Anda di halaman 1dari 12

Tipe-Tipe Perubahan

Dalam pandangan awan setiap perubahan yang terjadi pada masyarakat disebut dengan
perubahan sosial. Apakah perubahan itu mengenai pakaian, alat transportasi, pertambahan
penduduk,
ataupun
tingkah
laku
anak
muda.
Pada beberapa pemikir terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban, perubahan,
budaya dan perubahan sosial.
A. Perubahan peradaban
Perubahan adalah keniscayaan, dan perubahan ke arah yang lebih baik tentunya merupakan
hasrat dari setiap individu maupun organisasi. Keharusan sejarah, kita semua terus menerus
berhadapan dengan sejarah perkembangan peradaban bangsa yang bergerak ke depan dan tak
pernah balik. V. Gordon Childe seorang arkeolog, mendefinisikan peradaban sebagai suatu
transformasi elemen-elemen budaya manusia, yang berarti transformasi dalam penguasaan tulismenulis, metalurgi, bangunan arsitektur monumental, perdagangan jarak jauh, standar
pengukuran panjang dan berat, ilmu hitung, alat angkut, cabang-cabang seni dan para
senimannya, surplus produksi, system pertukaran atau barter dan penggunaan bajak atau alat
bercocok tanam lainnya.
Bila kita amati secara lebih mendasar lagi, tingkat peradaban manusia terekspresikan dalam tiga
indikator utama yaitu bahasa, budaya (segala bentuk dan ragam seni, ilmu pengetahuan dan
teknologi) dan agama. Selanjutnya, ketiganya menjadi ciri suatu ras atau bangsa tertentu, beserta
suku-sukunya dalam perwilayahan geografisnya masing-masing. Akan tetapi dalam memaknai
perubahan peradaban kita harus berpedoman bahwa tidak semua yang kontemporer itu baik dan
sebaliknya tidak semua yang lama itu usang dan tidak relevan dengan kehidupan saat ini. Dalam
kacamata budaya, bangsa yang besar belajar untuk mengganti apa yang buruk dari budayanya,
dan menjaga hal yang baik dari budayanya.
Perubahan peradaban yang dimaksud pada alinea sebelumnya, prosesnya harus didesain dengan
kesadaran, kesengajaan, kebersamaan, dan komitmen, yang didasarkan atas nilai-nilai kehidupan
yang benar. Selanjutnya melalui pendidikanlah, kita dapat berharap wujudnya yaitu dengan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Kehidupan yang cerdas inilah yang patut menjadi dasar sebuah
peradaban yang kokoh dan sehat. Pendidikan adalah syarat mutlak berkembangya peradaban.
Tanpa pendidikan yang memadai, tidak aka nada SDM yang mampu membawa perubahan
peradaban ke arah yang lebih baik.
Melalui fungsi pendidikan dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka akan
lahirlah generasi yang mampu melaksanakan prinsip how to change the world (bagaimana
mengubah dunia) bukan hanya how to see the world (bagaimana melihat dunia). Dan juga, how
to lead the change (bagaimana memimpin perubahan), dan bukan hanya how to follow the
change (bagaimana ikut dalam perubahan). Oleh karena itu, output pendidikan harus diarahkan
menjadi agen perubahan (agent of change). Di sinilah peran pendidikan, di dalam rangka
merekat keutuhan dan kesatuan bangsa, menjadi amat sangat menentukan.

Perubahan peradaban biasanya dikaitkan dengan perubahn-perubahan elemen atau aspek yang
lebih bersifat fisik, seperti transportasi, persenjataan, jenis-jenis bibit unggul yang ditemukan,
dan sebagainya. Perubahan budaya berhubungan dengan perubahan yang bersifat rohani seperti
keyakinan, nilai, pengetahuan, ritual, apresiasi seni, dan sebagainya. Sedangkan perubahan sosial
terbatas pada aspek-aspek hubuingan sosial dan keseimbangannya. Meskipun begitu perlu
disadari bahwa sesuatu perubahan di masyarakat selamanya memiliki mata rantai diantaranya
elemen yang satu dan eleman yang lain dipengaruhi oleh elemen yang lainnya.
B Perubahan kebudayaan
Pengertian perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena
ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai
keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Contoh :
Masuknya mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik pertanian
tradisional seperti teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik Huller di pabrik
penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan pekerjaan.
Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi lagi,
sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat. Perubahan dalam
kebudayaan mencakup semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat
bahkan perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi social. Perubahan kebudayaan
akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.
Ada faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu:
1. a. Mendorong perubahan kebudayaan

Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama unsurunsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan material).

