Anda di halaman 1dari 20

Kalimat, pengertian dan jenisjenisnya, Bahasa indonesia

Kalimat, pengertian dan jenis-jenisnya, Bahasa


indonesia
Bab 1
A. Latar Belakang
Latar belakang pembuatan makalah tentang kalimat adalah selain untuk memenuhi tugas
Bahasa Indonesia juga untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai kalimat, yang
bersangkutan dengan pengertiannya, jenis-jenis kalimat dan lain sebagainya.
B. Tujuan
Dalam setiap pekerjaan pasti memiliki tujuan masing-masing, begitu pula dengan pembuatan
makalah ini, memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
1. Untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia.
2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
C. Batasan-batasan Masalah
Agar pembahasan tentang kalimat ini tidak berbelit-belit dan akan menuju ke arah yang tidak
berkepentingan, maka diberi lah batasan-batasan masalah, diantaranya :
1. Pengertian kalimat
2. Jenis-jenis kalimat

BAB II
ISI

A. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Sebuah kalimat paling
kurang mengandung subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara
naik turun, dan keras lembut,disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud
tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.),
tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Susilo (1990:2) mengemukakan lima ciri kalimat bahasa Indonesia kelima ciri tesebut
ialah: bermakna, bersistem urutan frase, dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan

kalimat yang lain, berjeda dan berhenti dengan berakhirnya intonasi. Namun hal itu belum
menjamin bahwa kalimat itu ialah kalimat bahasa Indonesia baku.
Contoh kalimat:
di tempat itu dijadidkan tempat pertemuan bagi pihak yang bertikai di Poso.
Kalimat ini bukanlah kalimat baku meskipun memiliki kelima ciri kalimat diatas. Hal itu
karena tidak terlihat unsur subjek di dalam kalimat tersebut. Ciri kalimat baku menurut Susilo
(1990:4), yaitu: gramatikal, masuk akal, bebas dari unsur mubazir, bebas dari kontaminasi,
bebas dari interfensi, sesuai dengan ejaan yang berlaku dan sesuai dengan lafal bahasa
Indonesia.

B. Pengertian SPOK
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat
akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
a. Subjek / Subyek (S)
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan
makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat.
Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi:
(1) membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk,
(2) memperjelas makna,
(3) menjadi pokok pikiran,
(4) menegaskan makna,
(5) memperjelas pikiran ungkapan,
(6) membentuk kesatuan pikiran.
Ciri-ciri subjek:
1. jawaban apa atau siapa
2. didahului kata bahwa
3. berupa kata atau frasa benda (nomina)
4. disertai dengan kata ini atau itu
5. disertai pewatas yang
6. kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa
7. tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan,
dan lain-lain.
8. tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.
Contoh Subjek :
Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
1. Hadi memelihara binatang
Siapa memelihara? Jawab : Hadi. (maka Hadia adalah Subjek (S)
2. Meja itu dibeli oleh paman.
Apa dibeli ? = jawab Meja
3. Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara
subyek dan predikat).
Anak itu membawa bukuku
S
b. Predikat (P)

Predikat adalah bagian yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri atau
subjek itu. Memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri tentulah menyatakan apa
yang dikerjakan atau dalam keadaan apakah subjek itu. Oleh karena itu, biasanya predikat
terjadi dari kata kerja atau kata keadaan .Kita selalu dapat bertanya dengan memakai kata
tanya mengapa, artinya dalam keadaan apa, bagaimana, atau mengerjakan apa?.
Ciri-ciri predikat:
1. jawaban mengapa, bagaimana
2. dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3. dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah, sedang, selalu, hampir
4. dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti,
selayaknya, dan lain-lain
5. tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan
subjek
6. didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7. predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat atau bilangan.
c.

Objek (O)
Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah
demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat
serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek.
Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya:
mengembalikan, mengumpulkan; me-i, misalnya: mengambili, melempari, mendekati.
Dalam kalimat, objek berfungsi:
(1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif,
(2) memperjelas makna kalimat
(3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.

Ciri-ciri objek:
1. berupa kata benda
2. tidak didahului kata depan
3. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
5. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.
d. Keterangan (K)
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu

yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara,
sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan
yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap,
tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.
Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan
yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat.
Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan
predikat.
Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
1. Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang
berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini,
lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang
menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan
waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti
setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
2. Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh
preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
3. Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang menyatakan
cara. Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan
cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara. Terakhir, keterangan cara yang
berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
4. Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa
ditandai oleh kata karena atau lantaran yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina.
Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
5. Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa
ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat
ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
6. Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis,
keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Perhatikan contoh berikut.
Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.

7. Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi
berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang
diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang
diterangkan. Seperti contoh berikut.
Siswanto, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
Keterangan tambahan (tercetak miring) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan
yaitu kata Siswanto.
8. Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek,
keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas
tidak dapat ditiadakan. Contohnya sebagai berikut.
Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.
Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa,
melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih.
e. Pelengkap (Pel)
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam
kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi
subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan
pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat
berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak
mendahului predikat.
Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)

C. Pola Kalimat Dasar


Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. KB + KK
2. KB + KS
3. KB + KBil
4. KB + (KD + KB)
5. KB1 + KK + KB2
6. KB1 + KK + KB2 + KB3
7. KB1 + KB2

: Mahasiswa berdiskusi.
: Dosen itu ramah.
: Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
: Tinggalnya di Palembang.
: Mereka menonton film.
: Paman mencarikan saya pekerjaan.
: Rustam peneliti.

Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat
pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.

D. Jenis-jenis Kalimat
1. Kalimat berdasarkan pengucapan
a) Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang.
Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana ucapan dari
orang lain (orang ketiga) dengan lngsung menirukan, mengutip atau mengulang kembali
ujaran dari sumber tersebut. Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (.) dan
Intonasi dari bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.

Ciri-ciri kalimat langsung :

1. Susunan kutipan-pengiring
Bila kutipan ada di awal kalimat, masukkan tanda petik pembuka dan tulis kutipannya
diawali dengan huruf besar.
Tambahkan tanda titik, tanda seru atau anda tanya di akhir kutipan. Masukkan tanda petik
penutup di akhir kutipan.
Ikuti dengan spasi.
Masukkan pengiring tanpa diselipkan tanda koma dan huruf besar.
Akhiri pengiring dengan tanda titik.
Contoh : Apa yang harus ku lakukan? gumam Ratu Gading Mas.
2. Susunan pengiring-kutipan
Bila kutipan ada di akhir kalimat, tuliskan pengiringnya dulu seperti menulis kalimat biasa.
Selipkan tanda koma sebelum menambahkan kutipan.
Selipkan spasi.
Masukkan tanda petik pembuka dan awali kutipan dengan huruf besar.
Tambahkan tanda titik, tanda seru atau anda tanya di akhir kutipan.
Masukkan tanda petik penutup di akhir kutipan.
Contoh : Lalu Ratu berkata kepada pengawalnya, Suruh kedua wanita itu menghadapku!
3.

Susunan kutipan, pengiring dan kutipan lagi.


Ulang cara menulis kalimat langsung yang susunannya pengiring-kutipan, tetapi jangan
taruh tanda titik di belakang pengiring.
Taruh tanda koma di belakang pengiring.
Selipkan spasi
Masukkan tanda petik pembuka dan tetapi jangan awali kutipan dengan huruf besar.
Tambahkan tanda titik, tanda seru atau anda tanya di akhir kutipan.
Masukkan tanda petik penutup di akhir kutipan.
Contoh : Tunggu! teriak penasehat ratu, lebih baik kita selidiki dulu masalahnya.
b) Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan
orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua, berkata
tugas(bahwa,agar,sebab,untuk,supaya,tentang,dsb), Intonasi mendatar dan menurun pada
akhir kalimat

Ciri-ciri Kalimat Tak Langsung


1. kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3.
Contoh: Ratu Gading Mas tidak tahu apa yang harus dia lakukan
2. kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1.

Contoh: Ia menyuruh pengawalnya untuk membawa kedua wanita itu masuk.


3. kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka, sesuai dengan isinya.
Contoh: Penasehat ratu menyuruh pengawal itu untuk menunggu dan menyarankan agar
mereka menanyakan dulu sebabnya.
2. Kalimat berdasarkan jumlah frasa (struktur gramatikalnya)
a) Kalimat tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang terdiri dari
subjek dan predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling sederhana. Kalimat
tunggal yang sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan pola-pola pembentukannya.
Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut :
KB + KK (kata benda + kata kerja)
Contoh:
Ibu memasak
S
P
KB + KS (kata benda + kata sifat)
Contoh:
Anak itu sangat rajin.
S
P
KB + KBil (kata benda + kata bilangan)
Contoh:
Apel itu ada dua buah.
S
P
Kalimat tunggal terdiri dari 2 jenis, yaitu:
Kalimat Nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatnya menggunakan kata benda.
Contoh: Adik perempuan saya ada dua orang.
Kalimat Verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikatnya.
Contoh: Saya sedang mandi.
Dua jenis kalimat tunggal diatas dapat dikembangkan dengan menambahkan kata pada tiap
unsur-unsurnya. Dengan adanya penambahan tiap unsur-unsur itu, unsur utama masih dapat
dengan mudah dikenali. Perluasan kalimat tunggal itu terdiri atas:
1. Keterangan tempat
misalnya: disini, lewat jalan itu, di daerah ini, dll.
Contoh: Rumahnya ada di daerah ini.
2. Keterangan waktu
misalnya: setiap hari, pukul, tahun ini, tahun depan, kemaren, lusa, dll.
Contoh: Aktifitasnya dimulai pukul 08.30 pagi.
3. Keterangan alat
misalnya: dengan baju, dengan sepatu, dengan motor, dll.
Contohnya: Dia pergi dengan sepeda motor.
4. Keterangan cara
misalnya: dengan hati-hati, secepat mungkin, dll.
Contoh: Prakarya itu dibuat dengan hati-hati.
5. Keterangan modalitas
misalnya: harus, mungkin, barangkali, dll.
Contoh: Saya harus giat berlatih.
6. Keterangan aspek

misalnya: akan, sedang, sudah, dan telah.


Contoh: Dia sudah menyelesaikannya.
7. Keterangan tujuan
misalnya: untuk dirinya, untuk semua orang,dll
Contoh: Orang itu membuat dirinya terlihat menawan.
8. Keterangan sebab
misalnya: karena rajin, karena panik, dll.
Contoh: Dia lulus ujian karena rajin belajar.
9. Keterangan tujuan (ket. yang sifatnya menggantikan)
contoh: penerima medali emas, taufik Hidayat.
10. Perluasan kalimat yang menjadi frasa
contoh: orang itu menerima predikat guru teladan.
b) Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat dasar. Struktur kalimat
majemuk terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik secara
kordinasi maupun subordinasi.
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis:
Kalimat Majemuk Setara (KMS) adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat
tunggal, dan kedudukan tiap kalimat tunggal itu ialah setara baik secara struktur maupun
makna kalimat itu. Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua
kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal.
Contoh: Saya makan; dia minum.
Kalimat tersebut terdiri dari dua kalimat dasar yaitu a) Saya makan dan b)
Dia minum. Jika kalimat a) ditiadakan, kalimat b) masih dapat berdiri sendiri dan tidak
tergantung baik dari segi struktur maupun makna kalimat. Demikian juga, jika kalimat dasar
b) ditiadakan, kalimat dasar b) masih dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Kedua
kalimat tersebut memiliki kedudukan yang sama di dalam kalimat majemuk setara.
Hubungan kedua kalimat dasar dalam kalimat majemuk setara tersebut tidak tampak
jelas karena tidak digunakan konjungsi di antara kedua kalimat dasar tersebut. Hubungan
yang paling dekat dengan makna kalimat majemuk setara tersebut adalah hubungan urutan
peristiwa. Konjungsi yang cocok adalah lalu, lantas, terus, atau kemudian.
1a) Saya makan lalu dia minum.
Jika konjungsi kalimat itu diganti dengan kata tetapi, hubungan kedua kalimat tersebut akan
berubah. Hubungan kalimat yang semula hubungan urutan peristiwa akan berubah menjadi
hubungan pertentangan.
1b) Saya makan, tetapi dia minum.
Jadi, konjungsi mempunyai peranan yang penting dalam kalimat majemuk. Peranan
konjungsi adalah menyatakan hugungan antarkalimat dasar di dalam kalimat majemuk.
Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan kedalam beberapa bagian, yaitu:
o Kalimat majemuk setara penggabungan ialah jenis kalimat yang dapat diidentifikasi dengan
adanya kalimat yang dihubungkan dengan kata dan atau serta. Contoh: "Aku menulis
surat itu dan Dia yang mengirimnya ke kantor pos.", "Murid-murid membuat prakarya itu
serta memajangnya di pameran."
o Kalimat majemuk setara pertentangan ialah jenis kalimat majemuk yang dihubungkan dengan
kata tetapi, sedangkan, melainkan, namun. Contoh: "Anak itu rajin datang
kesekolah, tetapi nilainya selalu merah.", "Ibu memasak didapur sedangkan saya
membersihkan rumah.", "Yang membuat prakarya itu bukan adiknya melainkan kakaknya
yang membuat prakarya itu.", "Dia tidak membuat makanan itu namun hanya
menyiapkannya untuk para tamu."

o Kalimat majemuk setara pemilihan ialah jenis kalimat majemuk yang didalam kalimatnya
dihubungkan dengan kata atau. Contoh" "Dia bingung memilih antara buah apel atau buah
anggur."
o Kalimat majemuk setara penguatan ialah jenis kalimat yang mengalami penguatan dengan
menambahkan kata bahkan. Contoh: "Dia tidak hanya pandai bermain alat musik, dia
bahkan pandai bernyanyi."
Kalimat Majemuk Bertingkat(KMB) adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat
tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur
induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat
pada induk kalimat. Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang
merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi
salah satu unsur kalimat itu. Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat
adalah ketika, karena, supaya, meskipun, jika, dan sehingga.
o Induk Kalimat dan Anak Kalimat
Perbedaan induk kalimat dan anak kalimat dapat dilihat berdasarkan tiga kategori
.
1) Kemandirian sebagai Kalimat Tunggal
Induk kalimat mempunyai ciri dapat berdiri sendiri sebagai kalimat mandiri, sedangkan anak
kalimat tidak dapat berdiri sebagai kalimat tanpa induk kalimat. Hal ini tampak pada contoh
berikut.
a) Hujan turun selama tiga hari tiada henti-hentinya.
b) Sehingga banjir melanda sawah dan ladang petani desa itu.
Kalimat (a) dapat berdiri sendiri, sedangkan kalimat (b) tidak.
2) Konjungsi
Konjungsi digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat.
Dengan kata lain, anak kalimat ditandai oleh adanya konjungsi, sedangkan induk kalimat
tidak didahului konjungsi.
Saya membaca buku ketika dia datang.
Jika konjungsi dipindahkan di awal kalimat itu, akan terjadi perubahan baik struktur maupun
informasi.
Ketika saya membaca buku, dia datang.
Setelah dipindahkan ke bagian awal, unsur pertama kalimat tersebut merupakan anak kalimat
dan unsur kedua merupakan induk kalimat.
3) Urutan
Anak kalimat yang berfungsi sebagai keterangan mempunyai kebebasan tempat, kecuali anak
kalimat akibat, didahului kata sehingga. Jika anak kalimat di depan induk kalimat, anak
kalimat itu harus dipisahkan dengan tanda koma dari induk kalimatnya. Anak kalimat yang
menempati posisi di belakang induk kalimat dapat ditempatkan di depan kalimat tanpa
perubahan informasi yang pokok.
Contoh :

- Dia mengajukan permintaan kredit investasi kecil karena ingin meningkatkan perusahaan.
Kalimat tersebut dapat diubah menjadi berikut.
- Karena ingin meningkatkan perusahaannya, dia mengajukan permintaan kredit investasi
kecil.
o Jenis Anak Kalimat
Berdasarkan perannya, anak kalimat dapat dibedakan atas beberapa jenis.
1) Anak Kalimat Keterangan Waktu
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan waktu seperti ketika, waktu, kala,
tatkala, saat, sebelum, sesudah, dan setelah.
Contoh:
Seorang pengunjung, ketika melihat seorang anak kesakitan, sempat terisak.
2) Anak Kalimat Keterangan Sebab
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan sebab, antara
lain, sebab, karena,dan lantaran. Konjungsi ini mengawali bagian anak kalimat dalam
kalimat majemuk bertingkat.
Contoh:
Karena jatuh dari sepeda, Andi tidak masuk kuliah.
3) Anak Kalimat Keterangan Akibat
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan pertalian akibat. Konjungsi yang
digunakan adalah hingga, sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya. Anak kalimat keterangan
akibat hanya menempati posisi akhir, terletak di belakang induk kalimat.
Contoh:
Hujan turun berhari-hari sehingga banjir besar melanda kota itu.
4) Anak Kalimat Keterangan Syarat
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan syarat. Konjungsi itu,
antara lain,jika, kalau, apabila, andaikata, dan andaikan.
Contoh:
Jika ingin berhasil dengan baik, Andi harus belajar dengan tekun.
5) Anak Kalimat Keterangan Tujuan
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan tujuan. Konjungsi yang
digunakan adalah supaya, agar, untuk, guna, dan demi.
Contoh:
Ana belajar dengan tekun agar lulus ujian akhir semester.
6) Anak Kalimat Keterangan Cara

Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan cara. Konjungsi tersebut
adalah dengan dandalam.
Contoh:
Pemerintah berupaya meningkatkan ekspor nonmigas dalam mengatasi pemasaran minyak
yang terus menurun.
7) Anak Kalimat Keterangan Pewatas
Anak kalimat ini menyertai nomina, baik nomina itu berfungsi sebagai subjek, predikat,
maupun objek. Konjungsi yang digunakan adalah yang atau kata penunjuk itu. Anak kalimat
ini berfungsi sebagai pewatas nomina.
Contoh:
Anak yang berbaju hijau mempunyai dua ekor kucing.
8) Anak Kalimat Pengganti Nomina
Anak kalimat ini ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi subjek atau
objek dalam kalimat transitif.
Contoh:
Ana mengatakan bahwa jeruk itu asam
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari 10
macam, yakni:
1. Waktu, misal: ketika, sejak, saat ini. Contoh: "Rumah makan itu sudah berdiri sejak orang
tuaku menetap di kota ini.", "Orang tuaku meninggalkan kota ini ketika umurku beranjak 3
tahun."
2. Sebab, misal: karena, oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu. Contoh: "Dia pergi dari rumah
karena bertengkar dengan istrinya."
3. Akibat, misal: hingga, sehingga, maka. Contoh: "Hari ini hujan sangat deras di Ibukota
hingga mampu menggenangi beberapa ruas jalan."
4. Syarat, misal: jika, asalkan, apabila. Contoh: "Dia harus giat belajar jika ingin nilainya
sempurna.", "Tanaman itu bisa tumbuh dengan subur asalkan dirawat dengan baik."
5. Perlawanan, misal: meskipun, walaupun. Contoh: "Dia ingin masuk ke perguruan tinggi di
Jakarta walaupun nilai kelulusannya tidak memenuhi syarat.", "Dia selalu pergi kesekolah
dengan berjalan kaki meskipun dia tahu kalau jarak antara rumah dan sekolahnya sangat
jauh."
6. Pengandaian, misal: andaikata, seandainya. Contoh: "Tim kita bisa menjadi juara 1
andaikata kita berusaha lebih keras lagi."
7. Tujuan, misal: agar, supaya, untuk. Contoh: "Dia bekerja disini agar mendapatkan biaya
hidup.", "Pria itu membuatkan sebuah rumah di daerah "A" untuk kedua orangtuanya."
8. Perbandingan, misal: bagai, laksana, ibarat, seperti. Contoh: "Wajah anak itu bagai bulan
kesiangan.","Anaknya yang suka membangkang itu ibarat Malin Kundang di zaman
modern."
9. Pembatasan, misal: kecuali, selain. Contoh: "Dia memiliki bakat menyanyi selain bakat
bermain musik."
10. Alat, misal: (dengan + Kata Benda) dengan mobil, dll. Contoh: "Orang itu pergi ke kantor
dengan mobil."
11. Kesertaan, misal: dengan + orang. Contoh: "Murid-murid sekolah dasar pergi
berdarmawisata dengan para guru."

Kalimat Majemuk Campuran (KMC) adalah kalimat majemuk yang merupakan


penggabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Minimal
pembentukan kalimatnya terdiri dari 3 kalimat.
Contoh:
1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2. Rina membaca buku dikamar. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3. Ketika aku datang kerumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Hasil penggabungan ketiga kalimat diatas.
Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku dikamar, ketika aku datang
kerumahnya.
3. Kalimat berdasarkan isi atau fungsinya
a) Kalimat pernyataan (deklaratif) adalah Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin
menyatakan sesuatu dengan lengkap pada
waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi
menurun;tanda baca titik).
Misalnya:
Positif
1. Presiden Gus Dur mengadakan kunjungan ke luar negeri.
2. Indonesia menggunakan sistem anggaran yang berimbang.
Negatif
1. Tidak semua bank memperoleh kredit lunak.
2. Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yang memuaskan
tentang bisnis komdominium di kota-kota besar.
b) Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah kepada
seseorang untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dalam bentuk lisan biasanya diakhiri
dengan intonasi yang tinggi, sedangkan pada bentuk tulisan kalimat ini akan diakhiri dengan
tanda seru (!).
Ciri-ciri kalimat perintah:
1. Intonasi keras, terutam aperintah biasa dan larangan
2. Menggunakan tanda seru (!) , bila digunakan dalam tulisan
3. Kata kerja yang mendukung kalimat biasanya kata kerja dasar
4. Menggunakan partikel pengeras (lah)
5. Berpola kalimat inversi (PS).
Beberapa bentuk kalimat perintah :
1. Kalimat perintah permintaan adalah perintah yang halus, orang yang menyuruh bersikap
rendah.
Contoh :
- Tolong, tutup pintu itu!
- Tolong bawa buku itu kesini!
- Harap berdiri!
- Kalau ada waktu, bacalah buku ini!
2. Kalimat perintah larangan adalah perintah yang melarang seseorang melakukan sesuatu hal.
Bila larangan itu bersifat umum/resmi digunakan kata dilarang, bila bersifat khusus/tidak
resmi digunakan kata jangan.
contoh:
- Jangan membuang sampah sembarangan!

- Dilarang merokok disini!


3.
Kalimat perintah ajakan biasanya didahului kata-kata ajakan.
contoh:
Marilah kita bersama-sama melestarikan kebudayaan Indonesia!
Mari kita jaga kebersihan rumah kita!

4. Kalimat perintah sindiran/cemooh adalah perintah yang mengandung ejekan karena yakin
bahwa yang diperintah tidak mampu melaksanakan yang diperintahkan.
Contoh :
- Kerjakan sendiri, kalau kamu bisa!
- Dekatilah anjing itu, kalau kamu berani!
- Tangakaplah jika engkau berani!
5. Kalimat perintah bersyarat adalah perintah yang mengandung syarat untuk terpenuhi sesuatu
hal.
Contoh:
- Tanyakanlah kepadanya, tentu ia akan menerangkannya kepadamu !
- Bantulah dia, pasti pekerjaannya akan segera selesai!
6. Kalimat perintah mengizinkan adalah perintah biasa yang ditambahkan dengan pernyataan
yang mengungkapkan pemberian izin.
Contoh:
- Makanlah, semampu anda!
- Ambillah buah mangga itu semaumu!
c) Kalimat berita adalah kalimat yang isinya mengabarkan atau menginformasikan sesuatu.
Dalam penulisannya kalimat ini diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya
kalimat ini akan diakhiri dengan intonasi yang menurun. Biasanya kalimat berita akan
berakhir dengan pemberian tanggapan dari pihak yang mendengar kalimat berita ini.
Ciri-ciri kalimat berita :
2. intonasinya yang netral, tak ada suatu bagian yang dipentingkan dari yang lain
3. Susunan kalimat tak dapat dijadikan ciri-ciri karena hampir sama saja dengan kalimat lain.
4. Suatu bagian dari kalimat berita dapat dijadikan pokok pembicaraan. Dalam hal ini bagian
tersebut dapat ditempatkan di depan kalimat, atau bagian tersebut mendapat intonasi yang
lebih keras. Intonasi yang lebih keras yang menyertai kalimat seperti ini disebut intonasi
pementing.
Beberapa bentuk kalimat berita:
1. Kalimat berita positif.
2. Kalimat berita negatif yaitu kalimat yang berisi pengingkaran atau kalimat yang ditandai
dengan kataingkar yaitu menggunakan kata "tidak" dan kata "bukan".
Contoh :
1. Ayahku bukan seorang koruptor. (negatif)
2. Kakekku tidak mau makan daging sapi. (negatif)
3. Rian adalah seorang pembunuh yang sadis. (positif)
4. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan masjid agung di bogor. (positif)
5. Banyak anggota DPR yang melakukan korupsi. (positif).
c) Kalimat Tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, biasanya
kalimat ini akan diakhiri dengan pemberian tanda tanya (?). Kata Tanya yang sering
digunakan untuk membuat kalimat. Adapun macam kata tanya dan gunanya adalah :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa : hal, orang, atau barang


Siapa : orang atau nama orang
Kapan, bilamana : waktu
Dimana : tempat
Mengapa : sebab
Bagaimana : keadaan, cara, proses.
Contoh :
Apa yang dia lakukan disana ?
Siapa namamu?
Kapan anda pergi ke Banjarmasin?
Dimana rumahmu?
Bagaimana pemerintah menyelesaikan krisis ekonomi saat ini?
Mengapa orang-orang itu berhamburan pergi keluar gedung?

Beberapa bentuk kalimat tanya:


1. Kalimat Tanya klarifikasi dan konfirmasi
Yang dimaksud kalimat tanya klarifikasi (penegasan) dan kalimat Tanya konfirmasi
(penjernihan) ialah kalimat tanya yang disampaikan kepada orang lain untuk tujuan
mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang sebelumnya telah diketahui oleh penanya.
Kalimat tanya ini tidak meminta penjelasan, tapi hanya membutuhkan jawaban pembenaran
atau sebaliknya dalam bentuk ucapan ya atau tidak dan benar atau tidak benar.

a.
b.
a.
b.

Contoh kalimat Tanya konfirmasi :


Apakah engkau ingin pulang hari ini? (ya/tidak)
Apakah anda mengambil buku itu? (ya/Tidak)
Contoh kalimat tanya klarifikasi:
Benarkah Saudara yang memimpin penelitianmu?
Apa benar barang-barang ini milik Anda?

2. kalimat tanya retorik


Kalimat Tanya retorik adalah kalimat Tanya yang tidak menghendaki jawaban karena
penanya jawaban sudah tahu.
Contoh:
i. Apakah anda mau tidak naik kelas?
ii. Apakah saudara mau di jajah kembali?
3. Kalimat tanya tersamar
Kalimat Tanya tersamar adalah kalimat yang tujuannya tidak untuk bertanya melainkan
mempunyai tujuan lain yaitu:
Tujuanmeminta:
-Bolehkah saya tahu siapa namamu?
- Dapatkah kamu menolong saya?
Tujuan mengajak:
- Bagaimana kalau kamu ikut dalam perlombaan sains antarsekolah?
- Dapatkah kamu menemaniku ke pesta itu nanti malam?
Tujuan memohon:
- Apakah kamu bersedia menerima lamaran saya?
- Bersediakah kamu meminjamkan motormu kepadaku?

