Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan
maupun di perdesaan.
Sarana sanitasi air adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya
yang menghasilkan, menyediakan dan membagi-bagikan air bersih untuk masyarakat.
Jenis sarana air bersih ada beberapa macam yaitu PAM, sumur gali, sumur pompa
tangan dangkal dan sumur pompa tangan dalam , tempat penampungan air hujan,
penampungan mata air, dan perpipaan. Sirkulasi air, pemanfaatan air, serta sifat-sifat
air memungkinkan terjadinya pengaruh air terhadap kesehatan. Secara khusus,
pengaruh air terhadap kesehatan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung
(Slamet, 2002).
1.Manfaat Air
Pemanfaatan air untuk berbagai keperluan adalah (Usman D, 2000):
1. Untuk keperluan air minum.
2. Untuk kebutuhan rumah tangga I (cuci pakaian, cuci alat dapur, dan lainlain).
3. Untuk kebutuhan rumah tangga II (gelontor, siram-siram halaman)
4. Untuk konservasi sumber baku PAM.
5. Taman Rekreasi (tempat-tempat pemandian, tempat cuci tangan).
6. Pusat perbelanjaan (khususnya untuk kebutuhan yang dikaitkan dengan
proses kegiatan bahan-bahan/ minuman, WC dan lain-lain).
Kesehatan
RI
Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990
tentang
Syarat-Syarat
dan
d) Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat
anorganik maupun yang organik. Zat anorganik biasanya berasal dari lapukan
batuan dan logam, sedangkan yang organik dapat berasal dari lapukan tanaman
atau hewan. Buangan industri dapat juga merupakan sumber kekeruhan.
e) Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan
zat kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat membahayakan kesehatan,
menghambat reaksi-reaksi biokimia di dalam saluran/pipa, mikroorganisme
pathogen tidak mudah berkembang biak, dan bila diminum air dapat
menghilangkan dahaga.
f) Jumlah Zat Padat Terlarut
Jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat organik, garam
anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula.
Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies
kimia penyebab masalah tersebut.
2. Parameter Mikrobiologis
Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri. Jumlah dan
jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Oleh
karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri
pathogen. Bakteri golongan coli tidak merupakan bakteri golongan pathogen, namum
bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri pathogen.
3. Parameter Radioaktifitas
Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas efeknya
adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat
berupa kematian dan perubahan komposisi genetik. Kematian sel dapat diganti
kembali apabila sel dapat beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan
genetis dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker dan mutasi.
4. Parameter Kimia
Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara
berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain air raksa
(Hg), alumunium (Al), Arsen (As), barium (Ba), besi (Fe), Flourida (F), Kalsium
(Ca), derajat keasaman (pH), dan zat kimia lainnya. Air sebaiknya tidak asam dan
tidak basa (Netral) untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi
jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5 9.
3. Pengaruh air bagi Kesehatan
Air
dalam
keadaan
manusia,
selain
memberikan
manfaat
yang
menguntungkan dapat juga memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan. air yang
tidak memenuhi persyaratan kesehatan merupakan media penularan penyakit karena
air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit
perut (Slamet, 2002).
2.
3.
lainnya dan juga dapat menjadi media transmisi penyakit seperti cholera, thypus dan
lainnya.
ii.
iii.
Ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkut oleh satu
orang.
b) Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah
tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. oleh sebab itu setiap rumah tangga
atau institusi harus mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah,
kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut
ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan selanjutnya ke Tempat Penampungan
Akhir (TPA).
Mekanisme sistem atau cara pengangkutannya untuk daerah perkotaan adalah
tanggung jawab pemerintah daerah setempat, yang didukung oleh partisipan
masyarakat produksi sampah, khusunya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk
daerah perdesaan
keluarga tanpa memerlukan TPS maupun TPA. Sampahnya umumnya dibakar atau
dijadikan pupuk.
c) Pemusnahan Sampah
Pemusnahan atau pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui berbagai cara,
antara lain :
1. Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang
diatas tanah kemudian sampah dimasukan dan ditimbun dengan sampah.
2. Dibakar (incenarator) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan
membakar di dalam tengku pembakaran.
memyebabkan
pendangkalan
saluran
serta
mengurangi
Faktor Internal
a.Keturunan
Seseorang berperilaku tertentu karena memang sudah demikianlah diturunkan
dari orangtuanya. Sifat-sifat yang dimilikinya adalah sifat-sifat yang diperoleh dari
orang tua atau neneknya dan lain sebagainya.
b. Motif
Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu. Motif
atau dorongan ini timbul karena dilandasi oleh adanya kebutuhan, yang oleh
Maslow dikelompokkan menjadi kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, dan
kebutuhan rohani.
1. Faktor Eksternal
Yaitu faktor-faktor yang ada di luar diri individu bersangkutan. Faktor-faktor
ini mempengaruhi individu sehingga di dalam diri individu timbul unsur-unsur dan
dorongan untuk berbuat sesuatu.
b)
c)
d)
e)
f)
Menggunakan jamban
g)
h)
i)
j)
2) PHBS di Sekolah
Penerepan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya
berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 12 tahun), yang
j.
Tempat-tempat
pemerintah atau swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat,
seperti sarana pariwisata, transportasi umum, sarana ibadah, sarana olahraga, sarana
perdagangan. PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan
masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan
mampu untuk mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempattempat umum yang ber-PHBS (Suparlan, 1984).