Adanya individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan,


terutama generasi muda.

Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.

b. Menghambat perubahan kebudayaan

Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah

seperti :adat istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)


Adanya individu-individu yang sukar menerima unsure-unsur perubahan terutama generasi
tu yang kolot.

v Ada juga faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan :


1. Faktor intern

Perubahan Demografis

Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan mengakibatkan
terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, c/o: bidang perekonomian, pertambahan
penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan pangan, sandang, dan papan.

Konflik social

Konflik social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat.
c/o: konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat didaerah
transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam
program pembangunan bersama-sama para transmigran.

Bencana alam

Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempngaruhi perubahan c/o; bencana banjir,
longsor, letusan gunung berapi masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru,
disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga
terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.

Perubahan lingkungan alam

Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang
membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk
tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan
mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.
2. Faktor ekstern

Perdagangan

Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur denga India, Timur Tengah bahkan Eropa
Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain
berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga
terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.

Penyebaran agama

Masuknya unsur-unsur agama Hindhu dari India atau budaya Arab bersamaan proses penyebaran
agama Hindhu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat
melalui proses penyebaran agama Kristen dan kolonialisme.

Peperangan

Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk
peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsure-unsur budaya bangsa asing ke
Indonesia.
C. Perubahan Sosial
Sedangkan perubahan sosial terbatas pada aspek-aspek hubuingan sosial dan keseimbangannya.
Meskipun begitu perlu disadari bahwa sesuatu perubahan di masyarakat selamanya memiliki
mata rantai diantaranya elemen yang satu dan eleman yang lain dipengaruhi oleh elemen yang
lainnya. Perubahan sosial dapat dilihat dari empat teori, yaitu teori kemunculan diktator dan
demokrasi, teori perilaku kolektif, teori inkonsistensi status dan analisis organisasi sebagai
subsistem sosial.
Perspektif
Penjelasan Tentang Perubahan
Barrington Moore, teori Teori ini didasarkan pada pengamatan panjang tentang
kemunculan diktator dan sejarah pada beberapa negara yang telah mengalami
demokrasi
transformasi dari basis ekonomi agraria menuju basis
ekonomi industri.
Teori perilaku kolektif Teori dilandasi pemikiran Moore namun lebih
menekankan pada proses perubahan daripada sumber
perubahan sosial.
Teori
inkonsistensi Teori ini merupakan representasi dari teori psikologi
status
sosial. Pada teori ini, individu dipandang sebagai suatu
bentuk ketidakkonsistenan antara status individu dan
grop dengan aktivitas atau sikap yang didasarkan pada
perubahan.
Analisis
organisasi Alasan kemunculan teori ini adalah anggapan bahwa
sebagai subsistem sosial organisasi terutama birokrasi dan organisasi tingkat
lanjut yang kompleks dipandang sebagai hasil
transformasi sosial yang muncul pada masyarakat
modern. Pada sisi lain, organisasi meningkatkan
hambatan antara sistem sosial dan sistem interaksi.
Teori Barrington Moore
Teori yang disampaikan oleh Barrington Moore berusaha menjelaskan pentingnya faktor
struktural dibalik sejarah perubahan yang terjadi pada negara-negara maju. Negara-negara maju
yang dianalisis oleh Moore adalah negara yang telah berhasil melakukan transformasi dari
negara berbasis pertanian menuju negara industri modern. Secara garis besar proses transformasi
pada negara-negara maju ini melalui tiga pola, yaitu demokrasi, fasisme dan komunisme.
Demokrasi merupakan suatu bentuk tatanan politik yang dihasilkan oleh revolusi oleh kaum
borjuis. Pembangunan ekonomi pada negara dengan tatanan politik demokrasi hanya dilakukan

