PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Magnesium adalah unsur golongan IIA dalam table periodik. Magnesium
merupakan logam berwarna putih keperakan yang cukup kuat digunakan dalam
konstruksi bangunan, jembatan, mobil dan pesawat terbang. Magnesium
memilliki titk leleh 651C dan titik didih 1100C, dan densitasnya 1,738 g/cm 3
(Newton, 2010).
Magnesium merupakan logam aktif, bereaksi lambat dengan air dingin dan
bereaksi lebih cepat dengan air panas. Pada temperatur ruang, jika direaksikan
dengan oksigen akan membentuk magnesium oksigen. Pada temperatur tinggi
akan terbakar menghasilkan cahaya putih. Magnesium bereaksi dengan
kebanyakan asam dan beberapa logam alkali. Magnesium juga dapat dengan
mudah dikombinasikan dengan unsur non logam seperti nitrogen, sulfurn fosfor,
klorin, fluorin, bromin, dan iodine. Selain itu magnesium juga dapat bereaksi
dengan beberapa senyawa seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida
(CO2), sulfur oksida (SO2), dan nitrogen oksida (NO) (Newton, 2010).
Senyawa magnesium telah banyak digunakan oleh manusia selama beberapa
abad. Sebelumnya unsur ini belum dapat diisolasi karena tidak menemukan cara
bagaiman cara memutus ikan antara magnesium dengan unsur lainnya, hingga
tahun 1808, kimiawan inggris Humphry Davy dapat menyelesaikan masalah
tersebut dengan cara mengalirkan arus listrik kedalam cairan magnesium oksida
(MgO). Arus ini menyebabkan senyawa tersebut putus ikatannya dan membentuk
logam magnesium dan gas oksigen (Newton, 2010):
2MgO arus listrik
2Mg + O2
Metode ini ternyata dapat digunakan untuk mengisolasi unsur lainnya yang
membentuk senyawa yang sangat sulit diputuskan ikatannya seperti magnesium.
Nama magnesium menjadi sangat familiar beberapa abad ini, nama ini diambil
dari nama suatu daerah di Yunani yaitu Magnesia yang merupakan daerah dengan
senyawa magnesium yang sangat melimpah (Newton, 2010).
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Banyak sekali mineral alam yang terbentuk dari magnesium, diantaranya adalah
dolomit, magnesit atau magnesium karbonat (MgCO3), karnalit atau Kalium
magnesium klorida (KMgCl3), dan epsomit atau magnesium sulfat (MgSO4).
Magnesium memiliki 3 isotop yaitu magnesium-24, magnesium-25, dan
magnesium-26. Isotop merupakan suatu bentuk lain dari unsur. Setiap isotop
berbeda dengan isotop lainnya karena perbedaan nomor massa. Nomor massa ini
mewakili jumlah proton dan dan neutron dari suatu unsur. Jumlah proton
menentukan sifat unsur, tetapi jumlah neutron dalam atom dapat bervariasi,
variasi-variasi ini yang disebut isotop. Selain ketiga isotop tersebut terdapat 12
isotop radioaktif (Newton, 2010).
2.3
Proses Pidgeon
Pada proses ini magnesium diperoleh dari dolomit yang telah dikalsinasi.
Proses Bolzano
Prinsipnya mirip dengan proses pidgeon. Reaktornya berbentuk silinder
vertikal berlapis. Briket dari campuran dolomit yang telah dikalsinasi dan ferosilikon dimasukkan ke dalam reaktor. Reaktor ini dipanaskan melalui pemanasan
elektrik dari dalam tabung reaktor tidak seperti pada proses Pidgeon. Suhunya
diatur pada 1200C dan tekanan dalam reaktor diatur sebesar 30 mmHg. Uap
magnesium terbentuk selama proses reduksi kondensasi pada bagian yang lebih
dingin pada reaktor dan terkumpul pada akhir siklus reduksi (Ranganathan, 2008).
Proses Magnetherm
Pada proses ini MgO dilarutkan dalam bentuk slag cair yang direduksi oleh
fero-silikon. Slag yang digunakan mengandung 55% CaO, 25% SiO, 15% Al2O3,
6
dan 5-6% MgO. Slag ini diatur suhunya pad 1550C reactor silinder berlapis.
Panas diberikan melalui pemanas elektrik pada slag cair menggunakan elektroda
grafit. Pada temperatur ini slag berbentuk semi-cair dan terdiri dari campuran fase
padat dan cair. Reaksi terjadi antara clag cair dengan fero-silikon cair dan diatur
tekanannya pada 30-100 mmHg. Uap magnesium dihasilkan dari reduksi slag oleh
silicon. Uap meninggalkan wadah reaksi dan terkondensasi menjadi cair lalu
terkumpul di wadah logam. Proses ini berlangsung selama 18 jam. Proses
magnetherm ini membutuhkan energy yang lebih sedikit dibandingkan proses
pidgeon, namun logam yang yang diperoleh harus proses lagi untuk memperoleh
kemurnian yang tinggi (Ranganathan, 2008).
2. Electrolysis
Pada proses ini, magnesium diperoleh dari elektrolisis magnesium klorida
anhidrat. Material umpan untuk MgCl2 diperoleh dari klorinasi MgO atau MgCO3.
Elektrolisis ini dilakukan pada suhu 700-800C dalam bejana berlapis
menggunakan katode baja dan anoda grafit. Logam magnesium akan mengapung
diatas permukaan larutan elektrolite (Ranganathan, 2008). Reaksinya sebagai
berikut (Newton, 2010):
2MgCl arus listrik
2.4
2Mg + Cl2
kembang api memancarkan cahaya yang sangat putih. Cahaya tersebut diproduksi
magnesium
fosfat,
magnesium
silikat);
laksatif
untuk
2.5
BAB III
9
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Magnesium merupakan unsur ke 6 yang paling melimpah di bumi dan
kelimpahannya diperkirakan sekitar 2,1 %. Magnesium juga terdapat pada air
laut.magnesium memiliki sifat-sifat yang khas dan berbeda dengan unsur yang
lain. Magnesium banyak ditemukan di alam dalam bentuk MgCl2 dan berbentuk
senyawa lainnya. Untuk mengeksplorasinya dengan 2 cara yaitu elektrolisi dan
reduksi termal. Magnesium mempunyai banyak kegunaan yaitu bahan pembuatan
obat, kertas dan lain-lain. Namun magnesium juga mempunyai efek samping dari
penggunaanya seperti yaitu dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan jika
terhirup sampai gangguan saraf.
1.2 Saran
Magnesium merupakan unsur yang sangat melimpah dialam dan memiliki
banyak manfaat bagio manusia untuk itu kami menyarankan agar magnesium ini
dapat dieksplorasi dengan baik sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
10
11