Anda di halaman 1dari 4

Masyarakat Budaya dan Politik Russia, Eropa Timur dan Asia Tengah

Moch. Arief Setiawan/071211231059


Summary Week 5
BASIC RUSSIAN FOREIGN POLICY
Memahami bagaimana Kebijakan Luar Negeri Russia, tentunya tidak dapat
dilepaskan dari model peninggalan era Uni Soviet. Sehingga dalam materi kali ini
pembahasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu the Soviet Union Legacy dan the New
Russian Foreign Policy. Bagaimana kemudian kebijakan peninggalan Uni Soviet
memengaruhi kebijakan luar negeri Russia setidaknya ada 4 Soviet Union Legacy,
pertama, Uni Soviet mewariskan sebuah cara pandang bahwa Russia adalah great
power. World view merupakan cara pandang sebuah negara terkait dengan sistem
internasional dan posisi negara tersebut. Walaupun Soviet runtuh secara sitemik,
namun demikian ada warisan cara pandang bahwa Russia sebagai bangsa dan negara
tidak runtuh dan tetap sebagai great power yang tidak pernah runtuh. Sejarah
Russia menunjukkan mereka memang sebagai sebuah great power, mereka tidak
pernah takluk baik masa Ottoman maupun Napoleon. Dalam Perang Dunia I dan II,
Russia muncul sebagai sebuah pemenang. Cara pandang inilah yang diwarisi hingga
saat ini siapapun pemimpin Russia.
Kedua, sebuah cara berpikir tentang the primacy of geopolitics consideration, yang
menjadi utama adalah perkembangan geopolitik. Uni Sobiet membangun sebuah
kekuatan militer yang luar biasa dan arena pertahanan yang sangat masif. Politik
wilayah menjadi persepsi utama Soviet, yang terkait erat dengan bagaimana mereka
berinteraksi dengan dunia luar. Mereka mampu mengklaim sebagai pusat dunia
maupun peradaban. Pengukuran ancaman fokus secara geografis, komponen utama
kekuatan nasional adalah wilayah yang luas dengan jumlah populasi, dan sumber
daya yang sangat kaya (geopolitical consideration). Ketiga, Mereka memandang
bahwa sistem internasional tidak bisa dikelola oleh satu kekuatan saja, international
system should be in equilibrium of distribution of power. USSR melihat politik
internasional secara eksistensialis, yang berarti eksistensi the self ditentukan oleh
keberadaan orang lain. Ada pembedaan self dan the others, gagasa ini kemudian
terwujud kedala bentuk sistem internasional yang tidak bsa di manage oleh satu
kekuatan saja. Eksistensi USSR ditentukan oleh eksistensi aktor yang lain, oleh

karena itu BoP menjadi satu hal yang sangat penting. Russia saat ini juga mewarisi
balance of power, cara seperti ini pula mencegah Russia menjadi the only
superpower. Kebijakan Luar Negeri Soviet yang diwarisi oleh Russia menunjukkan
mereka sebagai kekuatan penyeimbang, bukan the only hegemon. Counterbalancing
wih management of distribution of power yang merupakan basic assumtion of
classical realism.
Keempat, USSR selalu berusaha untuk menghindari perang terbuka, Soviet war
policy merupakan strategi atau kebijakan yang di dasari pada pandangan head to
head war akan sangat merugikan, mereka lebih memilih untuk perang secara diamdiam. USSR mewariskan budaya intelijen yang sangat luar biasa. Tahun 1982
muncul dokumen rahasia Amerika Serikat yang menjelaskan bantuan Soviet kepada
Israel. Russia tidak pernah mau untuk berperang diluar wilayahnya karena mereka
lebih mengutamakan operasi secara rahasia atau diam-diam/ infiltrasi.
Selanjutnya adalah terkait dengan Strategi Kebijakan Luar Negeri Russia yang baru,
setidaknya ada 3 karakter dan pandangan yang menentukan arah kebijakan luar
negeri Russia. Pertama, yaitu terkait dengan Foreign Policy Idea. Russia yang
sekarang lebih kompleks daripada Uni Soviet, karena USSR paling sederhana. Tidak
banyak pula yang terlibat dalam pemerintahan, sehingga mudah untuk diprediksi.
Russia mengalami kondisi transformasi yang berasal dari single ideological
dominant ke multiple ideological thinking. Russsian Foreign Policy Ideas bersifat
hybrid/heterodox. Terjadi pencampuran antara gagasan dari realist sosialism dan
semi

liberal

economic

orientation.