oleh kaum borjuis yang terdiri dari kelas atas dan kaum tuan tanah. Masyarakat petani atau kelas
bawah hanya dipandang sebagai kelompok pendukung saja, bahkan seringkali kelompok bawah
ini menjadi korban dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara tersebut. Terdapat
pula gejala penhancuran kelompok masyarakat bawah melalui revolusi atau perang sipil. Negara
yang mengambil jalan demokrasi dalam proses transformasinya adalah Inggris, Perancis dan
Amerika Serikat.
Berbeda halnya demokrasi, fasisme dapat berjalan melalui revolusi konserfatif yang dilakukan
oleh elit konservatif dan kelas menengah. Koalisi antara kedua kelas ini yang memimpin
masyarakat kelas bawah baik di perkotaan maupun perdesaan. Negara yang memilih jalan
fasisme menganggap demokrasi atau revolusi oleh kelompok borjuis sebagai gerakan yang rapuh
dan mudah dikalahkan. Jepang dan Jerman merupakan contoh dari negara yang mengambil jalan
fasisme.
Komunisme lahir melalui revolusi kaun proletar sebagai akibat ketidakpuasan atas usaha
eksploitatif yang dilakukan oleh kaum feodal dan borjuis. Perjuangan kelas yang digambarkan
oleh Marx merupakan suatu bentuk perkembangan yang akan berakhir pada kemenangan kelas
proletar yang selanjutnya akan mwujudkan masyarakat tanpa kelas. Perkembangan masyarakat
oleh Marx digambarkan sebagai bentuk linear yang mengacu kepada hubungan moda produksi.
Berawal dari bentuk masyarakat primitif (primitive communism) kemudian berakhir pada
masyarakat modern tanpa kelas (scientific communism). Tahap yang harus dilewati antara lain,
tahap masyarakat feodal dan tahap masyarakat borjuis. Marx menggambarkan bahwa dunia
masih pada tahap masyarakat borjuis sehingga untuk mencapai tahap kesempurnaan
perkembangan perlu dilakukan revolusi oleh kaum proletar. Revolusi ini akan mampu merebut
semua faktor produksi dan pada akhirnya mampu menumbangkan kaum borjuis sehingga akan
terwujud masyarakat tanpa kelas. Negara yang menggunakan komunisme dalam proses
transformasinya adalah Cina dan Rusia

http://lusianamargareth.blogspot.co.id/2012/12/kampanyeperubahan-sosial_25.html

KAMPANYE PERUBAHAN SOSIAL


KAMPANYE PERUBAHAN SOSIAL
Pemasaran sosial (bahasa Inggris: marketing social) merupakan aplikasi strategi pemasaran
komersil untuk menjual gagasan dalam rangka mengubah sebuah masyarakat, terutama dalam
manejemen yang mencakup analisis, perencanaan, implementasi, dan pengawasan.
Unsur - unsur pemasaran sosial
1. Produk sosial : Gagasan dan Praktik
Perubahan gagasan atau perilaku yang sifatnya merugikan masyarakat kepada gagasanatau
perilaku baru yang lebih baik adalah tujuan dari adalah tujuan dari pemasaran sosial.Gagasan dan
perilaku adalah produk yang dipasarkan.
2. Target Adopter
Tujuan-tujuan pemasaran sosial mengarah pada satu kelompok atau lebih terget adopter.Ada
sejumlah kelompok yang dapat diatasi dengan cara-cara yang beragam seperti atasdasar usia,
status sosial ekonomi, jumlah keluarga atau lokasi geografis. 3. Teknologi Manajemen Perubahan
Sosial
Suatu teknologi manajemen perubahan sosial harus dapat menjawab secara efektif pertanyaan
berikut :

Gagasan atau praktik sosial apa yang akan diubah, dan kelompok target adopter
manayang dituju ?

Hal-hal apa saja yang membuat suatu perubahan berkualitas baik ?

Bagaimana membawa perubahan tersebut untuk kelompok target adopter ?

4. Mendefinisikan Pengiriman Produk


Kebutuhan pertama dalam keberhasilan pemasaran sosial salah satunya adalahmenciptakan suatu
produk sosial baru untuk mempertemukan suatu kebutuhan yang tidak terpuaskan atau untuk
merancang produk yang lebih baik yang dapat diterima. Tugasmendefinisikan kampanye
perubahan sosial adalah salah satunya berasal dari penonjolansuatu hal yang dianggap paling
berpengaruh.
5. Merancang Pemasaran Produk Sosial
Tugas ahli pemasaran sosial selanjutnya adalah menghadirkan solusi secara efektif untuk
kelompok target adopter.

