Anda di halaman 1dari 9

Solar Geometry And Shading

Pencahayaan
Energi surya adalah energi yang berupa panas dan cahaya yang dipancarkan
matahari. Energi surya (matahari) merupakan salah satu sumber energi yang
paling penting. Indonesia mempunyai potensi energi surya yang melimpah.
Namun melimpahnya sumber energi surya di Indonesia belum dimanfaatkan
secara optimal.

Dalam sun path kita dapat mengetahui posisi matahari berdasarkan bulan,
tanggal dan waktu siang hari untuk mendapatkan besarnya sudut ketinggian
matahari atau disebut altitude dengan besaran sudut bekisar 0 90 derajat.

Pembayangan
Pembayangan sinar matahari merupakan salah satu cara yang efisien untuk
mengurangi beban panas, walaupun rambatan panas juga dapat dikontrol
dengan perancangan luas jendela
Masalah ini berbeda-beda tergantung iklim yang bersangkutan.
Misalnya, untuk daerah dingin, radiasi matahari justru sangat diperlukan banyak
pada waktu musim dingin. Berbeda dengan iklim tropis. Perambatan panas ke
dalam ruangan harus memperhatikan kenaikan suhu udara di dalam ruangan.

Bentuk Pembayangan
Sudut pembayangan berubah-ubah pada setiap saat, tergantung pada posisi
matahari. Maka, ada 3 macam bentuk pembayangan:
a.pembayangan vertikal
b.pembayangan horisontal
c.kombinasi pembayangan vertikal dan horisontal

MANFAAT MENGGUNAKAN SHADING


Tidak silau
Melindungi bangunan dari hujan
Mampu menghalangi atau mengurangi masuknya panas (mengontrol
hantaran panas)
Memberikan view keluar yang cukup
Mampu memperlancar angin
Memenuhi Estetika
Jumlah sinar yang masuk untuk penerangan alam juga terpenuhi

DESIGN METHODS
Total flux method
Cahaya yang masuk (t ) = jendela (Ew) X luas jendela (A),
Daylight Factor
cahaya melalui 3 rote

SC, Komponen langit, cahaya dari matahari terlihat dari titik tertentu

ERC, Komponen eksternal yang dipantilkan obyek diluar ruangan

Irc, Komponen yangterpantul di dalam ruangan melalui refleksi oleh permukaan


atau benda di dalam ruangan
perbandingan antara titik di dalam ruangan dan luar ruangan. dinyatakan DF :
DF = SC+ERC+IRC
Penyebaran Cahaya
Penyebaran Cahaya dari suatu cahaya bergantung pada konstruksi sumber
cahaya itu sendiri dan armature yang digunakan. Sebagian besar cahaya yang
direspon mata tidak langsung di sumber cahaya, tetapi setelah dipantulkan atau
melalui benda yang tembus cahaya. Untuk penerangan, secara garis besar
penyebaran cahaya ada 3 macam yaitu penyebaran langsung, tidak langsung
atau campuran.
a. Penerangan Langsung
b. Penerangan Tidak Langsung
c. Penerangan Campuran

Jika kita berada dalam suatu ruang yang ada sumber cahaya dari sebuah lampu,
maka ada dua sumber cahaya, yaitu sumber cahaya primer yang berasal dari
lampu tersebut dan sumber cahaya sekunder yang merupakan pantulan dari
fiting lampu tersebut. Dari dinding-dinding di sekitar ruangan, gambar 2.51 (a)
menujukkan empat jenis kemungkinan pemantulan yang dapat terjadi dari
lapisan penutup armatur yang berbeda. Sedangkan gambar 2.51 (b) menunjuk-I
kan berbagai macam armatur.

Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari


Faktor pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan tingkat
pencahayaan pada
suatu titik dari suatu bidang tertentu di dalam suatu ruangan terhadap
ting
bidang datar di lapangan terbuka yang merupakan ukuran kinerja lubang
cahaya ruangan
tersebut. Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3 komponen
meliputi:
1. Sky component (SC), yaitu komponen pencahayaan langsung dari
cahaya langit
2. Externally reflected component
refleksi benda-benda yang berada di sekitar bangunan yangbersangkutan.
3. Internally reflected component
refleksi permukaan-permukaan dalam ruangan.
Sistem Pencahayaan Alami Pada Bangunan
Secara umum, cahaya alami didistribusikan ke dalam ruangan melalui
bukaan di
samping (side lighting), bukaan di atas (top lighting), atau kombinasi
keduanya. Tipe bangunan,ketinggian, rasio bangunan dan tata massa, dan

