Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tuan Hasan merupakan pasien yang terdaftar sebagai pasien Askes, dia
melakukan kunjungan rutin ke sebuah rumah sakit , pada kunjungan kali ini
tn. Hasan menerima resep dengan diagnosis dislipidemia, osteoartritis,
hipertensi, gerd, cpod dan neuropati. Tn. Hasan menerima obat-obatan
sebagai berikut :
R/ Glucosamin 500 3x1 90
Nifedipine 2x1 60
Meloxicam 15 mg 1x1 30
Lansoprazole 30 mg 1x1 7
Neurodex 3x1 90
OBH Syrup 2x1 1
Dexanta 3x1 21
Dalam resep tersebut pasien menerima pengobatan yang tidak sesuai
dengan
diagnosa yaitu OBH syrup yang seharusnya tidak perlu diberikan. Terdapat
pula
pengobatan ganda untuk diagnosis gerd, yaitu lansoprazole (PPI) dan
dexanta
(antasida). Terapi untuk gerd diberikan berdasarkan fase perkembangan
gerd, yang
dikategorikan dalam beberapa fase, yaitu :
Fase I : Terapi yang dianjurkan adalah dengan merubah gaya hidup plus
antasida, dan atau dosis rendah untuk antagonis reseptor H2 (cimetidin,
famotidin, nizatidin, ranitidin).
Fase III : Terapi yang dianjurkan adalah dengan modifikasi pola hidup plus
dosis standar dari antagonis reseptor H2 untuk 6-12 minggu (simetidin 400
mg, famotidin 20 mg, nizatidin 150 mg, ranitidine 150 mg) atau penghambat
27
pompa proton untuk 4-8 minggu (esomeprazol 20 mg/hari, lansoprazol 15-30
mg/hari, omeprazole 20 mg/hari, pantoprazol 40 mg/hari, rabeprazol 20
mg/hari). Perubahan gaya hidup plus penghambat pompa proton untuk 8-16
minggu (esomeprazol 20-40 mg/hari, lansoprazol 30 mg/hari, omeprazole 20
mg/hari, pantoprazol 40 mg/hari, rabeprazol 20 mg/hari) atau antagonis
reseptor H2 alam dosis tinggi selama 8-12 minggu ( simetidin 400 mg atau
800 mg, famotidin 40 mg, nizatidin 150 mg, ranitidine 150 mg).
Fase III : Terapi interventional (perasi antirefluks atau terapi endoluminal).
Jenis-jenis penggunaan obat yang tidak rasional :
1. Over Prescribing
2. Under Prescribing
3. Incorrect Prescribing
4. Use of ineffective or Harmful drugs
5. Polypharmacy
Dalam resep ini terdapat penggunaan obat yang tidak rasional yang
tergolong kedalam Over Prescribing (pengobatan ganda untuk GERD) dan
Incorrect Prescribing (pemberian OBH yang idak sesuai dengan diagnose).
pada lutut bagian kanan, tanpa disertai demam menggigil atau nyeri hebat
pada
lututnya. wanita itu memiliki riwayat sebagai penderita penyakit sendi
degeneratif
dan paroxysmal atrial fibrillation, dan dia menggunakan warfarin 7,5 mg/hari.
Analisis cairan sendi mengungkapkan jumlah sel darah putih 7.23 x
103/mm3 dan
jumlah eritrosit dari 320/mm3. Tidak ada kristal terlihat dengan mikroskop
birefringent, dan tidak ada organisme yang terlihat dari hasil test.
Pasien diberi beberapa sampel tablet rofecoxib 25 mg (Vioxx, Merc & Co.,
whitehouse Station, NJ) dan dianjurkan untuk menggunakan satu tablet
sehati untuk
eksaserbasi akut dari penyakit sendi degeneratif. dia juga diberi resep untuk
vioxx
sehingga dia bisa terus menebus obat tersebut. gejala mulai membaik ketika
dia mulai
menggunakan obat Vioxx. Tiga hari kemudia dia menebus resep dari dokter
di
apotek. dia melihat botol yang diberikan apotek berlabel rofecoxib, tapi
tablet yang
diberikan berbeda dri sebelumnya. obat yang diberikan berwarna biru dan
ada tulisan
VGR 25 di setiap sisi. kemudian karena takut salah obat, akhirnya pasien
kembali ke
apotik untuk mengembalikan obat. ternyata obat yang diberikan yaitu obat
sildenafil
sitrat 25 mg (Viagra, Pfizer Inc, New York, NY). kesalahan pemberian obat
telah
diperbaiki.