Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh
Dosen Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dari dulu sampai sekarang ini pendidikan merupakan hal yang paling
penting untuk membawa mereka kepada kehidupan yang lebih baik, dan masalah
sukses tidaknya pendidikan tidak lepas dari faktor pembawaan dan lingkungan.
Pembawaan dan lingkungan merupakan hal yang tidak mudah untuk di jelaskan
sehingga memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit.
Telah bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi
dan lain-lain memikirkan dan berusaha mencari jawaban,
tentang perkembangan manusia itu sebenarnya bergantung kepada
pembawaan ataukah lingkungan. Dalam hal ini penulis akan memaparkan
beberapa pendapat dari aliran-aliran klasik, di antaranya aliran nativisme,
naturalisme, empirisme dan konvergensi, serta pengaruhnya terhadap pemikiran
dan praktek pendidikan di Indonesia, serta pandangan islam terhadap pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian Aliran Nativisme, Empirisme, Konvergensi, Naturalisme,
Progresivisme, Konstruktivisme.?
C. TUJUAN
Dalam pembahasan kali ini pemakalah mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pendapat aliran-aliran pendidikan.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Dasar Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A . Aliran Nativisme
Aliran nativisme (aliran pesimistik). Aliran nativisme menyatakan bahwa
perkembangan seseorang merupakan produk dari pembawaan yang berupa bakat.
Bakat yang merupakan pembawaan seseorang akan menentukan nasibnya. Aliran
ini merupakan kebalikan dari aliran empirisme. Orang yang berbakat tidak baik
akan tetap tidak baik, sehingga tidak perlu dididik untuk menjadi baik. Orang
yang berbakat baik akan tetap baik dan tidak perlu dididik, karena ia tidak
mungkin akan terjerumus menjadi tidak baik.
1. Tokoh tokoh aliran nativisme
ArthurSchopenhauer
Dilahirkan di Danzig pada tanggal 22 Februari 1788. Schopenhauer
dibesarkan oleh keluarga pembisnis. Ia merupakan seorang jenius dengan
karyanya yang terkenal adalah The World as Will and Representation. Ia
mempunyai pandangan bahwa Pembawaanlah yang maha kuasa, yang
menentukan perkembangan anak. Lingkungan sama sekali tidak bisa
mempengaruhi, apalagi membentuk kepribadian anak. Perkembangan
ditentukan oleh faktor pembawaannya, yang berarti juga ditentukan oleh
anak itu sendiri
ImmanuelKant
Di lahirkan di Konigsberg pada 22 April 1724. Ia merupakan filsof
Jerman dan karyanya yang terkenal adalah Kritik der Reinen Vernunft. Ia
berpendapat bahwa :
1. Apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang dipersepsi dengan
panca indra. Lain daripada itu merupakan ilusi saja, hanyalah ide.
2. Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa diangkat menjadi
sebuah peraturan umum. Hal ini disebut dengan istilah imperatif
kategoris. Contoh: orang sebaiknya jangan mencuri, sebab apabila hal
Gottfried Wilhemleibnitz
Merupakan filsuf Jerman yang lahir di Leipzig, pada 1 Juli 1646.
Gottfried mempunyai pandangan bahwa perkembangan manusia sudah
ditentukan sejak lahir. Manusia hidup dalam keadaan yang sebaik
mungkin karena dunian ini diciptakan oleh Tuhan.
sangat terkenal
bahwa
perkembangan penguasaan bahasa pada manusia tidak dapat dijelaskan sematamata oleh proses belajar, tetapi juga (yang lebih penting) oleh adanya biological
predisposition (kecenderungan biologis) yang dibawa sejak lahir.
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir itulah yang menentukan perkembangannya
dalam kehidupan. Nativisme berkeyakinan bahwa pendidikan tidak dapat
mengubah sifat-sifat pembawaaan. Dengan demikian menurut mereka pendidikan
tidak membawa manfaat bagi manusia. Karena keyakinannya yang demikian
itulah maka mereka di dalam ilmu pendidikan disebut juga aliran Pesimisme
Paedagogis..
jawabkan.
B. Aliran Empirisme
Thomas Hobbes
Dilahirkan di Malmesbury (1588-1679). Hobbes berpendapat
bahwa filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tentang efek-efek
atau akibat-akibat berupa fakta yang dapat diamati. Segala yang
ada ditentukan oleh sebab tertentu, yang mengikuti hukum ilmu
pasti dan ilmu alam.Yang nyata adalah yang dapat diamati oleh
indera manusia dan sama sekali tidak tergantung pada rasio
manusia(bertentangan dengan rasionalisme).
John Locke
John Locke lahir di Bristol Inggris pada tahun 1632. Jonh Lucke
terkenal dengan teori tabularasanya. Pemikiran John termuat
dalam tiga buku pentingnya yaitu Essay Concerning Human
Understanding (1600), Letters on Tolerantion (1689-1692), dan
Two Treatises on Government (1690). John berpendapat bahwa
anak yang baru dilahirkan dapat diumpamakan seperti kertas putih
yang belum ditulisi (a sheet of white paper avoid of all
characters)
DavidHume
David Humelahir di Edinburgh pada 26 April 1711. Ia merupakan
filosof Skotlandia, ekonom, dan seorang sejarawan. David Hume
berpendapat bahwa seluruh pemikiran merupakan hasil dari
pengalaman, yang disebut dengan istilah persepsi. Persepsi terdiri
atas kesan-kesan (impressions), dan gagasan (ideas).
C. Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran
empirisisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting
hereditas
(pembawaan)
dengan
lingkungan
sebagai
factor-faktor
yang
WilliamStrern
William Strern lahir pada 29 april 1871, ia merupakan penemu
konsep intelligence quotient atau IQ. William berpendapat bahwa
anak dilahirkan dengan pembawaan baik maupun buruk. Baik
buruknya seseorang tergantung dari pembawaan dan lingkungan.
Al Ghazali
dalam
pendidikan
sehingga
menjadi
insan
kamil.
keberhasilan
pengajaran. Selain
itu,
dalam
bidang
pendidikan
dan
harus
Faktor Internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang
meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut
mengembangkan dirinya sendiri.
Faktor Eksternal yaitu hal-hal yang datang atau ada diluar diri siswa
yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman
berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungannya.
Penganut
aliran
ini
berpendapat
bahwa
dalam
proses
lingkungan
yang
baik
tidak
dapat
menghasilkan
perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak
terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai
contoh, hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata,
adalah juga hasil konvergensi.
Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan
kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah
berkembangnya potensi yang kurang baik.
Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang
tepat dalam memahami tumbuh-kembang manusia. Meskipun demikian, terdapat
variasi pendapat tentang factor mana yang paling penting dalam menentukan
tumbuh-kembang itu. Dari sisi lain, variasi pendapat itu juga melahirkan berbagai
pendapat/gagasan tentang belajar mengajar, seperti peran guru sebagai fasilitator
ataukah informator, teknik penilaian pencapaian siswa dengan tes objektif atau
tes esai, perumusan tujuan pengajaran yang sangat behavioral, penekanan pada
peran tknologi pengajaran (The Teaching Machine, belajar berprogram, dan lainlain). dan sebagainya.
D. Aliran Naturalisme
Nature artinya alam atau yang di bawa sejak lahir. Aliran ini di pelopori
oleh seorang filusuf Prancis JJ. Rousseau(1712-1778). Berbeda dengan nativisme
naturalisme berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai
pembawaan baik, dan tidak satupun dengan pembawaan buruk. Bagaimana hasil
perkembangannya kemudian sangant di tentukan oleh pendidkan yang di
terimanya atau yang mempengaruhinya. Jika pengeruh itu baik maka akan
baiklah ia akan tetapi jika pengaruh itu jelek, akan jelek pula hasilnya. seperti
dikatakan oleh tokoh aliran ini yaitu J.J. Rousseausebagai berikut:semua anak
adalah baik pada waktu baru datang dari sang pencipta, tetapi semua rusak di
tangan manusia. Oleh karena itu sebagai pendidik Rousseau mengajukan
pendidikan alam artinya anak hendaklah di biarkan tumbuh dan berkembang
sendiri
menurut
mencampurinya.
alamnya,
manusia
atau
masyarakat
jangan
banyak
b)
c)
pendidikan
adalah
pentingnya
pendidikan
itu
sesuai
dengan
membantu perkembangan fisik, sekaligus otak; (6) Praktik mengajar adalah seni
menunda; (7) Metode instruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif;
(Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan.
Kalaupun dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara simpatik.
E . Aliran Progresivisme
Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuankemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang
bersifat menekan, ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya.
Aliran ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan. Hal
itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika
dibanding makhluk lain.
Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh kecerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah. Peningkatan
kecerdasan menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori mengerti karakter
peserta didiknya. Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani
dan rohani, namun juga termanifestasikan di dalam tingkah laku dan perbuatan
yang berada dalam pengalamannya. Jasmani dan rohani, terutama kecerdasan,
perlu dioptimalkan. Artinya, peserta didik diberi kesempatan untuk bebas dan
sebanyak mungkin mengambil bagian dalam kejadian-kejadian yang berlangsung
di sekitarnya, sehingga suasana belajar timbul di dalam maupun di luar sekolah.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum.
Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala.
tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut
progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman
baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar
berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks.
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum
yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Anak didik diberikan kebebasan baik secara fisik maupun cara berpikir,
guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya,
tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain, Oleh karena itu
filsafat progressivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter. Sebab,
pendidikan otoriter akan mematikan tunas-tunas para pelajar untuk hidup sebagai
pribadi-pribadi yang gembira menghadapi pelajaran. Dan sekaligus mematikan
daya kreasi baik secara fisik maupun psikis anak didik.
filsafat progresivisme menghendaki jenis kurikulum yang bersifat luwes
(fleksibel) dan terbuka. Jadi kurikulum itu bisa diubah dan dibentuk sesuai
dengan zamannya.Sifat kurikulumnya adalah kurikulum yang dapat direvisi dan
jenisnya yang memadai, yaitu yang bersifat eksperimental atau tipe Core
Curriculum.
Kurikulum dipusatkan pada pengalaman
F . Aliran Konstruktivisme
Jean Piaget psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme,
teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi kognitif. Menurut Piaget
konstruktivisme
sebaiknya
melibatkan
guru
yang
konstruktif pula. Guru tidak hanya memberi pengetahuan kepada siswa, tetapi
guru membantu siswa membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya, dengan
memberikan kesempatan siswa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide
mereka sendiri. Guru memberikan kepada siswa anak tangga untuk membawa
siswa kepada pemahaman yang lebih tinggi dan siswa harus memanjat
sendirianak tangga tersebut.
tuntutan zaman, sehingga pada saatnya nanti harus bekerja, aplikasi ilmunya
sesuai dengan apa yang diperlukan saat itu. Lulusan sekolah siap bekerja,
pengangguran akan berkurang.
1. Konstruktivisme Menurut J. Piaget
Teori perkembangan kognitif Piaget menyatakan bahwa kecakapan
kognitif atau intelektual anak dan orang dewasa mengalami kemajuan melalui
empat tahap (dalam Hudojo, 2003), yaitu sensori-motor (lahir sampai 2 tahun);
pra-operasional (2 sampai 7 tahun): operasi konkret (7 sampai 11 atau 12 tahun),
dan operasi formal (lebih dari 11 atau 12 tahun). Dalam pandangan Piaget
pengetahuan didapat dari pengalaman, dan perkembangan mental siswa
bergantung pada keaktifannya berinteraksi dengan lingkungan (Slavin, 2000).
Pada tahap pra-operasional karakteristiknya merupakan gerakan- gerakan
sebagai akibat langsung. Pada tahap operasi konkret siswa didalam berpikirnya
tidak didasarkan pada keputusan yang logis melainkan didasarkan kepada
keputusan yang dapat dilihat seketika. Pada tahap operasi konkret ditandai
dengan siswa mulai berpikir matematis logis berdasar pada manipulasi fisik dari
obyek-obyek. Pada tahap operasi formal siswa dapat memberikan alasan-alasan
dengan menggunakan simbol-simbol atau ide daripada obyek-obyek yang
berkaitan dengan benda-benda di dalam cara berpikirnya. (Hudojo, 2003).
cara
untuk
mentransfer
pengetahuan
tersebut
kepada
siswa.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia,karena
setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya
yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orangtuanya.
Dari pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa aliran yang sampai
sekarang masih di anut oleh masyarakat adalah aliran konvergensi, karena
merupakan aliran yang menggabungkan antara aliran nativisme dan empirisme
dan juga merupakan aliran yang sempurna.
Sedangkan masyarakat Indonesia mayoritas juga menganut aliran konvergensi
Di dalam proses belajar pembelajaran , guru harus memilih teori yang
sesuai dengan karakter siswanya agar kesuksesan dapat tercapai dengan
baik.dengan itu antar guru dan siswa akan terbentuk suatu hubungan yang aktif
dan interaktif.
DAFTAR PUSTAKA
http://rimmu.wordpress.com/2010/02/08/AliranAliran pendidikan.
http://7assalam9.wordpress.com/2012/01/28/AliranAliran pendidikan
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati.2001.Ilmu Pendidikan.jakarta:PT Rineka Cipta