Tujuan menyuruh:
- Bagaimana kalau kamu berangkat ke sekolah sekarang?
- Maukah kamu membuatkan kue bolu?
Tujuan merayu:
- Kapan saya bisa mengajak kamu jalan-jalan?
- Jadi kan kamu traktir saya makan hari ini?
Tujuan menyindir:
- Apa tidak ada orang yang lebih bodoh dari kamu?
- Begini caranya kamu berterima kasih?
Tujuan menyanggah:
- Apa dengan cara ini semua persoalan dapat selesai?
- Bagaimana jika kita mencari cara yang lain?
Tujuan meyakinkan:
- Mestikah saya bersumpah di hadapanmu?
- Apa selama ini kata-kata saya cuma pepesan kosong?
Tujuan menyetujui:
- Tak ada alasan untuk ditolak, bukan?
- Apa pantas hal ini saya abaikan?
d) Kalimat seruan adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan (sakit, marah,
terkejut, hairan, sindiran, sedih, takut, terperanjat, hiba, dan sebagainya). Dalam pelafalan
biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi, sedangkan dalam penulisannya kalimat seruan
akan diakhiri dengan tanda seru (!) atau tanda titik (.).
Adapun macam kalimat seru dan gunanya adalah :

Aduh, untuk menyatakan perasaan sakit dan kagum


Contoh: - Aduh, sakitnya tangaanku!
- Aduh, besarnya rumahmu!
Aduhai untuk menyatakan perasaan sedih
Contoh: - Aduhai, sungguh malang nasibku!

Ah untuk menyatakan tidak setuju atau menolak sesuatu


Contoh : - Ah, saya tetap tidak mengaku bersalah!
- Ah, alasan itu tidak dapat kuterima!

Amboi/wah untuk menyatakn perasaan heran atau kagum


Contoh : - Amboi, cantik sekali gadis itu!
- Wah, indah sekali pemandangan itu!
Cis/cih untuk menyatakan perasaan marah dan benci
Contoh : - Cis, berani dia menentang aku!
- Cih, mereka tidak kenal siapa aku!

Eh untuk menyatakan perasaan terkejut atau heran


Contoh: - Eh, kamu sudah sampai !
- Eh, tadi dia ada disini!

4. Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat


Kalimat yang dilihat dari unsur kalimatnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya masih memiliki sebuah subjek dan sebuah
predikat.
Contoh :
-Presiden SBY membeli buku gambar
S
P
O
- Si Jarwo Pergi
S
P
b. kalimat tak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak
sempurna kadang hanya berupa sebuah subjek saja, atau sebuah predikat, bahkan ada yang
hanya berupa objeknya saja atau keterangannya saja. Kalimat tidak lengkap ini sering dipakai
untuk kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan,
sapaan, dan kekaguman.
Contoh :
- Jangan dilempar!
- Astaga, indahnya!
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
5. Kalimat Berdasarkan Susunan Pola Subjek-Predikat
Kalimat yang dilihat dari struktur Subjek & Predikatnya dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kata predikat yang mendahului kata subjek. Kalimat versi biasanya
dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna. Kata yang pertama kali muncul pada kalimat
versi merupakan tolak ukur yang akan mempengaruhi makna kalimat, bahkan kata itu pula
yang akan menimbulkan suatu kesan pada pendengarnya.
Contoh:
- Bawa buku itu kemari!
P
S
- Ambilkan koran di atas kursi itu!
P
S
- Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota.
S
P
K
Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan
pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
- Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
S
P
O
K
- Aku dan dia bertemu di cafe ini.

6. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)


Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas akan terwujud jika kalimat tersebut diawali oleh unsur utama
(induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini
seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan,
kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh:
- Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jikasaya lulus ujian sarjana.
Induk kalimat/kalimat utama
anak kalimat
- Saya akan diizinkan pergi dengan teman-teman jika saya selesai mengerjakan PR.
Induk kalimat/kalimat utama
anak kalimat
Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks akan terwujud jika kalimat tersebut diawali oleh anak kalimat dan
diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak
kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk
kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk
ketegangan.
Contoh:
- Karena pola makan yang tidak teratur, penyakit Maagnya sering kambuh
.
anak kalimat
induk kalimat/kalimat utama
Kalimat Yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran bentuk dan
informasinya.
Contoh:
- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba
melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
- Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat
beribadat dengan leluasa.
- Harga pangan saat ini makin melonjak, pedagang dan konsumen mempermasalahkan harga
yang semakin naik.
7. Kalimat Berdasarkan Subjeknya
Berdasarkan subjeknya kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Kalimat Aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat
ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga
dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan mesaja),
misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
Contoh:
- Imbuhan "me-"
Koki itu membuat menu baru untuk restorannya.
- Imbuhan "ber-"

Kami bermain di taman.


Kalimat aktif dapat dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:

Kalimat Aktif Transitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan
mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek. Predikatnya biasanya
berawalam me- dan selalu dapat dirubah kedalam bentuk kalimat pasif yang predikatnya
berawalan di-.
Contoh:
Kami membuat kue. (kalimat aktif) dapat dirubah menjadi
Kue dibuat oleh kami. (kalimat pasif).

Kalimat Aktif Intransitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan
mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek. Predikat pada kalimat ini
biasanya berawalan ber-. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
- Kami berjaga diluar rumah.

- Andi berteriak dari dalam kamar mandi.


Kalimat Semi Transitif adalah jenis kalimat yang tidak dapat dirubah kedalam bentuk pasif,
hal itu dikarenakan adanya unsur pelengkap bukannya objek. Ciri-cirinya berupa adanya
subjek,predikat,pelengkap,dan tanpa atau dengan keterangan.
Contoh:
- Tata tertib ini berdasarkan keputusan bersama.
S
P
Pel
- Dia menjadi ketua kelas.
S
P
Pel
b) Kalimat Pasif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat
bentuk ini memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan di- dan ter- dan diikuti
kata depan oleh. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu:

Kalimat Pasif Biasa adalah kalimat pasif yang terdapat di kalimat aktif transitif. Untuk
predikatnya sendiri selalu berawalan dengan imbuhan di-, ter- dan ke-an.
Contoh:
- Sampah dibuang Rina.

- Barang itu dijual paman.


Kalimat Pasif Zero adalah kalimat yang unsur objek pelaku berdekatan dengan unsur objek
penderita tanpa ada sisipan dari kata yang lain. Ciri lainnya ialah unsur predikat berakhiran kan sehingga membuat awalan di- menghilang dari predikat. Predikat juga bisa
menggunakan kata dasar yang bersifat kata kerja, kecuali kata kerja "aus" (kata kerja yang
tidak bisa menggunakan awalan me- dan ber-).
Contoh:
- akan saya sampaikan pesanmu.
- Saya berikan bukuku.

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :


1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2. Awalan me- diganti dengan di-.
3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
Contoh : Bapak memancing ikan. (aktif)
.
Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus,
kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh : Aku harus memngerjakan PR. (aktif)
.
PR harus kukerjakan. (pasif)
8. Kalimat Mayor dan Minor
a) Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat
(inti). Kalimat mayor klausanya minimal harus terdiri atas subjek dan predikat.
misalnya :
- Saya mengantuk.
- Presiden berkunjung ke Australia.
- Susilo pergi
b) Kalimat minor adalah kalimat yang mengandung satu unsur pusat (inti). Kalimat minor
hanya dibentuk oleh subjek atau predika atau objek bahkan keterangan saja. Meskipun hanya
dibentuk dengan satu kata, kalimat minor dapat dipaham pesannya karena sudah diketahui
konteksnya (kalimat,situasi,topic yang dibicarakan). Kalimat dapat berupa kalimat jawabanjawaban singkat,seruan, pertanyaan, salam, dan sapaan.
Contoh :
- pergi!
- mana?
- hai!
-diam!
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Sebuah kalimat paling
kurang mengandung subjek dan predikat.
2. Kalimat memiliki unsur penyusun kalimat, yaitu Subjek,Predikat,objek,dan Predikat (SPOK).
3. Pola dasar kalimat adalah :
1. KB + KK
2. KB + KS
3. KB + KBil
4. KB + (KD + KB)
5. KB1 + KK + KB2
6. KB1 + KK + KB2 + KB3
7. KB1 + KB2

4. Jenis-jenis Kalimat :
1. Kalimat berdasarkan pengucapan
2. Kalimat berdasarkan jumlah frasa (struktur gramatikalnya)
3. Kalimat berdasarkan isi atau fungsinya
4. Kalimat berdasarkan unsur kalimat
5. Kalimat Berdasarkan Susunan Pola Subjek-Predikat
6. Kalimat berdasarkan bentuk gaya penyajiannya(retorikanya)
7. Kalimat berdasarkan subjeknya
8. Kalimat Mayor dan Minor
9. Kalimat Efektif
http://indomaterikuliah.blogspot.co.id/2014/12/kalimat-pengertian-dan-jenisjenisnya.html

Anda mungkin juga menyukai