Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jasa asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan
perlindungan pada masyarakat apabila terjadi risiko di masa mendatang.
Apabila risiko terjadi maka ganti rugi akan dibayar sesuai dengan perjanjian
antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat
dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional,
para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang
dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga
dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi
apabila ada salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau
meninggal dunia.
Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Berbagai jasa asuransi berlomba-lomba
menawarkan program asuransi baik bagi masyarakat maupun perusahaan.
Seiring dengan perkembangan berbagai program syariah yang telah diusung
oleh lembaga keuangan lain, banyak jasa asuransi yang saat ini juga
menawarkan program asuransi syariah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari asuransi?
2. Apa saja manfaat asuransi?
3. Apa pengertian dari asuransi syariah?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat :
1. Mengetahui pengertian dan manfaat asuransi.
2. Mengetahui tentang asuransi syariah beserta kelebihan/ kekurangannya
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada para pembaca berupa :
1. Pengetahuan mengenai seluk beluk asuransi.
2. Pemahaman mengenai asuransi syariah.

BAB II
ASURANSI
A. Pengertian Asuransi
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan,
sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara
finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan
penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi
seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan
pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti
polis yang menjamin perlindungan tersebut.. Berikut adalah beberapa definisi
asuransi menurut beberapa sumber :
1. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 246
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana
sesorang penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung,

dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya


karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu.
2. Menurut Undang-undang No. 2 Th. 1992 tentang Usaha Perasuransian
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan.
3. Menurut Paham Ekonomi
Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi
dapat dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk membiayai
pembangunan,

disamping

bermanfaat

bagi

masyarakat

yang

berpartisipasi dalam bisnis asuransi, serta asuransi bertujuan memberikan


perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan (financial loss), yang
ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya (fortuitious
event).
B. Manfaat Asuransi
Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara
lain:
1. Membantu mengelola keuangan
2. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang
diderita nasabah
3. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan
pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang
memakan banyak tenaga, waktu dan biaya.
4. Transfer Resiko; Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang
atau perusahaan dapat memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta
bendanya (resiko) ke perusahaan asuransi.

5. Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang


jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian
yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti.
6. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank
memerlukan jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh
peminjam uang.
7. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi
akan dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku
untuk asuransi jiwa.
8. Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia
tidak dapat berfungsi (bekerja)
C. Risiko dan Ketidakpastian
Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri
perasuransian diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial atau
kemungkinan terjadinya kerugian. Berikut ini adalah jenis-jenis risiko:
1. Risiko murni
Adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan
kerugian dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan
tidak juga memberikan keuntungan.
2. Risiko spekulatif
Adalah risiko yang berkaitang dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dam kemungkinan untuk
mendapat kerugian.
3. Risiko individu
Adalah risiko yang kemungkinan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Risiko individu ini masih dipilah menjadi 3 jenis :
a. Risiko pribadi (personal risk)
Adalah risiko yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
memperoleh manfaat ekonomi. Atau dengan kata lain risiko ini
berfungsi untuk menanggung dirinya sendiri atau orang yang ia
asuransikan.
b. Resiko harta (property risk)
Adalah risiko yang ditanggungkan atas harta yang dimilikinya rusak,
hilang atau dicuri. Dengan kerusakan atau kehilangan tersebut,

pemilik akan kehilangan kesempatan ekonomi yang diperoleh dari


harta yang dimilikinya.
c. Risiko tanggung gugat (liability risk)
Adalah risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung
jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain. Misalkan, pemberian
asuransi oleh mandor bangunan kepada para pekerjanya.
Risiko

