Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan
Angiospermae. Masalah homologi dan evolusi morfologi bunga diteliti
oleh Wolff dan goethe pada abad 18 dan 19. Para peneliti lain
menyatakan bahwa organ bunga merupakan turunan langsung dari
helaian daun. Dan pendapat sekarang daun dan batang merupakan unit
tunggal disebut shoot.
Bunga terdiri atas aksis (sumbu), dan muncul organ bunga. Bagian
sumbu yang mempunyai ruas (internodus) terdapat tangkai bunag yang
disebut pedisel. Bunga mempunyai macam organ.
Pada makalah ini, diharapkan dapat menjelaskan berbagai bagian bunga,
perkembangbiakan dan mengetahui berbagai tipe kantong embrio.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bagian bagian dari bunga?
2. Apa fungsi bunga?
3. Bagaimana perkembangan pada bunga?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui fungsi bunga
2. Untuk mengetahui bagian dari bunga beserta perkembangannya.

A. Struktur Bunga, Bagian Bunga, dan Susunannya.

1. Struktur bunga.
a. Bunga terdiri dari sejumlah bagian steril dan bagian reproduktif atau
fertile yang melekat pada sumbu, yakni dasar bunga atau reseptakulum.
b. Bagin sumbu yang merupakan ruas batang yang diakhiri oleh bunga
dinamakan tangkai bunga / pedisel.
c. Bagian steril dari bunga terdiri atas sejumlah helai daun kelopak /
sepal, dan sejumlah helai daun mahkota atau petal.
d. Keseluruhan sepal dalam bunga disebut kaliks, dan keseluruhan petal
disebut korola. Bersama-sama disebut perhiasan bunga / periant.
e. Kaliks dan korole bersama-sama disebut perhiasan bunga / priant.
f. Bagian produktif adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil) dan
daun buah (karpel) / (megasporogfil)
2. Bagian bunga dan tempatnya berturut-turut dari tepi luar bunga ke
bagian tengah.
a. Kalils : keseluruhan sepal dalam bunga
b. Korola : keseluruhan petal
c. Andresium : keseluruhan stamen
d. Ginesium :nkeseluruhan karpel
Susunan bunga pada reseptakulum mengikuti spiral / tersusun karangan
dan keduanya bias ditemukan pada bunga yang sama.
a. Daun bunga saling berdekatan dan bebas. Ada 2 :
1. Bila pelekatan terjadi pada jenis daun bunga yang sama, disebut
kohesi.
2. Bila pelekatan terjadi antara 2 karangan berbeda, disebut adnasi.
b. Stamen terdiri dari tangkai sari (filamen) dan bagian distal terdapat
kepala sari atau antera.

c. Pada antera terdapat 2 bagian, masing-masing berkeping 2.


B. Sepal dan Petal
Ciri-ciri / sifat :
1. Sepal dan petal mengalami pertumbuhan ujung, tepi dan interkalar.
2. Struktur luar sepal dan petal seperti struktur daun
3. Pada perampang melintang terdiri dari epidermis abaksial dan adaksial
yang membatasi sel isodiamatris yang terdiferensiasi sel memanjang
disertai banyak ruang antar sel, di dalamnya terdapat berkas pengangkut.
4. Mesofil kurang termodifikasi dibandingkan daun hijau, namun dapat
juga terdapat idioblas seperti sel berisi Kristal.
5. Sepal biasanya berwarna hijau dan berfotosintetis, sedangkan rambut
dan stomata pada sepal / petal.
6. Warna petal akibat kromoplas yang mengandung karotenoid dan
cairan vokuola yang mengandung flavonoid (antosianin) dan kondisi
pengubah PLI cairan vakuola.
7. Diding anti klimal dari epidermis petal dapat bergelombang / beralur
intrernal.
8. Dinding luar berbentuk korvelas / berupa popila. Pada popila tergetas,
lapisan kutikula tebal dan membentuk lipotan.

C. Benang Sari
Kebanyakan angiospermae memiliki kepala sari yang tertranpor angin
dengan 2 ruang sari (lokulus) dalam setiap cuping kepala sari jadi
berjumlah 4.
Filamen berstruktur sederhana terdapat sebuah berkas pengangkut yang

bersifat amfikribal di sepanjang filament dan berakhir pada korektivum.


