Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN

FENOMENA PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKSI TANAMAN ATAU


PERTANIAN

DI SUSUN OLEH
NUR ISMALASARI
RUKHIL LAILAH
FATIHATUL MELINDA
NUR AINIAH

DOSEN PEMBIMBING :
IR.H.SAIMUL LAILY,M.SI

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MALANG
2014

BAB1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara yang terbentang luas,yang dikenal juga dengan
beriklim terofis, area pertanian di seluruh daerah. Bukan hal yang aneh lagi jika
mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani. Bertani boleh dikatakan sebagai
tatacara hidup sebagain besar rakyat Indonesia. Peran para petani indonesia sangatlah
besar bagi kelangsungan hidup rakyat. Walaupun Indonesia masih selalu mengimpor
beras dari luar negeri karena dengan kesediaan pangan yang dihasilkan para petani
tidaklah mencukupi kebutuhan rakyat. Dalam pertanian tak lepas dari faktor-faktor
penyebab kelangsungan pertanian. Perubahan iklim merupakan salah satu dari faktor
yang mempengaruhi berlangsungnya pertanian. Cuaca yang selalu berubah tiap waktu
sangat mempengaruhi proses pertanian. Pengaruh udara pun mempengaruhi kesejahteraan
tanaman dalam pertanian, baik berpengaruh langsung maupun tak langsung.
Dalam makalah ini akan dipaparkan berbagai macam perubahan iklim dalam proses
berlangsungnya pertanian, dampak beserta antisipasi dari dampak yang disebabkan
perubahan iklim dalam bidang pertanian. Cuaca dan iklim sama-sama mengacu pada
keadaan atmosfer pada suatu tempat dan waktu tertentu. Cuaca dan iklim berbeda dalam
rentang waktu dan luas tempat. Cuaca didefinisikan sebagai keadaan atmosfer pada
daerah dan waktu tertentu. Iklim adalah keadaan atmosfer pada daerah yang lebih luas
dalam kurun waktu yang panjang. Dengan kata lain iklim adalah rata-rata cuaca dalam
periode waktu yang panjang dan daerah yang lebih luas. Untuk mengetahui cuaca di suatu
tempat maka dapat diukur langsung keadaan cuaca di tempat tersebut. Namun, untuk
mengetahui iklimnya kita memerlukan rekaman data keadaan atmosfer di tempat tersebut
puluhan tahun yang lalu. Alat-alat ini harus tahan setiap waktu terhadap pengaruhpengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah.
Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran
dapat dipercaya. Hasil pertanian selain dipengaruhi oleh faktor tanah juga ditentukan oleh
faktor iklim. Kompleksnya karakteristik dan perilaku cuaca serta iklim mengakibatkan
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengendalikan iklim sangat terbatas.

Hal itu bisa terjadi karena iklim merupakan kondisi alam dalam wilayah yang luas
sehingga manusia tidak dapat mengendalikan iklim maupun cuaca yang akan terjadi.
Namun manusia dapat mensiasati hal itu dengan menanam jenis tanaman yang sesuai
misalnya bawang merah dan bawang putih ditanam pada musim kemarau, padi di tanam
pada musim penghujan dan lain sebagainya. Pengaruh iklim dalam produksi tanaman.
Hasil suatu jenis tanaman bergantug pada interaksi antara faktor genetis dan faktor
lingkungan seperti jenis tanah, topografi, pengelolaan, pola iklim dan teknologi. Dari
faktor lingkungan, maka faktor tanah merupakan modal utama. Keadaan tanah sangat
dipengaruhi oleh unsur-unsur iklim, yaitu hujan, suhu dan kelembaban. Pengaruh itu
kadang menguntungkan tapi tidak jarang pula merugikan. Adapun adaptasi perubahan
iklim merupakan suatu upaya yang benar untuk mengurangi dampak negatif dengan
melakukan suatu penyesuaian atau perubahan. Beberapa pilihan untuk melakukan
adaptasi terhadap perubahan iklim diantaranya peningkatan sistem teknologi seperti
meningkatkan keamanan laut atau melindungi kawasan pemukiman di sekitar pesisir
pantai, merubah pola pikir seseorang untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan
iklim, mengurangi penggunaan air pada saat terjadi kekeringan, dan menggunakan
insektsida pembasmi hama. Upaya perbaikan sistem informasi mengenai kondisi iklim
yang terjadi di suatu wilayah perlu dilakukan dalam rangka memperkuat perencanaan dan
koordinasi, melakukan investasi pada pengembangan teknologi dan menciptakan sistem
keuangan yang efektif dalam upaya antisipasi perubahan iklim
Perubahan iklim merupakan sesuatu yang sulit untuk dihindari dan
memberikan dampak terhadap berbagai segi kehidupan. Pertanian
diketahui merupakan sektor yang paling rentan terhadap dampak
perubahan iklim dan Perubahan iklim terjadi di berbagai belahan dunia,
sehingga menyebabkan perubahan pola curah hujan, kenaikan muka air
laut, dan suhu udara, serta peningkatan kejadian iklim ekstrim berupa
banjir dan kekeringan merupakan beberapa dampak serius perubahan
iklim yang dihadapi masyarakat dunia, termasuk Indonesia.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apakah

