Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Alloh SWT. tuhan semesta alam. Shalawat serta salam
jua selalu tercurahkan kepada Rasul besar kita Rasulullah SAW. karena
berkat rahmat dan hidayahnya kami mampu menyelesaikan tugas makalah
ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Makalah ini juga disusun untuk menambah wawasan para pembacanya
mengenai Kebudayaan dan Peradaban Islam II : Kemunduran & Kebangkitan
Kembali Umat Islam yang kami kumpulkan dari berbagai sumber informasi,
referensi, berita, serta media internet.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
terhadap pembacanya, serta dapat menginspirasi para pembacanya
mengenai sejarah islam yang telah terjadi dimasa lampau khususnya untuk
para generasi muda di negeri ini serta para mahasiswa.
Kami sangat sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna,
dan sangat banyak sekali kekurangan di dalamnya. Dan untuk hal itu,
kepada dosen pembimbing, para pembaca, serta teman-teman mahasiswa
lainnya kami meminta masukannya demi perbaikan untuk tugas kami
dimasa mendatang.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandung, Rabu 7 September 2016

Penyusun

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Dewasa ini banyak para generasi muda yang rapuh, dan tidak
menutup kemungkinan kami pun sebagai penulis merupakan salah
satu dari para pemuda rapuh tersebut. Di zaman yang sudah maju
seperti sekarang ini, kadang kala banyak orang yang tidak bisa
mengendalikan dirinya sendiri. Tidak bisa menyesuaikan dengan
lingkungannya, dan tidak bisa menggunakan sesuatu sesuai dengan
fungsinya serta kadang-kadang menggunakan suatu alat untuk
kejahatan. Seperti halnya handphone yang kadang kadang dipakai
untuk meneror orang, melakukan penipuan, dan lain sebagainya.
Maka dari itu penyusun menulis makalah ini untuk
membangkitkan kembali rasa bangganya akan sejarah islam masa
lalu, serta memberikan informasi tentang apa yang terjadi
sebelumnya untuk dijadikan sebuah motivasi untuk diri.
Makalah ini disusun juga bertujuan untuk menambahkan
keimanan dan ketakwaan seseorang yang dewasa ini sudah mulai
berkurang, menjadikan karakater pemuda yang islami serta pemuda
yang mencintai sejarah religinya di masa lalu.

1.2

Rumusan masalah

1. Kapan mulai terjadinya kemunduran umat Islam dunia ?


2. Apa saja kelemahan yang menyebabkan kemunduran umat
Islam dunia ?
3. Dibidang apa sajakah umat Islam mengalami krisis ?

4. Bagaimanakah

umat
keterpurukannya ?

1.3

1.4

Islam

bangkit

kembali

dari

Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kapan mulai terjadinya kemunduran umat
Islam.
2. Mengetahui apa kelemahan serta sebab kemunduran itu
terjadi.
3. Mengetahui dibidang apa sajakah umat islam mengalami
krisis.
4. Mengetahui bagaimana umat islam itu bangkit dari
keterpurukannya.

BAB 2 ISI
2.1 Kemunduran

Dunia Islam

2.1.1 Kapan terjadi kemunduran dunia islam?


Pada masa pertengahan, yakni 1250 - 1800 M, umat Islam di
dunia mengalami kemunduran intelektual. Kemunduran ini
disebabkan karena filsafat mulai dijauhkan dari umat Islam.
Sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan dengan wahyu,
iman dipertentangkan dengan ilmu, dan dunia dibandingkan dengan
akhirat. Pada masa inilah umat Islam dunia mengalami kemunduran
intelektualnya.
2.1.2 Kelemahan umat islam
Kelemahan umat islam tersebut disebabkan oleh faktor-faktor
berikut:
1.Umat
2.Umat
3.Umat
4.Umat
5.Umat

islam kurang menjalankan akidah islam yang luas.


islam kurang melaksanakan hukum Allah.
islam kurang menerapkan amar maruf nahi mungkar.
islam kurang menjalankan jihad.
islam telah terjebak dalam perbedaan-perbedaan internal
ketamakanduniawi.
6.Umat islam terlalu santai dan kurang memperhatikan kepentingan
umat.
7.Umat islam terpengaruh arus pemikiran barat yang merusak.
8.Umat islam mengalami perpecahan dan pertikaian.
9.Upaya keras non Islam dalam mengalahkan umat islam.
Secara garis besar umat islam mengalami kemunduran
dikarenakan kurang memperhatikan pelaksanaan ajaran agamanya
dan dominasi Negara-negara barat dalam bidang politik dan
peradaaban. Menyadari kondisi yang demikian umat islam berusaha
bangkit untuk mengejar ketinggalan.
2.1.3 Bidang bidang yang mengalami krisis di dunia islam
a) Krisis dalam Bidang Sosial Politik
Awalnya adalah rapuhnya penghayatan ajaran Islam, terutama
yang terjadi dikalangan para penguasa. Bagi mereka ajaran Islam
hanya sekedar diamalkan dari segi formalitasnya belaka, bukan lagi
dihayati dan diamalkan sampai kepada hakekat dan ruhnya. Pada
masa itu ajaran Islam dapat diibaratkan bagaikan pakaian, dimana
kalau dikehendaki baru dikenakan, akan tetapi kalau tidak
diperlukan ia bisa digantungkan. Akibatnya para pengendali
2

pemerintahan memarjinalisasikan agama dalam kehidupannya,


yang mengakibatkan munculnya penyakit rohani yang sangat
menjijikkan seperti keserakahan dan tamak terhadap kekuasaan
dan kehidupan duniawi, dengki dan iri terhadap kehidupan orang
lain yang kebetulan sedang sukses. Akibat yang lebih jauh lagi
adalah muncullah nafsu untuk berebut kekuasaan tanpa disertai
etika sama sekali. Kepada bawahan diperas dan diinjak, sementara
terhadap atasan berlaku menjilat dan memuji berlebihan menjadi
hiasan mereka.
Syariat Islam adalah demokratis pada pokoknya, dan pada
prinsipnya musuh bagi absolutisme (Stoddard, 1966: 119) Kata
Vambrey, Bukanlah Islam dan ajarannya yang merusak bagian
Barat Asia dan membawanya kepada keadaan yang menyedihkan
sekarang, akan tetapi ke-tanganbesi-an amir-amir kaum muslimin
yang memegang kendali pemerintahan yang telah menyeleweng
dari jalan yang benar. Mereka menggunakan pentakwilan ayat-ayat
al-Quran sesuai dengan maksud-maksud despotis mereka.
b) Krisis dalam Bidang Keagamaan
Krisis ini berpangkal dari suatu pendirian sementara ulama
jumud (konservatif) yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah
tertutup. Untuk menghadapi berbagai permasalahan kehidupan
umat Islam cukup mengikuti pendapat dari para imam mazhab.
Dengan adanya pendirian tersebut mengakibatkan lahirnya sikap
memutlakkan semua pendapat imam-imam mujtahid, padahal pada
hakekatnya imam-imam tersebut masih tetap manusia biasa yang
tak lepas dari kesalahan.
Kondisi dunia Islam yang dipenuhi oleh ulama-ulama yang
berkualitas dibuatnya redup dan pudarnya nur Islam yang di abadabad sebelumnya merupakan kekuatan yang mampu menyinari akal
pikiran umat manusia dengan terang benderang.
c) Krisis bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Krisis ini sesungguhnya hanya sekedar akibat dari adanya krisis
dalam bidang sosial politik dan bidang keagamaan. Pusat-pusat
ilmu pengetahuan baik yang berupa perpustakaan maupun
lembaga-lembaga pendidikan diporak-porandakan dan dibakar
sampai punah tak berbekas. Akibatnya adalah dunia pendidikan
tidak mendapatkan ruang gerak yang memadai. Lembaga-lembaga
pendidikan tinggi yang ada sama sekali tidak memberikan ruang
gerak kepada para mahasiswanya untuk melakukan penelitian dan
3

pengembangan ilmu. Kebebasan mimbar dan kebebasan akademik


yang menjadi ruh atau jantungnya pengembangan ilmu
pengetahuan Islam satu persatu surut dan sirna. Cordova dan
Baghdad yang semula menjadi lambang pusat peradaban dan ilmu
pengetahuan beralih ke kota-kota besar Eropa.

2.2

Kebangkitan Kembali Dunia Baru Islam

Benturan-benturan antara Islam dan kekuatan Eropa telah


menyadarkan umat Islam bahwa mereka memang jauh tertinggal
dari Eropa. Yang pertama merasakan hal itu diantaranya, Turki
Usmani, karena kerajaan ini yang pertama menghadapi kekuatan
Eropa. Kesadaran itu memaksa penguasa dan pejuang - pejuang
Turki banyak Belajar dari Eropa. Pada pertenganahan abad ke-20 M
Dunia Islam bangkit memerdekakan negerinya dari penjajahan
Barat. Periode ini merupakan zaman kebangkitan kembali Islam,
setelah mengalami kemunduran di periode pertengahan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan kebangkitan Islam
adalah kristalisasi kesadaran keimanan dalam membangun tatanan
seluruh aspek kehidupan yang berdasar atau yang sesuai dengan
prinsip Islam. Makna ini mempunyai implikasi kewajiban bagi umat
Islam untuk mewujudkannya melalui gerakan - gerakan, baik di
bidang politik,ekonomi, sosial, dan budaya.
Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam dikenal
dengan sebutan gerakan pembaharuan. Pada periode ini mulai
bermunculan pemikiran pembaharuan dalam Islam. Gerakan
pembaharuan itu muncul karena dua hal antara lain :
1.

