DISUSUN OLEH :
RUKHIL LAILAH
(2130610021)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MALANG
2015
KATA PENGANTAR
Pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan mahasiswa di Universitas
Islam Malang khususnya jurusan Biologi. Ditentukan oleh kegiatan belajar
mengajar di kelas. Yang meliputi pemberian teori-teori juga presentasi oleh para
mahasiswa. Disamping itu, kegiatan praktikum juga sangat penting bagi kami,
karena dengan adanya praktikum kita menjadi lebih terampil dan mandiri disetiap
permasalahan yang terjadi didalam praktikum.
Laporan ini disusun berdasarkan dari hasil praktikum dan literatur.
Kami menyadari bahwa laporan ini tidak Segala puja dan puji bagi Allah
SWT, Dzat penguasa seluruh alam jagat raya. Teriring pula shalawat dan salam
semoga selalu tercurahkan kepada baginda agung Rasulullah Muhammad SAW.
Sebagai wujud ikhtiar untuk meningkatkan berhasil tanpa bantuan dari
semua pihak yang telah membantu kami yang diantaranya Kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan.Tak ada
gading yang tak retak begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan
hati, kami harapkan saran dan kritik guna untuk peningkatan penyusun laporan
yang lebih baik pada waktu yang akan datang.
Malang,
Minggu, 17 Juni 2015
Praktikan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Penetrasi......................................................................................................3
2.2 Fertilisasi....................................................................................................5
2.3 Perjalanan Gamet Ke Tempat Pembuahan Spermatozoa............................7
2.4 Pembuahan..................................................................................................9
2.5 Reaksi Akrosomal.....................................................................................14
2.6 Pembelahan Zigot.....................................................................................15
2.7 Blastula.....................................................................................................17
2.8 Gastrulasi..................................................................................................18
BAB III METODOLOGI......................................................................................24
3.1 ALAT........................................................................................................24
3.2 CARA KERJA..........................................................................................25
BAB IV HASIL PENGAMATAN........................................................................27
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................30
5.1 Analisa Prosedur.......................................................................................30
5.2 Analisa Hasil.............................................................................................31
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................33
6.1 Kesimpulan..............................................................................................33
6.2 Saran.........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penetrasi adalah proses penembusan spermatozoa ke dalam ovum. Setelah
spermatozoa masuk, terjadi fertilisasi yaitu peleburan antara inti sel telur dengan
inti spermatozoa sehingga tumbuh menjadi individu baru yang disebut zigot.
Fertilisasi terjadi di dalam saluran kelamin betina atau dalam tubuh disebut
fertilisasi interna dan apabila di luar tubuh (di dalam air) disebut fertilisasi
eksterna. Fungsi utama fertilisasi adalah untuk menyatukan kumpulan kromosom
haploid dari dua individu menjadi sebuah sel diploid. Setelah terjadi tahap
penetrasi, kemudian terjadi fase pembuahan sel telur oleh sperma. Pada fase
pembuahan (fertilisasi), terjadi peleburan inti sel telur dengan inti sel sperma
(pronukleus jantan dengan pronukleus betina). Hasil dari fase fertilisasi ini adalah
terbentuknya zygote. Dalam fase selanjutnya zygote mengalami perkembangan
menjadi individu baru melalui proses pembelahan. Proses pembelahan yang
terjadi pada zygote meliputi morulasi, blastulasi, gastrulasi, neurolasi (Yatim,
1994).
Setelah terjadi fertilisasi atau pembuahan, maka terjadi pembelahan sel
atau cleavage. Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel
kecil, yang disebuut blastomere.Zigot akan berkembang menjadi suatu individu
baru melalui tahapan perkembangan lanjut, yaitu pembelahan blastulasi,
gastrulasi, dan neurilasi. Gastrulasi adalah proses pindahnya sel-sel bakal organ ke
tempat yang sebenarnya. Sedangkan neurilasi adalah pembentukan bumbung
neural dari embrio. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan untuk mengetahui
urutan fertilisasi dan tahap perkembangan awal embrio.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk memahami, mempelajari, dan mengamati
perkembangan normal embrio landak laut (Temnopleurus alexandri) dari
fertilisasi sampai tahap pluteus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penetrasi
Penetrasi adalah proses penembusan spermatozoa ke dalam ovum. Setelah
spermatozoa masuk, terjadi fertilisasi yaitu peleburan antara inti sel telur dengan
inti spermatozoa sehingga tumbuh menjadi individu baru yang disebut zigot.
Zigot berasal dari peristiwa berpasangannya kedua pihak kromosom gamet, yakni
pihak jantan atau patroklin dan pihak betina atau metroklin. Masing-masing gamet
mengandung 1n kromosom, disebut haplont. Setelah terjadi pembuahan zigot
terdiri dari sel yang 2n, disebut diplont. Kemudian zigot mengalami pertumbuhan
embryologis (Yatim,1994).
Untuk bisa masuk ke dalam sel telur, spermatozoa harus melewati sel-sel
kumulus, menembus zona pelucida, dan selaput vitelin. Sel-sel kumulus dapat
dilewati oleh pergerakan aktif spermatozoa dibantu olah enzim hialuronidase.
Enzim ini mendepolimerisasi asam hyaluron-protein. Penembusan zona pelucida
dimungkinkan karena spermatozoa memiliki enzim yang disebut zona lisin.
Spermatozoa menghasilkan zat fertilisin untuk mengimbangi zat antifertilizin
yang dikeluarkan oleh sel telur, sehingga spermatozoa dapat melekat pada zona
pelucida dan menembusnya. Setelah lapisan tersebut berhasil ditembus, akrosom
yang telah menjadi longgar selama kapasitasi mengalami lisis yang akhirnya
menjadi musnah. Spermatozoa masuk ke dalam ke dalam sitoplasma sel telur
setelah menanggalkan selaput plasma yang telah bergabung dengan selaput vitelin
( Anonim, 2009 ).
2.2 Fertilisasi
Fertilisasi merupakan peleburan antara inti sel telur dengan inti spermatozoa
sehingga tumbuh menjadi individu baru yang disebut zigot. Sel gamet, yaitu
sperma dan sel telur yang menyatu selama fertilisasi atau pembuahan, merupakan
jenis sel yang sangat terspesialisasi yang dihasilkan melalui serangkaian peristiwa
perkembangan yang kompleks dalam testes dan ovarium induk. Fungsi utama
fertilisasi adalah untuk menyatukan kumpulan kromosom haploid dari dua
individu menjadi sebuah sel diploid tunggal, yaitu zigot (Campbell, 2004).
Beberapa tahap fertilisasi pada mamalia yaitu, sperma bermigrasi melalui
lapisan pembungkus sel folikel dan berikatan dengan molekul reseptor pada zona
pelusida sel telur. Pengikatan tersebut menginduksi reaksi akrosomal, di mana
sperma membebaskan enzim-enzim pencernaan ke dalam zona pelusida. Dengan
bantuan enzim hidrolitik ini , sperma mencapai membran plasma sel telur, dan
protein membran sperma berikatan dengan reseptor pada membran sel telur.
Membran plasma menyatu, yang memungkinkan isi sel sperma memasuki sel
telur. Enzim yang dibebaskan selama reaksi kortikal sel telur mengeraskan zona
pelusida,yang sekarang berfungsi sebagai penghambat terjadinya polispermia
(Campbell, 2004).
Tempat fertilisasi dapat terjadi di dalam saluran kelamin betina atau dalam
tubuh disebut fertilisasi interna dan apabila di luar tubuh (di dalam air) disebut
2.
3.
4.
bagian tengah sel telur (miedle piece). Terjadi penggabungan inti dan sitoplasma.
Sitoplasma spermatozoon sangat sedikit melebur dengan ooplasma yang dapat
menyebebkan perubahan fisiologis untuk menunjang proses fertilisasi. Setelah inti
spermatozoon di dalam telur menjadi besar, kromosomnya bergabung dengan sel
telur. Terjadi pembelahan mitosis dengan terbentuknya amphiaster pembelahan
yang timbul dari bagian tengah spermatozoon (Nurhayati, 2004).
Setelah inti spermatozoon di dalam telur menjadi besar dan kromosom
bergabung dengan kromosom telur. Pembelahan mitosis terjadi denag
terbentuknya
amphiaster
pembelahan
yang
timbul
dari
bagian
tengah
ke vas eferens, oleh adanya tekanan volume dalam tubulus. Volume meningkat
karena:
Dalam vas everens spermatozoa bergerak pelan sekali, berlangsung berharihari. Gerakan ini disebabkan:
meningkatnya produksi tubulus, sehingga mendesak yang di depan untuk
maju.
Gerakan mengayuh berirama cilia dinding vas everens sendiri
1.
dimasukkan atau berkontak ketat dengan vulva betina. Pisces yang membuahi di
dalam tubuh betina (gabus), sirip pelvis berubah bentuk untuk menyalurkan mani
ke tubuh betina. Reptilia dan Aves, kloaka jantan berfungsi sebagai penyalur.
Kloaka jantan mengadakan kontak langsung dengan kloaka betina (Yatim, 1994).
2.4 Pembuahan
2.4.1 Keadaan gamet sekitar waktu pembuahan
Spermatozoa
Giat bergerak dengan flagellumnya. Energi didapat dari pernafasan
anaerobik fruktosa yang terkandung dalam semen, dan dari pernafasan aerobik
10
glukosa dan glikogen yang terkandung dalam saluran kelamin betina. Sejak
menempuh cervix, uterus sampai tuba, spermatozoa pun mengalami kapasitasi.
Yakni kapasitas atau kesanggupan untuk melakukan pembuahan. Kapasitasi itu
sesungguhnya proses biokemis. Ada zat inhibitor pembuahan terkandung dalam
semen. Inhibitor pembuahan itu ialah menghalangi dilepaskannya enzim
hyaluronidase dan akrosin dari spermatozoa. Dengan kapasitasi, dihasilkan zat
dalam saluran kelamin betina untuk menetralkan zat inhibitor pembuahan itu.
Secara genetis spermatozoa pada saat pembuahan sudah lengkap menempuh
miosis I dan meiosis II, sudah pula menempuh proses pematangan dalam ductus
epydidimis (Yatim, 1994).
Ovum
Deutoplasma sudah cukup didistribusikan sekitar ooplasma, ada yang
berupa butiran (granula) ada pula yang berupa kepingan. Selain itu didalam proses
pematangan ovum, terjadi pula pemasukan pigment ke ooplasma pada beberapa
jenis hewan, seperti pisces dan amfibia. Protein dan ARN (asam ribosa nukleat)
untuk sintesa protein, bersama-sama asam amino pun bertimbun dalam ovum.
Beda dengan spermatozoon, susunan genetis ovum belum lengkap menempuh
miosis. Baru selesai miosis I (Yatim, 1994).
2.4.2 Kegiatan gamet untuk membuahi ovum
Ovum
Mengeluarkan gynogamon, yang terdiri dari fertilizin dan zat penelur.
Fertilizin berguna untuk:
11
12
13
14
15
reseptor spesifik yang berada di lapisan vitelin di luar membran plasma sel telur
tersebut (Pechenik, 2000).
Reaksi akrosomal menyebabkan penyatuan membran plasma sel sperma dan
sel telur dan masuknya satu nukleus sperma ke dalam sitoplasma sel telur.
Penyatuan membran menimbulkan respon listrik yang mirip neuron oleh
membran plasma sel telur tersebut. Saluran ion membuka, sehingga ion natrium
dapat mengalir ke dalam sel telur dan mengubah potensial membran atau voltase
yang mengalir di sepanjang membran tersebut (Pechenik, 2000).
Pengaruh utama lain penyatuan membran plasma sel telur dengan sperma
adalah reaksi kortikal, yaitu serangkaian perubahan di zona bagian luar (korteks)
sitoplasma sel. Penyatuan sperma dengan sel telur memicu suatu jalur transduksi
sinyal yang menyebabkan retikulum endoplasmik (RE) sel telur itu membebaskan
kalsium ke dalam sitosol. Pembebasan kalsium dari RE dimulai pada tempat
masuknya sperma dan kemudian menjalar dalam bentuk gelmbang di seluruh sel
telur yang dibuahi tersebut. Jalur persinyalan itu mengakibatkan produksi IP3,
yang membuka saluran kalsium bergerbang ligan pada membran ER. Kalsium
yang dibebaskan itu kemudian memicu pembukaan saluran lain., dan demikian
seterusnya. Dalam hitungan detik, konsentrasi kalsium yang tinggi menghasilkan
perubahan dalam vesikula yang disebut granula kortikel yang terletak persis di
bawah membran plasma sel telur. Merespon terhadap peningkatan kalsium,
granula kortikel menyatu dengan membran plasma dan membebaskan isinya ke
dalam ruangan perivitelin antara membran plasma dan lapisan vitelin. Enzimenzim dari granula itu memisahkan lapisan vitelin dari membran plasma
16
17
dengan atau mungkin juga melintang bidang meredian. Bidang ekuator, Tegak
lurus terhadap poros kutub animal-vegetal dan di pertengahan antara kedua kutub.
Bidang latitudinal , sejajar bidang ekuator (Yatim, 1994).
Ada 3 macam pembelahan :
1. Holoblastik : pembelahan mengenai seluruh daerah zigot, terdapat pada telur
homolechital dan mesolechital
2. Meroblastik : Pembelahan hanya pada sebagian zigot, yakni di daerah germinal
disk. Terdapat pada telur megalechital.
3. Perantaraan holoblastik dan meroblastik : pembelahan yang tak seluruhnya
mencapai ujung daerah kutub vegetal. Terdapat pada telur megalechital yang
berlapis yolk yang tebalnya sedang, terdapat pada ganoid dan dipnoid (Yatim,
1994).
Holoblastik dibedakan atas :
1. Holoblastik teratur : terdapat pada bintang laut, Amphioxus dan katak. Disebut
teratur karena pembelahan berlangsung secara teratur dilihat dari bidang
pembelahan maupun waktu tahap-tahap pembelahan itu
2. Holoblastik tak teratur : terdapat pada mamalia. Bidang dan waktu tahap-tahap
penmbelahan tak sama dan tak serentak terjadi pada berbagai daerah zigot
(Yatim, 1994).
18
2.7 Blastula
Proses pembentukan blastula disebut blastulasi. Berdasarkan bentuk dan
susunan blastomernya, blastula dibagi atas tiga macam yaitu : Coeloblastula,
Discoblastula, dan Stereoblastula. Coeloblastula berbentuk bola atau disebut juga
blastula bundar. Tipe Coeloblastula berasal dari telur homolecithal dan
mesolechital. Discoblastula berbentuk cakram atau disebut juga blastula gepeng.
Blastula ini berasal dari telur homolechital yang mengalami perubahan holoblastik
tak teratur, dan telur megalechital yang membelah secara meroblastik (Yatim,
1994).
Blastula memiliki daerah-daerah sel yang akan menjadi bakal pembentuk
alat. Pada embriogenesis selanjutnya daerah-daerah itu akan bergerak menyusun
diri untuk menjadi lapisan-lapisan sel tersendiri. Dikenal 5 daerah bakal
pembentuk alat:
a. bakal ectoderm epidermis
b. bakal ectoderm saraf
c.bakal notochord
d.bakal mesoderm
e. bakal endoderm
Balstula awal memiliki sifat totipotent, yakni kemampuan menumbuhkan
segala macam bakal pembentuk alat. Melalui proses differensiasi maka
19
2.8 Gastrulasi
Fase blastula, terbentuk dua lapis benih, yaitu epiblast dan hypoblast. Pada
gastrula dua lapis benih itu menjadi tiga lapis: ectoderm, endoderm, dan
mesoderm. Dalam proses gastrulasi terjadi berbagai macam gerakan sel di dalam
usaha mengatur dan menderetkan mereka sesuai dengan bentuk dan susunan
tubuh individu dari species bersangkutan. Ada dua kelompok gerakan, yaitu
epiboli dan emboli. Gerakan epiboli merupakan gerakan melingkup, terjadi di
sebelah luar embrio. Berlangsung pada bakal ectoderm epidermis dan saraf.
Gerakan yang besar berlangsung menurut proses bakal anterior-posterior tubuh.
Sementara bakal mesoderm dan endoderm bergerak, epiboli menyesuaikan diri
sehingga ectoderm terus menyelaputi seluruh embrio. Gerakan emboli adalah
gerakan menyusup, terjadi di sebelah dalam embrio. Berlangsung pada daerahdaerah bakal mesoderm, notochord, pre-chorda, dan endoderm. Daerah-daerah itu
bergerak ke arah blastocoel. Gerakan emboli ada tujuh macam, yaitu:
a. Involus
d. Evaginasi
20
e. Delaminasi
: gerakan memencar
g.Extensi
: gerakan meluas
(Yatim, 1994).
Metabolisme yang kompleks terjadi dalam proses perkembangan dari zigot
menjadi blastosis yang siap mengalami gastrulasi dam implantasi. Perubahan yang
terjadi meliputi serangkaian pembelahan sel untuk membentuk morula,
diferensiasi sel morula menjadi dua galur sel yaitu trophoblast dan inner cell
mass (ICM) (Rossant, 1986), orientasi spatial kedua macam sel membentuk
blastosis yang terdiri dari ICM dan tropektoderm (TE), pengaliran cairan ke dalam
blastosul, dan spesifikasi regioal ICM menjadi endodermprimitif (hypoblast) dan
ektoderm primitif (epiblast) melalui pembentukanmetriks ekstraseluler bertipe
membran basal (Rosadi et al, 2008).
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Echinodermata
Class
: Echinoidea
Ordo
: Temnoplueroidea
Family
: Temnopleuroidea
21
Genus
: Temnopleurus
Species
Cleavage
Ketika zigot telah terbentuk, maka dimulailah pembelahan mitosis pada
zigot yang dikenal dengan tahapan pembelahan (cleavage).
Dalam fase ini, zigot berubah bentuk dari sel tunggal menjadi sebuah masa
sel yang solid/padat disebut morula. Morula berkembang menjadi bola sel
yang berrongga (rongga =blastosoel), disebut blastula.
Sel-sel kecil hasil pembelahan tersebut dikenal dengan istilah blastomer
Sel Sea Urchin dan kebanyakan hewan lainnya mempunyai lebih sedikit
kuning telur, tetapi masih mempunyai sumbu animal-vegetal. Karena yolk
22
proses
gastrulasi,setelah
terbetuk
gastrula,
embrio
akan
23
24
25
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
3.1.1 Bahan
Landak laut (Temnopleurus alexandri) jantan dan betina
Mikroskop
Aerator
Air laut
Formalin 4%
KCl 0,55M
Kertas saring
Tissue
Aquades
Corong
Cawan petri
Pinset
Tabung flacon
Jerigen
3.1.2 Alat Praktikum
Akuarium
Gelas kimia 150 &1000 ml
Akuades
Spuit injeksi (alat suntik)
Pipet tete
26
Landak laut digoyang goyangkan dan diletakkan pada mulut gelas kimia yang
sudah diisi air laut, dengan bagian aboral menyantuh air
Sperma keluar ditandai dengan cairan pekat berwarna putih, ovum ditandai
dengan cairan berwarna kuning
Telur landak laut diambil sebanyak 5 tetes, dan sperma diambil sebanyak 2 tetes
kemudian diletakkan di cawan petri yang sudah diisi air laut yang disaring
Cawan petri digoyang goyang secara perlahan agar suspensi telur terfertilisasi
sperma
Diamati perkembangan se telur tahap demi tahap dengan mikroskop
Air laut dicawan petri segera di aerasi dan diganti dengan air laut baru denga cara
pipetting dibawah mikroskop
Tangan kanan menyedot air, tangan kiri menambah air dengan hati hati
Diamati tahap demi tahap perkembangannya, bila sampai waktu yang ditentukan
tidakterjadi perkembangan, maka segera diganti preparat baru
Dilakakukan diskusi dan dibuat laporan
27
28
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
No
Waktu
Stadium
Gambar
21:00
Aklimatisasi
21:15
Penyuntika KCl
21:20
22:07
23:16
Pembelahan 2 Sel
29
23:49
Pembelahan 4 Sel
0:11
Pembelahan 8 Sel
0:46
Pembelahan 16 Sel
1:26
Pembelahan 32 Sel
10
1:45
Morula
11
2:53
Blastula Awal
12
4:23
Blastula Akhir
13
9:18
Gastrula
30
14
12:13
Proses Invaginasi
15
16
Prisma
Pluteus
31
32
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Analisa Prosedur
Pada praktikum ini, awalnya praktikan mencari dan mengambil spesies
landak laut (Temnopleurus alexandri) dari Pantai. Kemudian, spesies dimasukkan
kedalam kedalam aquarium yang sudah diisi dengan air laut yang sudah disaring
sebelumnya. Selanjutnya praktikan mengambil salah satu spesies kemudian
disuntik dengan larutan KCl 0,55M pada bagian oral kedalam rongga badan
landak laut untuk mendapatkan sperma dan sel telurnya. Kemudian landak laut
digoyang goyangkan dan ditempatkan pada mulut gelas kimia yang sudah diisi
dengan air laut yang sudah disaring dengan bagian aboral landak laut menyentuh
air yang digelas kimia. Tunggu beberapa saat sampai keluar cairan. Bila yang
keluar cairan berwarna putih maka spesies tersebut bertipe jantan karena
mengeluarkan sperma. Dan bila yang keluar cairan berwarna kuning, spesies
tersebut bertipe betina karena mengeluarkan ovum (sel telur).
Di ambil suspensi ovum sebanyak 5 tetes dan juga suspensi sperma
sebanyak 2 tetes yang diletakkan dicawan petri yang berisi air laut yang sudah
disaring. Selanjutnya cawan digoyang goyangkan agar terjadi proses fertilisasi.
Kemudian praktikan harus mengamati setiap perkembangan sel telur tahap demi
tahap sesuai dengan tabel yang tersedia dengan menggunakan mikroskop. Setiap
5 menit air dicawan petri harus diganti denga air baru dengan cara pipetting
dengan pelan melalui tepi cawan petri (tangan kanan menyedot, tangan kiri
menambah air yang baru). Catatan : bila pada waktu yang sudah ditentukan tidak
33
teradi perkembangan, maka preparat harus segera diganti. Dari hasil pengamatan
dibuat laporan sebagai kerja pratikum.
34
tidak sesuai dengan teori yang ada, ini dikarenakan sel telur udah tidak terlalu
sehat dan air yang ada dicawan petri hampir habis. Tahap selanjutnya adalah
gastrulasi yang ditandai dengan terjadinya lekukan sel teur kedalam yang
membutuhkan waktu selama kurang lebih 5 jam. Proses terjadi begitu lama karena
sel sudah hampir mati. Dan yang terakhir terjadi proses invaginasi yang
membutuhkan waktu 3 jam lebih. Untuk tahap pembelahan yang selanjutnya tidak
teramati, karena sel sudah mati dan tidak terjadi perkembangan lagi.
35
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk
mencapai sebuah individu baru dibutuhkan sebuah proses yang cukup lama dan
rumit.
Mulai dari fertilisasi yang merupakan proses peleburan dua gamet sehingga
terbentuk individu baru. Yang pada hal ini ditandai dengan terbentuknya cekungan
pada sel telur. Kemudian sel telur mengalami pembelahan, yang awalnya satu
menjadi 2sel, 4 sel, 8sel, 16 sel,32 sel, dan 64 sel atau juga bisa dikatakan bahwa
sel telur memasuki fase morula. Dari fase morula ini kemudian Sea urchin
mengalami fase blastula yaitu perubahan dari bulat padat menjadi bentuk seperti
bola beronngga, dan selanjutnya terjadi proses kembalidari blastula ke gastrula.
Yang mana pada tingkat ini terjadi proses pembentukan lapis benih atau germ
layer. Yang ditandai dengan terjadinya lekukan.
6.2 Saran
Laporan hasil praktikum tentang Perkembangan Normal Landak Laut
(Temnopleurus alexandri) masih ada beberapa kekurangan, oleh karena itu
dibutuhkan kritik dan saran atau masukan yang membangun demi sempurnanya
Laporan praktikum ini.
36
DAFTAR PUSTAKA
Athiroh, N. 2014. Petunjuk Praktikum. Struktur dan Perkembangan Hewan II
(embriologi). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Islam Malang. Malang
Bidang Ilmu : Biologi | Akses Terahir : 2015-05-16 | | Hits : 20/0
Copyright 2009. All Right Reserved
Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
PDII-LIPI
Loyana, Tepi dkk. 2007. Biologi SMA Keas X. Jakarta: CV Nadia Sarana Utama.
Nurhayati, Awik Pudji Diah. 2004. Perkembangan Hewan. Program Studi
Biologi, ITS: Surabaya
Rosadi, Bayu et al. 2008. Perkembangan Embryo Mencit dan Hamster dalam
Medium KSOMaa dam HECM-6. Bagian Reproduksi Fakultas Perternakan,
Universitas Jambi: Jambi.
38