Disusun Oleh :
(Samsul Rahman
(Diaurahman
Disusun Oleh :
(Samsul Rahman
(Diaurahman
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini;
Nama Ketua
: Samsul Rahman
: Teknik Mesin
Universitas
Nama Anggota 1
: Teknik Mesin
Universitas
Nama Anggota 2
: Diaurahman
: Teknik Mesin
Universitas
Samsul Rahman
H1F113019
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan
KaruniaNYA, maka penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul
Pengoptimalan Pengelolaan Limbah Rumah Tangga dan Menciptakan Bangunan
yang Bertemakan Vertical Garden pada Rumah Susun Mahasiswa di Banjarbaru
tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada temanteman yang telah memberikan dukungan moril dan material. Rasa terima
kasih penulis sampaikan juga kepada Dosen Pembimbing Bapak Akhmad
Syarief, S.T., M.T. serta berbagai pihak yang telah membantu, yang tidak bisa
penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh
dari
kesempurnaan.
Namun
demikian,
penulis
telah
berupaya
dengan
kemampuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya,
penulis dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima masukan, saran dan
kritik guna penyempurnaan laporan ini. Harapan penulis, semoga laporan ini
dapat bermanfaat.
Akhir kata semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua, terutama
kepada masyarakat dan para peneliti.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN .....................................................................iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................ vi
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 1
1.3 Tujuan ................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................. 2
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 14
5.2 Saran ................................................................................... 14
DAFTAS PUSTAKA ............................................................................... 15
LAMPIRAN ............................................................................................ 16
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jumlah penduduk dikota banjarnbaru bertambah banyak seiring dengan
bertambahnya mahasiswa imigran yang datang dari luar kota. Berdasarkan hasil
Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah rumah tangga di Kota Banjarbaru mencapai
55.897 dengan jumlah penduduk 199.627 orang yang terdiri dari 102.285 laki-laki
dan 97.342 perempuan atau dengan sex ratio 105 yang berarti jumlah lakilaki
lebih banyak dari pada jumlah perempuan. Dan dengan adanya Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) di dearah kota
banjarbaru, menjadikan kota ini mendapat banyak tambahan pelajar imigran dari
kota kota yang ada di kalimantan, Unlam yang notabenya adalah universitas
terbaik dikalimantan
(http://mediakalimantan.com/artikel-659-pendaftar-snmptn-13333-
siswa.html#ixzz3Md7yvwD8
.
2
1.2
Rumusan Masalah
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
dalam bagian-bagian
yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan
merupakan satuan-satuan yang masing-masing digunakan secara terpisah, status
penguasaannya sewa serta dibangun dengan menggunakan dana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah dengan fungsi utamanya sebagai hunian. Tujuan pembangunan rumah
susun seperti yang tercantum dalam UU No. 16/1985 antara lain: 1) Memenuhi
kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama golongan masyarakat
yang
berpenghasilan
rendah,
yang
menjamin
kepastian
hukum
dalam
pemanfaatannya; dan 2) Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah di daerah
pekotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan
lingkungan pemukiman yang lengkap, serasi, dan seimbang.
2.2
cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah
merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai
4
pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali
sampah.
pada
proses pembuatan kompos baik bahan baku, tempat pembuatan maupun cara
pembuatan dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. Kompos dapat
digunakan untuk tanaman hias, tanaman sayuran, tanaman buah-buahan maupun
tanaman
tanah, maka
sifat-sifat
tanah
tersebut
dapat
ditingkatkan. Apalagi untuk kondisi tanah yang baru dibuka, biasanya tanah yang
baru dibuka maka kesuburan tanah akan menurun. Oleh karena itu, untuk
mengembalikan atau mempercepat kesuburannya maka tanah tersebut harus
ditambahkan kompos.(Lilis Sulistyorini, 2005)
Menurut Unus (2002) banyak faktor yang mempengaruhi proses pembuatan
kompos, baik biotik maupun abiotik. Faktor -faktor tersebut antara lain:
5
a. Pemisahan bahan: bahan-bahan yang sekiranya lambat atau sukar untuk
didegradasi/diurai, harus dipisahkan/diduakan baik yang berbentuk logam,
batu, maupun plastik. Bahkan, bahan-bahan tertentu yang bersifat toksik
serta dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus benar-benar
dibebaskan dari dalam timbunan bahan, misalnya residu pestisida.
b. Bentuk bahan: semakin kecil dan homogen bentuk bahan, semakin cepat
dan baik pula proses pengomposan. Karena dengan bentuk bahan yang
lebih kecil dan homagen, lebih luas permukaan bahan yang dapat dijadikan
substrat bagi aktivitas mikroba. Selain itu, bentuk bahan berpengaruh pula
terhadap kelancaran difusi oksigen yang diperlukan serta pengeluaran
CO 2 yang dihasilkan.
