tips
Login / Signup
Leadership
Technology
Education
Marketing
Design
More Topics
Search
1. Home
2. Documents
3. kerangka acuan PTM
KERANGKA ACUAN POSBINDU PTM
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian
utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di
seluruh dunia, di mana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang
sedang berkembang (WHO, 2010). Peningkatan kematian akibat PTM di
masa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% ( 44 juta
kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini
timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung
tidak sehat terutama pada negara-negara berkembang.
Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak
menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat
atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi
kelainan yang terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013
menunjukan bahwa 69,6% dari kasus diabetes melitus dan 63,2% dari kasus
hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini mengakibatkan penanganan
menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini. Dalam
kurun waktu tahun 1995 -2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan
dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan
prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung Koroner 1,5%,
Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4
per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%.
Category:
Documents
Download: 32
Comment: 0
379
views
1
Comments
Description
ptm
Download kerangka acuan PTM
Transcript
KERANGKA ACUAN POSBINDU PTM PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar
36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di mana sekitar 29
juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO, 2010). Peningkatan
kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% ( 44
juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat
perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama pada
negara-negara berkembang. Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak
menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium
lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya.
Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6% dari kasus diabetes
melitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini
mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian lebih
dini. Dalam kurun waktu tahun 1995 -2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan
dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi
penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%,
Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Kronik
Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%. PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor
risikonya, yaitu merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman
beralkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk
mencegah agar tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum memiliki faktor risiko,
mengembalikan kondisi faktor risiko PTM menjadi normal kembali dan atau mencegah
terjadinya PTM bagi yang mempunyai faktor risiko, selanjutnya bagi yang sudah
menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan
kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup,.Salah satu strategi pengendalian PTM yang
efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat
diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko
PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini,
monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos
pembinaan terpadu (Posbindu) PTM. Posbindu PTM merupakan wujud peran serta
masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta
tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan Posbindu
PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko
PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukan
dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatantidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat. Dalam
menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi panduan
bagi penyelenggaraan kegiatan bagi para pemangku kepentingan serta pelaksana di lapangan.
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum : Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis
peran serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik
2. Tujuan khusus :
a. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM
b. Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM
c. Terlaksananya tindak lanjut dini
C. KEGIATAN POKOK
1. Pemeriksaan Tekanan Darah
2. Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan
3. Pengukuran Lingkar perut
4. Pemeriksaan Gula darah dan Cholesterol
RINCIAN KEGIATAN
1. Deteksi Hipertensi dengan memeriksa Tekanan Darah
2. Deteksi kemungkinan kekurangan Gizi dan Obesitas dengan memeriksa Tinggi Badan dan
Berat Badan.
3. Deteksi kemungkinan Diabetes Millitus dengan Cek Gula Darah
4. Deteksi dini kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim pada pengungjung wanita 30 59
tahun.
D. SASARAN
Masyarakat baik laki-laki atau perempuan yang usia 15 tahun yang memiliki atau tidak
memiliki faktor risiko.
E. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Tgl 14 setiap bulannya di Posbindu BTN Pepabri Minggu pertama hari rabu setiap bulannya
diposbindu Lawawoi.
Tgl 17 setiap bulannya di posbindu Uluale
F. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Pelaksanaan Posbindu PTM Penyelenggaraan Posbindu PTM meliputi kegiatan wawancara,
pengukuran, pemeriksaan dan tindak lanjut. Wawancara dilakukan untuk menelusuri faktor
risiko perilaku seperti merokok, konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, konsumsi alkohol,
dan stress. Pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut,
dan tekanan darah. Pemeriksaan faktor risiko PTM seperti gula darah sewaktu, kolesterol
total, trigliserida, pemeriksaan klinik payudara, arus puncak ekspirasi, lesi pra kanker
(Inspeksi Visual asam asetat /IVA positif), kadar alkohol dalam darah, tes amfetamin urin.
Berdasarkan hasil wawancara, pengukuran dan pemeriksaan dilakukan tindak lanjut berupa
pembinaan secara terpadu dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat
tentang cara mengendalikan faktor risiko PTM melalui penyuluhan/ dialog interaktif secara
massal dan atau konseling faktor risiko secara terintegrasi pada individu dengan faktor risiko,
sesuai dengan kebutuhan masyarakat termasuk rujukan sistematis dalam sistem pelayanan
kesehatan paripurna. Rujukan dilakukan dalam kerangka pelayanan kesehatan berkelajutan
(Continuum of Care) dari masyarakat hingga kefasilitas pelayanan kesehatan dasar termasuk
rujuk balik ke masyarakat untuk pemantauannya. Kegiatan posbindu PTM dalam situasi
kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. Pelaksanaan
Posbindu PTM secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut : Proses Kegiatan Posbindu
PTM Pemeriksaan (satu persatu) Registrasi ,Pemberian nomor urut / kode yang sama serta
pencatatan ulang hasil pengisian Buku monitoring FR PTM ke Buku Pencatatan oleh Petugas
Pelaksana Posbindu PTM Wawancara oleh Petugas Pelaksana Posbindu PTM Pengukuran
TB,BB, IMT Lingkar perut, Analisa Lemak Tubuh Pemeriksaan Tekanan darah, Gula darah,
Kolesterol total danTrigliserida,APE, lain-lain Identifikasi faktor risiko PTM,
Konseling/Edukasi, serta tindak lanjut ainnya. Sebelum dan setelah kegiatan Posbindu PTM
dapat dilaksanakan kegiatan bersama, seperti senam bersama, penyuluhan kesehatan tentang
IVA dan CBE, upaya berhenti merokok, gizi seimbang, dll.
G. PENCATATAN DAN PELAPORAN POSBINDU PTM Pencatatan dan pelaporan hasil
kegiatan Posbindu PTM dilakukan secara manual dan/atau menggunakan sistem informasi
manajemen PTM oleh Petugas Pelaksana Posbindu PTM maupun oleh Petugas Puskesmas.
Petugas Puskesmas mengambil data hasil pencatatan posbindu PTM atau menerima hasil
pencatatan dari petugas pelaksana posbindu PTM. Hasil pencatatan ini dianalisis untuk
digunakan dalam pembinaan, sekaligus melaporkan ke instansi terkait secara berjenjang.
Hasil pencatatan dan pelaporan kegiatan posbindu PTM merupakan sumber data yang
penting untuk pemantauan dan penilaian perkembangan kegiatan posbindu PTM.. Laporan
hasil kegiatan bulanan/ triwulan/ tahunan yang berisi laporan tingkat perkembangan.
Posbindu PTM, proporsi faktor risiko PTM, cakupan kegiatan Posbindu di tingkat
Puskesmas, kab /kota, provinsi dan nasional. Melalui kegiatan surveilans faktor risiko PTM
berbasis posbindu PTM, dilakukan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap
faktor risiko PTM secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan
dan penyebaran informasi epidemiologi kepada peserta, penyelengara program maupun pihak
yang bertanggung jawab terhadap kegiatan posbindu PTM untuk dilakukan intervensi dalam
rangka pengembangan kegiatan, pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM. Referensi :
Kemenkes RI, Dir. Pengendalian PTM,2014, Pedoman umum Posbindu PTM. BAB V.
Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Puskesmas (KMUP) Standar 5.1. Tanggung jawab
Pengelolaan Upaya Puskesmas Penanggungjawab Upaya Puskesmas bertanggung jawab
terhadap efktivitas dan efisiensi kegiatan upaya sejalan dengan tujuan upaya, tata nilai, visi,
misi, dan tujuan Puskesmas. Kriteria
5.1.1. Penanggungjawab Upaya Puskesmas memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan
melakukan peningkatan kompetensi agar dapat mengelola upaya sesuai dengan tujuan yang
harus dicapai. Maksud dan Tujuan: Penanggungjawab Upaya Puskesmas harus kompeten
untuk mengelola upaya, agar upaya dikelola dan dilaksanakan tepat tujuan, tepat sasaran, dan
tepat waktu. Penanggungjawab upaya harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai
dengan pedoman yang menjadi acuan dalam pengelolaan dan pelaksanaan upaya. Upaya
peningkatan kompetensi dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan atau pendidikan yang
dipersyaratkan sebagai Penanggungjawab upaya.