Syarat- Syarat PHBS di Tempat Umum yaitu :
a. Menggunakan air bersih.
b. Menggunakan jamban.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. Tidak merokok.
e. Tidak meludah sembarangan.
f. Memberantas jentik nyamuk.
g. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih.
4. PHBS di Tempat Kerja
PHBS di tempat kerja merupakan upaya memberdayakan para pekerja agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan
tempat kerja sehat. Penerapan PHBS di tempat kerja diperlukan untuk menjaga,
memelihara dan mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif.
Manfaat PHBS di tempat kerja diantaranya masyarakat di sekitar tempat kerja
menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit, serta lingkungan di sekitar tempat kerja
menjadi lebih bersih, indah, dan sehat.
Syarat Tempat Kerja yang Sehat yaitu :
a. Mengkonsumsi makanan bergizi.
b. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
c. Tidak merokok di tempat kerja.
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
e. Menggunakan air bersih.
f. Memberantas jentik di tempat kerja.
g. Menggunakan jamban.
h. Membuang sampah pada tempatnya.
5. PHBS di Institusi Kesehatan
Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta
atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta. PHBS di institusi
kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung,
dan petugas agar tahu, mampu, dan mampu mempraktikkan hidup perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS.
PHBS di Institusi Kesehatan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk
mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan Institusi
Kesehatan yang sehat.
Syarat Institusi Sehat yaitu :
2. Kebersihan Rambut
Untuk selalu memelihara rambut dan kulit kepala dan kesan cantik serta tidak
berbau apek, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurang
kurangnya dua kali seminggu.
b. Mencuci rambut dengan shampo atau bahan pencuci rambuit lain
c. Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri (Irianto K,
2007)
3. Kebersihan Gigi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kebersihan gigi adalah sebagai
berikut :
a. Menggosok gigi secara benar dan teratur dan dianjurkan setiap habis makan
b. Memakai sikat gigi sendiri
c. Menghindari makanan yang merusak gigi
d.
dengan sabun adalah ketika sebelum makan, setelah buang air besar dan kecil
(BAPPENAS, 2008).
5. Kebiasaan Berolahraga
Olahraga yang teratur mencakup kualitas gerakan dan kuantitas dalam arti dan
frekuensi yang digunakan untuk berolah raga. Dengan demikian akan menetukan
status kesehatan seseorang khususnya anak-anak pada masa pertumbuhan
(Notoatmojo, 2007).
6. Kebiasaan Tidur yang Cukup
Tidur yang cukup diperlukan oleh
Dengan tidur yang cukup, kemampuan dan keterampilan akan meningkat, sebab
susunan syaraf serta tubuh terpelihara agar tetap segar dan sehat.Tidur yang sehat
merupakan kebutuhan penting yang dibutuhkan setiap hari. Tidur yang sehat apabila
lingkungan tempat tidur udaranya bersih, suasana tenang dan cahaya lampu remangremang (tidak silau) serta kondisi tubuh yang nyaman (Irianto K, 2007).
7. Gizi dan Menu Seimbang
Keadaan gizi setiap individu merupakan faktor yang amat penting karena zat
gizi zat kehidupan yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia
sepanjang hayatnya. Gizi seimbang adalah makanan yang beraneka ragam yang
mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan serat sesuai dengan
proporsi yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan serta pola makan yang
teratur yaitu tiga kali sehari pada pagi, siang dan malam hari (Tarigan M, 2004).
e. Saluran pembuangan air limbah (air bekas) yang lancar (tidak tersumbat).
f. Program sanitasi makanan sekolah, misalnya warung sekolah juga harus
memenuhi syarat kesehatan.
g. Bangunan sekolah dan letaknya (Azwar, 1995).
2.4. Perilaku Kesehatan
Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang
individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon
ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berfikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif
(melakukan tindakan). Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat
dirumuskan
sebagai
bentuk
pengalaman
dan
interaksi
individu
dengan
(receiving),
diartikan
bahwa
orang
atau
subjek
mau
dan
(valuing),
mengajak
orang
lain
untuk
mengerjakan
atau
(tingkah laku). Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan untuk
terwujudnya sikap agar menjadi suatu tindakan yang nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi fasilitas yang memungkinkan (Ahmadi, 2002).
Menurut Notoatmodjo (2005), tindakan adalah gerakkan atau perbuatan dari
tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam maupun luar tubuh
suatu lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak
ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut.
secara biologis, sikap dapat dicerminkan dalam suatu bentuk tindakan, namun tidak
pula dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis.
Tindakan terdiri dari beberapa tindakan yaitu : (Notoatmodjo, 2005)
1. Persepsi, mengenal dan memilih sebagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil.
2. Respon terpimpin, melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar.
3. Mekanisme, bila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis ssudah menjadi kebiasaan.
4. Adaptasi, suatu tindakan yang sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran
tindakan tersebut.
Karakteristik :
Jenis Kelamin
Umur
Rangking
Hipotesis sementara :
I. Pengetahuan
Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat
siswa SD di Kelurahan Harjosari I tentang sanitasi dasar dengan PHBS.
Ha :
Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa SD
di Kelurahan Harjosari I tentang sanitasi dasar dengan PHBS.
II. Sikap
Ho : Tidak ada hubungan Sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa
SD di Kelurahan Harjosari I tentang sanitasi dasar dengan PHBS.
Ha :
Ada hubungan Sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa SD di
Kelurahan Harjosari I tentang sanitasi dasar dengan PHBS.