Anda di halaman 1dari 90
Kupersembahkan karya kecilku ini ut papa, mama, dan adik-adik! STUDI TATA LETAK FASILITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) ERETAN WETAN KABUPATEN INDRAMAYU JAWA BARAT Oleh: Irma Zulqurbaniati 05496055 SKRIPSI Sebagel Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan limu Kelautan PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004 RINGKASAN {rma Zulqurbaniatl. 05496055. Studi Tata Letak Fasiitas Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Eretan Wetan Kabupaten indramayu Jawa Barat, Dibawah bimbingan Emani Lubis, Mohammad Imron dan Abdur Rouf Sam, ee Tata letak (lay out) fasitas yang merypaken gambaran suatu PPIPP| sangat menentukan kelanceran Kegjatan operasional pelabuhan, terutama kelancaran ali kegialan, alit bahan dan alr manusia agar somakin efektif dan efisien, yang pada glirannya dapat memberikan kenyamanan bagi para pengguna pelabuhan, PPI Erstan Wetan sebagai satu dari 104 PPI yang ada di Propinsi Jawa Baral mempunyai fasiitas yang cukup lengkap untuk Standar sebuah PPI, baik fasitas pokok, fungsional maupun tambahan serta produksi yang Gukup tinggi dari 14 PPI yang ada of Kabupaten Indramayu pada tahun 1998. Selain itu, juga merupakan salah satu PPI sentra di Propinsi Jawa Barat yang terletak oi Kabupaten Indramayu berdasarkan SK No, §23/4324-SK/Pras. yang cikeluarkan oleh Dinas Perikanan Propinst Jawa Barat Tahun 1998. Namun demikian pengelolaannya masih tidak efektif dan ‘idak efsien. Selain itu leak dari daratan pelabuhan yang ada pada satu sisi badan sungei, mengakibatkan alur kegiatan ct perairan tidak searah dengan alur kegiatan didarat, schingga Perlu penataan fasiitas yang balk ager tidak terjadi kesemrdwutan Berdasarkan alasan-alasan tersebut, peneiiian ini dilakukan di PPI Eretan Wetan dan bertyjuan untuk mengetahui sejauh mana tata letak fasiitas yang ada mendukung kelancaran akfivitas oi PPI Eretan Wetan, serta mengkaji pengembangan yang akan datang agar dapat mengoptimalkan keterkaitan antar alan Kerja, aliran bahan, dan aliran informasi Sehingga PPI Eretan Wetan dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi pemakainya. Hal ini dlakukan melalui analisis terhadap tala letak faslitas yang ada sehubungan dengan fingkat keterkaitan dari fasitas-fasiltas tersebut serta memberikan alternatif pemecahannya, Metode yang digunakan dalam peneitian ini adalah metode kasus melalui survel lapangan, Data yang dkumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di lapangan terhadap kelancaran kegiatan, peletakan ‘asiitas PPI dan alur kegiatan, wawancara kepada pihek pengelola PPI mengeni pengelolaan faslitas dan kegiatan PPI; pengisian kuesioner kepada netayan (selempat dan pendateng), Pedagang (lokal dan Iuar kota) mengenai permasalahan yang berkaitan dengan pemanfaatan an tata letak fasiltas PPI. Data sekunder yang dikumpulkan melput jumlah nelayan, kapal, dan ala tangkap, keadaan umum daerah penelitian, fasiitas yang ada dan peta lay out PPI serta Rencana induk Pengembangennya Analisis evaluasi tata letak faslitas dllckukan dengan melihat permasalahan yang timbul pada kelanceren kegiatan operasional di PPI, Evaluasi ini dlakuken dengan menggunakan tabel indikator permasalahan tata letak, penyebab dan solusinya, kemudian dlibahas secara deskripif. Selanjutnya analisis Keterkaitan antar kegiatan untuk menempatkan fasiltas mana yang kegiatannya saling berdekatan dalam perancangan ulang tata letak fesilitas (zonasi kegiatan), dilakukan dengan menggunakan metode Systematic Lay out Planning (SLP) yang cikembangkan oleh Richard Muther, 1984 (Apple, 1990) melalui bantuan ‘bagan, lembar kerja dan diagram keterkaitan antar kegiatan (fasilitas). Beberepa fasiitas di PP! Eretan Welen yang tala letaknya mengakibatkan kerugian bagi kelancaran kegiatan operasional, seperti kesemrawutan di beberapa lokasi PP! dan kotornya lingkungan PPI adalah, dermaga, pasar ikan basah, gedung pengepakan, bengkel , tempat perbaikan dan penjemuran jaring, warung makanan, areal parkir, sebagian TP dan sarana kebersihan {tempat sampah). Permasalahan ini selain disebabkan oleh tata letak fasiltas yang kurang tepat, juga disebabkan oleh faktor kedisiplinan orang-orang yang beraktivitas di PPI ini. Disamping itu, untuk menunjang kelancaran Kegiatan di PPI Eretan Wetan juga perlu dibangun fasilitas shelter nelayanitempatistrahat nelayan dan MCK. Sebagai solusi untuk mengatasi Kerugian yang ditimbulkan, adalah melakukan Pemindahan dan pengkonsentrasian untuk fastltas bengkel, tempat perbeikan dan ppenjemuran jaring serta warung makan ke dekat kelompok fasiltas yang sejenis kegiatannya, perbaikan dan pembangunan baru bagi faslitas tempat sampah, MCK, pasar ikan basah dan shelter nelayan, serta memfungsikan kembali areal parkir dan sebagian TPI ke fungsi seharusnya. Melalul perancangan ulang tata letak, didapatkan allematif tata letak fasiitas yang diharapkan dapat membuat kegiatan di PPI Eretan Wetan berjalan dengan lancer, efektif dan efisien, yang pada gilirannya dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna pelabuhan, SKRIPSI Judul +> Studi Tata Letak Fasilitas Pangkalan Pendaralan tkan (PPI) Eretan Wetan Kabupaten Indramayu Jawa Barat Nema Mahasiswa + Irma Zulgurbaniati Nornor Pokok » 605496055 Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanen Disetujui: | Komisi Pembimbing, Fog: Der. Ermani Lubis, DEA ie. Muhammad Iron, M.Si. Ketua . ‘Anggota Tanggal Lulus : 29 Mei 2001 KATA PENGANTAR: Skripsi ini merupaken saiah salu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan limu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini memberikan informasi tentang sejauh mana pengaruh tata letek fasilias di Pangkalan Pendaratan Ikan (PP!) Eretan Wetan Kabupaten Indremayu dalam hubungannya dengan kelancaran kegiatan operasional PPI yailu alir kegiatan (flow of activities), alir bahan (flow of goods) dan alr manusia (fow of personel) yang pada glirannya dapat memberikan kenyamanan bagi para pengguna pelabuhan. Hal tersebut secara tidak langsung merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan sualu pelabuhan Krk dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan tulisan ii Semoga skripsi ini bermantaat bagi pihak yang memeriukan. Bogor, Juni 2001 Penulis 10. in 12. 2. UCAPAN TERIMA KASIH Pade kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : Mama, Papa, De’ Fadhan, De’ Hanna, dan De’ Hirfan atas segala dukungan do'a serta perhatiannya; Or. I Emani Lubis, DEA., ir. Mohammad Imron, M.Si, dan Ir. Abdur Rouf Sam selaku Komisi Pembimbing atas bimbingannya; Gapak Ir. Odi Suherman selaku Kepala Dinas Perikanan Tingkat Il Indramayu beserta staff alas bantuan datanya; Bapek Iwan Kriswan, 8.Sc. selaku Kepala Pangkalan Pendaratan Ikan Eretan, Bapak ‘Anggono Waluyo beserta staff dari Petugas Kesyahbandaran, dan Pengurus serta staff KUD Misaya Mina yang telah membantu di lapangan; Andy Afandy, S.Pi, atas bantuan dan bimbingannya, Usep, Hendra, Frida dan yang lainnya atas bantuan selama di lapangan; Keluarga Bapak Ujang dan keluarga yang telah banyak membantu selama penulis berada di Indramayu, Dosen-dosen di PSP atas bimbingannya selama ini, terutama untuk ibu Pujl sebagai pemiimbing akademik sertaibu Diniah sebagai Kelua Program Studi Teman-teman PSP angkatan 32, 34 dan 33 khususnya, atas Kebersamaannya balk dalam suka dan duka selama di PSP; Nungky, Nema, Anki, Dian, Nida, Eno, Eva, Ayu, Radiah,Tuti, Isma dan Sisca atas Kebersamaan, dorongan dan do'anya serta Edo, Kusdi, dan Achong atas bantuannya mencari data di lapangan; Staff Laboratorium Pelabuhan Perikanan atas bimbingan serla pengalaman yang amat berharga; Kakak-kakak di PKSPL (Ruang Kerja fll dan Ruang GIS) ates bantuen, bimbingan dan pengalaman yang amat berherga; Pihak-pinak lain yang tidek dapat disebutkan namanya satu persatu, DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ..... DAFTAR LAMPIRAN BAB 4. PENDAHULUAN 4.1. Latar Belakang 4.2. Tujuan Peneliian . 4,3. Manfaat Peneliian 1.4. Waktu dan Tempat Peneitian BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .. 2.1 ritetiaPangalan Pendaratan kan (PP!) 2.2. Peran dan Fungsi PIPPI 2.3, Fasiitas di PPIPPI 2.4, Kegiatan PP/ PP| 24.1. Pendaratan kan ... 2.4.2. Palelangan tkan 2.4.3. Pengolahan kan 2.4.4. Pemasaran kan 2.45. Persiapan Melaut. 2.8. Alir Kegiatan di PIPPI... 25.1. Alir Kegiatan (Flow of Activities)... 25.2. Ali Bahan (Flow of Goods)... 25.3. Air Manusia (Flow oF Perna) 2.8. Konsep Tataletak ca BAB 3. METODOLOG! PENELITIAN 3.1. Materi Penelitian 3.2. Metode Penelitian 3.3. Analisis Data BAB 4, KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1, Letak Geografis dan Kondisi Lokasi Peneliian ~A.2. Produksi , Nilai Produksi dan Unit Penangkapan Ikan 4.2.1, Produksi dan Nilai Produksi 4.2.2. Unit Penangkepan kan 4.3. Kondisi Fasiitas di PPI Ereten Wetan 4.4, Musim dan Daerah Penangkepan Ikan OF. 4.5, Organisasi/Kelembagaan PP BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN.. ee 5.1. Alur Kegiatan (Flow of Activities)... 5.1.4. Ali Kegiatan di Perairan Pelabuhan 5.1.2. Ali Kegiatan di Darat 5.2. Alir Bahan (Flow of Goods) .... 5.3. Alir Manusia (Flow of Persone) 5.4, Kondisi Tata letak Fasiltas 5.5. Pemecahan Masalah .... 5.6. Alternat Tata letak Fasiitas di PPI Eretan Wetan BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.4. Kesimpulan nnn 6.2. Saran DAFTAR PUSTAKA, RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel Halaman, 1. Produksi dan Nilai Produksi serta Harga Rata-rata Ikan yang Dietary di TPI Eretan Wetan Tahun 1995-1999 .. : 2 2, Proyeksi Produksi dan Nila Produksi yang 9 Dielarg i PPI Eretan Wetan Tahun 2000-2004 .. i B 3. Jumlah Alat Tangkap di PPI Eretan Wetan, Tahun 1995-1999 24 4, Proyeksi Jumah Alat Tangkap di PPI Eretan Wetan Tahun 2000-2004... 25 5. Petkembangan Kapal Motor dan Perahu Motor Tempel di PPI Eretan Wetan, Tahun 1995-1999 5 Ey 6. Proyeksi Jumlah Kapal Motor dan Perahu Motor Tempel Tahun 2000-2004... 27 7. Petkernbangan Jumlah Nelayan di PP! Erefan Wetan Tahun 1995-1999. 28 8. Proyeksi Jumlah Nelayan di PPI Eretan Wetan Tahun 2000-20064 ...... 28 8. Kondlsi, Ukuran dan Pemanfaatan Fasiltas di PPI Eretan Wetan 30 10. _Indikator Permasalahan dan Kemungkinan Penyebabnya di PPI Eretan Weta .nninnnnnnnnnntnnnnn i a 47 "1 Penyebab Permasalahan di PPI Eretan Wetan dan Saran Pemecahannya 54 42, Lembar Kerja Diagram | Keterkaitan Kegiatan Beberapa Fasiltas di PPI Eretan Wetan ‘i fe Ee Er 13. Pengelompokkan Beberapa Fasiltas di PPI Eretan Wetan Berdasarkan Jenis Kegiatan... Sesion i 61 12. 18. 14, 15. 16. 17. 18. 19. 20. 24 DAFTAR GAMBAR Halaman Bagan Alir Pemasaran Ikan Seger di PPI Eretan Wetan 8 Skema Kegiatan di PPIPPI 10 Skema Barang di PPIPPI .. "1 Skema Manusia di PPIPPI 12 abel Incikator Permasalahan dan Kemungkinan Penyebabnya 7 Tabel Kemungkinan Penyebab Masalah dan Saran Pemecahannya 7 Bagan Keterkaitan Antar Kegiatan (Fasiltas) . 18 Lembar Kerja Keterkaitan Antar Kegjatan (Fasiitas) 2 Diagram Keterkeitan Antar Kegiatan (Fasiitas) aE DD) Grafik Produksi dan Proyeksinya Tahun 1995-2004 di TPIEretan Wetan. 23, Grafik Nilei Produksi dan Projksinya Tahun 1995-2004 oi TPI Eretan Wetan ce Enea Grafik Jumlah Alat Tangkap dan Proyeksinya Tahun 1995-2004 di PP! Eretan Wetan : a a 2B Petkembangan Jumlah Kapal Motor serta Proyeksiaya Tahun 1995-2004 i PPI Eretan Wetan acess 2 Perkembangan Jumiah Perahu Motor Tempel serta Proyeksinya Tahun 4995-2004 i PPI Eretan Wetan snnnnineneinaennen — OT Grafik Perkembangen Jumilah ah Nelayan dan Froyoksinya di PPI Eretan Wetan, ‘Tahun 1995-2004... ~ 29 Lay-out PPI Erefan Wetan 2 Struktur Organisasi Pengetola PPI Eretan Wetan .. 34 Air Kegiatan oi Perairan Pangkalan Pendaratan ikan Eretan Wetan 37 ‘Skema Alir Kegiatan di Darat Pangkalan Pendaratan ikan Eretan Wetan 38 ‘Skema Alir Kegiatan Muat Perbekalan di PPI Eretan Wetan 39 Skema Kegiatan Pendaratan dan Pendaratan ikan Segar di PPI Eretan Wetan 40 22. 23. 24. 25. 26. 27, 28. 29. 30. ‘Skema Kegiatan Manusia di PPI Eretan Wetan Ali Bahan di Pangkalan Pendaratan kan Eretan Wetan Alir Kegiatan Pemasaran Ikan Segar di Pangkalan Pendaratan kan Eretan Wetan Alir Kegiatan Nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan Eretan Wetan 6... Air Kegjatan Petugas dan Pedagang/Pengolah i Pangkalan Pendaratan tkan Eretan Wetan ceases ae Bogan KetetatanAntarKegitn Rebeapa Fasiitas oi PPI Eretan Wetan Template Keterkaitan Kegiatan Beberapa Fasilitas oi PPI Eretan Wetan .... Diagram Keterkaitan Kegiatan Beberapa Fasilitas di PPI Eretan Wetan yang Disarankan .. a : Alternatif Lay Out PPI Eretan Wetan yang Disarankan .. 44 44 45 46 56 59 60 63 Lampiran DAFTAR LAMPIRAN Halaman Peta Lokasi Peneliian : 6 . Peta Sebaran PPI di Kabupaten Indramayu ao Lokasi-lokasi Kesemrawutan dan Penyebabnya di PP! Eretan Wetan.......... 71 Foto-foto 72 4. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perikanan saat ini iarahkan untuk peningkatan kegiatan agribisnis dan agroindustri dalam bidang perikanan, meningkatkan devisa non migas melalui peningkatan ekspor hasil perikanan, meningkatkan kualtas iken, meningkatkan kesempatan berusaha dan kesempaten kerja, meningkatkan pendapatan petani nelayan, serta menunjang pembangunan yang potensial bagi usaha perikanan (Dinas Perikanan Kabupaten Indramayu, 1999). Pelabuhan Perikanan (PP)[Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebagai prasarana pembangunan perikanan, merupakan sentra kegiatan perikanan yang menghubungkan antara kegiatan di laut dan darat, sangat pening peranannya di dalam rantai sistem usaha penangkapan ikan seperti yang tertuang cidalam UU No. 9 tahun 1985 pasal 1. PP/PPI beserta sarananya merupekan fasiitas umum yang pada hakekatnya dibangun sebagai prasarana ekonomi yang tugas pokoknya adalah sebagai pusat pengembangan ekonomi perikanan setempal, termasuk didalamnya pengembangan industii perikenan dan pusat pembinaan masyarakat nelayan. Fungsi pokok PP/ PPI menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1995) adalah sebagai (1), Prasarana untuk memperlancar kegiatan produksi Kapal perikanan, pengolahan ‘dan perasaran hasil perikanan (2). Sentra pengembangan masyarakat nelayan. Tata letak (lay out) fasiltas yang merupakan gambaran sarana suatu PP/PPI sangat menentukan kelancaran kegiatan operasional pelabuhan, terutama kelancaran alir kegiatan, alr bahan dan alr manusia agar semakin efektif dan efisien, yang pada glirannya dapat memberikan kenyamanan pada para pengg:na