Anda di halaman 1dari 37

ASPEK ETIK DAN LEGAL DALAM

PELAYANAN DI IGD

Tim BTCLS
PPNI Kota Palembang

PENDAHULUAN
Instalasi Gawat Darurat (IGD)
merupakan unit pelayanan yang harus
ada di setiap RS (ps. 23 Permenkes
159b/1988)
Pasien umumnya gawat, dan seringkali
memerlukan tindakan darurat
Banyak dijumpai keadaan yang tidak
ideal untuk dilakukannya tindakan medis
banyak pengecualian hukum

Kondisi IGD menekan karena


Hilangnya waktu selama di
perjalanan ke RS
Jumlah pasien banyak
Banyak situasi yang sulit
dikendalikan
Ada banyak keadaan sulit:
pasien tak sadar, tak ada
keluarga, amnesia, pasien
tak bawa uang

Dasar hukum
Permenkes no. 159b/1988
tentang Rumah Sakit
Permenkes NO. 585/1989
tentang PTM
Permenkes No. 749a/1989
tentang Rekam Medis
UU No. 36 / 2009 tentang
Kesehatan
UU No. 246/2006 tentang
stadarisasi UGD

Instalasi Gawat Darurat


Bersama dengan Instalasi
Laboratorium dan Instalasi
Radiologi, IGD melekat
pada RS secara hukum
RS bertanggung jawab
penuh atas ketiga Instalasi
tersebut

Kewajiban RS
Reasonable care: keselamatan pasien,
fasilitas dan peralatan adekuat
Memilih dan mempertahankan
dokter/perawat yang kompeten
Mengawasi semua yang /perawat
berpraktek medis di RS
Membuat dan menjalankan peraturan
dan kebijakan yang adekuat untuk
menjamin kualitas pelayanan
kesehatan

Bidang tanggung jawab RS

TJ managemen
TJ hukum
TJ terhadap personalia
TJ terhadap mutu
pengobatan & perawatan
TJ terhadap sarana dan
prasarana
TJ terhadap keamanan
bangunan & perawatannya

1. TJ Manajemen
Management responsibility
(Accountability)
RS bertanggung jawab atas
semua permasalahan
manajemen di IGD,
khususnya yang berkaitan
dengan bidang etika dan
administrasi

2. TJ hukum
Jika ada pengaduan dan terbukti ada
kerugian pada pasien
RS secara hukum bertanggung
jawab atas kejadian di IGD, baik
yang timbul akibat:
Penyalahgunaan kekuasaan
Mismanagement
Malpraktek medis atau perawat

3. TJ terhadap personalia
RS bertanggung jawab atas semua
tindakan personalia RS yang
bekerja di IGD atas dasar adanya
hubungan majikan dan buruh
Berlaku doktrin vicarius liability,
respodeat superior, atau let the
Master answer yang bersifat
universal
Dasar hukum: 1367 KUHPerdata

4. TJ profesional thd mutu


pengobatan/perawatan
Duty of due care: RS harus menjamin
bahwa pelayanan yang dilakukan
dokter / perawat di IGD telah dilakukan
sesuai Standar Profesi
Untuk menjamin Quality of Care, maka
harus dibuat Hospital by Laws
RS harus bertanggungjawab jika Care
and Cure oleh petugas IGD dibawah
standar

5. TJ terhadap sarana dan


Prasarana
RS bertanggung jawab atas
pengadaan, keamanan dan
ketersediaan setiap saat
berbagai keperluan IGD,
yang meliputi:

Fasilitas dasar perhotelan


Fasilitas per RS an
Peralatan medis
Gas Medis, dsb

6.TJ terhadap keamanan


bangunan dan perawatannya
RS bertanggungjawab jika
ada kejadian yang berkaitan
dengan bangunan IGD,
misalnya bangunan roboh,
genteng jatuh, lantai licin, dsb
Di AS ada Occupiers Liability
Act
Indonesia: pasal 1369
KUHPerdata

