TERMODINAMIKA TEKNIK 1
TIM DOSEN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA
DAFTAR ISI
BAB I. KONSEP DASAR THERMODINAMIKA ...................................
1.1 Definisi dan Aplikasi Thermodinamika ...................................
1.2 Bentuk-bentuk Energi ..............................................................
1.3 Sistem, Proses, Dan Siklus Thermodinamika ..........................
1.4 Sistem Satuan, Tekanan dan Temperatur ............................
1.4.1
Sistem Satuan ..........................................................
1.4.2
Tekanan ...................................................................
1.4.3
Temperatur ..............................................................
1
1
2
4
7
7
8
9
11
11
11
13
14
17
19
19
19
20
24
25
26
28
29
31
31
35
38
42
47
47
48
48
51
53
5.6
5.7
5.8
5.9
Siklus Carnot .
Prinsip Carnot ...
Mesin Kalor Carnot .....
Mesin Pendingin dan Pompa Kalor Carnot .
54
55
55
57
Bab I
bentuk
mekanisme
untuk
membantu
manusia
dalam
energi lain
menjadi
energi
mekanis
dalam
bentuk
gerak
atau
modern,
atau
thermodinamika
disebut
thermodinamika
statistik.
statistik
dimungkinkan
karena
BENTUK-BENTUK ENERGI
Telah disampaikan sebelumnya bahwa energi dapat terwujud
dalam berbagai bentuk, yaitu energi kimia, energi panas, energi mekanis,
energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnetik, energi
gaya magnit, dan lain -lain. Suatu media pembawa energi dapat
mengandung berbagai bentuk energi tersebut sekaligus, dan jumlah
energinya disebut energi total (E). Dalam analisis thermodinamika sering
digunakan energi total setiap satuan masa media (m), yang disebut
sebagai energi per-satuan masa (e) yaitu,
E
m
(1.1)
yaitu
energi
makroskopik
dan
energi
mikroskopik. Energi
pembawa
energi
sendiri
dan
tidak
tergantung
kepada
makroskopik
berhubungan
dengan
gerakan
masa
KE
mV 2
2
(1.2.)
ke
V2
2
(1.3)
(1.4)
(1.5)
dengan,
g = gaya gravitasi
z = posisi elevasi terhadap suatu referensi.
Energi internal meliputi semua jenis energi mikroskopik, yaitu akibat dari
struktur dan aktivitas molekul dalam masa yang ditinjau. Struktur molekul
adalah jarak antar molekul dan besar gaya tarik antar molekul, sedang
aktivitas molekul adalah kecepatan gerak molekul. Energi laten adalah
energi yang merubah jarak dan gaya tarik antar molekul, sehingga masa
berubah fase antara fase padat atau cair menjadi gas. Energi sensibel
merubah kecepatan gerak molekul, yang ditandai oleh perubahan
temperatur dari masa yang ditinjau.
Energi kimia adalah energi internal sebagai akibat dari komposisi
kimia sua tu zat, yang merupakan energi yang mengikat atom dalam
molekul zat tersebut. Perubahan struktur atom menyebabkan perubahan
energi pengikat atom dalam molekul, sehingga reaksinya dapat
melepaskan energi (eksothermis) misalnya dalam reaksi pembakaran,
atau memerlukan energi (indothermis). Bentuk energi internal lainnya
adalah energi nuklir, yang merupakan energi ikatan antara atom dengan
intinya.
Dalam bahasan thermodinamika efek dari jenis energi makroskopik
lain yaitu energi magetik, dan tegangan permukaan fluida dapat
daibaikan , sehingga energi total E dari masa pembawa energi tersebut
adalah:
KE
PE
mV 2
2
mgz
(1.6)
u ke
pe u
V2
2
gz
(1.7)
1 .3
yang dipilih, untuk dijadikan obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut
disebut sebagai lingkungan. Batas antara sistem dengan lingkungannya
disebut batas sistem (boundary), seperti terlihat pada Gambar 1.1. Dalam
aplikasinya
batas
sistem
nerupakan bagian
dari
sistem maupun
BATAS SISTEM
SISTEM THERMODINAMIKA
SISTEM
LINGKUNGAN
melalui knalpot. Turbin gas, turbin uap, pesawat jet dan lain-lain adalah
merupakan sistem thermodinamika terbuka, karena secara simultan ada
energi dan masa keluar-masuk sistem tersebut.
Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property
dari sistem, seperti tekanan P, temperatur T, volume V, masa m, viskositas,
konduksi panas, dan lain-lain. Selain itu ada juga property yang
disefinisikan dari property yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik,
panas jenis, dan lain-lain.
Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak
berubah, apabila masing-masing jenis property sistem tersebut dapat
diukur pada semua bagiannya dan tidak berbeda nilainya. Kondisi
tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana
sistem mempunyai nilai property yang tetap. Apabila property nya
berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut mengalami perubahan
keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami perubahan keadaan
disebut sistem dalam keadaan seimbnag (equilibrium ).
Perubahan sistem thermodinamika dari keadaan seimbang satu
menjadi keadaan seimbang lain disebut proses, dan rangkaian keadaan
diantara keadaan awal dan akhir disebut linasan proses seperti terlihat
pada Gambar 1.2.
Keadaan 2
Lintasan proses
Keadaan 1
Gambar 1.2. Proses dari keadaan 1 ke keadaan 2
Tergantung dari jenis prosesnya, maka keadaan 2 dapat dicapai dari
keadaan
melalui
berbagai
lintasan
yang
berbeda.
Proses
P
2
2
4
1
v
1
(a). Siklus dengan 2 proses
1.4
1 .4.1
Sistem Satuan.
Suatu sistem satuan adalah sistem besarn atau unit untuk men gkuantifikasikan dimensi dari suatu property. Sistem satuan yang sekarang
dipergunakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, adalah Sistem SI
(1.8)
(1.9)
Ukuran berat (W) adalah gaya yang ditimbulkan oleh masa m kg, dengan
percepatan sebesar medan gravitasi yang terjadi (g), sebagai berikut.
W=mg
(1.10)
(1.11)
Satuan Joule juga digunakan dalam dimensi energi panas, dan bia sanya
ukurannya dalam kJ (kilojoule) atau MJ (Mega Joule).
1 .4 .2
Tekanan.
Tekanan merupakan salah satu property yang terpenting dalam
1 Pa = 1 N/m2
Karena satuan Pascal terlalu kecil, maka dalam analisis thermodinamika
seringdigunakan satua kilopascal (1 kPa = 103 Pa), atau megapascal (1
MPa = 10 6 Pa). Satuan tekanan yang cukup dikenal adalah satuan bar
(barometric ), atau atm (standard atmosphere), sebagai berikut.
1 bar = 105 Pa = 0,1 Mpa = 100kPa
1 atm = 101. 325 Pa = 101,325 kPa = 1, 01325 bar
Pengukuran tekanan dengan menggunakan referensi tekanan nol
absolut disebut tekanan absolut (ata), sedang tekanan manometer (ato)
adalah tekanan relatif terhadap tekanan atmosfir. Tekanan vakum
adalah tekanan dibawah 1 atm, yaitu perbedaan antara tekanan
atmosfir d engan tekanan absolut, seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.4.
sebagai berikut,
P man
P abs
P vac
P atm
P abs
1.4.3 Temperatur
Ukuran temperatur berfungsi untuk mengindikasikan adanya energi
panas pada suatu benda padat, cair, atau gas. Metodenya biasanya
menggunakan perubahan salah satu property suatu material karena
panas, seperti pemuaian, dan sifat listrik.
Prinsip pengukurannya adalah apabila suatu
alat ukur
sama
dengan
temperatur
pada
benda
yang
diukur
dimaksudkan
10
Bab II
ZAT MURNI
Zat murni adalah zat yang mempunyai komposisi kimia yang tetap
pada semua bagiannya. Contoh zat murni misalnya, air, nitrogin, helium,
CO 2, udara, dan lain -lain. Persyaratan sebagai zat murni tidak perlu
hanya satu jenis saja, tetapi dapat berupa campuran zat asal
campurannya homogin pada seluruh bagiannya. Udara merupakan
campuran dari beberapa jenis zat tetapi masih bersifat zat murni, tetapi
campuran antara minyak dengan air bukan merupakan zat murni karena
tidak dapat bercampur secara homogin.
Zat murni dapat terwujud dalam fasa padat, fasa cair, atau fasa
gas. Fasa padat mempunyai struktur molekul dengan jarak antar molekul
paling kecil dan gaya ikat antar molekul paling besar, fasa cair
mempunyai gaya ikat yang lebih kecil, dan fasa gas gaya ikat antar
molekul paling kecil. Posisi molekul pada fasa padat relatif tetap, pada
fasa cair molekul bergerak secara oscilasi, dan pada fasa gas molekulmolekul bergerak bebas tidak beraturan dan saling bertabrakan satu
sama lainnya.
2.2
DIAGRAM FASA
Zat murni dapat mengalami perubahan fasa pada keadaan yang
Air berubah
11
Titik
puncaknya merupakan titik kritis, dimana diatas titik tersebut kondisi fasa
T
Gambar 2.1. Diagram perubahan fasa cair gas pada zat
murni
Titik kritis
Titik kritis
P2 > P1
d
b
T2 >
P1
Garis uap jenuh
T1
a
Garis liquid jenuh
v
12
(b). Koordinat T v
sampai mencapai titik cair jenuh di b. Sedang pada garis b-c terjadi
proses penguapan yang terjadi pada temperatur konstan dan tekanan
konstan, dengan fasa diantara titik b dan titik c adalah kondisi campuran
antara liquid dan gas. Pada titik b adalah 100% liquid, sedang pada titik d
adalah 100% fasa gas.
lanjutan dari uap, sehingga kondisi uapnya disebut uap panas lanjut
(superheated steam). Panas yang dibutuhkan untuk pemanasan air pada
garis a-b dan pemanasan uap pada garis c-d disebut panas sensibel,
sedang panas yang diperlukan untuk proses penguapan pada garis b-c
disebut panas laten. Terlihat pada Gambar 2.2 bahwa semakin tinggi
tekanan fluida (juga temperaturnya), semakin pendek garis penguapan
(garis b-c untuk tekanan P1) sehingga semakin kecil panas laten yang
dibutuhkan.
TABEL PROPERTY
Dalam analisis thermodinamika selalu dibutuhkan data nilai
property dari suatu zat, pada semua lingkup keadaan untuk masingmasing zat yang diteliti. Nilai property dapat
diprediksi
dengan
13
property untuk semua zat sangat kompleks, srhingga sangat sulit untuk
direpresentasikan dalam suatu persamaan yang sederhana.
Karena itu data property biasa nya dipresentasikan dalam bentuk Tabel
Thermodinamika, yang berisi data property dari beberapa zat yang sering
digunakan dalam aplikasi thermodinamika. Tabel tersebut membutuhkan
data property yang sangat banyak, yang dikumpulkan dari hasil
pengukuran yang membutuhkan waktu yang lama. Jenis property yang
biasanya ada dalam Tabel Thermodinamika adalah tekanan, temperatur,
volume spesifik, energy internal, panas laten, dan dua property baru yaitu
enthalpy (h) dan entropy (s) yang akan dibahas dalam bab selan jutnya.
Data property untuk keadaan fasa campuran tidak dapat dilihat secara
langsung dalam Tabel Thermodinamika, tetapi dapat dihitung dengan
menggunakan parameter kualitas campuran (x) yaitu:
mg
(2.1)
mlotal
(2.2)
GAS IDEAL
Molekul-molekul gas didalam suatu ruangan yang dibatasi dinding
14
mekanisme
gerakan
molekul
tersebut,
maka
dapat
property
gas
didalam
ruangan,
terutama
tekanan
(P),
penurunan
persamaan
matematis
hubungan
antar
beberapa variabel dari property gas. Sifat-sifat gas ideal yang diinginkan
tersebut tersebut adalah:
1. Gaya tarik-menarik antar molekul gas diabaikan.
2. Total volume molekul gas diabaikan terhadap volume ruangan.
Asumsi pertama memungkinkan bahwa semua energi kinetic molekul
menghasilkan energi tumbukan molekul ke dinding, sedang asumsi kedua
memungkinkan tidak ada pengurangan energi kinetik molekul karena
tumbukan antar molekul diabaikan. Dengan kedua asumsi tersebut,
maka secara analitis dapat diturunkan persamaan hubungan antar
variabel P, v, dan T gas ideal, atau sering disebut persamaan keadaan
gas ideal atau persamaan Boyle Gay Lussac, sebagai berikut,
Pv
dengan,
RT
(2.3)
15
Rm
M
(2.4)
(2.5)
(2.6)
(2.7)
P V = N R? T
(2.8)
16
P1 .V1
T1
P2 .V2
T2
(2.9)
2.5
17
(P
a
)( v b)
2
v
(2.10)
RT
27 R 2Tcr2
64Pcr
dan
RTcr
8Pcr
(2.11)
Persamaan Van der Waals mempunyai ketelitian yang kurang baik, tetapi
apabila konstanta a dan b dihitung menurut perilaku gas sebenarnya
pada lingkup yang luas maka ketelitiannya menjadi lebih naik.
2. Persamaan Beattie-Bridgeman.
Persamaan Beattie Bridgeman diajukan pada tahun 1928, dengan
menggunakan lima konstanta sebagai berikut,
Rm .T
v
(1
c
)(v B)
vT 3
A
2
v
(2.12)
A0 (1
a
)
v
dan B
B0(1
b
v
(2.13)
18
? cr
19
Bab III
H
HU
UK
KU
UM
M TERMODINAMIK A I :
SISTEM T ERTUTU P
3 .1
PENDAHULUAN
Hukum termodinamika pertama menyatakan bahwa energi tidak
dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain. Prinsip tersebut juga di kenal dengan istilah
konservasi energi . Hukum pertama dapat dinyatakan secara sederhana ;
selama interaksi antara sistem dan lingkungan, jumlah energi yang
diperoleh sistem harus sama dengan energi yang dilepaskan oleh
lingkungan.
Enegi dapat melintasi batas dari suatu sistem tertutup dalam dua
bentuk yang berbeda : panas (heat) dan kerja (work).
3 .2
Panas (Heat)
20
Q
m
(3-1)
(k J / k g)
waktu, jumlah
heat transfer
&
Q=
Qdt
(k J )
(3-2)
t2
Q t
(3-3)
( k J)
t = t2 - t 1.
Panas mempunyai jumlah dan arah. Untuk menandai arah dari panas
ada suatu konvensi tanda (kesepakatan tanda) sebagai berikut : Heat
transfer menuju sistem bertanda positif, dan keluar sistem bertanda
negatif.
3 .3
Kerja (Work)
sistem
dan
lingkungan.
Seperti
pada
pada penjelasan
W
m
(k J / k g)
(3-4)
,
power dan dinotasikan dengan W
21
merupakan point
function ,
differensialnya
disebut
(a)
(b)
Gambar 3-1. (a) . Sistem tertutup dan
( b). kerja dan panas sebagai
fungsi lintasan
We = VN (kJ)
(3-5) dimana
atau
We
We
VI
( k W)
22
We
(kJ)
VI dt
(3-6)
We
(3-7)
VI t
Fds
1
dWb
F ds
PA ds
P dV Wb
P dV
(kJ)
(3-8)
(3-9)
mg
yang
dibutuhkan
untuk
menaikkan
benda
dari
ketinggian z1 ke z2 adalah
2
Wg
F dz
mg dz
mg ( z 2
z1 )
(3-10)
( kJ)
F
a
ma
dV
dt
dV
dt
(3-11)
ds
dt
ds V dt
Wa
F ds
1
dV
dt
Vdt
m V dV
1
2
m V22
V12
( kJ)
(3-12)
23
Fr
(3-13)
2pr n
Ws h
Fs
t
r
2prn
2pnt
(3-14)
(kJ )
W sh
(3-15)
2p n t
dWpegas
F dx
kx
(3-17)
(kN )
W pegas
1
2
k ( x 22
x 12 )
(kJ)
(3-18)
24
Q - W = DE
(kJ)
(3-19)
dimana :
Q
E1 )
Seperti pada bab sebelumnya, total energi E dari sistem terdiri dari
tiga bagian : energi dalam U, energi kinetik KE dan energi potensial PE.
Sehin gga perubahan energi total sistem dapat ditulis sebagai berikut :
KE
PE
(kJ )
(3-20)
KE
PE
( kJ )
(3-21)
dimana :
m(u 2
u1 )
m( V22
KE
1
2
PE
mg ( z 2
V12 )
z1 )
U
u
( kJ )
(3-22)
(kJ / kg )
(3-23)
25
dE
dt
Q W
atau
(3-24)
( k W)
dQ dW
dE
(k J)
dq
de
(kJ / kg)
dw
(3-25)
Untuk sebuah siklus dimana kondisi awal dan akhir identik, sehingga
E2
E1
3.5
(kJ)
(3-26)
dq
dwother
du
Cv dT
du
u
T
Cv
(3-27)
(kJ /(k g. C ))
v
C p dapat
h
T
Cp
(kJ /( k g. C ))
(3-28)
(a)
(b)
Gambar 3-2. (a) . Panas je nis pd V dan P konstan
Pv
RT
27
(3-29)
u (T )
h
Pv
Pv
h = u + RT
RT
u (T ) ,
(3-30)
h(T )
bentuk
du
Cv (T ) dT
(3-31)
dh
C p (T ) dT
(3-32)
atau
2
u2
u1
C v (T ) dT
( kJ / k g)
3 -33)
2
h2
C p (T ) dT
h1
(kJ / k g)
(3 -34)
Pada pengamatan gas dengan molekul
yang komplek (molekul dengan dua atom atau
28
u2
u1
Cv ,av (T 2
T1 )
( k J / k g)
(3-35)
h2
h1
C p , av (T2
T1 )
(k J / k g)
(3-36)
(T 2 T 1)/2.
3.7
RELASI-RELASI
PANAS JENIS GAS IDEAL
Hubungan khusus antara Cp dan Cv gas ideal dapat diperoleh
dh
du R dT
29
Cp
Cv
(3-37)
(k J /(k g.K ))
Cp
Cv
Ru
( kJ /( kmol.K ))
(3-38)
Cp
(3-39)
Cv
pergeseran
batas
sistem,
hal
tersebut
dapat
diabaikan
du
(3-40)
(3-41)
C (T ) dT
Cv (T ) dT
2
u2
C (T ) dT
u1
( kJ / k g)
(3-42)
30
u2
u1
C a v (T2
T1 )
( k J / k g)
(3-43)
h2
h1
(u2
u1 ) v(P2
Pv) :
P1 )
(3-44)
atau
u v P
( kJ / k g)
31
h 2 - h 1 = v (P 2 - P 1)
31
BabIV
H
HU
UK
KU
UM
M TERMODINAMIK A I :
SISTEM TE RBUKA
( VOLU ME ATU R ))
4.1
ANALISA TERMODINAMIKA
VOLUME ATUR
Pada sebagian besar persoalan keteknikan pada umumnya akan
melibatkan aliran massa masuk dan keluar sistem, oleh karena itu hal
kondisi yang demikian sering dimodelkan sebagai
kontrol volume.
Steady
berarti
tidak
berubah
terhadap
waktu,
32
Total
massa masuk
VA
Total
massa keluar
VA
atau
mi
me
Perubahan
bersih massa
dalam VA
(4-1)
mCV
dengan
r Vn dA
dm
(4-2)
melalui
pipa
atau
saluran
dapat
diperoleh
dengan
mengintegrasikan :
33
r Vn dA
(kg/s)
(4-3)
Vn dA = V av A
(m 3/s)
(4-4)
Sehingga :
m = rV =
V
v
V
v
Total energi
melintasi batas
sbg panas &
kerja
atau
Total energi
dari massa
yg masuk
VA
Q W
Ein
Total energi
dari massa
yg keluar VA
Eout
ECV
Perubahan
bersih energi
dalam VA
(4-5)
Jika tidak ada massa yang masuk dan keluar volume atur, maka
suku kedua dan ketiga akan hilang, sehingga persamaan menjadi
persamaan untuk sistem tertutup.
Dalam volume atur seperti juga dalam sistem tertutup,
dalam
34
akan
(4-6)
PA
FL
PAL
(kJ)
PV
(4-7)
Pv
(kJ/kg)
(4-8)
e u ke pe u
V2
2
gz
(kJ / k g)
(4-9)
35
dimana V
Pv
Pv (u
ke
(4-10)
pe)
ke pe
V2
2
gz
(4-11)
( k J / k g)
dan nosel dioperasikan untuk periode yang lama dan dalam kondisi
yang sama. Peralatan yang demikian disebut dengan peralatan aliran
stedi.
Proses aliran stedi mempunyai pengertian sebuah proses dimana
aliran fluida ketika melalui sebuah volume atur tidak mengalami
perubahan terhadap waktu.
Sebuah proses aliran steadi bisa dikarakteristikkan sebagai berikut :
1. Tidak ada properti dalam volume atur yang berubah terhadap
waktu, seperti volume V, massa m dan total energi E .
2. Tidak ada properti pada batas volume atur yang berubah
terhadap waktu. Artinya tidak ada perubahan terhadap waktu
properti pada inlet dan exit.
3. Interaksi panas dan kerja antara sistem aliran steadi dan
lingkungan tidak berubah terhadap waktu.
Beberapa
peralatan
siklus,
seperti
mesin
atau
kompresor
36
.
adalah mass flow rate m
dalam
Total massa
masuk VA
perunit waktu
m
i
Total massa
keluar VA
perunit waktu
m
e
(kg/s)
dimana sub skrip i dan e menunjukkan inlet dan exit. Untuk hampir semua
peralatan keteknikan seperti nosel, difuser, turbin dan kompresor
umumnya hanya mempunyai satu aliran (hanya satu saluran masuk dan
keluar), sehingga umumnya hanya disimbolkan dengan subskrip 1 untuk
aliran masuk dan 2 untuk aliran keluar.
m 1
2
m
(kg/s)
(4-12)
atau
r1 V1 A1
r 2 V2 A2
(4-13)
1
V1 A1
v1
1
V2 A2
v2
(4-14)
atau
konstan) .
37
0) .
Energi total
melintasi batas
sbg panas & kerja
perunit waktu
Energi total
keluar VA
bersama massa
perunit waktu
Energi total
masuk VA
bersama massa
perunit waktu
atau
Q W
atau
m
eq e
Ve2
m e ( he
gze )
2
untu ksetiapkeluar
(4-15)
m i q i
V2
m i (hi i
gzi )
2
(KW)
untu ksetiapmasu k
(4-16)
untuk sistem aliran tunggal (satu inlet dan satu exit) persamaan di atas
menjadi :
Q W m h2
h1
V22 V12
2
g (z 2
z1 )
(kW )
(4-17)
, maka :
jika persamaan di atas di bagi dengan m
q
ke
pe
(k W )
(4-18)
dimana :
q =
Q
(panas perunit massa, kJ/kg)
w =
W
(kerja perunit massa, kJ/kg)
38
4.3
4.3.1
roket,
pesawat
udara
dan
mengecil
39
4.3.2
0.
dibandingkan
40
yang terlibat ( w = 0 ).
0) dan perubahan energi
potensial juga sangat kecil (Dpe @ 0), maka persa maan energinya
menjadi :
h2
h1
(kJ/kg)
u1
P1 v1
(4-19)
atau
u2
(4-20)
P2 v 2
atau
Energi dalan + Energi aliran = konstan
Oleh karena iru peralatan tersebut umumnya disebut dengan alat
isoenthalpi . Perlu diingat bahwa untuk gas ideal, maka h = h(T),
enthalpi
selama
proses
tetap,
maka
dapat
dipastikan
jika
bahwa
Suatu
tempat/ruang
dimana
proses
percampuran
terjadi
0 ) dan tidak
melibatkan kerja ( w = 0). Juga energi kinetik dan energi potensial dapat
diabaikan ( ke
0, pe
i
m
e
m
41
atau
m 1
m 2
3
m
0
Q
0
W
m e (he
Ve2
2
gze )
m i (hi
Vi2
2
gzi )
atau
m i hi
m e he
0, pe
m e (he
Ve2
2
gze )
m i (hi
Vi 2
2
gzi )
atau
m i hi
m e he
42
4.4
memasukkan
atau
membuang
fluida
dari
sebuah
bejana
50 kg ,
43
30 k g , sehingga massa
mi
me
( m1
50 kg - 30 kg = m2
m2 )batht u b
150 k g
m 2 = 170 kg
sehingga prinsip konservasi massa adalah
Total massa
masuk VA
selama t
Total massa
keluar VA
selama t
mi
me
mi
me
Perub. bersih
massa dalam
VA selama t
atau
(4-21)
m CV
(m2
m1 ) CV
(kg/s)
(4-22)
dimana subskrip i dan e menunjukkan inlet dan exit dan subskrip 1 dan 2
menunjukkan kondisi awal dan akhir volume atur.
Dalam bentuk umum persatuan waktu :
m e
e
m
dmCV
dt
(4-23)
(kg / s)
r Vn dA
A
r Vn dA
A
d
r dV
dt v
r dV .
Konservasi Energi
Perhatikan contoh sebuah bathtub, dimana energi dalam volume
atur (bathtub) awalnya adalah E1 = 500 kJ, kemudian ada panas yang
keluar ke tanah sebesar Q = -150 kJ. Jika ketinggian air dalam bathtub
naik, berarti sistem melakukan kerja, katakan sebesar Wb
10 kJ dan
44
300 k J dan energi yang keluar akibat massa yang terbuang melalui
sistem :
Q W
( E2
E1 ) b at ht u b
E2
640 k J
Total Energy
melintasi batas
sbg panas &
kerja selama t
Total Energy yg
dibawa massa
menuju VA
selama t
Total Energy yg
dibawa massa
keluar VA
selama t
waktu
Perubahan
bersih energi
dala m VA
selama t
atau
Q
dimana
(4-24)
ECV
masuk dan keluar volume atur. Jika persamaan diatas dituliskan dalam
bentuk persatuan waktu :
Q W
ECV
e
(kW)
dt
(4-25)
Energi total dari suatu fluida yang mengalir untu massa d m adalah
q d m , dimana q
h ke
Kemudian energi total yang ditransfer oleh massa melalui inlet dan exit
(
atau
mi
q i d mi
mi
hi
Vi
2
gzi
d mi
(4-26)
atau
45
m i hi
Vi
2
(4-27)
gzi
Q W
me
he
Ve
2
gze d me
Vi
hi
gzi d mi
ECV
(4-28)
Q W
m e he
Ve2
2
gz e
m i hi
V i2
2
gz i
dECV
dt
(4-29)
Kasus Khusus :
Proses Aliran Seragam (Uniform-Flow Processes)
Proses aliran tidak stedi pada umumnya sulit untuk dianalisa karena
integrasi persamaan sebelumnya sulit untuk dilakukan. Sehingga untuk
proses aliran tidak stedi akan lebih mudah jika disederhanakan dengan
memodelkan sebagai suatu proses aliran seragam. Sebuah proses aliran
seragam adalah sebuah proses idealisasi untuk memudahkan dalam
sebuah analisa :
1. Pada waktu tertentu selama proses, state dari volume atur adalah
seragam.
State
46
Q W
me he
Ve2
2
gze
mi hi
Vi2
2
gzi
(me ee
mi ei ) CV
(4-30)
m e he
m i hi
(m 2 u 2
m1 u1 ) CV
(4-31)
47
47
Bab V
HU KU M TERMODI NAMIKA II
5.1
PENDAHULUAN
Dalam bab-bab sebelumnya telah dibahas mengenai Hukum
termodinamika
Gambar 5- 1
pertama
telah
48
sebanding
dibalik secangkir kopi menjadi panas dalam sebuah ruangan yang dingin,
kita tahu bahwa hal tersebut tidak akan terjadi. Atau kita ambil contoh
lain, seperti tahanan panas memanaskan sebuah ruangan, jika dibalik,
kita memberikan panas pada ruangan, maka tidak mungkin arus akan
mengalir dengan arah terbalik dan menghasilkan energi yang sama
dengan energi yang dihasilkan listrik sebelumnya.
Dari contoh diatas jelas bahwa proses berjalan dalam suatu arah
tertentu tidak sebaliknya. Suatu proses yang telah memenuhi hukum
termo I, belum tentu dapat berlangsung. Diperlukan suatu prinsip selain
huku m
termo
untuk
menyatakan
bahwa
suatu
proses
dapat
berlangsung, yang dikenal dengan hukum termo II. Atau dengan kata
lain suatu proses dapat berlangsung jika memenuhi hukum termo I dan
termo II.
Kegunaan
hukum
termo
II
tidak
terbatas
hanya
pada
mengidenfikasi arah dari suatu proses, tetapi juga bisa untuk mengetahui
kualitas energi (hukum I berhubungan dengan kuantitas energi dan
perubahan bentuk energi) ; menen tukan batas toeritis unjuk kerja suatu
sistem ; dan memperkirakan kelangsungan reaksi kimia ( degree of
completion of chemical reaction )
5.2
istilah reservoir energi panas (Thermal Energy Reservoir) atau lebih umum
disebut dengan reservoir. Reservoir mempunyai pengertian adalah suatu
benda/zat yang mempunyai kapasitas energi panas
(massa x panas
49
karena sistem dua -fasa dapat menyerap dan melepaskan panas tanpa
mengalami perubahan temperatur.
Dalam praktek, ukuran sebuah reservoir menjadi relatif. Misalnya,
sebuah ruangan dapat disebut sebagai sebuah reservoir dalam suatu
analisa panas yang dilepaskan oleh pesawat televisi.
Reservoir yang menyuplai energi disebut dengan source dan
reservoir yang menyerap energi disebut dengan sink.
5.3 MESIN KALOR (Heat Engines)
Seperti kita ketahui kerja dapat dikonversi langsung menjadi panas.
Seperti misalnya pengaduk air. Kerja dapat kita berikan pada poros
pengaduk
sehingga
temperatur
naik.
Tetapi
sebaliknya,
jika
kita
memberikan panas pada air, maka poros tidak akan berputar. Atau
dengan kata lain, jika memberikan panas pada air, maka tidak akan
tercipta kerja (poros). Dari pengamatan di atas, konversi panas menjadi
kerja bisa dilakukan tetapi diperlukan sebuah alat yang dinamakan
dengan mesin kalor (heat engines)
Sebuah mesin kalor dapat dikarakteristikkan sebagai berikut :
1. Mesin kalor menerima panas dari source bertemperatur tinggi
(energi matahari, furnace bahan bakar, reaktor nuklir, dll).
2. Mesin
kalor
mengkonversi
sebagian
panas
menjadi
kerja
50
Unjuk kerja =
(5-1)
Untuk mesin kalor, output yang diinginkan adalah output kerja bersih dan
input yang diperlukan adalah jumlah panas yang disuplai ke fluida kerja.
Kemudian efisiensi termal dari sebuah mesin kalor dapat diekspresikan
sebagai
51
Efisiensi termal
atau
Wbersih,out
h th
(5-2)
Q in
atau
h th
1-
Q out
Qin
dimana Wbersih
Q in
,out
Q out
(5-3)
QH
h th
Wbersih,out
(5-4)
QH
atau
h th
1-
QL
QH
dimana Wbersih
,out
QH
QL
(5-5)
52
Gambar 5-2
Refrigerant
memasuki
kompresor
sebagai
sebuah
uap
dan
53
refrigerator
disebut
dengan
istilah
coefficient
of
COPR
QH
Wbersihi,n
output yg diinginkan
input yg diperlukan
(5-6)
atau
COPR
QH
QH
QL
1
QL QH
(5-7)
Perlu dicatat bahwa harga dari COPR dapat berharga lebih dari
satu, karena jumlah panas yang diserap dari ruang refrigerasi dapat lebih
besar dari jumlah input kerja. Hal tersebut kontras dengan efisiensi termal
yang selalu kurang dari satu. Salah satu alasan penggunaan istilahcoefficient of performance-lebih disukai untuk menghindari kerancuan
dengan istilah efisiensi , karena COP dari mesin pendingin lebih besar dari
satu.
Pompa Kalor (Heat Pumps)
Pompa kalor adalah suatu alat yang mentransfer panas dari
media bertemperatur rendah ke media bertemperatur tinggi. Tujuan dari
mesin pendingin adalah untuk menjaga ruang refrigerasi tetap dingin
dengan meyerap panas dari ruang tersebut. Tujuan pompa kalor adalah
menjaga ruangan tetap bertemperatur tinggi. Proses pemberian panas
ruangan
bertemperatur rendah.
COP H P
output yg diinginkan
input yg diperlukan
QH
Wbersihi,n
(5-8)
atau
COP HP
QH
QH
QL
1
1 - QL Q H
(5-9)
54
COPH P
(5-10)
COPR 1
asalkan
dilakukan/diwakili
ada
efek
luar
yang
dalam
kasus
tersebut
listrik misalnya.
5.5 MESIN-GERAK -ABADI
Perpetual -Motion Machines
Kita mempunyai pernyataan yang berulang-ulang, bahwa sebuah
proses tidak akan dapat berlangsung jika tidak memenuhi hukum
termodinamika pertama dan kedua. Semua alat yang melanggar baik
55
PMM2)
a) PMM2
a) PMM1
Gambar 5- 3
5.6
SIKLU S CARNOT
Sebelum membahas siklus Carnot terlebih dahulu perlu diketahui
(Gb. 5-4).
56
a) Siklus Carnot
Gambar 5- 4
PRINSIP CARNOT
Hukum termo kedua meletakkan pembatasan pada operasi
57
5.8
hth
QL
QH
(5-11)
Efisiensi termal dari suatu mesin kalor aktual dan reversibel yang
beroperasi pada batas temperatur yang sama adalah sebagai berikut
Gb. 5 -5 ):
h th
th, rev
th ,rev
h th ,rev
58
Efisiensi
maksimum
sebuah
pembangkit
tenaga
listrik
yang
tetapi aktualnya
hanya sekitar 40 persen. Hal ini sebenarnya tidak begitu buruk dan hal
tersebut masih membutu hkan improvisasi untuk mendekati efisiensi mesin
reversibel.
Kualitas Energi
Sebuah mesin kalor Carnot jika menerima panas dari sebuah
sumber pada temperatur 925 K dan mengubahnya 67,2 persen menjadi
kerja, kemudian membuang sisanya (32,8 persent) ke si nk pada 303 K.
Sekarang
jika
dievaluasi
bagaimana
efisiensi
termal
jika
sumber
59
COPR
QH
1
QL
dan
COPH P
1
1 - QL Q H
COPR,rev
1
TH TL
(5-12)
dan
COPH P ,rev
1
1 - TL TH
(5-13)
COPR,
COPR
rev
COPR,rev
COPR,rev
(5-14)
60
61