yang

dihadapi

perlu

ditangani

dengan

baik

untuk

mempertimbangkan kehidupan perekonomian di masa mendatang. Dalam


menangani risiko tersebut minimal ada lima cara yang dapat dilakukan, antara
lain:
1. Menghindari risiko (risk avoidance)
Dapat dilaksanakan dengan cara mempertimbangkan risiko yang
mungkin timbul sebelum kita melakukan aktivitas-aktivitas. Setelah
mengetahui risiko yang mungkin timbul kit bisa menetukan apakah
aktivitas tersebut bisa kita lanjutkan atau kita hentikan.
2. Mengurangi risiko (risk reduction)
Tindakan ini hanya bersifat meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
3. Menahan risiko (risk retention)
Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut.
Risiko tersebut dapat ditahan karena secara ekonomis biasanya
melibatkan jumlah yang kecil. Bahkan kadang-kadang orang tidak sadar
akan usaha menahan risiko ini.
4. Membagi risiko (risk sharing)
Tindakan ini melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko.
5. Mentransfer risiko (risk transferring)
Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia
serta mampu memikul beban risiko.
D. Prinsip Asuransi
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu
insurable interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation
dan contribution.
1. Insurable Interest
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan,
antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.

2. Utmost good faith


Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua
fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan
diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung
harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang
luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus
memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau
kepentingan yang dipertanggungkan.
3. Proximate cause
Adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian
kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu
yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
4. Indemnity
Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi
keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD
pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).
5. Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim
dibayar.
6. Contribution
Sedangkan adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya
yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya
terhadap tertanggung untuk
E. Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihakpihak yang mengadakan perjanjian asuransi. Dengan adanya polis asuransi
perjanjian antara kedua belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum.
Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Nomor polis
2. Nama dan alamat tertanggung
3. Uraian risiko
4. Jumlah pertanggungan
5. Jangka waktu pertanggungan
6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain
7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan

8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan


nomor polisi, nomor rangka, dan nomor mesin kendaraan.
F. Premi Asuransi
Premi asuransi adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh seorang
pemegang polis kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan adanya
perjanjian pertanggungan yang dituangkan dalam polis asuransi.
Nasabah dapat menentukan jumlah premi yang akan dibayarkan sesuai
dengan kemampuannya. Nasabah juga dapat menentukan sendiri jumlah uang
pertanggungan yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya. Besar kecilnya
uang pertanggungan akan mempengaruhi besarnya biaya asuransi yang akan
dikenakan dan akan mempengaruhi manfaat tambahan yang dapat diambil.
Semakin besar uang pertanggungan akan memperkecil manfaat tambahan
yang dapat diambil. Di sinilah peran seorang agen asuransi untuk membuat
ilustrasi manfaat asuransi dengan seimbang.
G. Penggolongan Asuransi
1. Menurut Sifat Pelaksanaannya
a. Asuransi sukarela
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan
semata-mata dilakukan atas kesadaran seseorang akan kemungkinan
terjadinya risiko kerugian atas sesuatu yang dipertanggungkan.
Misalnya asuransi kecelakan, asuransi kebakaran, asuransi kendaraan
bermotor, dan sebagainya.
b. Asuransi wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak
terkait yang pelakasanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah. Misalnya
asuransi tenaga kerja.
2. Menurut Jenis Usaha Perasuransian
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha
perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis :
a. Usaha Asuransi
1) Asuransi kerugian
Yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan
risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab

hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yag tidak
pasti.
2) Asuransi jiwa (life insurance)
Adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam
penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau
meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa
memberikan:
a) Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan.
b) Santunan bagi tertanggung yang meninggal
c) Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh
meninggalnya orang kunci
d) Penghimpunan dana untuk persiapan pension
Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi 3,
yaitu :
a) Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance)
Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai
tertentu dengan premi yang dibayar secara periodik (bulanan,
triwulanan, semesteran, dan tahunan).
b) Asuransi jiwa kelompok (group life insurance)
Asuransi jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan
medis atas suatu kelompok orang di bawah satu polis induk di
mana masing-masing anggota kelompok menerima sertifikat
partisipasi.
c) Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance)
Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal
tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan
di rumah pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent.
3) Reasuransi (reinsurance)
Adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang
dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah
suatu system penyebaran risiko dimana penanggung menyebarkan
seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada
penanggung yang lain. Fungsi reasuransi adalah :
a) Meningkatkan kapasitas akseptasi.
b) Alat penyebaran risiko.
c) Meningkatkan stabilitas usaha.
d) Meningkatkan kepercayaan.