Timbulnya kesadaran di kalangan ulama bahwa banyak ajaran ajaran asing yang masuk dan diterima sebagai ajaran Islam.
Ajaran - ajaran tersebut bertentangan dengan semangat
ajaran Islam yang sebenarnya, sepert bidah, khurafat dan
takhyul. Ajaran inilah yang menyebabkan Islam menjadi
mundur. Oleh karena itu, mereka bangkit membersihkan Islam
dari ajaran atau paham tersebut. Gerakan ini dikenal sebagai
gerakan reformasi.

Adapun gerakan-gerakan pembaharuan tersebut sebagai


berikut :

Gerakan
Wahhabiyah
yang
dipelopori
oleh
Muhammad ibn Abdul al-Wahhab ( 1703 - 1787 M) di
Arabia.
4

Grakan Syah Waliyullah ( 1703 - 1762 M ) di India.


Gerakan Sanusiyyah di Afrika Utara yang dipimpin
oleh Said Muhammad Sanusi dari Aljazair.

2. Pada periode ini Barat mendominasi Dunia di bidang politik dan


peradaban.
Persentuhan dengan Barat menyadarkan tokoh - tokoh
Islam akan ketinggalan mereka. Karena itu, mereka bangkit
dengan mencontoh Barat dalam masalah-masalah politik dan
peradaban untuk menciptakan balance of power.
Adapun langkah yang diambil berupa pengiriman para
pelajar Muslim oleh penguasa Turki Usmani dan Mesir ke
negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dan
menerjemahkan karya - karya Barat ke dalam bahasa Islam.
Gerakan pembaharuan itu kemudian memasuki Dunia politik.
Gagasan politik yang pertama kali muncul adalah gagasan PanIslamisme (persatuan Islam sedunia) yang mulamula
didengungkan oleh gerakan Wahhabiyah dan Sanusiyah
( Syalabi, 1988 : 107 ). Namun, gagasan ini baru disuarakan
dengan lantang oleh Jamaluddin al-Afghani ( 1839 - 1897 M ).
Al-Afghani adalah orang pertama yang menyadari akan
dominasi Barat dan bahayanya. Oleh karena itu, dia
memperingatkan Dunia Islam akan hal itu dan melakukan
usaha-usaha untuk pertahanan ( Syalabi, 1988 : 61 ).
Menurutnya, umat Islam harus meninggalkan perselisihanperselisihan dan berjuang di bawah panji bersama. Disamping
itu, ia juga membangkitkan semangat lokal dan nasional
negeri - negeri Islam. Karena itu, al-Afghani dikenal sebagai
bapak Nasionalisme dalam Islam.
Akhirnya gagasan Pan-Islamisme menjadi redup ketika
al-Afghani tidak didizinkan berbuat banyak di Istambul oleh
Sultan Kerajaan Usmani, Abdul al-Hamid II ( 1876 - 1909 M )
karena dianggapnya menjadi duri bagi kekuasaan sultan dan
kalahnya Turki Usmani bersama sekutunya, Jerman dalam
Perang Dunia I dan kekhalifahan dihapuskan oleh Mustafa
Kemal, tokoh yang justru mendukung gagasan nasionalisme,
rasa kesetiaan kepada negara kebangsaan.
Di Mesir, benih-benih gagasan nasionalisme tumbuh sejak masa
al-Tahtawi ( 1801 - 1873 M ) dan Jamaluddin al-Afghani. Tokoh
pergerakan terkenal yang memperjuangkan gagasan ini di Mesir
adalah Ahmad Urabi Pasha.
Di bagian Arab lainnya lahir gagasan nasionalisme Arab yang
segera menyebar dan mendapat sambutan baik, sehingga
nasionalisme terbentuk atas dasar kesamaan bahasa. Demikian ini
5

yang terjadi di Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Iak, Hijaz, Afrika