Sosialisme

tidak

ditinggalkan

namun

diperbaharui menjadi lebih rasional. Ada revisi cara berpikir sosialisme sosialis
Soviet menjadi sosialis realism. Gagasan kepentingan nasional ditetapkan tidak lagi
secara otoritatif tapi ditetapkan desentralis dan dekonsentartif. Ada desentralisasi
kepentingan nasional. Mereka mengadopsi kepentingan nasional yang ada di
kawasan lain. Akan tetapi mereka tetap memandang bahwa sosialisme merupakan
identitas yang penting, oleh karena itu mereka tidak mau mengadopsi sepenuhnya
liberalisme Barat. Contoh yang mudah adalah ketika Russia ingin masuk ke WTO
akan tetapi ini bertentangan dengan nilai sosialisme itu sendiri. Mereka masih
mengembangkan hubungan ekonomi tradisional dengan Vietnam, Korut, Kuba.
Realism Socialism, berpandangan bahwa sistem internasional harus menuju pada
order bukan menuju pada sebuah hegemon atau kontrol yang unipolar. Russia mulai

mengembangkan kebijakan multilateral, mereka percaya jika power bukan hanya


militer tapi juga institusi/ norms. mereka memandang bahwa sistem internasional
tetaplah dikendalikan oleh kekuatan-keuatan yang secara aktual berjenjang. Ada
great power, middle power, dan low power. Ini meruppakan hierarki, akan tetapi
Russia tidak melihatseperti itu dan mengatakan bahwa sistem internasional
merupakan sebuah anarki, semua kekuatan menentukan munculnya anarki.
Konsekuensinya adalah Russia tidak pernah menganggap enteng sebuah negara
hanya dari kekuatan nasionalnya. Mereka mirip dengan China, mencari sekutu di
negara-negara yang tidak penting bagi Barat. Selalu dekat dengan figur pemimpin
negara yang dekat denga sosialisme. Oleh karena itu Russia sangat agresif menjalin
hubungan dengan negara-negara di kawasan lain, seperti di Asia Tenggara, dengan
junta militer di Myanmar.

Selain itu Russia juga menciptakan semi liberal

economics, dimana perusahaan negara menguasai sektor strategis, dan tidak pula
sepenuhnya dijadikan liberal, harga masih dikendalikan oleh negara. Investor masih
bisa diberikan kesempatan masuk.
Kedua, terkait dengan main decision makers/ major/ chief. Ada lembaga yang
disebut sebagai security council, dan ada pula yang menyebut policy council.
Gagasan dari mereka adalah defense, foreign policy, and economics semua harus
berkaitan dan dirumuskan secara efisien. Mereka mementingkaan fungsionalitas dan
efisiensi. Ketika Yeltsin naik, pidato pertamanya mengatakan bahwa Russia akan
menuju ke demokrasi akan tetapi tidak boleh secara radikal. Pembuatan kebijakan
luar negari sangatlah elitis, Politburo bertransformasi menjadi security council.
Perusahaan negara yang non-state actor menjadi berpengaruh dan tidak banyak
berubah dari model Uni Soviet. Ketiga, international strategic options. Hal ini
lumayan mudah dalam membedakan antara model Uni Soviet dengan Russia
modern. Baik Uni Soviet maupun Russia sama-sama menganut isolationism, dan
tidak mau secara terbuka untuk ikut campur dengan urusan negara lain, kalaupun
harus ikut campur mereka lebih memilih jalan melalui proxy. Uni Soviet dalam
menjalankan sistem ketatanegaraan terkait sedanya dalam hal institusionalisme,
berbeda dengan Russia yang menjadi sangat proaktif terhadap institusionalisme,
ditunjukkan

dengan

keaktifan

Russia

dalam

bergabung

di

forum-forum

internasional, sperti G-20, APEC, WTO dan lain sebagainya. Russia menjadikan
perang opsi kedua dan seminimal mungkin untuk dihindari.

Refrensi Rangkuman:
Wicaksana, I Gede Wahyu, 2015.

Basic of Russian Foreign Policy. Materi

disampaikan dan didiskusikan pada Mata KuliahMasyarakat Budaya dan


Politik Russia, Eropa Timur, dan Asia Tengah pada tanggal 10 April 2015.
Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai