MASYARAKAT
KONFERENSI PERKEMBANGAN PROMOSI KESEHATAN
KE-5 DI MEXICO
Kelompok 3:
Devi Suryaningsih
10011181419060
Mia Asni L.
10011381419200
Okki Restu P.
10011181419061
Rapika
10011381419201
10011181419070
M. Thohariansyah
10011381419202
M. Ridho J.
10011181419071
Meilinda Ariyani
10011381419218
Primadona
10011181419254
10011381419220
Uswatun Hasanah
10011281419125
Ikrar A Sutja
10011381419225
Anggita Nahda
10011281419126
Tema:
Bridging the Equity Gap (Menjembatani Kesenjangan Pemerataan)
Konferensi ini membawa bersama-sama berbagai peserta dari 100 negara yang,
mencerminkan berbagai kelompok dan sektor masyarakat yang bertanggung jawab atau
mempengaruhi penentu kesehatan. Ini Menteri disertakan dan kebijakan utama dan
pengambil keputusan lainnya dari kedua kesehatan dan sektor lain; perwakilan dari
Gambaran dari program strategis dari Wakil Menteri Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit
Strategi promosi kesehatan program imunisasi
Promosi kesehatan pendekatan dalam kesehatan lansia
Paket perawatan kesehatan dasar
Komponen pendidikan kesehatan buku teks gratis yang disediakan oleh Departemen
Umum Pendidikan.
Hasil:
Kesepakatan 100 negara yang diwakili para menteri kesehatan/kementrian, baik dari
negera-negara maju maupun negara-negara berkembang. Konferensi global ke lima ini agak
berbeda dengan ke empat konferensi sebelumnya, karena konferensi melibatkan programprogram Kementrian, yang memungkinkan para menteri dan delegasinya berbagi pengalaman
serta tantangan yang dihadapi dalam mempromosikan kesehatan di Negara masing-masing.
Para Menteri dan delegasinya diundang untuk mengesahkan Pernyataan Kementrian Meksiko
tentang Promosi kesehatan. Pernyataan tersebut ditanda tangani oleh sekitar 100 negara
dengan tingkat komitmen politik yang tinggi. Hasil konferensi meliputi:
1. Pencapaian standar kesehatan setinggi mungkin merupakan aset positif bagi kenyamanan
hidup
2. Promosi kesehatan dan pembangunan sosial merupakan kewajiban dan tanggungjawab
pemerintah dan seluruh sektor.
3. Mengakui terjadi perbaikan dan kemajuan
4. Berbagai masalah kesehatan belum teratasi
5. Saat pertumbuhan dan terjadinya penyakit infeksi baru telah mengurangi keberhasilan
yang dicapai bidang kesehatan
6. Pentingnya determinan sosial ekonomi dan lingkungan bagi kesehatan
7. Sepakat promosi kesehatan menjadi komponen dasar kebijakan
8. Ada bukti kuat bahwa strategi promosi kesehatan cukup efektif
Aksi:
Selama Mexico Day, Rabu 7 Juni Pleno sesi D didedikasikan untuk menampilkan rentang
dari pengalaman Meksiko promosi kesehatan sebagai pendekatan lintas sektoral diterapkan
untuk pencegahan penyakit. Kelima tema tersebut adalah: gambaran dari program strategis
dari Wakil Menteri Pencegahan dan Pengendalian Penyakit; strategi promosi kesehatan
program imunisasi; promosi kesehatan pendekatan dalam kesehatan lansia; paket perawatan
kesehatan dasar; dan komponen pendidikan kesehatan buku teks gratis yang disediakan oleh
Departemen Umum Pendidikan.
Inisiatif dan poin berikut dibahas: program pada kesehatan lansia dengan perhatian
khusus untuk diabetes dan hipertensi; program untuk mendorong aktivitas fisik; itu peran
penting dari masyarakat dalam perbaikan perumahan dan pembangunan kesehatan mencapai
tujuan; strategi komunikasi seperti "The Messenger untuk Kesehatan" yang menyediakan
informasi melalui radio untuk mendorong penggunaan yang memadai dari pelayanan
kesehatan dan perawatan diri; dan "Hati ke hati" kampanye untuk pencegahan penyakit
menular.