Pada bunga Rhoeo discolor ditemukan rambut filament.
Diding antera terdiri dari bebarapa lapisal sel yang erupakan sel parietal
priner kecuali epidermis dua lapisan yang terpenting endotesium (di
bawah epidermis) dan tapetum (berbatasan dengan lokulus antera).
Pengerusan defferensial, ketika antera mematang memudahkan
terjadinya celah untuk menyebarkan serbuk sari. Untuk membuka antera
dimulai pada celah / stanium atau stomata yang tidak berfungsi.
Untuk membebaskan benang sari lewat stonium tumbuh dapat memiliki
pori disisi latera / di ujung cuping antera.
D. Serbuk Sari
Hasil mikroporogenesis adalah miksropora / butir serbuk sari, butir
dapat berupa bersimetri radial / bilateral pada diding di bagian yang
kurang kuat disebut aperatur, ada yang buat cporil dan memanjang kelpi.
Waktu serbuk sari berkecambah, tabung polen akan muncul melalui
apertur.
Diding butir sari terdiri dari dua lapisan uatama.
a. Intin yang lunak bagian dalam.
b. Eksin yang keras di sebelah luar.
Eksin terbagi menjadi 2 bagian yang tidak berlaku di sebelah dalam
(neksin) dan bagian yang menunjukkan pola lakukan di sebelah luart
(seksin).
E. Karpela
Pada bunga ditemukan satu helai karpel / lebih. Jika terdapat 2 karpel
atau lebih maka karpel dapat lepas dari yang lain (ginesium apokarp,

contoh bunga mawar). Karpel berlekatan dengan bermacam-macam


(genessium sinkarp, contoh tomat dan pepaya).
Dalam pembentukannya menjadi genedium. Karpel dianggap melipat
sepasang tepinya sehingga sisi adaksial di dalam ruang tertutup dan
tepinya saling melekat.
Pada ginesium sinkarp, ada dua cara pelekatan karpel, yaitu :
- Karpel pelekatan dengan kondisi terlipat
- Karpel pelekatan pada kondisi tidak terlipat.
Pada ginesium biasanya dapat dibedakan menjadi :
a. bagian bawah yang fertile yakni bakal buah (ovarium)
b. Bagian tengah yang fertile yakni tangkai putik / stilus. Dan bagian
paling ujung yaitu kepala putik/ stigma.
F. Bakal Buah
Bakal buah dibedakan dinding bakal buah dan ruang bakal buah.
Bakal biji terdapat pada daerah dinding bakal buah dalam (adaksial)
disebut plasenta.
Setiap karpel memiliki plasenta.
Plasenta ditemukan dari asalnya, dibedakan menjadi :
1. Plasenta marginal (tepi)
2. Plasenta laminar (agak jauh dari tepi)
3. Plasenta pariental : tejadi pada ginesium yang pelekatan karpelnya
secara marginal dan ada 1 ruang ginesium.
4. Plasenta sentral : jika sekat pemisah hilang, maka terjadi plesenta
ditengah.
G. Tangkai Dan Kepala Putik
Tangkai putik merupakan bagian karpel yang memanjang ke atas,

kearah distal.
Pada ginesium sinkarp, tangkai putik berasal dari semua karpel, yang
dapat bersatu atau dapat terpisah.
Stilus dapat berongga / padat. Banyak terdapat pada angiospermae.
Stilusnya padat dan jaringan tengah terspesialisai menjadi jaringan
transmisi yang memasok zat hara bagi tabung sari yang tumbuh
melaluinya. Ujung distal tangkai putik termodifikasi sehingga
menghasilkan lingkungan yang baik bagi pengecambahan butir sari.
H. Bakal Biji Dan Kantung Embrio
Setiap bakal biji atau ovulum melekat pada dinding ovarium dengan
adannya tangkai bakal biji atau funikulus yang mengandung sati berkas
pembuluh.
Bakal biji terdiri dari jaringan ditengah atau nuselus, dilingkari oleh
intergumen bermuara di pori disebut mikropil. Nuselus, intergumen dan
funikulus berhubungan disebut kalaza, terletak berhadapan dengan
mikropil. Tabung sari tumbuh melalui mikropil di saat fertilisasi.
Pembentukan megasfora melalui peristiwa sel induk megasfora disebut
megasforogenesis. Megasfora yang juga disebut kantung embrio akan
berkecambah dengan terjadinya mitosis pada intinya, yang akhirnya
memberikan kantung embrio dewasa yang berinti delapan.
Kantung embrio dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Kantong embrio monospora
Yang termasuk kelompok ini adalah kantung embrio yang dalam proses
megasporogenesis sporogen menghasilkan satu inti kantung embrio.
Terdiri dari 2 tipe :
a. Tipe polygorum dengan kantung embrio 8 inti.

