BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan, secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia terus
berkembang baik jumlah (saat ini 1516), jenis maupun kelas rumah sakit sesuai
dengan
kondisi
atau
masalah
kesehatan
masyarakat,
letak
geografis,
kedokteran
dan
ilmu
keperawatan
atau
cara
lain
yang
dapat
terlaksana dengan baik, maka diperlukan manajer keperawatan yang kompeten dan
sumber-sumber lain seperti pembiayaan, fasilitas sarana, metode dan sistem
pemasaran yang baik.
Agar kompetensi dan pertumbuhan profesi perawat di RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten dapat terus berkembang, maka diperlukan suatu mekanisme dan
wadah yang terencana dan terarah sehingga dapat menjamin bahwa sistem
pemberian pelayanan Asuhan Keperawatan yang diterima oleh pasien, diberikan
oleh perawat dari berbagai jenjang kemampuan atau kompetensi dengan benar
sesuai ilmu pengetahuan (scientific) dan baik (ethical) serta dituntun oleh etika
profesi keperawatan, wadah tersebut adalah komite keperawatan.
Komite Keperawatan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten merupakan
wadah non struktural yang merupakan perwakilan kelompok profesi perawat,
bertugas membantu direksi rumah sakit dalam melakukan kredensial, pembinaan
disiplin
dan
etika
profesi
keperawatan
serta
pengembangan
profesional
B. DASAR HUKUM
1. UU RI No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Keputusan Presiden No 5 tahun 2004 tentang Tunjangan Tenaga Kesehatan.
4. Kepmenpan No 94/Kep/M.Pan/II/2001 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan
Angka Kreditnya.
5. Permenkes No 1045/Menkes/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi RS
Dilingkungan Depkes.
6. Keputusan bersama Menkes dan Kepala BKN No 733/Menkes/SKB/VI/2002
tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perawat.
7. Keputusan Menkes No 1280/Menkes/SK/X/2002 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Perawat.
Keperawatan
Keperawatan
untuk
dalam
melakukan
meningkatkan
peran,
kompetensi
fungsi
perawat
dan
tugas
dalam
Komite
memberikan
BAB II
KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT
A. PENGERTIAN
Komite adalah
wadah
untuk berpartisipasi
dalam memberikan masukan tentang hal-hal yang terkait masalah profesi dan
teknis keperawatan (Diponegoro Nurses Association, 2008).
Komite keperawatan merupakan kelompok profesi perawat/bidan yang
anggotanya terdiri dari perawat/bidan yang berada di bawah
dan bertanggung
B. TUJUAN
1. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan.
2. Memberi masukan kepada pimpinan rumah sakit (Direktur Utama) berkaitan
dengan kompetensi perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan.
3. Menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan penerapan disiplin, etik
keperawatan
4. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang hanya diberikan oleh perawat
yang kompeten dan etis sesuai kewenangannya.
C. PERAN KOMITE
Peran Komite Keperawatan dalam fungsi rumah sakit sebagai berikut:
1. Memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan profesi keperawatan melalui
kegiatan terorganisasi.
2. Mempertahankan pelayanan keperawatan berkualitas dan aman bagi pasien.
3. Menjamin tersedianya perawat kompeten, etis sesuai kewenangannya.
4. Menyelesaikan masalah keperawatan yang terkait dengan disiplin, etik dan moral
perawat.
5. Melakukan kajian berbagai aspek keperawatan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan.
6. Menjamin diterapkannya standar praktik, asuhan dan prosedur keperawatan.
7. Membangun dan membina hubungan kerja tim di dalam rumah sakit.
8. Merancang, mengimplementasikan serta memantau dan menilai ide-ide baru.
9. Mengkomunikasikan, mendidik, negosiasi dan merekomendasikan hasil kinerja
perawat untuk pengembangan karirnya.
kewajiban
kewenangan
dan
dalam
haknya,
memberikan
tata
cara
penerimaan
dan
asuhan,
pembinaan,
karir,
penempatan,
pendidikan
melalui mekanisme
BAB III
PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN
SEKRETARIS
SUB KOMITE
KREDENSIAL
KFK
KMB
KFK
ANAK
KFK
MATERNITAS
KFK
JIWA
SUB KOMITE
DISIPLIN&ETIK
PROFESI
KFK
KRITIKAL
KFK
GADAR
Komite Keperawatan terdiri dari Ketua, Wakil Ketua (jika ada), Sekertaris dan
anggota. Dalam melaksanakan tugasnya Ketua Komite dibantu oleh Sub Komite
yang terdiri dari Sub Komite Kredensial, Sub Komite Mutu dan Sub Komite Disiplin &
Etik Profesi. Ketua Komite dipilih langsung oleh anggota dan selanjutnya ditetapkan
oleh Direktur Utama, Wakil Ketua (jika ada), Sekretaris, anggota serta Sub Komite
diusulkan oleh Ketua Komite dan ditetapkan oleh Direktur Utama.
Pengorganisasian staf keperawatan di rumah sakit dikelompokkan dalam
kelompok
fungsional
keperawatan/kelompok
perawat
klinik
berdasarkan
standar
praktek/asuhan/prosedur
keperawatan sesuai lingkup asuhan dan pelayanan serta aspek penting asuhan
area keperawatan
2. Menetapkan lingkup praktek, kompetensi dan kewenangan fungsional tenaga
keperawatan, merumuskan norma-norma, harapan dan pedoman perilaku serta
menyediakan alat ukur pantau kinerja tenaga keperawatan
3. Menjamin kompetensi tenaga keperawatan dengan melaksanakan asessment,
mempertahankan dan mengembangkan kompetensinya.
4. Menjaga kualitas asuhan melalui perumusan rencana peningkatan mutu
keperawatan tingkat rumah sakit, menetapkan alat-alat pemantauan, besar
sampel, nilai batas, metodologi pengumpulan data, tabulasi serta analisis data.
5. Mengkoordinasi semua kegiatan pemantauan mutu dan evaluasi keperawatan,
jenis kegiatan, jadwal pemantauan dan evaluasi, penanggung jawab pelaksana.
6. Mengintegrasikan proses peningkatan mutu keperawatan dengan rencana
rumah sakit untuk menemukan kecenderungan dan pola kinerja yang berdampak
pada lebih dari satu departemen atau pelayanan.
7. Mengkomunikasikan informasi hasil telaah mutu keperawatan kepada semua
yang terkait, misalnya komite mutu rumah sakit.
8. Mengusulkan solusi kepada manajemen atas masalah yang terkait dengan
keprofesionalan tenaga dan asuhan dalam sistem pemberian asuhan, misalnya
sistem pelaporan pasien, penugasan staf.
9. Memprakarsai perubahan dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
10. Mempertahankan keterkaitan antara teori, riset dan praktek.
C. GARIS BESAR TUGAS KOMITE KEPERAWATAN
1. Menyusun dan menetapkan Standar Asuhan Keperawatan di rumah sakit.
2. Memantau pelaksanaan Asuhan Keperawatan.
3. Menyusun model Praktek Keperawatan Profesional.
4. Memantau dan membina perilaku etik dan profesional tenaga keperawatan.
5. Meningkatkan profesionalisme keperawatan melalui peningkatan pengetahuan
dan keterampilan seiring kemajuan IPTEK yang terintegrasi dengan perilaku
yang baik.
6. Bekerja sama
merencanakan
dengan
program
Direktur
untuk
Utama/Bidang
mengatur
Keperawatan
kewenangan
profesi
dalam
tenaga
tenaga
keperawatan/kebidanan.
i. Meningkatkan profesionalisme keperawatan/kebidanan melalui peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan seiring kemajuan IPTEK yang terintegrasi
dengan perilaku yang baik.
j. Bekerja sama dengan Bidang Keperawatan dalam merencanakan program
untuk mengatur kewenangan profesi tenaga keperawatan/kebidanan dalam
melakukan Asuhan Keperawatan/Kebidanan sejalan dengan rencana strategi
rumah sakit.
k. Memberi rekomendasi dalam rangka pemberian kewenangan profesi bagi
tenaga
keperawatan/kebidanan
yang
akan
melakukan
tindakan
keperawatan/kebidanan.
l. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan tenaga keperawatan/kebidanan .
m. Menyampaikan laporan kegiatan Komite Keperawatan secara berkala (satu
tahun sekali) kepada seluruh tenaga keperawatan/kebidanan rumah sakit.
10
kepada
seluruh
manager
keperawatan
dalam
dengan
Departement
Quality
Assurance
dalam
hal
tingkat
rumah
sakit:
menetapkan
alatalat
semua
kegiatan
pemantauan
mutu
dan
evaluasi
11
pola kinerja
perubahan
dalam
meningkatkan
mutu
asuhan
keperawatan/kebidanan.
m. Mempertahankan keterkaitan antara teori, riset dan praktek.
n. Menyampaikan laporan kegiatan Komite Keperawatan secara berkala kepada
Direktur Utama dan seluruh tenaga keperawatan/kebidanan rumah sakit.
o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dianggap penting sesuai instruksi
Direktur Utama.
E. SEKRETARIS KOMITE KEPERAWATAN
1. Mekanisme Pembentukan Sekretaris Komite Keperawatan
a. Sekretaris Komite Keperawatan ditetapkan oleh Ketua
Komite
Keperawatan.
b. Sekretaris Komite Keperawatan adalah seorang Staf Keperawatan
tetap/Pegawai Negeri Sipil (PNS).
c. Sekretaris
Komite
Keperawatan
bertanggung
jawab
untuk
memenuhi
fungsi,
tugas
dan
tanggung
jawabnya
dalam
12
masukan
kepada
ketua
komite
keperawatan
dalam
13
dipersyaratkan
lembaga pengatur.
f. Wewenang
1) Melaksanakan kegiatan kredensial secara adil, jujur dan terbuka secara
lintas sektoral dan lintas fungsi sesuai kebutuhan
2) Mengajukan agenda sidang kepada Ketua Komite Keperawatan dalam
rangka
a) Mengusulkan penetapan dan mengevalusi lingkup praktek dari
perawat/bidan profesional dan vokasional peran dan tanggung jawab
serta penunjang asuhan dan kompetensi umum dan khusus
b) Menyusun dan memperbaiki uraian tugas dari staf klinik
c) Berpartisipasi dalam tim kredensial dari para pelaksana prektek yang
ditetapkan
14
untuk
membahas
pelayanan
keperawatan/kebidanan
penetapan
perawat/bidan
dan
mengevaluasi
lingkup
praktek
dari
penetapan
keperawatan/kebidanan
memenuhi
kebutuhan
pengembangan staf.
mengusulkan
kependidikan
staf
pendidikan
proses-proses
bersamaan
untuk
dengan
15
9) Meningkatkan
akuntabilitas
individual
para
perawat/bidan
untuk
Memelihara
lingkungan
yang
kondusif
untuk
peningkatan
dan
dan
terarah
agar
kompetensi
perawat
dipertahankan
dan
a. Tujuan
Memastikan kualitas Asuhan Keperawatan yang diberikan oleh tenaga
keperawatan, benar-benar sesuai standar melalui penggunaan sumbersumber dan evaluasi yang berkesinambungan
b. Keanggotaan
Sub Komite Mutu Profesi terdiri dari koordinator,anggota dan dibantu
oleh oleh kelompok staf fungsional keperawatan serta perawat yang diberi
wewenang untuk melakukan assesment.
c. Fungsi
Membantu Ketua Komite Keperawatan dalam melaksanakan program
komite
untuk
meningkatkan
mutu
pelayanan
keperawatan/kebidanan,
16
d. Tugas Pokok
Memantau dan mengevaluasi ketepatan dan efektivitas asuhan yang
diberikan
oleh
staf
keperawatan/kebidanan
sekaligus
mengkaji
dan
kegiatan
upaya
peningkatan
mutu
pelayanan
untuk
membahas
masalah
mutu
pelayanan
mengevaluasi,
merevisi
SAK
dan
SOP
keperawatan/kebidanan.
4) Mengusulkan pengesahan dan memantau rencana peningkatan mutu unit.
5) Memantau dan memastikan kepatuhan terhadap standar yang telah
ditetapkan
17
peran
perawat/bidan baru
11) Mengevaluasi
pengembangan
dan
dan
fungsi
dari
pembimbing
baik
untuk
serta
mengembangkan
program
18
pasien
dari
pelayanan
yang
diberikan
oleh
tenaga
19
2. Membuat keputusan
Keputusan panel dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Bila perawat
merasa keberatan terhadap keputusan maka yang bersangkutan dapat
mengajukan bukti-bukti baru yang kemudian sub komite disiplin
membentuk panel baru. Akhirnya keputusan dilaporkan kepada Direktur
Utama Rumah Sakit melalui Komite Keperawatan.
3. Memberikan tindakan disiplin profesi keperawatan berupa teguran,
penugasan
peringatan
tertulis,
pembatasan
sampai
pencabutan
20
profesionalisme
tenaga
keperawatan
untuk
mencapai
profesionalisme.
Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam
pelaksanaan praktik keperawatan sehari-hari.
Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topik dan
metode serta evaluasi.
Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya,
symposium, bedside teaching, refleksi diskusi kasus dan lain-lain
disesuaikan dengan lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.
Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan Bidang Keperawatan,
Diklat dan Kelompok Fungsional Keperawatan untuk melakukan
pembinaan.
G. KELOMPOK FUNGSIONAL KEPERAWATAN
1. Pengertian
Kelompok Fungsional Keperawatan (KFK) adalah kelompok perawat klinik
yang mempunyai area peminatan yang sama dan memiliki komitmen untuk
memajukan
kelompoknya
dengan
meningkatkan
pengetahuan,
21
Maternitas). Minimal Perawat Klinik II dan hanya dapat dimutasi pada area
pelayanan sesuai kelompok keilmuan.
b. Keanggotaan KFK tidak tetap
Yaitu Perawat Klinik Pemula dan PK I yang masih melalui proses adaptasi
dan mutasi pada keenam area pelayanan dasar.
c. Keanggotaan KFK Kehormatan
Yaitu Perawat Manajer yang menyatakan diri bergabung/seminat dalam
kelompok keilmuan, yang dibuktikan dengan mengisi formulir keanggotaan,
dan memiliki kewajiban untuk melakukan kunjungan/visitasi pada area
pelayanan keperawatan sesuai kelompok keilmuan.
3. Tugas KFK
Melakukan tindakan preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif, penyuluhan,
pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan.
Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Melaksanakan etika keperawatan.
Membuat rencana strategi KFK.
Membantu komite keperawatan dalam tugas-tugas koordinasi.
Membuat rencana strategi panitia yang berada di bawahnya
4. Fungsi KFK
Memberikan usulan kepada Direktur Utama melalui Komite Keperawatan
sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan di bidang pelayanan
keperawatan KFK
5. Wewenang KFK
Melakukan tindakan preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif, penyuluhan,
pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan.
Membuat rencana strategis KFK
H. RAPAT KOMITE
1. Rapat Komite Keperawatan
Rapat Komite Keperawatan terdiri atas:
22
a. Rapat rutin.
b. Rapat khusus.
c. Rapat pleno.
2. Rapat Rutin Komite Keperawatan
a. Komite Keperawatan menyelenggarakan rapat rutin satu bulan sekali
pada waktu dan tempat yang ditetapkan oleh Komite Keperawatan.
b. Sekretaris Komite Keperawatan menyampaikan pemberitahuan rapat rutin
beserta agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling
lambat lima hari kerja sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
c. Rapat rutin dihadiri oleh pengurus Komite Keperawatan.
d. Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu.
e. Setiap undangan rapat disampaikan oleh sekretaris Komite Keperawatan
sebagaimana diatur dalam ayat (2) harus disampaikan :
1) Satu salinan agenda rapat.
2) Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu.
3) Satu salinan risalah rapat khusus yang lalu.
3. Rapat Khusus Komite Keperawatan
a. Rapat khusus Komite Keperawatan diselenggarakan dalam hal :
1) Diperintahkan oleh ketua; atau
2) Permintaan yang diajukan oleh secara tertulis oleh paling sedikit tiga
pengurus Komite Keperawatan dalam waktu empat puluh delapan jam
sebelumnya; atau
3) Permintaan
Ketua
Komite
Keperawatan
untuk
hal-hal
yang
23
24
Keperawatan
pada
rapat
berikutnya
dan
notulen
tersebut
setelah
Keperawatan.
ditandatangani
oleh
ketua
dan
sekretaris
Komite
25
BAB IV
PEMBINAAN, PEMANTAUAN DAN PENILAIAN
A. PEMBINAAN ETIK
1. Dasar Pembinaan Etik Keperawatan
Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan
pelanggaran disiplin Keperawatan dan tata tertib oleh seorang Staf
keperawatan adalah hal-hal yang menyangkut:
a. Dugaan pelanggaran statuta dan tata tertib Staf Keperawatan.
b. Dugaan pelanggaran tata tertib dan etika profesi.
c. Dugaan pelanggaran tata tertib dan kebijakan rumah sakit.
d. Perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan
rumah sakit.
e. Penggunaan obat dan alat kesehatan yang tidak sesuai dengan standar
profesi sesuai dengan ketetapan Komite Keperawatan.
f. Ketidakmampuan untuk bekerja sama dengan Staf rumah sakit yang dapat
menimbulkan inefisiensi operasional rumah sakit.
g. Hal-hal lain yang oleh Komite Keperawatan sepatutnya dianggap
menyangkut disiplin Keperawatan.
2. Tatacara Pelaporan Dugaan Pelanggaran Etik
Setiap Staf keperawatan rumah sakit yang terkait dengan Pelayanan
Keperawatan wajib memberitahukan adanya dugaan pelanggaran kepada
ketua Komite Keperawatan secara tertulis dalam suatu formulir yang
disediakan untuk itu dengan tata cara sebagai berikut :
a. Staf keperawatan menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada
ketua
Komite
Keperawatan
melalui
kordinator
Staf
keperawatan
Komite
Keperawatan
wajib
meneliti,
menindaklanjuti
dan
26
c. Ketua
Komite
Keperawatan
memberikan
kesimpulan
dan
putusan
Komite
Keperawatan
wajib
menetapkan
putusan
dengan
memperhatikan masukan dari sub Komite lain dalam waktu paling lama 7
hari kerja setelah diterimanya putusan Sub Komite Disiplin Profesi.
e. Putusan Komite Keperawatan sebagaimana disampaikan kepada direktur
dengan tembusan kepada yang bersangkutan.
B.
27
3. Sub Komite
Keperawatan
Keperawatan.
profesional
yang
berkaitan
dengan
Komite
28
29
BAB V
PENUTUP
Pengembangan Komite Keperawatan dapat membantu kelompok profesi
perawat/bidan agar kompetensi dan pertumbuhan profesi perawat di RSUP dr.
Soeradji
Tirtonegoro
Klaten
dapat
terus
berkembang.
Pelayanan
Asuhan
terencana dan
adanya
Buku
Pedoman
Pelaksanaan
Komite
Keperawatan,