c. Nutrien: untuk aktivitas mikroba didalam tumpukan sampah memerlukan
sumber nutrien Karbohidrat, misalnya antara 20% - 40% yang digunakan
akan diasimilasikan menjadi komponen sel dan CO 2, kalau bandingan
sumber nitrogen dan sumber Karbohidrat yang terdapat di dalamnya (C/N resio) = 10 : 1. Untuk proses pengomposa nilai optimum adalah 25 : 1,
sedangkan maksimum 10 : 1.
d. Kadar air bahan tergantung kepada bentuk dan jen is bahan, misalnya,
kadar air optimum di dalam pengomposan bernilai antara 50 70,
terutama selama proses fasa pertama. Kadang-kadang dalam keadaan
tertentu, kadar air bahan bisa bernilai sampai 85%, misalnya pada jerami.
Disamping persyaratan di atas, masih diperlukan pula persyaratan lain yang
pada pokoknya bertujuan untuk mempercepat proses serta menghasilkan kompos
dengan nilai yang baik, antara lain, homogenitas (pengerjaan yang dilakukan
agar bahan yang dikomposkan selalu dalam keadaan homogen), aerasi (suplai
oksigen yang baik agar proses dekomposisi untuk bahan-bahan yang
memerlukan), dan penambahan starter (preparat mikroba) kompos dapat pula
dilakukan.
6
Proses pengomposan atau membuat kompos adalah proses biologis karena
selama proses tersebut berlangsung, sejumlah jasad hidup yang disebut mikroba,
seperti bakteri dan jamur, berperan aktif (Unus, 2002).
Dijelaskan lebih lanjut agar peranan mikroba di dalam pengolahan bahan
baku menjadi kompos berjalan secara baik persyaratan-persyaratan berikut harus
dipenuhi:
a. Kadar air bahan baku: daun-daun yang masih segar atau tidak kering, kadar
airnya memenuhi syarat sebagai bahan baku. Dengan begitu, daun yang
sudah kering, yang kadar airnya juga akan berkurang, tidak memenuhi
syarat. Hal tersebut harus diperhatikan karena banyak pengaruhnya
terhadap kegiatan mikroba dalam mengolah bahan baku menjadi kompos.
Seandainya sudah kering, bahan baku tersebut harus diberi air secukupnya
agar menjadi lembab.
b. Bandingan sumber C (Karbon) dengan N (zat lemas) bahan: bandingan ini
umumnya disebut rasio/bandingan C/N.
kandungan
sumber
7
Tempat pengomposan tergantung kondisi serta luas lahan (pekarangan
rumah) yang dapat disiapkan untuk pembuatan kompos. (Wied, 2004). Dengan
demikian, bentuk tempat pengomposan dapat bermacam-macam, antara lain:
a. Berbentuk lubang dengan ukuran 100 x 75 x 50 cm atau 2,5 x 1 x 1 m
(panjang, lebar, dan tinggi), bisa lebih, bisa juga kurang, tergantung kepada
lahan yang dapat digunakan sebagai tempat pembuatan kompos, serta
bahan baku yang akan dibuat atau diproses. Bentuk lubang mudah
dibuat selain itu, setiap bahan baku yang akan dimasukkan hanya tinggal
dijatuhkan ke dalamnya. Namun, kejelekan dari tempat berbentuk lubang
ini ialah kalau musim hujan akan tergenang air sehingga proses
pengomposan akan terhambat. Tambahan
juga
merangsang
perkembangan
mikroorganisme
lainnya
yang
8
bakteri pengikat nitrogen, pelarut fosfat dan mikroorganisme yang bersifat
antagonis terhadap penyakit tanaman.
EM4 dapat digunakan untuk pengomposan, karena mampu mempercepat
proses
dekomposisi
sampah
organik
organik akan terfermentasi oleh EM4 pada suhu 40 500 C. Pada proses
fermentasi akan dilepaskan hasil berupa gula, alkohol, vitamin, asam laktat,
asam amino, dan senyawa organic lainnya serta melarutkan unsur hara yang
bersifat stabil dan tidak mudah bereaksi sehingga mudah diserap oleh tanaman.
Proses fermentasi sampah organik tidak melepaskan panas dan gas yang berbau
busuk, sehingga secara naluriah serangga dan hama tidak tertarik
untuk
Vertikal Garden
2.3.1 Pengertian Vertikal Gerden
Taman Vertikal atau Vertical Garden dan kadang disebut Vertical
9
Menurut Arifin dkk. (2008); Febi Puji Mulyadi (2012), taman vertikal
merupakan penanaman yang dilakukan pada struktur vertikal seperti dinding atau
panel yang dilakukan dimana saja. Penanaman atau penghijauan ini selain
menjadikan dinding tampak lebih menarik tetapi juga dapat menjadi habitat bagi
berbagai satwa.