Tipe ini mempunyai 4 megaspora yang berbada perkembangan, tetapi


hanya satu yang terjauh dari mikropil menjadi kantong embrio.
Contih : Nicotiana tabacum
b. Tipe ocnothera dengan kantong embrio 4 inti.
Tipe ini sporogem membelah mitosis 2 kali sehingga berbentuk 4 inti.
Tipe ini menghasilkan inti endosperm diploid, bukan triploid.
2. Kantong embrio bispora tipe allium.
Sel sporogen engalami pembelahan meiosis pertama dan menghasilkan 2
sel.
Contoh : Allium cepa dan Scilla.
3. Kantong embrio tetra spora tipe adoxa
Dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu :
a. Tipe adoxa
Contoh : Sambucus, Ulmus, Tulipa.
b. Tipe fritillaria

Tumbuhan berbunga
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
?

Tumbuhan berbunga
(Magnoliophyta)

Rentang fosil: Zaman Jurasik - Sekarang

bunga Magnolia virginiana

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:

Plantae
Magnoliophyta
Kelas

Magnoliopsida - Dikotil

Liliopsida - Monokotil

Tumbuhan berbunga atau Anthophyta ("tumbuhan bunga") atau Magnoliophyta ("tumbuhan


sekerabat dengan magnolia") adalah kelompok terbesar tumbuhan yang hidup di daratan. Namanya
diambil dari cirinya yang paling khas, yaitu menghasilkan organ reproduksi dalam bentuk bunga.
Bunga sebenarnya adalah modifikasi daun dan batang untuk mendukung sistem pembuahan
tertutup. Sistem pembuahan tertutup ini juga menjadi ciri khasnya yang lain, sehingga kelompok ini
dikenal pula sebagaiAngiospermae ("berbiji terbungkus/tertutup"). Ciri yang terakhir ini
membedakannya dari kelompok tumbuhan berbiji(Spermatophyta) yang lain: tumbuhan berbiji
terbuka (Gymnospermae).
Nama Angiospermae diambil dari penggabungan dua kata bahasa Yunani Kuno: (aggeion,
"penyangga" atau "pelindung") dan (sperma, bentuk jamak untuk "biji") yang diperkenalkan
oleh Paul Hermann pada tahun 1690. Dalam sebagian besar sistem taksonomi modern, kelompok
ini sekarang menempati takson sebagai divisio. Namun, Sistem klasifikasi APG II dan
pelanjutnya, Sistem klasifikasi APG III, yang berdasarkan pengelompokan filogeni versi APG,
tumbuhan berbunga ditempatkan dalam suatu klad yang tidak menempati suatu takson dan
dinamakan Angiospermae.
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Ciri-ciri khas

2 Klasifikasi
o

2.1 Pembagian internal (taksonomi)

3 Keanekaragaman jenis dan manfaat

Ciri-ciri khas[sunting | sunting sumber]


Tumbuhan berbunga dibedakan dari kelompok lain berdasarkan apomorfi (ciri-ciri terwariskan) yang
khas dikembangkan oleh kelompok ini. Kebanyakan ciri-ciri ini terletak pada bagian reproduktif.
Berikut adalah ciri-ciri tersebut:

Bunga

Bunga menjadi penciri yang paling nyata dan membedakannya dari kelompok tumbuhan berbiji yang
lain. Bunga membantu kelompok tumbuhan ini memperluas
kemampuanevolusi dan lungkang (ruang prasyarat hidup atau niche) ekologisnya sehingga
membuatnya sangat sesuai untuk hidup di daratan.

Benang sari

Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi serupa pada tumbuhan
berbiji terbuka (yaitu strobilus). Benang sari telah berevolusi untuk dapat beradaptasi
dengan penyerbuk dan untuk mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi ke arah ini juga memperluas
jangkauan ruang hidupnya.

Ukuran gametofit jantan sangat tereduksi

Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya terdiri dari tiga sel)
sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan, di saat serbuk sari mencapai organ
betina, dan pembuahan. Selang waktu normal antara kedua tahap tersebut biasanya 12-24 jam.
Pada Gymnospermae waktu yang diperlukan untuk hal tersebut dapat mencapai setahun.

Karpela menutup rapat bakal biji

Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal biji atau ovulum, sehingga mencegah pembuahan
yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol oleh putik untuk membuahi sel telur (ovum).
Setelah pembuahan, karpela dan beberapa jaringan di sekitarnya juga akan berkembang
menjadi buah. Buah berfungsi adaptif dengan melindungi biji dari perkecambahan yang tidak
diinginkan dan membantu proses penyebaran ke wilayah yang lebih luas.

