Anda di halaman 1dari 23

Pesan dari Impian

Karya: Taufiq Hidayat

Kutulis impian di atas batu karang


Jatuhlah batu karang di dasar laut diterjang ombak
Terombang ambing mencoba melawan alam
Terdampar di dekat pulau
Pulau Impian kata orang
Tibalah seorang anak
Dibawalah batu itu ke paduka istana
Hai Raja bacalah ini
Tulisan di atas batu yang datang dari negri sebrang
Dalam hati akan ku apakan lebih baik disirnakan saja
Impian biarlah menjadi impian
rakyatku sudah makmur negriku kaya loh jinawi
Seketika anak kecil itu murka
Rajaku, Tuanku hancurlah negrimu
Hatimu seperti karang yang kubawa
Tetap kucoba, mengajak insan yang punya hati
temukan nyatakan impian ini
Cepat jangan lambat jika ingin segera mendambakan datangnya kesejukan layak padang
oase

Doa Untukmu Pak


Karya: Taufiq Hidayat

Semoga lekas sembuh dari sakitmu


Doa anak trotoar untuk mereka yang bersafari yang terlalu lama menikmati empuknya
kefanaan
Kami hanya ingin bisa membaca agar kami tak dibodohi dunia
Kami hanya ingin bisa menulis agar bisa berkirim surat denganmu mengomentari
twittermu menyukai instagrammu
Kami tidaklah bodoh hanyalah belum bersuara
Hanya ingin bisa makan bersama bukan hanya kau saja
Hanya ingin melihat senyum bukan melihat senyummu ketika majang di pinggir jalan
Hanya ingin malam tidaklah cepat berlalu karena pagi pasti bertemu denganmu di pinggir
lampu merah
Hanya ingin terus bermimpi sebab mimpi yang mengenyangkan kita
Semoga lekas sembuh ya, Pak
Jangan terlalu lama sakitmu
Cepat selesaikan studi bandingmu
Bawakan kami oleh oleh berupa senyuman untuk negeri ini

Hujan untuk Hati


Karya: Taufiq Hidayat

Hujan sedang turun membasahi raga yang mungkin mati


Benar, mati
Sebab hati sedang studi banding menuju negeri Kahyangan
Dimana rajanya menguasai Kahyangan dan Mayapada
Hati yang berkelana berjalan dan menari nari layaknya wanita yang terbuai rayuan
Rayuan pria yang menawarkan sejuta kefanaan ataukah mungkin hati terlalu sulit mencari
objek penelitian sebagai tugas akhir profesor
Ataukah hati sudah terbuai nikmatnya Kahyangan hingga lupa kesengsaraan di Mayapada
Jika tak kembali raga ini tetap mati
Sekalipun seabad hujan turun membasahinya hingga Jakarta menjadi samudra
Sidoarjo menjadi adonan lumpur, adonan lumpur yang dibuat kepala proyek yang
sekarang sedang mencalonkan diri menjadi presiden dari partai pohon
Sekalipun hujan membasahi Mayapada, partai pohon tetaplah partai bukan pohon
Ya benar, jika ingin raga ini hidup satukan ketiga elemen inti yakni hati, cinta dan kasih
yang kesemuanya perwujudan kasih sejati dari Sang Ilahi berupa air
Air kehidupan untuk Mayapada
Air kehidupan yang kebenarannya hakiki
Ucapku dalam doa
Kembalilah hati bawa cinta kasih untuk raga yang mati ini

Jangan Kemarau
Karya: Taufiq Hidayat

Aku adalah kemarau


Yang hadir kala hati tak lagi dipenuhi cinta
Kala raga tak lagi diselimuti hangatnya kasih cinta
Cinta dan air itu sama
Mengalir dalam sukma menyejukkan jiwa tiap insan
Mencipta pelangi rupa rupa berparas anggun tujuh warna
Cinta anugerah Ilahi
Semua tercipta bermuasal dari cinta
Tidaklah pantas engkau membendung cinta
Sebab kala cinta tak lagi membasahi nurani
Kemaraulah engkau
Sebarkanlah cinta layaknya air teguh mengalir walau karang tak henti
menghadang
Meski kadang terbendung dalam lautan keserakahan
Meski kadang kemarau menghentikan langkahmu
Bawalah mereka yang tak lagi peduli akan kejernihan hati
Ke laut lepas biarkan ombak yang menghanyutkan

Jagalah cintamu tetap abadi

Jangan biarkan kemarau bersarang dalam jiwa


Dengan cinta engkau hidup
Tanpa cinta engkau bagai gurun tandus tak beroase

Hilangnya senyum Penari Pendet


Karya: Taufiq Hidayat

Apa yang terjadi pada negeri dewa dewi


Tak kulihat lagi senyum penari pendet
Yang kulihat malah senyum penari balet
Tak kudengar lagi alunan gamelan
Yang kudengar suara gitar yang mengusik hati di malam santai Pantai Kuta
Dimana senyum penari pendet ?
Apakah dia tak lagi bisa tersenyum ?
Apakah dia lupa caranya tersenyum ?
Apakah guru senantiasa melarang tersenyum disaat menari ?
Atau mungkin senyum bukan lagi milik penari pendet
Lalu milik siapa senyum itu ?
Mengapa penari balet senantiasa tersenyum
Mungkin karena bisa makan setiap hari
Maka jangan heran jikalau penari pendet melirik lirik tajam seakan marah pada
penonton
Wahai Dewa bangunlah dari tidurmu
Wahai Dewi berhentilah bergosip
Ayo kembalikan senyum penari pendet !

Untukmu
Karya: Taufiq Hidayat

Sebuah kata maaf untuk bidadariku


Hadirnya bintang di tengah siang pada musim kemarau di padang tandus
Mampu mendatangkan imajinasi
Senyum dan tatap mentari bangunkan aku di tidurku yang panjang
Datangkan kembali nyanyian lugu bidadari diiringi melodi jalanan
Bersama bentang sayap putihmu ku mampu memeluk surga dan membawaku pergi dari
lembah neraka
Bukanlah kau jika tak bisa tertawa mengalahkan kerasnya guntur
Aku mampu mengatakan 1001 kata pujaan itu hanya bersamamu
Tetaplah berdiri dengan anggunnya laksana gunung, dan aku terus berusaha menangkap
tanda di puncak serta berteriak aku cinta padamu selantangnya

Aku Sayang Kamu


Karya: Taufiq Hidayat

Jika kau terbangun dan membaca tulisan ini maka akan tahu arti jariku menyentuh
keningmu yang polos
Cinta bukanlah pengorbanan
Namun rasa saling menghargai dan mengerti
Bukanlah jalan ini
Cepatlah sadar
Namun jika kau terus tersenyum dalam kepalsuan, maka kau akan sakit
Sadarlah, kau sudah korbankan banyak
Kau salah
Bukan nafsu
Kau cepat sadar
Namun aku tetap mencintaimu walau dengan cara seperti ini

Untuk Kau
Karya: Taufiq Hidayat

Anggaplah sebuah gurauan


Dimana aku tak seberani singa
Kurangkai arti yang tak begitu pantas untuk disampaikan
Untuk kau
Singkat dalam sebuah senyum kau mampu hilang dalam candamu, tatap matamu
dianggap aku bodoh
Aku gila
Aku hampa
Tak bisa aku berikan cinta dan kasih sayang jika tak ada di sisi
Ini bukan ungkapan hati maupun puisi
Namun ini kata nurani pesan untukmu
Kau memang bintang
Bersinar dengan keangkuhan beserta anggunmu
Pantas aku terpukau
Rasa kagum penuh harap
Rasa serakah ingin memeluk
Rasa dari semua emosi
Emosi penuh kehangatan
Bukanlah kau jika tak bisa membunuh orang yang menulis ini
Ijinkan seorang yang penuh rasa kagum ini bisa menjadi impian di hati kau

Jejak Kaki di Kota Malam


Karya: Taufiq Hidayat

Laju sebuah kereta tak bisa dihentikan


Menyusuri kota lama dengan tangan genggam gulali
Semerbak aroma percintaan menyeruak seluruh kota
Tak akan bisa dihancurkan
Senyum seorang gadis di tugu yang dipentaskan malam
Sungguh sulit untuk melukis jika tinta cinta ini tak ada kuas
Jejak kaki yang tertinggal biar yang menjadi saksi, simpan dalam lemari
Kisah ini kelak akan kubuka kembali