Utara, Bahrein dan Kuwait. Semangat persatuan Arab ini diperkuat
pula oleh usaha Barat untukmendirikan negara Yahudi di tengahtengah bangsa Arab dan di negeri yang mayoritas dihuni Arab.
Di India, gagasan Pan-Islamisme dikenal dengan gerakan
khilafat. Syed Amir Ali ( 1848-1928 M ) adalah salah seorang
pelopornya. Namun gerakan ini akhirnya pudar, yang populer adalah
gerakan nasionalisme yang diwakili oleh Partai Kongres Nasional
India. Gagasan nasionalisme ini pun akhirnya ditinggalkan berubah
menjadi Islamisme. Benihbenih gagasan Islamisme dilontarkan oleh
Sayyid Ahmad Khan ( 1817 - 1898 M ), kemudian mengkristal pada
masa Iqbal (1876 - 1938 M) dan Muhammad Ali Jinnah ( 1876-1948 M
) ( Nasution, 1988 :165 - 205 ).
Sedangkan di Indonesia, partai politik besar yang menentang
penjajahan adalah Sarekat Islam ( SI ), didirikan tahun 1921 di
bawah pimpinan HOS Tjokroaminoto. Partai ini merupakan
kelanjutan dari Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh H.
Samanhudi tahun 1911. Kemudian berdirilah partai-partai politik
lainnya, seperti Partai Nasional Indonesia (PNI), didirikan oleh
Sukarno ( 1927 ), Pendidikan Nasional Indonesia ( PNI - baru ),
didirikan oleh Mohammad Hatta (1931), Persatuan Muslimin
Indonesia ( Permi ) yang menjadi partai politik tahun 1932,
dipelopori oleh Mukhtar Luthfi. Demikianlah gagasan-gagasan
nasionalisme dan gerakan-gerakan untuk membebaskan diri dari
kekuasaan penjajah Barat yang kafir juga bangkit di negeri-negeri
Islam lainnya.
Mencermati akselarasi kebangkitan Dunia Islam pada masa
yang akan datang, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, tantangan yang dihadapi oleh Dunia Islam, diantaranya
adalah gerakan kristenisasi yang digarap secara besar-besaran
dalam Dunia Islam, khususnya yang terkatagori melarat. Gerakan
zionisme yang mendapat dukungan politik dan dana dari Dunia
Barat kapitalisme dan komonisme yang seringkali berkolaborasi
dengan elite militer yang sedang berkuasa dan sekularisme yang
mengarap Dunia Islam melalui gerakan pemikiran dan intelektual.
Gejala ini dapat dilihat dalam kebijakan negara yang
memarginalkan kelompok elite agama dalam pemerintahan. Dan
dapat pula dilihat semakin banyaknya sarjana Muslim ( IAIN ) ke
Dunia Barat dengan harapan mende-islamisasikan masyarakat
secara pemikirannya.
Kedua, kelemahan Dunia Islam, diantaranya, lemahnya
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta lemahnya
pengusaan terhadap Islam itu sendiri, misalnya banyaknya umat
Islam yang belum bisa menguasai pemahaman al-Quran, bahkan
banyak pula yang buta huruf membaca al-Quran. Pertanyaannya,
bagaimana Islam bisa bangkit kalau memahami ajaranya saja
6

kurang sempurna. Inilah masalah yang dihadapi umat Islam pada


zaman sekrang ini. Ketiga, Salahnya Dunia Barat dalam memahami
Islam, sebab mereka memahami Islam bukan dari sumbernya tetapi
dari prilaku-prilaku pemeluk Islam yang salah pula.
Tetapi sekarang ini ada kecenderungan Dunia Barat lebih
obyektif melihat Dunia Islam, sebab orang Barat sendiri sudah
bosan dan muak melihat budayanya yang serba materialistis, tidak
mendatangkan kedamaian dan kebahagiaan. Dari sinilah mereka
mulai tertarik mempelajari Islam tanpa apriori. Kenyataan ini
banyak dibuktikan banyaknya orang Barat yang masuk Islam, baik
dari kalangan budayawan maupun lainnya.
Pendek kata kebangkitan Dunia Islam akan lahir apabila
pemahaman dan komitmen terhadap ajaran Islam merata di
kalangan masyarakat Islam, sehingga dalam diri mereka tersimpul
keinginan untuk mengaktualkan Islam dalam pentas kehidupan
bernegara. Hal lain yang tak kalah penting adalah penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tanpa dua kriteria itu tidak mungkin
lahir kebangkitan Islam kembali.

BAB 3 PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
Secara garis besar umat Islam mengalami kemunduran dikarenakan
kurang memperhatikan pelaksanaan ajaran agamanya dan dominasi Negaranegara barat dalam bidang politik dan peradaban.
Isi Al-Quran yang demikian berarti bagi kehidupan manusia, sebagai
tuntunan dunia akhirat telah mengatur aturan-aturan main dalam
menjalankan tugasnya manusia di bumi ini untuk selalu melakukan
kebaikan dan ibadah yang semata-mata dilakukan karena ingin mendapat
Ridha-Nya.

Anda mungkin juga menyukai