Ukuran gametofit betina sangat tereduksi

Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat berkurang menjadi hanya
tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran yang mengecil ini membantu mempercepat
perkembangan hidup tumbuhan. Hanya kelompok Angiospermae yang memiliki
perilaku semusim dalam proses kehidupannya. Perilaku ini membuatnya sangat mudah menjelajah
lungkang yang jauh lebih luas.

Endosperma

Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang sangat mendukung
adaptasi karena melengkapi embrio atau kecambah dengan cadangan makanan dalam
perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga memperkuat daya serap biji akan hara yang
diperlukan tumbuhan muda dalam perkembangannya. dan

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]

Kecambah monokotil(kiri) dan dikotil.

Pada awalnya, nama Angiospermae dimaksudkan oleh Paul Hermann (1690) bagi seluruh
tumbuhan berbunga dengan biji yang terbungkus dalam kapsula, dan dipertentangkan dengan
Gymnospermae sebagai tumbuhan berbunga dengan buah achene atau berkarpela terbelah. Dalam
pengertiannya, keseluruhan buah atau bagiannya dianggap sebagai biji dan "terbuka". Kedua istilah
ini dipakai oleh Carolus Linnaeus dengan pengertian yang sama tetapi digunakan sebagai namanama dari kelas Didynamia.
Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-benar terbuka (tak
terlindung) pada sikas dan tumbuhan runjung, ia memberikan nama Gymnospermae bagi kedua
kelompok tumbuhan ini. Tahun 1851 Wilhelm Hofmeister menemukan perubahan-perubahan yang
terjadi pada kantung embrio dari tumbuhan berbunga (penyerbukan berganda). Hasil penemuan ini
menjadikan Gymnospermae sebagai kelas yang benar-benar berbeda dari dikotil, dan istilah
Angiospermae mulai diterapkan untuk semua tumbuhan berbiji yang bukan kedua kelompok yang
disebutkan Robert Brown. Pengertian terakhir inilah yang masih bertahan hingga sekarang.
Dalam sistem taksonomi modern, kelompok tumbuhan berbunga ditempatkan pada berbagai takson.
Selain Angiospermae, kelompok ini disebut juga dengan Anthophyta ("tumbuhan bunga"). Sistem
Wettstein dan Sistem Engler menempatkan Angiospermae pada tingkat subdivisio. Sistem
Reveal memasukkan semua tumbuhan berbunga dalam subdivisio Magnoliophytina, namun pada
edisi lanjut memisahkannya menjadiMagnoliopsida, Liliopsida, dan Rosopsida. Sistem
Takhtajan dan sistem Cronquist memasukkan kelompok ini ke dalam tingkat divisio dengan nama
Magnoliophyta. Sistem Dahlgren dan sistem Thorne (1992) menggunakan nama Magnoliopsida dan
meletakkannya pada tingkat kelas. Saat ini, sistem klasifikasi yang paling akhir, seperti sistem
APG (1998) dan sistem APG II (2003), tidak lagi menjadikannya sebagai satu kelompok takson
tersendiri melainkan sebagai suatu klade tanpa nama botani resmi dengan nama Angiospermae
(sistem ini menggunakan nama-nama bahasa Inggris atau diinggriskan untuk nama-nama tidak
resmi).

Pembagian internal (taksonomi)[sunting | sunting sumber]


Klasifikasi internal kelompok ini mengalami banyak perubahan. Sistem klasifikasi Cronquist (1981)
masih banyak dipakai tetapi mulai dipertanyakan keakuratannya dari sisifilogeni terutama karena
bertentangan dengan hasil-hasil penyelidikan molekular. Kesepakatan umum tentang bagaimana
tumbuhan berbunga dikelompokkan mulai tercapai sejak hasil "Angiosperm Phylogeny Group"
(APG) dikeluarkan pada tahun 1998 dan diperbaharui pada tahun 2003 sebagai Sistem klasifikasi
APG II.
Sistem klasifikasi Cronquist membagi tumbuhan berbunga menjadi dua
kelompok: Magnoliopsida dan Liliopsida. Nama pemeri lain yang diizinkan dalam Pasal