Jalan Menuju Imajinasi


Karya: Taufiq Hidayat

Mata yang tersembunyi dalam bayangan kabut


Tak ada suara yang akan menuntunku menuju goa
Goa yang kuimpikan penuh dengan buah maupun madu
Tak semudah menggapai cahaya bintang
Sebuah langkah pasti
Tangan yang menggenggam hati
Percaya akan imajinasi dan itu tak lagi ilusi
Aku akan membawamu ke dalam goa itu
Kata yang terucap
Pegang hatiku serta doa yang akan menuntun

Pesta
Karya: Taufiq Hidayat

Bersatu dalam indahnya perbedaan


Kita anak laut yang sedang berlayar
Butuh nahkoda untuk memimpin pelayaran
Apa yang kita butuh bukanlah nahkoda yang terlalu
Hanya nahkoda yang sederhana dengan jiwa petualang
Berani berkata sesuai tindakan
Maka jadikan momen ini sebagai tindakan kita yang berguna
Ayo satukan hati dan jiwa
Bersatu dalam satu kapal untuk satu tujuan pelayaran dengan nahkoda yang berani tak
pantang karena ombak badai

Cinta itu Apa


Karya: Taufiq Hidayat

Tangis , mringis itu bernama tawa


Bagian derita cinta
Tak ada beda samar semu
Seperti gurun panas nampak segelas susu
Akan mati kaku jika otak membisu
Serta membatu menjadi keras mengeras
Lalu hancur lebur
Apa itu cinta yang kau mau
Tersembunyi duka dalam tawa
Ya benar sandiwara tawa yang berlakon cinta rama sita
Namun bukan itu yang ingin kalian dengar 1kata itu bernama cinta
Derita dunia yang tersimpan dalam tawa
Apa kalian bisa lagi tertawa
Goresan goresan insan yang hingga kini dikenal jadi karangan yang tak
sedikitpun menceritakan pedihnya jalanan
Hanya mengisahkan indahnya kerajaan dengan ornamen keangkuhan
Rajanya saling berhias permata
Kalau mau menyalahkan siapa yang salah?
Dunia atau wanita

Sama tak ada beda dunia dan wanita sumber petaka


Terlukis luka dalam tawa
Maka susah tak lagi ada
Susah inilah resah berteman dengan duka
Bermusuh dengan nyata
Hampa nyata sama
Yang beda hanya cinta
Cinta pahit sepahit senyum di pinggir kota sempit

Hentikan!
Karya: Taufiq Hidayat

Jangan kau mainkan kebencian dalam kebhinekaan


Jangan kau umbar celoteh persatuan
Jangan kau teriakan perubahan yang hanya untuk kehancuran
Dosa!
Karena anak negri menodai ibu pertiwi
Demi keilmuan kau hancurkan lingkungan
Muak,pada ocehan!hanya untuk regenerasi pelaku korupsi
Selalu anak kami yang menjadi korban kalian
Pada realitanya inilah bagian sandiwara getir dari kebahagiaan pinggir
Berbagi senyum pelit di sudut muram trotoar sempit
Semoga kau mau menolak lupa!

Cinta
Karya: Taufiq Hidayat

Begitu hangat rasa syukur nikmat senikmat secangkir kopi di sore


Rasa cinta dalam kepalsuan tak akan hancur terlebur jiwa manusia bila cinta
ternoda kufur
Bila terbiasa rupa
Kita tak akan bisa merasa
Sebab Tuhan itu cinta
Hanya dapat dirasa
Nyata namun fana
Kefanaan yang bersemanyam di dunia
Seperti keterikatan wanita dengan dunia
Sama, namun beda kata
Inilah cinta yang indah penuh keindahan
Semu jika melihat
Nyata jika rasa
Kasih suci persembahan dewi
Bersiaplah terikat belenggu perbudakan
Andai kau silau terpukau rayu,rupa,dan suara
Jadilah budak terjebak fana

