Tugas Sospol
Tugas Sospol
Nama
NIM
Dosen
Kelas
: IndahLestari
: 1616120046
: Drs.Satrias Djamaran
: 612 1f
mengatur. Ada kekuasaan dan wewenang yang dipegang oleh segelintir orang
yang sekaligus melahirkan aturan serta aturan mana yang perlu dipelihara dan
tidak, kemudian menentukan apakah seseorang mengikuti aturan atau tidak,
serta menentukan sanksi serta ganjaran bagi yang mengikuti dan melanggar
aturan tersebut.
Secara etimologis, politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang berarti
kota. Orang yang mendiami polis disebut polites atau warga negara, sementara
kata politikos berarti kewarganegaraan. Lalu muncul istilah politike techne
yang berarti kemahiran politik. Ars politica yang berarti kemahiran tentang
soal kenegaraan. Politike epitesme berarti ilmu politik, istilah yang saat ini
banyak digunakan.
Politik memiliki banyak definisi tergantung sudut pandang si pembuat definisi.
Miriam Budiardjo (1993) mendefinisikan politik sebagai berbagai macam kegiatan
yang terjadi di suatu negara, yang menyangkut proses menentukan tujuan dan
bagimana cara mencapai tujuan itu. Sementara itu, Hoogerwerf, mendefinisikan
politik sebagai pertarungan kekuasaan. Hans Morgenthau juga mendefinisikan
politik sebagai usaha mencari kekuasaan (struggle power). Sementara David
Easton
mengartikan
politik
sebagai
semua
aktivitas
yang
mempengaruhi
negara,
tujuan
tujuan
itu,
negara
hubungan
dan
antara
lembaga-lembaga
negara
dengan
yang
akan
warganegara,
Kekuasaan
adalah
kemampuan
seseorang
atau
sekelompok
orang
untuk
mempengaruhi tingkah laku orang lain atau kelompok lain sesuai dengan
keinginan dari si pemilik pengaruh. Harold D. Lasswel dan A. Kaplan mengatakan
ilmu politik mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan. Sementara W.
A Robson mengatakan politik sebagai ilmu yang mempelajari kekuasaan dalam
masyarakat yaitu hakikat, dasar, proses, ruang lingkup dan hasil-hasilnya. Fokus
utamanya adalah tertuju pada perjuangan untuk mencapai dan mempertahankan
kekuasaan,
melaksanakan kekuasaan
atau
pengaruh
atas
orang
lain atau
yang
menunjukkan
suatu
proses
yang
ajeg.
Proses
dimaksudkan
yang
berkaitan
dengan
pembuatan
keputusan
yang
mengikat
masyarakat. Oleh karena itu suatu sistem politik mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Ciri-ciri identifikasi, yaitu dasar-dasar yang berwujud tindakan-tindakan politik
yang membentuk peranan politik.
2) Input dan Output. Input merupakan bahan mentah atau informasi yang akan
diproses dalam suatu sistem untuk menghasilkan output. Output dalam sistem
politik adalah suatu keputusan politik yang sah.
3)
Diferensial
dalam
suatu
sistem.
Lingkungan
mempunyai
peran
dalam
politik merupakan
suatu
organisasi
dimana
masyarakat
dapat
Dalam
2.
3.
4.
Oligarki
totaliter. Sistem
politik
ini
memusatkan
kekuasaan
pada
4. Struktur Politik
Dalam pengertian umum struktur politik dapat diartikan sebagai pelembagaan
hubungan organisasi antara elemen-elemen yang membentuk suatu sistem
politik. Struktur politik berkaitan dengan alokasi nilai-nilai yang bersifat otoritatif
dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan. Kekuasaan itu sendiri
harus diartikan sebagai kapasitas, kapabilitas, kemampuan untuk mempengaruhi,
meyakinkan, mengendalikan, menguasai dan memerintah orang lain. Kapasitas
dalam hal ini berhubungan erat dengan wewenang (autbority), hak (right), dan
kekuatan fisik (force).
Struktur politik pada kenyataannya terdiri dari : unsur-unsur yang bersifat
informal, yaitu unsur di luar lembaga pemerintahan yang dapat mempengaruhi,
menyalurkan, menterjemahkan, dan mengkonversikan tuntutan dan dukungan
untuk dirumuskan kedalam keputusan politik. Kelompok ini terdiri dari; a) partai
politik,
yaitu
kelompok
masyarakat
dengan
keanggotaan
terbuka
yang
kepentingan,
mempengaruhi
yaitu
kebijakan
kelompok
atau
pemerintah
organisasi
untuk
yang
berusaha
mempromosikan
dan
yang
bersifat
formal,
yaitu
unsur
yang
berada
di
dalam
menjalankan
keputusan-keputusan
yang
mengikat
masyarakat
untuk
mencapai kepentingan umum. Kelompok ini terdiri dari: Badan legislatif, Badan
eksekutif, Badan yudikatif dan Birokrasi.
Struktur politik pada dasarnya menjalankan tiga fungsi politik pokok yaitu
Sosialisasi politik, Rekrutmen politik dan Komunikasi politik. Sosialisasi politik
adalah proses dimana seorang individu dapat mengenali sistem politik yang
kemudian dapat menentukan sikap dan persepsi-persepsinya mengenai politik
dan reaksinya terhadap gejala politik. Sosialisasi politik merupakan mata rantal
penting antara sistem sosial dengan sistem politik. Rekrutmen politik merupakan
proses dimana individu menjamin dan mendaftarkan diri untuk menduduki
jabatan politik. Proses rekrutmen dapat bersifat formal dan informal.
Komunikasi politik dapat diartikan sebagai proses dimana informasi politik yang
relevan dapat diteruskan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lain, dan
dintara sistem sosial dengan sistem politik. Komunikasi politik merupakan sarana
tukar menukar infomasi antara anggota masyarakat dengan penguasa.
Dalam setiap sistem politik mempunyai fungsi politik yang harus dijalnkan agar
sistem politik tetap berfungsi. Menurut Almond, fungsi politik terdiri dari fungsi
input
yaitu
yang
dilakukan
infrastruktur
politik
meliputi;
sosialisasi
dan
yaitu:
masyarakat.
Dalam
masyarakat,
output
tersebut
akan
ditanggapi.
Tentunya ada masyarakat yang setuju dan ada yang tidak setuju dengan
keputusan/kebijakan yang dibuat.
Jika masyarakat setuju, tentu akan membuat feed back berupa dukungan dan
mungkin akan ada masukan berupa tuntutan yang lain. Akan tetapi bagi
masyarakat yang tidak setuju, akan memberikan masukan berupa peningkatan
tuntutan. Proses ini akan berlangsung terus. Jika kelompok yang tidak setuju
selalu diabaikan, pada suatu ketika akan sampai pada apatisme dan tidak mau
lagi memberikan masukan apapun. Jika ini terjadi, maka sangat berbahaya bagi
kelangsungan sistem.
6.
Budaya Politik
politik dapat
diartikan
sebagai
seperangkat
sikap,
keyakinan,
Budaya politik merupakan aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas
pengetahuan, adat istiadat, tahayul atau mitos, yang dikenal dan diakui oleh
sebagian besar masyarakat.
2.
Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin yang menekankan pada
materi, seperti sosialisme, demokrasi, atau nasionalisme dan dari aspek
generik atau menekankan pada analisis bentuk, ciri-ciri, dan peranan, seperti
militan, terbuka, tertutup.
3.
Hakikat dan ciri budaya politik menyangkut masalah nilai-nilai, yaitu prinsip
dasar yang melandasi suatu pandangan hidup yang berhubungan dengan
suatu tujuan yang ingin dicapai.
4.
Bentuk budaya politik menyangkut sikap dan norma, yaitu sikap terbuka
dan tertutup, dan tingkat militan seseorang terhadap orang lain dalam
pergaulan masyarakat, pola kepemimpinan (konformitas atau mendorong
inisiatif
kebebasan,
sikap
terhadap
mobilitas,
(mempertahankan status
realitas
politik,
budaya
politik
memiliki
beberapa
bentuk Gabriel
warga
negara,
kewajiban-kewajiban
warga
negara
terhadap
pemerintah, dan harapan warga negara dari pemerintah. Dengan mengukur sikap
politik, dapat dibedakan tiga bentuk budaya politik sebagai berikut :
1.
Warga
negara
memiliki
keyakinan,
bahwa
mereka
dapat
Budaya Politik Subyek, yaitu budaya politik dimana warga negara memiliki
pemahaman
dan
perhatian
terhadap
sistem
politik,
namun
memiliki
Budaya Politik Parokial, yaitu merupakan bentuk budaya politik yang paling
rendah, dimana masyarakat tidak memiliki minat maupun kemampuan untuk
berpartisipasi
dalam
politik.
Dalam
budaya
ini
ada
kesulitan
untuk
muncul.
Budaya
politik
ini
terdapat
pada
sistem
demokratis
pra-industri.
8. Stratifikasi Politik
Stratifikasi politik muncul karena ketidaksamaan kekuasaan yang dipunyai
manusia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: minat pada politik,
pengetahuan
dan
pengalaman
politik,
kecakapan
dan
sumberdaya
politik,
langsung
atau
implikasi
yang
kuat,
biasa
dimintakan
nasehatnya,
yaitu
warganegara
yang
memiliki
wawasan
banyak
luas
dan
informasi,
dapat
membentuk
pendapatnya
mendiskusikannya
dengan
sendiri,
baik
jalan
Strata 5: Kaum pemilih, adalah warga negara yang biasa dan hanya dapat
mempengaruhi kehidupan politik nasional saat diselenggarakan pemilu.
Strata 6: Nonpartisipan, yaitu orang-orang yang hanya menjadi objek politik,
bukannya aktor. Secara politik tidak punya kekuatan sama sekali, dan biasanya
menghindari kehidupan politik atau menjadi terasing dari kehidupan politik.
9.
Pembangunan Politik
oleh
karena
itu
Samuel
P.
Huntington mengemukakan
lima
model
2.
Model
Pembangunan
Bourgeois,
adalah
pembangunan
politik
yang
pemerintah
menggunakan
kekuatan
negara
untuk
menekan
Model
Teknokratik,
merupakan
pembangunan
politik
yang
bercirikan
tingkat partisipasi politik yang rendah, tetapi tingkat investasi asing tinggi,
dimana tingkat partisipasi ditekan agar pertumbuhan ekonomi tinggi.
5.
Model Populis, model ini menekankan pada partisipasi politik yang tinggi
dan adanya pemerataan ekonomi, walaupun bersamaan dengan pertumbuhan
ekonomi yang rendah.