16 ICBN adalahDicotyledoneae (dikotil) dan Monocotyledoneae (monokotil) atas dasar sejarah dan
menunjukkan satu ciri cukup mudah untuk diamati meskipun tidak selalu demikian: tumbuhan dikotil
memiliki dua daun lembaga sedangkan tumbuhan monokotil memiliki satu daun lembaga.
Sistem APG, yang menggunakan konsep kladistika dan banyak memakai metode
pengelompokan statistika (clustering) serta memasukkan data-data molekular, mendapati bahwa
monokotil merupakan kelompok monofiletik atau holofiletik, dan menamakannya Monokotil (bentuk
jamak dari monocot), tetapi dikotil ternyata tidak demikian (disebut sebagai kelompok
bersifat parafiletik). Meskipun demikian terdapat kelompok besar dikotil yang monofiletik yang
dinamai Eudikotil atau tricolpates. Nama Eudikotil berarti "dikotil sejati" karena menunjukkan ciri-ciri
yang biasa dinyatakan sebagai ciri khas dikotil, seperti bunga dengan empat atau lima mahkota
bunga dan empat atau lima kelopak bunga. Sisa dari pemisahan ini, yang tetap parafiletik, biasa
dinamakan sebagai paleodicots (paleo- berarti "purba" atau "kuno") untuk kemudahan penyebutan.
Penyelidikan menggunakan filogeni yang menggunakan data-data molekular hingga sekarang telah
menemukan delapan kelompok utama pada tumbuhan berbunga,
yaituMonokotil, Eudikotil, Amborellaceae, Nymphaeales, Austrobaileyales, Chloranthales, Ceratophy
llales, dan magnoliids.

Keanekaragaman jenis dan manfaat[sunting | sunting sumber]

Berbagai bunga dalam slide

Jenis tumbuhan berbunga diperkirakan berkisar antara 250.000 hingga 400.000 yang dapat
dikelompokkan hingga paling sedikit 402 suku(berdasarkan taksiran dalam Sistem APG II). Sistem
APG 1998 menyatakan terdapat 462 suku. Monokotil mencakup sekitar 23% dari keseluruhan
spesies dan "dikotil sejati" (Eudikotil) mencakup 75% dari keseluruhan spesies.
Sepuluh besar suku tumbuhan menurut banyaknya jenis adalah sebagai berikut:
1. Asteraceae atau Compositae (suku kenikir-kenikiran): 23.600 jenis
2. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan): 21.950
3. Fabaceae atau Leguminosae (suku polong-polongan): 19.400
4. Rubiaceae (suku kopi-kopian): 13.183
5. Poaceae, Glumiflorae, atau Gramineae (suku rumput-rumputan): 10.035
6. Lamiaceae atau Labiatae (suku nilam-nilaman): 7.173
7. Euphorbiaceae (suku kastuba-kastubaan): 5.735

8. Cyperaceae (suku teki-tekian): 4.350


9. Malvaceae (suku kapas-kapasan): 4.225
10. Araceae (suku talas-talasan): 4.025
Orchidaceae, Poaceae, Cyperaceae dan Araceae adalah monokotil.
Kesepuluh suku di atas mencakup beragam jenis tumbuhan penting dalam kehidupan manusia, baik
dalam bidang pertanian, kehutanan maupun industri. Suku rumput-rumputan jelas merupakan suku
terpenting karena menghasilkan berbagai sumber energi pangan bagi manusia
dan ternak dari padi, gandum, jagung, jelai, haver, jewawut,tebu, serta sorgum. Suku polongpolongan menempati tempat terpenting kedua, sebagai sumber protein nabati dan sayuran utama
dan berbagai peran budaya lain (kayu, pewarna, dan racun). Suku nilam-nilaman beranggotakan
banyak tumbuhan penghasil minyak atsiri dan bahan obat-obatan.
Beberapa suku penting lainnya dalam kehidupan manusia adalah

Solanaceae (suku terong-terongan), sebagai sumber pangan penting terutama sayuran

Cucurbitaceae (suku labu-labuan), sebagai sumber sayuran penting

Brassicaceae atau Cruciferae (suku sawi-sawian), sebagai sumber sayuran dan minyak
pangan penting

Alliaceae (suku bawang-bawangan), sebagai sumber sayuran bumbu penting

Piperaceae (suku sirih-sirihan), sebagai sumber rempah-rempah penting.

Arecaceae atau Palmae (suku pinang-pinangan), sebagai pendukung kehidupan penting


masyarakat agraris daerah tropika

Rutaceae (suku jeruk-jerukan), Rosaceae (suku mawar-mawaran), dan Myrtaceae (suku


jambu-jambuan) banyak menghasilkan buah-buahan penting.

Tumbuhan berbunga juga menjadi pemasok sumberdaya alam dalam bentuk kayu, kertas, serat
(misalnya kapas, kapuk, henep, sisal, serat manila), obat-obatan (digitalis,kamfer), tumbuhan
hias (ruangan maupun terbuka), dan berbagai daftar panjang kegunaan lain

Anda mungkin juga menyukai