keberadaan bangunan lain di sekitarmerupakan pertimbanganpertimbangan pemilihan strategi pencahayaan (Kroelinger, 2005). Sistem
pencahayaan samping (yang paling banyak digunakan pada bangunan.
Selain memasukkan cahaya, juga memberikan keleluasaan view,
orientasi, konektivitas luar & dalam, dan ventilasi udara. Posisi jendela
pada dinding dapat dibedakan menjadi 3: tinggi, sedang, rendah, yang
penerapannya beda kebutuhan distribusi cahaya dan sistem dinding.
Strategi desain pencahayaan samping yang
umum digunakan antara lain:
Single side lighting,
bukaan di satu sisi dengan intensitas cahaya searah yang kuat, semakin
jauh jarak dari jendela intensitasnya semakin melemah
Bilateral lighting,
bukaan di dua sisi bangunan sehingga meningkatkan pemerataan
distribusi cahaya, bergantung pada lebar dan tinggi ruang, serta letak
bukaan pencahayaan.
Multilateral lighting,
bukaan di beberapa lebih dari dua sisi bangunan dapat mengurangi silau
dan kontras, meningkatkan pemerataan distribusi cahaya pada
permukaan horizontal dan vertikal, dan memberikan lebih dari satu zona
utama pencahayaan alami.
Clerestories, jendela atas dengan ketinggian 210 cm di atas lantai,
merupa
strategi yang baik untuk pencahayaan setempat pada permukaan
horizontal atau
vertikal. Perletakan bukaan cahaya tinggi di dinding dapat memberikan
penetrasi
cahaya yang lebih dalam ke dalam bangunan.
Light shelves,
memberikan pembayangan untuk posisi jendela sedang, memisahkan
kaca untuk pandangan dan kaca untuk pencahayaan. Bisa berupa elemen
eksternal, internal, atau kombinasi keduanya.
Borrowed light,
konsep pencahayaan bersama antar dua ruangan yang bersebelahan,
misalnya pencahayaan koridor yang di didapatkan dari partisi transparan
ruang di sebelahnya.

DAYLIGHTING DESIGN STRATEGIES


lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan matahari efektif (Egan &
Olgyay, 1983):

Naungan (shade), naungi bukan pada bangunan untuk mencegah silau


(glare) dan panas yang berlebihan karena terkena cahaya langsung.

Pengalihan (redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari


ketempat-tempat yang diperlukan. Pembagian cahaya yang cukup
dan sesuai dengan kebutuhan adalah inti dari pencahayaan yang baik.
Pengendalian (control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk kedalam
runag sesuai dengan kebutuhan dan pada waktu yang diinginkan.

Efisiensi, gunakan cahaya secara efisien, dengan membentuk ruang


dalam sedemikian rupa sehingga terintegrasi dengan pencahayaan dan
menggunakan material yang dapat disalurkan dengan lebih baik dan
dapat mengurangi jumlah cahaya masuk yang diperlukan.

Intefrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan


tersebut. Karena jika bukan untuk masuk cahaya matahari tidak mengisi
sebuah peranan dalam arsitektur bangunan tersebut, bukaan itu
cenderung akan ditutupi dengan tirai atau penutup lainnya dan akan
kehilangan fungsinya.

CONTOH LAIN DALAM STRATEGI PENCAHAYAAN DAYLIGHT


ORIENTASI
PENCAHAYAAN MELALUI ATAP
BENTUK
PERENCANAAN RUANG
WARNA

Pemilihan warna interior dalam rumah juga sangat mempengaruhi


penyebaran cahaya didalam rumah, agar penyebaran cahaya lebih merata
dan maksimal didalam rumah. Warna putih dan warna dan turunannya
berpotensi menghasilkan pantulan cahaya yang baik, sehingga secara
tidak langsung membantu visualisasi. Disamping itu tingakat kekasaran
material dinding berpengaruh terhadap pantulan cahaya matahari.
Semakin halus permukaan material dinding semakin efektif memantulkan
cahaya

Optimasi pencahayaan dari atas atap atau biasa dikenal sebagai skylight,
dapat di bentuk dengan prinsip pemantulan pada media cahaya.
Penggunaan prinsip skylight dapat lebih maksimal jika desain atap dapat
menangkap sinar matahari. Perletakan jendela skyligh berada pada alur
rotasi matahari terbit dan terbenam.Bukaan Jendela dan Ventilasi
(sideligting) dapat dimaksimalkan dengan menambahkan sekat pada atas
jendela atau kanopi pada luar jendela yang dimaksudkan agar
merefleksikan cahaya matahari kedalam bangunan.

DAYLIGHT ANALYSIS TOOLS


Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik dan
merupakan faktor terpenting dalam segala aktifitas pengguna ruang
dalam bangunan gedung
Cahaya alami adalah cahaya yang berasal dari alam yang tidak terbatas
dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas manusia.
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Pencahayaan Alami
Kondisi Langit
Posisi Matahari
Orientasi Bangunan
Selubung Bangunan
Alat Ukur Cahaya
SPEKTROFOTOMETER
Alat yang berfungsi mengukur jumlah cahaya pada panjang gelombang
tertentu yang melewati sebuah materi. Yaitu mengukur jumlah cahaya
berdasarkan interaksi antara materi dan cahaya yang ditembakkan

LUX METER
Juga dikenal sebagai LIGHTMETER
Alat untuk mengukur intensitas cahaya. Terdiri dari sebuah sensor cahaya
dari bahan foto sel dan layar

GANIOFOTOMETER
Alat yang digunakan untuk mengukur distribusi spasial sumber radiasi
sehingga dapat menampilkan sifat fotometrik cahaya pada sudut tertentu.
Bisa digunakan untuk mengukur distribusi intensitas, fluks
cahaya,koordinat dan temperatur warna

Aspek Penelitian
Penentuan titik ukur
Waktu pengukuran
Orientasi bangunan
Warna dan tekstur
Faktor penghalang
Ada tidaknya pengguna ruang

Anda mungkin juga menyukai