dampak

pertanian

dari

berserta

perubahan

bagaimana

iklim

terhadap

antisipasi

dari

produktivitas

dampak

yang

disebabkan?
2. .Apakah faktor yang memperngaruhi dan faktor yang di pengaruhi
perubahan iklim di
Indonesia?
3. Bagaimana cara mengatasi atau meminimalisir perubahan iklim pada
pertanian?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dampak dari perubahan iklim terhadap produktivitas
pertanian dan mengantisipasi dari dampak yang di sebabkan.
2. Untuk mengetahui faktor yang memperngaruhi dan faktor yang
dopengaruhi perubahan iklim di indonesia
3. Mengetahui bagaimana cara mengatasi perubahan iklim pada
pertaninian

BAB 11
PEMBAHASAN

A. Dampak perubahan iklim terhadap peratanian


DAMPAK perubahan iklim bukan hanya soal naiknya permukaan laut atau perubahan suhu
permukaan bumi.Lebih penting lagi dampak perubahan iklim yang dapat dirasakan secara
dekat dan nyata adalah diakibatkan oleh terjadinya efek rumah kaca yang menyebabkan suhu
udara di bumi menjadi makin panas. Hujan asam juga merupakan salah satu jenis penyebab
perubahan iklim bumi. Sektor pertanian sangat sensitif terhadap variasi iklim. Kekeringan
yang dialami 36 negara pada tahun 2008 mengguncang ketahanan pangan dunia. Prediksi
musim panas tahun 2040-2060 "warmer than warmest on record" dari Science AAAS, 2009,
menampilkan wilayah mana di dunia yang kemungkinan akan lebih panas di banding tingkat
panas yang mungkin terjadi. Sementara itu, kenaikan suhu di Indonesia sendiri diprediksi
mencapai 70-90%.
Di Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terletak di daerah khatulistiwa termasuk
daerah yang rentan terjadi perubahan iklim. Perubahan iklim tersebut berupa berubah-ubah
nya pola curah hujan, kenaikan permukaan air laut, dan suhu udara. Hal tersebut
menyebabkan dampak yang amat serius yang dapat menyebabkan kejadian ekstrim yang
berupa kekeringan dan banjir. Akibat perubahan iklim ini, pada tahun 2050 Asia meliputi
Asia Tenggara (Indonesia masuk di dalamnya) dapat diperkirakan akan mengalami
kekurangan pangan sebesar 125 juta metrix ton. Tantangan ini menjadi semakin besar bagi
Indonesia, dengan adanya fakta bahwa lima tahun terakhir telah terjadi penurunan Nilai
Tukar Petani (NTP) dari 115 menjadi 98. Bahkan data dari International Fund Of Agriculture
Development (IFAD) menunjukkan 75% dari 1,2 Milyar orang miskin berada di
perdesaan/pertanian. Di Indonesia, perubahan iklim ini akan menyebabkan:
1. Seluruh wilayah Indonesia mengalami kenaikan suhu udara, dengan laju yang lebih
rendah dibanding wilayah subtropis;

2. Wilayah selatan Indonesia mengalami penurunan curah hujan, sedangkan wilayah


utara akan mengalami peningkatan curah hujan. Perubahan pola hujan tersebut
menyebabkan berubahnya awal dan panjang musim hujan.
kerentanan pangan.Perubahan iklim merupakan tantangan dan ancaman nyata sektor
pertanian dalam menjaga keberlansungan produksi pangan.Tidak hanya menjadi perhatian
pada forum internasional, perubahan iklim telah menjadi isu strategis nasional berbagai
negara dalam menghadapi fenomena tersebut.
Dampak perubahan iklim menjadi isu strategis karena persoalan ini dapat mengancam
kepentingan nasional suatu bangsa.Beberapa hasil penelitian yang mengindikasikan bahwa
perubahan iklim membawa pengaruh negatif terhadap produktivitas pertanian.Perubahan
temperatur secara global memicu terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan, hujan
badai ekstrem menyebabkan terjadinya banjir besar di beberapa lokasi di belahan Bumi.
Perubahan iklim juga memicu adanya perubahan cuaca secara ekstrem. Terjadinya
pergeseran musim, akan berpengaruh pada perencanaan aktivitas kegiatan pertanian, sehingga
jadwal tanam akan terganggu yang mengakibatkan menurunnya angka produksi dan bahkan
kegagalan panen. Kemudian munculnya sumber penyakit-penyakit baru pada tanaman, angin
kencang dan badai yang merusak tanaman.
Selain itu iklim juga merupakan penentu utama bagi pertumbuhan dan preoduktifitas
tanaman pangan.Produktifitas pertanian berubah-ubah secara nyata dari tahun ke
tahun.Perubahan dratstis cuaca lebih berpengaruh terhadap pertanian.Tanaman sangat peka
terhadap perubahan cuaca yang sifatnya sementara dan drastis. Dan tak terdapat bukti bahwa
perubahan iklim akan mempengaruhi perubahan tahunan.
Pengaruh iklim terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman
1. Variable menonjol
Mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar CO2 (bumi yang memanas), bumi ratarata akan memanas sebesar 1,5-4,50C jika kadar CO2 meningkat duakali. Secara
keseluruhan iklim akan memanas 3 kali 1,50C pada akhir abat nanti, dan pemanasan
terbesar terjadi di kutub, dan lebih rendah dikhatulistiwa.
2. Kenaikan suhu

Berpengaruh terhadap pola hujan. Perubahan yang diperkirakan, jika terjadidalam


pola hujan dan suhu dengan kadar CO2 yang tinggi akan menguntungkan produksi
pangan yang beririgasi.
3. Pemanasan gelobal
Mempengaruhi variable yang berpengaruh terhadap produktivitas pertanian. Hal ini
akan sangat penting bagi pertanian yang terkait zona suhu, baik bagi pertambahan
maupun intensitas masa tanam atau satuan tingkat pertumbuhan.
Contoh dampak perubanan iklim
Sementara musim kemarau yang terlalu panjang dan banjir di musim hujan membuat
produktivitas pertanian menurun. Serta
naiknya suhu permukaan bumi akan
membuat pola hidup tanaman pertanian
menjadi terganggu. Beberapa hal tersebut
merupakan beberapa contoh yang dapat
dirasakan akibat dari perubahan iklim dari
sektor pertanian.
Dengan demikian ancaman gagal panen yang berdampak pada ketahanan pangan kian
menjadi nyata.
Kemudian pertumbuhan jumlah angka penduduk yang semakin meningkat patut
menjadi sebuah kekhawatiran besar, mengingat selaras dengan hal tersebut kebutuhan pangan
juga akan tinggi, sementara produktifitas hasil pertanian menurun oleh pengaruh perubahan
iklim. Peluang terjadinya kerisis pangan secara global, bukan hal mustahil untuk terjadi, jika
persoalan perubahan iklim tidak disikapi sejak dini.
Menurut informasi dari organisasi Food Agriculture Organisation (FAO) yang dirilis
pada 2010, memprediksikan bahwa mulai 2030 mendatang, akan terjadi
bencana kelaparan global yang yang dialami oleh beberapa negara
berkembang di kawasan Asia, Afrika, dan Amerika latin. Kondisi
tersebut merupakan dampak dari produksi pangan yang lebih rendah
dari permintaan yang diperparah oleh fenomena perubahan iklim global.

Tentang Indonesia sendiri, menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate


Change (IPCC) yang dirilis pada April 2007, menyebutkan bahwa akan mengalami
penurunan curah hujan di kawasan selatan, sebaliknya di kawasan utara akan mengalami
peningkatan curah hujan. Artinya kawasan yang menurun curah hujannya sangat berpotensi
merusak sistem tanam pertanian, khususnya tanaman yang tidak memiliki potensi resistensi
terhadap kekeringan.
2
Kemudian krisis air untuk menopang kehidupan (air bersih) dan infrastruktur listrik
turbin. Di sisi lain, peningkatan curah hujan akan menjadi potensial ancaman banjir yang
merusak sarana dan prasarana pendukung pertanian.
Kementerian Pertanian (kementan) Indonesia juga telah memetakan dampak
perubahan iklim di Indonesia. Di antaranya adalah
degradasi sumberdaya lahan dan air, infrastruktur
(irigasi), banjir dan kekeringan dan penciutan serta
degradasi lahan berpontensi mengancam penurunan
produktifitas, produksi, mutu hasil, efesiensi dan
lainnya yang berujung kepada ketahanan pangan
dan pada akhirnya terhadap kehidupan sosial dan
ekonomi serta kesejahteraan petani dan masyarakat
produsen.
Fenomena perubahan iklim secara global telah banyak dan meruntuhkan infrastruktur
vital yang menopang kekuatan ekonomi nasional merusak lahan pertanian di berbagai
belahan bumi tidak terkecuali Indonesia.Perubahan pola curah hujan dan iklim ekstrem
mengakibatkan areal padi sawah di beberapa wilayah/daerah mengalami kekeringan. Luas
areal yang mengalami kekeringan meningkat dari 0,3-1,3% menjadi 3,1-7,8%. (Kementan RI;
Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim Indonesia, 2012).
Akibat lainnya yang ditimbulkan oleh perubahan iklim terhadap sektor pertanian
adalah peningkatan suhu udara yang mengakibatkan penurunan produksi pangan seperti padi,
jagung dan kedelai sekitar 10,0-19,5% selama 40 tahun yang akan datang. Penciutan lahan

dan degradasi sawah produktif sekitar 292-400 ribu hektare (3,7%) di Jawa akibat
peningkatan muka air laut diproyeksikan sampai
dengan 2050.
Antisipasi perubahan iklim bidang pertanian
Upaya

sistematis

dan

terintegrasi,

serta

komitmen dan tanggung jawab bersama yang


kuat dari berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan guna menyelamatkan sektor
pertanian. Salah satu contoh strategi adaptasi yang coba dikembangkan yakni penggunaan
tanaman transgenik yang dapat tumbuh di lahan kering karena tidak perlu pembajakan
sehingga mengurangi penggunaan bahan bakar.
Tanaman transgenic adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari
spesies tanaman yang berbeda atu makhluk hidup lainnya. Penggabungan ini bertujuan untuk
mendapat tanaman dengan sifat yang diinginkan. Sifat sifat yang biasa direkayasa adalah
sifat tahan akan serangan hama, tahan terhadap suhu ekstrim, lebih cepat berbuah,
menghasilkan buah yang bagus dan juga berkualitas. Selain strategi adaptasi tersebut,
perlunya pemahaman yang baik terhadap fenomena dan dampak perubahan iklim global pada
sektor pertanian dan strategi antisipasi yang harus dilakukan dalam menanggulangi dampak
perubahan iklim, terutama kekeringan dan banjir perlu adanya :
1. Standard Operating Procedure (SOP) tentang informasi perubahan iklim serta
mekanisme penyampaiannya kepada para pelaku pertanian (terutama petani).
2. Sekolah Lapang Pertanian (SLP) yang terintegrasi untuk berbagai aspek seperti
pengelolaan informasi iklim atau air, pengendalian hama terpadu, agribisnis, dan lainlain.

B. . Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Iklim Di Indonesia


Fator-faktornya dapat diperinci sebagai berikut :

1. Faktor alami
a. Pada skala global ( bumi secara keseluruhan )
Kepulauan Indonesia dikelilingi oleh dua samudra yaitu samudera hindia dan samudera
pasifik dan berbatasan dengan dua benua yaitu benua austalia dan benua asia.
b. Pada skala regional
Kepulauan Indonesia terdiri atas lima pulau besar dan ribuan pulau kecil , dikelilingi dan
diantarai oleh laut laut dan selat selat.
c. Pada Skala Lokal
Gunung-gunung yang menjulang tinggi besar pengaruhnya atas penyebaran curah hujan dan
suhu. Iklim dapat dipengaruhi oleh pegunungan. Pegunungan menerima curah hujan lebih
dari daerah dataran rendah karena suhu di atas gunung lebih rendah daripada suhu di
permukaan laut.
2. Faktor buatan
Pengaruh Manusia
Faktor di atas mempengaruhi iklim secara alami, namun kita tidak bisa melupakan pengaruh
manusia di iklim kita miliki. Manusia telah mempengaruhi iklim sejak kita muncul di bumi
ini jutaan tahun lalu. Pada waktu itu, yang mempengaruhi iklim kecil. Pohon-pohon ditebang
untuk menyediakan kayu untuk api. Pohon mengambil karbon dioksida dan menghasilkan
oksigen. Penurunan pohon karena itu akan telah meningkatkan jumlah karbon dioksida di
atmosfer.
Faktor-Faktor Yang Dipengaruhi Iklim Di Indonesia
a. Suhu udara
Karena posisi Indonesia terletak pada lintang yang rendah, maka Indonesia memiliki suhu
rata rata tahunan yang tinggi yaitu kurang lebih 26 C. suhu udara di pengaruhi oleh iklim
karena suhu yang tinggi akan mengakibatkan banyak penguapan apalagi dilihat dari letak
geografis Indonesia, memungkinkan adanya penguapan yang besar, oleh karena itu pada
musim kemarau kadang kadang juga masih banyak hujan. Dengan demikian tidak ada batas
yang jelas antara musim kemarau dan musim penghujan.
b. Kelembaban udara
Kelembaban udara ialah keadaan fisik atmosfer dalam hubungannya dengan uap air. Dalam
kaitannya dengan air yang selalu terdapat dalam atmosfer, berupa uap (gas), butir-butir air
atau es yang melayang-layang(awan, kabut). Jumlahnya sekitar 2% dari massa seluruh
atmosfer. Tetapi jumlah ini tidak tetap dan berkisar antara hampir 0%-5%. Sebagai Negara

kepulauan yang memiliki laut yang luas, iklim tropis dan suhu yang tinggi , maka penguapan
di Indonesia sangat banyak sehingga kelembaban udara selalu tinggi.
c. Curah hujan
Sebagai Negara kepulauan yang memiliki laut yang luas, iklim tropis dan suhu yang tinggi ,
maka penguapan di Indonesia sangat banyak sehingga kelembaban udara selalu tinggi.
Kelembaban udara yang tinggi inilah yang akan menyebabkan curah hujan yang tinggi pula.
d. Kebutuhan pangan atau memproduksi pangan
Hal tersebut di pengaruhi iklim karena penting mengingat setiap jenis tanaman pada berbagai
tingkat pertumbuhan memerluhkan kondisi iklim yang berbeda-beda. Hasil suatu jenis
tanaman bergantung pada interaksi antara factor genetic dan factor lingkungan seperti jenis
tanah, topografi, pengelolaan, pola iklim, teknologi dan factor ekonomi. Dari factor
lingkungan, maka factor tanah telah banyak dipelajari dan difahami dibandingkan dengan
factor iklim. Dan iklim ini merupakan salah satu peubah dalam produksi pangan yang sukar
di kendalikan. Oleh karena itu dalam usaha pertanian, pada umumnya cara cara bertani
disesuaikan dengan kondisi iklim setempat.

C. Mengatasi masalah perubahan iklim dengan revitalisasi penyuluhan pertanian

Secara harfiah penyuluhan berasal dari katasuluh yang berarti obor ataupun alat untuk
menerangi keadaan yang gelap. Dari asal perkataan tersebut dapat diartikan bahwa
penyuluhan dimaksudkan untuk memberi penerangan ataupun penjelasan kepada mereka
yang disukai, agar tidak lagi berada dalam kegelapan mengenai suatu masalah tertentu Van
Den Ban, A.W. dan H.S Hawkins (1999; 25) mengartikan penyuluhan sebagai keterlibatan
seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu
sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar
Konsep revitalisasi pertanian bertumpu kepada tiga peran utama yang perlu
dilaksanakan yaitu :
1. Peran pemerintah (pusat/propinsi/kab/kota) ; membuat kebijakan (policy), memfasilitasi,
regulasi, menggerakan/penyelenggaraan, serta monitoring dan evaluasi.
2. Peran petani/nelayan ; memproduksi (produser), meningkatkan produksi, dan
melaksanakan praktek agribisnis (wirausahawan/entrepreneur).

3. Peran penyuluh ; menggerakan petani, memfasilitasi petani, dengan berbagai informasi dan
teknologi.
Untuk masa yang akan datang peranan penyuluhan pertanian dirasakan akan
semakin penting dan cukup memegang peran yang strategis. Mengingat kegiatan penyuluhan
merupakan garda paling depan dalam mendukung keberhasilan pembangunan pertanian
nasional. Selain sebagai agent of change for farmer behavior, posisinya yang berhadapan
langsung dengan petani akan sangat menentukan untuk membawa perubahan yang kondusif
pada masa yang akan datang. Dengan kata lain bila kegiatan penyuluhan kurang berperan
secara optimal niscaya harapan untuk menghidupkan kembali sektor pertanian menjadi
sebuah utopis.
Penyelenggaran penyuluhan pertanian untuk masa yang akan datang haruslah dipola
secara terpadu dan integratif. Baik secara perencanaan kegiatannya, peningkatan kualitas
SDM dan fasilitas fisik lainnya, kelembagaan dan mekanisme kerjanya, serta control dan
sistem evaluasi yang ketat. Hal ini sangat perlu dilakukan karena tanpa didukung dengan
fungsi manajemen yang baik, maka kegiatan penyuluhan akan mengalami kebuntuan,
mandeg, tidak visioner, dan kurang memperhitungkan perubahan keadaan lingkungan yang
dinamis.
Dalam kegiatan menyuluh dapat dibagi menjadi beberapa
kegiatan diantaranya yaitu :
1. Menyiapkan rencana penyuluhan (planning)
2. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan (organizing)
3. Mengembangkan kegiatan penyuluhan (actuating)
4. Mengevaluasi kegiatan penyuluhan (evaluating)
5. Melaporkan kegiatan penyuluhan (controlling)

BAB 111

PENUTUP

KESIMPULAN

Bacalah Q.S. Al-Araf ayat 56-58 berikut dengan bacaan yang benar! Artinya :
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik.
Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah
sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan. Dialah yang meniupkan angin sebagai
pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila
angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerh yang tandus, lalu Kami
turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam
buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan
kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya subur dengan izin
Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah kami
menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang
bersyukur. (Q.S. Al-Araf (7) : 56-58).
Berdasar surah di atas, maka jelas bahwa Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia
sia. Semua yang diciptakan Nya pasti bermanfaat bagi manusia. Dan kita sebagai khalifah
di bumi, sudah sepantasnya menjaga dan menfaatkan semua alam semesta ini dengan bijak.
Kerusakan alam atau perubahan iklim yang terjadi saat ini telah difirman kan oleh Allah jauh
sebelum hal tersebut terjadi. Kerusakan dan perubahan alam ini pun juga akibat oleh ulah
tangan manusia.Dalam mengantisipasi perubahan iklim ini dapat dilakukan dengan berbagai
macam hal. Antara lain dengan menbuat dan menggunakan tanaman transgenic dalam
pertanian. Sehingga meski perubahan iklim telah terjadi, hal ini tidak lah berpengaruh pada
pertanian.

SOLUSI

Saya berharap Mata Kulia ini tetap akan di ajarkan pada mahasiswa karena Mata
Kuliaini memberikan kita pengetahuan tentang, apa itu pertanian dan bagaimana
sebernanya pertanian itu. Sehingga kita dapat mengetahui arti sebenarnya dari
pertanian dan perkembangan pertanian dari masa ke masa.

DAFTAR PUSTAKA

http://stppmgl-jurluhnak.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/STRATEGIPENYULUHAN-MENGHADAPI-IKLIM-EKSTRIM

Hidayati, Rini. Masalah Perubahan Iklim di Indonesia Beberapa Contoh Kasus,

2001.
Wardiyatmoko. 2006. Geografi. Erlangga. Jakarta
Lakitan Benyamin. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT Rajagrafindo persada

Anda mungkin juga menyukai