Pejuang Retorika
Karya: Taufiq Hidayat

Kini banyak yang berubah dari wajah usang kota


Kota yang menjadi pelabuhan pengejar gelar
Semakin dingin bukan karena musim
Semakin padat bukan karena pemukim
Keluh bercampur peluh merayap
Lambat diantara jalanan semrawut
Inilah buah pikir kebijakan hanya bisa menumpuk kemuraman di pinggir
Sudut jalan menjadi harapan bagi yang menjaga impian
Tersulap ajaib tempat pengasingan penyampai gagasan
Tonggak negara runtuh sebab ijazah bisa merubah
Mereka yang sadar dianggap subversif
Mereka yang berani bersuara disana
Merekalah yang merekayasa
Harusnya mereka yang pandai beretorika
Jangan hanya bisa menyusun kata lantanglah bersuara jangan takut bertaruh
nyawa
Pada akhirnya kita hanya bisa tertawa menikmati sandiwara kata
Dan terus tercetak pelaku kejahatan beratasnamakan kemajuan keilmuann

Ibu
Karya: Taufiq Hidayat

Tak dapat kurangkai kata ketika hatiku berkata ibu


Aku seorang jalanan hina yang dilahirkan wanita yang penuh rasa cinta
Kini beranjak menemui usia
Seribu kata ku tak mampu balas susumu
Ibu ijinkan aku berjalan mengelana bersama dia
Kasihmu yang cemburu padaku jangan jadikan jarak
Kini aku tlah temukan wanita yang kasihnya seperti ibu
Biarkan aku dan dia bersama untuk meneruskan sejarah keluarga
Terima kasih Bu

Arti perjuangan
Karya: Taufiq Hidayat

Perjuangan sebuah hal yang penuh rasa


Perjuangan bukan hanya kita berunjuk rasa
Perjuangan itu adalah kita bersuara dan bertindak dengan cinta
Perjuangan jika hanya melawan golongan dengan golongan
Berarti kita sendiri yang menyiapkan bom kehancuran
Sebuah bangunan keluarga yang dibangun dengan kasih dan cinta
Hancur seketika sebab kepentingan
Kepentingan busuk yang semakin membuncitkan perut
Memainkan kata cinta yang tersimpan benci
Perebutan kekuasaan bagi mereka yang buta
Saling membunuh dengan selalu berkata kita keluarga
Jika memang itu perjuangan yang kau ceritakan pada kami
Lebih baik kami mundur dari jalan mu
Biarkan kami yang tentukan

Pulanglah
Karya: Taufiq Hidayat

Pujangga berkelana mencari arti kata


Sebuah makna yang ada dalam cerita
Menyusuri jalan demi berbagi senyuman
Tak letih meski pedih melukai hati
Di sudut kota dari negara dia berkarya
Melukiskan derita manusia namun dia tertawa
Kenapa dia tetap tertawa
Mungkin sudah gila
Bukan gila dia
Mencoba tetap tertawa agar penguasa tak lagi tertawa
Mencoba melawan saat mereka yang di kursi terusik dalam negosiasi
Negosiasi kursi orang kaya, sementara kita merana
Nurani mereka sudah terbeli
Jangan harap rasa benci menyirami negri
Tetap kita terdiam dalam doa
Segeralah pulang pengelana bawakan kepala mereka
Dan tanamkan kembali benih kasih pada anak negri

Perhatikan
Karya: Taufiq Hidayat

Jangan kau takut saat aku terdiam


Saat itu aku sedang memperhatikan
Jangan kau takut saat aku marah
Saat itu aku sedang memberikan kasihku
Jangan kau bingung saat aku berkata
Saat itu aku membuat mu paham
Dan yakinlah kita bersatu di dunia yang nyata

Hahaha
Karya: Taufiq Hidayat

Waktu berdetak melawan kenyataan


Tangis kelaparan di sudut muram keramaian
Bertarung dengan matahari, demi sesuap nasi
Inilah sebagian kebengisan negri
Saat yang lain menikmati kenyamanan
Saat itu pula kami berbagi kepahitan
Pejuang negri tak lagi menjadi pahlawan bagi yang tertindas
Mereka sudah mengikat kontrak dengan penikmat fasilitas
Senyuman pinggir kota menjadi cerita penindasan
Lantas apa yang harus dihakimi pencuri atau mereka
Akankah tak akan ada cahaya
Akankah tak akan ada akhir yang bahagia
Ataukah ini semua hanya cerita
Kita hanya bisa tertawa menikmati ulah para pembual retorika
Hahahaaaa

Anda mungkin juga menyukai