Program menggunakan pendekatan Pengaturan juga disajikan. Ada 1.483 "Kota
Kesehatan ", strategi yang melakukan advokasi untuk kebijakan publik yang sehat, dan
memungkinkan aksi lintas sektor untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung.
Strategi ini telah berhasil menempatkan kesehatan pada agenda pembangunan daerah dan
dalam agenda nasional. "Kesehatan Mempromosikan Sekolah" memberikan inisiatif sosial
dan keterampilan hidup yang relevan secara budaya dan kegiatan kesehatan sekolah berpusat
pada pengembangan pemuda dan remaja. Program kesehatan keluarga "Kesehatan dimulai
pada rumah " melatih petugas kesehatan masyarakat setempat sebagai agen promosi
kesehatan dengan tujuan membangun "rumah ramah-kesehatan". Ada 46 indikator untuk
mengevaluasi dampak dan proses program-program ini.
Program Imunisasi mencakup anak-anak, remaja dan wanita hamil, dan memperluas
cakupan untuk orang tua. Kesehatan program Lansia dilakukan oleh Meksiko Sosial
Keamanan Institute (IMSS) berfokus pada penyakit primer dan sekunder dan pencegahan
risiko. Program ini menekankan perawatan diri dan aktivitas fisik. Merupakan kegiatan
penting adalah pembentukan dari suatu sistem informasi yang memantau hasil dan laporan
tentang faktor-faktor risiko yang diidentifikasi oleh sistem surveilans.
Progresa adalah sebuah program yang menyediakan paket perawatan kesehatan dasar.
Tujuannya adalah untuk memperluas cakupan untuk layanan kesehatan. Sebuah strategi
komunikasi menggunakan pesan persuasif adalah di tempat untuk mencegah penggunaan
tembakau. Program ini mendorong perawatan diri dan memberikan pelatihan berkelanjutan
petugas kesehatan untuk memberikan paket perawatan kesehatan dasar. Ini model perawatan
kesehatan primer menyediakan layanan dasar sambil mengurangi biaya perawatan kesehatan.
Program kesehatan sekolah dari Departemen Pendidikan telah memperkenalkan konsep
kesehatan utama yang termasuk dalam program buku teks gratis. pendidikan publik
menyediakan 3 juta anak-anak dengan buku teks gratis (sekitar 160 juta buku telah
didistribusikan). Konten pusat pada pengembangan keterampilan hidup, nilai-nilai, sikap dan
praktek untuk sehat dan memenuhi kehidupan, termasuk harga diri, harga diri dan
Sepakat bahwa promosi kesehatan harus menjadi komponen dasar kebijakan dan kegiatan
publik di setiap negara untuk mencapai kesetaraan dan kesehatan yang lebih baik bagi
semua.
Menunjukan ada bukti kuat bahwa strategi promosi kesehatan dalam mempromosikan
kesehatan cukup efektif
Berdasarkan pernyataan di atas, maka diperlukan aksi atau gerakan sebagai berikut:
Menempatkan promosi kesehatan sebagai prioritas utama baik di tingkat lokal, regional,
nasional maupun di tingkat internasional.
Mengambil peran utama dalam pengembangan partisipasi aktif di setiap sektor terkait dan
di kalangan masyarakat madani, di dalam implementasi gerakan-gerakan promosi
kesehatan dengan memperkuat memperluas kemitraan di bidang kesehatan.
Memperkuat persiapan rencana kegiatan di kabupaten/kota di seluruh dunia, bila di
butuhkan. Rencana ini akan berbeda sesuai dengan konteks negara yang bersangkutan,
namun akan mengikuti pedoman yang disepakati, yakni:
o Identifikasi skala prioritas untu memperkuat kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan dan program-program lain yang dibutuhkan.
o Dukungan riset dengan teknologi terbaru terhadap prioritas pilihan.
o Mobilisasi finasial dan sumber daya operasional untuk membangun kapasitas sumber
data manusia dan institusi untuk pengembangan, implementasi, monitoring dan
evaluasi rencana kegiatan di kota/kabupaten
o Membangun dan memperkuat jaringan promosi kesehatan di tingkat nasional dan
intenasional.
o Melakukan advokasi terhadap lembaga lembaga ddi dalam PBB yang peduli yang
peduli akan dampak kesehatan agar menjadi agenda mereka.
o Memberikan informasi kepada Dierktorat. Jendral organisasi kesehatan dunia (WHO)
agar dicantumkan dalam laporan Badan eksekutif tentang perkembangan programprogram di atas. Kesepakatan ini ditanda tangani di Kota Meksiko pada tanggal 5 Juni
2000 dalam Bahasa Arab, Cina, Inggris, Perancis, Rusia. Portugis dan Spanyol.
penjelasan tentang konferensi ini bertujuan memberikan gagasan untuk pengembangan suatu
kerangka kerja (framework) perencanaan kegiatan di tingkat kota/kabupaten untuk menindak
lanjuti kesepakatan yang dihasilkan oleh konferensi Promosi Kesehatan di Meksiko.
Secara khusus, kerangka kerja ini bertujuan:
Menempatkan kesehatan sebagai dasar hak azasi manusia serta sebagai sumber untuk
pembangunan sosial ekonomi
Memobilisasi dana dan sumber data teknis untuk membangun kelangsungan hidup
masyarakat, kapasitas manusia dan institusi untuk menentukan determinan kesehatan
pokok.
Mengarahkan perhatian pada kesetaraan sosial dan kesetaraan jender di setiap tingkat
pemerintahan maupun berbagai sektor yang ada dalam masyarakat.
Menunjang pengembangan pengetahuan dan pemahaman untuk membangun potensi
sumber data manusia dan kapasitas institusi/organisasi.
Meningkatkan partisipasi dan memelihara lingkungan yang kondusif untuk memperkuat
kohesi atau kesatuan masyarakat serta modal sosial.
Mengintegrasikan program promosi kesehatan ke dalam agenda reformasi system
pelayanan kesehatan.
Strategi Operasional
1. Proses Perencanaan:
a. Penilaian Kebutuhan (needs assessment) meliputi: Identifikasi skala prioritas isu-isu
kesehatan yang penting; Identifikasi asset-aset yang ada, seperti kebijakan, legislasi, sumber
data manusia dan sumber daya alam yang tersedia; Identifikasi kapasitas sumber data
manusia dan infrastruktur yang tersedia.
Rencana aksi di tingkat nasional sebaiknya dikembangkan berdasarkan data dan pengalaman
yang terpercaya. Definisi masalah meliputi telaah (review): (a) Informasi epidemiologis dan
demografis, (b) Riset perilaku dan sosial mengenai determinan kesehatan, (c) Kebutuhan
masyarakat sesuai dengan skala prioritas . Proses identifikasi kebutuhan dan penentuan skala
prioritas harus melibatkan anggota masyarakat dan sektor-sektor public dan swasta yang
relevan, yang meliputi:
Tujuan yang jelas dan hasil yang diharapkan sesuai dengan waktu yang tersedia.
Dampak yang diharapkan dan indikator pencapaian harus diidentifikasi secara jelas.
Kontribusinya terhadap pengembangan perencanaan nasional, terutama di bidang
kesehatan harus nyata
Keterlibatan stakeholder dan kontributor kunci harus diarahkan pada tingkat yang
tepat, mencakup anggota masyarakat, LSM,sektor swasta, akademisi, lembagalembaga agama, WHO, PAHO, UN serta penyandang dana.
Diantara perangkat yang digunakan untuk identifikasi masalah, kebutuhan dan isu-isu
merupakan pohon masalah, meliputi konsultasi bagi anggota masyarakat, Diskusi
Kelompok Terarah (DKT) dan survei-survei lainnya. Dalam rangka mencari solusi dan ideide untuk aksi yang diajukan, perlu menelaah teori-teori sosial dan perilaku serta modelmodel intervensi, analisis fakta dari program-program lain.
Tujuan akhir rencana promosi kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat dan individu serta uintuk mencapai tingkat kesetaraan dalam kesempatan
kesehatan. Kombinasi strategi untuk menjembatani kesenjangan kesetaraan dalam rencana
aksi promosi kesehatan merupakan suatu yang vital. Perangkat yang dapat memberikan
diskriminasi positif untuk mengurangi perbedaan adalah mengarahkan sasaran pada: kegiatan
spesifik kelompok spesifik. Kriteria untuk menentukan sasaran tergantung pada kebutuhan
dan keluaran yang diharapkan.
b. Menentukan skala prioritas, tujuan dan hasil yang diharapkan.
Langkah dalam tahap ini biasanya terdiri dari daftar masalah yang harus diselesaikan,
kebanyakan memerlukan pengukuran untuk mengontrol dan mencegah terjadinya penyakit
yang spesifik. Fokus dari pencegahan penyakit dan promosi kesehatan sedikit berbeda.
Tujuan pencegahan untuk meniadakan penyakit, sedangkan promosi kesehatan bertujuan
untuk menciptakan dan memelihara lingkungan yang kondusif bagai kesehatan, penjaminan
perlindungan pada tingkat kebijakan dan komunitas, penyelenggaraan pendidikan
keterampilan diri serta mengembangkan kondisi dan gaya hidup sehat. Namun keduanya
berkontribusi dalam penyelenggaraan sistem kesehatan secara menyeluruh. Ketika skala
prioritas telah tersusun, maka tujuan dan hasil yang diharapkan dapat ditentukan. Dengan
proses ini maka diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pihak-pihak yang terlibat: anggota
masyarakat, sektor terkait dan institusi lainnya. Telah sumber-sumber dan aset yang tersedia
merupakan suatu yang penting. Selama proses berlangsung, upaya penyadaran masyarakat
dan lobi politik. Konsultasi dan komunikasi juga perlu ditingkatkan, terutama kepada
jaringan yang lebih luas, seperti pengambil keputusan dan pembuat kebijakan.
c. Pemilihan strategi dan intervensi yang paling efektif
Upaya ini meliputi pemilihan dan pertimbangan arah gerakan yang sesuai dengan situasi
obyektif, subyek utama (target sasaran), tujuan yang diharapkan, bentuk dan mekanisme
intervensi, teknik intervensi (mekanisme penjenjangan), serta setting tempatnya. Promosi
Kesehatan pada prinsipnya diarahkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan,
akibat yang ditimbulkan serta faktor risiko, bukan pada konsekuensi yang ditimbulkan faktorfaktor tersebut. Mengingat keragaman faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, kerja
sama lintas sektor merupakan keharusan. Terutama antar sektor ekonomi, sosial budaya dan
tanggung jawab dalam menjaga lingkungan yang aman dan sehat. Disamping itu, adanya
tumpeng tindih antar sektor juga harus diperhitungkan dengan teliti ketika merencanakan
suatu strategi promosi kesehatan.
Strategi Promosi Kesehatan yang terbukti sangat efektif adalah kombinasi gerakan atau aksiaksi komplementer yang berasal dari sektor-sektor berbeda yang ada di dalam masyarakat
Mitra yang paling umum dalam gerakan tersebut adalah agen- agen pemerintah, institusi
kesehatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Sekolah dan Universitas, Media massa,
kelompok-kelompok tokoh agama serta organisasi kemasyarakatan dan swasta.
Selanjutnya rencana aksi yang telah dibuat perlu dilakukan uji coba (pre-test) metode dan
bahan-bahan yang akan digunakan. Gerakan Promosi Kesehatan sering kali menggunakan
strategi pendidikan seperti pendidikan informal bagi masyarakat, usaha kesehatan sekolah,
pelatihan untuk meningkatkan keterampilan diri, pendidikan pada pasien, penguatan
kelompok keluartga pendukung. Strategi komunikasi sosial yang meliputi program penyiaran
dan media cetak, juga sangat efektif. Sedangkan strategi mobolisasi sosial, yang meliputi
pengembangan masyarakat, penguatan jaringan kelompok pendukung, fasilitasi kelompok,
komunikasi masa spesifik dan sebagainya kerap digunakan untuk memperkuat gerakan
promosi kesehatan. Advokasi merupakan strategi yang sangat penting penting, yang
mencakup lobi, pendekatan terhadap kelompok-kelompok politik, aktivis dan birokrasi,
pencarian pemimpin masyarakat yang potensial mampu untuk mengendalikan konflik
kepentingan yang mungkin terjadi.
2. Implementasi
Dalam implementasi penekanan harus pada penguatan kapasitas masyarakat di setiap lapisan,
pengembangan aset dan sumber data, dan jaminan infrastruktur yang tepat untuk promosi
kesehatan. Sekali kebutuhan dan skala prioritas telah ditentukan maka tujuan dan hasil yang
diharapkan sudah dapat dikembangkan. Kemudian perencanaan dengan mudah dapat di
rancang dengan baik, sehingga kegiatan dapat dilaksanakan.
Perencanaan untuk monitoring dan kendali mutu juga harus dikembangkan, lengkap dengan
mekanisme untuk melakukan kaji ulang hasil yang telah dicapai. Dalam implementasi, semua
sumber harus memiliki tingkat kesiapan yang tinggi dengan semangat kerja sama yang setara.
Rencana aksi upaya promosi kesehatan yang efektif harus melibatkan berbagai macam
kegiatan seperti di bawah ini:
a. Peningkatkan kesadaran public dan para pelaku politik diberbagai lapisan, seperti tingkat
pemerintah pusat, propinsi, kabupaten dan kecamatan, bahkan di tingkat desa
b. Bagaimana pesan-pesan promosi kesehatan dapat dikomunikasikan secara efektif.
c. Menawarkan atau mengusulkan kebijakan public yang berwawasan kesehatan
d. Memperkuat gerakan masyarakat dalam upaya kesehatan
e. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan serta merangsang
terciptranya gaya hidup sehat di setiap lapisan masyarakat.
3. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi setiap kegiatan yang sedang berlangsung serta melakukan telaah
(review) secara berkala dapat memberikan informasi atau peringatan secara dini terhadap
masalah atau kendala yang dihadapi. Informasi ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan
pengarahan kembali untuk rencana kegiatan selanjutnya. Evaluasi hasil (Outcome evaluation)
harus dapat mengukur indikator yang berbeda dari hasil yang diharapkan. Akibat atau hasil
kegiatan yang tidak diharapkan juga harus dicatat dengan teliti dan segera dicari solusinya.
Ada beberapa pendekatan dalam melakukan evaluasi. Salah satunya menganggap bahwa
dalam menentukan tujuan dan kegiatan yang harus dilakukan tergantung pada keputusan
masyarakat yang bersangkutan. Pendekatan lain menyatakan bahwa setiap keputusan
tergantung pada sponsor, politisi dan akademisi secara luas, harus terukur secara spesifik.
Ukuran hasil dari upaya promosi kesehatan dapat mencakup beberapa indikator, antara lain
seperti di bawah ini:
a. Ukuran tentang pemahaman tentang kesehatan, yang meliputi tingkat pengetahuan, sikap,
motivasi, tendensi perilaku, keterampilan personal dan kepercayaan diri.
b. Ukuran pengaruh dan gerakan masyarakat, yang meliputi unsur partisipasi masyarakat,
pemberdayaan masyarakat, norma sosial dan opini publik
c. Ukuran yang mencakup unsur kebijakan public yang berwawasan kesehatan yang meliputi
pernyataan politik, legislasi, regulasi, alokasi sumber daya, unsur budaya dan perilaku.
d. Ukuran kondisi kesehatan dan gaya hidup sehat (healthy lifestyle) yang meliputi unsurunsur penggunaan tembakau, pilihan dan kesempatan untuk memperoleh makanan sehat,
aktivitas fisik, alcohol, narkoba, rasio tentang faktor-faktor yang protektif dan berisiko pada
lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya.
e. Ukuran efektivitas pelayanan kesehatan, yang meliputi penyediaan pelayanan pencegahan,
akses ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, serta faktor-faktor social budaya yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan.
f. Ukuran lingkungan sehat, yang meliputi membatasi akses dalam penggunaan tembakau,
alkohol, obat-obat terlarang, penyediaan lingkungan positif bagi anak-anak dan kelompok
usia lanjut, kebebasan dari kekerasan dan berbagai bentuk penyalahgunaan.
g. Ukuran dampak sosial yang meliputi kualitas hidup, kemandirian, jaringan dukungan
sosial, diskriminasi positif dan pemerataan atau keadilan.
h. Ukuran dampak kesehatan yang meliputi penurunan tingkat kesakitan,kematian dan
ketidak mampuan,kompetensi psiko sosial serta keterampilan diri.
i. Ukuran pengembangan kapasitas (capacity building) yang meliputi ukuran kelangsungan
partisipasi masyarakat dan pemberdayaan.
Kesempatan kerja
Keamanan finansial
Perumahan yang memadai
Akses terhadap pendidikan yang berkualitas
Makanan yang aman dan sehat6) Akses terhadap informasi,
Tersedianya transportasi yang aman,
Ketersediaan fasilitas rekreasi dan aktivitas fisik,
Kesempatan untuk mengembangkan keterampilan diri
Kebijakan publik yang berwawasan kesehatan sering kali diterjemahkan dalam perundang
undangan yang dapat melindungi kondisi yang diperlukan untuk mengembangkan gaya hidup
sehat. Kebijakan publik yang berwawasan kesehatan melindungi masyarakat, keluarga dan
individu dari faktor risiko dan kondisi yang memungkinkan pilihan sehat menjadi lebih
mudah. Kebijakan harus tercermin di berbagai tingkat. Di tingkat lokal, peraturan yang dibuat
berfungsi ganda, di satu sisi, peraturan-peraturan tersebut dapat menyediakan berbagai
instrument untuk mempraktikan aspek-aspek konkrit dari kebijakan nasional.
Di sisi lain, peraturan tersebut merupakan alat untuk memutuskan tanggung jawab politis
tertentu di tingkat ini, dan mengadopsinya untuk kebutuhan lokal. Di tingkat nasional, isu-isu
legislatif yang menyangkut kesehatan jelas bukan tanggung jawab Departemen atau
kementrian kesehatan saja. Pedoman yang ada perlu mengadopsi pendekatan yang tepat
untuk mengidentifikasi instrument pengukuran di tingkat local dan pengukuran yang terkait
dengan makro ekonomi dan kebijakan umum yang berhubungan dengan kesehatan.
Kebijakan publik yang berwawasan kesehatan merupakan dekrit , peraturan dan normanorma yang diadopsi oleh negara untuk menjaga stabilitas kondisi sosial ekonomi yang
memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung
Pada tahun 2010, mayoritas populasi dunia dan aktivitas ekonomi akan berada di daerah
perkotaan. Situasi ini akan meningkatkan kekhawatiran dalam hal alokasi sumber daya,
distribusi pendapatan dan pemerataan pelayanan, seperti air bersih, sanitasi dan pencegahan
polusi. Kemiskinan dan ketidak merataan menimbulkan masalah lingkungan psikososial, di
mana kekerasan merupakan isu utama.
Pada situasi seperti ini, promosi kesehatan memberikan beberapa inisiatif untuk
memberdayakan masyarakat dan menciptakan kemitraan di antara otoritas lokal tertpilih,
perwakilan dari sektor yang berbeda, pemimpin masyarakat dan swasta untuk
mengembangkan rtencana aksi serta menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif. Tim
multi sektor di seluruh dunia harus berjuang bersama untuk merencanakan strategi yang akan
menciptakan lingkungan yang mendukung dan meningkatkan status kesehatan di setiap
lapisan masyarakat, di rumah, sekolah, tempat bermain dan sebagainya. Lingkungan yang
sehat dan aman tercipta oleh berbagai investasi sektor-sektorn yang terkait dengan kesehatan.
Keterkaitan antara lingkungan sosial dan lingkungan psikologis juga harus benar-benar
dipertimbangkan.
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan
Reorientasi sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu proses adaptasi atau penyesuaian
struktur dan fungsi terhadap permintaan baru daalam kesehatan. Komponen yang paling
umum adalah:
Seperti telah diketahui bersama, bahwa kesehatan ditentukan oleh faktor biologis, gaya hidup
dan faktor lingkungan. Konsekuensinya adalah, pelayanan kesehatan harus bekerja daalam
satu aliansi dengan sektor-sektor lain yang terkait dengan kesehatan. Untuk pelayanan
kesehatan dasar, petugas kesehatan memegang peran penting dalam melayani kebutuhankebutuhan masyarakat dan membantu mereka untuk berpartisipasi dalam pelayanan
kesehatan. Di tingkat lokal, hal ini berarti merubah bentuk pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Sedangkan di tingkat nasional, hal ini merupakan jaminan bahwa para
petugas kesehatan ditempatkan secara tepat untuk menciptakan dan memlihara mekanisme
yang dapat memberdayakan individu, keluarga, populasi dan masyarakat secara keseluruhan.
Konsep yang utuh tentang kesetaraan di dalam pelayanan kesehatan harus menghasilkan
bukan saja mencakup seluruh populasi, menciptakan kesempatan yang sama dalam akses
dalam pemanfaatan dan pelayanan kesehatan yang bermutu tetapi juga harus dalam hal
penelitian dan koreksi-koreksi terhadap faktor-faktor negatif yang dapat menghambat
pelayanan kesehatan dan partisipasi masyarakat.
4. Memperkuat Gerakan Masyarakat
Gerakan masyarakat merupakan konsep yang menarik dan kompleks. Pada kenyataannya,
terminologi Komunitas atau masyarakat mempunyai arti dalam konteks yang berbeda.
Secara tradisional, pengertian komunitas sebagai suatu area geografis dengan institusiinstitusi formal seperti tempat ibadah, tempat-tempat untuk kegiatan masyarakat dan sekolah,
dimana keluarga menetap dengan tradisi dan kebiasaan-kebiasaan historis. Hal ini telah
merubah hambatan geografis dengan adanya bantuan teknologi komunikasi dan transportasi.
Manusia tidak lagi tinggal dekat dengan tempat kerja dan fasilitas pendukung tidak lagi
menjadi hambatan geografis. Hal ini harus menjadi pertimbangan untuk melakukan evaluasi
dan analisis yang cermat guna memperkuat gerakan masyarakat.
Pemberdayaan memberikan suatu gagasan untuk melakukan kendali secara personal dan
kemampuan untuk melakukan perubahan kondisi sosial dan kesehatan melalui mobilisasi
kolektif dan menghilangkan rasa ke tidak berdayaan atau ketidakmampuan. Partisipasi dalam
proses pengambilan keputusan sangat menggairahkan bukan saja dari sudut pandang etis,
tetapi juga dalam jaminan efektivitas kegiatan atau aksi masyarakat.
5. Pengembangan Keterampilan Individu.
Walaupun banyak sekali faktor yang mempengaruhi kesehatan berada di luar jangkauan
individu, pilihan gaya hidup seseorang, seperti penggunaan tembakau dan alkohol, diet,
latihan kebugaran tubuh dan perilaku seksual juga dapat mempengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan. Pilihan seseorang dapat dimulai dengan suatu gerakan untuk memperkuat
ketahanan pada kelompok-kelompok yang rentan. Perbedaan antara pemberdayaan
perorangan dengan kelompok lebih pada tatanan teori ketimbang realitas. Pemahaman
masalah mengenai kemampuan individu dalam menghadapi masalah yang menimpanya
merupakan dasar dari gerakan kolektif untuk terjadinya suatu perubahan sosial. Di dalam
jaringan pendukung sosial, setiap individu harus menjaga identitas sosialnya ketika menerima
materi pendukung, pelayanan, informasi dan kontaksosial yang baru.
Jauh dari berbagai bentuk ketergantungan, 5 (lima) mekanisme aksi ini. Dalam promosi
kesehatan merupakan pelengkap. Pencapaian tujuan-tujuan promosi kesehatan tergantung
pada implementasi strategi yang tepat di dalam lima area ini.
Konferensi ini meraih sukses besar. Banyak orang dikejutkan oleh informasi terbaru itu
dan siap untuk mengambil tindakan dalam menyelamatkan bumi. Beberapa minggu setelah
acara tersebut, anggota Asosiasi kami di Meksiko masih menerima surat dan telepon dari
masyarakat dan sekolah-sekolah yang menanyakan informasi lebih lanjut tentang perubahan
iklim dan berharap bahwa akan ada lebih banyak acara serupa di kemudian hari. Dengan
berkah Guru, semoga tren gaya hidup welas asih ini akan terus tumbuh di Meksiko dan
memulihkan tradisi vegetarian di negara Meksiko yang indah.