Prinsip konsep emergensi


Penilaian GD pada awalnya adalah pada
pasien, keluarga atau orang lainnya yang
mengetahuinya kadaan itu pertama kali
Petugas medis menilai keadaan pasien
melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang menentukan apakah
keadaan tsb merupakan:
True emergency, atau
False emergency

GD versi pasien vs dokter


Adanya rasa sakit semata tidak
cukup memenuhi syarat
emergency, selama:
Tidak ada ancaman kesehatan atau
nyawa pasien
Pasien masih sadar dan masih bisa
memberikan keputusan
Keputusan gawat darurat pada
dasarnya merupakan KEPUTUSAN
MEDIS, dan bukan keputusan pasien

Contoh true emergency


Perdarahan masif
Henti jantung
Sesak napas atau
henti napas
Syok
Keracunan akut
Reaksi anafilaktik
Perdarahan epidural
akut

Bakteremia dan
toksemia akut
Luka tusuk tembus
pleura atau
perikardium
Ruptur viskus
abdomen
Psikosis akut

Miskomunikasi
Keadaan tidak emergensi, keluarga panik
(mis anak demam) dokter harus
menenangkan
Keadaan emergency, keluarga
menganggap ringan (mis nyeri dada pada
MCI) dokter harus menerangkan
gawatnya keadaan
Miskomunikasi tentang kegawatan bisa
memicu gugatan pasien

Emergency pra RS
Keadaan gawat darurat sebelum sampai ke
RS
Situasi menekan karena keluarga panik,
peralatan dan sarana terbatas
Yang menolong: awam atau tenaga medis
dari RS (pelayanan panggilan rumah)
Kecepatan dan ketepatan tindakan sangat
mempengaruhi survivabilitas pasien
Prinsip Good Samaritan Law

Tenaga medis di IGD


Tenaga kesehatan bertugas
menyelenggara kan atau melakukan
kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang
keahlian dan atau kewenangannya (ps. 50
UU 23/1992)
Pelaksanaan pengobatan dan atau
perawatan berdasarkan ilmu kedokteran /
keperawatan hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu (ps.
32(4) UU No. 23/1992)

Beban kerja
Tugas IGD berat: jumlah pasien relatif
banyak, sedang tenaga minim
Tenaga dokter hanya satu Dr umum, yang
di dalam jam kerja seringkali merangkap
sebagai:
Dokter jaga ruangan
Dokter ICU
Dokter kunjungan pasien luar RS

Tenaga kesehatan di IGD


Dokter IGD harus punya STR dan SIP.
Pelanggaran dapat dipidana penjara
maksimal 3 tahun atau denda Rp. 100
juta (ps. 75 dan 76 UU No. 29/2004)
sudah dijudicial review
Dokter harus dokter punya keahlian dan
kewenangan untuk melakukan pelayanan
kedokteran gawat darurat: pernah ikut
pelatihan ATLS, ACLS, kursus EKG, dsb
Diatur dalam Hospital by Laws

Pimpinan RS
Pimpinan sarana kesehatan yang
mempekerjakan dokter atau dokter gigi
tanpa SIP dapat dikenakan sanksi
pidana penjara maksimal 10 tahun
penjara atau denda 300 juta rupiah
sudah di JR
Terhadap RSnya dapat ditambahkan
dendanya sepertiga dan dilakukan
pencabutan izin. (ps 80 UU No.
29/2004)

Masalah papan nama dokter


RS wajib membuat dan memasang
Papan Nama dokter jaga IGD serta
dokter jaga on call di IGD.
Kelalaian tidak memasang papan nama
dapat dikenakan sanksi pidana
maksimal 1 tahun penjara atau denda
50 juta rupiah (ps 79 UU No. 29/2004)
sudah di JR

Triage
Untuk memilah kasus apakah
benar-benar kasus gawat
darurat (true emergency) atau
bukan, sebelum masuk IGD
pasien diperiksa oleh Triage
Idealnya petugas triage
adalah dokter, atau perawat
melalui standing order yang
diberikan oleh dokter

Keadaan khusus IGD


Banyak kejadian tak terduga
Menuntut penanganan langsung dan
segera
Untuk menyelamatkan jiwa atau kerusakan
permanen anggota tubuh
Semua petugas IGD wajib memberikan
pertolongan emergency sesegera
mungkin, meskipun tanpa PTM dan pasien
belum bisa membayar uang muka

Doktrin van der Mijn


Pada keadaan GD, pasien tidak sadar
dan tak ada keluarga/wali, dokter
mengambil alih tanggung jawab pasien
dan melakukan pertolongan.
Tanggungjawab dikembalikan kepada
pasien setelah pasien sadar kembali
Dasar: Zaakwarneming, pasal 1354
KUHPer

Ps. 11 Permenkes No.


585/1989:
Dalam keadaan gawat
darurat dimana harus
dilakukan tindakan medis
pada pasien yang tidak
sadar dan tidak didampingi
keluarga, tidak perlu
persetujuan dari siapapun
Valid consent: tidak ada
waktu untuk memberikan
informasi detil dalam
keadaan emergency

Dokter jaga IGD on call


Pada umumnya yang jaga di
IGD adalah dr. umum,
sedang dr Sp hanya jaga on
call
Dokter jaga on call WAJIB
datang, jika ada pasien GD
dikonsultasikan kepadanya
karena ia harus datang dan
memeriksa pasien secara
langsung

Kewajiban merujuk pasien


Jika diperlukan harus dilakukan rujukan ke
RS atau dokter lain
Tak boleh merujuk kalau RS mampu dan
peralatan cukup.
Sebaliknya, tidak boleh tanpa ada alasan
yang kuat menunda pertolongan untuk
merujuk pasien ke dokter lain. Pasien dirujuk
setelah kegawatan tertanggulangi. Pasien
dimonitor selama pemindahan

Pasien tidak mampu


Setiap RS wajib memberikan
pertolongan GD pada setiap pasien
yang datang
Setelah pertolongan emergency
selesai, dan ternyata pasien tak
mampu membayar uang muka RS
swasta tidak dapat dipersalahkan jika
merujuk pasien ke RS Pemerintah

Ketersediaan peralatan
RS wajib menyediakan,
menjamin keamanan serta
ketersediaan setiap saat
peralatan untuk keadaan
gawat darurat
RS lalai jika di IGD tidak
tersedia peralatan darurat:
EKG, endotracheal tube

Masalah rahasia kedokteran


Setiap dokter dan tenaga medis lainnya
wajib menyimpan rahasia pasien dari
pihak ketiga: baik secara langsung
maupun via pmbukaan RM
Pembukaan rahasia kedokteran
dengan sengaja diancam hukuman
pidana 9 bulan penjara (ps. 322
KUHP)

Pembukaan rahasia kedokteran


Rahasia kedokteran hanya dapat
dibuka tanpa adanya sanksi hukum,
jika dilakukan:
Untuk kepentingan kesehatan pasien
Permintaan penegak hukum
Permintaan pasien sendiri
Ketentuan perundang-undangan

Masalah Rekam Medis


Setiap tenaga kesehatan wajib
membuat RM
RM harus segera dibuat, diberi nama,
waktu dan ditandatangani
Tidak membuat RM dikenakan sanksi
pidana maksimal 1 tahun atau denda
Rp. 50 juta (ps. 79 UU No. 29/2004)
sudah di JR

Pembiayaan pelayanan GD
Pelayanan GD di IGD merupakan private
good pasien yang harus membayar:
secara pribadi atau via asuransi
Meskipun demikian, setiap dokter harus
melakukan kendali biaya dan kendali mutu.
Dalam rangka pengawasan dapat dilakukan
AUDIT MEDIS terhadap pelayanan dokter
di IGD

Penutup
Pelayanan medis di IGD pada prinsipnya
sama dengan pelayanan di Instalasi lainnya
di dalam RS
Berbagai situasi khusus di IGD membuat
perlu adanya penyimpangan terhadap
beberapa prinsip dan doktrin hukum
Secara perdata RS / pimpinan RS
bertanggung jawab atas segala
permasalahan (sengketa hukum) yang terjadi
di IGD

Terima kasih
salam profesional
Selamat bekerja

Anda mungkin juga menyukai