BAB II
ISI
A. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Sebuah kalimat paling
kurang mengandung subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara
naik turun, dan keras lembut,disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud
tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.),
tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Susilo (1990:2) mengemukakan lima ciri kalimat bahasa Indonesia kelima ciri tesebut
ialah: bermakna, bersistem urutan frase, dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan
kalimat yang lain, berjeda dan berhenti dengan berakhirnya intonasi. Namun hal itu belum
menjamin bahwa kalimat itu ialah kalimat bahasa Indonesia baku.
Contoh kalimat:
di tempat itu dijadidkan tempat pertemuan bagi pihak yang bertikai di Poso.
Kalimat ini bukanlah kalimat baku meskipun memiliki kelima ciri kalimat diatas. Hal itu
karena tidak terlihat unsur subjek di dalam kalimat tersebut. Ciri kalimat baku menurut Susilo
(1990:4), yaitu: gramatikal, masuk akal, bebas dari unsur mubazir, bebas dari kontaminasi,
bebas dari interfensi, sesuai dengan ejaan yang berlaku dan sesuai dengan lafal bahasa
Indonesia.
B. Pengertian SPOK
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat
akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
a. Subjek / Subyek (S)
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan
makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat.
Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi:
(1) membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk,
(2) memperjelas makna,
(3) menjadi pokok pikiran,
(4) menegaskan makna,
(5) memperjelas pikiran ungkapan,
(6) membentuk kesatuan pikiran.
Ciri-ciri subjek:
1. jawaban apa atau siapa
2. didahului kata bahwa
3. berupa kata atau frasa benda (nomina)
4. disertai dengan kata ini atau itu
5. disertai pewatas yang
6. kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa
7. tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan,
dan lain-lain.
8. tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.
Contoh Subjek :
Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
1. Hadi memelihara binatang
Siapa memelihara? Jawab : Hadi. (maka Hadia adalah Subjek (S)
2. Meja itu dibeli oleh paman.
Apa dibeli ? = jawab Meja
3. Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara
subyek dan predikat).
Anak itu membawa bukuku
S
b. Predikat (P)
Predikat adalah bagian yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri atau
subjek itu. Memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri tentulah menyatakan apa
yang dikerjakan atau dalam keadaan apakah subjek itu. Oleh karena itu, biasanya predikat
terjadi dari kata kerja atau kata keadaan .Kita selalu dapat bertanya dengan memakai kata
tanya mengapa, artinya dalam keadaan apa, bagaimana, atau mengerjakan apa?.
Ciri-ciri predikat:
1. jawaban mengapa, bagaimana
2. dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3. dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah, sedang, selalu, hampir
4. dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti,
selayaknya, dan lain-lain
5. tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan
subjek
6. didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7. predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat atau bilangan.
c.
Objek (O)
Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah
demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat
serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek.
Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya:
mengembalikan, mengumpulkan; me-i, misalnya: mengambili, melempari, mendekati.
Dalam kalimat, objek berfungsi:
(1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif,
(2) memperjelas makna kalimat
(3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.
Ciri-ciri objek:
1. berupa kata benda
2. tidak didahului kata depan
3. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
5. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.
d. Keterangan (K)
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu
yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara,
sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan
yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap,
tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.
Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan
yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat.
Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan
predikat.
Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
1. Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang
berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini,
lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang
menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan
waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti
setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
2. Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh
preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
3. Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang menyatakan
cara. Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan
cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara. Terakhir, keterangan cara yang
berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
4. Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa
ditandai oleh kata karena atau lantaran yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina.
Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
5. Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa
ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat
ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
6. Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis,
keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Perhatikan contoh berikut.
Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
7. Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi
berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang
diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang
diterangkan. Seperti contoh berikut.
Siswanto, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
Keterangan tambahan (tercetak miring) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan
yaitu kata Siswanto.
8. Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek,
keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas
tidak dapat ditiadakan. Contohnya sebagai berikut.
Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.
Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa,
melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih.
e. Pelengkap (Pel)
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam
kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi
subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan
pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat
berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak
mendahului predikat.
Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)
: Mahasiswa berdiskusi.
: Dosen itu ramah.
: Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
: Tinggalnya di Palembang.
: Mereka menonton film.
: Paman mencarikan saya pekerjaan.
: Rustam peneliti.
Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat
pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.
D. Jenis-jenis Kalimat
1. Kalimat berdasarkan pengucapan
a) Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang.
Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana ucapan dari
orang lain (orang ketiga) dengan lngsung menirukan, mengutip atau mengulang kembali
ujaran dari sumber tersebut. Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (.) dan
Intonasi dari bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.
1. Susunan kutipan-pengiring
Bila kutipan ada di awal kalimat, masukkan tanda petik pembuka dan tulis kutipannya
diawali dengan huruf besar.
