendiri disini akan terjadi apabila penjual sudah memiliki
barang yang diminta oleh pembeli yang nantinya akan di jual kepada pembeli
sesuai dengan perjanjian awal yakni pembeli bersedia memberikan harga jual
yang lebih tinggi dari harga normal kepada penjual sebagai upah karena telah
mencarikan barang yang dibutuhkan oeh pembeli.
Hal tersebut sama halnya dengan sistem perbankan syariah di indonesia
yaitu pihak bank akan menerima harga jual yang lebih tinggi terhadap barang
yang diperlukan oleh nasabah sebagaimana perjanjian yang telah dilakukan
diawal.
Murabahah adalah suatu jenis penjualan dengan pembayaran tunda
dengan suatu transaksi perdagangn murni. Penjualan model ini diangap sah oleh
para ulama walaupun tidak didukung oleh Al Qur'an dan Hadis. Bank-bank
syari'ah menggunakan kontrak murabahah dalam aktifitas pembiayaan mereka.
Pembiayaan semacam ini sekarang telah mencapai lebih dari tujuh lima persen
dari total pembiayaan yang dilakukan oleh bank-bank syari'ah.2
1 al-Jundi, 1986: 15, dalam Syuaibun,Tinjauan Kritis Terhadap Deviasi
Akad Murabahah Dalam Aplikasinya Pada Perbankan Syariah (Jawa
Tengah: 2013), hlm. 26. V/2
2 Ahmad Saeed, Menyoal Bank Syariah Kritik atas Interpretasi Bunga
Bank Kaum Neo-Revivalis, terj. Arif Maftuhin, dalam Murabahah dalam
Hukum Islam dan Praktik Perbankan Syariah Serta Permasalahannya
Jadi dapat disimpulkan disini bahwa yang disebut perbankan syariah adalah
sebuah sistem perbankan yang berpedoman penuh pada prinsip-prinsip hukum
islam yang berlandaskan pada al-quran dan al-hadis. Berpedoman pada hukum
islam disini yaitu bank beroperasi dengan ketentuan ketentuan syariah islam,
misalnya menjauhi praktik praktik yang mengandung unsur riba. Untuk
menjauhi hal tersebut maka bank syariah haruslah berpedoman pada hukum
hukum allah dan perilaku rasullullah yang terdapat pada al-quran dan al-hadis.
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa perbankan syariah adalah
meliputi Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Pasal 1 ayat (1) Undang-undang
perbankan syariah menjelaskan bahwa bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syarah. Kalau
berdasarkan definisi ini dapat dipahami bahwa bank syariah adalah hanya
meliputi Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS).6
Sistem jual beli murabahah yang ideal dapat diuraiakan pada skema dibawah :
barang
yang
diinginkan
oleh
nasabah
dari
pemilik barang/suplier.
4. Pembayaran.
Bank seketika itu juga melakukan pembayaran kepada pemilik barang,
hal ini menyebabkan barang beralih menjadi milik bank.
5. Penyerahan Barang Dari Pemilik Barang Kepada Bank.
6. Akad Murabahah.
Setelah barang dikuasai oleh bank, bank kemudian menjual barang
tersebut kepada nasabah secara murabahah. Pada tahap ini dilakukan
penandatanganan akad murabahah maupun akad-akad lainnya oleh
kedua belah pihak.
7. Penyerahan Barang.
Setelah segala akad ditandatangani oleh kedua belah pihak, bank
kemudian menyerahkan barang kepada nasabah.
E. Jenis-jenis Murabahah
Dalam konsep di perbankan syariah maupun di Lembaga Keuangan Syariah
(BMT), jual beli murabahah dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :9
1. Murabahah Tanpa Pesanan
Murabahah tanpa pesanan adalah jenis jual beli murabahah yang
dilakukan dengan tidak melihat adanya nasabah yang memesan
(mengajukan pembiayaan) atau tidak, sehingga penyediaan barang
dilakukan oleh bank atau BMT sendiri .
Dengan kata lain, dalam murabahah tanpa pesanan, bank syariah
atau BMT menyediakan barang atau persediaan barang yang akan
9 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta : UII Prees, 2005, h. 37,
dalam, Tinjauan Umum Tentang Murabahah, (Azharuddin Lathif:
2010), Vol. XII, No. 2, hlm. 26.
10
Nasabah.
Supplier sebagai wakil Bank Syariah, atau Bank Syariah sendiri,
11
f)
12
13
PENUTUP
A. Kesimpulan
Murabahah sendiri disini akan terjadi apabila penjual sudah
memiliki barang yang diminta oleh pembeli yang nantinya akan di jual
kepada pembeli sesuai dengan perjanjian awal yakni pembeli bersedia
memberikan harga jual yang lebih tinggi dari harga normal kepada penjual
sebagai upah karena telah mencarikan barang yang dibutuhkan oeh
pembeli.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah kami masih banyak yang harus
diperbaiki, maka dari itu saya mengharapkan saran dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah kami dimasa mendatang. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi semua kalangan yang membacanaya. Saya ucapkan
terima kasih.
14
DAFTAR PUSTAKA
Syuaibun. Tinjauan Kritis Terhadap Deviasi Akad Murabahah Dalam Aplikasinya
Pada Perbankan Syariah.Jawa Tengah.2013.hlm. 26. V/2
Akhmad Faozan. Murabahah dalam Hukum Islam dan Praktik Perbankan
Syariah Serta Permasalahannya.2009.V/5
Marwini, Aplikasi Pembiayaan Murabahah.2010.
Ridha Kurniawan. Penerapan Sistem Jual Beli Murabahah Pada Bank Syariah
Medan.2008.
Azharuddin Lathif. Tinjauan Umum Tentang Murabahah. 2010. Vol. XII, No. 2
Youdhi Prayogo. Murabahah Produk Unggulan Bank Syariah Konsep, Prosedur,
Penetapan Margin Dan Penerapan Pada Perbankan Syariah.2008.
V/5
15