2.3.2 Tanaman pada Vertikal Garden
Menurut Sujayanto (2011); Febi Puji Mulyadi (2012), jenis tanaman untuk
pengisi taman vertikal nyaris tak terbatas. Tanaman berperan langsung dalam
memperbaiki kualitas lingkungan dengan menyerap berbagai polusi udara dan
mereduksi panas berlebih. Selain itu, tanaman juga dapat menambah nilai estetika
dari taman vertikal itu sendiri apabila disusun dan dikombinasikan dengan baik.
Tanaman yang akan digunakan biasanya diseleksi terlebih dahulu. Jenis tanaman
biasanya diseleksi berdasarkan toleransi dalam sistem pertumbuhan dan kondisi
lingkungan spesifik.
2.3.3 Media Tanam
Blanc (2008); Febi Puji Mulyadi (2012), menyatakan bahwa pada dasarnya
tanaman tidak membutuhkan tanah untuk hidup. Tanah hanyalah material
mekanis
dibutuhkan dari akar sampai ke daun melalui kapilaritas. Selain itu, tanah
juga hanya dibutuhkan sebagai tempat berpijak tanaman itu sendiri.
Media tanam yang digunakan pada taman vertikal dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu media tanam organic dan anorganik. Media tanam yang
berasal dari bahan organic diantaranya kompos, sabut kelapa, arang, bata, pupuk
kandang, sekam , padi, humus, dan lain-lain. Sedangkan media tanam yang
berasal dari bahan bukan organic diantaranya gel, pasir, kerikil, spons, tanah liat,
gabus, dan lain-lain.(Febi Puji Mulyadi, 2012)
10
BAB III
METODE PENULISAN
karya
tulis
ini
menggunakan
metode studi pustaka berupa buku-buku, jurnal, artikel dan browsing data
dari internet yang berhubungan satu dengan yang lain, relevan dengan kajian
tulisan serta mendukung uraian atau analisis pembahasan.
3.2 Pengolahan Data
Dalam peulisan karya ilmiah ini digunakan metode deduktif, yaitu dengan
menganalisa situasi dan permasalahan yang terdapat di rumah susun mahasiswa
yang ada di Banjarbaru yang di arahkan pada pengoptimalan pengelolaan limbah
rumah tangga dan menciptakan bangunan yang bertemakan vertical garden.
Dalam perancangan eco-building ini sampah organic yang ada pada rumah susun
mahasiswa diolah menjadi kompos untuk tanaman pada vertical garden.
Sedangkan limbah anorganik berupa kantong plastik dan botol bekas minuman
yang berukuran kecil diolah menjadi biodiesel dangan metode digester. Dalam
perancangannya pembuatan vertical garden kami memanfaatkan limbah
anorganik berupa botol plastic yang berukuran besar sebagai media penempatan
untuk tanaman yang akan digantung pada dinding luar ruangan. Data yang
terdapat dalam
ada
dari
hasil
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
proses
12
13
14
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasrkan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut:
Saran
Diperlukan peranan pemerintah dan mahasisiwa dalam pengelolaan limbah
rumah tangga dan menciptakan bangunan yang bertemakan vertical garden ini di
rumah susun mahasiswa yang ada di Banjarbaru. Karena tanpa adanya sinergi
antara keduanya gagasan ini tidak mungkin akan terlaksana.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
1.
: Samsul Rahman
c. Pengalaman organisasi
:
-
Anggota
HMTM
UNLAM
periode
HMTM
UNLAM
periode
2013/2014
-
Anggota
2014/2015
:-
:-
c. Pengalaman organisasi
:
- Rohis SMANSA Sragen angkatan 2013
- Anggota
HMTM
UNLAM
periode
2014/2015
d. Karya Ilmiah Yang pernah dibuat
-
:
PKM-T Tahun 2014 PEMBUATAN
BIOGAS DARILIMBAH ORGANIK DAN
17
CAIRAN
DOMESTIK
BAUNTUNG
KOTA
SEBAGAI
PASAR
BANJARBARU
BAHAN
GENERATOR-SET
BAKAR
MOTOR
BENSIN
MARTAPURA
BANJARMASIN
KOTA
SEBAGAI
UPAYA
: -
: Diaurahman
g. Pengalaman organisasi
:
- Wakil
Ketua
Himpunan
teknik
mesin
Universitas
mahasiswa
Lambung
Mangkurat
h. Karya Ilmiah Yang pernah dibuat
-
:
Pembuatan biogas dari limbah organik
dan cairan domestik di pasar bauntung
kota banjarbaru sebagai bahan bakar
generator-set motor bensin dalam upaya
menjadikan
energi.
: -
pasar
bauntung
mandiri