Tambahkan tanda titik, tanda seru atau anda tanya di akhir kutipan. Masukkan tanda petik
penutup di akhir kutipan.
Ikuti dengan spasi.
Masukkan pengiring tanpa diselipkan tanda koma dan huruf besar.
Akhiri pengiring dengan tanda titik.
Contoh : Apa yang harus ku lakukan? gumam Ratu Gading Mas.
2. Susunan pengiring-kutipan
Bila kutipan ada di akhir kalimat, tuliskan pengiringnya dulu seperti menulis kalimat biasa.
Selipkan tanda koma sebelum menambahkan kutipan.
Selipkan spasi.
Masukkan tanda petik pembuka dan awali kutipan dengan huruf besar.
Tambahkan tanda titik, tanda seru atau anda tanya di akhir kutipan.
Masukkan tanda petik penutup di akhir kutipan.
Contoh : Lalu Ratu berkata kepada pengawalnya, Suruh kedua wanita itu menghadapku!
3.
o Kalimat majemuk setara pemilihan ialah jenis kalimat majemuk yang didalam kalimatnya
dihubungkan dengan kata atau. Contoh" "Dia bingung memilih antara buah apel atau buah
anggur."
o Kalimat majemuk setara penguatan ialah jenis kalimat yang mengalami penguatan dengan
menambahkan kata bahkan. Contoh: "Dia tidak hanya pandai bermain alat musik, dia
bahkan pandai bernyanyi."
Kalimat Majemuk Bertingkat(KMB) adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat
tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur
induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat
pada induk kalimat. Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang
merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi
salah satu unsur kalimat itu. Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat
adalah ketika, karena, supaya, meskipun, jika, dan sehingga.
o Induk Kalimat dan Anak Kalimat
Perbedaan induk kalimat dan anak kalimat dapat dilihat berdasarkan tiga kategori
.
1) Kemandirian sebagai Kalimat Tunggal
Induk kalimat mempunyai ciri dapat berdiri sendiri sebagai kalimat mandiri, sedangkan anak
kalimat tidak dapat berdiri sebagai kalimat tanpa induk kalimat. Hal ini tampak pada contoh
berikut.
a) Hujan turun selama tiga hari tiada henti-hentinya.
b) Sehingga banjir melanda sawah dan ladang petani desa itu.
Kalimat (a) dapat berdiri sendiri, sedangkan kalimat (b) tidak.
2) Konjungsi
Konjungsi digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat.
Dengan kata lain, anak kalimat ditandai oleh adanya konjungsi, sedangkan induk kalimat
tidak didahului konjungsi.
Saya membaca buku ketika dia datang.
Jika konjungsi dipindahkan di awal kalimat itu, akan terjadi perubahan baik struktur maupun
informasi.
Ketika saya membaca buku, dia datang.
Setelah dipindahkan ke bagian awal, unsur pertama kalimat tersebut merupakan anak kalimat
dan unsur kedua merupakan induk kalimat.
3) Urutan
Anak kalimat yang berfungsi sebagai keterangan mempunyai kebebasan tempat, kecuali anak
kalimat akibat, didahului kata sehingga. Jika anak kalimat di depan induk kalimat, anak
kalimat itu harus dipisahkan dengan tanda koma dari induk kalimatnya. Anak kalimat yang
menempati posisi di belakang induk kalimat dapat ditempatkan di depan kalimat tanpa
perubahan informasi yang pokok.
Contoh :
- Dia mengajukan permintaan kredit investasi kecil karena ingin meningkatkan perusahaan.
Kalimat tersebut dapat diubah menjadi berikut.
- Karena ingin meningkatkan perusahaannya, dia mengajukan permintaan kredit investasi
kecil.
o Jenis Anak Kalimat
Berdasarkan perannya, anak kalimat dapat dibedakan atas beberapa jenis.
1) Anak Kalimat Keterangan Waktu
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan waktu seperti ketika, waktu, kala,
tatkala, saat, sebelum, sesudah, dan setelah.
Contoh:
Seorang pengunjung, ketika melihat seorang anak kesakitan, sempat terisak.
2) Anak Kalimat Keterangan Sebab
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan sebab, antara
lain, sebab, karena,dan lantaran. Konjungsi ini mengawali bagian anak kalimat dalam
kalimat majemuk bertingkat.
Contoh:
Karena jatuh dari sepeda, Andi tidak masuk kuliah.
3) Anak Kalimat Keterangan Akibat
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan pertalian akibat. Konjungsi yang
digunakan adalah hingga, sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya. Anak kalimat keterangan
akibat hanya menempati posisi akhir, terletak di belakang induk kalimat.
Contoh:
Hujan turun berhari-hari sehingga banjir besar melanda kota itu.
4) Anak Kalimat Keterangan Syarat
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan syarat. Konjungsi itu,
antara lain,jika, kalau, apabila, andaikata, dan andaikan.
Contoh:
Jika ingin berhasil dengan baik, Andi harus belajar dengan tekun.
5) Anak Kalimat Keterangan Tujuan
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan tujuan. Konjungsi yang
digunakan adalah supaya, agar, untuk, guna, dan demi.
Contoh:
Ana belajar dengan tekun agar lulus ujian akhir semester.
6) Anak Kalimat Keterangan Cara
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan cara. Konjungsi tersebut
adalah dengan dandalam.
Contoh:
Pemerintah berupaya meningkatkan ekspor nonmigas dalam mengatasi pemasaran minyak
yang terus menurun.
7) Anak Kalimat Keterangan Pewatas
Anak kalimat ini menyertai nomina, baik nomina itu berfungsi sebagai subjek, predikat,
maupun objek. Konjungsi yang digunakan adalah yang atau kata penunjuk itu. Anak kalimat
ini berfungsi sebagai pewatas nomina.
Contoh:
Anak yang berbaju hijau mempunyai dua ekor kucing.
8) Anak Kalimat Pengganti Nomina
Anak kalimat ini ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi subjek atau
objek dalam kalimat transitif.
Contoh:
Ana mengatakan bahwa jeruk itu asam
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari 10
macam, yakni:
1. Waktu, misal: ketika, sejak, saat ini. Contoh: "Rumah makan itu sudah berdiri sejak orang
tuaku menetap di kota ini.", "Orang tuaku meninggalkan kota ini ketika umurku beranjak 3
tahun."
2. Sebab, misal: karena, oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu. Contoh: "Dia pergi dari rumah
karena bertengkar dengan istrinya."
3. Akibat, misal: hingga, sehingga, maka. Contoh: "Hari ini hujan sangat deras di Ibukota
hingga mampu menggenangi beberapa ruas jalan."
4. Syarat, misal: jika, asalkan, apabila. Contoh: "Dia harus giat belajar jika ingin nilainya
sempurna.", "Tanaman itu bisa tumbuh dengan subur asalkan dirawat dengan baik."
5. Perlawanan, misal: meskipun, walaupun. Contoh: "Dia ingin masuk ke perguruan tinggi di
Jakarta walaupun nilai kelulusannya tidak memenuhi syarat.", "Dia selalu pergi kesekolah
dengan berjalan kaki meskipun dia tahu kalau jarak antara rumah dan sekolahnya sangat
jauh."
6. Pengandaian, misal: andaikata, seandainya. Contoh: "Tim kita bisa menjadi juara 1
andaikata kita berusaha lebih keras lagi."
7. Tujuan, misal: agar, supaya, untuk. Contoh: "Dia bekerja disini agar mendapatkan biaya
hidup.", "Pria itu membuatkan sebuah rumah di daerah "A" untuk kedua orangtuanya."
8. Perbandingan, misal: bagai, laksana, ibarat, seperti. Contoh: "Wajah anak itu bagai bulan
kesiangan.","Anaknya yang suka membangkang itu ibarat Malin Kundang di zaman
modern."
9. Pembatasan, misal: kecuali, selain. Contoh: "Dia memiliki bakat menyanyi selain bakat
bermain musik."
10. Alat, misal: (dengan + Kata Benda) dengan mobil, dll. Contoh: "Orang itu pergi ke kantor
dengan mobil."
11. Kesertaan, misal: dengan + orang. Contoh: "Murid-murid sekolah dasar pergi
berdarmawisata dengan para guru."
4. Kalimat perintah sindiran/cemooh adalah perintah yang mengandung ejekan karena yakin
bahwa yang diperintah tidak mampu melaksanakan yang diperintahkan.
Contoh :
- Kerjakan sendiri, kalau kamu bisa!
- Dekatilah anjing itu, kalau kamu berani!
- Tangakaplah jika engkau berani!
5. Kalimat perintah bersyarat adalah perintah yang mengandung syarat untuk terpenuhi sesuatu
hal.
Contoh:
- Tanyakanlah kepadanya, tentu ia akan menerangkannya kepadamu !
- Bantulah dia, pasti pekerjaannya akan segera selesai!
6. Kalimat perintah mengizinkan adalah perintah biasa yang ditambahkan dengan pernyataan
yang mengungkapkan pemberian izin.
Contoh:
- Makanlah, semampu anda!
- Ambillah buah mangga itu semaumu!
c) Kalimat berita adalah kalimat yang isinya mengabarkan atau menginformasikan sesuatu.
Dalam penulisannya kalimat ini diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya
kalimat ini akan diakhiri dengan intonasi yang menurun. Biasanya kalimat berita akan
berakhir dengan pemberian tanggapan dari pihak yang mendengar kalimat berita ini.
Ciri-ciri kalimat berita :
2. intonasinya yang netral, tak ada suatu bagian yang dipentingkan dari yang lain
3. Susunan kalimat tak dapat dijadikan ciri-ciri karena hampir sama saja dengan kalimat lain.
4. Suatu bagian dari kalimat berita dapat dijadikan pokok pembicaraan. Dalam hal ini bagian
tersebut dapat ditempatkan di depan kalimat, atau bagian tersebut mendapat intonasi yang
lebih keras. Intonasi yang lebih keras yang menyertai kalimat seperti ini disebut intonasi
pementing.
Beberapa bentuk kalimat berita:
1. Kalimat berita positif.
2. Kalimat berita negatif yaitu kalimat yang berisi pengingkaran atau kalimat yang ditandai
dengan kataingkar yaitu menggunakan kata "tidak" dan kata "bukan".
Contoh :
1. Ayahku bukan seorang koruptor. (negatif)
2. Kakekku tidak mau makan daging sapi. (negatif)
3. Rian adalah seorang pembunuh yang sadis. (positif)
4. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan masjid agung di bogor. (positif)
5. Banyak anggota DPR yang melakukan korupsi. (positif).
c) Kalimat Tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, biasanya
kalimat ini akan diakhiri dengan pemberian tanda tanya (?). Kata Tanya yang sering
digunakan untuk membuat kalimat. Adapun macam kata tanya dan gunanya adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a.
b.
a.
b.
Tujuan menyuruh:
- Bagaimana kalau kamu berangkat ke sekolah sekarang?
- Maukah kamu membuatkan kue bolu?
Tujuan merayu:
- Kapan saya bisa mengajak kamu jalan-jalan?
- Jadi kan kamu traktir saya makan hari ini?
Tujuan menyindir:
- Apa tidak ada orang yang lebih bodoh dari kamu?
- Begini caranya kamu berterima kasih?
Tujuan menyanggah:
- Apa dengan cara ini semua persoalan dapat selesai?
- Bagaimana jika kita mencari cara yang lain?
Tujuan meyakinkan:
- Mestikah saya bersumpah di hadapanmu?
- Apa selama ini kata-kata saya cuma pepesan kosong?
Tujuan menyetujui:
- Tak ada alasan untuk ditolak, bukan?
- Apa pantas hal ini saya abaikan?
d) Kalimat seruan adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan (sakit, marah,
terkejut, hairan, sindiran, sedih, takut, terperanjat, hiba, dan sebagainya). Dalam pelafalan
biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi, sedangkan dalam penulisannya kalimat seruan
akan diakhiri dengan tanda seru (!) atau tanda titik (.).
Adapun macam kalimat seru dan gunanya adalah :
Kalimat Aktif Transitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan
mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek. Predikatnya biasanya
berawalam me- dan selalu dapat dirubah kedalam bentuk kalimat pasif yang predikatnya
berawalan di-.
Contoh:
Kami membuat kue. (kalimat aktif) dapat dirubah menjadi
Kue dibuat oleh kami. (kalimat pasif).
Kalimat Aktif Intransitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan
mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek. Predikat pada kalimat ini
biasanya berawalan ber-. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
- Kami berjaga diluar rumah.
Kalimat Pasif Biasa adalah kalimat pasif yang terdapat di kalimat aktif transitif. Untuk
predikatnya sendiri selalu berawalan dengan imbuhan di-, ter- dan ke-an.
Contoh:
- Sampah dibuang Rina.
A. KESIMPULAN
Dari uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Sebuah kalimat paling
kurang mengandung subjek dan predikat.
2. Kalimat memiliki unsur penyusun kalimat, yaitu Subjek,Predikat,objek,dan Predikat (SPOK).
3. Pola dasar kalimat adalah :
1. KB + KK
2. KB + KS
3. KB + KBil
4. KB + (KD + KB)
5. KB1 + KK + KB2
6. KB1 + KK + KB2 + KB3
7. KB1 + KB2
4. Jenis-jenis Kalimat :
1. Kalimat berdasarkan pengucapan
2. Kalimat berdasarkan jumlah frasa (struktur gramatikalnya)
3. Kalimat berdasarkan isi atau fungsinya
4. Kalimat berdasarkan unsur kalimat
5. Kalimat Berdasarkan Susunan Pola Subjek-Predikat
6. Kalimat berdasarkan bentuk gaya penyajiannya(retorikanya)
7. Kalimat berdasarkan subjeknya
8. Kalimat Mayor dan Minor
9. Kalimat Efektif
http://indomaterikuliah.blogspot.co.id/2014/12/kalimat-pengertian-dan-jenisjenisnya.html