Elemen Penilaian:
1.
Kepala Puskesmas menetapkan persyaratan kompetensi Penanggungjawab Upaya
Puskesmas sesuai dengan pedoman upaya.
2.
Kepala Puskesmas menetapkan Penanggungjawab Upaya Puskesmas sesuai dengan
persyaratan kompetensi.
3.
Kepala Puskesmas melakukan analisis kompetensi terhadap Penanggungjawab Upaya
Puskesmas
4.
Kepala Puskesmas menindaklanjuti hasil analisis kompetensi tersebut untuk
peningkatan kompetensi Penanggungjawab Upaya Puskesmas.
Kriteria 5.1.2. Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan pelaksana upaya yang baru
ditugaskan di Puskesmas harus mengikuti kegiatan orientasi pelaksanaan upaya agar
memahami tugas pokok dan tanggung jawab. Maksud dan Tujuan: Kegiatan orientasi
diperlukan bagi Penanggungjawab dan pelaksana upaya yang baru ditugaskan agar dapat
memahami upaya yang menjadi tanggung jawab mereka, keterkaitan dengan upaya
Puskesmas yang lain, maupun keterkaitan dengan keseluruhan tugas pokok dan fungsi
Puskesmas. Elemen Penilaian: 1.
Kepala Puskesmas mewajibkan Penanggungjawab
Upaya Puskesmas maupun pelaksana upaya yang baru ditugaskan untuk mengikuti kegiatan
orientasi 2.
Kepala Puskesmas menetapkan kerangka acuan kegiatan orientasi untuk
Penanggungjawab maupun pelaksana upaya yang baru ditugaskan 3.
Kegiatan orientasi
untuk Penanggungjawab dan pelaksana upaya yang baru ditugaskan dilaksanakan sesuai
dengan kerangka acuan. 4.
Kepala Puskesmas melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
kegiatan orientasi Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan pelaksana upaya yang baru
Kriteria 5.1.3. Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas menetapkan
tujuan upaya dan tata nilai dalam pelaksanaan upaya yang dikomunikasikan kepada semua
pihak yang terkait dan kepada sasaran upaya Maksud dan Tujuan: Agar upaya dapat
dilaksanakan sesuai dengan pedoman dan memenuhi kebutuhan dan harapan sasaran upaya,
maka Kepala Puskesmas perlu menetapkan tujuan upaya yang mengacu pada pedoman yang
ada. Tata nilai dalam pengelolaan dan pelaksanaan upaya perlu disepakati bersama oleh
Kepala Puskesmas, Penanggungjawab upaya, pelaksana upaya, dengan memperhatikan tata
nilai budaya yang berlaku di masyarakat. Tujuan dan tata nilai dalam pengelolaan dan
pelaksanaan upaya dikomunikasikan kepada lintas upaya dan lintas sector terkait agar mereka
dapat optimal berperan dalam pelaksanaan kegiatan upaya. Pihak terkait adalah sector-sektor
terkait yang ikut berperan dalam penyelenggaraan upaya. Elemen Penilaian: 1. Ada kejelasan
tujuan, sasaran upaya, dan tata nilai upaya yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. 2. Tujuan
upaya, sasaran upaya, dan tatanilai dalam pelaksanaan upaya dikomunikasikan kepada
pelaksana upaya, sasaran upaya, lintas upaya dan lintas sector terkait 3. Dilakukan evaluasi
terhadap penyampaian informasi yang diberikan kepada sasaran upaya, pelaksana, lintas
upaya dan lintas sector terkait untuk memastikan informasi tersebut dipahami dengan baik.
Kriteria 5.1.4. Penanggungjawab Upaya Puskesmas bertanggung jawab terhadap pencapaian
tujuan, pencapaian kinerja upaya, pelaksanaan upaya, dan penggunaan sumber daya, melalui
komunikasi dan koordinasi yang efektif. Maksud dan Tujuan: Penanggungjawab Upaya
Puskesmas mempunyai kewajiban untuk memberikan arahan dan dukungan bagi pelaksana
upaya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Arahan dapat dilakukan dalam
bentuk pembinaan, pendampingan, pertemuan-pertemuan, maupun konsultasi dalam
pelaksanaan kegiatan upaya. Komunikasi dan koordinasi lintas upaya dan lintas sektor
diperlukan untuk keberhasilan pencapaian kinerja upaya antara lain melalui forum
minilokakarya, pertemuan koordinasi di kecamatan, maupun forum yang lain Elemen
Penilaian: 1.
Penanggungjawab Upaya Puskesmas melakukan pembinaan kepada
pelaksana upaya dalam melaksanakan kegiatan upaya 2.
Pembinaan meliputi penjelasan
tentang tujuan upaya, tahapan pelaksanaan kegiatan upaya, dan tehnis pelaksanaan kegiatan
upaya berdasarkan pedoman yang berlaku. 3.
Pembinaan dilakukan secara periodik sesuai
dengan jadual yang disepakati dan pada waktu-waktu tertentu sesuai kebutuhan.
4.
Penanggungjawab Upaya Puskesmas mengkomunikasikan tujuan, tahapan pelaksanaan
kegiatan upaya, penjadualan kepada lintas upaya dan lintas sektor terkait
5.
Penanggungjawab Upaya Puskesmas melakukan koordinasi dalam pelaksanaan
kegiatan upaya kepada lintas upaya dan lintas sektor terkait. 6.
Ada kejelasan peran lintas
upaya dan lintas sektor terkait yang disepakati bersama dan sesuai pedoman penyelenggaraan
upaya 7.
Penanggungjawab Upaya Puskesmas melakukan evaluasi dan tindak lanjut
terhadap pelaksanaan komunikasi dan koordinasi lintas upaya dan lintas sektor Kriteria 5.1.5.
Penanggungjawab Upaya Puskesmas mengupayakan minimalisasi risiko pelaksanaan
kegiatan upaya terhadap lingkungan. Maksud dan Tujuan: Pelaksanaan kegiatan upaya
dapat memberikan risiko terhadap lingkungan. Risiko terhadap lingkungan perlu
diidentifikasi oleh Penanggungjawab dan pelaksana upaya untuk mengupayakan langkahlangkah pencegahan dan/atau minimalisasi risiko pelaksanaan kegiatan upaya terhadap
lingkungan. Yang termasuk risiko terhadap lingkungan adalah: gangguan terhadap kondisi
fisik, seperti kebisingan, suhu, kelembaban, pencahayaan, cuaca, bahan beracun/berbahaya,
limbah medis, sampah infeksius. Elemen Penilaian: 1. Penanggungjawab Upaya Puskesmas
melakukan identifikasi kemungkinan terjadinya risiko terhadap lingkungan dan masyarakat
dalam pelaksanaan kegiatan upaya 2. Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan pelaksana
upaya melakukan analisis risiko 3. Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan pelaksana upaya
merencanakan upaya pencegahan dan minimalisasi risiko 4. Penanggungjawab Upaya
Puskesmas dan pelaksana upaya melakukan upaya pencegahan dan minimalisasi risiko 5.
Penanggungjawab Upaya Puskesmas melakukan evaluasi terhadap upaya pencegahan dan
minimalisasi risiko. 6. Jika terjadi kejadian yang tidak diharapkan akibat risiko dalam
pelaksanaan kegiatan upaya, dilakukan minimalisasi akibat risiko, dan kejadian tersebut
dilaporkan oleh Kepala Puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kriteria 5.1.6.
Penanggungjawab Upaya Puskesmas memfasilitasi pemberdayaan masyarakat dan sasaran
upaya dalam mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi Upaya. Maksud
dan Tujuan: Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan di wilayah kerja, perlu
dilakukan fasilitasi pembangunan yang berwawasan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang merupakan salah satu fungsi Puskesmas. Fungsi tersebut tercermin dalam perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan upaya. Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan mulai dari
pelaksanaan survei mawas diri, perencanaan upaya kegiatan, monitoring dan evaluasi upaya.
Dalam memfasilitasi pembangunan yang berwawasan kesehatan dan pemberdayaan, dapat
dilakukan komunikasi dengan berbagai media yang tersedia di masyarakat, baik leaflet,
brosur, lembar balik, dan pertemuan-pertemuan yang dilakukan dengan melibatkan peran
serta masyarakat. Kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut direncanakan dan
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan, kerangka acuan, dan prosedur yang jelas. Elemen
Penilaian: 1.
Kepala Puskesmas menetapkan kebijakan yang mewajibkan
Penanggungjawab upaya dan pelaksana upaya untuk memfasilitasi peran serta masyarakat
dan sasaran upaya dalam survey mawas diri, perencanaan upaya, pelaksanaan upaya,
monitoring dan evaluasi pelaksanaan progam. 2.
Penanggungjawab Upaya Puskesmas
menyusun rencana, kerangka acuan, dan prosedur pemberdayaan masyarakat. 3.
Ada
keterlibatan masyarakat dalam survey mawas diri, perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan
evaluasi pelaksanaan upaya. 4.
Penanggungjawab Upaya Puskesmas melakukan
komunikasi dengan masyarakat dan sasaran upaya, melalui media komunikasi yang
ditetapkan. 5.
Adanya kegiatan upaya yang bersumber dari swadaya masyarakat serta
kontribusi swasta. Standar 5.2. Perencanaan Upaya Perencanaan upaya disusun berdasarkan
perencanaan Puskesmas dan mengacu pada pedoman upaya untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan masyarakat. Kriteria 5.2.1. Rencana kegiatan upaya terintegrasi dengan rencana
upaya yang lain disusun dalam proses perencanaan Puskesmas dengan indikator kinerja yang
jelas, dan mencerminkan visi, misi, dan tujuan Puskesmas. Maksud dan Tujuan: Agar
pelaksanaan upaya dapat dilaksanakan dengan lancar dan mencapai tujuan upaya, perlu
disusun rencana upaya dengan indikator kinerja yang jelas. Perencanaan upaya dilakukan
bersama dengan upaya yang lain secara terintegrasi melalui tahapan perencanaan Puskesmas,
yaitu penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk tahun anggaran mendatang, dan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) untuk tahun berjalan Penyusunan RUK perlu
memperhatikan waktu pelaksanaan musrenbang desa dan musrenbang kecamatan.
Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan dapat bersumber dari APBN, APBD, peran serta
swasta, dan swadaya masyarakat Elemen Penilaian: 1.
Rencana upaya untuk tahun
mendatang terintegrasi dalam RUK Puskesmas 2.
Rencana upaya untuk tahun berjalan
masyarakat, individu yang menjadi sasaran upaya 2. Informasi tentang kegiatan upaya
disampaikan kepada lintas upaya terkait 3. Informasi tentang kegiatan upaya disampiakan
kepada lintas sector terkait 4. Dilakukan evaluasi terhadap kejelasan informasi yang
disampaikan kepada sasaran upaya, lintas upaya, dan lintas sector terkait 5. Dilakukan tindak
lanjut terhadap evaluasi penyampaian informasi. Kriteria 4.2.3. Sasaran Upaya memperoleh
akses yang mudah untuk berperan aktif pada saat pelaksanaan kegiatan upaya tepat waktu.
Maksud dan Tujuan: Keberhasil upaya tergantung pada peran aktif masyarakat, kelompok
masyarakat, individu yang menjadi sasaran upaya. Pengelola dan pelaksanan kegiatan upaya
mengupayakan kemudahan bagi sasaran upaya untuk mengakses dengan mudah informasi
tentang kegiatan upaya, maupun untuk berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan upaya, dan
memberikan umpan balik tentang pelaksanaan kegiatan upaya. Elemen Penilaian:
1.
Penanggungjawab dan pelaksana upaya memastikan waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan upaya yang mudah diakses oleh masyarakat 2.
Pelaksanaan kegiatan upaya
dilakukan dengan metoda dan tehnologi yang dikenal oleh masyarakat atau sasaran upaya.
3.
Alur atau tahapan kegiatan upaya dikomunikasi dengan jelas kepada masyarakat
4.
Dilakukan evaluasi terhadap akses masyarakat dan/atau sasaran upaya terhadap
kegiatan upaya 5.
Dilakukan tindak lanjut terhadap evaluai akses masyarakat dan/atau
sasaran upaya terhadap kegiatan upaya. 6.
Informasi yang jelas kepada
masyarakat dan/atau sasaran upaya dilakukan jika terjadi perubahan waktu dan tempat
pelaksanaan kegiatan pengelola dan pelaksana upaya memberikan kemudahan bagi
masyarakat atau sasaran upaya untuk memperoleh pelayanan tersebut. Kriteria 4.2.4.
Penjadualan pelaksanaan pelayanan upaya disepakati bersama dengan memperhatikan
masukan pelanggan dan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan rencana. Maksud dan
Tujuan: Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan upaya perlu disepakai bersama oleh
Penanggungjawab, pelaksana, sasaran upaya, lintas upaya, dan lintas sector terkait untuk
menjamin upaya dilakukan tepat sasaran dan tepat waktu, dan tidak terjadi konflik diantara
pengelola, pelaksana, sasaran upaya, lintas upaya dan lintas sector terkait. Elemen Penilaian:
1.
Kepala Puskesmas menetapkan cara untuk menyepakati waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan upaya dengan masyarakat dan/atau sasaran upaya 2.
Kepala Puskesmas
menetapkan cara untuk menyepakati waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan dengan lintas
upaya dan lintas sektor terkait. 3.
Penanggungjawab Upaya Puskesmas memonitor
pelaksanaan kegiatan upaya tepat waktu, tetpat sasaran dan sesuai dengan tempat yang
direncanakan 4.
Penanggungjawab upaya melakukan evaluasi terhadap ketepata waktu,
ketepatan sasaran dan tempat pelaksanaan. 5.
Pengelola dan pelaksana upaya
menindaklanjuti hasil evalausi. Kriteria 4.2.5. Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab
Upaya Puskesmas melakukan kajian terhadap permasalahan dan hambatan dalam
pelaksanaan kegiatan upaya. Maksud dan Tujuan: Dalam pelaksanaan kegiatan upaya
dapat terjadi ketidak tepatan waktu, ketepatan sasaran, maupun tidak tercapainya target
kinerja yang diharapkan, oleh karena itu kepala Puskesmas dan Penanggungjawab upaya
perlu melakukan kajian terhadap permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan
upaya, dan melakukan upaya tindak lanjut untuk mengatasi. Elemen Penilaian: 1.
Kepala
Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas, dan pelaksana upaya mengidentifikasi
permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan upaya 2.
Kepala Puskesmas,
Penanggungjawab Upaya Puskesmas, dan pelaksana upaya melakukan analisis terhadap
permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaan upaya 3.
Penanggungjawab Upaya
Puskesmas dan pelaksana upaya merencanakan tindak lanjut untuk mengatasi masalah dan
hambatan dalam pelaksanaan kegiatan upaya 4.
Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan
pelaksana upaya melaksanakan tindak lanjut 5.
Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan
pelaksana upaya mengevaluasi keberhasilan tindak lanjut yang dilakukan. Kriteria 4.2.6. Ada
umpan balik dan tindak lanjut terhadap keluhan masyarakat, kelompok masyarakat, individu
yang menjadi sasaran upaya. Maksud dan Tujuan: Umpan balik yang berupa kepuasan
maupun ketidak puasan sasaran upaya yang berupa keluhan diperlukan untuk melakukan
perbaikan baik dalam pengelolaan maupun pelaksanaan upaya agar sesuai dengan kebutuhan
dan harapan masyarakat atau sasaran upaya. Keluhan masyarakat atau sasaran upaya dapat
diperoleh secara pasif, yaitu masyarakat atau sasaran upaya menyampaikan langsung dengan
kehendak sendiri kepada kepala Puskesmas, Penanggungjawab upaya, atau pelaksana upaya,
ataupun secara aktif dilakukan oleh Puskesmas. Tata cara untuk memperoleh keluhan
masyarakat atau sasaran upaya dapat dilakukan dengan menyediakan media komunikasi
untuk menerima keluhan, misalnya melalui sms, kotak saran, pertemuan dengan tokoh
masyarakat maupun forum-forum komunikasi dengan masyarakat. Tindak lanjut dilakukan
secara rasional sesuai dengan ketersediaan sumber daya yang ada di Puskesmas. Elemen
Penilaian: 1.
Kepala Puskesmas menetapkan media komunikasi untuk menangkap keluhan
masyarakat atau sasaran upaya 2.
Kepala Puskesmas menetapkan media komunikasi untuk
memberikan umpan balik terhadap keluhan yang disampaikan 3.
Kepala Puskesmas,
Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan pelaksana upaya melakukan analisis terhadap
keluhan 4.
Kepala Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas, dan pelaksana upaya
melakukan tindak lanjut terhadap keluhan 5.
Kepala Puskesmas, Penanggungjawab Upaya
Puskesmas, dan pelaksana upaya memberikan informasi umpan balik kepada masyarakat atau
sasaran upaya tentang tindak lanjut yang telah dilakukan untuk menanggapi keluhan. Standar
4.3.
Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas melakukan evaluasi
terhadap kinerja pelaksanaan upaya dalam mencapai tujuan upaya dan memenuhi kebutuhan
dan harapan masyarakat atau sasaran upaya Kriteria 4.3.1.
Kinerja upaya dievaluasi
dan dianalisis, serta ditindak lanjuti sebagai bahan untuk perbaikan. Maksud dan Tujuan:
Untuk menilai apakah pelaksanaan upaya mencapai tujuan yang diharapkan dan apakah
sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat atau sasaran upaya perlu dilakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan upaya Evaluasi dilakukan dengan adanya
indicator-indikator serta target-target pencapaian yang jelas. Hasil evaluasi ditindak lanjuti
dalam bentuk perbaikan-perbaikan dalam pengelolaan maupun pelaksanaan kegiatan upaya.
Indikator dan target yang harus dicapai ditetapkan berdasarkan pedoman upaya
Evaluasi meliputi pengumpulan, pengolahan dan, analisis data terhadap indikator kinerja
upaya Elemen Penilaian: 1.
Kepala Puskesmas menetapkan indikator dan target
pencapaian upaya berdasarkan acuan pedoman progrm, 2.
Penanggungjawab Upaya
Puskesmas dan pelaksana upaya mengumpulkan data berdasarkan indikator yang ditetapkan
3.
Kepala Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas, dan pelaksana upaya
melakukan analisis terhadap capaian indikator-indikator yang telah ditetapkan 4.
Kepala
Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas, dan pelaksana upaya menindaklanjuti hasil
analisis dalam bentuk upaya-upaya perbaikan 5.
Hasil analisis dan tindak lanjut
didokumentasikan.
Recommended
KERANGKA ACUAN
KERANGKA ACUAN
KERANGKA ACUAN
KERANGKA ACUAN
kerangka acuan
Kerangka Acuan Kerja Praktek Sistem Informasi Perpustakaan SMPN 18 Kota Bengkulu
Oleh: Nama NPM : Abdur Rahman : G1A009001 PROGRAM STUDI TEKNIK
INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
KERANGKA ACUAN
KERANGKA ACUAN
acuan
KERANGKA ACUAN
PKS
kerangka acuan
KA
KERANGKA ACUAN
kerangka acuan
hjgyugfyhv
contoh KAK
pedoman praktik klinik keperawatan khususnya bagi mahasiswa D III keperawatan pada MA
Maternitas II tahun 2008/2009
View more