6. Memasarkan Ke Target Adopter


Ahli pemasaran sosial harus harus siap mengirimkan atau memasarkan praktik sosial darisuatu
kegiatan perubahan sosial, yang mulai diminati masyarakat target adopternya.
7. Mempertahankan Pasar
Tugas akhir dari ahli pemasaran sosial adalah menjaga keberlangsungan perubahansosial, yaitu
berupa tanggapan yang sesuai dengan yang diharapkan dari lingkungansekitar populasi target
adopter.
Proses kegiatan pemasaran social :
1. Menganalisis lingkungan pemasaran sosial
Langkah pertama proses pengelolaan pemasaran social adalah menganalisis secara dini
berkenaan dengan kampanye social yang khusus.
2. Meneliti populasi target adopter
Perlu dimengerti target adopter berikut kebutuhan-kebutuhannya. Setiap kelompok memiliki
karakteristik tertentu dalam menanggapi kampanye social.
3. Merancang tujuan dan strategi pemasaran sosial
Tujuan pemasaran sosial haruslah spesifik, terukur (measurable) dan dapat dicapai. Seringkali
tujuan tidak diungkapkan secara spesifik, dengan demikian akan sulit untuk diukur, misalnya
"peningkatan kesejahteraan anak-anak" atau "peningkatan kualitas hidup".
4. Merencanakan program pemasaran sosial
Setelah strategi dirancang, maka harus disiapkan rincian program social marketing-mix-nya.
Elemen-elemen social marketing-mix dari media massa harus selektif dan dikembangkan dalam
program yang taktis. Maka pertimbangkan hal berikut ini :

Pemilihan yang hati-hati terhadap biro iklan

Perancangan dan penampilan iklan

Seleksi media dan waktu yang tepat

Penentuan harga adalah alat pemasaran lainnya yang diperlukan dalam program taktis. Hal ini
juga dikaitkan pada biaya yang harus dibebankan kepada target adopter untuk beraksi sekarang
juga. Pelbagai variasi program taktis akan berbeda satu sama lainnya sesuai produk sosialnya.
Produk Sosial terdapat 3 tipe :
1. Social Idea
Tipe produk social pertama adalah Gagasan Sosial berupa suatu kepercayaan (belief), sikap
(attitude), atau nilai (value).
2. Social Practice
Tipe produk social kedua adalah Praktik Sosial berupa peristiwa yang terjadi akibat aksi
perorangan, seperti yang ditunjukkan pada vaksinasi atau keikutsertaan (partisipasi politik)
dalam pemilihan umum. Juga bisa berupa pola perilaku yang sukar dirubah.

3. Social Difference
Tipe produk social ketiga adalah suatu tujuan perubahan social yang melibatkan produk kasat
mata (tangible product) Produk tangible menunjuk pada produk fisik yang menyertai suatu
kampanye social. Seperti pilkontrasepsi atau kondom yaitu alat-alat yang berguna dalam
menyempurnakan praktik social, dalam konteks praktik keluarga berencana.
Proses Pemasaran Sosial
Rencana
1. Analisis masalah dan situasi :
Masalah yg akan dikaji :

Lingkungan tempat pelaksanaan program

Ketersediaan sumber daya

2. Segmentasi khalayak sasaran

Definisikan segmen: khalayak primer & sekunder

Kaji segmen

3. Susun strategi:

Tetapkan sasaran dan tujuan

Alokasikan sumber daya

Kembangkan Rencana
Mengkaji 4P:

product

price

place

promotion

Uji Awal

Lakukan uji awal

Analisis hasil

Modifikasi marketing mix berdasarkan hasil uji awal

Terangkan Rencana

Susun rencana pelaksanaan berdasarkan tugas, kerangka waktu, dan orang yang
berganggung jawab

Pantau pelaksanaannya

Evaluasi

Identifikasi tindakan evaluasi dan semua indikator yang memungkinkan:kepuasan,


loyalitas, tingkat permintaan, sumber daya organisasi atau institusi, persyaratan, fasilitas,
dan kebijakan, perubahan komunitas, dan perubahankebijakan dan peraturan