b. Usaha Penunjang
1) Pialang asuransi

adalah

usaha

yang

memberikan

jasa

keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan


penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk
kepentingan tertanggung.
2) Pialang reasuransi adalah

usaha

yang

memberikan

jasa

keperantaraan dalam penetapan reasuransi dan penanganan ganti


rugi reasuransi dewan bertindak untuk kepentingan perusahaan
asuransi.
3) Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa
penilaian

terhadap

kerugian

pada

objek

asuransi

yang

dipertanggungkan.
4) Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultan
aktuaria.
5) Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan
dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama
penanggung.
3. Menurut The Chartered Insurance Institute London
a. Asuransi kerugian (property insurance)
Merupakan pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta
benda yang memiliki risiko. Jenisnya ada :
1) Asuransi kebakaran (fire insurance)
2) Asuransi pengangkutan (marine insurance)
3) Asuransi penerbangan (flight insurance)
4) Asuransi kecelakaan (accident insurance)
b. Asuransi tanggung gugat (liability insurance)
Adalah asuransi untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian
yang timbul dari gugatan pihak ketiga karena kelalaian tertanggung.
c. Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa terdiri atas :
1) Asuransi kecelakaan
2) Asuransi jiwa
3) Anuitas
4) Asuransi industri
d. Asuransi kerugian (general insurance)
e. Reasuransi (reinsurance)
H. Pengaturan Perasuransian di Indonesia

Berikut merupakan peraturan perundangan yang digunakan sebagai


dasar acuan pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di
Indonesia saat ini :
1. UU no.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian
2. PP no.73 tahun 1002 tentang usaha perasuransian
3. Keputusan menteri keuangan, antara lain:
a. Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang
Perizinan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi
b. No.224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Kesehatan
Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi
c. No.225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari

1993

tentang

Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asurasni dan Reasuransi


d. No.226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan
dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha
Asuransi
I. Perizinan Pendirian Perusahaan Asuransi
Pemberian izin oleh Menteri Keuangan

bagi

perusahaan

perasuransian menurut PP Nomor 73 Tahun 1992 dilakukan dalam dua tahap,


yaitu:
1. Persetujuan Prinsip
Adalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian
suatu perusahaan yang bergerak di bidang perasuransian, dimana batas
waktu persetujuan prinsip dibatasi selama-lamanya satu tahun.
2. Izin usaha
Adalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah perisiapan
pendirian selesai, dimana izin usaha diberikan setelah persyaratan izin
usaha telah dipenuhi.
J. Asuransi Kredit
Asuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan
terutama di bidang perkreditan yang selalu dikaitkan dengan jaminan kredit
berupa barang bergerak dan tidak bergerak yang sewaktu-waktu dapat
tertimpa risiko yang dapat mengakibatkan kerugian bagi pemilik barang dan
bank sebagai pemberi kredit.
Kredit adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pemberi kepada
nasabahnya. Untuk melindungi diri dari kemungkinan nasabah yang tidak