pelabuhan. Dalam perancangan tata letak suatu fasiltas, harus dapat mengintegrasikan setiap Komponen yang terkait (manusia, bahan, prasarana) sehingga pergerakan tiap Komponen berjalan menurut urutan yang baik serta waktu dan biaya yang dkeluarkan seminimal mungkin (Machfud dan Agung, 1990). PPI Eretan Wetan mulai dibangun secara bertahap sebagai sebuah pangkalan pendaratan ikan oleh pemerintah pada tahun 1990 melalui bantuan dana dari Asian Development Bank (ADB Loan Agreement) No. 639-INO, yang disepakati pada tanggal 3 Oktober 1984, PPI Eretan Wetan merupakan satu dari 101 PPI yang ada di Propinsi Jawa Barat, yang memounyai fasiftas cukup lengkap untuk standar sebuah PPI, balk fasiitas pokok, fasiltas fungsional maupun fasiltas tambahan. Selain itu, pada tahun 1998, produksi yang ‘idaratkan di PPI Eretan Wetan berada pada peringkat teratas dari 14 buah PPI yang ada di Kabupaten Indramayu yaitu sekitar 6.511.218 ton. Kegiatan operas’ nelayannya pada tahun yang sama juga relatf tinggi, terihat dari meningkatnya jumlah kapal sekitar 21.9% dan peringkatan jumiah kunjungan sekitar 1,8% dari tahun sebelumnya (UPTO PPI Eretan, 2000). Metihat kondisi tersebut, maka Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat dalam rangka pengembangan dan pembinaan sarana dan prasarana PPI melalui SK No. 23/4324-SKIPras mengenai penetapan PPI sentra dan plasma di Jawa Barat tanggal 14 September 1998, menjadikan PPI Eretan Wetan sebagai salah satu PPI sentra di Propinsi Jawa Barat yang terletak di Kabupaten Indramayu disamping PPI Bedahan dan PPI Dadap. PPI Eretan Wetan diberi tugas untuk membina 3 PPI plasma, yaitu PPI Eretan Kulon, PP! Bugel dan PP! Ujung Gebang (Dinas Perikanan Kabupaten indramayu, 2000). Namun demikian, pengelolaan fasiitas di PPI Eretan Wetan belum cukup optimal atau masih tidak efektf dan tidak efisien (Lubis, 1989). Hal ini dikarenakan ada beberapa fastlitas yang sudah tidak berfungsi dengan baik atau tidak digunakan. Selain itu, etak dari daratan pelabuhan yang ada pada satu sisi badan sungai, mengakibatkan alur kegiatan oi perairan ‘idak searah dengan alur Kegiatan di daratan, disamping kurang disiplinnya para pengguna pelabuhan. Selah satu contch adalah peralhan fungsi dari tempat parkir menjadi pasar ikan, sehingga kendaraan (pengangkut ikan, es, dl) terpaksa harus parkir di sepanjang jalan yang berada di depan TPI, Kantor UPTD dan pintu masuk PPI. Hal ini menyebabkan kesemrawutan di lokasi tersebut sehingga menghambat lau lintas masuk dan keluar petabuhan. Untuk itulah penulis terarik melakukan stud terhadap tata letak fasiltas oi PPI Eretan \Wetan guna mendukung kelancaran operasional PPI, agar dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi pemakainya. 4.2, Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tata tetak fasilitas yang ada mendukung kelancaran aktivitas di PPI Eretan Wetan tersebut, serta mengkaji pengembangan yang akan datang agar depat mengoptimalkan keterkaitan antar aliran kerja, aliran bahan dan aliran informasi, sehingga PPI Eretan Wetan dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi para pemakainya. 1.3, Manfaat Penelitian Hasil peneftian ini dinarapkan depat memberiken manfaat informatif yang berguna bayj pihak-pihak yang membutuhkan sebagai bahan perimbangan/acuan dalam merancang tata letak fasiltas, dan memberikan masukan bagi pihak pengelola PPI Eretan Wetan dalam penyusunan rencana pengembangan selanjutnya. 1.4, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 1999 sampai Pebuari 2000 di PPI Eretan \Wetan, Kabupaten Indramayu Jawa Barat. 2. TINJAUAN PUSTAKA 24, Kriteria Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1994a), pada dasamya Pangkatan Pendaratan Ikan (PPI) tidak berbeda dengan Pelabuhan Perikanan (PP), hanya bobot kerja produktivitas, kapasitas faslitas pokok, fungsional dan penunjangnya saja yang lebih Kaci cibandingkan dengan pelabuhan perikanan, bai type A, type B maupun Type C. Oleh karena itu PPI termasuk ke dalam klasifkasi pelabuhan perikanan type D. Adapun kriteria klasifkasi PP Type D adalah sebagai berikut (1). Mendukung kegiatan penangkapan di daerah pantai (2). Memilki fasilitas tambat labuh untuk Kepal perkanan < 10 GT (3). Jumiah produksi ikan yang didaratkan mencapai 10 ton/har (4). Mampu menampung 20 buah kapal sekaligus (6). Memiliki ahan soluas « 1 Ha 2.2. Peran dan Fungsi PP/PPL Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1982), peranan PP/PPI adalah sebagai berikut (1). Pusat aktvitas produksi yaitu PP/PPI sebagai tempat bongkar muat hasil tangkapan ddan pelayanan kebutuan operasional penangkapan (2). Pusat cistibusi dan pengolahan yeitu PP/PPI menyediakan sarana pengolahian untuk meningkatkan mutu hasil tangapan dan mendistribusikan ikan, (3). Pusat kegiatan masyarakat nelayan yaitu PPIPPI sebagai tempat pembangunan ekonomi, serta jaringan informasi untuk nelayan dan masyarakat, Berdasarkan penjelasan pasal 18 Undang-undang nomor 9 tahun 1985 tentang perikanan, bahwa pelabuhan perikanan sebagai svatu lingkungan kerja berfungsi sebagai : (1), Pusat pengembangan masyarakat nelayan (2). Tempat berlabuh kapal perikanan (3). Tempat pendaratan hasil tangkapan (4). Tempat untuk memperlancar kegiatan kapal-kapal perikanan (6). Pusat pemasaran dan distribusi hasil tangkapan (6) Pusat pelaksanaan pembinaan mutt hasil perikanan (7). Pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data 23. Fasilitas di PIPPI Fasiltas yang dipunyai oleh PPIPPI sangat mempengaruhi peranan PPIPPI dalam kaitannya dengan pelayanan terhadap pemakei (nelayan) (Dinas Perikanan Dai i Jawa Barat 1996). Menurut Damoredjo (1981) vide Supriatna (1993), PP maupun PPI harus mempunyai fasitas yang dapat (1). Memperlancar kegiatan produksi dan pemasaran hasil tangkapan (2). Memberikan rasa aman bagi nelayan terhadap gangguan alam dan manusia (3). Mempermudah pembinaan serta pengorganisasian usaha ekonomi nelayan. Fasiltas yang diperlukan di PP/PP! menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1981), cibagi menjadi 3 (ga) golongan, yaitu : (1), Fasltas Pokok Faslitas pokok yaitu fasilitas dasar yang dperiukan oleh suatu PPIPPI. Fasiltas tersebut antara lain adalah penahan_gelombang, tembok penahan tanah (gabion), jetty dermaga, Kolampelabutian, alur celvar, daratan pelabuhan, jalan, drainase. (2), Fasiitas Fungsional Faslitas fungsional yaitu fasiltas yang berfungsi meninggkan nila guna dari fasiltas -ikan, tempat pokok, Fasitas tersebut antara lain adalah gedung pelelangen, pa pengalahan, pabrik es, tempat penyimpanen.ikan_segar, cold storage, instalasi air bersih, instalasi_bahan_bakar, instalasi_tistrik, instlasifelekomunikasi, slioway, benakel, Kantor syeibandar Kantor pelabuhan, BPN, rumah age, menara pengawas, MCK, pagar keting (3). Fasitas Tambahan Fasilas tambahan yaiu fasitas yang secara tidak langsung meninggikan peranan pelabuhan perikanan dan dak dapat dimasukkan didalam Kelompok Kedua golongan di atas Fasiltas tersebut antara lain adalah rumah dinas, toko. bahan alat perkanan (BAP) Kani pein Grpatibad, penginapan nelayan-shelternslayan. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1991), faslitas yang dimifiki oleh Pangkalan Pendaratan ikan (PPI) pada dasamnya sama dengan yang dimilki oleh Petabuhan Perikanan (PP), perbedaannya terletak pada kelengkapan dan kapasitas fasiltasnya. Fasiitas-fasiltas yang cimilisi oleh PPI ciantaranya adalah : (1), Dermaga dan alur pelayaran (2). Gedung TPL (3). Tempat penampungan air bersih dan instalasinya (4). Pembangkit lst dan instalasinya ). Turap dan pemecah gelombang {break water) ). Tangki BBM dan instalasinya ). Gudang es ). Balai Pertemuan Nelayan (BPN) (9). Jalan Kompleks 2.4, Kegiatan PP/ PPI Kegiatan yang ada di PPIPPI secara garis besar ferdiri dari Kegiatan pendaratan Kegiatan pelelangan, kegiatan pengolahan, Kegiatan pemasaran dan kegiatan persiapan melaut (Direktorat Jenderal Perikanan, 1981), 2.4.1. Pendaratan Ikan Kegiatan pendaratan ikan di dermaga mencakup pembongkaran ikan (unloading), pengangkulan ikan ke TPI, penyortiran dan pembersihan Ikan (sorting and cleansing) (Direktorat Jenderal Perikenan, 20002) 24,2. Pelelangan Ikan Pada umumnya kegiatan pelelangan ikan diadakan setiap hari pada jam-jam tertents yang datur oleh kepala pélelangan dan dapat cimulai setelah memenuhi syarat peletangan. Pelelangan ikan dilakukan dengan sistem penawaran meningkat yaitu penawaran cimulai dari harga awal yang telah ditetaokan sebelum dilakukan pelelangan sampai mencapai harga penawaran tertinggi dari calon pembei, tetaps apabila harga penaweran awal tidak ada calon pembeli, maka juru lelang menurunkan harga penawarannya secara bertahap sampai ada penawaran deri calon pembei, Setelah difmoang, ikan diletakkan ke tempat peragaanipeletangan ikan, Juru lelang melaksanakan lelang kan berdasarkan informasi karcis timbang sesuai urutan nomor bongkar (Direktorat Jenderal Perikanan, 1994a). Menurut Masriah (1998), kegiatan peletangan ikan di PPI Eretan Wetan ditaksanakan berdasarkan kesiapan kapal untuk lelang. Ikan yang dilelang tidak metalui proses penimbangan tetapi melalui pendugaan kapasitas tiap Keranjang, dan harga yang digunakan berdasarkan harga hari yang lalu. Penyelenggara pelelangan dilakukan oleh KUD Misaya Mina, 2.4.3, Pengolahan Ikan Pengolahan adalah perlakuan yang diberikan pada ikan untuk menambah jangka vwaktu konsumsi dan dayaguna dar ikan itu sendir. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) secara umum {idak melaksanakan proses pengolahan iken tetapi menyediakan sarana untuk menunjang usaha pengolahan ikan seperti penyewaan kawasan industi petabuhan (Rame, 1992}. Pengolahan ikan yang ada di sekitar PPI Eretan Wetan sebanyak 66,7% adalah pengeringan berupa ikan asin dan dendeng sedangkan 33,3% lagi adalah pemindangan (Masriah, 1998). 2.4.4, Pemasaran Ikan Pemasaran adalah salah satu tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan bergeraknya barang dan jasa dari produsen kepada konsumen (Hanafiah dan Syaefudin, 1983). Pemasaran ini mefupakan faktor yang penting bagi hasil perikanan yang mudah rusak, sehingga proses pemasaranipendistribusian harus cepat dan cetmat agar mutu kan tetap baik. asil perikanan, Karena sifat cari Menurut Masriah (1998), pemasaran ikan segar di PPI Eretan Wetan ada yang dilakukan melalui TPI (pelelangan) dan ada yang tidak melalui TPI. Pemasaran yang dilakukan melalui peletangan, dibel oleh para bakul ikan yang sebelum peletangan harus mendaftarkan diri terlebin dahulu kepada petugas lelang. Bakul yang datang dari luar PPI Eretan Wetan harus menyimpan uang jarrinan terlebin dafulu, sedangkan bakul yang merupakan anggota KUD di Eretan Wetan tidak usah menyimpan uang jarrinan. kan tersebut oleh bakul Kemudian ada yang dijual ke restoran, pengecer atau langsung ke konsumen seperti terlihat pada Gambar 1 yang menjelaskan bagan mekanisme pemasaran ikan segar di PPI Eretan Wetan. Nelayan eee { TPlErétan Watan | | ¥ Palle] ———» [Baxulikan ]- > acer Pengecer ¥ Konsumen_ Gambar 1. Bagan Alir Pemasaran Ikan Segar di PPI Eretan Wetan (Masriah, 1998) Dari seluruh ikan segar yang didaratkan oi PPI Eretan Wetan, ada sekitar 20 ~ 30% yang dual tanpa melalui TPI (pelelangan) atau dual langsung melalui palele yaitu bakul ikan yang menampung hasil tangkapan nelayan yang tidek menjual hasil tangkanannya melalui pelelangan. Jumiah pelele ini di PPI Eretan Wetan tidak terialu banyak, sekitar 4-5 orang. Pemasaran ikan tanpa melaui pelelangan ini salah satunya dilakukan pada kapal (terutama kapal pancing) yang telah mendapat dispensasi tidek lelang dari Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat (UPTO PPI Eretan , 2000) 2.45, Persiapan Melaut Kegiatan persiapan melaut meliputi pengisian perbekalan untuk berlayar seperti es bahan baker, bahan mekanan dan air minum serta mengurus surat-suret pada syahbandar untuk berlayar. Proses ini biasanya cepat (paling lama 1 hari) dan kadang-kadang dilakukan pada saat awak kapal beristirahat ( Direktorat Jenderal Perikanan, 1981). 25, Alir Kegiatan di PPIPPI PP dan atau PPI adalah suatu kawasan kerja yang metput areal daratan dan perairan yang dilengkapi dengan fasitas yang dipergunakan untuk menentukan pelayanan umum jasa guna memperlancar aktivitas kapal perikanan, usaha perikanan dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan usaha perikanan. Keberhasilan suatu kegialan operasional PPIPPI tergantung pada kelanceran aktivitasnya, mulei dari proses pendaratan hasil tangkapan, pelelangan, pengoiahan, pemasaran hasil tangkapan hingga persiapan melaut serta efektiinya alr kegiatan, alr bahan dan alir manusianya (DireKtorat Jenderal Perikanan, 1994b). 2.5.4. Alir Kegiatan (Flow of Activities) Alir Kegiatan di Pelabuhen Perikanan (PP)/Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) terdiri dari kegiatan di perairan (kolam) pelabuhan dan kegiatan di daratan pelabuhan. Alir kedua kegiatan ini saling berhubungan satu sama lain yang pada dasarnya mengjkuti alir siklus kegiatan kapal penangkap ikan. Alir kegiatan ini imulai pada saat kapal yang melakukan penangkapan ikan di daerah penangkapan (fishing ground) selesai operasi dan kembal.ke pelabuhan untuk membongkar muatannya dan menjualnya melalui tempat pelelangan ikan. Kegiatan_pembongkaran dan pelelangan, ini harus secepanya dlakukan supaya kualilas ikan tidak cepat menurun, atau bbusuk pada saat sampai ke konsumen “ Sefelah itu kapal berlabuh untuk beristrahat. Kesempatan ini biasanya digunakan awak kapal untuk beristirahat, pulang ke rumah atau memperbaiki jaring dan kapal. Istirahat inj biasanya 1 sampai dengan 2 hari kecuali kalau docking, Selesai isfrahat, kapal mengisi lagi perbekalan untuk berlayar serta mengurus surat-surat izin berlayar pada syahbander. Biasanya kegiatan ini cepat dan kadang-kadang dilakukan sementara awak kapal beristirahat Selanjutnya kapal berlayar lagi untuk operasi penangkapan dan kembali ke pelabutan (Direktorat Jenderal Perikanan, 1981). Skema kegiatan di PPIPPI disalikan pada Gamibar 2. 10 4, Kegiatan dermaga must DermagaMuat | mengisi perbekalan untuk melaut . mengurus surat lak laut Kapal Keluar @ act 4. Kegiatan di kolam pelabutian @ || Permaatetraat Kapal Masuk @ ea 3. Kegiatan oi dermaga PEE EEC He Se eco eee eee te eit eet ian jai Dermaga Bongkar aaa 2. Keitan cl cemoga borat -ppalprbakan 2. pondaratan kan + pembongkaran + penyortcan ~ penimbangan ». pengangiutan ikan ke TPL Kotorangan —_—> ‘ ~srejumtba [ly een enti hapten Gambar 2. Skema Kegialan o PP/PPI (Direktorat Jenderal Perikanan, 1981) 25.2. Alir Bahan (Flow of Goods) Air bahan di PPIPPIterciri dari air ikan hasil tangkapan dan alir bahan perbekalan. Air hasil tangkapan dimulai dari pendaratan di dermaga, Kemudian ada yang langsung djual ke pedagang (palele) dan ada yang langsung diangkut ke TP! untuk cilelang, Ikan yang djual ke pedagang (palele) biasanya langsung dipasarkan ke konsumen, sedangkan ikan yang melalui TPI, setelah melalui pelelangan ada yang dibawa langsung oleh pedagang untuk dijual ke konsumen, ada pula yang dibawa dulu ke tempat pengepakan baru kemudian dbawa ke industti pengolahanthome industri dan restoran yang pada akhimya sampai ke Konsumen. Ikan yang tidek habis terjual akan dmasukkan ke dalam cold storage untuk dljual kembafi keesokan harinya. Alir bahan perbekatan dimulei dari tempat penjualan bahan perbekalan sampai dengan muat di dermaga. Skema bahan di PP/PPI dijelaskan pada Gambar 3. un a. Ikan Hasil Tangkapan > | Pedagang > dangkul ‘kan > | TP (elang) i— | Pedagang | FF cote Storage bi ak rabistejua Industri pergolahan! Tempat home indust ™ | peraepekan > Restoran > zZmZauzonr b. Bahan Perbekalan oi ‘Tempat penjuatan bahan perbekalan ou - Kapal Keterangan > Jalurperpindahan bahan Gambar 3. Skema Bahan di PP/PPI (Modifikasi Direktorat Jenderal Perikanan, 1999) 2.5.3. Alir Manusia (Flow of Persone!) Orang-orang yang ‘eat dalam kegiatan manusia di PP/PPI adalah : nelayan (melakukan operasi penangkapan iken, pembongkaran penyortiran, penimbangan dan pengangkutan hasil tangkapan ke TPI, pengangkutan behan perbekalan serta perbaikan unit penangkapan); buruh (melakukan pengangkutan ikan hasil tangkapan); pengelola pelabuhan (melakukan pendataan hasil tangkapan, pengorganisasian pelabuhan, pengontrolan kegiatan- kegiatan yang berlangsung ai polabuhan) dan Konsumen (fermasuk pengumpul atau bakul dan pengolah yang melakukan pembelian di TPI atau langsung dari nelayan). Secara garis besar alir manusia di Kawasan PP/PP| dapat dikelompokkan menjadi alir nelayan (pendatang dan setempat), alr konsumen dan air pengelola PPI. Skema manusia di PPIPPI dijelaskan pada Gambar 4. 12 a. Nelayan \ Pl Felayan setempat a | Dermaga | nelayan pendtang ‘ t = -> | Kapa | ——————! b.Konsumen Luar PPI c. Pengelola PPI Pl felang) 4 Petugas KUD dan PPI [Rumen ] > [Parke | [> [Kantor Patti] 7 Ler | A Potugas syahbandar, pals | vi airkamla & Al Keterangan > Ars berengkat Denne ===> Ars kembal Gambar 4, Skema Manusia di PP/PPI (Reduksi Direktorat Jenderal Perikanan, 1999) 26. Konsep Tata Letak Menirut Apple (1990), tata letak fasiltas adalah suatu proses perancangan (design) den pengaturan letak fasiitas fisik (mesinjperalatan, lahan, bangunan/barang) untuk mengopiimalkan keterkaitan antar aliran kerja, airan bahan, alran informasi dan metode yang ibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan efisien, ekonomi dan aman. Menurut Machfud dan Agung (1990), Pedoman dalam merancang tata letak fasilitas secara menyeluruh adalah keterkaitan antar kegiatan, yaitu bagaimana meletakkan fasilitas untuk Kegiatan tertentu pada lokasi tertentu dengan memperhatian Keterkaitannya atau interaksinya dengan kegiatan lain pada suatu areal tertentu, Beberapa prinsip dalam konsep tata letak fasilitas menurut Machfud dan Agung (1990) adalah (1). Prinsip integrasi menyuluruh (tata letak dirancang harus mengintegrasikan setian Komponen seperti manusia, bahan, peralatan, dan aktivitas pendukung) (2). Prinsip jarak pergerakan yang minimum (lata letak yang paling bak harus menyeciakan suatu jarek pergerakan bahan antar operasifproses minimum) (3). Prinsip alan (area kerja disusun sedemikian rupa sehingga setiap operasi atau proses beriangsung menurut urutan yang baik) (4). Prinsip volume ruang (penyusunan ruang yang tersedia secara ekonomi) (6). Prinsip fleksibittas (tata letek dapat disusun dan diatur Kembali dengan biaya yang minimum) Pada penyusunan'rencana tapek (site plan) suatu pelabuhan perikanan, yang paling penting adalah mengatur hubungan antara siklus kegiatan di darat dan di air serta mempertimbangkan bentuk garis tepi air, Karena mempengaruhi efekifitas petabuhan (Direktorat Jenderal Perikanan, 1981). Selain itu, perlu ditakukan pengelompokan jenis, kegiatan spesifik sesuai dengan fungsi layanan dan jenis kegiatan. Satuan kelompok kegiatan yang sejenis ini akan memberikan efsiensi gerak operasional pelabuhan yang selanjuinya diterapkan pelotakannya dalam konsep Jay out pelabuhan perikanan (Direktorat Jenderal Perikanan, 1997). Pengaturan tata letak fasilitas yang terletak di garis tepi air mengikut siklus kegiatan kapal-kapal penangkap ikan yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kegiatan ini mulai dari kegiatan pendaratan atau kelompok kegiatan bongkar (cading), bertabuh untuk istirahat atau kelompok kegiatan penyegaran (idle berthing) dan mengisi perbekalan atau kelompok kegiatan perbekalan (out fiting), sampai dengan kapal bertayar lagi untuk operasi penangkapan. Pengaturan tata letakfasiltas ci darat cibagi menjadi beberapa kelompok yang sejenis dengan fasiltas tepi air, sedangkan yang tidak sejenis diletakkan sesuai dengan bentuk daratan pelabuhan. Fasiitas dalam ap kelompok yang sejenis dengan fasiitas tepi air tersebut disusun di dekat fasiitas tepi air dan saling berdekatan antar tiap kelompok tersebut 14 sesual dengan tingkat Keeratan hubungannya, baik dalam pengertian alir kegiatan, ali manusia maupun alr bahan. Pengelompokan fasiitas di pelabuhan tersebut adalah: (Direktorat Jenderal Perikanan, 1981) 4. Kelompok Bongkar (cadling) 3. Kelompok Perbekalan (out fiting) ~ Gedung Pelelangan - Cold Storage Terminal Patkir - Kantor Kepala Pelabuhan Pasar kan ~ Kantor KUD 2. Kelompok Penyegaran (idle berthing) - Slioway ~ Bengkel Mesin WC dan Kamar Mandi Umum ~ Tempat Perbaikan Jaring Toko Alat Perikanan - Polikinik - Balai Pertemuan Nelayan ~ Kantin - Pabrik Es - foe Storage = Tanghi Solar - Kantor Pelabuhan - Kantor Syahbandar 4, Kelompok Lain-lain - Rumah Kepala Petabuhan - Rumah Syahbander - Mess Karyawan - Pengintapan Nelayan = Tanghi Air ~ Gard Listik - PembangkitListik Keempat kelompok tersebut ipisahkan sesuai dengan kegiatan spesifknya dalam saluan kecil yang disebut zona. Pengelompokkan zona-zona kegiatan tersebut adalah : (Direktorat Jenderal Perikanan, 2000a) = Zona kapal bongkar ~ Zona tunggu dan muat - Zona reparasi = Zona pelelangan dan distribusi - Zonapengolahan ~ Zona adninistrasi - Zona penunjang 3. METODOLOG! PENELITIAN 3.1, Materi Penelitian Materi dalam peneliian adalah PPI Eretan Wetan dengan fasiltas dan kegiatan yang ada didalamnya, 3.2. Metode Penelitian Metode peneliian yang digunakan adalah metode kasus. Sebagai kasus dalam studi ini adalah tata letak fasilitas ai PPI Eretan Wetan dalam kaitannya dengan kelancaran kegiatan operasional pelabuhan, Pengumpulan data primer diperoleh dengan melakukan: observasi tangsung di lapangan terhadap kelancaran kegiatan, peletakan fasilias PPI dan alur kegiatan, wawancara kepada pihak pengelola PPI mengenai pengelolaan fasiitas dan kegiatan PPI, pengisian Kuesioner kepada nelayan, pedagang mengenai permasalahan yang berkaitan dengan pemanfaatan dan kelancaran aktiftas PPI, Banyaknya responden diambil secara purposive yang dapat mewakili dan sesuai dengan tyjuan studi yeitu : 1 orang petugas PPI, 1 orang petugas KUD, 1 orang petugas TPI, 5 orang pengolah (1 pengolah pindang, 4 pengolah asin), 5 orang nelayan (2 pendatang, 3 setempat), dan 5 orang pedagang (2 pendatang, 3 setempat) Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait antara lain: (1). Dinas Perikanan Daerah Tingkat | Propinsi Jawa Barat dan Tingkat II Indramayu (2). Direktorat Jenderal Perikanan (3). Pihak Pengelola PPI Eretan Wetan incramayu (4). Studi pustaka sebagai pelengkap dan penunjang Pengumpulan data sekunder dimaksuckan untuk mendapatkan data antara lain mengenai jumlah nelayan, kapal dan alat tangkap, Keadaan umurn daerah penelitian, fasiltas yang ada, dan peta lay out PPI serta Rencana Induk Pengembangannya 16 3.3. Analisis Data Pada studi ini analisis yang digunakan terhadap akifitas-aktiitas ci PPI adalah analisis deskriptif melalui penyajian tabel dan grafik dari data yang didapat. Evaluasi tata letak dapat diakukan terhadap tata letek fasiitas yang sudah ada dalam rangka menggali kemungkinan perbaikan atau penyempuraan, agar didapatkan suatu pengaturan tata letak fasiltas yang optimum. Faslitas yang ekan dievaluas’ tata letaknya berjumlah 25 buah, yaitu 2 buah fasiltas yang disarankan untuk dibangun dan 23 buah dari 35 buah fasilitas yang ada, Pemilihan fasiitas yang dievalusi tala letaknya, adalah berdasarkan pada pentingnya keberadaan fasiltas tersebut di pelabuhan. Tahapan-tahapan dalam evaluasi tata letak ini adalah : (1). Memformulasikan masalah (2). Menganalisis masalah (3). Mencari alternatif penyelesaian (4). Memnilih alternatif penyelesaian (6). Merinci spesifxasi alternatis penyelesaian yang cipith Saat_memformulasikan masalah, mencari penyebab dan alternatif atau solusi pemecahannya, dibantu dengan menggunakan tabel indikator permasalahan dan kemungkinan penyebabnya (Gamber 5), serta tabel kemungkinan penyebab permasalafan dan saran pemecahannya (Gambar 6). Hasil dari tabel ini Kemudian dianalsis secara deskntit Pendekatan yang digunakan dalam membuat suatu rancangan tata letak fasiltas yang optimum ini adalah dengan menggunakan pendekatan SLP (Sistomatic Lay out Planning), yang dkembangkan oleh Richard Muther, 1984 (Apple, 1990). Pendekatan SLP ini digunakan karena bersifat universal, sehingga dapat diterapkan pada banyak tempat. Prinsip yang cigunakan datam perancangan tata lata fasiitas ini seperti yang telah dluraikan oleh Machfud dan Agung, 1984 (Apple, 1990) dalam tinjauan pustaka. Salah satu alat untuk menganalisis dan merancang keterkaitan antar fasiltas pada pendekatan SLP adalah dengan menggunakan bagan Keterkeitan antar kegiatan (Gambar 7). yang berfungsi untuk: (1). Menetapkan lokasi pusat kegiatan (2). Menunjukkan fasilitas mana yang kegiatannya saling berkaitan (3). Menempatkan fasilitas-fasilitas dalam area kegiatan Pada analisis keterkaitan antar Kegiatan ini, lebih cltekankan pada as} walaupun aspek Kuantitaff tetap merupakan faktor yang dipertimbangkan. Analisis hanya 30 GT, sedangkan unt motor tempel antara < 5 PK sid 20-30 PK. Perkembangen kapal motor dan perahu motor tempel di PP Eretan Wetan dari tahun 1995-1999, dapat dilihat pada Tabel § berikut ini Tabel 5. Perkembangan Kapal Motor dan Perahu Motor Tempel di PPI Ereian Wetan Tahun 1995-1999 Kapal Motor (6T) Perahu Motor Tempel (PK) <1] 1-20] 20-30] >30 | S| 40 | W-20/ 20-2 ios | Ti] 18] 2529) Tre] |) a5) wee | Bf 8 2102. 1997 | 10} a Bil 24] 250) 5] 69139) ieee] i] ta] 40] a0] B0r| tol 6) 109) yes9 | 12 16] 4) 48") 363] 0) 103) 235" Keterangan :* = Hasil estimasi ; Sumber : Laporan Monitoring PPI Jabar, 1996-1999. Tahun Dilihat dati tabel di atas, pada tahun 1998 balk kapal motor maupun perahu motor tempel sebagian besar mengalami peningkatan bila dibandingken dengan tahun sebelumnya, begitu pula bila dithat proyeksi perkembangannya sampai dengan tahun 2004 (Tabel 6), baik kapal motor maupun perahu motor tempel tersebut juga sebagian besar mengalami peningkatan, Peningkatan kapal yang memilki ukuran besar antar lain diakibatkan adanya Kredit lunak dari pemerintah untuk nelayan (UPTD PPI Eretan, 2000), sehingga banyak nelayen yang membuat kepal baru terutama kapal purse seine yang secara ekonomis sangat menguntungkan, Disamping itu, banyaknya kapal nelayan pendateng yang mendarat di PPI Eretan Weten, antara lain kapel dari Tegal dan Pekalongan yang berukuran sekitar 30 GT. Tabel 8. Proyeksi Jumiah Kapal Motor dan Perahu Motor Tempel PP! Eretan Wetan Tahun 2000-2004 ‘Kapal Motor (61) Perahu Motor Tempel (PK) 10] 10-2 [20-30] >30 | < | S40 | 10-20 | 20-30 2000 | 1 13)—« 488 396)“ 14) 102) 253) 2007 | t3) 13) 53) Sa] 439] 16) 105) 283 oor | tata) 58} —«S8] 481/18] «109,313 2003 | 44) t4—«G3—«3) «524 20] 112,343 204 | 15] 14f—~—CGaY CB] 567] —«22)—*T6| 373 ‘Keterangan; Hasil Perbitungan, 2001. Tahun Bessess Tahun 102067 pwct | [= c06r Gambar 13. Grafik Perkembangan Jumlah Kapal Potor serta Proyexsinya Tahun 1995-2004 di PPI Eretan Wetan Unit Gambar 14, Grafik Perkembangan Jumtah Perahu Motor Tempel serta Proyeksinya Tahun 1995-2004 di PPI Eretan Wetan 28 (3) Nelayan Nelayan yang ada di PPI Eretan Wetan terdinl dari nelayan tetap, nelayan sambilan dan nelayan andon. Pada tahun 1998, jumlah nelayan tetap dan nelayan sambilan mengalami peningkatan walaupun sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 6,06% atau sebanyak 3 orang untuk nelayan tetap dan sebesar 0,02% atau sebanyak 1 orang untuk nelayan sambilan (Tabel 7). Hal ini diduga akibat semakin banyaknya pengoperasian alat tangkap purse seine di PPI Eretan Welan yang membuluhkan ABK/nelayan cukup banyak yaitu sekitar 20 - 38 orangfkapel, Sedangkan untuk nelayan andon, jumlahaye tetap divandingken tahun sebelumaya. Tabel 7. Perkembangan Jumlah Nelayan di PPI Eretan Wetan Tahun 1995-1999 Nelayan Tahun Porumbuhan Perumbunan Pertumbuhan Teta Same | 1995 | 4032 315 | aa 1906 [46681406 | 510 | 3824 | 480 125 q997 | 4828 280 | Sit | 020 | 480 000 1998 | 4831 one | 512 | 020 | 480 | 0,00 999 | 5104" 565 | Si | 1269 | 4a 042 Kelerangan:* = Hasi Estmast ‘Sumber: Laporan Tahunan Indramayu, 1996 -2000. Tabel 8. Proyeksi Jumlah Nelayan di PPI Eretan Wetan Tahun 2000-2004 Nelayan Tahun Tetap Sambilan ‘Andon 2000 5382 634 l 484 2007 5610 695 486 | 2002 5839 748 487 | 2003 6067 801 ao 2004 ef tC«CS 480 ‘Reierangan: Has Peritingan, 2000 7000 5000 4000 3000 2000 1000 ‘rang 13s 1986 107 tone 1909 2000 2001 2002 2008 2a04 Tahun -inyan ep —ae—selayonSambion ——beNelyen Adon Gambar 15. Grafik Perkembangan Jumlah Nelayan dan Proyeksinya di PPI Eretan Wetan Tahun 1995-2004 Bila dithat dari hasil proyeksi (Tabel 8 dan Gambar 15), jka diasumsikan peningkatan dan penurunan jumlah nelayan dalam kondisi stabil, maka pada tahun 2004 peningkatan jumlah nelayan yang cukup besar terjadi pada nelayan tetap, yaitu sekitar 341 orang atau sebesar 66,6% dari jumlan nelayan tetap tahun 1998. 43. Kondisi Fasilitas di PPI Eretan Wetan Fasiltas yang dimilki suatu PIPPI berfungsi untuk mempertancar kagiatan yang ada, yaitu kegiatan pendaratan, pelelangan, dan kegiatan pemasaran ikan serta kegiatan lainnya. Fasiltas suatu PIPPI yang terbagi dalam 3 kelompok yaitu faslitas pokok, fungsional dan penunjang tidak harus semuanya ada, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dari PP/PPI tersebut sehingga tidak mengakibatkan adanya fasiltas yang tidak terpakal atau kekurangan fasilitas baik jenis maupun kapasitas (Direktorat Jenderal Perikanan, 1981). Fasiltas yang ada di PPI Eretan Wetan cukup lengkap terdiri dari fasiitas pokok, fungsional dan penunjang. Sebagian besar fasiltas yang ada sudah dimanfaatkan, namun demikian ada beberapa fasiltas yang kondisinya sudah rusak serta belum dioperasikan secara optimal, bahkan ada yang belum dimanfaatkan sama sekali ateu dimanfaatkan tetapl tidak sesuai dengan fungsinya. Kondisi dan ukuran fasiltas selengkapnya dapat dilinat pada Tabel 9 berikut ini 30 Tabel 9. Ukuran, Kondisi dan Pemanfaatan Fasilitas di PPI Eretan Wetan No Jenis Fasilitas Ukuran Kondisi Keterangan [A Fasilitas Dasar i 7] Tanah ‘tha [Baik dan dimanfaatkan J2ha yang baru | J \dimantaatkan sisanya Iberupa lahan bakau status belum HPL 2 | Deimaga 167.5 [Rusak dan |Fender dan bolard rusek| \dimanfaatkan lberat 3 | Valan Komplek 964,37 [Rusak dan Tanah berbaiu dimanfaatkan | Drainase ‘50m |Rusak berat dan tidak ldimanfaatkan 5 | Break Water 82,5 m [Rusak dan [Beberapa bagian longsor | dimantaatkan akibat gelombang 6 | Cation 30m [Balk dan dimanfaatkan B. Fasilitas Fungsional 7] Gedung Pelelangen B36 |Rusak dan aniaiTelang rusak i \dimanfaatkan 8 | BangsaiPengolahan J 2501 [Baik dan dimanfaatkan 9) Pabrik Es ‘Otor- [Rusak dan tidak \dimanfaatkan 10 | Tanghi Ar + Instalast 26 |Rusak dan idak | (ton) |dimanfaatkan Tf | Tangkt Solar +Insiatast 50 [Baik dan tidak (miton) |dimanfaatkan 72 | Genset + insialast 20.2 1 |Rusak berat dan tidak Idimanfaatkan 13 | Listik 20,5 KVA|Baik den dimenfaatkan 14] Sipway ‘unit. [Rusek berat dan tidak |Berkerat karena \dimanfaatkan terendam air bila pasang 15) Bengket 2TOm® |Rusek dan Bangunan rusak dan Idimantaatkan peralatannya tidak lengkap 16 | Parkir ‘S00? |Rusak dan Lantai rusak berat dan dimanfaatkan \dipakai untuk pasar 17 | Pasar Iken Olahan 200m? |Rusak dan Lantai dan bagian alap idimanfaatkan rusak C. Fasilitas Tambahan | 18] Pagar Kelling P| I-20 m [Baik dan dimanfaatkan 19) Pos Jaga ‘4mé [Baik dan belum \dimanfaatkan 20 Sentralisasi Pengolafian B00 ne |Rusak dan Drainage tidak berfungst |dimanfaatkan 24 | Gedung Pengepakan Ikan 24m? |Rusak dan Bangunan rusak |dimanfaatkan Lanjutan Tabel 9 31 No Jenis Fasilitas Ukuran Kondisi Keterangan 22| Docking unit |Rusak dan tidak Winch House rusak berat dimantaatkan 23 Areal Perbaikan dan TOOM® |Rusak dan belum —_[Becek apabila musi Penjemuran Jating dimartaatkan hujan karena masih berupa tahan tanah lterbuka sehingga peri Idipasang puving blok dan [ ciber ental 24 | Sumber Air Tawar Tunit_[Baik dan dimanfaatkan_|Sumur jef pump 25| Depotes tad |Rusak berat dan tidak dimanfaatkan | ‘Tempat sampah (Garbage Ome Baik, tidak dispose) dimanfaatkan 27 | Kantor KUD 750m? [Baik dan cimanfaatian 28 | Tempat Ibadah ‘24 mé [Baik dan dimantaatkan 2 Balai Pertemuan Nelayan. ‘172me [Balk dan dimanfeatkan 30] Kantor Syanbandar —_v/_,_|_80m?_[Baik dan dimanfaatkan ‘31 | Kantor Administasi PPI 150 m?_[Beik dan dimantaatkan 2 Kiostwarung maken x) __|_8unit_[Baik dan dimantaatkan_[Perlu penataan kembali 33 | Pos Ainud Vp | 600m? [Baik dan dimanfaatken 34] Pos Kamia | 40m? [Baik dan dimanfaatkan 35] Pos AL | 40m? jRusak dan | dimanfaatkan 36 | Pos Kehutanan | 10m? |Baik, tidak \ ldimanfaatkan ‘Sumber: UPTO PPI Eretan, 2000 Keterangan : rusak : kondsifasiltas tidak terlalu parah kerusakannya dan masih bisa digunakan rsak beral: kondls faslitas tidak dapat digunakan sama eekali tad tidak ada data Peletakan fasiitas yang ada di PPI Eretan Wetan dapat dilhat pada fay out PPI Eretan Wetan (Gambar 16) Ue}aAA WEIDAY fig 19OAE “9 LeqED, ueyejobueg sesReINeS 12 Hig 009 pweaehs.uny se 3y od Sod ‘ueyedabueg Guepng’ez. poxbuog 22 ay nABue LZ reuoo tue te edu yee “9 uayei9 ue 2304'S Ue 5047 yes LON a+ rr : NOTA NVL383 33 4.4, Musim dan Daerah Penangkapan Ikan (OP!) Pengetahuan mengenai musim penangkapan dan pengetahuan mengenai daerah penangkapan sangat penting untuk menciptakan usaha penangkepan yang efisien dan efekti, Pencarian DPI oleh nelayan, umumnnya berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Keberhasilan dalam menemukan OP! di suatu lokasi akan diulang dengan menemukan OPI di lokasi yang sama pada waktu-waktu berkuinya. Apabila musim paceklktiba, maka nelayan akan pindah untuk menceri DPI yang lain (Dinas Perikanan Propins| JabarJawa Barat, 1999). Daerah penangkapan ikan nelayan PPI Eretan Wetan i sekitar perairan Laut Jawa yaitu perairan Indramayu, Kepulavan Seribu, Kerimunjawa, Utara Gresik dan Bawean Jawa Timur, sedangkan untuk nelayan dengan alat tangkap purse seine, daerah penangkapan ikannya sampai ke perairan Selat KarimatalBarat Daya - Barat Kalimantan Barat, dan perairan Kola Baru Kalimantan Selatan dengan jarak sekitar 3-1.100 km (Direktorat Jenderal Perikanan, 2000b) Musim penangkapan ikan nelayan PPI Eretan Wetan sama dengan nelayan pada umurnya yang berada di sepanjang pantal utara Jawa yait teriti dari musim barat, timur dan pancaroba. Musim barat berlangsung mulai bulan Desember sampai bulan Februari yaitu etka angin bertiup dari erah Barat Laut dan arus bergerak ke arah Timur. Musim timur imulai pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus yaitu ketika angin bertup dari arah ‘Tenggara dan arus bergerak ke arah Barat. Musim pancaroba terjadi dua kali yaitu setelah musim barat sekitar bulan Maret sampai dengan bulan Mei, dan setetah musim timur yaitu sekitar bulan September sampai dengan bulan Novernber. Nelayan PPI Eretan Wetan biasanya lebih aktff menangkap ikan pada musim timur arena angin bertup lebih teratur bila dibandingsen dengan musim barat. Namun ada beberapa nelayan yang pergi melaut juga pada musim barat bila cuaca tidak terlalu buruk, karena justru pada musim inilah banyak sekali terdapat udang, 4.5. Organisasi/Kelembagaan PPI Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat | Jawa Barat Nomor: 9 Tahun 1999 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis 34 Daerah di lingkungan Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingkat | Jawa Barat, maka, stuktur organisasi untuk UPTD PP! Eretan adalah sebagai berikut : KEPALA PPI ERETAN WETAN Urusan Tata ™ | Usaha |“ Subseksi Subseksi ‘Subseksi Saipam | Sarana Pengusahaan| Kenelayanan 7 | Jasa | Gambar 17. Struktur Organisasi Pengelola PPI Eretan Wetan Tugas dan fungsi dari masing-masing bidang adalah {1}. Kepala Pangkalan Pendaratan tkan Kepala Pangkalan Pendaratan kan mempunyai tugas pokok —memimpin, mengkoordinasikan dan mengendaliken pengelolaan sarana dan tata operasional PPI (2), Urusan Tata Usaha Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan rencana kerja, pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan umum dan pelaporan serta rumah tanga PPI. Fungsinya adalah sebagai berikut: a). Pelaksana penyusunan rencana tugas pokok kerja PPI dan pelaporan b). Pelaksana pengelolaan administrasi kepegawaian, Keuangan, perlengkapan dan umum. (3). Subseksi Sarana Subseksi Sarana mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana PPI, yaitu sebagai: a). Pengumpul, pengolah dan anaiisis data teknis sarana dan prasarana PPI 38 b). Penyusun rencana pengembangan sarana dan prasarana PPI c). Pelaksana pengembangan sarana dan prasarana PPI (4). Subseksi Pengusahaan Jasa Subseksi Pengusahaan Jasa mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan jasa atau pengusahaan sarana. (5. Subseksi Kenelayanan Subseksi Kenelayanan mempunyai tugas pokok melaksaneken pengaturan dan pembinaan kegiatan nelayan di Kewasan PPI (6. Satpam Membina dan mengatur keamanan di Kawasan PPI Bila dilhet dari struktur organisasi yang ada, maka dibutuhken tenagalkeryawen ‘minimal 17 orang, namun demikian pada saat ini tenaga UPTO PPI Eretan yang ada hanya 8 orang yang terdiri dari: § orang pegawai negeri sipl, 1 orang calon pegawai negeri sipil, 2 ‘orang tenaga kontrak. Jabatan pada saat ini yang baru terisi adalah kepala PPI saja, sedangkan untuk seksi tata usaha belum terisi (UPTO PPI Eretan, 2000 ). 5, HASIL DAN PEMBAHASAN Keberhasilan kegiatan operasional gi PPI Eretan Wetan sama dengan PIPPI lainnya, yaity fergantung pada kelancaran aktfias (pendaratan, nemasaran dan muat perbekalan) den efektinya ali kegiatan (low of activites) air bahan (flow of goods), dan alr manusia (ow of personel) 5.1 Alir Kegiatan (flow of activities) Alir kegiatan di PPI Eretan Wetan secara garis besar terdir dari air Kegiatan di perairan pelabuhan dan afir kegiatan di darat 5.1.1, Alir Kegiatan di Perairan Pelabuhan Perairan PPI Eretan Wetan termasuk dalam Kategori perairan sungai karena terletak di tepi Sungai Cilalanang atau sekitar 400 rm dati muara sungai ke arah Selatan. Kondist ini sangal mempengarui alr Kegiatan yang berlangsung di persiran (siklus kegiatan kapal-kapal penangkap ikan). Aliran kegiatan i perairan PPI Eretan Wetan di mulai dari kapal memasuki lokasi pelabuhan (1), kemuctan merapat ke dermaga untuk melakukan pembongkaran, beristrahat untuk melakukan perbaikan-perbaikan (kapalfaring), mengisi perbekalan, dan setelah itu kapal Tidak adanya meninggalkan petabuhan untuk melakukan operasi penangkapan kembal pembagian dermaga (bongkar,istrehiat dan muat) yang jelas, menyebabkan keglatan bon gker dan muat dilakukan pada tempat yang sama. Pada saat musim puncak ikan, yaitu ketika banyak kapal pendatang yang mendarat di PPI Eretan Wetan, membuat dermaga tidak dapat menampung kapal-kapal tersebut. Hal ini menyebabkan ada beberapa kapal nelayan setempat yang menambatkan kagalnya di tangkahan masing-masing (

) dan pergi melaut langsung dari sana >. Selain itu ada beberapa kapal yang melakukan pembongkaran dan penyortran ditengah sungei ((})), baru kemudian merapat sebentar ke dermaga atau kapal yang merapat di dermaga untuk ikut menurunkan ikan ke TPI (Q)). Setelan hasil tangkapan citurunkan, kapal tersebut pergi ke tangkahan sendiri (()) dan pergi melakukan operas! penangkapan dari sana ((@)). Al Kegiatan di pereiran PPI Ereten Wetan dapat dihat pada Gamber 18. Eretan Kulon ‘Sungai Ciialanang tangkahan Dermaga Keterangan > Alirkapal yang merapat dan tambal di dermaga °— Alirkapal yang hanya merapat sebentar di dermaga tapi tambat di tengkehan send + Alirkapal nelayon setempat yang tambat di tangkahen sendin {angkahen Sungai Kira-Kirat sll kapat yang akan pergi melaut += Balas pantai a (9G voter sr nejazn tgpl eye tonal yng mmelekukan pembongkaran di tengeh sungei ahs (2) merapatsebentar a dermage aii Kopal oO Unutan alr kegiatan kapat nelayen setempat yang melakukan penyortian, pembongkaran dan mendarat di tangkahan sendii Daerah diluar PPI Eretan Wetan Urutan alr Kegiatan kapal yang merapat dan tambat di dormega > = > 7 Gambar 18. Air Kegiatan di Perairan Pangkalan Pendaratan Ikan Erefan Wetan $.1.2. Ali Kegiatan di Darat Alr Kegiatan i darat (kawasan pelabuhan) PPI Eretan Wetan terdiri dari kegiatan Pendaratan ikan (pembongkaran, penyortran dan pengangkutan ikan), Kegiatan pemasaran {polelangan dan pemasaran) dan kegiatan muat bahan perbekalan. Skema alr kegiatan di darat (kawasan pelabuhan) PPI Eretan Wetan dapat dilhat pada Gambar 19. Muat perbekalan dati luar PP| Pendaratan | | Peasaran —1>[Konsumen Peet Kegiatan di darat eee Gambar 19. Skema Al Kegiatan i Darat Pangkalan Pendaratan tkan Eretan Wetan (1), Kegiatan Pendaratan kan Kegiaian pendaratan ikan di PPI Eretan Wetan terdiri dari proses pembongkaran, penyortran dan pengangkutan ikan yang dilakukan oleh para ABK (anak buah kapal}. Proses kegiatan ini dimulai dari kapal yaitu kegiaten pembongkaran dan penyortiran tkan, kemucian pengangkutan ikan dengan menggunakan tanggungan melalui dermaga menuju TPl Garaknya sekitar 1,6 m dari dermaga), agen pengumpul atau pasar ikan di sebelah TPI. Skema kegiatan pendaratan ikan di PPI Eretan Wetan dapat diihat pada Gambar 24 (2). Kegiatan Pemasaran tkan Kegiatan pemasaran ikan di PPI Eretan Wetan terbagi menjadi 2 (dua jalur yaitu, pemasaran yang melalui TPI dan pemasaran yang tidak melalui TPI. Kegiatan pemasaran yang melalui TP! dimulai dari proses pelelangan, setelah itu menyeber ke berbagal tempat, antara lain: ada yang langsung dibawa ke daerah pemaseran, ada yang dibawa dahulu ke tempat pengepakan baru dibawa ke daerah pemasaran, dan ada yang langsung dibawa ke fempat-tempat pengolehan baru kemudian sampai ke konsumen 39 Kegiatan pemasaran yang tidak melalui TP! biasanya pada kapal-Kapal milk pengurus KUD, juragan yang sudah mendapatkan jin dispensasi tidak lelang terutama untuk kapal pancing dari Dinas Perikanan Propinsi Jawa Baral, kapal nelayan setempat yang mempunyai hutang ke KUD atau butuh wang langsung atau hasil tangkapannya sedikit dan nelayan yang mempunyai hutang pada bakul, Kegiatan pemasaran yang tidak melalui TP! ini dimulai sejak ikan di daratkan, setelah itu dibawa oleh para agen pengumpul atau bakul palele untuk solanjutnya dikirim ke restoran, industri pengolahan, pasar luar kota seperti Muara Angke, atau langsung dijual ke pasar yang berada di fokasi PPI baru kemudian sampai ke tangan konsumen. kan yang djual tanpa melalui TP| biasanya merupakan ikan-ikan yang dibuluhkan segera dalam kondisi masin segar. Skema kegiatan pemasaran ikan segar di PPI Eretan Wetan dapat dilhat pada Gambar 21, sedangkan alir kegiatan pemasarannya dapat dllhat pada Gambar 24 (3). Kegiatan Muat Perbekalan Kegiatan muat perbekatan di PPI Eretan Wetan dimulal dari tempat-tempat penjualan bahan-bahan perbekalan yang berada di luar PPI yaitu sekitar 15 m dari pintu masuk PPI, karena sarana perbekalan yang ada di lokasi PPI sudah tidak berfungsi lagi. Pengangkutan bahan perbekalan ini biasanya menggunakan gerobak atau menggunakan tanggungan, kemudian melalui dermaga dimuat ke kapal. Skema Kegiatan muat perbekalan di PPI Eretan Wetan dapat ilthat pada Gambar 20, Tempat penjuatan bahan attr Maat perbekalan dari luar TPl Gambar 20. Skema Kegiatan Muat Perbekalan di PPI Eretan Wetan 40 ejay we}o13 id iP 28686 vex] ueseseuled Uep uejesepuEd UeIeay Ny eOIS "|Z seqWED -—————— ueresewag uejeibay HH uejerepuag ueyeiBey Idd 182407 |p ue1a05 seseq, aipled neg <— @joy. em ueiokuag - ey) sesegjueyejobueg <—~ —_ndwnBueg ueBy uuereySuoguag - nsnpuyjuesoyseyy ueyy ueynyeBueg - efewieg <= ueyejobueg wedwey, ey] ueBuelsled - ueseseuiag yesaeg ~. Idk I ueyedsbuag yedwo} «

Anda mungkin juga menyukai