Perencanaan evaluasi

Pelaksanaan evaluasi

Definisi kampanye(Roger dan Storey ,dalam Antar Venus, 2004: 7): memberi pengertian kampanye
sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada
sejumlah besar khalayak yang dilakuan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.
Tujuannya kampanye menurut Pflau dan Parrotn: upaya perubahan yang dilakukan kampanye selalu
terkait dengan aspek pengetahuan, sikap, dan prilaku. Dalam aspek pengetahuan diharapkan akan
munculnya kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang isu
tertentu, yang kemudian adanya perubahan dalam ranah sikap. Pada tahap akhir dari tujuannya yaitu
mengubah prilaku masyarakat secara konkret berupa tindakan yang bersifat insidental maupun
berkelanjutan.
Pengertian Kampanye Sosial
Adalah suatu kegiatan berkampanye yang mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang
masalah sosial kemasyarakatan, dan bersifal non kamersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial yang sedang terjadi. Kriteria penentuan
kampanye pelayanan masyarakat adalah:
a. Non komersil.
b. Tidak bersifat keagamaan.
c. Tidak bermuatan politik.
d. Berwawasan nasional.
e. Diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat.
f. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima.
g. Dapat di iklankan.
h. Memiliki dampak dan kepentingan tinggi sehingga mendapat dukungan media lokal maupun nasional.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, kampanye diartikan sebagai gerakan atau
tindakan serentak untuk melawan, mengadakan aksi,mengubah keadaan, mengubah perilaku dan lainlain (Lukman; 1996: 437).
Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan kampanye ini dapat dilakukan dalam berbagai bidang, mulai dari
bidang ekonomi, sosial budaya, kesehatan, politik dan bidang-bidang lainnya. Dalam bidang pemasaran
ada yang disebut kampanye promosi. Dalam bidang politik ada kampanye orsospol dan lain sebagainya.
Namun pada prakteknya, terlihat nyata bahwa kampanye promosi yang bersifat komersil lebih berhasil
dibanding kampanye dalam bidang-bidang lain. Hal ini terjadi karena kampanye promosi selalu
menyampaikan informasi mengenai barang atau jasa yang memang merupakan kebutuhan masyarakat.
Pengertian Pemasaran Sosial
Pemasaran social sering disebut sebagai pemasaran perilaku social. untuk Organisasi Nirlaba. Prof.
Philipp Kotler, seorang ahli pemasaran terkemuka di dunia memberi definisi pemasaran perilaku sosial
sebagai :

suatu desain implementasi/penerapan dan kendali program-program yang dirancang untuk


mempengaruhi dan atau mengubah perilaku dengan cara yang diyakini oleh pemasar ada dalam minat
masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri (Kotler, 1995: 643).
Konsep ini sudah berkembang di berbagai negara di dunia dan sudah terbukti berhasil dalam mencapai
tujuan yang diharapkan. Di Indonesia kampanye dengan konsep pemasaran sosial ini telah turut
mendukung keberhasilan program-program di bidang kesehatan seperti program penyuluhan gizi,
program imunisasi, pemasyarakatan posyandu, pelayanan keluarga berencana dan lain-lain.

Langkah Mengukur Kampanye di Media Sosial


1. Menentukan tujuan kampanye di media sosial
Setiap aktivitas harus memiliki tujuan yang jelas, agar mudah untuk diukur. Mengukur
keberhasilan artinya membandingkan antara tujuan yang ditetapkan, dengan pencapaian setelah
kegiatan itu dilaksanakan. Begitu pula ketika membuat aktivitas di media sosial, apapun
platformnya, tujuannya harus ditetapkan dengan jelas.
Misalnya, ketika akan membuat sesuatu di Twitter, apa yang ingin dihasilkan? Opini publik
tentang isu yang diangkat, menyebarkan tautan yang mengarahkan ke situs, sekedar
menyebarluaskan informasi baru, atau mengidentifikasi pengguna yang berpengaruh dalam isu
yang diangkat. Semua tujuan menuntut strategi yang berbeda, dan pengukuran hasil yang
berbeda pula.
Saatnya mempertanyakan, apakah menjadi trending topics di Twitter bisa jadi tujuan kampanye?
Setelah berhasil menjadi trending topics, apakah lalu brand atau lembaga penyelenggara
kampanye mendapat manfaat yang signifikan? Bagaimana menentukan ukurannya? Tujuan yang
jelas, membantu dalam menentukan cara mengukur keberhasilannya.
2. Menentukan aspek pengukuran
Setelah tujuannya jelas, tentukan alat ukur yang jelas untuk menentukan bagaimana kita akan
mengukurnya. Misalnya, jika yang menjadi tujuan adalah penyebaran informasi lewat Twitter,
apakah kita akan mengukur jumlah tweet, retweet, atau termasuk komentar yang muncul? Kalau
mengukur keterlibatan dalam sebuah percakapan di Twitter, apakah jumlah retweet juga akan
dihitung? Berikut adalah tips menentukan aspek yang akan diukur berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai:

Jika akan mengukur awareness, maka gunakan aspek seperti volume, jangkauan,
keterpaan, dan pelipatgandaan. Sejauh mana pesan yang disampaikan itu tersebar?