10

dapat mengembalikan kredit, pemberi kredit menutup asuransi atas kredit


tersebut. Dalam asuransi kredit, yang menjadi pihak tertanggung adalah
pemberi kredit (bank dan/atau lembaga keuangan) dan yang ditanggung oleh
penanggung adalah risiko kredit di mana tidak diperolehnya kembali kredit
kepada para nasabahnya (yang umumnya terdiri atas para pengusaha).
Asuransi kredit bertujuan :
1. Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak diperolehnya kembali
kredit yang diberikan kepada para nasabahnya.
2. Membantu kegiatan, pengarahan, dan keamanan perkreditan baik kredit
perbankan maupun kredit lainnya diluar perbankan.
Dengan adanya asuransi kredit ini bank terdorong untuk lebih giat
membantu

para

nasabahnya

dalam

menyediakan

modal

untuk

mengembangkan usahanya. Pengelolaan asuransi kredit di Indonesia


dipercayakan oleh pemerintah kepada PT Asuransi Kredit Indonesia (PT
Askrindo) yang berkantor pusat di Jakarta, di mana yang menjadi tertanggung
adalah bank-bank pemerintah, bank-bank swasta, dan lembaga-lembaga
keuangan lainnya. Sebagai imbalan atas jaminan yang diberikan oleh PT
Askrindo, bank membayar premi atas kredit yang ditanggung. Premi tersebut
menjadi beban bank, tetapi dalam praktik, ada juga bank yang membebankan
premi tersebut kepada nasabahnya yang memperoleh kredit. Walaupun begitu,
yang menjadi tertanggung bukan nasabahnya, tetapi bank pemberi kredit.
K. Pengertian Asuransi Syariah
Definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional adalah
usaha untuk saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang
melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru' yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko/ bahaya tertentu melalui akad yang
sesuai dengan syariah.
Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para partisipan/
anggota/ peserta mendonasikan/ menghibahkan sebagian atau seluruh
kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi musibah
yang dialami oleh sebagian partisipan/ anggota/ peserta. Peranan perusahaan

11

disini hanya sebatas pengelolaan operasional perusahaan asuransi serta


investasi dari dana-dana/ kontribusi yang diterima/ dilimpahkan kepada
perusahaan.
Asuransi syari'ah disebut juga dengan asuransi ta'awun yang artinya
tolong menolong atau saling membantu. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa Asuransi ta'awun prinsip dasarnya adalah dasar syariat yang saling
toleran terhadap sesama manusia untuk menjalin kebersamaan dalam
meringankan bencana yang dialami peserta. Prinsip ini sesuai dengan firman
Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 2, yang artinya : "Dan saling tolong
menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan jangan saling tolong
menolong dalam dosa dan permusuhan"
L. Dasar Hukum Islam terkait Asuransi Syariah
1. Surat Yusuf :43-49 Allah menggambarkan contoh usaha manusia
membentuk sistem proteksi menghadapi kemungkinan yang buruk di
masa depan.
2. Surat Al-Baqarah :188 Firman Allah ...dan janganlah kalian memakan
harta di antara kamu sekalian dengan jalan yang bathil, dan janganlah
kalian bawa urusan harta itu kepada hakim yang dengan maksud kalian
hendak memakan sebagian harta orang lain dengan jalan dosa, padahal
kamu tahu (al:Baqarah:188)
3. Al Hasyr:18 Artinya :Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah
kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuat untuk hari esok (masa depan) dan bertaqwalah kamu kepada
Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang engkau
kerjakan.
M. Prinsip Asuransi Syariah
1. Dibangun atas dasar kerjasama (taawun).
2. Asuransi syariat tidak bersifat muawadhoh, tetapi tabarru atau
mudhorobah.Sumbangan (tabarru) sama dengan hibah (pemberian) oleh

12

karena itu haram hukumnya ditarik kembali. Kalau terjadi peritiwa, maka
diselesaikan menurut syariat.
3. Setiap anggota yang menyetor uangnya menurut jumlah yang telah
ditentukan harus disertai dengan niat membantu demi menegakkan
prinsip ukhuwah.
4. Tidak dibenarkan seseorang menyetorkan sejumlah kecil uangnya dengan
tujuan supaya ia mendapat imbalan yang berlipat bila terkena suatu
musibah. Akan tetapi ia diberi uang jamaah sebagai ganti atas kerugian
itu menurut ijin yang diberikan oleh jamaah.
5. Apabila uang itu akan dikembangkan maka harus dijalankan menurut
aturan syari.

N. Kelebihan dan Kekurangan Asuransi Syariah


Kelebihan asuransi syariah :
1. Transparansi Pengelolaan Dana Peserta
Asuransi syariah dengan perjanjian di awal yang jelas dan transparan
serta aqad yang sesuai syariah, dana tabarru akan dikelola secara
profesional oleh perusahaan asuransi syariah melalui investasi syari
dengan berlandaskan prinsip syariah.
2. Pengelolaan Dana Peserta secara Islami dengan menghindarkan Riba
(Bunga),Maisir (Judi) dan Gharar (Ketidakjelasan)
Asuransi Syariah menghindarkan dari fungsi asuransi konvensional yang
mengandung Riba (Bunga) Maisir (Judi) dan Gharar (Ketidakjelasan).
Dana Tabarru akan dipergunakan untuk menghadapi dan mengantisipasi
terjadinya musibah/bencana/klaim yang terjadi diantara peserta asuransi.
Melalui asuransi syariah, dapat mempersiapkan diri secara finansial
dengan tetap mempertahankan prinsip-prinsip transaksi yang sesuai
dengan fiqh Islam. Jadi tidak ada keraguan untuk berasuransi syariah.
Kekurangan asuransi syariah :
1. Asuransi syariah tidak bisa menginvestasikan dana yang terkumpul
kedalam semua bentuk investasi (semabarang bentuk) harus sesuai
persetujuan Dewan Pengawas Syariah pengawasan ini agaknya kurang
bisa membuat keluasaan perusahaan dalam mencari keuntungan, yang

13

mana ini mengakibatkan keuntungan asuransi akan terbatas hanya pada


sebagian bidang saja, dan tentunya keuntungan pun kurang maksimal.
2. Masih banyak masyarkat yang melirik kepada asuransi konvensional dari
pada asuransi syariah.
3. Asuransi syariah di Indonesia

baru muncul setelah Asuransi

konvensional, yang mana ini menjadi fenomona tersendiri dari


pandangan masyarakat bahwa asuransi syariah itu hanya plagiatan dari
asuransi konvensional.
4. Di asuransi syariah tidak semua bisa di asuransikan. Ini akan
mengurangi jumlah peserta asuransi yang mana ada suatu pernyataan
bahwa semakin banyak peserta asuransi maka akan semakin banyak pula
keuntungan yang akan didapatkan oleh perusahaan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut UU no.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi
atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkn diri kepada tertanggung, dengan
menerima

premi

asuransi,

untuk

memberikan

penggantian

kepada

tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang


diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

14

Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak


tertanggung, antara lain dapat memberikan rasa aman dan perlindungan,
sebagai pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, polis asuransi
dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit, sebagai tabungan dan
sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat membantu
meningkatkan kegiatan usaha.
Seiring perkembangan program syariah di berbagai lembaga
keuangan, dalam usaha perasuransian pun juga terdapat asuransi syariah.
Asuransi syariah merupakan sebuah sistem dimana para partisipan/ anggota/
peserta mendonasikan/ menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang
akan digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami
oleh sebagian partisipan/ anggota/ peserta. Peranan perusahaan disini hanya
sebatas pengelolaan operasional perusahaan asuransi serta investasi dari danadana/ kontribusi yang diterima/ dilimpahkan kepada perusahaan.

B. Saran
1. Sebaiknya masyarakat mengikuti program asuransi, karena program ini
memiliki banyak manfaat bagi pihak tertanggung, seperti yang telah kami
uraikan dalam materi makalah ini.
2. Bagi masyarakat muslim, asuransi syariah dapat dijadikan alternatif
pilihan proteksi yang menawarkan program asuransi sesuai syariat Islam.

15

DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=1626
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Jakarta : Salemba Empat.
http://istianursholihah.blogspot.com/2014/06/asuransi-syariah-kelebihan-dan.html

16

Anda mungkin juga menyukai