Jika akan mengukur keterlibatan, gunakan ukuran seperti jumlah retweet, komentar,
jawaban, dan jumlah partisipan. Berapa orang/akun yang berpartisipasi, seberapa sering
mereka berpartisipasi, dalam bentuk seperti apa partisipasinya?

Jika tujuannya adalah mendatangkan kunjungan ke situs, lacaklah tautan tersebut


berdasarkan jumlah klik, berapa yang benar-benar mencapai situs, dan seberapa luas
penyebaran tautan tersebut. Apakah publik benar-benar mencapai halaman yang dituju,
lalu apa yang mereka lakukan di sana?

Jika tujuannya mendapatkan pendukung (brand advocate), maka lacaklah kontribusi dan
pengaruh mereka di media sosial. Siapa saja yang berpartisipasi, dan dampak seperti apa
yang mereka hasilkan?

Jika tujuannya adalah meningkatkan persona brand, maka lacaklah volume percakapan
dibanding dengan brand pesaing. Berapa persen dari percakapan tentang industri atau
seputar kategori produk yang Anda miliki, yang benar-benar mempercakapkan brand
Anda?

3. Melakukan pengukuran
Setelah menentukan apa yang akan diukur, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
pengukuran. Banyak situs yang menyediakan pengukuran gratis maupun berbayar yang bisa
membantu memberi data-data yang Anda butuhkan. Jika Anda bingung, situs
seperti Socdir.com mungkin bisa membantu menemukan layanan yang tepat sesuai kebutuhan.
Yang perlu diperhatikan dari berbagai layanan tersebut, adalah kriteria penarikan data. Beberapa
layanan ada yang membatasi data yang mereka ambil, tidak bisa berbasis data real time, atau
periode pengambilan datanya. Berbagai layanan gratis, biasanya memiliki keterbatasan
pengaturan apa yang ingin diukur, serta setelan lain yang mungkin dibutuhkan.
4. Pemantauan dan pelaporan
Langkah berkutnya adalah memantau dan membuat laporan hasil pengukuran. Pengukuran pada
periode tertentu bisa menjadi pembanding pencapaiannya. Misalnya, pengukuran dilakukan
sebelum kampanye, saat kampanye berlangsung, dan setelah kampanye. Perbandingan ini
memberi data yang kongkrit mengenai pencapaian tujuan kampanye Anda.
Dua hal yang penting untuk dipantau adalah, bagaimana hasil pengukuran dibandingkan dengan
apa yang diharapkan dalam tujuan. Kedua, bagaimana status saat ini dibandingkan dengan
capaian pesaing? Kelebihan di media sosial adalah, mudahnya memantau pencapaian pesaing,
sehingga dapat dengan mudah membandingkannya.
Penentuan periode pemantauan dan pelaporan sangat tergantung dari kerangka waktu yang
ditetapkan dalam kampanye. Ada yang memilih sebulan sekali, seminggu sekali, atau bahkan
setiap hari. Pilihannya sangat tergantung kebutuhannya, jadi tidak ada rumus khusus yang
membatasinya. Yang terpenting adalah memantau hasil pelaporan secara periodik, sehingga tidak
terlambat dalam mengambil keputusan.
5. Penyesuaian dan pengulangan
Dalam proses kampanye, hasil pemantauan bisa memberi insight yang membuat kita mengambi
keputusan baru. Misalnya mengenai aspek tambahan yang ingin diukur. Ternyata, dalam proses,
ada beberapa aspek yang perlu diukur untuk memperkaya inforamsi yang ingin digali dari proses
kampanye tersebut. Jangan lupa menganalisa apa yang tidak berjalan dengan baik, dan
menetapkan strategi atau cara untuk memperbaikinya.
Strategi yang sudah berhasil perlu dicatat dan diulang penggunaannya, tetapi perlu terus
berinovasi agar tidak tampak mengulang-ulang strategi yang itu-itu saja. Kreativitas dalam
melibatkan diri di media sosial, biasanya menjadi nilai plus bagi publik. Tetapi kreativitas jangan
sampai melampaui batas yang justru dapat berbalik merugikan kepentingan Anda.
Ketika berpartisipasi di media sosial, Anda harus paham betul bagaimana status pencapaian dari
setiap aktivitas yang dilakukan. Berbagai platform yang bisa didayagunakan di media sosial,
harus memberi manfaat yang jelas bagi pencapaian tujuan kampanye, dan tujuan yang ingin
dicapai perusahaan/lembaga yang melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai