Anda di halaman 1dari 298

RENCANA STRATEGIS

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TAHUN 2015 - 2019

Kata Pengantar
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 20152019 telah
disusun sebagai dokumen perencanaan dan acuan penganggaran
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk periode 5
(lima) tahun. Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
memuat visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan, strategi, kerangka regulasi,
kerangka kelembagaan,kerangka pendanaan dan kegiatan pembangunan
sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang disusun dengan berpedoman pada Peraturan
Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L 2015-2019. Selain itu, penyusunan
Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 20152019 juga mengacu pada
arah kebijakan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019
yang didalamnya juga memuat Agenda Nasional Presiden Repulik Indonesia ke-7 dan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 20052025 sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007.
Mengingat dinamika perubahan lingkungan strategis yang demikian cepat sejak terpilihnya Presiden
Repulik Indonesia ke-7 Bapak Jokowi, khususnya berkenaan dengan adanya perubahan susunan
Kementerian berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan
Fungsi Kabinet Kerja yang mengamanatkan penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat, serta adanya penyesuaian struktur organisasi Kementerian
sebagai konsekuensi dari implementasi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, yang memberikan penekanan mandat kepada
keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
maka Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 20102014 harus mengalami
penyesuaian yang mengakomodir perubahan tersebut.
Dengan adanya perubahan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
selanjutnya seluruh Unit Organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat harus mengacu kepada dokumen Renstra yang dimaksud terutama dalam penyusunan
Rencana Strategis serta penyusunan dokumen perencanaan dan pemograman di masing-masing

ii

Unit Organisasi Eselon I. Secara berjenjang dokumen Renstra ini juga kemudian harus dijabarkan lebih
lanjut ke dalam Rencana Strategis atau dokumen Rencana Program masing-masing Unit Kerja Eselon
II dan Balai. Dengan adanya sinkronisasi antar unit di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat tersebut, maka keseluruhan dokumen perencanaan akan dapat dipergunakan
dalam penyusunan RENJA-KL dan RKA-KL Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
setiap tahun sampai dengan tahun 2019.
Akhirnya, dengan segala upaya dari seluruh jajaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat serta memanjatkan doa kepada Tuhan YME, kami berharap agar seluruh target sebagaimana
ditetapkan dalam Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ini akan dapat
diimplementasikan untuk dapat mensukseskan program Pemerintah dalam mengentaskan
kemiskinan, membuka kesempatan kerja lebih luas lagi, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi,
dan sekaligus berkontribusi positif terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup dalam
rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong.
MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA

M. BasUki HadimUljono

iii

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


NOMOR: ..../PRT/M/2015
Tentang
RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TAHUN 2015-2019

Menimbang : a. bahwa Pasal 19 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional menyatakan Renstra Kementerian/Lembaga ditetapkan
dengan peraturan pimpinan Kementerian/Lembaga setelah disesuaikan dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;
b. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 2019
sudah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 2019;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b, perlu untuk menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Tahun 2015 2019

iv

Mengingat : 1.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);

2.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 2007, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);

3.

Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

4.

Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 nomor 8);

5.

Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan


Umum Dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 nomor 16);

6.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi


Dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum;

7.

Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2010


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Perumahan Rakyat
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Negara Perumahan Rakyat Nomor 8 Tahun 2013;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan:

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG RENCANA STRATEGIS


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2015-2019.

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang selanjutnya
disebut Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah dokumen
perencanaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk periode 5 (lima)
tahun terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan 2019.
2. Rencana Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang selanjutnya
disebut Renja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah dokumen
perencanaan yang berisi program dan kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat sebagai penjabaran dari Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat untuk periode 1 (satu) tahun.
3. Menteri adalah menteri yang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.

Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan dalam perencanaan, penganggaran,
evaluasi kinerja, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan pembangunan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan rakyat bagi internal dan eksternal Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan agar Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dapat diacu secara konsisten sehingga sasaran pembangunan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan rakyat dapat terpadu, efektif, efisien dan akuntabel dalam kerangka
pencapain tujuan pembangunan nasional.

Pasal 3
(1) Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat meliputi uraian tentang
mandat, tugas, fungsi dan kewenangan, peran, kondisi, potensi dan permasalahan, visi dan
misi, tujuan, sasaran strategis (outcome/impact), arah kebijakan dan strategi pembangunan
bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, program, sasaran program (outcome),
kegiatan dan sasaran kegiatan (output), target capaian, serta pendanaan.
(2) Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan acuan untuk
menyusun Renja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dijabarkan
lebih lanjut oleh setiap Unit Organisasi Eselon i di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat ke dalam program tahunan masing-masing.

Pasal 4
(1) Sasaran strategis dan sasaran program yang telah ditetapkan di dalam Renstra Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ini harus dijabarkan ke dalam sasaran kegiatan
pada maing-masing Unit Kerja Eselon II atau Unit Kerja Mandiri sesuai dengan RPJMN dan
RPJP.
(2) Perwujudan sasaran yang telah ditetapkan di dalam Renstra Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat tersebut dicapai melalui pembiayaan yang bersumber dari dana
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

Pasal 5
Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal, dan Kepala Badan di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan pemantauan dan evaluasi capaian
terhadap pelaksanaan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang
telah dituangkan dalam Renja Kementerian sesuai Unit Organisasi Eselon I masing-masing.

vi

Pasal 6
Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagaimana dimaksud pada
Pasal 2 ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

Pasal 7
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal

MENTERI PEKERJAAN UMUM


DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA,

M. BASUKI HADIMULJONO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR

vii

Daftar Isi
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

ii

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

viii

DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

xii

DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

xiii

BAB 1. PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.1

1.2

viii

Kondisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.1.1

Pengelolaan Sumber Daya Air . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.1.2

Penyelenggaraan Jalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.1.3

Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman . . . . . . . . . . . . . . . . .

10

1.1.4

Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

10

1.1.5

Penyelenggaraan Penataan Ruang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

12

1.1.6

Pembinaan Konstruksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

14

1.1.7

Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian PU . . . . .

15

1.1.8

Dukungan Manajemen, Sarana dan Prasarana Kementerian . . . . . . . . . . . . . . .

15

1.1.9

Penelitian dan Pengembangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

17

Postensi dan Permasalahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

18

1.2.1

Pengelolaan Sumber Daya Air . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

19

1.2.2

Penyelenggaraan Jalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

21

1.2.3

Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman . . . . . . . . . . . . . . . . .

23

1.2.4

Pembiayaan Perumahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

25

1.2.5

Penyediaan Perumahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

26

1.2.6

Pembinaan Industri Konstruksi Nasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

26

1.2.7

Penelitian dan Pengembangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

28

1.2.8

Pengembangan Sumber Daya Manusia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

28

1.2.9

Pengembangan Infrastruktur Wilayah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

30

1.2.10

Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

30

1.2.11

Dukungan Manajemen, Sarana dan Prasarana . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

31

BAB 2. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

33

2.1

Visi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

34

2.2

Misi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

36

2.3

Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

36

2.4

Sasaran Strategis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

37

BAB 3. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN . .


3.1

3.2

Arah Kebijakan dan Strategi Nasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

43
44

3.1.1

Arah Kebijakan Utama Pembangunan Wilayah Nasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

47

3.1.2

Agenda Prioritas Nasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

48

Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

50

3.2.1

Arah Kebijakan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Wilayah Bidang


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

50

3.2.2

Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam


Mendukung Agenda Pembangunan Nasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

65

ix

3.3

Kerangka Regulasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

86

3.4

Kerangka Kelembagaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

90

BAB 4. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

97

4.1

Program dan Kegiatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

98

4.2

Target Kinerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

103

4.3

Kerangka Pendanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

104

BAB 5. PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

107

LAMPIRAN 1: Tabel Rangka Regulasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

L.1

LAMPIRAN 2: Matriks Kinerja dan Pendanaan Kementerian PUPR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

L.7

Tujuan 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

L.8

Tujuan 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

L.24

Tujuan 3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

L.72

Tujuan 4 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

L.82

Tujuan 5 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . L.122

LAMPIRAN 3: Peta Sebaran Infrastruktur PUPR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

L.162

LAMPIRAN 4: Peta Konsepsi Pengembangan (Infrastruktur) Wilayah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

L.167

xi

Daftar Tabel
Tabel 4.1

xii

Kerangka Pendanaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Per Program Tahun 2015-2019 (Skenario -2) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

105

Daftar Gambar
Gambar 2.1

Peta Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat . . . . .

38

Gambar 3.1

Tahapan Pembangunan Nasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

45

Gambar 3.2

Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

46

Gambar 3.3

Sebaran pertumbuhan ekonomi pada pulau-pulau/ kepulauan . . . . . . . . . . .

51

Gambar 3.4

Wilayah Pengembangan Strategis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

53

Gambar 3.5

Struktur Organisasi Kementerian PUPR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

92

xiii

BAB

PENDAHULUAN

BAB 1

PENDAHULUAN

Peran infrastruktur sangat penting dalam mewujudkan pemenuhan hak dasar rakyat seperti pangan,
sandang, papan, rasa aman, pendidikan, dan kesehatan.Selain itu infrastruktur juga merupakan
modal sosial masyarakat yang memegang peranan penting dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi nasional dan daya saing global.
Infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat sebagai bagian dari bidang infrastruktur
berkewajiban untuk mendukung hal tersebut melalui pelaksanaan pembangunan yang terpadu,
efektif dan efisien dengan memperhatikan pengarusutamaan pembangunan yang berkelanjutan,
gender serta berlandaskan tata kelola pemerintahan yang baik dalam proses pencapaian tujuan
pembangunan nasional.
Pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan adalah merupakan upaya penerapan prinsip
pembangunan berkelanjutan secara seimbang dan sinergis dalam memenuhi kebutuhan sekarang
tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan diperlukan keterpaduan antara 3 (tiga) pilar yaitu sosial, ekonomi dan
lingkungan yang kemudian diperkuat dengan dimensi kelembagaan. Pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan secara umum tercermin dalam indikatorindikator antara lain: (1) indikator ekonomi
makro seperti pertumbuhan ekonomi dan dampak ekonomi; (2) tingkat partisipasi masyarakat pelaku
pembangunan, partisipasi masyarakat marginal/minoritas (kaum miskin dan perempuan), dampak
terhadap struktur sosial masyarakat, serta tatanan atau nilai sosial yang berkembang di masyarakat;
dan (3) dampak terhadap kualitas air, udara dan lahan serta ekosistem (keanekaragaman hayati).

BAB 1 - PENDAHULUAN

Dengan demikian dalam setiap penyelenggaraan pembangunan khususnya pembangunan


infarstruktur pekerjaan umum an perumahan rakyat harus selalu berlandaskan pada prinsip
pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan daya dukung agar hasil pembangunan
disamping dapat dimanfaatkan untuk generasi sekarang juga dapat diwariskan pada generasi
yang akan datang.
Selanjutnya pengarusutamaan Gender (PUG) diartikan sebagai strategi yang dibangun untuk
mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang
memperhatikan kualitas hidup, pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan laki-laki dan
perempuan (orang lanjut usia, anak-anak di bawah umur, orang orang dengan kebisaan berbeda/
difable, serta orang-orang yang tidak mampu secara ekonomi), yang diperoleh dari indikator
kesetaraan akses, kontrol, partisipasi dalam pembangunan dalam memperoleh manfaat hasil-hasil
pembangunan. Dalam kaitan tersebut, maka diperlukan peningkatan efektifitas pelembagaan PUG
ke dalam budaya internal organisasi, mewujudkan penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum
dan perumahan rakyat yang terintegrasi dengan aspek gender; serta mewujudkan Perencanaan
dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) di seluruh Unit Organisasi.
Makna dari tata kelola pemerintahan yang baik adalah merupakan tatanan pengelolaan
manajemen yang ditandai dengan penerapan prinsip-prinsip tertentu, antara lain keterbukaan,
akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, supremasi hukum, keadilan dan partisipasi. Penerapan tatakelola
pemerintahan yang baik secara konsisten dan berkelanjutan mempunyai peranan yang sangat
penting bagi tercapainya sasaran pembangunan nasional. Penerapan tata kelola pemerintah
yang baik harus dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan dan dilakukan pada seluruh
aspek manajemen penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai dengan pengendaliannya. Penerapan tatakelola pemerintahan yang baik

BAB 1 - PENDAHULUAN

akan mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, pelayanan publik yang berkualitas
dan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi yang tinggi. Ketiganya merupakan prasyarat
keberhasilan pembangunan. Pemerintahan yang bersih akan meningkatkan pengelolaan sumber
daya pembangunan yang akuntabel, meningkatkan kualitas pelayanan publik dan menumbuhkan
kepercayaan masyarakat. Selain itu pelayanan publik yang baik dapat menciptakan kondisi
kehidupan masyarakat yang lebih aman, nyaman, dapat meningkatkan kesejahteraannya,
mengekspresikan dirinya secara maksimal serta lebih jauh dapat memfasilitasi dunia usaha nasional
dan pemangku kepentingan lainnya, sehingga dapat ikut memacu peningkatan kapasitas
perekonomian nasional.
Untuk melaksanakan hal tersebut maka tugas dan fungsi Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat mengacu pada Keputusan Presiden No. 121/P tahun 2014 tentang Pembentukan
Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014-2019 serta Peraturan Presiden
No. 165 tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja.
Pelaksanaan tugas tersebut dalam upaya untuk mendukung mewujudkan kedaulatan pangan,
kedaulatan air nasional, pengembangan wilayah, penguatan konektivitas nasional, perwujudan
permukiman yang layak huni dan berkelanjutan termasuk pengusahaan penyediaan pembiayaan
dan penyediaan rumah, industri konstruksi yang kompetitif, sinergi pusat dan daerah, serta
pengelolaan sumber daya yang efektif, efisien dan akuntabel yang dituangkan dalam rencana
strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015-2019.

1.1 KONDISI
1.1.1

Pengelolaan Sumber Daya Air


Selama periode tahun 2010-2014 capaian pembangunan infrastruktur sumber daya
air diarahkan untuk mendukung ketahanan air nasional yang diharapkan dapat
mendukung ketahanan/kedaulatan pangan untuk peningkatan produksi padi serta
ketahanan energi nasional melalui penyediaan potensi PLTA.
Adapun untukmendukung ketahanan air dan ketahanan energi pada periode tahun
2010-2014 telah dibangun 28 waduk dan 10 diantaranya telah selesai. Pencapaian ini
telah menambah jumlah waduk yang berfungsi penuh sampai tahun 2014 menjadi
sebanyak 294 buah.Sedangkan untuk embung/situ/bangunan penampung air lainnya
sampai akhir tahun 2014 telah dibangun sebanyak 1.962 buah. Selain itu juga telah
dilakukan upaya rehabilitasi pada 82 buah waduk dan 317 embung/situ/bangunan
penampung air lainnya, operasi dan pemeliharaan dilakukan terhadap 1.207 waduk/
embung/situ/bangunan penampung air lainnya, seta konservasi terhadap kawasan
sumber air di 36 kawasan. Berbagai upaya tersebut telah meningkatkan kapasitas
tampung sumber air sampai akhir tahun 2014 kapasitas tampung mencapai 15,8 miyar
m, serta memberikan dukungan bagi peningkatan ketersediaan air untuk irigasi yang
bersumber dari waduk menjadi 833.930 Ha.

BAB 1 - PENDAHULUAN

Sebagai contoh manfaat beberapa waduk yang telah selesai dibangun antara lain:
(1) Waduk Bajulmati (sekarang disebut sebagai Bajul Permai) terletak di perbatasan
Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo yang diperuntukkan bagi peningkatan
penyediaan irigasi dalam upaya menunjang intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian
seluas 1.800 ha, penyediaan air baku untuk air bersih sebesar 50 liter/detik dan 60 liter/
detik untuk pelabuhan dan pengembangan industri. Selain itu waduk juga berfungsi
sebagai potensi tambahan pasokan tenaga listrik melalui Pembangkit Tenaga Listrik
Mikro Hidro sebesar 340 Kilowatt; (2) Waduk Jatibarang terletak di Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah yang memiliki kapasitas tampung 20,4 juta m yang ditujukan sebagai salah
satu program penanganan banjir di Semarang, serta akan dimanfaatkan untuk sumber
air baku dengan kapasitas 1,05 m/detik dan untuk potensi pembangkit listrik mikro hidro
dengan kapasitas 1,5 Megawatt; (3) Waduk Marangkayu terletak di Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur. Waduk ini akan bermanfaat untuk persediaan suplai
kebutuhan air irigasi bagi 1.500 ha sawah, suplai air baku dengan kapasitas 200 liter/
detik, pembangkit listrik dengan daya 135 KWH, pengendali banjir, serta sebagai objek
wisata.
Selain itu untukmendukung mencapaian MDGs peningkatan akses rumah tangga
terhadap sumber air minum layak pada tahun 2015 sebesar 68,87 persen, pada periode
201-2014 telah dibangun prasarana dan sarana air baku dengan kapasitas mencapai
51,44 m/detik, sehingga total kapasitas air baku yang tersedia sampai tahun 2014
sebanyak 72,71 m/detik. Selain itu pada periode tersebut telah dilakukan rehabilitasi
prasarana air baku dengan kapasitas sebanyak 34,12 m/detik serta operasi dan
pemeliharaan untuk 47,47 m/detik. Namun demikian Kapasitas IPA PDAM sampai akhir
tahun 2013 hanya sebesar 36,83 m/detik sehingga terdapat idle capacity sebanyak
6,41 m/detik.

BAB 1 - PENDAHULUAN

Untuk mendukung ketahanan pangan pada periode 2010-2014 telah dilakukan


upaya yang meliputi pembangunan jaringan irigasi seluas 429.739 Ha, jaringan rawa
seluas 202.386 Ha, dan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) seluas 14.020 Ha. Selain itu juga
dengan upaya rehabilitasi Irigasi seluas 2.021.439 Ha, Jaringan Rawa seluas 655.437 Ha,
dan Jaringan Irigasi Air tanah (JIAT) seluas 42.131 Ha. Sedangkan melalui operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi seluas 2.479.412,37 Ha, jaringan rawa seluas 1.275.352
Ha, dan JIAT seluas 43.840 Ha. Sehingga sampai tahun 2014 total jaringan irigasi yang
terbangun seluas 2.673.842 Ha. Untuk kondisi sampai awal tahun 2014 jaringan irigasi
dalam kondisi baik telah mencapai 84 persen dan dalam kondisi rusak sebesar 16
persen.
Selanjutnya dalamrangka pengendalian daya rusak air pada periode 2010-2014 telah
dilakukan upaya perlindungan terhadap kawasan yang berpotensi terkena dampak
banjir melalui pembangunan prasarana dan sarana pengendali banjir sepanjang
1.447,94 Km, rehabilitasi sepanjang 1.131,72 Km, dan operasi dan pemeliharaan
sepanjang 2.091,81 Km. Dengan demikian panjang prasarana dan sarana pengendali
banjir hingga tahun 2014 telah mencapai 2.769,82 Km. Pada periode itu pula, untuk
prasarana dan sarana pengendali lahar/sedimen telah dibangun sebanyak 180 buah,
direhabilitasi sebanyak 352 buah serta yang dilakukan operasi dan pemeliharaan
sebanyak 215 buah.
Beberapa contoh upaya pengendalian lahar/sedimen pada periode tersebut telah
dilaksanakan pembangunan beberapa sarana diantaranya pembangunan pengendali
sedimen yang berlokasi di Kabupaten Gowa- Sulawesi Selatan yang diperuntukan
bagi pengendalian runtuhan dan longsoran dinding kaldera Gunung Bawakaraeng.
Longsoran ini mengakibatkan terjadinya bencana aliran debris yang dahsyat yang
berdampak pada terjadinya pendangkalan dan perubahan morfologi di Sungai
Jeneberang, serta peningkatan sedimentasi di Waduk Bili-Bili. Pembangunan prasarana
pengendali sedimen dibagi menjadi 3 bagian yaitu: (1) di hulu berupa prasarana
pengendali sedimen berupa 7 bangunan sabo dam; (2) di tengah berupa 8 bangunan
consolidation dam; dan (3) di hilir berupa sand pocket. Sabo Dam Bawakaraeng berfungsi
untuk menstabilkan dasar sungai, mengurangi gerakan sedimen sekunder dari endapan
sedimen, mengurangi erosi lateral, erosi dan endapan sedimen, mengendalikan erosi
tebing sungai selama waktu banjir, menampung dan mengatur endapan aliran debris
dari hulu serta mengarahkan aliran sedimen atau arah aliran.
Contoh lain dalam aspek pengendalian banjir pada periode 2010-2014 yaitu telah
selesainya pembangunan Kanal Banjir Timur memiliki panjang kanal 23,5 Km dan
kedalaman kanal 3 - 7 M yang melalui 13 Kelurahan diharapkan mampu mengalirkan
debit banjir dengan periode ulang 100 tahunan dan dilengkapi dengan 3 buah Weir, 7
buah Inlet dan 4 buah Outlet. Selain itu juga diperuntukkan sebagai kawasan konservasi
air untuk dijadikan proyek percontohan green infrastructure dan menciptakan nuansa
waterfront city di masa depan. Selain itu juga diharapkan melayani sistem drainase
pada wilayah seluas 207 Km2 (catchment area), melindungi wilayah Jakarta Timur dan
Jakarta Utara seluas 256 Km2 dari banjir akibat luapan Sungai Cipinang, Sungai Sunter,
Sungai Buaran, Sungai Jati Kramat, dan Sungai Cakung, serta mengurangi 13 kawasan
genangan (11 Kelurahan di Jakarta Timur dan 2 Kelurahan di Jakarta Utara).

BAB 1 - PENDAHULUAN

Selanjutnya pada periode 2010-2014 juga untuk pengaman pantai telah dibangun
prasarana sepanjang 279,36 Km, direhabilitasi sepanjang 18,10 Km, dan operasi dan
pemeliharaan sepanjang 142,03 Km, sehingga total prasarna pantai yang dibangun
sampai tahun 2014 sepanjang 452,21 Km.
Dalam rangka memantapkan penyelenggaraan dan pengelolaan sumber daya air
di tingkat Nasional, selama kurun waktu 2010 2014 juga telah diterbitkan sejumlah
peraturan dalam pengelolaan SDA yang terdiri dari: Peraturan Pemerintah Nomor 37
Tahun 2010 Tentang Bendungan, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang
Sungai, Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Rawa, Peraturan Presiden
Nomor 33 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Nasional Pengelolaan SDA, Keputusan Presiden
Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Penetapan Cekungan Air, dan Keputusan Presiden Nomor
12 Tahun 2012 Tentang Penetapan Wilayah Sungai. Sehingga total peraturan terkait
pengelolaaan sumber daya air sampai tahun 2014 adalah sebanyak 7 buah Peraturan
Pemerintah termasuk di dalamnya PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum; PP No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi; PP No. 42 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sumber Daya Air; dan PP No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah.

BAB 1 - PENDAHULUAN

1.1.2

Penyelenggaraan Jalan
Dalam rangka dukungan terhadap konektivitas nasional untuk penguatan daya saing
pada periode tahun 2010-2014 telah dilakukan pembangunan jalan nasional sepanjang
1.268 Km, jalan bebas hambatan sepanjang 45,59 Km, dan jembatan sepanjang 41.640
M.Dengan demikian total panjang Jalan Nasional yang telah dibangun sampai tahun
2014 adalah sepanjang 39.838 Km. Untuk capaian hasil pembangunan jembatan/fly
over/underpass/terowongan sampai tahun 2014 sepanjang 62.599 M. Sebagai ilustrasi
salah satu pencapaian pembangunan jembatan adalah Jembatan Kelok 9, yang terdiri
dari enam jembatan dengan total panjang 943 m dan jalan sepanjang 2,089 Km.
Sedangkan total hasil pembangunan jalan bebas hambatan sampai akhir tahun 2014
total mencapai 1.030,56 Km. sebagai ilustrasi capaian pembangunan jalan Bebas
Hambatan periode tahun 2010-2014 diantaranya pada ruas Kanci-Pejagan, SemarangUngaran, Nusa Dua-Benoa, JORR W1 (Kebon Jeruk-Penjaringan), Cinere-Jagorawi,
Surabaya-Mojokerto, dan Bogor Ring Road
Selanjutnya pembangunan/pelebaran jalan dan jembatan untuk kawasan strategis,
perbatasan dan wilayah terluar dan terdepan dengan total sepanjang 2.664 Km (Jalan:
2.660 Km & Jembatan: 4.341 M). Untuk kawasan perbatasan, antara lain telah dilakukan
pembangunan Jalan Paralel Perbatasan Kalimantan (Tamajuk Sei Ular Malinau)
dan telah tersambung sepanjang 42.07 Km dari rencana sepanjang 1.755 Km, Jalan
Perbatasan NTT-RDTL telah dilakukan penanganan sepanjang 54,2 Km dari rencana
sepanjang 877 Km dan percepatan pembangungan Papua dan Papua Barat termasuk
Jalan perbatasan Papua sepanjang 102 Km.
Capaian kondisi jalan pada periode tahun 2010-2014 adalah kondisi kemantapan jalan
nasional sebesar 93,95%, serta utilitas Jalan Nasional 97,56 Milyar Kendaraan. Dengan
demikian kondisi sampai tahun 2014 terjadi peningkatan yaitu terkait dengan kondisi
kemantapan jalan menjadi 93,95 persen, dan utilitas Jalan Nasional menjadi 97,56
Milyar kendaraan. Kondisi Jalan Provinsi sampai tahun 2014 yaitu sepanjang 46.432,08
Km tingkat kemantapannya telah mencapai 60,65 persen dan untuk Jalan Kabupaten/
Kota sepanjang 376.269,5 Km tingkat kemantapannya mencapai 55,14 59 persen.
Untuk mendukung konektivitas nasional, pada periode tahun 2010-2014 diantaranya
penanganan jalan di koridor utama pada Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua, antara lain telah terselesaikannya
penanganan jalan Lintas Timur Sumatera, lintas Utara Jawa, Lintas Selatan Kalimantan dan
Lintas Barat Sulawesi. Sedangkan dalam rangka mendorong industri dan jasa nasional,
penanganan jaringan jalan dilakukan di Pulau Jawa, salah satu pencapaiannya adalah
Lingkar Nagreg Jawa Barat dengan panjang 5,3 Km untuk mengatur persimpangan lalu
lintas Bandung - Tasikmalaya - Garut. Jalan ini mulai dibangun tahun 2006, dan selesai
dibangun serta difungsikan pada awal awal 2011. Selain itu untuk mendukung Pusat
Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung Energi Nasional, penanganan
jaringan jalan dilakukan di Pulau Kalimantan. Salah satu pencapaiannya adalah
Jalan Pontianak Tayan sepanjang 104,2 Km yang ditujukan untuk memperpendek
jarak tempuh Kota Pontianak dengan lima Kabupaten di sekitarnya, juga untuk
membuka akses Kabupaten Ketapang ke Ibukota Pontianak yang selama ini belum
tembus, sekaligus melanjutkan Jalan Trans Kalimantan poros Selatan. Sedangkan untuk

BAB 1 - PENDAHULUAN

mendukung Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan serta
Pertambangan Nasional, telah dilakukan penanganan jaringan jalan di Pulau Sulawesi.
Salah satu pencapaiannya adalah Jalan Maros Watampone sepanjang 164,88 Km.
Selanjutnya untuk memberi dukungan wilayah pintu gerbang pariwisata, penanganan
jaringan jalan dilakukan di Pulau Bali dan Nusa Tenggara. Salah satu pencapaiannya
adalah Jalan Tol Nusa Dua Tanjung Benoa sepanjang 10 Km. Jalan tol ini berada di
atas permukaan air laut di Teluk Benoa yang menghubungkan wilayah selatan Pulau
Bali. Sedangkan untuk mendukung Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi
dan Pertambangan Nasional, telah dilakukan penanganan jaringan jalan di Kepulauan
Maluku dan Pulau Papua, yang antara lain adalah : Pembangunan Jembatan Merah
Putih sepanjang 1.060 m menyeberangi Teluk Ambon dimulai sejak tahun 2011, serta
penanganan 11 ruas jalan strategis sepanjang 3.098 Km di Pulau Papua.

BAB 1 - PENDAHULUAN

1.1.3

Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman


Capaian pada periode 2010-2014 pembangunan infrastruktur dasar untuk kualitas
layanan air minum dan sanitasi permukiman perkotaan dilakukan melalui peningkatan
cakupan pelayanan air minum, peningkatan jumlah pelayanan sanitasi, serta
pembinaan Pemda/PDAM yaitu pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
di lebih dari 2.853 Kawasan yang dapat meningkatkan persentase cakupan pelayanan
air minum sampai tahun 2014 menjadi 70% dengan kapasitas 167.784 l/det atau setara
dengan lebih dari 160 juta jiwa yang tertangani. Selain itu peningkatan jumlah layanan
air minum juga dilakukan melalui pembinaan kemampuan pemerintah daerah/PDAM
yaitu untuk PDAM sehat meningkat jumlahnya dari 142 PDAM menjadi 176 PDAM,
sementara untuk PDAM berstatus kurang sehat berkurang dari 129 PDAM menjadi 104
PDAM dan untuk PDAM sakit berjumlah 70 PDAM di akhir tahun 2013. Dalam upaya
peningkatan cakupan pelayanan sanitasi, hingga tahun 2014 terjadi peningkatan
prosentase cakupan pelayanan air limbah menjadi 62.4% dengan jumlah jiwa terlayani
sebanyak 147 juta jiwa. Selanjutnya juga telah terbangun sarana dan prasarana sanitasi
(sampah dan drainase) pada lebih dari 428 kab/kota (terdapat kab/kota berulang)
dan 2.352 kawasan, sehingga sampai tahun 2014 telah tebangun di 2.706.Kasawan.

1.1.4

Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman


Untuk capaian pembangunan perumahan 2010-2014 dalam mendukung penyediaan
dan pembiayaan perumahan antara lain; (1) Pengembangan regulasi dan kebijakan
untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman (ditetapkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan kawasan
Permukiman, UU No 20 Tahun 2011 tentang Rumah Sususn, PP No. 88/2014 tentang

10

BAB 1 - PENDAHULUAN

Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan


dan Kawasan Permukiman, dan 88 Peraturan
Menteri Perumahan Rakyat); (2) Penyediaan
rumah layak huni yang didukung oleh
prasarana, sarana dan utilitas umum (meliputi:
Pembangunan rusunawa sebanyak 843 Twin
Block/Tower Block atau 18.216 unit dengan
total daya tampung untuk 143.072 jiwa, Fasilitasi
pembangunan PSU perumahan dan kawasan
permukiman yang melayani sebanyak 261.768
unit rumah, Fasilitasi dan stimulasi penataan
lingkungan permukiman kumuh seluas 912,5
Ha, Fasilitasi pembangunan rumah khusus
sebanyak 6.384 unit, yang mencakup rumah
khusus untuk pekerja, nelayan, kawasan
perbatasan, warga baru di perbatasan NTTTimor Leste, relokasi penduduk Jatigede dan
percepatan pembangunan Papua dan
Papua Barat); (3) Perluasan Program ProRakyat Klaster 4 melalui Bantuan Stimulan
Perumahan Swadaya (meliputi: Pembangunan
Baru Perumahan Swadaya dengan sebanyak
64.757 unit, Peningkatan Kualitas Perumahan
Swadaya dengan capaian sebanyak 596.162
unit., PSU Swadaya dengan capaian sebanyak
62.909 unit, dan Fasilitasi Pra Sertipikasi dan
Pasca Sertipikasi dengan capaian sebanyak
44.242 bidang); dan (4) Pengembangan sistem
pembiayaan perumahan jangka panjang
melalui: Penyaluran kredit pembiayaan
perumahan dengan capaian sebesar 370.250
unit melalui pola Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan (FLPP) dan sebesar 89.081 unit
melalui pola subsidi selisih bunga/uang muka.
Sampai tahun 2014 masih tersisa backlog
sebanyak 7,6 juta unit rumah.

BAB 1 - PENDAHULUAN

11

1.1.5

Penyelenggaraan Penataan Ruang


Secara rinci capaian pelaksanaan Program Penyelenggaraan Penataan Ruang selama
kurun waktu 2010 2014 telah menghasilkan 7 (tujuh) Peraturan Presiden (Perpres)
tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan, yaitu: Pulau Sulawesi, Pulau
Kalimantan, Pulau Sumatera, Pulau Jawa-Bali, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Papua,
dan Kepulauan Maluku. Untuk RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN) telah ditetapkan
4 (empat) RTR Kawasan Perkotaan yaitu kawasan Jabodetabekpunjur, Sarbagita,
Mamminasata, dan Mebidangro. Adapun 4 RTR KSN Perkotaan lainnya masih dalam
proses pembahasan dan penyusunan. Serta 4 RTR KSN Non Perkotaan telah ditetapkan
yaitu Kawasan Batam-Bintan-Karimun, Kawasan Borobudur dan sekitarnya, Kawasan
Taman Nasional Gunung Merapi dan KSN Danau Toba. Selanjutnya 65 RTR KSN Non
Perkotaan masih dalam proses pembahasan dan penyusunan.
Fasilitasi penyusunan penyesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk
Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi dan Kabupaten/Kota telah diterbitkan 25
Peraturan Daerah (Perda) tentang RTRW Provinsi (75,8% dari 33 provinsi), 315 Perda
RTRW Kabupaten (79,1% dari 398 kabupaten), dan 80 Perda RTRW Kota (86% dari 93
kota). Hingga akhir tahun 2014, ditetapkan 33 Perda RTRW Provinsi dan 491 Perda RTRW
Kabupaten/Kota. Pencapaian ini akan berdampak secara signifikan bagi Pemerintah
Daerah, Pemerintah maupun segenap elemen masyarakat di dalam pelaksanaan
penyelenggaraan penataan ruang. Untuk provinsi dan kabupaten/kota yang belum
menetapkan hasil penyesuaian RTRW menjadi Perda akan terus didorong dan diberikan
fasilitasi agar dapat segera menetapkan hasil penyesuian RTRW menjadi Perda. Melalui
RTRW yang telah memiliki landasan hukum diharapkan proses perencanaan, sinkronisasi
pembangunan dan koordinasi di wilayah maupun antar wilayah dapat terlaksana
dengan lebih baik, demikian halnya dengan pemanfaatan dan pengawasan serta
pengendalian ruang akan semakin mudah dilakukan.
Untuk pengaturan penyelenggaraan penataan ruang telah diterbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang dan
sejumlah Peraturan Menteri yang terdiri dari : (1) Pedoman Penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota; (2) Rencana Aksi Nasional Mitigasi Dan
Adaptasi Perubahan Iklim Tahun 2012-2020 Kementerian Pekerjaan Umum; (3) Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional; (4) Pedoman Penataan
Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Sampah; (5) Pedoman Pelimpahan
Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota; (6) Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; (7) Pedoman Pemanfaatan
Ruang di Dalam Bumi, dan (8) Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan
Prasarana dan Sarana Jaringan pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan. Sementara 36
Rancangan Peraturan Menteri (Rapermen) juga telah diselesaikan untuk melengkapi
NSPK penyelenggaraan Penataan Ruang. Namun demikian masih terdapat backlog
NSPK antara lain: (1) Kriteria Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan
Ruang di Sepanjang Jalan Arteri Primer Antar Kota; (2) Pedoman Pengembangan
Instrumen Pemanfaatan Ruang; (3) Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang;
(4) Pedoman Formulasi Perhitungan Koefisien Wilayah Terbangun (KWT), Koefisien
Zona Terbangun (KZB), dan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dalam KSN Perkotaan; (5)
Pedoman Penataan Kawasan Sekitar IPAL; (6) Pedoman Penilaian Penyelenggaraan

12

BAB 1 - PENDAHULUAN

Penataan ruang Provinsi dan Kabupaten, serta (7) Pedoman Monitoring dan Evaluasi
Pemanfaatan Ruang
Sebagai upaya untuk mendorong diakuinya Kota Pusaka Indonesia sebagai Kota
Pusaka Dunia oleh UNESCO dan sebagai bentuk implementasi RTRW yang konsisten
pada tema-tema budaya/pusaka berbasis penataan ruang, telah difasilitasi 29 kota/
kawasan perkotaan di kabupaten melalui Program Penataan dan Pelestarian Kota
Pusaka (P3KP). Melalui program ini diharapkan Pemda akan melakukan penyusunan
rencana aksi P3KP dan mengimplementasikannya sehingga kota yang bersangkutan
dapat mempertahankan atau mengembalikan identitas maupun ciri khas sesuatu secara
berkelanjutan yang pada gilirannya dapat di promosikan pada tingkat internasional
sebagai World Heritage City.
Untuk mengatasi ketimpangan pembangunan antara perkotaan dan perdesaan, yang
ditandai dengan terkonsentrasinya berbagai program pembangunan di perkotaan, pada
tahun 2013 telah diinisiasi Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan
(P2KPB) yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Sampai akhir tahun 2014 telah dilakukan fasilitasi tehadap 28 Kawasan Perdesaan melalui
Penguatan Kelembagaan dan Kebijakan, fasilitasi Penyusunan RPI2JM Pengembangan
Kawasan Perdesaan, Bimtek Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan,
Penguatan Peran Pemangku Kepentingan, Penyusunan Road Map, Pemantauan
Pelaksanaan P2KPB, dan Pembangunan/Pengembangan Fisik yang dominan.

BAB 1 - PENDAHULUAN

13

1.1.6

Pembinaan Konstruksi
Indonesia masih mengalami fragmentasi penyelenggaraan infrastruktur antara
berbagai kementerian yang bertanggung-jawab, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum,
Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai tiga kementerian penyelenggara konstruksi
nasional terbesar. Persoalan lain adalah belum optimalnya kebijakan dan sulitnya
melakukan koordinasi ikut memberikan dampak pada peningkatan daya saing sektor
konstruksi.Dari aspek tenaga ahli, belum ada sistem memadai yang mampu mendorong
pengembangan kompetensi sekaligus memetakan potensi-potensi tenaga ahli di
Indonesia. Namun sebagai langkah awal, billing rate tenaga ahli telah ditingkatkan.
Pada saat ini terdapat beberapa rujukan dalam penetapan billing rate tenaga ahli
antara lain; (1) Surat Edaran Menteri PU No. 22/SE/M/2007 yaitu dengan kisaran minimum
Rp. 7,5 juta/bulan untuk yang baru bekerja sampai Rp. 22,7 juta/bulan untuk tenaga ahli
utama dengan pengalaman 30 tahun; (2) Rencana Anggaran Biaya dan Pedoman
Standar Minimal Biaya Langsung Personil (BLP) dan Biaya Langsung Non-Personil (BLNP)
2011, Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) dengan kisaran Rp. 13,35 58,35
juta/bulan, dan (3) Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang
dan Jasa Pemerintah yang pada dasarnya menyatakan dapat menggunakan harga
pasar yang berlaku sepanjang dapat dibuktikan. Kedua peraturan terakhir pada
kenyataannya sulit diterapkan sehingga billing rate maksimum yang digunakan sampai
saat ini masih sangat rendah yaitu Rp. 22,7 juta/bulan. Keadaan ini telah berlangsung
lama, dunia konsultansi bidang pekerjaan umum dipandang tidak menarik dan mulai
ditinggalkan oleh lulusan perguruan tinggi teknik sipil terkemuka di Indonesia. Berkaitan
dengan hal tersebut pada bulan Maret 2013, Menteri PU mengeluarkan Surat Edaran
No. 03/SE/M/2013 tentang Pedoman Besaran Remunerasi dalam Perhitungan Harga
Perkiraan Sendiri Jasa Konsultasi dengan kisaran Rp. 21 66.8 juta/bulan yang akan mulai
berlaku untuk kegiatan tahun 2014.Sesuai dengan karakter industri konstruksi, tenaga
kerja konstruksi didominasi oleh tenaga kerja terampil, dari 6,9 juta pekerja 60% adalah
tenaga kasar, 30% tenaga terampil, dan hanya 10% tenaga ahli. Dari total tenaga kerja
tersebut kurang dari 10% yang telah disertifikasi. (sumber: BPKonstruksi, 2014).

14

BAB 1 - PENDAHULUAN

1.1.7

Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian PU


Dalam aspek penyelengaraan negara, pada era reformasi birokrasi ini, publik beropini
bahwa penyelenggara negara melakukan pemborosan, pelayanannya buruk, KKN
dan pengawasannyamandul. Hasil survey KPK tahun 2011 terhadap 15.540 responden
menunjukkan bahwa nilai dari indeks integritas nasional 6,31, indeks integritas pusat
7,07, indeks integritas vertikal 6,40, indeks integritas daerah 6,00 dan integritas total
pusat (pusat + vertikal) 6,48 dan integritas total daerah (daerah + vertikal) 6,24. Untuk
indeks persepsi korupsi sesuai data transparency international, Indonesia masih rendah
(2,8 dari 10). Sedangkan Economic Forum menunjukkan bahwa korupsi yang menjadi
penghambat kedua untuk kemudahan berusaha pada tahun 2010 2011 mempunyai
skor 16 terhadap 30 pada ratio 0,53. Selain itu hasil kajian Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) pada instansi pusat menunjukan adanya upaya anti korupsi dan mekanisme
pengaduan masyarakat yang merupakan sub indikator yang nilainya masih rendah
dibawah 6. Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 2011 yang masuk dalam
penilaian Program Inisiatif Anti Korupsi KPK (PIAK KPK) dengan penilaian pada awal
tahun 2013 mendapat nilai 6,3 sehingga tidak termasuk lagi dalam program penilaian
PIAK KPK. Penilaian Inisiatif Anti Korupsi ini merupakan kegiatan KPK dalam mendorong
K/L/Pemda untuk membangun sistem anti korupsi di dalam instansinya dengan cara
melakukan self assessment terhadap inisiatif anti korupsi yang telah dilakukannya yang
kemudian diverifikasi oleh KPK.
Namun demikian kondisi sumber daya manusia Auditor Kementerian Pekerjaan
Umum saat ini adalah jumlah auditor sebanyak 148 orang yang terdiri dari 76 orang
pendidikan teknik dan 72 orang non teknik yang secara kualitas kompetensinya
di bidang pengawasan infrastruktur masih belum sesuai dengan yang diharapkan
sehingga diperlukan terobosan diklat keteknikan dan non keteknikan dengan bekerja
sama dengan BPKP dan YPIA maupun lembaga lainnya dan sekaligus melakukan
assessment untuk masing-masing bidang. Sedangkan pada Kementerian Perumahan
Rakyat, pengendalian dan pengawasan dilakukan secara bersinergi dengan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku pembina penyelenggaraan
SPIP yang telah mengembangkan penerapan SPIP dengan menyusun peta risiko
melalui kegiatan penilaian risiko (risk assessment) di 3 unit kerja, yaitu: Deputi Bidang
Pembiayaan, Deputi Bidang Perumahan Swadaya dan Deputi Bidang Pengembangan
Kawasan.

1.1.8

Dukungan Manajemen, Sarana dan Prasarana Kementerian


Pada tahun 2014, Kementerian PU berhasil mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) berdasarkan audit atas LK TA 2013. Hal ini menunjukkan ada
perbaikan dalam pengelolaan, penatausahaan dan pelaporan kinerja keuangan di
Kementerian PU dibandingkan periode-periode sebelumnya. Yang artinya pembinaan,
pendampingan dan fasilitasi penatausahaan dan pelaporan keuangan serta penataan
BMN cukup berhasil. Sebagai perbandingan, opini hasil audit dari BPK-RI terhadap LK
Kementerian PU pada tahun tahun 2009 - 2011 telah naik dari Disclaimer menjadi
Wajar Dengan Pengecualian (WDP), dan tahun 2012 naik kembali menjadi Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) Dengan Paragraf Penjelasan.

BAB 1 - PENDAHULUAN

15

Dalam aspek penyusunan rencana kebijakan dan strategi Kementerian Pekerjaan


Umum diantaranya telah disusun 1 Renstra Kementerian, 1 Revisi Renstra Kementerian,
1 Review Renstra Kementerian tahun 2010-2014, serta 1 Renstra Sekretariat Jenderal, 1
Review Sekretariat Jenderal tahun 2010-2014, termasuk Renstra Kementerian maupun
Renstra Sekretariat Jenderal 2010-2014, serta 5 LAKIP Kementerian dan 5 LAKUP
Sekretariat Jenderal.
Selain itu telah disusun 5 RKP dan 5 Nota Keuangan, 140 pelaporan E-Monitoring Satker
Kementerian PU, pembinan bendahara 101 angkatan, pembinaan akuntansi dan
penyusunan laporan keuangan 90 angkatan, pembinaan BUMN Perum 35 angkatan,
penyusunan peraturan perundang-undangan 129 dokumen dan penyelesaian
perkara hukum 89 litigasi, pendapat hukum dan pendampingan hukum 25 Non
Litigasi, pengamanan kepemilikandan pemrosesan BMN 293 dokumen, pemanfaatan
pemindahtangan dan penghapusan BMN 6 laporan,sistim dan data base BMN 9 unit,
pendidikan dan pelatihan prajab serta teknis dan fungsional sebanyak 903 angkatan,
pembuatan 1 data center, pembuatan 2.607 peta tematik, penyusunan 150 buku
informasi statistik PU, peliputan dan pemberitaan di media masa sebanyak1.365 kali,
publikasi melalui media sebanyak 487 kali, peliputan kunjungan kerja dan rapat 271
kali, pembangunan dan perbaikan gedung 4 unit, Selain itu sampai tahun 2014 telah
dilakukan pengadaan CPNS dan pemberian Diklat kepada 27.090 pegawai, penyusunan
Standar Kompetensi sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yang didasarkan pada
Perka BKN No. 13 tahun 2011 jo Perka BKN no.7 tahun 2013 (Kompetensi Manajerial),
Perka BKN. No.8 Tahun 2013 (Kompetensi Teknis) serta berdasarkan tugas dan fungsi
masing-masing jabatan. Jenis standar kompetensi tersebut meliputi: (1) seluruh Jabatan
Struktural Eselon I, II, III, dan IV Kementerian Pekerjaan Umum; (2) Jabatan Fungsional
Tertentu (Arsiparis, Auditor, Pranata Humas, Pustakawan, Analis Kepegawaian, Pranata
Komputer & Widyaiswara); dan (3) Jabatan Ke-Satker-an. Sedangkan untuk penilaian
PNS saat ini sudah berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), hal ini sesuai dengan
ketentuan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
PNS, dan telah ditindaklanjuti dengan Perka BKN No. 1 Tahun 2013 dan Permen PU No
15/PRT/M/2013. Selanjutnya sosialisasi prinsip penilaian yang obyektif, terukur, akuntabel,
partisipatif dan transparan kepada seluruh pegawai telah dilakukan sejak tahun 2011,
namun masih banyak yang belum menerapkan amanat PP 46/2011 dan Permen PU
No. 15/PRT/M/2013.
Untuk capaian target periode 2010-2014 pada Kementerian Perumahan Rakyat terkait
dengan dukungan manajemen, sarana dan prasarana meliputi antara lain tersusunnya 3
RPP yang masih menunggu persetujuan para menteri dan kepala lembaga terkait, yaitu:
(1) Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) meliputi: RPP tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman; RPP tentang Penyelenggaraan Rumah
Susun; serta RPP tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman); dan (2) 2 (dua) RPP yang masih dalam tahap harmonisasi Kementerian
dan Lembaga terkait yang meliputi: RPP Tentang Pengerahan dan Pemupukan Dana
Serta Bantuan dan Kemudahan Pembiayaan; dan RPP Tentang Badan Pelaksana
Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Selain itu dalam pelaksanan SAKIP Kementerian Perumahan Rakyat telah mensejajarkan
diri pada peringkat B (Baik) ditingkat Kementerian/Lembaga. Sedangkan Peningkatan
Opini atas Laporan Keuangan dari BPK RI terkait Penyampaian Laporan Keuangan
Kementerian Perumahan Rakyat sejak tahun tahun 2013 kembali meraih status predikat

16

BAB 1 - PENDAHULUAN

WTP. Penyerahan aset hasil pembangunan Rusunawa dalam kurun waktu tahun 20052011 meliputi Rusunawa yang telah terbangun sebanyak 187 Twin Block (TB) melalui
Alih Status Penggunaan ke Kementerian/Lembaga sebanyak 14 Twin Block dan kepada
Pemerintah Daerah dengan mekanisme hibah sebanyak 2 Twin Block sehingga jumlah
yang telah diserahterimakan baik kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah sebanyak 16 Twin Block.
Untuk pelaporan hasil Monitoring dan Evaluasi Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat
Kepada UKP4 dan Bappenas berupa Laporan Triwulan Capaian Rencana Aksi Prioritas
Nasional 4 (Penanggulangan Kemiskinan) dan Prioritas Nasional 6 (Bidang Infrastruktur)
dan Laporan Triwulan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
Dari hasil polling Pemberitaan Program Pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu II selama
masa polling dari Januari hingga Mei 2014 yang dilakukan oleh Forum Jurnalis Jakarta
(FJJ) tercatat telah mendapat perhatian dari pers dengan sebanyak 348 berita.
Ketertarikan media pada 10 Kementerian teratas dikarenakan memiliki programprogram kehumasan yang efektif dalam merangsang para jurnalis untuk melakukan
peliputan pemberitaan. Penyediaan Media Center untuk memfasilitasi pemberitaan
tentang Kementerian Perumahan Rakyat dengan dilengkapi 15 unit televisi yang
berjaringan nasional beserta kelengkapannya.
Hasil survey kepuasan masyarakat terhadap Layanan Kementerian Perumahan Rakyat
sebesar 70,66% (kategori Baik) pada tahun 2013. Survey ini didasarkan pada kriteria:
(1) Kesesuaian Kebijakan; (2) Sistem Prosedur; (3) Sumber Daya Manusia (SDM); dan
(4) Kepuasan Total Terhadap Layanan dan Operasionalisasi Kebijakan Kementerian
Perumahan Rakyat. Terkait sarana dan prasarana, telah dilakukan renovasi ruang kerja,
toilet disetiap lantai, ruang serba guna (aula) pada lantai 9 sebagai sarana untuk rapat
koordinasi dan sarana pengajian pegawai Kementerian Perumahan Rakyat, serta telah
dibangun Poliklinik dan perlengkapannya yang telah dapat difungsikan.

1.1.9

Penelitian dan Pengembangan


Pencapaian kinerja penelitian dan pengembangan selama kurun waktu 2010 2014
antara lain: (1) Menghasilkan teknologi litbang sebanyak 186 terdiri dari bidang Air
36 teknologi, bidang Jalan Jembatan 84 teknologi, bidang Permukiman 35 teknologi
dan Sosekling 31 teknologi; (2) NSPM litbang sebanyak 361 terdiri dari bidang Air 123
NSPM, bidang Jalan Jembatan 177 NSPM, bidang permukiman 22 NSPM dan sosekling
9 NSPM; (3) Melayani advis teknik sebanyak 293 Terdiri dari bidang Air 115 advis teknik,
bidang Jalan Jembatan 77 advis teknik, bidang permukiman 82 advis teknik dan
sosekling 19 advis teknik; (4) Melayani pengujian sebanyak 3170 terdiri dari bidang
Air 172 pengujian, bidang Jalan Jembatan 268 pengujian, bidang permukiman 2730
pengujian; dan (4) Melakukan joint cooperation program sebanyak 72 terdiri dari bidang
Air 2 joint cooperation program, bidang Jalan Jembatan 6 joint cooperation, bidang
permukiman 53 joint cooperation program dan sosekling 11 joint cooperation program.
Hingga tahun 2014 pencapaian kinerja penelitian dan pengembangan terutama untuk
teknologi dan NSPM adalah sebagai berikut : teknologi bidang Air 79 teknologi, bidang
Jalan Jembatan 84 teknologi, bidang Permukiman 35, serta teknologi dan Sosekling 39
teknologi. Untuk NSPM litbang terdiri dari bidang Air 157 NSPM, bidang Jalan Jembatan
177 NSPM, bidang permukiman 22 NSPM dan sosekling 11 NSPM.

BAB 1 - PENDAHULUAN

17

Beberapa hasil Litbang aplikatif yang dapat diterapkan dan diadopsi oleh masyarakat
umum, institusi, swasta maupun Kementerian dan Lembaga yang terkait antara lain,
Produk Teknologi Sumber Daya Air: (1) Teknologi Revitalisasi Bangunan Air Utama
(Pendeteksian kerusakan bangunan air utama dengan georadar pada bendungan);
(2) Pengkajian korelasi alat Dynamic Penetrometer (DP) dan alat Static Penetrometer
(sondir) pada bendungan tipe urugan; (3) Pengkajian pemanfaatan tinggi tekan untuk
energi pada pintu-pintu air bendung gerak. (4) Teknologi Pengendalian Banjir Perkotaan
(Teknologi Pemodelan Banjir Perkotaan; (5) Teknologi Pondasi Tanggul Lepas Pantai;
(6) Teknologi Banjir Perkotaan Lingkungan Keairan; dan (7) R-0 Pedoman Pengelolaan
Polder). Selain itu produk Teknologi Bidang Jalan dan Jembatan meliputi: (1) Teknologi
Bahan Perkerasan dengan bahan lokal dan bahan sub standar (batu karang dan pasir
laut) meliputi spesifikasi, pedoman perencanaan dan pelaksanaannya; (2) Teknologi
preservasi jalan berupa tambalan cepat mantap, minosurfacing, slurry seal, chip
seal, fog seal; (3)Teknologi Preservasi bagi Crack Filling dan Sealing; (4) Teknologi Thin
Overlay; dan (5) Teknologi Perkerasan Kaku untuk Jalan Beton Konvesional. Untuk Produk
Teknologi Permukimanmeliputi: (1) Prototipe Green Building di Turangga, Bandung; (2)
Aplikasi Tekno Green Building berbasis hasil Litbang Permukiman di Medan; (3) Prototipe
Pengembangan Teknologi Pengelolaan Air Minum Dan Air Limbah Sistem Mobile; (4)
Pengembangan Prototipe Sistem Sambungan Rumah dan Model Daur Ulang Limbah
Komunal; (5) Prototipe Penerapan Teknologi Bidang Permukiman (Tongkonan) di Toraja;
(6) Penataan kawasan berbasis eco-settlement; (7) Model Fisik Daur Ulang Air Limbah
Di Kawasan Pesisir; (8) Aplikasi Teknologi Bahan Bangunan Lokal Pada Model Bangunan
Tradisional di Wilayah Kerja di NTB (Techno Village); (9) Penerapan Panel Struktur
Risha pada Bangunan fasilitas Umum dengan Dinding Pengisi Bata Lusi di Kabupaten
Sidoarjo.

1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN


Secara umum potensi dan permasalahan yang terkait dengan penyelenggaraan pembangunan
bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat diantaranya meliputi; pertama, pembangunan
infrastruktur dipandang dapat memberikan kontribusi langsung terhadap peningkatan kesejahteraan
rakyat dan pengentasan kemiskinan jika dilakukan secara sistemik, sebagai ilustrasi persentase
penduduk miskin dapat diturunkan hingga 11,37 persen (2013), walaupun Indeks Gini perlu
mendapatkan perhatian mengingat perbedaan masih relatif lebar yaitu menunjuk pada angka
0,413 pada tahun 2013. Kedua, pertumbuhan penduduk Indonesia yang akan terus meningkat yaitu
mencapai 271 juta jiwa di tahun 2020, menurut McKinsey memprediksi jumlah penduduk Indonesia
yang masuk kategori consuming class akan meningkat ke angka 85 juta jiwa pada tahun 2020
sebagai golongan menengah yang berimplikasi terhadap tuntutan pelayanan publik yang jauh
lebih baik serta. Disamping itu pertumbuhan penduduk juga berpengaruh terhadap eksploitasi
sumber daya alam yang cenderung tidak terkendali yang pada ahirnya dapat menurunkan daya
dukung. Ketiga, arus urbanisasi yang tinggi diikuti dengan berbagai persoalan klasik perkotaan,
seperti kemacetan, kekumuhan, banjir, degradasi kualitas lingkungan (udara dan air), minimnya
ruang terbuka hijau, kurangnya air bersih, kesenjangan pendapatan, meningkatnya sektor informal,
dan terjadinya perkembangan perkotaan horizontal (urban sprawl). Sebagai ilustrasi dalam kurun 4

18

BAB 1 - PENDAHULUAN

dekade terakhir (1970 2010) telah terjadi kenaikan populasi perkotaan di Indonesia sebanyak 6 kali
lipat yang membawa implikasi pada belum terpenuhinya berbagai tuntutan kebutuhan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan rakyat padahal perkotaan merupakan mesin pertumbuhan
dan ujung tombak daya saing. Keempat, perubahan iklim yang terjadi saat ini juga mengancam
kehidupan, sebagai contoh perkotaan khususnya kota-kota di kawasan pesisir terancam rob akibat
fenomena kenaikan muka air laut maupun terjadinya penurunan muka tanah seperti di Jakarta
dan Semarang yang terutama disebabkan juga oleh pengambilan air tanah secara berlebihan.
Kelima, secara geografis Indonesia terletak di kawasan ring of fire yang memiliki banyak gunung
api yang aktif hingga mencapai 130 gunung. Indonesia juga terletak pada titik pertemuan empat
lempeng tektonik dunia yang menyebabkan tingginya tingkat kejadian gempa bumi, contoh pada
tahun 2012 terjadi 363 gempa di atas 5 skala richter, hal ini berpengaruh terhadap perencanaan,
pelaksanaan, operasionalisasi serta pemeliharaan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan
rakyat. Keenam, kesenjangan wilayah timur dan barat, Bappenas 2012 mencatat fakta bahwa
beberapa wilayah bahkan bertumbuh diatas pertumbuhan rata-rata nasional, tetapi KTI yang
begitu kaya akan sumberdaya alam, kelautan, mineral, dan hutan selama puluhan tahun hanya
menyumbang 18% dari perekonomian nasional. Hal ini bisa diakibatkan wilayah di bagian timur
Indonesia sangat kurang pembangunan infrastrukturnya. Ketujuh, pengendalian pembangunan
belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan rencana tata ruang, yang membawa implikasi
kerusakan alam, sebagai contoh terjadinya sedimentasi pada badan-badan air, terjadinya longsor,
dan daya tampung reservoir yang menurun secara signifikan.
Kedelapan, permasalahan utama di bidang maritim adalah kurang terpadunya perencanaan
pembangunan infrastruktur perhubungan laut dan penyeberangan maupun pengembangan kota
pesisir dengan pembangunan infrastruktur PUPR, terutama jalan dan sumber daya air. Kesembilan
sinergi Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam pembangunan infrastruktur pekerjaan umum
dan perumahan ranyat yang tercermin pada pola pengaturan, pembinaan, pembangunan dan
pengawasan masih perlu terus dilakukan perbaikan dan penataan yang intensif karena infrastruktur
merupakan urusan pemerintahan yang bersifat concurrent(dilaksanakan bersama oleh Pemerintah
dan Pemerintah Daerah) sesuai dengan batasan kewenangan pusat dan daerah. Sebagai
ilustrasi kemampuan Pemda, terutama dalam aspek pendanaan untuk melakukan operasi dan
pemeliharaan infrastruktur serta komitmen (political will) pemda yang masih harus ditingkatkan.
Terkait hal ini berdasarkan data Kementerian Keuangan pada tahun 2010 dari seluruh kabupaten
dan kota, realisasi belanja untuk urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang hanya mencapai
rata-rata 14,24 persen dari seluruh total belanja Pemerintah Daerah dan pada tahun 2012 justru
menurun hanya mencapai 13,95 persen, bahkan 38,57 persen diantaranya di bawah 10 persen.

1.2.1

Pengelolaan Sumber Daya Air


Potensi sumber air Indonesia sangat besar yaitu 3.9 triliun m3 namun yang baru
dimanfaatkan 13,8 milyar m3 atau 58 m3 perkapita yang dapat dikelola melalui
reservoir. Angka ini jauh lebih rendah dari Thailand (1.277 m3 perkapita dan satu tingkat
di atas Ethiopia (38 m3/Kapita).
Dalam aspek ketahanan energi, tahun 2019 diperkirakan kebutuhan tenaga listrik di
Indonesia mencapai 298 GWh (Sumber: RUKN 2010-2029). Total kapasitas terpasang
pembangkit nasional hingga Juni 2012 adalah sebesar 40.438 MW, 4.655 MW diantaranya
terdiri Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA, PLTM dan PLTMH). Untuk memenuhi kebutuhan
tenaga listrik nasional dalam rangka ketahanan energi tersebut, beberapa waduk yang

BAB 1 - PENDAHULUAN

19

dapat dikembangkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) diantaranya : Waduk
Karian, Jatigede, Jatibarang, Bajulmati, Bendo, Lolak, Kuwil, Karalloe, Tugu, Titab,
Marangkayu.
Selanjutnya kontribusi sektor irigasi terhadap produksi padi relatif besar yaitu 85%
terhadap total produksi padi nasional, namun apabila kerusakan jaringan irigasi tahun
2014 sebesar 16 persen dapat diatasi akan lebih meningkatkan kontribusi irigasi terhadap
produksi padi tersebut.
Namun demikian ke depan masih terdapat permasalahan-permasalahan diantaranya
pertama, dampak negatif perubahan iklim terhadap ketersediaan dan kualitas sumber
daya air yang terjadi karena dinamika masyarakat perlu dikelola dengan baik melalui
upaya mitigasi dan adaptasi. Perubahan iklim global yang disebabkan emisi gas rumah
kaca juga telah mengubah pola dan intensitas hujan dan menaikan permukaan laut
sehingga meningkatkan kerawanan kekeringan dan banjir. Kedua, masih terjadinya
kerusakan pada catchment area, perubahan pola hujan, erosi dan sedimentasi sangat
tinggi, peningkatan kejadian banjir dan kekeringan, tingginya pencemaran dan
rendahnya kualitas air, serta dampak perubahan iklim yang memerlukan mitigasi dan
adaptasi. Sebagai ilustrasi pengaruh perubahan iklim, peningkatan muka air laut akan
membawa perubahan pada garis pantai yang akan menimbulkan masalah dalam
kaitannya dengan perlindungan sarana dan prasarana sepanjang pantai dan batas
wilayah Negara. Ketiga, jaringan irigasi masih mengalami kerusakan, sehingga perlu
optimalisasi penurunan daerah irigasi dalam kondisi rusak kewenangan Pemerintah
Pusat dan dorongan kepada daerah untuk menurunkan daerah irigasi dalam kondisi
rusak kewenangan Pemerintah Daerah. Keempat, pembangunan waduk dan embung
sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber-sumber air masih banyak
hambatan, terutama disamping anggaran juga terkait dengan penanganan dampak
sosial dan pengadaan tanah.

20

BAB 1 - PENDAHULUAN

1.2.2

Penyelenggaraan Jalan
Kualitas infrastruktur jalan di Indonesia dalam mendukung konektivitas dan daya
saing saat ini berada pada tren yang cukup positif. Berdasarkan penilaian dari Global
Competitiveness Index, kualitas infrastruktur jalan menunjukkan peningkatan dari tahuntahun sebelumnya. Pada tahun 2013-2014, infrastruktur jalan mencatatkan peningkatan
dari nilai 3,4 pada tahun 2012-2013 menjadi 3,7 dari 7 pada tahun 2013-2014 dan berada
pada urutan ke -78 dari 148 negara. Perlu adanya terobosan dalam pelaksanaan
penyelenggaraan jalan untuk menjaga tren positif kualitas infrastruktur jalan di Indonesia
sehingga dapat mampu mencatatkan nilai yang lebih baik di tahun-tahun berikutnya.
Berikutnya adalah potensi mewujudkan kawasan yang memiliki efisiensi tinggi yang
tercermin antara lain dari ketersediaan dan kualitas infrastrukturnya yang akan menjadi
tujuan pewujudan integrasi ekonomi kawasan yang penerapannya mengacu pada
ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint yang disepakati oleh ASEAN Free Trade
Area (AFTA) yang akan diberlakukan mulai tahun 2015, di mana negara-negara ASEAN
dengan elemen aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal
akan lebih bebas. Hal ini berpotensi memberikan dorongan untuk peningkatan kualitas
tenaga kerja terampil dan ahli sektor konstruksi agar mampu bersaing dalam tataran
global.
Selain itu peran infrastruktur juga sangat besar dalam memberikan kontribusi terhadap
peningkatan daya saing perekonomian suatu negara, mengingat infrastruktur tidak
hanya berfungsi sebagai barang modal yang secara langsung dapat menghasilkan
produksi (Economic Directly Productive Capital) tapi juga barang modal yang menjadi
landasan bagi perekonomian yang secara tidak langsung dapat menghasilkan atau
meningkatkan proses produksi, seperti fasilitas transportasi dan irigasi (Economic
Overhead Capital), serta sebagai sarana penting bagi pemenuhan kebutuhan

BAB 1 - PENDAHULUAN

21

masyarakat yang secara tidak langsung bermanfaat dalam usaha menghasilkan atau
meningkatkan produksi (Social Overhead Capital).
Sebagai ilustrasi, infrastruktur jalan berperan sangat penting sebagai tulang punggung
(backbone) dalam pergerakan ekonomi dan daya saing nasional. Indonesia tidak
mungkin dapat keluar dari negara middle income trap apabila sarana dan prasarana
transportasi (termasuk jalan) sangat buruk.
Selain itu, pembangunan infrastruktur, termasuk jalan, merupakan salah satu formula
handal dalam percepatan peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengentasan
kemiskinan. Infrastruktur jalan membuka akses terhadap kesempatan kerja, pelayanan,
serta investasi. Selain itu, ketersediaan infrastruktur jalan dapat menjadi pendorong
perputaran/siklus kegiatan ekonomi, khususnya kegiatan ekonomi lokal.
Dukungan konektivitas nasional dalam penguatan daya saing masih menghadapai
beberapa kendala. Kendala yang paling dasar adalah kualitas daya saing infrastruktur
jalan yang masih rendah. Meskipun menunjukkan tren yang terus membaik, saat ini
kualitas infrastruktur jalan masih dinilai belum memuaskan, dengan hanya mencapai nilai
3,7 dari 7. Rendahnya kualitas infrastruktur jalan berimbas pada trip time (jam/100 km)
masih cukup tinggi yaitu 2,7 jam/100 km, jika dibandingkan dengan negara tetangga,
dimana 100 km dapat dicapai kurang lebih dalam 1-1,5 jam.
Indonesia tercatat masih belum bersahabat kepada dunia usaha, menurut laporan
World Bank, Posisi Indonesia dalam peringkat kemudahan berusaha (Rankings of the
Ease of Doing Business) hanya mampu menempati peringkat ke-120. Penilaian ini salah
satunya dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur dasar, khususnya transportasi, selain
indikator lain seperti prosedur dan administrasi. Hal ini tidak lepas dari tingginya biaya
logistik di Indonesia, tercapat rata-rata rasio biaya logistik terhadap PDB masih apda
kisaran 27%. Berdasarkan studi World Bank, skor logistic performance index (LPI) Indonesia
hanya mencapai 2,94 dan hanya menempati peringkat ke-53 pada tahun 2014.
Meskipun kondisi jalan nasional sudah mencapai tingkat kemantapan yang relatif
tinggi, kondisi jalan daerah belum mampu mendukung fungsi jalan nasional. Tingkat
kemantapan jalan daerah masih pada kisaran 70%. Padahal sebagai sebuah sistem
jaringan, jalan daerah memegang peran yang tidak kalah penting dari jalan nasional.
Di kawasan perkotaan juga terjadi kemacetan yang diakibatkan pertumbuhan
kapasitas jalan yang tidak mampu mengikuti pertumbuhan kendaraan bermotor.
Mengingat pada periode 2015-2020 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi,
diperkirakan kegiatan ekonomi akan meningkat dan mendorong pertumbuhan
pergerakan kendaraan bermotor. Tanpa adanya tindakan, hal ini dapat memperburuk
kondisi kemacetan di kawasan perkotaan.
Selain itu, backlog pengembangan jaringan jalan tol masih cukup tinggi, yang berakibat
pada expressway density rendah, yaitu sekitar 0,05 Km/1.000 penduduk. Pembangunan
jalan tol masih terhambat masalah pengusahaan, pengadaan lahan dan kelembagaan.
Disamping itu mutu dan kemantapan jalan belum seragam dan kerusakan jalan akibat
beban berlebih juga masih terjadi, sementara keselamatan jalan dan kelaikan fungsi
jalan dituntut untuk lebih ditingkatkan.

22

BAB 1 - PENDAHULUAN

1.2.3

Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman


Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) mengamanatkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat melalui
penyediaan akses air minum sebesar 100%, terwujudnya kota tanpa pemukiman kumuh
pada tahun serta pemenuhan sanitasi layak tahun 2020.
Selain itu pengembangan permukiman tidak sekedar sebagai pendukung sarana
kebutuhan kehidupan, tetapi merupakan proses bermukim manusia dalam
menciptakan ruang kehidupan untuk memasyarakatkan dirinya, dan menampakkan
jati diri, memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan dan pengentasan
kemiskinan karena memiliki multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi dan
wilayah, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta penciptaan lapangan
kerja.
Peran dan partisipasi aktif dari Pemerintah Daerah dalam hal pendataan, perencanaan,
pelaksanaan, hingga pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembanguan
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman masih bisa dioptimalkan. Sebagai
contoh, dukungan Pemerintah Daerah dalam pembangunan khususnya sarana dan
prasarana dasar terkait pembebasan tanah sangat besar, sehingga berpotensi untuk
diberdayakan dan ditingkatkan dalam kerangka sinergi pusat daerah.

BAB 1 - PENDAHULUAN

23

Namun demikian terdapat beberapa tantangan dan permasalahan diantaranya 70%


emisi gas rumah kaca berasal dari kawasan perkotaan, salah satunya berasal TPA Open
Dumping yang menghasilkan gas metana (CH4). Bangunan gedung menggunakan
40% dari energi global, dan menghasilkan emisi pada tahap konstruksi dan operasi.
Selain itu dalam aspek akses air minum masih perlunya peningkatan cakupan layanan
yang saat ini secara nasional sekitar 70 persen, penurunan kehilangan air, peningkatan
kualitas air minum, optimalisasi potensi pendanaan swasta, penerapan tarif full cost
recovery; optimalisasi penerapan Good Corporate Governance; peningkatan kualitas
dan kuantitas air baku, optimalisasi potensi masyarakat dan dunia usaha dalam
pengembangan SPAM serta pengembangan teknologi pengolahan air.
Selanjutnya terkait sanitasi, tantangan/permasalahan antara lain; (1) cakupan layanan
sanitasi nasional saat ini masih rendah yaitu sekitar 59,7 persen; (2) belum seluruh
masyarakat dapat menikmati akses sanitasi yang layak (sekitar 70 juta jiwa penduduk
Indonesia uang air besar sembarangan); (3) rendahnya kesadaran masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat; daerah belum memiliki dokumen perencanaan
sanitasi berkualitas; (4) perlunya peningkatan peran daerah terkait pengelolaan
sanitasi; (5) kesulitan penyediaan lahan yang layak dan sesuai dengan ketentuan teknis
pembangunan infrastruktur; dan (6) perlunya peningkatan manajemen aset.
Dalam penanganan permukiman kumuh ada beberapa tantangan/permasalahan
antara lain; (1) menurut Podes 2011 terdapat permukiman kumuh diperkotaan yang
relatif besar (1.975 kelurahan/desa, 78 kota dan 158 kabupaten, 5.560 lokasi kumuh
diperkotaan, serta jumlah penduduk di permukiman kumuh 27.387.677 jiwa dan jumlah
penduduk miskin di permukiman kumuh perkotaan sebanyak 415.626 KK); (2) perlunya
peningkatan peran daerah dalam pengentasan kawasan kumuh, saat ini sekitar 53
persen belum memiliki Perda bangunan gedung; dan (3) peningkatan jumlah rumah
tangga yang menempati rumah yang tidak layak huni belum seluruhnya didukung oleh
prasarana, sarana lingkungan dan utilitas umum yang memadai sehingga memicu
permukiman kumuh semakin meluas.

24

BAB 1 - PENDAHULUAN

1.2.4

Pembiayaan Perumahan
Beberapa peluang untuk pembiayaan perumahan antara lain: (1) sumber-sumber
pembiayaan yang dapat digalang dan dimanfaatkan melalui pelembagaan yang
terintegrasi masih terbuka (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, Tabungan
Perumahan, Dana Jangka Panjang); (2) Bank BTN sebagai bank untuk pembiayaan
perumahan; (3) Lembaga Keuangan Bank/ Lembaga Keuangan Bukan Bank (Koperasi/
Multifinance); (4) PT. SMF sebagai lembaga pembiayaan sekunder perumahan; (5)
penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) pembiayaan
perumahan; (6) pemanfaatan sumber dana di luar APBN/APBD; dan (7) perumahan
menjadi urusan wajib pemerintahan provinsi dan pemerintahan kota/kabupaten
Namun demikian terdapat beberapa permasalahan diantaranya adalah: (1) masih
terbatasnya bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR untuk memiliki Rumah
Sejahtera, termasuk masih terbatasnya skema/pola bantuan pembiayaan perumahan
(availability) bagi masyarakat berpenghasilan rendah; (2) masih rendahnya daya beli
atau kemampuan (affordability) MBR pada sektor perumahan, baik untuk membeli
rumah yang disediakan oleh pengembang maupun untuk meningkatkan kualitas
rumah yang sudah tidak layak huni; (3) relatif masih terbatasnya akses MBR ke lembaga
keuangan untuk mendapatkan KPR (accessibility); dan 4) terjadinya mismatch dalam
pembiayaan perumahan, akibat reaalatif sedikitnya ketersediaan dana murah jangka
pajang dalam pembiayaan perumahan (sustainability).

BAB 1 - PENDAHULUAN

25

1.2.5

Penyediaan Perumahan
Peran dan partisipasi aktif dari Pemerintah Daerah dalam hal pendataan, perencanaan,
pelaksanaan, hingga pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman masih bisa dioptimalkan. Sebagai contoh,
dukungan Pemerintah Daerah dalam pembangunan khususnya sarana dan prasarana
dasar terkait pembebasan tanah sangat besar, sehingga berpotensi untuk diberdayakan
dan ditingkatkan dalam kerangka sinergi pusat daerah. Disamping Pemerintah Daerah,
pelaku yang juga perlu diberdayakan adalah masyarakat dan dunia usaha, termasuk
BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur perumahan dan kawasan permukiman
yang selama ini belum didorong secara maksimal. Peran dunia usaha mestilah
dikembalikan sebagai investor yang efektif dan sebagai generator pengembangan
kawasan. BUMN harus didorong untuk dapat melaksanakan pelayanan kepada
masyarakat sekaligus membantu Pemerintah untuk menyelesaikan target-target yang
telah ditetapkan Sedangkan masyarakat, khususnya kelompok berpenghasilan rendah,
perlu diberdayakan secara terorganisir dan ditempatkan sebagai aktor penting
pembangunan.
Disisi lain terdapat tantangan dan permasalahan yaitu; (1) dukungan kebijakan bidang
perumahan dan kawasan permukiman belum memadai; (2 koordinasi dan kelembagaan
pembangunan perumahan kurang optimal ; (3) peran kontrol Pemerintah terhadap
harga lahan dan harga perumahan belum optimal; (4) efisiensi proses dan mahalnya
biaya perizinan untuk pembangunan perumahan kurang maksimal; (5) terbatasnya dan
mahalnya harga bahan bangunan untuk pembangunan perumahan; (6) pengawasan
dan pengendalian dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan masih kurang
maksimal; (7) masih tingginya backlog kepemilikan rumah dan (8) pengembangan dan
pemanfaatan teknologi untuk pembangunan perumahan perlu dikembangkan.

1.2.6

Pembinaan Industri Konstruksi Nasional


Menurut data BPS kontribusi sektor konstruksi terhadap PDB pada periode PDB Tahun
2007 2013 cukup signifikan, yaitu di tahun 2007 sebesar 7.72% sedang di tahun 2013
mencapai 9.99%. Angka pertumbuhan sektor kostruksi juga telah memberi kontribusi
yang relatif lebih besar dibanding rata-rata angka pertubuhan ekonomi. Di Tahun 2013,
angka pertumbuhan konstruksi sebesar 6,57 % dibanding angka rata-rata pertumbuhan
ekonomi Indonesia sebesar 5.7%. Tahun 2013 konstribusi sektor konstruksi terhadap
jumlah tenaga kerja yang diserap sebesar 6,04%. Terbesar adalah dari sektor pertanian,
perkebunan, perburuan dan perikanan sebesar 35.05% dan sektor perdagangan, rumah
makan dan jasa akomodasi sebesar 21.75%. (Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas). Selain itu konsep Competency Based Training (CBT) telah dikenal dan diterima
sebagai konsep pengembangan SDM ke depan. Juga telah ditandatanganinya
perjanjian ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) yang menghasilkan Mutual
Recognition Arrangement (MRA) di bidang Arsitektur dan Engineering yaitu saling
pengakuan keprofesionalan. Hal lain, adanya MRA terbuka kesempatan TK untuk
bekerja di Negara-Negara lain dalam lingkup ASEAN yang tertuang dalam perjanjian
AFAS Mode 4) serta adanya kerjasama multilateral dan regional(ASEAN-EU; ASEAN-AN;
IMT-GT; IMS-GT; BIMP-EAGA).

26

BAB 1 - PENDAHULUAN

Selain itu kawasan yang memiliki efisiensi tinggi tercermin


dari ketersediaan dan kualitas infrastrukturnya yang akan
menjadi tujuan pewujudan integrasi ekonomi kawasan
yang penerapannya mengacu pada ASEAN Economic
Community (AEC) Blueprint yang disepakati oleh ASEAN Free
Trade Area (AFTA) yang akan diberlakukan mulai tahun 2015,
yaitu negara-negara ASEAN dengan elemen aliran barang,
jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal akan
lebih bebas. Hal ini berpotensi memberikan dorongan untuk
peningkatan kualitas tenaga kerja terampil dan ahli sektor
konstruksi agar mampu bersaing dalam tataran global.
Disisi lain masih terdapat beberapa tantangan dan
permasalahan antara lain; (1) masih kurangnya pengaturan,
perangkat, kelembagaan maupun tata laksana pendukung
penerapan konstruksi berkelanjutan; (20 penguasaan
teknologi dan akses permodalan bagi Badan Usaha Jasa
Konstruksi kecil dan menengah belum maksimal; (3) data
base peralatan dan material konstruksi di tiap-tiap provinsi
secara lengkap belum dimilki; (4) meningkatnya persaingan/
kompetisi pada pasar kerja dampak dari globalisasi dan
pasar bebas (AFTA, ASEAN CHINA FREE TRADE, AFEC,
WTO) berimplikasi terhadap tuntutan kebutuhan tenaga
kerja yang berkualitas dan produktif dipasar kerja nasional
dan global; (5) peningkatan dukungan sektor konstruksi
terhadap hasil pembangunan infrastruktur nasional yang
berkualitas (Aman, Nyaman, Tahan Lama dan Berkelanjutan;
(6) kualitas sumber daya manusia Konstruksi Nasional masih
kurang maksimal, antara lain diindikasikan oleh minimnya
minat pengembangan kompetensi, prilaku yang tidak
profesional, lemahnya komunikasi dan penguasaan
Informasi dan Teknologi, dan lemahnya kemampuan
kerjasama tim dan manajemen kepemimpinan); (7) tuntutan
agar Standar Kompetensi Kerja Negara Indonesia (SKKNI)
senantiasa disesuaikan dengan tingkat perubahan dan
perkembangan teknologi dan metodologi dan tuntutan
penerapan Standar Kompetensi Kerja (SKK) sebagai acuan
penyusunan program pendidikan dan pelatihan serta
sertifikasi kompetensi kerja; (8) tuntutan masyarakat agar
lembaga pelatihan kerja pemerintah mampu menjadi
Centre of Excellence untuk menghasilkan tenaga kerja
kompeten; (9) belum terwujudnya link and match antara
lulusan lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan
dengan dunia kerja; (10) fungsi unit struktural pembina jasa
konstruksi daerah yang telah terbentuk belum efektif; (11)
forum Jasa Konstruksi kurang efektif; (12) permasalahan
pada proses sertifikasi, serta (13) masih kurangnya suplai
alat berat konstruksi.

BAB 1 - PENDAHULUAN

27

1.2.7

Penelitian dan Pengembangan


Penelitian dan pengembangan berperan sebagai Scientific Backbone dan sebagai
leader dalam bidang teknologi infrastruktur dan bertanggung jawab untuk memberikan
masukan dalam perumusan kebijakan dan penyelesaian masalah pembangunan
infrastruktur bidang sumber daya air, jalan dan jembatan serta permukiman dan
perumahan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Namun demikian terdapat beberapa tantangan/permasalahan diantaranya adanya
tuntutan penyediaan IPTEK siap pakai untuk: (1) meningkatkan akses masyarakat
terhadap upaya - upaya pengendalian pemanfaatan ruang termasuk mitigasi dan
adaptasi terhadap bencana; (2) meningkatkan efisiensi dan efektifitas pendayagunaan
air irigasi; (3) mengurangi kelangkaan air baku; (4) memperbaiki kualitas air baku
(aplikasi UU SDA); (5) menurunkan Biaya Operasional Kendaran (Aplikasi UU Jalan); (6)
meningkatkan kualitas lingkungan permukiman; (7) meningkatkan cakupan pelayanan
prasarana dasar (aplikasi UU SDA, UU Sampah); (8) pemanfaatan bahan lokal dan
potensi wilayah; (9) perlunya mempercepat proses standarisasi untuk menambah
jumlah SNI maupun pedoman di bidang bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil
untuk mengantisipasi semakin meningkatnya proteksi produk dan standar oleh negara
lain; (10) perlunya memperluas simpul-simpul pemasyaratkatan IPTEK PU, standar bahan
konstruksi bangunan dan rekayasa sipil termasuk memperluas kontribusi perguruan
tinggi, asosiasi dan media informasi; (11) perlunya memanfaatkan peluang riset insentif
(kegiatan riset yang didanai oleh Depdiknas) untuk meningkatkan pengalaman dan
keahlian para calon peneliti dan perekayasa sehingga dapat mengurangi kesenjangan
keahlian akibat zero growth; (12) dituntut untuk melakukan kerjasama dengan lembaga;embaga litbang internasional dalam rangka meningkatkan kompetensi lembaga
maupun sumber daya manusia litbang dalam mengantisipasi dampak pemanasan
dan perubahan iklim global, khususnya terhadap penyediaan dan kualitas pelayanan
infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat; dan (13) adanya tuntutan
Reformasi Birokrasi penyelenggaraan Litbangrap IPTEK.

1.2.8

Pengembangan Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia
aparatur merupakan bagian dari administrasi publik yang
berperan sangat strategis dan kritikal dalam pencapaian target-target pembangunan
infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kondisi ideal
yang diharapkan dari SDM aparatur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat adalah : independen dan netral; berkompeten; produktif; berintegritas;
berkesejahteraan; berorientasi pelayanan dan kinerja; dan akuntabel. Ke depan perlu
ada perubahan pola pikir (mindset) dari ASN yaitu dari dilayani menjadi melayani; dari
orientasi proses menjadi orientasi outcome; dari menunggu menjadi menjemput; dari
inkompeten menjadi kompeten; dari rumit dan tidak fleksibel menjadi sederhana; serta
dari koruptif menjadi bersih.
Terdapat beberapa tantangan dalam pengembangan sumber daya manusia: (1)
data kinerja yang menggambarkan hasil evaluasi kinerja pegawai sebagai dasar
pengembangan karir pegawai dan perencanaan pengembangan pegawai ke
belum terdata secara akurat, sangat kompleks dan belum terintegrasi secara benar;

28

BAB 1 - PENDAHULUAN

(2) sistem merit pengembangan SDM belum dipetakan secara baik dari awal karir
pegawai sampai dengan akhir menjabat. Indikasinya adalah dalam penempatan
pegawai kualifikasi keahlian dan keterampilan belum sesuai dengan jabatannya, hal
ini disebabkan pendidikan dan pelatihannya belum berbasis kompetensi dan belum
merupakan persyaratan jabatan; (3) pegawai Kementerian PUPR yang menduduki
jabatan struktural dalam 5 tahun ke depan relatif banyak yang akan pensiun yaitu
pejabat Eselon I s.d IV yang usianya melebihi 51 tahun sebanyak 304 orang atau
18.55% dari seluruh pegawai; (4) potensi dan kompetensi pegawai belum terpetakan
seluruhnya, sehingga penempatan aparatur belum the right man on the right place,
yang menyebabkan kinerja SDM belum maksimal; (5) pegawai masih berpikir dan
bertindak berdasarkan peraturan dan perundang-undangan, belum berjiwa wirausaha
sehingga kurang inovatif dan berdaya saing; (6) penerimaan dan penempatan calon
pegawai negeri sipil (CPNS) belum sepenuhnya berdasarkan pada analisis kebutuhan
dan kompetensi yang dibutuhkan organisasi; (7) Promosi dan Mutasi Jabatan belum
berdasarkan pada Standar Kompetensi dan Kualifikasi Jabatan yang dipersyaratkan
serta penilaian terhadap aparatur dengan basis kompetensi kinerja belum diterapkan
untuk seluruh aparatur Kementerian; (8) sistem remunerasi pegawai berbasis penilaian
kinerja dan penerapan sistem reward and punishment belum sepenuhnya diterapkan;
dan (9) Kuantitas SDM yaitu 25.000 (dua puluh lima ribu) orang dianggap sudah cukup,
namun banyak pejabat yang akan pensiun sedangkan staf pengganti dibawahnya
belum cukup matang, sehingga ini dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kinerja
organisasi.

BAB 1 - PENDAHULUAN

29

1.2.9

Pengembangan Infrastruktur Wilayah


Pengembangan wilayah merupakan strategi memanfaatkan dan mengkombinasikan
faktor internal berupa sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya
teknologi dengan faktor eksternal yang dapat berupa peluang dan ancaman yang
muncul seiring dengan interaksinya dengan wilayah lain. Melalui konsep pengembangan
wilayah dapat
memberikan kesejahteraan dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat yaitu memberikan kemudahan prasarana dan pelayanan logistik serta
menciptakan pusat-pusat produksi. Sedangkan dalam konteks jangka panjang dapat
mendorong pemanfaatan potensi sumber daya alam dan potensi pengembangan
lokal wilayah yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan
sosial masyarakat, termasuk pengentasan kemiskinan, serta upaya mengatasi kendala
pembangunan yang ada di daerah dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
berdasarkan arahan spasial tata ruang.
Namun demikian masih terdapat permasalahan yang mengemuka diantaranya; (1)
ketersedian lahan budi daya terbesar terdapat di wilayah Pulau Kalimantan dengan
31% dan terendah di wilayah Pulau Maluku dan Nusa tenggara dengan 4 % terhadap
nasional; (2) konversi lahan berupa pertambahan kawasan terbangun masih lebih
banyak terjadi di wilayah Jawa selama 2006-2011, yakni mencapai 194,3 ribu Ha per
tahun, Sumatera 125,2 ribu Ha, Kalimantan 32 ribu Ha, Sulawesi 16 ribu Ha , Maluku 5 ribu
Ha , Papua dan Nusa Tenggara dengan 7 ribu Ha per tahun; (3) kepadatan pendudduk
di Pulau Jawa-Bali merupakan yang tertinggi dengan kepadatan rata-tara diatas 500
Jiwa/Km2; (4) secara spasial wilayah dengan proporsi penduduk miskin yang tinggi
terdapat di wilayah Papua dan Nusa Tenggara (diatas 30%) sementara terendah
di Kalimantan (dibawah 10%); (5) distribusi ekonomi wilayah Jawa Bali mendominasi
hingga mencapi 58.8% terhadap nasional, Sumatera 23% dan Kalimantan 9.3% sisanya
kurang dari 10%; (6) keterpaduan antar program/antar sektor yang berbeda sumber
pendanaannya masih belum optimal; (7) akses ke kawasan terpencil/tertinggal/daerah
perbatasan dan akses ke oulet/pemasaran masih sangat terbatas; (8) pemanfaatan
Rencana Tata Ruang sebagai alat keterpaduan pembangunan (wilayah/sektoral)
belum efektif digunakan; (9) pengelolaan pembangunan di daerah dalam menunjang
pengembangan wilayah masih belum optimal dilakukan; serta (10) kesenjangan antar
wilayah perkotaan dan perdesaan makin meningkat dengan indikasi hampir seluruh
fasilitas terakumulasi di kawasan perkotaan, sehingga cenderung menimbulkan arus
urbanisasi.

1.2.10 Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Saat initerdapattuntutan masyarakat untuk menghapuskan praktik KKN yang telah
berlangsung lama membuat pemerintah bertekad untuk melakukan pemberantasan
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di segala bidang pemerintahan agar tercipta
pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Penghapusan KKN tersebut apabila
terpenuhi maka akan berpotensi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik,
transparan dan akuntabel. Selain itu adanya keiinginan mengurangi kebocoran,
meningkatkan kualitas infrastruktur dan mengayomi pelaksana yang telah bekerja

30

BAB 1 - PENDAHULUAN

dengan baik dan benar. Juga adanya dukungan Sistem Akuntansi dan IT Based System
dalam mendukung pengawasan dan pengendalian di lingkungan Kementerian PU.
Beberapa tantangan dan permasalahan dalam aspek pengendalian dan pengawasan,
diantaranya adalah 1) pembangunan sarana dan prasarana bidang PU dan perumahan
rakyat perlu untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik; 2)
koordinasi penyelenggaraan infrastruktur oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
masih lemah yang berdampak pada ketidak jelasan status aset; 3) belum maksimalnya
pelaporan gratifikasi sebagai tindak lanjut atas komitmen penerapan gratifikasi; dan 4)
perlunya seluruh unit kerja menerapkan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
melalui Manajemen Resiko sesuai Instruksi Menteri PU No. 2/IN/M/2011.
.

1.2.11 Dukungan Manajemen, Sarana dan Prasarana


Proses rekrutmen PNS yang sudah mengikuti pola yang diarahkan Kemenpan RB.
Selanjutnya perkembangan dan kemajuan teknologi Informasi dan komunikasi makin
meningkat dan berpengaruh positif pada sistim kinerja pegawai sejalan dengan Reformasi
Birokrasi sejak 2004 yang terus diperbaiki sistemnya. Selain itu adanya pengamanan dan
perkuatan hak atas aset tanah di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yang belum
bersertifikat. Juga diterbitkannya peraturan, perundangan dan reguliasi yang terus diupdate sesuai dengan konidisi kekinian pengelolaan barang milik negara termasuk juga
adanya kerjasama antarkementerian antarpihak dalam pengelolaan BMN kementerian
PU.
Tantangan yang dihadapi adalah perlunya peningkatan penataan aset barang milik
negara, akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pembangunan, keterbukaan
informasi publik, pemeliharaan citra positif Kementerian, peningkatan layanan sarana
dan prasarana Kementerian, serta meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap
layanan publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang baik.

BAB 1 - PENDAHULUAN

31

BAB

VISI, MISI, TUJUAN


DAN SASARAN STRATEGIS

BAB 2

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

2.1 VISI
Untuk mewujudkan pembangunan visi pembangunan nasional tahun 2015-2019 menjadi Indonesia
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong melalui pembangunan
nasional yang lebih cepat, kuat, inklusif serta berkelanjutan, maka Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat menjabarkan visi pembangunan nasional tersebut ke dalam visi. misi, tujuan
dan sasaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai dengan peran, tugas
dan fungsinya serta dengan mempertimbangkan pencapaian pembangunan bidang Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat periode tahun 2010-2014, potensi dan permasalahan, tantangan
utama pembangunan yang dihadapi lima tahun kedepan serta sasaran utama dan arah kebijakan
pembangunan nasional dalam RPJMN tahun 2015 .
Oleh karena itu visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015-2019 adalah
TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT YANG HANDAL
DALAM MENDUKUNG INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN
BERLANDASKAN GOTONG ROYONG

34

BAB 2 - VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang handal diartikan sebagai tingkat dan
kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan rakyat yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung kesehatan
masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan
yang berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera.
Infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang handal secara lebih rinci diperlukan
untuk mendukung agenda prioritas nasional antara lain untuk meningkatkan produktivitas rakyat
dan daya saing di pasar internasional; mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik; membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis dan terpercaya; membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; mewujudkan keamanan nasional yang
mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; serta
untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara

BAB 2 - VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

35

2.2 MISI
Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang merupakan rumusan upayaupaya yang akan dilaksanakan selama periode Renstra 2015 2019 dalam rangka mencapai visi
serta mendukung upaya pencapaian target pembangunan nasional, berdasarkan mandat yang
diemban oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat sebagaimana yang tercantum di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja,
amanat RPJMN tahap ketiga serta perubahan kondisi lingkungan strategis yang dinamis adalah
sebagai berikut :
1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber daya maritim untuk
mendukung kedaulatan pangan, ketahanan air, dan ketahanan energi, guna menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi
2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas guna
meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan
daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan
dan maritim;
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk
mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup
manusia Indonesia sejalan dengan prinsip infrastruktur untuk semua.
4. Mempercepat pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat secara
terpadu dari pinggiran untuk mendukung keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama
di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI;
5. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi untuk mendukung fungsi manajemen meliputi
perencanaan yang terpadu, pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan
pengawasan yang ketat.

2.3 TUJUAN
Tujuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan rumusan kondisi yang
hendak dituju diakhir periode perencanaan yang merupakan penjabaran dari visi serta dilengkapi
dengan rencana sasaran strategis yang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran nasional
yang tertuang dalam RPJMN tahun 2015-2019, secara umum adalah menyelenggarakan infrastrukutur
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan,
serta kualitas dan cakupan pelayanan yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung
kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta
berkelanjutan yang berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera.
Lebih lanjut di jabarkan sebagai berikut:

36

BAB 2 - VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

1. Menyelenggarakan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang


terpadu dan berkelanjutan dalam mendukung keseimbangan pembangunan antardaerah,
terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam
kerangka NKRI
2. Menyelenggarakan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk
mendukung kedaulatan pangan, ketahanan air, dan ketahanan energy guna menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi
3. Menyelenggaraan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk
konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik
nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan
konektivitas daratan dan maritime
4. Menyelenggarakan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk
mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan kualitas hidup manusia
Indonesia sejalan dengan prinsip infrastruktur untuk semua.
5. Menyelenggarakan tata kelola pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat
yang efektif, efiesien, transparan dan akuntabel untuk mendukung terwujudnya Indonesia yang
berdaulat dan mandiri, dan berkepribadian.

2.4 SASARAN STRATEGIS


Goals Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (dampak/Impact pada level
stakeholders) yang dalam hal ini merupakan kondisi yang mencerminkan dampak dari pengaruh hasil
sasaran-sasaran strategis (outcome/ impact pada level customer yang dilayani) yaitu meningkatnya
kehandalan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan
pangan, ketahanan air, dan ketahanan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan
infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antardaerah, antar sektor dan antar tingkat
pemerintahan sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat.
Sementara sasaran strategis (outcome/Impact pada level customers) dalam hal ini merupakan kondisi

yang hendak dicapai secara nyata oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
sebagai penjabaran dari tujuan yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil
(outcome) satu atau beberapa program. Sasaran-sasaran strategis tersebut digambarkan dalam
sebuah peta strategi sebagai petunjuk jalan untuk mencapai visi.
Adapun peta strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat lihat pada
Gambar 2.1.

BAB 2 - VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

37

Gambar 2.1
Peta Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Kemudian agar kebutuhan customers dapat terpenuhi maka diperlukan upaya-upaya internal
proses yang harus dilakukan dengan baik, yaitu agar:
1.
2.
3.
4.

6.
7.

Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan penganggaran


Meningkatnya ketahanan air.
Meningkatnya kehandalan jalan nasional
Meningkatnya cakupan pelayanan dasar dan akses permukiman yang layak
Meningkatnya penyediaan dan pembiayaan perumahan.
Meningkatnya kapasitas dan pengendalian kualitas konstruksi nasional.
Meningkatnya pengendalian dan pengawasan internal.

Untuk menjamin terlaksananya proses internal yang efektif dan efisien guna memenuhi harapan
stakeholders dan customers tersebut diatas maka diperlukan upaya-upaya pengelolaan sumber
daya organisasi melalui proses learning and growth, yang meliputi :

38

BAB 2 - VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

1. Meningkatnya sumber daya manusia yang kompeten dan berkepribadian


Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas,
3. Meningkatnya kualitas inovasi teknologi terapan bidang pekerjaan umum dan perumahan
rakyat.
4. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik, serta sarana
dan prasarana.
Selanjutnya keterkaitan antara tujuan dan sasaran strategis adalah sebagai berikut:
A. Tujuan 1:

Menyelenggarakan pembangunan pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang


terpadu dan berkelanjutan dalam mendukung keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan
perdesaan, akan dicapai melalui sasaran strategis:
1. Meningkatnya keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan rakyat antardaerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan

Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan


penganggaran..

3. Meningkatnya kapasitas dan pengendalian kualitas konstruksi nasional.


B.

Tujuan 2:

Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung kedaulatan pangan, ketahanan air, dan ketahanan energi
guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonom, akan dicapai melalui sasaran strategis:
1. Meningkatnya dukungan kedaulatan pangan dan ketahanan energi
2. Meningkatnya ketahanan air.

C. Tujuan 3:

Menyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan


rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan
pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup
global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim, akan
dicapai melalui sasaran strategis:
1. Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing

D. Tujuan 4:

Meningkatnya kehandalan jalan nasional

Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan


rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan
kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip infrastruktur untuk semua,
akan dicapai melalui sasaran strategis:

BAB 2 - VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

39

1. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan perumahan


2. Meningkatnya cakupan pelayanan dan akses permukiman yang layak
3. Meningkatnya penyediaan dan pembiayaan perumahan
E.

Tujuan 5:

Menyelenggarakan tata kelola pembangunan bidang pekerjaan umum dan


perumahan rakyat yang efektif, efiesien, transparan dan akuntabel untuk mendukung
terwujudnya Indonesia yang berdaulat dan mandiri, dan berkepribadian, akan
dicapai melalui sasaran srategis:
1. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan internal
2. Meningkatnya sumber daya manusia yang kompeten dan berkepribadian
3. Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas
4. Meningkatnya kualitas inovasi teknologi terapan bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat
5. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi
publik, serta sarana dan prasarana

40

BAB 2 - VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

BAB 2 - VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

41

42

BAB 2 - VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

BAB

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI,


KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN

BAB 3

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA


REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL


Pembangunan jangka panjang nasional ditetapkan
dalam UU No 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005
2025 yang kemudian dijabarkan ke dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
RPJMN yang saat ini telah sampai pada tahap ketiga,
diarahkan untuk mempersiapkan proses tinggal
landas menuju masyarakat Indonesia yang mandiri,
maju, adil dan makmur, yaitu dengan memantapkan
pembangunan yang menyeluruh di berbagai bidang
dengan menekankan pencapaian pada daya saing
kompetitif, perekonomian berdasarkan keunggulan
sumber daya alam dan sumber daya manusia
berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang terus meningkat.

44

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

Gambar 3.1
Tahapan Pembangunan Nasional

Strategi pembangunan nasional selama 5 (lima) tahun ke depan sebagaimana yang tercantum
dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tetang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 berdasarkan kepada :
A. Norma Pembangunan, meliputi antara lain: (1) membangun untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia dan masyarakat; (2) setiap upaya meningkatkan kesejahteran, kemakmuran,
produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar yang dapat merusak
keseimbangan pembangunan; (3) aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan
daya dukung lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
B. Dimensi Pembangunan;
1.

Dimensi pembangunan manusia dan masyarakat. Pembangunan mental dan karakter


menjadi salah satu prioritas utama pembangunan, tidak hanya di birokrasi tetapi juga pada
seluruh komponen masyarakat.

2.

Dimensi pembangunan sektor unggulan. Hal ini meliputi kedaulatan pangan, kedaulatan
energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan, dan pariwisata dan industri.
Terkait dengan kedaulatan pangan, Indonesia mempunyai modal untuk memenuhi
kebutuhannya, agar tidak tergantung kepada negara lain. Potensi sumber daya air yang
besar dan terbarukan dapat dimanfaatkan untuk mendukung pemenuhan ketahanan
energi dan ketenagalistrikan, sedangkan potensi kemaritiman dan kelautan harus dapat
dimanfaatkan secara optimal. Potensi keindahan alam dan keanekaragaman budaya
yang unik merupakan modal pengembangan pariwisata nasional, sedangkan potensi
industri untuk penciptaan nilai tambah.

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

45

3.

Dimensi pemerataan dan kewilayahan. Pembangunan harus meminimalkan kesenjangan,


baik antar kelompok pendapatan, maupun antar wilayah, serta untuk mengurangi jumlah
penduduk miskin dengan prioritas pada wilayah desa, wilayah pinggiran, luar Jawa, dan
Kawasan Timur.

C. Kondisi sosial, politik, hukum, dan keamanan yang stabil. Hal ini meliputi kepastian dan
penegakan hukum, keamanan dan ketertiban, politik dan demokrasi, serta tatakelola dan
reformasi birokrasi.
D. Quickwins. Quickwins dilakukan agar ouput pembangunan segera dapat terwujud dan
dirasakan hasilnya dan sekaligus dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat.

Gambar 3.2.
Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019

46

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1.1

Arah Kebijakan Utama Pembangunan Wilayah Nasional


Arah kebijakan utama pembangunan wilayah nasional difokuskan untuk mempercepat
pemerataan pembangunan antar wilayah. Oleh karena itu, diperlukan arah
pengembangan wilayah yang dapat mendorong transformasi dan akselerasi
pembangunan wilayah KTI, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan
Papua, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan
Sumatera.
Arah Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis adalah percepatan pengembangan
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama di Luar Jawa (Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua) dengan memaksimalkan keuntungan aglomerasi,
menggali potensi dan keunggulan daerah dan peningkatan efisiensi dalam penyediaan
infrastruktur. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral
dan regional. Setiap wilayah akan mengembangkan potensi dan keunggulannya,
melalui pengembangan industri manufaktur, industri pangan, industri maritim, dan
pariwisata.
Untuk Kawasan Strategis Nasional, sasaran pembangunan periode 2015-2019 adalah
berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di masing-masing pulau dengan
memanfaatkan potensi dan keunggulan daerah, yaitu di antaranya: 15 KEK, 14 Kawasan
Industri Baru, 4 KPBPB dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah pinggiran.
Dengan demikian diharapkan secara bertahap terjadi pengurangan kesenjangan
pembangunan wilayah antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur
Indonesia (KTI). Hal ini diharapkan adanya peningkatan kontribusi Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) di Pulau Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Bali dan Nusa
Tenggara dengan sasaran kontribusi PDRB KTI dari sekitar 20 persen (2014) menjadi
minimal 22 persen pada tahun 2019, sehingga diharapkan kondisi tersebut dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di KTI.
Upaya tersebut perlu disertai dengan pemberian captive budget APBN belanja
modal untuk percepatan pembangunan KTI, sehingga pembangunan infrastruktur di
kawasan timur dapat mendorong investasi lebih cepat. Selain itu untuk pemerataan
pembangunan antar wilayah, pembangunan daerah diarahkan untuk: menjaga
momentum pertumbuhan wilayah Jawa-Bali dan Sumatera bersamaan dengan
pembangunan KTI melalui peningkatan kinerja pusat-pusat pertumbuhan wilayah
di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua; menjamin pemenuhan
pelayanan dasar di seluruh wilayah bagi seluruh lapisan masyarakat; mempercepat
pembangunan daerah tertinggal dan kawasan perbatasan; membangun kawasan
perkotaan dan perdesaan; mempercepat penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah;
dan mengoptimalkan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah.
Selain itu, kerjasama ASEAN dengan negara-negara mitra, kerjasama ekonomi dalam
kerangka Indian Ocean Rim Association (IORA), yang ditujukan untuk memperjuangkan
kepentingan ekonomi nasional, yang antara lain dititikberatkan untuk mendorong
pengembangan kawasan perbatasan negara yang selama ini dianggap sebagai
pinggiran negara, diarahkan menjadi halaman depan negara yang berdaulat,
berdaya saing, dan aman. Pendekatan pembangunan kawasan perbatasan terdiri
dari: pendekatan keamanan (security approach), dan pendekatan peningkatan
kesejahteraan masyarakat (prosperity approach), yang difokuskan pada 10 Pusat

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

47

Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dan 187 Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri) di 41
Kabupaten/Kota dan 13 Provinsi.
Sasaran pembangunan kawasan perbatasan pada tahun 2015-2019 adalah
berkembangnya 10 PKSN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, simpul utama transportasi
wilayah, pintu gerbang internasional/pos pemeriksaan lintas batas kawasan perbatasan
negara, dengan 16 PKSN lainnya sebagai tahap persiapan pengembangan;
Selanjutnya untuk pengembangan kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai
upaya pengurangan kesenjangan antarwilayah. Sementara itu, sasaran pembangunan
desa dan kawasan perdesaan termasuk di kawasan perbatasan, daerah tertinggal,
kawasan transmigrasi, dan pulau-pulau kecil terluar adalah untuk mengurangi jumlah
desa tertinggal sampai 5.000 desa dan meningkatkan jumlah desa mandiri sedikitnya
2.000 desa.

3.1.2

Agenda Prioritas Nasional


Untuk menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi,
dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas yang
disebut NAWA CITA, yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Sesuai dengan visi pembangunan Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, pembangunan nasional 2015-2019
akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama yang mencakup:

48

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

1. Sasaran Makro: meliputi pembangunan manusia dan masyarakat serta ekonomi


makro.
2. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat:
meliputi kependudukan
dan keluarga berencana; pendidikan; kesehatan; kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan; serta perlindungan anak.
3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan: meliputi kedaulatan kangan; ketahanan
energi; maritim dan kelautan; pariwisata dan industri manufaktur; serta ketahanan
air, infrastruktur dasar dan konektivitas.
4. Sasaran Dimensi Pemerataan: meliputi penurunan kesenjangan antar kelompok
ekonomi; seta peningkatan cakupan pelayanan dasar dan akses terhadap ekonomi
produktif masyarakat kurang mampu.
5. Sasaran Pembangunan Wilayah
pembangunan antar wilayah.

dan

Antarwilayah:

meliputi

pemerataan

6. Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan: meliputi politik dan demokrasi;
tata kelola dan reformasi birokrasi; penguatan tata kelola pemerintah daerah; serta
pertahanan dan keamanan.

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

49

3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN


BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Secara umum arah kebijakan dan strategi pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan
rakyat tahun 2015-2019 dalam rangka pencapaian kehandalan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan rakyat untuk mewujudkan ketahanan air, kedaulatan pangan, ketahanan energi;
konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan infrastruktur dasar; serta keterpaduan dan
keseimbangan pembangunan antardaerah antar sektor dan antar tingkat pemerintahan adalah
arah kebijakan keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat beserta strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam
mendukung agenda pembangunan nasioal.

3.2.1

Arah Kebijakan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Wilayah


Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Untuk meningkatkan keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat antardaerah, antarsektor dan antartingkat pemerintahan,
arah kebijakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah
menterpadukan perencanaan, pemrograman dan penganggaran pembangunan
infrastruktur wilayah bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat baik antarsektor,
antarwilayah, antartingkat pemerintahan, maupun fungsi, lokasi, waktu, besaran serta
anggaran; menterpadukan pembangunan infrastruktur wilayah bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat dengan pengembangan berbagai kawasan strategis;
serta menterpadukan pembangunan infrastruktur dengan pengembangan berbagai
kawasan di dalam perkotaan/metropolitan sehingga menjadi kawasan yang hijau,
cerdas dan berkelanjutan, serta memiliki keterkaitan dengan pengembangan kawasan
perdesaan seperti agropolitan.
Pembangunan infrastruktur wilayah bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat
diarahkan juga untuk mendukung kebijakan utama pembangunan wilayah nasional
yaitu untuk mempercepat pengurangan kesenjangan pembangunan antarwilayah
khususnya kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan
Kawasan Timur Indonesia (KTI), sehingga diharapkan dapat mendorong transformasi
dan akselerasi pembangunan wilayah KTI, yang meliputi Sulawesi, Kalimantan, Maluku,
Nusa Tenggara dan Papua, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di
Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera serta menjaga agar tidak ada kesenjangan baru
pada daerah tertinggal.
Pertumbuhan ekonomi pada pulau-pulau/kepulauan di Indonesia dan kontribusinya
pada PDB Nasional seperti tampak pada gambar berikut di bawah ini, menggambarkan
perlunya peran pemerintah untuk menterpadukan pembangunan melalui pendekatan
wilayah guna mengurangi secara signifikan disparitas dan mendorong pertumbuhan
ekonomi wilayah.

50

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

Gambar 3.3. Sebaran pertumbuhan ekonomi pada pulau-pulau/ kepulauan

9.8

6.74
7.80

4.40

6.40

6.10

4.50

Sumber : RPJMN 2015-2019

Diperlukan peran pemerintah untuk


menterpadukan pembangunan melalui
pendekatan wilayah guna mengurangi
secara signifikan disparitas dan mendorong
pertumbuhan ekonomi wilayah

Pertumbuhan
Ekonomi

PULAU /
KEPULAUAN

KONTRIBUSI PADA PDB


NASIONAL
EKSISTING

TARGET

1. SUMATERA

23,80 %

24,6%

2. JAWA- BALI

58,00 %

55,1%

3. KALIMANTAN

8,70 %

9,6%

4. SULAWESI

4,80 %

5,2%

5. NUSA
TENGGARA

1,27 %

1,31%

6. MALUKU

0,28 %

0,31%

7. PAPUA

1,90 %

2,6%
13

Sumber : RPJMN 2015-2019

Selaras dengan kebijakan pengembangan wilayah dalam RPJMN 2015-2019, Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan mendukung melalui keterpaduan
pembangunan infrastruktur wilayah bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat
dengan mempertimbangkan sasaran utama dan sasaran pokok Nasional untuk :
1. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi sebagai penggerak utama
pertumbuhan (engine of growth) dalam rangka percepatan dan perluasan
pengembangan ekonomi di masing-masing pulau dengan memanfaatkan potensi
dan keunggulan daerah terutama untuk pengembangan pangan; energi; pariwisata
dan industri agar dapat meningkatkan nilai tambah; kemaritiman (kelautan)
dengan memanfaatkan sumber daya kelautan dan jasa maritim, yaitu peningkatan
produksi perikanan;pengembangan energi dan mineral kelautan; pengembangan
kawasan wisata bahari, industri maritim dan perkapalan,yang antara lain meliputi
pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Indusri, Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas, serta pusat-pusat pertumbuhan sebagai penggerak
ekonomi daerah pinggiran lainnya. Namun karena keterbatasan dana pemerintah,
maka tidak semua wilayah dapat dikembangkan pada saat yang bersamaan,
dipilih pusat-pusat pertumbuhan yang mempunyai komoditas prospektif (nilai
tambah tinggi dan menciptakan kesempatan kerja tinggi), terutama yang berada

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

51

di masing-masing koridor ekonomi serta pada pengembangan kawasan pesisir


yang mempunyai sumber daya kelautan dan jasa maritim.
2. Pengembangan Kawasan Strategis Nasional, Kawasan Perkotaan dengan
pembangunan Kawasan Perkotaan Metropolitan baru, peningkatan efisiensi
pengelolaan Kawasan Perkotaan Metropolitan yang sudah ada saat ini, serta
mewujudkan optimalisasi peran
kota otonom berukuran sedang sebagai
penyangga (buffer) urbanisasi, serta membangun kota baru publik yang mandiri
dan terpadu sebagai sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di terpadu di sekitar
kota atau kawasan perkotaan, serta Kawasan Perdesaan dengan pembangunan
desa dan kawasan perdesaan
3. Peningkatan keterkaitan pembangunan kota desa, dengan perkuatan pusat
pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW).
4. Pengentasan daerah tertinggal dalam rangka mengurangi kesenjangan antar
wilayah
5. Pengembangan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) sebagai pusat
pertumbuhan dikembangkan ekonomi kawasan perbatasan Negara yang dapat
mendorong pengembangan kawasan sekitarnya dalam rangka mewujudkan
kawasan perbatasan sebagai halaman depan negara yang berdaulat, berdaya
saing, dan aman
6. Peningkatan implementasi pelaksanaan SPM di daerah
7. Pelaksanaan sinergitas perencanaan dan penganggaran kewenangan pusat
dengan kewenangan daerah
8. Pelaksanaan koordinasi antara pusat dan daerah
9. Pengurangan indeks risiko bencana pada kabupaten/kota sasaran yang memiliki
indeks risiko bencana tinggi, baik yang berfungsi sebagai PKN, KSN, PKW, KEK,
Kawasan Industri maupun kawasan pusat pertumbuhan lainnya
Keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat yang perlu didukung oleh Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat tersebut dibagi menurut wilayah Pulau/Kepulauan yang
dikelompokkan ke dalam beberapa tipe wilayah pengembangan strategis yang di
dalamnya melingkupi kawasan perkotaan, kawasan industri, dan kawasan maritim
berdasarkan terutama tema lokal, daya dukung dan daya tampung, lingkungan fisik
terbangun, serta Nawacita dan RPJMN, yang secara umum sebagai berikut :

52

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

Gambar 3.4. Wilayah Pengembangan Strategis

1. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu :



Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api; Metro MedanTebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru;Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang;MalangSurabaya Bangkalan; Yogyakarta-Solo-Semarang; Balikpapan-Samarinda-Maloy;
Manado-Bitung-Amurang; Makassar-Pare Pare-Mamuju
2. WPS Pertumbuhan Terpadu :

Kemaritiman Ternate-Sofifi-Morotai; Ambon-Seram
3. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Kemaritiman :

Batam-Bintan-Karimun; Jambi-Palembang-Bangka Belitung (Pangkal Pinang)
4. WPS Konektivitas Keseimbangan Pertumbuhan Terpadu :

Jakarta Bogor-Ciawi-Sukabumi;Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi
5. WPS Konektivitas dan Pusat Pertumbuhan Wisata :

Denpasar-Padang Bay
6. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang :

Sibolga-Padang-Bengkulu;Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang;Banjarmasin-Batulicin-

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

53

Palangkaraya; Ketapang-Pontianak-Singkawang-Sambas; Gorontalo-Bolaang


Mongondow; Palu-Banggai; Sorong-Manokwari; Manokwari-Bintuni
7. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang dan Hinterland :

Sabang-Banda Aceh-Langsa
8. WPS Pusat Pertumbuhan Baru, Hinterlan dan Perbatasan :

Jayapura-Merauke
9. WPS Pertumbuhan Baru :

Tanjung Lesung-Sukabumi-Pangandaran-Cilacap; Mamuju-Mammasa-TorajaKendari;
10. WPS Pertumbuhan Baru dan Perbatasan :

Kupang-Atambua
11. WPS Pusat Pertumbuhan Wisata dan hinterlan :

Pulau Lombok
12. WPS Pertumbuhan Terpadu Baru dan wisata :

Labuan Bajo-Ende
13. WPS Pertumbuhan Wisata dan Hinterlan :

Pulau Sumbawa
14. WPS Perbatasan :

Temajuk-Sebatik
15. WPS Aksesabilitas Baru :

Nabire-Enarotali-(Ilaga-Timika)-Wamena
16. WPS Pulau Pulau Kecil Terluar
Dari seluruh wilayah pengembangan strategis tersebut secara umum dukungan
masing-masing sektor di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
terhadap pengembangan wilayah, dapat diilustrasikan sebagai berikut : Infrastruktur
SDA Mendukung Ketahanan Pangan, antara lain irigasi dan waduk di kawasan MIFFE
Papua, Penyediaan Air Baku di Perkotaan dan Kawasan Industri, Penanganan Banjir,
Fungsional Jalan dan Jembatan untuk mencegah sedimentasi, erosi, banjir, ekonomi
domestik berbasis peternakan, antara lain di Kebar, Bintuni (Papua), NTT), Sektor Maritim,
antara lain Tambak Garam di Pantura Jawa dan Madura, serta perikanan budidaya
di Sulawesi Selatan, Kota Cerdas yang Produktif, terutama di kawasan perkotaan
metropolitan dan kota besar, misalnya dalam penerapan sistem peringatan dini berbasis
sensor &teknologi, prediksi banjir dan genangan, prediksi longsor, dll, Ketahanan Energi
melalui pemanfaatan potensi hydropower (PLTA), terutama di sungai-sungai besar
seperti Mamberamo , pengelolaan sumberdaya air di kawasan hulu yang terintegrasi
dengan hilir berbasis penataan ruang, terutama melalui upaya pengendalian (perizinan,
zoning, insentif dan sanksi/law enforcement)
Infrastruktur Bina Marga mendukung penguatan Konektivitas Nasional, terutama
Konektivitas Intra Island, peningkatan Akses di Kawasan Perbatasan, Terpencil dan
Terisolir dalam rangka Pengentasan Kemiskinan dan Peningkatan Ketahanan Nasional,
peningkatan akses ke/dari Daerah Tertinggal dan Pusat-Pusat Pertumbuhan di Luar

54

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

Jawa dalam rangka Pemerataan dan Pengentasan Kemiskinan, peningkatan akses


ke/dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri dan Pelabuhan, peningkatan
Daya Saing Ekonomi, Keterkaitan Kawasan Perdesaan dan Kawasan Perkotaan dalam
Rangka Pemerataan Pembangunan Ekonomi, Keberhasilan Kota Hijau (Green City)
dan Kota Cerdas (Smart City), Sektor Maritim dan Kelautan Terutama Ruas-Ruas Jalan
pada Koridor Transportasi Darat (Pelabuhan ASDP, dan Terminal Tipe A) misalnya: Jalan
Maesa (Lintas Utara Sulawesi) mendukung Terminal Tipe A Liwas, Manado; Ruas MamehWindesi-Ambuni-Tandia-Your (Lintas Utara Papua Barat) mendukung Pelabuhan Sorong;
Lintas Flores mendukung Terminal Angkutan Lintas Batas Negara (ALBN) Kefamenanu.
Infrastruktur Permukiman dan Perumahan mendukung kota metropolitan Kawasan
Strategis Nasional (KSN) dan kota besar untuk meningkatkan daya saing wilayah
seperti di Jabodetabek, Mamminasata, Sarbagita, Mebidangro, Cekungan Bandung,
Kedungsepur,kota pantai mendukung pengembangan sektor maritim seperti di
Semarang, Ambon, Sibolga, dll, kawasan perkotaan mendukung kota cerdas dalam
rangka peningkatan produktivitas, daya saing, layak huni, efektivitas dan efisiensi di 142
kota hijau, kota perbatasan (PKSN) mempercepat pembangunan dari kawasan pinggiran
seperti Perbatasan Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua, Kawasan Kumuh
untuk MBR yang terpadu dengan Perumahan (antara lain pembangunan Rusunawa,
Rusunami, Rumah Khusus, dll), pengembangan kota baru di Wilayah Pengembangan
Strategis (WPS) mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing
seperti di Tanjung Selor, Sei Mangkei, Kawasan MBBPT, kawasan perdesaan untuk
mengurangi kesenjangan dan mengentaskan kemiskinan, kawasan-kawasan strategis
seperti kawasan industri, pariwisata, KEK, antara lain di Tanjung Lesung, Sei Mangkei,
Maloy, Palu, Batam, pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif pada 29 kota
pusaka seperti Yogyakarta, Sawahlunto, Ternate, Banjarmasin, Karangasem.
Secara khusus dukungan per wilayah pengembangan strategis akan di laksanakan
secara terpadu dan serempak, serta akan dipantau dan dievaluasi sampai sejauh mana
realisasi dukungan tersebut. Adapun penjelasan wilayah pengembangan strategis per
wilayah pulau/ kepulauan adalah sebagai berikut :

A. Infrastruktur Terpadu Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk Pengembangan


Wilayah Pulau Sumatera
Tema Besar Pengembangan Wilayah Pulau Sumatera adalah:
1.
2.
3.
4.

Pintu Gerbang Perdagangan Internasional


Industri Berbasis Komoditas Kelapa Sawit,
Karet, Timah, Bauksit, & Kaolin
Lumbung Energi Nasional, Termasuk Pengembangan Energi Terbarukan
Biomassa
5. Hilirisasi Komoditas Batu Bara
6. Percepatan Pembangunan Ekonomi Berbasis Maritim (Kelautan)
Kelompok wilayah pengembangan strategis (WPS) di wilayah pulau Sumatera
terdiri dari WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Merak-Bakauhuni-Bandar LampungPalembang-Tanjung Api-Api, WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Metro Medan-Tebing
Tinggi-Dumai-Pekanbaru; WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Kemaritiman BatamBintan-Karimun; WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang Sibolga-PadangBengkulu; WPS Pusat Pertumbuhan dan Hinterlan Sabang-Banda Aceh-Langsa;

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

55

serta WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Kemaritiman Jambi-Palembang-Bangka


Belitung (Pangkal Pinang) yang diarahkan kepada pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi berdasarkan kepada Potensi Ekonomi Wilayahnya yang memiliki skala
ekonomi dengan orientasi daya saing nasional dan internasional berbasis produksi
dan pengolahan hasil bumi serta menjadi lumbung energi nasional, meliputi :
Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei dan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung
Api-Api sebagai sentra pengolahan komoditas unggulan kelapa sawit dan karet
menjadi produk bernilai tambah tinggi, serta pusat logistik; mengembangkan
industri-industri pengolahan kelapa sawit, karet, serta perikanan dan sumberdaya
laut menjadi produk bernilai tambah tinggi berorientasi ekspor; meningkatkan
produktivitas komoditas unggulan kelapa sawit dan karet baik di dalam Kawasan
Ekonomi Khusus maupun di sekitar wilayah Kawasan Ekonomi Khusus (kebun rakyat);
Kawasan Industri Langsa, rencana pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung
di Provinsi Sumatera Utara, Kawasan Industri Tanggamus di Provinsi Lampung,
mengembangkan industri manufaktur unggulan kawasan berorientasi ekspor di
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan, dan Karimun,
dan industri pariwisata di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Sabang dengan memanfaatkan fasilitas perdagangan bebas dan pelabuhan
bebas dengan menyiapkan sarana dan prasarana perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas; serta pengembangan pusat-pusat pertumbuhan penggerak
ekonomi daerah pinggiran lainnya di Provinsi Daerah Istimewa Aceh.
Sebagai ilustrasi keterpaduan pengembangan infrastruktur wilayah bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dilaksanakan serempak pada
wilayah pengembangan strategis Pusat Pertumbuhan Terpadu Merak-BakauhuniBandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api, antara lain: peningkatan Jalan
Akses Palembang Tanjung Api-api, pembangunan Jembatan Musi IV, ruas Jalan
Tol Terbanggi Besar-Kayu Agung, ruas Jalan Tol menuju Jalan Nasional (Kaliandar,
Bandar Lampung, Terbangi Besar, Kayu Agung), ruas Jalan Tol Palembang Indralaya,
ruas Jalan Tol Kayu Agung-Palembang, ruas Jalan Tol Akses Pelabuhan Merak
Mas dan ruas Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar serta ruas jalan pembangunan
jalan tol Batu Ampar-Muka Kuning-Hang Nadim, Pelebaran Jalan Akses Simpang
Inalum-Pelabuhan Kuala Tanjung, penanganan Jalan Nasional Lima Puluh-Simpang
Inalum, peningkatan kapasitas jalan akses dari Kawasan Industri Sei Mangkei ke
Pelabuhan Kuala Tanjung pembangunan ruas jalan jalan penghubung kawasankawasan strategis baik kewenangan pusat maupun fasilitasi bimbingan/bantuan
teknik untuk kewenangan daerah, sementara dukungan ketahanan pangan dan
ketahanan air akan dilaksanakan pembangunan dan peningkatan bendung dan
jaringan irigasi, serta pembangunan Bendungan Lausimeme, pembangunan sistem
pengendalian banjir di Kawasan Industri Sei Mangkei; Penyediaan Air baku untuk
Kota Baru Industri; untuk pemenuhan air bersih penanganan Permukiman Kumuh di
Palembang, pengembangan SPAM dan TPA Regional di Palembang, penanganan
Permukiman Kumuh, pengembangan SPAM dan TPA Regional di Bandar Lampung,
pembangunan Rusunawa Mahasiswa di ITERA, penyediaan perumahan untuk
MBR di Palembang, Anjungan Cerdas sebagai Stimulan Pembangunan Kawasan,
Perumahan untuk Buruh (MBR), pembangunan Kota Baru beserta infrastruktur
permukiman serta Fasilitasi Pengadaan Tanah untuk pembangunan infrastruktur
misalnya dengan Koordinasi SP2LP..

56

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

B. Infrastruktur Terpadu Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk Pengembangan Wilayah Pulau Jawa
Tema Besar Pengembangan Wilayah Pulau Jawa adalah:
1.
2.
3.
4.

Sebagai Lumbung pangan nasional


Sebagai salah satu pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia
Sebagai Pendorong sektor industri dan jasa nasional
Percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan)

Kelompok wilayah pengembangan strategis (WPS)di wilayah pulau Jawa adalah


WPS Konektivitas Keseimbangan Pertumbuhan Terpadu Jakarta-Bogor-CiawiSukabumi; WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang;
WPS Pertumbuhan Baru Tanjung Lesung-Sukabumi-Pangandaran-Cilacap; WPS
Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang; WPS Pusat
Pertumbuhan Terpadu Malang-Surabaya-Bangkalan; WPS Pusat Pertumbuhan
Terpadu Yogyakarta-Solo-Semarang; WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu SemarangSurabaya; WPS Konektivitas Keseimbangan Pertumbuhan Terpadu SurabayaPasuruan-Banyuwangi serta WPS Konektivitas yang diarahkan kepada pusatpusat pertumbuhan ekonomi yang memiliki skala ekonomi dengan orientasi daya
saing nasional dan internasional berbasis sektor industri dan jasa nasional, pusat
pengembangan ekonomi kreatif, serta sebagai salah satu pintu gerbang destinasi
wisata terbaik dunia, diarahkan untuk pengembangan industri makanan-minuman,
tekstil, peralatan transportasi, telematika, kimia, alumina dan besi baja dengan fokus
lokasi pengembangan kawasan strategis di Wilayah Jawaadalah Kawasan Ekonomi
Khusus Tanjung Lesung yang terletak di Kabupaten Pandeglang yaitu penyiapan
kawasan industri jasa pariwisata berorientasi internasional, dan pengembangan
Wilayah Suramadu sebagai penggerak ekonomi daerah pinggiran diarahkan
untuk pengembangan industri makanan-minuman, tekstil, peralatan transportasi,
telematika, kimia, alumina dan besi baja.
Selanjutnya penyiapan kawasan industri jasa pariwisata berorientasi internasional
di KEK Tanjung Lesung yang terletak di Kabupaten Pandeglang, Pengembangan
pusat-pusat industri jasa pariwisata berdaya saing internasional Pengembangan
industri kreatif penopang kawasan wisata Tanjung Lesung Provinsi Banten dan
pengembangan Wilayah Suramadu, melalui pengembangan potensi Kawasan
Kaki Jembatan Suramadu Sisi Madura, Kawasan Kaki Jembatan Suramadu Sisi
Surabaya, dan Kawasan Khusus di Pulau Madura. sebagai penggerak ekonomi
daerah pinggiran dengan pembangunan jalan akses kawasan industri di Madura
menuju pelabuhan petikemas serta percepatan penguatan konektivitas yaitu
pembangunan jalan penghubung kawasan strategis; pembangunan jaringan
transmisi air baku suplai kawasan strategis;
Sebagai ilustrasi keterpaduan pengembangan infrastruktur wilayah bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dilaksanakan serempak pada
wilayah pengembangan strategis Pusat Pertumbuhan Terpadu Jakarta-BandungCirebon-Semarang antara lain : pembangunan ruas cibitung cilincing, akses jalan
tol ke dry port, pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota DKI Jakarta, pembangunan
Prasarana Air Baku Karian-Serpong, pembangunan Transmisi Air Baku, pembangunan
Situ Rawa Kalong, penyelesaian Sudetan Ciliwung KBT, restorasi Sungai Ciliwung,
pembangunan Situ Gadog, penyediaan PSU untuk menangani kawasan kumuh &

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

57

kawasan , pembangunan SPAM dan TPA Regional Nambo, pembangunan Jakarta


Sawarage Zone 1, perkuatan tanggul laut phase A, pengembangan prasarana air
baku, pengembangan infrastruktur pelindung longsor, peningkatan Infrastruktur Air
Bersih, peningkatan Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R (penyediaan
SPAM terfasilitasi)

C. Infrastruktur Terpadu Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk Pengembangan Wilayah Pulau Papua
Tema Besar pada Renstra Pengembangan Wilayah Papua adalah:
1. Percepatan Pengembangan Industri Komoditas Lokal Perkebunan, Peternakan,
Kehutanan
2. Percepatan Pengembangan Ekonomi Kemaritiman
3. Percepatan Pengembangan Hilirisasi Industri Pertambangan, Migas &
Tembaga
4. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintahan Daerah dan Masyarakat
5. Percepatan Pengembangan Pariwisata Budaya dan Alam
6. Peningkatan Kawasan Konservasi dan Daya Dukung Lingkungan
7. Pengembangan Kawasan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan Berbasis Wilayah
Kampung Masyarakat Adat
Kelompok wilayah pengembangan strategis (WPS)di wilayah pulau Papua adalah
WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang Sorong-Manokwari; WPS Pusat
Pertumbuhan Sedang Berkembang Manokwari-Bintun; WPS Aksesibilitas Baru NabireEnarotali-(Ilaga-Timika)-Wamena; WPS Pusat Pertumbuhan Baru, Hinterlan dan
Perbatasan Jayapura-Merauke yang diarahkan kepada pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi yang memiliki skala ekonomi dengan orientasi daya saing nasional dan
internasional berbasis sektor industri dan jasa nasional, pusat pengembangan
ekonomi kreatif, serta sebagai salah satu pintu gerbang destinasi wisata terbaik
dunia, diarahkan untuk Pengembangan industri/hilirisasi yang berbasis komoditas
unggulan, sektor tambang dan mineral, sektor pertanian dan perkebunan yang
akan dijadikan basis industri dengan mempertimbangkan potensi kekayaan alam
yang menjadi komoditas unggulan daerah baik di Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat.
Sentra industri berbasis komoditas unggulan, khususnya untuk Provinsi Papua dengan
fokus 5 Kawasan Pengembangan Ekonomi (KPE) berbasis Wilayah Adat yaitu Saereri
(Pengalengan, Industri Perikanan Laut, Industri Pariwisata/MICE), Mamta (Kelapa
Sawit, Industri Cokelat, Industri Pariwisata Danau Sentani), Me pago( Sagu, Industri
Buah Merah, Industri Ubi jalar, Industri Pariwisata), La pago (Sagu, Industri Buah
Merah, Industri Ubi Jalar, Industri Pariwisata), Haanim (Pengalengan Ikan, Industri
Pangan, Industri Peternakan).
Untuk Provinsi Papua Barat, pengembangan kawasan industri petrokimia; Industri
berbasis migas dan pupuk di Teluk Bintuni; peningkatan produktivitas ekspor untuk
produk minyak-gas, pengolahan pertambangan mineral, pertanian/ perkebunan,
dan hasil laut; pengembangan kawasan pertanian di Karas dan Teluk Arguni;

58

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

pengembangan sentra ternak sapi Pola Ranch di Bomberai, Kebar, dan Salawati;
pengembangan Pala di Fakfak; Pengembangan sagu rakyat dan investasi industri
komoditas sagu di Sorong Selatan; Pengembangan kawasan wisata bahari terpadu
di kawasan Raja Ampat, dan kawasan wisata religi Mansinam; Pengembangan
pusat-pusat kegiatan ekonomi terutama industri kreatif dan makanan olahan khas
wilayah Sorong, Manokwari, dan Fak-fak; serta pembinaan terhadap mutu produk
usaha kecil dan menengah di Kawasan Sorong, Manokwari, dan Fak-fak.
Pengembangan Kawasan ekonomi khusus (KEK) dan kawasan industri di lima
wilayah adat yaitu Jayapura, Biak, Timika, Wamena, dan Merauke; serta pusatpusat pertumbuhan penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya. Dan akan
dikembangkan kawasan ekonomi khusus dengan fokus industri petrokimia,
pengembangan industri pengolahan pertambangan mineral, dan kawasan industri
Teluk Bintuni.;
Sebagai ilustrasi keterpaduan pengembangan infrastruktur wilayah bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dilaksanakan serempak pada
wilayah pengembangan strategis Pusat Pertumbuhan Terpadu antara lain :
pengembangan ruas jalan kewenangan pusat dan fasilitasi bimbingan dan bantuan
teknis untuk penyeenggaraan jalan kewenangan daerah, anayra lain: Okaba
SanomereBade, Merauke-Okaba-Buraka- Wanam - Bian-Wogikel, Okaba-KumbeKuprik-Jagebob- Erambu, Sumohai- Dekai-Oksibil-Iwur-Waropko, Enarotali-Tiom,
Wamena-Habema-Kenyam, ruas jalan Timika- Potowaiburu-Wagete-Nabire, ruas
jalan Yeti-Ubrub Ruas Jalan Depapre- Bongkrang; Warumbaim-Taja-Lereh-Tengon,
Jayapura-Wamena-Mulia, jalan ring road Kota Jayapura,Jalan Lingkar Numfor dan
Kota Biak, Jalan Strategis penunjang ekonomi Pulau Biak dan Yapen, termasuk
penyelesaian jalan sesuai Perpres 40/2012 tentang Pembangunan Jalan Strategis
Nasional Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat; Akses jalan danair bersih untuk pelabuhan Seget sebagai bagian
dari Tol Laut; Pembangunan bandara Segun di Kabupaten Sorong; Konektivitas
Kawasan Industri Arar, Kawasan Peternakan (Salawati, Bomberai, Kebar), dan
lumbung pangan Sorong Selatan, yang terhubungkan dengan Kota Sorong dan
Manokwari; Jalan akses untuk ke pelabuhan Biakdan sebagai pendukung Tol Laut
dan pelabuhan internasional serta dari KI Teluk Bituni menuju ke pelabuhan, akses
menuju pelabuhan Arar di Sorong;; Bandara di Yapen Waropen, pembangunan
infrastruktur air bersih dan sanitasi, pengembangan air bersih, PLTA , .pembangunan
long storage, pembangunan bendungan serta embung, pengamanan pantai.
Peningkatan kualitas hunian.

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

59

D. Infrastruktur Terpadu Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk Pengembangan Wilayah Pulau Kalimantan
Tema Besar pada Pengembangan Wilayah Kalimantan adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mempertahankan Fungsi Kalimantan Sebagai Paru-Paru Dunia


Salah Satu Lumbung Pangan
Nasional
Pengembangan Industri Berbasis Komoditas Kelapa Sawit, Karet,
Lumbung Energi Nasional Dengan Pengembangan Hilirisasi
Komoditas Batu Bara
Bauksit, Bijih Besi, Gas Alam Cair, Pasir Zirkon & Pasir Kuarsa

Kelompok wilayah pengembangan strategis (WPS) di wilayah pulau Kalimantan


adalah WPS Perbatasan Temanuk-Sebatik, WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu
Balikpapan-Samarinda-Maloy, WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
Banjarmasin-Batulicin-Palangkaraya, WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
Ketapang-Pontianak-Singkawang-Sambas yang diarahkan kepada pusat produksi
dan pengolahan hasil perkebunan, tambang, dan lumbung energi nasional
yang berdaya saing. Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan;
rencana pengembangan kawasan ekonomi khusus di Provinsi Kalimantan Utara
dan Kalimantan Barat; rencana pengembangan Kawasan Industri Ketapang dan
Kawasan Industri Landak di Provinsi Kalimantan Barat, Kawasan Industri Batulicin
dan Kawasan Industri Jorong di Kalimantan Selatan, dan rencana pengembangan
kawasan industri di Kalimantan Tengah serta pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya di Provinsi Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
Kawasan pengembangan dan klaster-klaster industri pengolahan komoditas mineral,
pertanian pangan, kelapa sawit, karet, dan rotan; meningkatkan produktivitas
hasil olahan mineral dan kelapa sawit di dalam dan sekitar pusat industri; serta
meningkatkan pembinaan dan pendampingan pengelolaan komoditas unggulan
kelapa sawit, karet, dan rotan.
Sebagai ilustrasi keterpaduan pengembangan infrastruktur wilayah bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dilaksanakan serempak pada
wilayah pengembangan strategis Pusat Pertumbuhan Terpadu Sedang Berkembang
Banjarmasin-Batulicin-Palangkaraya antara lain : pembangunan sarana prasarana
pengembangan kawasan pertumbuhan Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK),
dan kawasan pertumbuhan lainnya di Kalimantan dengan kawasan pendukung
di sekitarnya (hinterland); akses jalan industri Ketapang menuju pelabuhan; Jalan
tembus dari kawasan industri menuju ke pelabuhan Pontianak;pelabuhan dermaga
Batulicin dengan kedalaman; pembangunan dan pengembangan jaringan jalan
yang meliputi pembangunan ruas jalan akses kawasan industri Batulicin ke pelabuhan
Batulicin, pelebaran jalan SamarindaTenggarong, dan tol SamarindaBalikpapan;
Pembangunan Jalan Akses Maloy; Mempercepat pembangunan Jembatan Kembar
Mahakam dan Jembatan Loa Kulu;Pembangunan Jalan Askes dan Jembatan di
kawasan Pulau Balang; pembangunan dan pengembangan pelabuhan Kuala
Samboja, pelabuhan Seibuku, terminal peti kemas Palaran, pelabuhan Samarinda,
Pelabuhan Internasional Maloy, fasilitas pelabuhan Kariangau serta bandara

60

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

Samarinda Baru untuk meningkatkan distribusi logistik;pengembangan Distribusi


Air Baku;pembangunan waduk/bendung, jaringan irigasi, dan sumber air baku
penunjang kawasan strategis.

E. Infrastruktur Terpadu Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk Pengembangan Wilayah Pulau Bali dan Nusa Tenggara
Tema Besar pada Pengembangan Wilayah Nusa Tenggara adalah:
1.
2.
3.
4.

Pintu Gerbang Pariwisata Ekologis


Pengembangan Industri Perikanan, Garam, dan Rumput Laut
Pengembangan Industri Berbasis Peternakan Sapi dan Perkebunan Jagung
Pengembangan Industri Mangan,dan Tembaga.

Tema Besar pada Pengembangan Wilayah Bali adalah:


1.
2.
3.
4.

Sebagai Lumbung pangan nasional


Sebagai salah satu pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia
Sebagai Pendorong sektor industri dan jasa nasional
Percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan)

Kelompok wilayah pengembangan strategis (WPS) di wilayah pulau Bali dan Nusa
Tenggara adalah WPS Konektivitas dan Pusat Pertumbuhan Wisata GilimanukDenpasar-Padang Bay, WPS Pusat Pertumbuhan Wisata dan Hinterlan Pulau Lombok,
WPS Pertumbuhan Wisata dan Hinterlan Pulau Sumbawa, WPS Pertumbuhan Terpadu
Baru dan Wisata Labuan Bajo-Ende, WPS Pertumbuhan Baru dan Perbatasan
Kupang-Atambua yang diarahkan kepada pengembangan kawasan strategis di
Wilayah Bali dan Nusatenggara adalah Penyiapan kawasan industri jasa pariwisata
berorientasi internasional, pengembangan pusat-pusat industri jasa pariwisata
berdaya saing internasional Pengembangan industri kreatif.
Sebagai ilustrasi keterpaduan pengembangan infrastruktur wilayah bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dilaksanakan serempak pada
wilayah pengembangan strategis Konektivitas dan Pusat Pertumbuhan Wisata
Gilimanuk-Denpasar-Padang Bay antara lain : Penyelenggaraan jalan kewenangan
pusat maupun fasilitasi bimbingan dan bantuan teknik bagi penyelenggara jalan
daerah untuk pengembangan Jalan Western Ring Road (WRR), pengembangan
jaringan jalan bebas hambatan Kuta-Tanah Lot, pengembangan jaringan jalan
bebas hambatan dalam kota Canggu-Beringkit-Batuan-Purnama, pengembangan
jaringan jalan bebas hambatan dalam kota Kusamba-Padangbai, Pengembangan
jalan baru dalam kota, Jaringan jalan bebas hambatan di wilayah Kota Denpasar,
Peningkatan Status Jalan Provinsi ruas Bandara Internasional Lombok-Kuta-Awang
menuju KEK Mandalika,akses jalan Senggigi-Kuta,Jalan Gerung (Patung Sapi)
Mataram, jalan tembus dari: Jl. Merdeka Raya Situs Makam Loang Baloq; dari
Jl. Arya Banjar Getas bantaran Sungai Ancar, Pembangunan Bendungan Titab,
Lambuk, pembangunan Tanggul Banjir dan Perkuatan Tebing Sungai, Jetty Muara
Sungai, Sand Pocket/Dam Kontrol , Pengembangan Penyediaan air baku,
pengembangan Penyediaan air baku, sistem peringatan dini bencana kota cerdas,
pengembangan jaringan irigasi untuk mendukung lumbung pangan nasional,
pengembangan infrastruktur pengamanan pantai, pemantapan kerjasama terpadu

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

61

pengadaan air baku antar wilayah melalui Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM)
Sarbagitaku pembangunan SPAM sistem pengembangan air baku, pembangunan
SPAM Kawasan MBR, pengembangan infrastruktur pengolahan persampahan,
pengembangan infrastruktur pengolahan air limbah, saluran penampung (long
storage) di Jalan By Pas Ngurah Rai dan Jalan terusan Mahendradatta,sistem
penyediaan air baku Estuary Dam Pemogan peningkatan pelayanan Instalasi
Pengolahan Air (IPA); Pengembangan sistem pembuangan air limbah perpipaan
terpusat, pengembangan Jalan Arteri Prime, infrastruktur pengolahan air limbah,
SPAM kawasan khusus, Pengembangan jalan akses menuju pos perbatasan,
Pengembangan infrastruktur, penyediaan air baku, Pengembangan jalan
akses bandara, Pengembangan SPAM terfasilitasi, pengembangan infrastruktur
pengolahan persampahan,pengembangan SPAM MBR.

F. Infrastruktur Terpadu Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk Pengembangan Wilayah Pulau Maluku
Tema Besar pada Renstra Pengembangan Wilayah Maluku adalah:
1. Produsen Makanan Laut dan Lumbung Ikan Nasional
2. Pengembangan Industri Berbasis Komoditas Perikanan
3. Pengembangan Industri Pengolahan Berbasis Nikel, dan Tembaga Pariwisata
Bahari
Kelompok wilayah pengembangan strategis (WPS) di wilayah pulau Maluku adalah
WPS Pertumbuhan Terpadu Kemaritiman Ternate-Sofifi-Morotai, WPS Pertumbuhan
Terpadu Kemaritiman Ambon-Seram yang diarahkan kepada pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi yang memiliki skala ekonomi dengan orientasi daya saing
nasional dan internasional berbasis pengembangan produsen makanan laut dan
lumbung ikan nasional, diarahkan untuk pengembangan industri berbasis komoditas
perikanan, pengembangan industri pengolahan berbasis nikel, dan tembaga, serta
industri pariwisata bahari. Meliputi: Kawasan Ekonomi Khusus Morotai, rencana
pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di Provinsi Maluku, pengembangan
Kawasan Industri Buli di Provinsi Maluku Utara, dan pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan sebagai penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya. kawasan
pengembangan komoditas perikanan dan pariwisata bernilai tambah tinggi, pusatpusat industri pengolahan produk perikanan, jasa pariwisata dan logistik berdaya
saing internasional; produktivitas hasil olahan perikanan di dalam dan sekitar pusat
industri. kawasan pengelolaan klaster-klaster komoditas unggulan kawasan berupa
perikanan tangkap (ikan pelagis dan ikan demersal) dan perkebunan (kelapa,
cengkeh, pala, cokelat, dan kopi); produktivitas produk turunan dari kelapa, kakao,
cengkih, dan pala.
Sebagai ilustrasi keterpaduan pengembangan infrastruktur wilayah bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dilaksanakan serempak pada
wilayah pengembangan strategis Pertumbuhan Terpadu Kemaritiman TernateSofifi-Morotai antara lain : Pengembangan akses jalan ke Bandar Udara di Ternate
dan Pelabuhan Sofifi-Kaiyasa; Pelabuhan di KI Buli; Pelabuhan ke KI Buli; dan dari
KI Buli menuju Kabupaten Halmahera Timur; dukungan penhyediaan air untuk air
bersih pada Pelabuhan Laut Ambon, Pelabuhan Tobelo, Pelabuhan Matui-Jailolo,
Pelabuhan Labuha/Babang; Pelabuhan Pengumpul Dokyar, Pelabuhan Areate,

62

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

dermaga laut di Makariki, pelabuhan kontainer di Passo, pelabuhan Areate,


dermaga laut di Makariki, pelabuhan kontainer di Passo, Pelabuhan Sofifi-Kaiyasa,
Pelabuhan Subaim; Pelabuhan Malbufa, Pelabuhan Tikong, Pelabuhan WayaluarObi; Pelabuhan Saketa; Pelabuhan Bosua; Pengembangan dan rehabilitasi
Bandar Udara Oesman Sadik Labuha. Pengembangan akses Ternate-Sofifi-Morotai,
Peningkatan Struktur Jalan Bere-bere Sofi, Pembangunan Jalan Wayabula-Sofi-Bere
Bere, Pengembangan infrstruktur penyediaan air baku, Pembangunan infrastruktur
pengaman pantai, Pengembangan infrastruktur pengendalian banjir dan sedimen,
Pembangunan Infrastruktur Air Limbah, Pembangunan Konstruksi Pengaman Pantai
Sabatai Kab. Pulau Morotai, Pengembangan jalan akses pusat kota-pelabuhanjembatan merah putih-bandara, Pembangunan Jembatan Merah Putih Bentang
Tengah, Underpass Sudirman, Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan,
Infrastruktur Drainase Perkotaan, SPAM Di Kawasan MBR.

G. Infrastruktur Terpadu Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk Pengembangan Wilayah Pulau Sulawesi
Tema Besar pada Pengembangan Wilayah Sulawesi adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pengembangan Industri Berbasis


Rotan, Aspal, Nikel, Bijih Besi & Gas Bumi
Pintu Gerbang Perdagangan Internasional & Kawasan Timur
Lumbung Pangan Nasional Dengan
Pengembangan Industri Kakao, Padi, Jagung
Pengembangan Industri Berbasis Logistik
Percepatan Pembangunan Ekonomi Berbasis Maritim (kelautan) Melalui
Pengembangan Industri Perikanan & Pariwisata Bahari.

Kelompok wilayah pengembangan strategis (WPS) di wilayah pulau Papua adalah


WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Manado-Bitung-Amurang, WPS Pusat Pertumbuhan
Sedang Berkembang Gorontalo-Bolaang Mongondow, WPS Pusat Pertumbuhan
Sedang Berkembang Palu-Banggai, WPS Pertumbuhan Baru Mamuju-MammasaToraja-Kendari, WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Makassar-Pare Pare-Mamuju yang
diarahkan kepada Pengembangan industri berbasis logistik, serta pengembangan
industri berbasis komoditas kakao, rotan, perikanan, aspal, nikel, dan bijih besi, serta
pengembangan pariwisata bahari yang miliki daya saing nasional dan internasional.
meliputi: Kawasan Ekonomi Khusus/Kawasan Industri Palu, Kawasan Ekonomi Khusus/
Kawasan Industri Bitung, rencana pengembangan Kawasan Ekonomi khusus di
Provinsi Sulawesi Selatan, pengembangan Kawasan Industri Bantaeng di Provinsi
Sulawesi Selatan, Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah, dan Kawasan
Industri Konawe di Provinsi Sulawesi Tenggara, serta pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan penggerak ekonomi daerah pinggiran di Provinsi Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
Pengembangan kawasan industri KEK Palu sebagai sentra industri pengolahan
komoditas ungguian pertambangan mineral nikel, biji besi dan emas; agroindustri
kakao, karet, rumput laut, rotan; industri manufaktur alat berat, otomotif dan elektrik;
serta logistic serta KEK Bitung sebagai sentra pengolahan perikanan,angroindustri,
dan logistik; klaster-klaster industri pengolahan pertambangan, pertanian,

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

63

perkebunan dan perikanan yang berorientasi ekspor; produktivitas hasil olahan


pertambangan,pertanian, perkebunan dan perikanan di dalam dan sekitar
kawasan industri; tempat penyimpanan/pembekuan ikan yang berteknologi tinggi;
kawasan pengelolaan klaster-klaster komoditas unggulan kakao, rotan, peternakan
dan perikanan secara terpadu; komoditas unggulan kakao, rotan,peternakan dan
perikanan untuk meningkatkan produktivitas. kawasan industri KEK Palu sebagai
sentra industri pengolahan komoditas ungguian pertambangan mineral nikel, biji
besi dan emas; agroindustri kakao, karet, rumput laut, rotan; industri manufaktur
alat berat, oto motif da nelektrik; serta logistik serta KEK Bitung sebagai sentra
pengolahan perikanan,angroindustri, dan logistik; klaster-klaster industri pengolahan
pertambangan, pertanian, perkebunan dan perikanan yang berorientasi ekspor;
produktivitas hasil olahan pertambangan,pertanian, perkebunan dan perikanan
di dalam dan sekitar kawasan industri; tempat penyimpanan/pembekuan ikan
yang berteknologi tinggi. kawasan pengelolaan klaster-klaster komoditas unggulan
kakao, rotan, peternakan dan perikanan secara terpadu; komoditas unggulan
kakao, rotan, peternakan dan perikanan untuk meningkatkan produktivitas.
Sebagai ilustrasi keterpaduan pengembangan infrastruktur wilayah bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dilaksanakan serempak pada
wilayah pengembangan strategis Pusat Pertumbuhan Terpadu antara lain :
Pengembangan akses jalan menuju Pel. Bitung, Pengembangan Jalan Tol ManadoBitung, Pengembangan akses jalan Manado-Inobonto, Pembangunan Jalan
Manado By Pass, Pembangunan Jembatan Soekarno, Tambulinas, Sangkup, dan
Tiran, Pembangunan Jalan Manado By Pass Pembangunan Jembatan Soekarno,
Tambulinas, Sangkup, dan Tiran

64

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

3.2.2

Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam


Mendukung Agenda Pembangunan Nasional
Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mendukung
pencapaiaan agenda pembangunan Nasional adalah mengacu kepada RPJMN
2015-2019 dan berbasiskan kepada keterpaduan pengembangan infrastruktur wilayah,
sesuai dengan rumusan tujuan yaitu :

A. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan


rakyat yang terpadu dan berkelanjutan dalam mendukung keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan
kawasan perdesaan.
1. Peningkatan Keterpaduan Pengembangan Infrastruktur Wilayah.
Pengembangan wilayah pada tahun 2015-2019 ditujukan untuk mengurangi
kesenjangan pembangunan wilayah antara KBI dan KTI melalui percepatan
dan pemerataan pembangunan wilayah dengan menekankan keunggulan
kompetitif perekonomian daerah berbasis sumber daya alam yang tersedia,
sumber daya manusia berkualitas, penyediaan infrastruktur, serta meningkatkan
kemampuan ilmu dan teknologi secara terus menerus. Untuk mendorong
pengembangan wilayah tersebut perlu adanya keterpaduan pembangunan
baik antar sektor, antarwilayah, antar kawasan, maupun antar pemerintahan.
Sebagai ilustrasi, upaya keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah
dengan kawasannya terlihat pada aspek kedaulatan pangan, dimana
koordinasi antar sektor yang membidangi infrastruktur, pertanian, perhubungan,
dan perdagangan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan 5 bahan
pokok (beras, gula, garam, kedele, dan jagung) belum berjalan dengan baik.
Di sisi lain hilirisasi hasil produksi pangan yang diperlukan untuk meningkatkan
nilai tambah memerlukan keterpaduan dengan sektor industri dan infrastruktur
wilayah. Selain itu, sinergitas antar sektor yang terlibat untuk membangun
ketahanan energi belum efektif, misalnya terlihat dari masih terbatasnya
pemanfaatan potensi air untuk pembangkit listrik tenaga air, yaitu dari total
potensi sekitar 75.000 MW yang telah diproduksi baru sekitar 4000 MW .
Untuk mewujudkan keterpaduan sektor, antarwilayah, antar kawasan, maupun
antar pemerintahan, sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, adalah:
a. Meningkatnya kinerja keterpaduan pembangunan infrastruktur Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat untuk keseimbangan pembangunan
antarsektor, antarwilayah, dan antartingkat pemerintahan, dengan sasaran
program: Meningkatnya pengembangan Kawasan Strategis, Perkotaan
dan Perdesaan, serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan rakyat .
b. Meningkatnya keterpaduan kebijakan, perencanaan, pemrograman, dan
penganggaran pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

65

rakyat, dengan sasaran program (1) meningkatnya keterpaduan kebijakan


dengan perencanaan; (2) meningkatnya keterpaduan pemograman
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
Sedangkan strateginya dilakukan melalui:

(1) Peningkatan

keterpaduan perencanaan dan pemrograman


pembangunan pengembangan wilayah dengan infrastruktur PUPR:

Perencanaan jangka panjang dan jangka menengah dan jangka


pendek
--

Penyusunan
NSPK
keterpaduan
perencanaan
dan
pemrograman pembangunan pengembangan wilayah
dengan infrastruktur PUPR

--

Penyusunan strategi nasional pengembangan perkotaan

--

Penyusunan Rencana Terpadu Pembangunan Infrastruktur


PUPR 7 Pulau/Kepulauan

--

Penyusunan Skema pembiayaan infrastruktur PUPR

--

Penyusunan indeks rasio infrastruktur

--

Evaluasi dampak manfaat keterpaduan infrastruktur

--

Perumusan rekomendasi dukungan infrastruktur pada sektor


yang terkait PUPR

Pemrograman jangka menengah dan jangka pendek


--

Sinkronisasi program jangka pendek dalam entitas wilayah


(pulau/kepulauan, kawasan strategis, kawasan perkotaan)

--

Evaluasi kinerja keterpaduan

--

Evaluasi kelayakan/kesiapan program dan kegiatan

Perencanaan
keterpaduan

penguatan

kelembagaan

dalam

rangka

(2) Peningkatan pengembangan Kawasan Strategis dan Kawasan

Perkotaan, serta keterpaduan pembangunan infrastruktur PUPR,


dengan:

66

Perencanaan pengembangan kawasan dan koridor

Pengembangan infrastruktur untuk keterpaduan kawasan


--

Pelaksanaan percontohan/Inkubasi pengembangan kawasan

--

Pengembangan kota baru dan cerdas (smart cities)

--

Peremajaan perkotaan melalui urban redevelopment/urban


renewal

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

Pelaksanaan NSPK
kawasan perkotaan

pengembangan

kawasan

strategis

Pelaksanaan dan fasilitasi percepatan pengadaan tanah

dan

2. Peningkatan Penelitian dan Pengembangan


Sasaran strategis lainnya untuk mewujudkan keterpaduan sektor, antarwilayah,
antar kawasan, maupun antar pemerintahan yang ingin dicapai oleh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah meningkatnya
inovasi teknis terapan bidang Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dengan
output strategis: Inovasi teknis terapan bidang Pekerjaan Umum Perumahan
Rakyat yang aplikatif. Sasaran tersebut akan dilaksanakan melalui sasaran
program, yang pertama meningkatnya pemanfaatan IPTEK oleh Stakeholders,
dengan output program: Hasil IPTEK yang termanfaatkan, serta kedua, sasaran
program meningkatnya Kualitas layanan teknis terapan bidang Pekerjaan
Umum Perumahan Rakyat, dengan output program: Layanan rekomtek dan
masukan kebijakan terapan bidang PUPR yang dirumuskan dan ditetapkan.
Sedangkan strateginya dilakukan melalui:

a. Peningkatan penelitian dan pengembangan untuk mampu menghasilkan


inovasi pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang mencakup:

(1) Penerapan IPTEK melalui uji coba skala lapangan secara terbatas yang
menghasilkan informasi tentang kemamputerapan teknologi.
(2) Inovasi IPTEK untuk meminimalkan terjadinya perubahan iklim dan
pemanasan global serta mengantisipasi dampak perubahan iklim
dan pemanasan global khususnya pada aspek tata kelola air dan
pencemaran udara.
(3) Melaksanakan litbangrap yang menghasilkan IPTEK untuk mencapai
MDGs, MP3EI, MP3KI termasuk Cluster IV.
(4) Diseminasi, sosialisasi dan pelatihan kepada pelatih (Training of trainer),
yang menghasilkan umpan balik tentang kebutuhan SPMK.
(5) Menjadikan Balitbang tidak hanya sebagai research institute tetapi
juga menjadi knowledge institute.

b. Pemberian layanan keahlian untuk membantu memecahkan masalah

masalah lapangan yang menghasilkan umpan balik tentang jenis persoalan


lapangan dan kemamputerapan teknologi dalam menyelesaikan masalah
yang terjadi, yang mencakup:
(1) Optimalisasi pemanfaatan pilihan-pilihan IPTEK
permukiman siap pakai oleh para stakeholders.

infrastruktur PU dan

(2) Pemanfaatan potensi perguruan tinggi dan asosiasi profesi/tenaga ahli


untuk mempercepat penyusunan, pemasyarakatan dan penerapan

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

67

serta pengawasan pemanfaatan standar bahan konstruksi bangunan


dan rekayasa sipil.
(3) Mendorong stakholder untuk memperhatikan aspek sosial, ekonomi,
dan lingkungan secara proporsional dalam setiap pembangunan
infrastruktur PU, serta perhatian khusus dalam pembebasan lahan.
(4) Meningkatkan pelayanan PULSA dan kelaikan/ kelayakan bangunan.

B. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan


rakyat untuk mendukung kedaulatan pangan, ketahanan air, dan ketahanan energi guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka
kemandirian ekonomi
1. Peningkatan Pengelolaan SDA Terpadu
Agenda prioritas pembangunan nasional yang terkait dengan pengelolaan
sumber daya air adalah agenda nomor 7 yaitu Mewujudkan kemandirian
ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Untuk pengelolaan sumber daya air terpadu guna mewujudkan Ketahanan Air,
Kedaulatan Pangan, dan Ketahanan Energi sasaran strategis yang ingin dicapai
oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang pertama
adalah: 1. Meningkatnya kinerja infrastruktur SDA untuk dukungan kedaulatan
pangan, ketahanan air, dan ketahanan energi dengan output strategis: (1).
Infrastruktur tampungan air yang ditingkatkan kinerjanya, (2). Infrastruktur
pengelolaan air yang ditingkatkan kinerjanya, (3). Infrastruktur jaringan irigasi
kewenangan pusat ditingkatkan kinerjanya, (4). Infrastruktur pengendali daya
rusak air yang ditingkatkan kinerjanya, (5).Tata kelola pengelolaan sumber
daya air yang ditingkatkan keterpaduannya Sasaran strategis tersebut akan
dilaksanakan melalui, yang pertama adalah sasaran program: 1). Meningkatnya
layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku, dengan output program:
(1). Sarana dan prasarana penyediaan air baku yang ditingkatkan kinerjanya,
(2). Bimbingan dan bantuan teknis kepada penyelenggara penyediaan dan
pengelolan air baku kewenangan daerah, kemudian, yang kedua adalah
sasaran program: 2). Meningkatnya kapasitas tampung sumber-sumber air,
dengan output program: (1). tampungan sumber air buatan yang ditingkakan
kinerjanya, (2). Bimbingan dan bantuan teknis kepada penyelenggara
peningkatan kapasitas tampung kewenangan daerah, selanjutnya sasaran
program yang ketiga adalah 3) Meningkatnya kinerja layanan irigasi,
dengan output program: (1). Layanan jaringan irigasi kewenangan pusat
yang ditingkatkan kinerjanya dan (2). Bimbingan dan bantuan teknis kepada
penyelenggara layanan jaringan irigasi kewenangan daerah, kemudian sasaran
program keempat adalah; 4). Meningkatnya kapasitas pengendalian daya
rusak air, dengan output program: (1). Sarana prasarana pengelolaan banjir
yang ditingkatkan kinerjanya, (2). Sarana prasarana pengendalian aliran lahar
gunung berapi dan debris yang ditingkatkan kinerjanya, (3). Sarana prasarana
pengamanan pantai yang ditingkatkan kinerjanya, dan (4). Bimbingan/bantuan

68

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

teknis peningkatan kinerja pengendali daya rusak air dan pemberdayaan


masyarakat dalam pengendalian daya rusak air yang diberikan. Berikutnya
sasaran program yang kelima adalah: 5). Meningkatnya upaya konservasi
SDA, dengan output proram: (1). Kawasan yang dikonservasi pada kawasan
prioritas, Dan sasaran program terakhir adalah 6). Meningkatnya keterpaduan
tata kelola pengelolaan SDA terpadu, dengan output program: (1). Pola dan
Rencana PSDA yang ditetapkan dan diterapkan, (2). Benchmarking RBO
yang dilaksanakan, (3). Bimbingan/bantuan teknis peningkatan kapasitas
kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat dalam PSDA yang diberikan.
Sedangkan strateginya dilakukan melalui:
a. Kebijakan konservasi sumber daya air yang ditujukan agar terjaganya
fungsi dan kapasitas tampung sumber-sumber air alami dan buatan serta
peningkatan kapasitas sumber-sumber air buatan, yang akan dicapai
melalui strategi:
(1) Pembangunan 65 waduk on going dengan 29 waduk diantaranya
selesai dibangun, dan pembangunan 1.893 buah embung/bangunan
penampung air lainnya
(2) Rehabilitasi/peningkatan bendungan/waduk sebanyak 46 buah serta
embung dan bangunan penampung air lainnya sebanyak 1.175 buah
(3) Restorasi sungai 55 buah, revitalisasi danau 17 buah dan konservasi
rawa 29 buah.
(4) Pembangunan pengendali sedimen (check dam) sebanyak 180
buah.
b. Kebijakan pendayagunaan sumber daya air yang ditujukan agar
terpenuhinya kebutuhan air untuk kehidupan sehari-hari masyarakat serta
untuk kebutuhan sosial dan ekonomi produktif, yaitu:
(1) Untuk pemenuhan kebutuhan air bagi kehidupan sehari-hari, dicapai
melalui strategi:

Pembangunan dan peningkatan fungsi dan kondisi sarana


prasarana pengelolaan air baku dari 51,44 m3/detik menjadi 118,17
m3/detik atau peningkatan sebesar 67,52 m3/detik.

Rehabilitasi fungsi dan kondisi sarana prasarana pengelolaan air


baku sebesar 21,76 m3/detik.

(2) Untuk pemenuhan kebutuhan sosial dan ekonomi produktif, dicapai


melalui strategi:

Peningkatan suplai irigasi waduk dari 11% menjadi 13% (cakupan


dari total area irigasi).

Peningkatan layanan jaringan irigasi seluas 1 juta Ha (Jaringan


irigasi kewenangan pusat yang dibangun sepanjang 10,40 Km,
jaringan irigasi permukaan kewenangan daerah yang dibangun

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

69

sepanjang 26,68 Km, jaringan irigasi rawa yang dibangun 22,82 Km,
jaringan irigasi tambak sepanjang 1,58 Ha, jaringan irigasi air tanah
0,197 Km).

Pengembalian fungsi dan layanan (rehabilitasi) jaringan irigasi


seluas 3 juta Ha (rehabilitasi Jaringan Irigasi Permukaan kewenangan
pusat sepanjang 50,41 Km, jaringan irigasi permukaan kewenangan
daerah sepanjang 53,22 Km, Jaringan irigasi rawa sepanjang 80,93
Km, jaringan irigasi tambak sepanjang 8,38 Km, jaringan irigasi air
tanah sepanjang 0,343 Km).

Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi (Operasi dan


Pemeliharaan) jaringan irigasi 3,9 juta Ha (OP Jaringan Irigasi
Permukaan 128,28 Km, OP Jaringan Irigasi Air Tanah 0,68 Km, OP
Jaringan Irigasi Rawa 112,35 Km, OP Jaringan Irigasi Tambak 14,88
KM).

c. Kebijakan pengendalian daya rusak air yang ditujukan untuk peningkatan


ketangguhan masyarakat dalam mengurangi risiko daya rusak air termasuk
perubahan iklim, melalui penanganan kawasan yang terkena dampak
banjir, sedimen/lahar gunung berapi, dan abrasi pantai, yang akan dicapai
melalui strategi:
(1) Pembangunan dan peningkatan fungsi dan kondisi sarana dan
prasarana pengamanan pantai sepanjang 530 Km.
(2) Normalisasi sungai dan pembangunan/peningkatan tanggul sepanjang
3.080 Km.
(3) Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air seluas
200 ribu Ha
d. Kebijakan peningkatan kapasitas kelembagaan, ketatalaksanaan, dan
keterpaduan dalam pengelolaan sumber daya air yang terpadu, efektif,
efisien dan berkelanjutan, termasuk peningkatan ketersediaan dan
kemudahan akses terhadap data dan informasi, akan difokuskan pada
penataan kelembagaan, yang akan dicapai melalui strategi:
(1) Penyusunan dan penerapan pola dan rencana pengelolaan SDA
terpadu yang berbasis wilayah sungai
(2) Pengelolaan data dan informasi hidrologi wilayah sungai dan
pengelolaan kualitas air pada sumber air
(3) Penyusunan dan penerapan pola dan sistem investasi kerjasama
pengelolaan SDA
(4) Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan SDA
(5) Penataan kelembagaan dan benchmarking antar lembaga PSDA
(6) Pemberian bimbingan/bantuan teknis peningkatan kapasitas
kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat dalam PSDA

70

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

(7) Penerbitan rekomendasi teknis terkait perijinan pemanfaatan SDA

C. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan


rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan
pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup
global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan
1. Peningkatan penyelenggaraan jalan untuk konektivitas nasional guna
mendukung Daya Saing Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dalam rangka meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional, dicapai salah satunya dengan membangun konektivitas nasional
untuk mencapai keseimbangan. Selain itu untuk mempercepat pembangunan
transportasi yang mendorong penguatan industri nasional mendukung sislognas
dan konektivitas nasional serta membangun sistem dan jaringan transportasi
yang terintegrasi untuk mendukung investasi pada Koridor Ekonomi, Kawasan
Industri Khusus, Kompleks Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di
wilayah non-koridor ekonomi.
Untuk mewujudkan konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan,
sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat adalah: 1. Meningkatnya kinerja infrastruktur jalan untuk
konektivitas bagi penguatan daya saing dengan output strategis: Infrastruktur
Jalan nasional yang mendukung konektivitas nasional.
Sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan melalui sasaran program adalah:
1). Meningkatnya kemantapan jalan nasional, dengan output program: (1)
Infrastruktur jalan pada Koridor Utama yang dapat dikurangi waktu tempuhnya,
(2) Infrastruktur jalan nasional yang mantap, (3) Bimbingan dan bantuan
teknis kepada penyelenggara jalan daerah untuk kemantapan jalan daerah.
Sedangkan strateginya dilakukan melalui:
a. Peningkatan kemantapan jalan nasional menjadi 98 persen
b. Pengurangan waktu tempuh menjadi 2,2 jam per 100 km terutama pada
koridor utama,
c. Pembangunan jalan baru sepanjang 2.650 km (Kawasan Perbatasan
Kalimantan, penuntasan missing link di Aceh, Kalimantan, Papua, dll.),
d. Peningkatan kapasitas jalan nasional sepanjang 3.073 Km
e. Pembangunan jembatan, sepanjang 29.859 M
f.

Penggantian Jembatan sepanjang 19.951 m.

g. Pembangunan jalan tol sepanjang 1.000 km (Pulau Jawa 862 Km dan di


Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi 138 km),

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

71

h. Peningkatan pemberian bimbingan dan bantuan teknis


penyelenggara jalan daerah untuk kemantapan jalan daerah

kepada

2. Pembinaan Penyelenggara dan Penyedia Jasa Konstruksi Nasional untuk


Penguatan Daya Saing Infrastruktur Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat
Kebijakan pembinaan
industri konstruksi nasional dalam mendukung
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat, adalah untuk peningkatkan kualitas dan
produktifitas jasa konstruksi yang diarahkan pada pembinaan kepada empat
stakeholder utama yaitu: (1) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dalam rangka mewujudkan tertib penyelenggaraan konstruksi; (2)
Jasa konstruksi dalam rangka mewujudkan struktur usaha/pelaku konstruksi
yang kokoh, andal dan berday a saing; (3) Industri konstruksi dalam rangka
mewujudkan rantai pasok konstruksi yang kuat; dan (4) Masyarakat konstruksi
dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Untuk mewujudkan peningkatkan kualitas dan produktifitas jasa konstruksi guna
mencapai Penguatan Daya Saing Infrastruktur Pekerjaan Umum Perumahan
Rakyat, sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat adalah: 1. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan konstruksi nasional bidang Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat, dengan
output strategis: badan usaha jasa konstrukssi yng berkualitas dan produktif.
Sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan melalui sasaran program: 1).
Meningkatnya realisasi kapitalisasi infrastruktur oleh BUJK Nasional, dengan
output program: (1) BUJK Nasional yang mengkapitalisasi infrastruktur , (2) BUJK
Nasional berkualifikasi besar. Sedangkan strateginya dilakukan mealui:
a. Peningkatan kapasitas dan kualitas sistem, sumber daya, dan tata kelola
dalam menghasilkan kebijakan dan rencana pembinan konstruksi agar
efektif, terintegrasi dan berkelanjutan.
b. Peningkatan pembinaan penyelenggaraan dan investasi konstruksi agar
tercipta tertib penyelenggaraan konstruksi yang produktif, efisien dan
efektif, serta berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas BUJK, sumber daya
manusia (SDM), dan masyarakat konstruksi
c. Peningkatan pembinaan untuk mewujudkan BUJK yang berkualifikasi besar,
sumber daya manusia (SDM), dan masyarakat konstruksi yang unggul,
mandiri, profesional, berdaya saing tinggi.
d. Peningkatan penerapan manajemen mutu dan tertib penyelenggaraan
konstruksi infrastruktur
e. Peningkatan pengembangan informasi konstruksi dan penyediaan sumber
daya konstruksi

72

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

f.

Peningkatan pengkajian, penyebarluasan, dan penerapan


teknologi, investasi, dan ekonomi konstruksi yang berkelanjutan

inovasi

D. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan


rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip infrastruktur untuk semua.
1. Peningkatan Penyediaan Infrastruktur Dasar Permukiman
Agenda prioritas pembangunan nasional yang terkait dengan penyediaan
infrastruktur dasar adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Untuk mewujudkan peningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, sasaran
strategis yang ingin dicapai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah: 1. Meningkatnya kinerja infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk layanan infrastruktur dasar, dengan output strategis: Infrastruktur dasar permukiman yang ditingkatkan kinerjanya.
Sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan melalui sasaran program yang
pertama yaitu: 1).Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan
air minum bagi masyarakat; 2) Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan
kebutuhan hunian dan permukiman yang layak; 3) Meningkatnya kontribusi
terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat. Sedangkan strateginya
dilakukan melalui:
a. Pencapaian target 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk
Indonesia pada akhir periode pereancaan strategi utama melalui :
(1) Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional sebesar
3.500 liter/detik. SPAM Perkotaan 13.330 liter/detik, SPAM berbasis
masyarakat 7.274 liter/detik, SPAM khusus 1,501 liter/detik.
(2) Pengembangan SPAM PDAM terfasilitasi untuk 174 PDAM dan 522
kawasan MBR, dan pengembangan SPAM non PDAM terfasilitasi untuk
50 Non PDAM dan 106 kawasan MBR.
(3) Pembinaan
laporan.

penyelenggaraan

SPAM/penyehatan

sebanyak

13

(4) Pendampingan restrukturisasi utang pada 75 PDAM.


(5) Fasilitasi Opsi pembiayaan SPAM (perbankan) sebanyak 113 laporan.
(6) Fasilitasi kepengusahaan SPAM (pendampingan KPS dan B to B)
sebanyak 112 laporan.
b. Pengentasan permukiman kumuh perkotaan

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

73

c. Peningkatan akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik,


sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat
kebutuhan dasar, melalui strategi:
(1) Pembangunan sarana prasarana pengelolaan air limbah domestik,
yaitu dengan penambahan infrastruktur air limbah sistem terpusat di
12 kota/kab, penambahan pengolahan air limbah komunal di 5.200
kawasan, penambahan IPAL skala kawasan sebanyak 200 kawasan,
serta peningkatan pengelolaan lumpur tinja melalui pembangunan
IPLT di 222 kota/kab.
(2) Pembangunan sarana prasarana pengelolaan persampahan, yaitu
dengan pembangunan TPA di 163 kawasan, penyediaan fasilitas 3R
komunal di 850 kawasan, fasilitas pengolahan sementara sampah di 45
kawasan.
(3) Pembangunan sarana prasarana drainase, yaitu dengan pembangunan
infrastruktur drainase perkotaan di 170 kota/kab.
d. Peningkatanan keamanan dan keselamatan bangunan gedung di
kawasan perkotaan, melalui strategi: Penyusunan peraturan penataan
bangunan dan lingkungan sebanyak 18 NSPK.
(1) Pembinaan dan pengawasan penataan
permukiman strategis melalui 276 NSPK RTBL.

bangunan

kawasan

(2) Pendampingan penyusunan Ranperda BG sebanyak 22 Ranperda.


(3) Peningkatan pemberian bimbingan dan bantuan teknis pembangunan
dan pengembangan kawasan permukiman kepada penyelenggara
di daerah, dunia usaha dan masyarakat

2. Penyediaan Perumahan
Agenda prioritas pembangunan nasional yang terkait dengan penyediaan
infrastruktur dasar perumahan adalah meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia.
Untuk mewujudkan peningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui
penyediaan perumahan, sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah: 1. Meningkatnya kinerja
infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk layanan infrastruktur
dasar, dengan output strategis: Rumah yang layak huni bagi rumah tangga
berpenghasilan rendah yang disediakan.
Sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan melalui sasaran program: 1).
Menurunnya kekurangan tempat tinggal (backlog) melalui pendanaan
penyediaan perumahan dengan output program: (1). Rumah layak huni
bagi RT MBR melalui fasilitasi dan pendanaan penyediaan perumahan, (2).
Rumah swadaya yang difasilitasi peningkatan kualitasnya menjadi layak huni.

74

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

Sedangkan strateginya dilakukan mealui:


Peningkatan akses terhadap tempat tinggal yang layak yang dilengkapi dengan
sarana dan prasarana yang memadai untuk seluruh kelompok masyarakat secara
berkeadilan melalui pengembangan multi-sistem penyediaan perumahan
secara utuh dan seimbang yang meliputi (1) Pengendalian Perumahan
Komersial, (2) Penguatan Perumahan Umum, (3) Pemberdayaan Perumahan
Swadaya, (4) Fasilitasi Perumahan Khusus, dan (5) Pengelolaan Rumah Negara..
Adapun kebijakan di atas akan diimplementasikan diantaranya melalui:
a. Pembangunan Rumah layak huni, yang diantaranya Umum Tapak Layak
Huni yang Difasilitasi Melalui Bantuan Rumah Umum sebanyak 676.950 unit.
b. Peningkatan fasilitasi pembangunan rumah dan peningkatan kualitas
rumah swadaya sebanyak 1.750.000 unit.
c. Pembangunan rumah khusus di daerah pasca bencana/konflik, maritim
dan perbatasan negara yang dilengkapi dengan PSU Pendukung sebanyak
50.000 unit.
d. Pembangun Rumah Susun untuk MBR yang dilengkapi dengan PSU
pendukungnya sebanyak 550.000 unit.

3. Pembiayaan Perumahan
Agenda prioritas pembangunan nasional yang terkait dengan fasilitasi
penyediaan pembiayaan infrastruktur dasar perumahan adalah meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia.
Untuk mewujudkan peningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui fasilitasi penyediaan pembiayaan perumahan, sasaran strategis yang ingin dicapai
oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah: 1. Meningkatnya kinerja infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk layanan
infrastruktur dasar, dengan output strategis: Rumah yang layak huni bagi rumah
tangga masyarakat berpenghasilan rendah (RT MBR) yang disediakan melalui
bantuan fasilitas pendanaan dan pembiayaan perumahan.
Sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan melalui sasaran program yang
pertama yaitu : 1). Meningkatnya rumah tangga masyarakat berpenghasilan
rendah yang menghuni rumah layak melalui bantuan fasilitas pendanaan
dan pembiayaan perumahan, dengan output program: (1). Bantuan fasilitas
pendanaan dan pembiayaan perumahan layak huni bagi RT MBR yang tersedia,
dan (2). Bimbingan dan bantuan teknis peningkatan pembiayaan bagi MBR
selanjutnya sasaran program yang kedua adalah 2) Menurunnya kekurangan
tempat tinggal (backlog) melalui bantuan pendanaan dan pembiayaan
perumahan (BA 999.03 dan BA 999.07) dengan output program: Rumah layak
huni bagi RT MBR melalui bantuan pendanaan dan pembiayaan perumahan.
Sedangkan strateginya dilakukan mealui:

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

75

a. Pengembangan regulasi dan kebijakan untuk menciptakan iklim yang


kondusif, serta koordinasi pelaksanaan kebijakan di tingkat pusat daerah,
yang akan dicapai melalui :
(1) Penyusunan RUU terkait Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) atau
mengintegrasikan Tapera dalam sistem SJSN.
(2) Penyusunan RPP dan Raperpres turunana RUU Tapera.
(3) Penyusunan RPP turunan UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
kawasan Permukiman.
(4) Penyusunan Peraturan Menteri terkait fasilitasi bantuan pembiayaan
perumahan;
(5) Penyusunan NSPK terkait pembiayaan perumahan.
b. Peningkatan jumlah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang
menghuni rumah layak melalui fasilitasi bantuan pembiayaan perumahan
yang akan dicapai melalui :
(1) Penyaluran bantuan pembiayaan perumahan untuk memfasilitasi
pembangunan 900.000 unit rumah umum (rumah tapak, sarunami, dan
sewa beli).
(2) Penyaluran bantuan pembiayaan perumahan untuk memfasilitasi
pembangunan 450.000 unit rumah swadaya.
(3) Perluasan kerjasama dengn lembaga jasa keuangan dan instansi terkait
untuk meningkatkan penerbitan KPR Rumah Umum.
(4) Pengembangan skema pembiayaan perumahan baik dari sisi demand
maupun supply (kredit konstruksi)
(5) Pengembangan skema pembiayaan perumahan untuk MBR sektor
formal.
(6) Pengembangan skema pemberian bantuan uang muka sebanyak
476.000 unit untuk kelompok MBR tertentu.
(7) Mendorong pembentukan lembaga Multifinace khusus KPR program.
(8) Penyusunan segmentasi kebijakan bantuan pembiayaan perumahan
bagi MBR;
(9) Peningkatan kegiatan sosialisasi dan bimtek kepada Lembaga
Keuangan Bank/ Bukan Bank dan Badan Usaha (pengembang).
(10) Pengembangan kelembagaan yang mendukung bantuan pembiayaan
perumahan untuk MBR sektor formal.
(11) Pengembangan skema penjaminan KPR-FLPP Rumah Swadaya.

76

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

(12) Fasilitasi linkage prograam antara LKB dan LKBB.


(13) Pemberdayaan lembaga keuangan bank/bukan bank
c. Peningkatan Peran Bank Pemerintah yang lebih besar dalam penyaluran
bantuan pembiayaan perumahan
d. Peningkatan peran perusahaan pembiayaan sekunder perumahan
e. Penyiapan infrastruktur operasionalisasi Tapera atau integrasi tabungan
perumahan rakyat ke dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN )
f.

Penempatan dana jangka panjang pada instrumen keuangan yang


mendukung pembiayaan perumahan,

g. Peningkatan peran serta pemda, dunia usaha dan kelompok masyarakat


dalam pembiayaan perumahan melalui Pemberian bimbingan dan
bantuan teknis peningkatan pembiayaan bagi RT MBR

E. Menyelenggarakan tata kelola pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efiesien, transparan dan akuntabel untuk mendukung
terwujudnya Indonesia yang berdaulat dan mandiri, dan berkepribadian
1. Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan Internal
Agenda prioritas pembangunan nasional yang terkait dengan peningkatan
pengendalian dan pengawasan adalah membuat Pemerintah selalu hadir
dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis,
dan terpercaya.
Untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya., sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat adalah: 1. Meningkatnya pengendalian dan
pengawasan pelaksanan kebijakan dan rencana program dan anggaran
pembangunan bidang PUPR, dengan output strategis: (1). Hasil audit BPK yang
meningkat dan (2). SPIP yang diterapkan serta (3) Hasil pengendalian program
dan anggaran yang taat, efisien dan efektif.
Sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan melalui sasaran program yang
pertama : 1). Meningkatnya kualitas pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan negara, dengan output program: (1). Hasil audit BPK masing-masing
unit eselon 1, dan (2). SPIP yang diterapkan dimasing-masing unit eselon 1,
selanjutnya sasaran program yang kedua adalah 2) Meningkatnya ketaatan,
efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur dengan
output program: (1). Administrasi pengelolaan keuangan negara yang tertib,
(2).Nominal TGR yang turun serta (3). APIP yang ditingkatkan kapabilitasnya.
Sedangkan strateginya dilakukan melalui:
a. Peningkatan peran Inspektorat Jenderal sebagai quality assurer sehingga
dapat menjadi agent of change untuk meningkatkan kapasitas manajemen
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melalui:

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

77

(1) Penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik di


lingkungan Kementerian PU dan Perumahan Rakyat.
(2) Peningkatan integritas dalam pelaksanaan tugas.
(3) Peningkatan kualitas sistem pelaksanaan pengawasan aparatur
negara yang transparan dan akuntabel.
(4) Peningkatan kompetensi dan integritas APIP
(5) Peningkatan koordinasi antar aparat pengawasan fungsional menuju
tatanan pengawasan yang efektif dan efisien serta pemberdayaan
pengawasan masyarakat.
b. Peningkatan transparansi dan tertib administrasi dalam penyelenggaraan
pembangunan dan terselenggaranya pembangunan dan infrastruktur
bidang pekerjaan Umum dan permukiman yang bebas KKN, melalui:
(1) Pelaksanaan audit kinerja dan audit dengan tujuan tertentu secara
efektif, dalam penyelenggaraan tugas pengawasan terhadap
penyelenggaraan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum
permukiman di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
(2) Pelaksanaan reviu laporan keuangan kementerian dengan benar
untuk mencapai kualifikasi wajar tanpa persyaratan.
c. Peningkatan kualitas hasil pengawasan, melalui:
(1) Pelaksanaan kode etik PNS dan kode etik auditor di lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
(2) Penyelenggaraan asistensi, sosialisasi/deseminasi peraturan-peraturan
kepada para auditi dan stakeholder dalam rangka penerapan good
governance dan good corporate governace, serta fungsi konsultansi.
d. Peningkatan penerapan zona integritas/ wilayah bebas korupsi

2. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Sarana Prasarana


Agenda prioritas pembangunan nasional yang terkait dengan peningkatan
pengendalian dan pengawasan adalah membuat Pemerintah selalu hadir
dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis,
dan terpercaya.
Untuk peningkatan kapasitas kelembagaan aparatur dan peran dukungan
sarana dan prasarana bagi terwujudnya sistem perencanaan yang berkualitas,
pelaksanaan kegiatan yang optimal, dan responsibilitas evaluasi pembangunan
infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman dalam mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, sasaran strategis

78

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

pertama yang ingin dicapai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat adalah: 1. Terbangunnya Budaya Organisasi Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat yang Berkinerja Tinggi dan Berintegritas, dengan
output strategis: (1). Sistem Manajemen Kinerja yang diterapkan, (2). Kepatuhan
SDM Aparatur terhdap peraturan perundang-undangan
Sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan melalui sasaran program yang
pertama : 1). Meningkatnya kapabilitas dan akuntabilitas kinerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dengan output program: (1). Sistem
Manajemen yang diterapkan di masing-masing unit eselon 1, dan (2). Nilai Lakip
dimasing-masing unit eselon 1, (3) SAKIP yang diterapkan ,selanjutnya sasaran
program yang kedua adalah 2) Meningkatnya integritas organisasi, dengan
output program: (1). Administrasi pengelolaan keuangan negara yang tertib,
(2). Zona integritas/ wilayah bebas korupsi yang diterapkan serta selanjutnya
sasaran program 3). Meningkatnya kinerja pelayanan public, dengan output
program: Layanan publik yang diterapkan.
Sasaran strategis kedua yang ingin dicapai oleh Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat adalah: 1. Meningkatnya dukungan sarana prasarana
dan Teknologi informasi, dengan output strategis: 1). Data informasi dan
teknologinya yang terkini dan akurat yang disediakan Kementerian PUPR, dan
2) Sarana prasarana pendukung yang dibutuhkan.
Sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan melalui sasaran program yang
pertama yaitu: 1). Meningkatnya pengelolaan teknologi informasi, dengan
output program: (1). Data informasi dan teknologi yang terkini dan akurat yang
disediakan unit eselon 1, dan sasaran program berikutnya 2). Sarana prasarana
pendukung yang disediakan unit eselon 1.
Kemudian sasaran strategis ketiga yang ingin dicapai oleh Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah: 1. Meningkatnya pengelolaan
regulasi dan bantuan hukum Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, dengan output strategis: 1). Produk dan layanan hukum Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan melalui sasaran program: 1).
Meningkatnya pengelolaan regulasi dan bantuan hukum pada unit eselon 1,
dengan output program yang pertama : (1). Produk dan layanan hukum unit
kerja eselon 1, dan sasaan program yang kedua adalah 2). Sarana prasarana
pendukung yang disediakan unit eselon 1. g
Selanjutnya sasaran strategis yang keempat adalah .4.
Meningkatnya
pelaksanan kebijakan dan rencana program dan anggaran pembangunan
bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dengan output strategis: (1).
Kebijakan serta program dan anggaran yang dilaksanakan sesuai NSPK dan
target.
Sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan melalui sasaran program:
1). Meningkatnya penerapan NSPK, dengan output program: (1). NSPK
yang diterapkan di semua unit eselon 1dan 2). Meningkatnya pencapaian

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

79

pelaksanaan program, dengan output program: (1). Pecapaian pelaksanaan


program yang sesuai target.
Sedangkan strateginya dilakukan melalui:
a. Peningkatan kualitas dukungan kesekretariatan dalam mendukung
implementasi program pembangunan bidang pekerjaanumum dan
perumahan rakyat melalui penerapan prinsip-prinsip good governance
dicapai melalui strategi:
(1) Peningkatan
kualitas
penyelenggaraan
adminsitrasi
dan
pemberdayaan aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan.
(2) Peningkatan kualitas pembinaan pengelolaan dan pengolahan
kearsipan, pengembangan Sistim Aplikasi Tata Naskah Elektronis
Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, dan Sistim Kearsipan
Elektronik.
(3) Revitalisasi Pelayanan
administrasi yang baik.

administrasi

publik

melalui

tata

laksana

(4) Optimalisasi peran Setjen sebagai unit terdepan dalam mendukung


implementasi program pembangunan infarstruktur PU dan perumahan
rakyat.
b. Peningkatan citra positif pengelolaan bidang keuangan kementerian,
dicapai melalui strategi:
(1) Peningkatan kualitas SDM pengelola keuangan.
(2) Peningkatan kepatuhan terhadap peraturan pengelolaan keuangan.
(3) Peningkatan kualitas penatausahaan PNBP melalui penetapan NSPK.
(4) Peningkatan kualitas Pembinaan Pengusahaan BUMN dan Perum di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
c. Peningkatan citra positif kementerian di mata publik, dicapai
strategi:

melalui

(1) Pengembangan dan penguatan komunikasi publik.


(2) Inovasi campaign dan strategi komunikasi dan publikasi.
d. Peningkatan kualitas pengelolaan BMN, dicapai melalui strategi:
(1) Penetapan kegiatan penatausahaan dan pengelolaan.
(2) Identifikasi peraturan perundangan yang perlu ditindaklanjuti dengan
juklak/juknis operasional.
(3) Pembinaan kapasitas SDM dan institusi pengelola BMN.

80

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

(4) Pemrosesan penghapusan, pemanfaatan dan pemindahtanganan


BMN.
e. Peningkatan pelayanan administrasi dan pembentukan
perundangan serta bantuan hukum, dicapai melalui strategi:

peraturan

(1) Peningkatan koordinasi dan harmonisasi penyusunan peraturan


perundangan,
(2) Pengembangan SDM bidang hukum,
(3) Penyebarluasan peraturan perundangan.
(4) Penanganan perkara/masalah hukum.
(5) Pengelolaan jaringan dokumentasi dan informasi hukum
(6) Pengelolaan rumah negara yang tertib dan berkepastian hukum.
f.

Pembinaan pengelolaan dan penyediaan data spasial/peta dan data


literal/numerik bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat serta
penyelenggaraan sistem informasi mendukung manajemen Kementerian,
dicapai melalui strateg:
(1) Peningkatan penyediaan Infrastruktur teknologi informasi yang handal
dalam mendukung proses bisnis Kementerian,
(2) Penyediaan Data dan Informasi Spasial dan Statistik dalam mendukung
TUSI unit kerja di lingkungan Kementerian.
(3) Penyediaan aplikasi sistem informasi yang dapat menyediakan informasi
kepada pimpinan (Decision Support System (DSS).

g. Penciptaan kelembagaan kementerian pekerjaan umum dan perumahan


rakyat yang efektif, efisien, dan sinergis, dicapai melalui strategi:
(1) Penyempurnaan desain struktur organisasi;
(2) Penataan tugas, fungsi dan kewenangan, dan penyederhanakan
struktur;
(3) Penguatan sinergisitas unit kerja/perangkat di pusat maupun di
daerah.
h. Penguatan kapasitas pengelolaan reformasi birokrasi, dicapai melalui
strategi:
(1) Penguatan kelembagaan dan tatakelola pengelolaan reformasi
birokrasi nasional;
(2) Penyempurnaan kebijakan reformasi birokrasi nasional (Grand Design
dan Road Map);
(3) Penataan regulasi dan kebijakan di bidang aparatur negara;

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

81

(4) Penyempurnaan sistem evaluasi pelaksanaan RBN.


i.

Penerapan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang transparan,


kompetitif, dan berbasis merit, dicapai melalui strategi:
(1) Pengendalian jumlah dan distribusi pegawai;
(2) Penerapan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan,
kompetitif, berbasis merit dan ICT;
(3) Penguatan sistem dan kualitas penyelenggaran diklat;
(4) Penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis
kompetensi didukung oleh efektifnya KASN;
(5) Penerapan sistem manajemen kinerja pegawai; dan
(6) Penguatan sistem informasi kepegawaian.

j.

Peningkatan kualitas pelayanan publik, dicapai melalui strategi:


(1) Penguatan kerangka kebijakan kelembagaan pelayanan dalam
rangka kemitraan antara pemerintah dan swasta;
(2) Peningkatan pelayanan publik yang lebih terintergrasi;
(3) Memastikan implementasi kebijakan secara konsisten sebagaimana
diamanatkan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
(4) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelayanan
publik, penetapan quick wins pelayanan publik;
(5) Penyempurnaan kebijakan reformasi birokrasi (menyelaraskan road
map dengan Renstra);
(6) Pelaksanaan inovasi pelayanan publik;
(7) Pemantapan penerapan SPM yang terintegrasi dalam perencanaan
dan penganggaran; serta
(8) Penguatan kapasitas pengendalian kinerja pelayanan publik, yang
meliputi pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pengawasan, termasuk
pengawasan oleh masyarakat;

k. Penerapan e-government untuk mendukung bisnis proses pemerintahan


dan pembangunan yang efisien, efektif, transparan, dan terintegrasi,
dicapai melalui strategi:
(1) Penguatan kebijakan e-government;
(2) Penguatan sistem dan infrastruktur e-government yang terintegrasi;
(3) Peningkatan kapasitas kelembagaan dan dan kompetensi SDM;

82

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

(4) Penetapan quick wins penerapan e-government; dan


(5) Pengendalian pegembangan sistem dan pengadaan infrastruktur
e-governmen

3. Peningkatan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Agenda prioritas pembangunan nasional yang terkait dengan peningkatan
pengembangan SDM adalah meningkatkan produktivitas rakyat dan daya
saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit
bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
Untuk Pengembangan sumber daya manusia untuk mewujudkan ASN
Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat yang kompeten,
profesional, qualified, dan berintegritas melalui pengembangan karir dan
kompetensi, profesionalisme, kualifikasi, dan integritas guna mewujudkan
peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya, sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat adalah: 1. Meningkatnya SDM yang kompeten
dan berkepribadian, dengan output strategis: (1). SDM yang kompeten dalam
bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan melalui sasaran program
yang pertama yaitu : 1). Meningkatnya Kompetensi Sumber Daya Manusia
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai dengan Persyaratan Jabatan,
dengan output program: (1). Layanan Pendidikan dan Pelatihan, (2) Sistem
Pengembangan SDM berbasis kompetensi yang tersedia dan diterapkan, (3).
Layanan Penilaian Kompetensi, Assessment dan Pemantauan Kinerja Sedangkan
strateginya dilakukan melalui:
a. Penilaian Kompetensi, Pemetaan Karir dan Pemantauan Kinerja dalam
rangka pelaksanaan sistem manajemen SDM aparatur, yang dicapai
melalui strategi:
(1) Penilaian Kompetensi dan Evaluasi, untuk mendapatkan peta
kompetensi SDM PUPR, yang meliputi:

Penilaian potensi dan kompetensi serta Unjuk Kerja bagi pejabat


struktural, pejabat fungsional tertentu, PPK Satker Mandiri, dan
pejabat fungsional umum;

Pemetaan kompetensi melalui Asessment Center bagi pejabat


struktural/fungsional;

Penyusunan dan Review Standar Kompetensi, Kamus Kompetensi


Teknis dan Kualifikasi Kompetensi untuk seluruh Unit Kerja di
Kementerian PUPR;

Penyusunan Instrumen Teknis (Unjuk Kerja);

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

83

Penyusunan Instrumen Penilaian Potensi dan Kompetensi, serta


Sosialisasi Pemanfaatan Instrumen Untuk Asesor;

Penyusunan Bahan Substantif Kebijakan Penilaian Potensi dan


Kompetensi;

Evaluasi Penilaian Potensi dan Kompetensi serta Unjuk Kerja;

Penyusunan Database Kompetensi.

(2) Pemetaan Karir dan Evaluasi, untuk pengembangan karir SDM PU-PR,
yang meliputi:

Penyusunan Program Akselerasi dan Program Reguler SDM PU-PR;

Penyusunan Road Map Karir SDM dan Proyeksi Kebutuhan Pegawai


dan Pejabat;

Penyusunan Master Plan/Grand Design SDM Unggulan dan Materi


Program SDM Unggulan;

Penyusunan Bahan Substantif Kebijakan Peta Karir Individu SDM


PUPR;

Evaluasi
Implementasi
Perencanaan
dan
Pelaksanaan
Pengembangan Karir, serta Evaluasi Kesesuaian Jabatan dan
Penempatan SDM PU-PR;

Proyeksi Peta Karir Individu SDM PU-PR dan Pemutakhiran Data Karir
SDM PU-PR;

Penyusunan Pedoman Konseling Karir Individu SDM PU-PR.

(3) Pemantauan Kinerja dan Evaluasi, untuk menilai kinerja individu


khususnya terhadap kinerja organisasi, yang meliputi :

Penyusunan Konsep Kebijakan Pengaturan Penilaian Kinerja serta


Juklak, Juknis dan SOP Operasional Penilaian Prestasi Kerja PNS;

Bimbingan Teknis Penilaian Prestasi Kerja PNS dan Aplikasi, serta


pemantauan atas Penyusunan SKP dan Penilaian Kinerja;

Evaluasi dan Pemutakhiran Data SKP Pada Aplikasi Sistem Informasi


Prestasi Kerja Pegawai (SIPK);

Penyusunan Standar Minimal Kerja Jabatan Pegawai Bidang Teknis


dan Jabatan Fungsional Tertentu;

Pemutakhiran Data Kinerja Pegawai;

Evaluasi Kinerja Individu terhadap Kinerja Organisasi.

b. Peningkatan kapasitas dan kompetensi melalui pendidikan, pelatihan,


seminar, kursus dan penataran untuk mendukung pencapaian kinerja

84

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat ,


dicapai melalui strategi :
(1) Penyusunan rencana, strategi, program pengembangan kompetensi
jangka menengah tahunan, kebutuhan akan pendidikan
kedinasan dan pelatihan berbasis kompetensi disertai peningkatan
pengembangan koordinasi dengan satminkal terkait education dan
traning plan
(2) Penyusunan pola, kurikulum dan modul, pengembangan teknologi
dan teknik pendidikan pelatihan SDM PUPR berbasis kompetensi berikut
sistem evaluasinya
(3) Pengembangan pola pelatihan yang berbasis kompetensi, program
pelatihan khusus, dan berbasis IT (E-Learning) dan kerjasama dengan
pembina jabatan fungsional
(4) Peningkatan kapasitas, profesionalisame, tenaga pengajar dan
manajemen penyelenggara/pengelola pelatihan serta kapasitas
pemerintah daerah dalam menangani bidang PUPR
(5) Peningkatan dan pengembangan kerjasama pendidikan kedinasan/
tugas belajar dengan mitra lembaga pendidikan tinggi dalam dan luar
negeri, kerjasama penyelenggaraan pelatihan dengan pemerintah
daerah dan lembaga kementerian lain atau non kementerian, dan
kerjasama dengan balai-balai diklat
(6) Peningkatan dan pemanfaatan fasilitas sarana dan prasarana
pendidikan dan pelatihan, dan keterkaitan atau kesetaraan sertifikat
pelatihan dengan sertifikaf profesi untuk keahlian dan keterampilan.
(7) Pemanfaatan hasil penelitian, lokasi proses pelaksanaan pekerjaan fisik
sebagai sarana peningkatan kompetensi
(8) Pelaksanaan akreditasi lembaga-lembaga diklat PUPR untuk Diklat
Kepemimpinan dan pengadaan barang dan jasa, dan akreditasi bagi
lembaga diklat yang akan melaksanakan pelatihan bidang PUPR
(9) Penyusunan Standar Biaya Masukan (SBM) pada setiap program
pelatihan PUPR
(10) Pengusulan penetapan program pelatihan tertentu sebagai persyaratan
jabatan di bidang PUPR
(11) Pemenuhan kebutuhan pengembangan kompetensi SDM PUPR
sebagai hal ASN untuk mendapatkan pelatihan 2 kali dalam 1 tahun
secara bertahap
(12) Pengembangan secara terus menerus mengenai data base system
informasi manajemen pendidikan dan pelatihan (SIMD).

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

85

c. Pembinaan dan Pengembangan karir dan kompetensi Jabatan Fungsional


Kementerian PUPR, dicapai melalui strategi :
(1) Penyusunan dan penetapan pedoman teknis formasi, sosialisasi atau
penyebarluasan informasi jabatan fungsional
(2) Pelaksanaan seleksi dan penempatan, review butir-butir angka kredit
pejabat fungsional dan ketentuan pelaksanaan dan ketentuan teknis
(3) Peningkatan kompetensi pejabat fungsional PUPR dan non PUPR
melalui pendidikan lanjutan, pelathan teknis dan fungsional, lokakarya,
seminar, magang dan kerjasama baik edngan Pembina jabatan
fungsional non PUPR
(4) Pelaksanaan pembinaan terhadap Tim Penilai Jabatan Fungsional di
Pusat dan Instansi/Daerah
(5) Penyusunan organisasi dan etika profesi jabatan fungsional PUPR dan
evaluasi penugasan jabatan fungsional
(6) Pengkajian tunjangan jabatan fungsional PUPR
(7) Pengembangan system informasi jabatan fungsional PUPR dan non
PUPR.

3.3 KERANGKA REGULASI


Kerangka Regulasi dalam hal ini berarti arah regulasi dan/atau kebutuhan regulasi yang bentuknya
dapat berupa Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Instruksi Presiden atau
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat. Kerangka regulasi diarahkan untuk
memfasilitasi, mendorong dan/atau mengatur perilaku penyelenggara pembangunan serta
masyarakat termasuk swasta dalam rangka pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Kerangka Regulasi juga disusun sebagai instrumen untuk memecahkan permasalahan yang
penting, mendesak, dan merniliki dampak besar terhadap pencapaian sasaran pembangunan
bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dari hasil evaluasi penataan regulasi terkait pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, efektivitas regulasi yang ada, keselarasan dengan Kerangka Regulasi pada Prolegnas
Pemerintah serta banyaknya permasalahan yang terjadi terkait pelaksanaan pembangunan bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terpadu, maka penyusunan Renstra Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015-2019 menjadi momentum yang sangat
menentukan untuk melaksanakan penataan regulasi untuk mengurangi tumpang tindih terhadap
regulasi yang ada, memenuhi regulasi yang belum dirumuskan sesuai kebutuhan serta mengantisipasi
berbagai perkembangan sejalan dengan upaya mewujudkan pembangunan bidang Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
Pada tingkat pusat kurangnya pemenuhan regulasi Undang-undang dan turunan Undang-undang
yang diberlakukan terkait pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

86

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

terpadu untuk melaksanakan operasionalisasi pengelolaan mengakibatkan kejelasan peran, fungsi,


tanggung jawab dan kewenangan menjadi permasalahan saat berkoordinasi antar sektor demikian
pula terkait pemahaman/ terminologi masing-masing sektor. Untuk mengatasi permasalahan terkait
regulasi, perlu penguatan peran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai
regulator disamping peran sebagai operator. Sebagai regulator, kewenangan dan tanggung
jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mengatur meliputi ha-hal
seperti kejelasan peran, tugas fungsi, tanggung jawab dan kewenangan, proses dan prosedur,
tujuan, dan lain sebagainya termasuk dalam penyelenggaraan pembangunan Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat yang terpadu.
Regulasi yang telah ada belum dapat menghilangkan disharmoni dan inkosistensi kebijakan, serta
belum dapat meningkatkan kualitas regulasi karena proses penyusunannya belum sepeuhnya melalui
proses pengkajian dan penelitian yang sejalan dengan kebijakan yang ditetapkan, disertai dengan
banyaknya perilaku sarat kepentingan penyelenggara pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat terpadu baik di pusat maupun daerah dengan memanfaatkan kesenjangan
antara kebijakan dengan regulasi tersebut, menjadikan penyusunan Renstra Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015-2019 sebagai momentum untuk memantapkan sinergi
antara kebijakan dan kerangka regulasi serta pelaksanaan kerangka kelembagaan dan kerangka
pendanaan yang tepat serta efisien.
Permasalahan saat ini adalah kerangka regulasi yang selama ini ada belum sepenuhnya dikelola
dengan baik sehingga belum sepenuhnya mampu mendukung penyelenggaraan pembangunan
bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat secara optimal dan terpadu. Demikian pula, regulasi
yang seharusnya menjadi faktor peng-integrasi yang mengemas kebijakan pembangunan bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat secara utuh dan menyeluruh masih ada yang menjadi alat
bagi masing-masing sektor untuk memperjuangkan kepentingan sektoralnya. Akibatnya, regulasi
dalam rangka mendukung penyelenggaraaan pembangunan Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat tidak mampu secara optimal memaksimalkan penyelenggaraan pembangunan Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat yang terpadu untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat.
UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU SPPN) telah
mengamanatkan penanganan kerangka regulasi yang sejalan dengan kerangka pendanaan sejak
proses perencanaan. UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
pada Pasal 18 merupakan langkah terobosan untuk mensinergikan antara kebijakan dan regulasi.
Integrasi kerangka regulasi terkait pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dan yang terkait bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam dokumen perencanaan
sangatlah penting serta sangat dibutuhkan karena dapat digunakan untuk:
A. Mengarahkan proses perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan sesuai
kebutuhan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terpadu;
B. Meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan dalam rangka mendukung pencapaian
tujuan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terpadu, dan
C. Meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaran (pendanaan) untuk keperluan pembentukan
peraturan perundang-undangan yang diperlukan terkait pembangunan bidang Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat yang terpadu.
Dalam konteks rencana strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, kerangka
regulasi disiapkan untuk mendukung program legislasi nasional diantaranya adalah:

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

87

A. Keterpaduan Pengembangan Wilayah :


1. Dengan adanya mandat keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka diperlukan regulasi terkait hal tersebut.
2. Pemenuhan Peraturan Pemerintah terkait pembangunan infrastruktur wilayah bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
3. Pemenuhan Peraturan Menteri/ pedoman turunan dari Peraturan Pemerintah terkait bidang
Pengembangan Wilayah yang sudah ada
B. Pengelolaan Sumber Daya Air :
1. Dengan adanya keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 85/PUU-XI/2015 terkait pembatalan
UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air menjadikan pentingnya pemenuhan
peraturan turunan UU No. 11 tahun 1974 karena ketiadaan perangkat / payung hukum yang
lengkap bagi pelaksanaan pengelolaan SDA akan menjadi kendala bagi terlaksananya
pengelolaan SDA ke depan. Untuk itu, perlu disusun sebuah roadmap peningkatan kinerja
Direktorat Jenderal SDA sebagai acuan akan hal-hal apa yang akan dilakukan, baik pada
jangka pendek, menengah, maupun panjangPeraturan turunan UU 11 tahun sebagai
pengganti UU nomer 7 tahun 2004 yang sudah tidak berlaku berlakunya.
2. Pemenuhan Peraturan
diantaranya:

Pemerintah

sesuai

dengan

target

Prolegnas

Pemerintah

3. Pemenuhan Peraturan Menteri/ pedoman turunan dari Peraturan Pemerintah bidang SDA
yang sudah ada
a. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Danau
b. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengusahaan Sumber daya Air.
c. Turunan dari Peraturan Pemerintah bidang SDA yang sudah ada
C. Penyelenggaraan Jalan :
1. Pemenuhan Peraturan Pemerintah sesuai dengan target Prolegnas Pemerintah
2. Pemenuhan Peraturan Menteri/ pedoman turunan dari Peraturan Pemerintah bidang
Penyelenggaraan Jalan yang sudah ada
D. Penyelenggaraan Permukiman dan Perumahan :
1. Pemenuhan Peraturan Pemerintah sesuai dengan target Prolegnas Pemerintah
diantaranya:
a. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Rumah Susun.
b. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Perumahan.
2. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Kawasan Permukiman baik
air bersih untuk air minum, sanitasi, maupun
3. Pemenuhan Peraturan Menteri/ pedoman turunan dari Peraturan Pemerintah bidang
permukiman dan perumahan yang sudah ada

88

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

E. Pembinaan Jasa Konstruksi :


1. Pemenuhan Peraturan
diantaranya:

Pemerintah

sesuai

dengan

target

Prolegnas

Pemerintah

2. Rancangan Pemerintah Pemerintah tentang Pemberdayaan Lembaga Jasa Keuangan serta


Pelaksanaan Kemudahan Bantuan Pembiayaan Dalam Sistem Pembangunan Perumahan
dan kawasan Permukiman.
3. Pemenuhan Peraturan Menteri/ pedoman turunan dari Peraturan Pemerintah bidang
Pembinaan Jasa Konstruksi yang sudah ada
F. Inovasi Teknis Terapan :
1. Pemenuhan Peraturan Menteri/ pedoman turunan dari Peraturan Pemerintah terkait inovasi
teknis terapan
G. Pengendalian dan pengawasan :
1. Pemenuhan peraturan menteri/ pedoman turunan dari Peraturan Pemerintah terkait
pengendalian, pengawasan perencanaan dan pelaksanaan kebijakan program dan
anggaran, serta penerapan zona integritas/ anti korupsi
H. Layanan Manajemen dan layanan teknis lainnya :
1. Pemenuhan peraturan menteri/ pedoman turunan dari Peraturan Pemerintah terkait
Sumber Daya Manusia, Pengelolaan Data dan Informasi, Informasi publik, Pelayanan Publik,
Pengelolaan BMN, dan yang lain yang terkait
2. Pemenuhan peraturan menteri/ pedoman turunan dari Peraturan Pemerintah terkait
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

89

3.4 KERANGKA KELEMBAGAAN


Kerangka kelembagaan merupakan perangkat Kementerian yang meliputi struktur organisasi,
ketatalaksanaan, dan pengelolaan aparatur sipil negara yang digunakan untuk mencapai visi, misi,
tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi
Kementerian dan disusun dengan berpedoman pada RPJM Nasional.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan penggabungan (merger) dua
Kementerian yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat, oleh karena
itu dalam penyusunan kelembagaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat selain
memperhatikan hal tersebut diatas juga mengacu pada Undang-undang No. 39 tahun 2008 tentang
Kementerian Negara, Peraturan Presiden No. 165 tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi
Kabinet Kerja, dan Keputusan Presiden No. 121/P tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian
dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014-2019. Berdasarkan amanat tersebut,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ditugaskan untuk mendukung dalam upaya
mewujudkan kedaulatan pangan, kedaulatan air nasional, penguatan konektivitas nasional,
permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, penyediaan jasa konstruksi dan sistim investasi
infrastruktur yang memadai, fasilitas penyediaan rumah, pengusahaan penyediaan pembiayaan,
membina SDM konstruksi dan aparatur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta
pemberdayaan organisasi dinas terkait di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan bidang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat terpadu memerlukan kerangka kelembagaan yang efektif dan akuntabel sebagai pelaksana
dari beberapa program sektor dan lintas sektor yang telah ditetapkan. Kelembagaan merujuk
kepada Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan lembaga lain
yang terkait dalam pembangunan bidang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
pengaturan hubungan internal dan antar lembaga, serta sumber daya manusia aparaturnya.
Lembaga mencakup rumusan tugas, fungsi, kewenangan, peran, dan struktur. Pengaturan
hubungan internal dan eksternal antar-lembaga mencakup peran tanggung jawab dan/ atau tata
hubungan kerja internal dan eksternal antar lembaga pengelola bidang Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat atau bidang terkait Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, sedangkan sumber daya manusia aparatur negara mencakup para pejabat negara dan
aparatur sipil negara yang menjalankan lembaga tersebut. Aspek sumber daya manusia aparatur
di dalam isu kerangka kelembagaan mencakup jumlah dan kualitas, yang meliputi manajerial
maupun teknis.
Pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan yang terkait bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan kerja bersama beberapa sektor dalam
kabinet pemerintahan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjadi motor
dalam pengelolaan sektor terkait bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terpadu yang
melibatkan berbagai stakeholders serta berbagai latar belakang yang berbeda. Pelaksanaan
pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terpadu harus dapat menjawab
tantangan yang besar serta kompleksitas permasalahan yang tinggi.
Penguatan Kerangka kelembagaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
akan dilakukan dengan koordinasi yang sangat intensif dan efektif di antara berbagai lembaga
yang terkait dengan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dengan
memperhatikan:

90

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

1. Sasaran, arah kebijakan, dan strategi pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat terpadu oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
2. Peraturan perundangan yang berlaku, termasuk kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah
3. Prinsip-prinsip kelembagaan yang modern; serta
4. Penerapan prinsip-prinsip tata kelola lembaga yang baik, seperti transparansi, partisipasi,
efektivitas dan efisiensi pengaturan, pengendalian, pengawasan, pembinaan dan pelaksanaan
dan penyesuaian dengan ketersediaan anggaran pemerintah.
Dengan demikian diharapkan dapat terwujud kerangka kelembagaan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat yang efektif, efisien dan akuntabel yang dapat melaksanakan
program dan kegiatan untuk mencapai sasaran pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Oleh karena itu struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dirancang untuk mampu mengemban amanat penyelenggaraan urusan di bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat dalam membantu Presiden, terutama untuk mencapai
output strategis dan outcome kementerian dalam menyelenggarakan pemerintahan negara
dengan tetap memperhatikan efektivitas dan efisiensi organisasi.
Adapun untuk menjalankan organisasi tersebut didukung oleh fungsi-fungsi perumusan, penetapan
dan pelaksanaan kebijakan yang diselenggarakan oleh 6 (enam) Direktorat Jenderal, serta fungsifungsi unsur pembantu pimpinan, unsur pengawas, dan unsur pendukung dilakukan oleh Sekretariat
Jenderal, Inspektorat, Badan Pengembangan Infrastruktur Pengembangan Wilayah, Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan Badan Penelitian dan Pengembangan. Sedangkan
tugas-tugas lainnya untuk mendukung pimpinan dilakukan oleh Staf Ahli Menteri dan Sekretariat
Jenderal. Struktur Organisasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagaimana
terlihat pada Gambar 3.1.

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

91

Gambar 3.5 Struktur Organisasi Kementerian PUPR

92

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

Sasaran penguatan kerangka kelembagaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dimaksudkan untuk mewujudkan kelembagaan pengelola pembangunan bidang Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat terpadu yang efektif, efisien, akuntabel, dan sinergis agar mampu
meningkatkan capaian sasaran-sasaran program pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Untuk mencapai sasaran penguatan kerangka kelembagaan tersebut arah kebijakan dan strategi
yang akan ditempuh adalah sebagai berikut:
A. Penguatan koordinasi, sinkronisasi dan konsolidasi pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang bersifat lintas sektor dari
berbagai sektor agar semua sektor saling mengetahui kemajuan masing-masing sektor secara
berkala.
B. Peningkatan penguatan kelembagaan pengelola pembangunan bidang Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat akan melalui:
1. Penguatan koordinasi antar lembaga yang terkait dengan fungsi penataan kelembagaan
pengelola pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan yang
terkait Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat agar ada kejelasan tugas, fungsi, dan
kewenangan masing-masing lembaga untuk menghindari multi-tafsir dan duplikasi fungsi,
serta benturan kewenangan;
2. Penataan struktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat baik secara
horizontal maupun vertikal tertutama dengan adanya penggabungan dua Kementerian
untuk mengurangi fragmentasi organisasi dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penyelenggaraan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; dalam
hal ini dibentuk Badan Pengembangan Wilayah yang akan memeiliki peran dan fungsi
menterpadukan perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan bidang Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat serta memberikan rekomendasi bagi keterpaduan
pembangunan bidang lain yang terkait Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
3. Penyempurnaan tata laksana/ hubungan tata kerja internal maupun antar lembaga agar
tercipta tata laksana pengelolaan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat yang lebih transparan, sinergis, harmonis, efektif, dan efisien;
4. Penyempurnaan semua sistem manajemen/ tata kelola di Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat terkait pengaturan, pengendalian, pengawasan, pembinaan dan
pelaksanaan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terpadu
5. Penyediaan aparatur sipil negara yang profesional, berintegritas, dan berkinerja sehingga
dapat melaksanakan visi dan misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dengan baik;
6. Peningkatan koordinasi dan pemanfaatan hasil riset terkait pembangunan bidang PUPR
oleh lembaga riset baik internal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
maupun eksternal agar lebih efektif dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan riset
untuk meningkatkan kapasitas inovasi dalam rangka pembangunan bidang PUPR.
C. Penguatan kelembagaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga dilakukan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

93

1. Kebijakan-kebijakan sektor pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,


yang meliputi sasaran, arah kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan
bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terpadu, untuk memastikan bahwa
kelembagaan pengelola pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
terutama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang diperkuat dan/
dibentuk sejalan dan mendukung pelaksanaan pembangunan yang efektif, efisien, dan
akuntabel;
2. Peraturan perundangan yang berlaku, termasuk peraturan perundangan tentang
desentralisasi dan otonomi daerah, untuk memastikan keserasian antara tugas, fungsi, dan
kewenangan setiap lembaga pengelola pembangunan bidang PUPR dengan peraturan
perundangan yang berlaku dan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah;
3. Transparansi, efektivitas, dan efisiensi untuk memastikan bahwa hasil penataan kelembagaan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan memberikan manfaat yang
lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Oleh karena itu, analisis
biaya dan manfaat dalam penataan kelembagaan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat perlu dilakukan dengan cermat

94

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

95

BAB

TARGET, KINERJA
DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB 4

TARGET KINERJA DAN KERANGKA


PENDANAAN

4.1 PROGRAM DAN KEGIATAN


Program didefinisikan sebagai instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat untuk mencapai sasaran dan tujuan
serta memperoleh alokasi anggaran, dan / atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan.
Nomenklatur program-program di kementerian PU dan Perumahan Rakyat secara umum
dikategorikan menjadi 2 (dua) jenis program.
Sedangkan kegiatan didefinisikan sebagai bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan
kerja setingkat Eselon II yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang
berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana,
da n / atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan
(input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
Nomenklatur program dan kegiatan untuk kementerian PU dan Perumahan Rakyat adalah sebagai
berikut:

98

BAB 4 - TARGET, KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

A. Program Teknis, merupakan program-program Kementerian PU dan Perumahan Rakyat yang


menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran / masyarakat (pelayanan eksternal),
yaitu:
1. Program Pengelolaan Sumber Daya Air meliputi kegiatan-kegiatan:
a. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya
b. Pembinaan Penatagunaan SDA
c. Pembinaan Program dan Anggaran
d. Pembinaan Waduk, Embung, dan Bangunan Penampung Air Lainnya
e. Pembinaan Konservasi, Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi, dan Pengamanan
Pantai
f.

Pembinaan Irigasi, Rawa, dan Tambak

g. Pembinaan Pengelolaan Air Baku dan Air Tanah


h. Pembinaan Operasi Ddan Pemeliharaan Sumber Daya Air serta Penanggulangan
Darurat Akibat Bencana
i.

Dukungan Manajemen DSDAN

j.

Pembinaan Keamanan Bendungan

k. Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Waduk, Embung, Situ, serta Bangunan Penampung
Air Lainnya
l.

Konservasi, Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi, dan Pengamanan Pantai

m. Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku dan Air Tanah


n. embangunan Dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi, Rawa dan Tambak
o. Operasi dan Pemeliharaan Sarana Prasarana SDA
p. Peningkatan Tata Kelola Pengelolaan SDA Terpadu

2. Program Penyelenggaraan Jalan,meliputi kegiatan-kegiatan:


a. Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional
b. Dukungan Manajemen, Koordinasi, Pengaturan, Pembinaan, Dan Pengawasan
c. Pengaturan,
Pembinaan,
Penyelenggaraan Jalan

Perencanaan,

Pemograman

Dan

Pembiayaan

d. Penyusunan, Pembinaan, Pelaksanaan Standar dan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja


Jalan

BAB 4 - TARGET, KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

99

e. Penyusunan, Pembinaan, Pelaksanaan Standar dan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja


Preservasi Jalan
f.

Penyusunan, Pembinaan, Pelaksanaan Standar dan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja


Preservasi Jembatan

g. Penyusunan, Pembinaan, Pelaksanaan Standar dan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Jalan


Daerah, Metropolitan, Kota Besar dan Bebas Hambatan
h. Pengaturan, Pengusahaan, Pengawasan Jalan Tol

3. Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman


a. Pengaturan, Pembinaan, dan Pelaksanaan Pengembangan Permukiman
b. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pelaksanaan Penataan Bangunan
Gedung
c. Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi,
serta Pengelolaan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi dan Persampahan
d. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola
Investasi, serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
e. Dukungan Manajemen Bidang Permukiman
f.

Penyusunan Kebijakan Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi
Serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman

g. Dukungan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Sanitasi dan Persampahan

4. Program Pembinaan Konstruksi, meliputi kegiatan-kegiatan:


a. Pembinaan Kelembagaan dan Sumberdaya Jasa Konstruksi
b. Pembinaan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
c. Pembinaan Investasi Infrastruktur
d. Pembinaan Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi
e. Pembinaan Kerjasama dan Pemberdayaan
f.

Penyelenggaraan Pelayanan Teknis dan Administrasi Pembinaan Jasa Konstruksi

5. Program Pembiayaan Perumahan dan Kawasan Permukiman, meliputi kegiatan-kegiatan:


a. Dukungan Manajemen Penyelenggaraan Pembiayaan Perumahan

100

BAB 4 - TARGET, KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

b. Penyusunan Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama, Data Informasi serta Evaluasi
Kinerja Pembiayaan Perumahan
c. Pengembangan Pola Pembiayaan Perumahan
d. Pembinaan Sistem Pembiayaan Perumahan
e. Pendayagunaan Sumber Pembiayaan Perumahan
f.

Pengendalian Kemudahan dan Bantuan Pembiayaan Perumahan

g. Dukungan Penyaluran Bantuan Pembiayaan Perumahan (BLU dari PNBP)


h. Penyaluran Bantuan Pembiayaan Perumahan (BA 999)

6. Program Penyediaan Perumahan, meliputi kegiatan-kegiatan:


a. Dukungan Manajemen Penyelenggaraan Penyediaan Perumahan
b. Penyusunan Perencanaan Penyediaan Perumahan
c. Pembinaan dan Pengembangan Rumah Umum dan Komersial
d. P Penyediaan Rumah Khusus dan Pembinaan Rumah Negara
e. Pemberdayaan Perumahan Swadaya
f.

Penyediaan Rumah Susun

7. Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah, meliputi kegiatan-kegiatan:


a. Dukungan Manajemen Pengembangan Wilayah
b. Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
c. Pengembangan Kawasan Strategis
d. Dukungan Manajemen, Koordinasi, Pengaturan, Pembinaan dan Pengawasan
e. Pengembangan Perkotaan

B. Program Generik, merupakan program-program kementerian PU dan Perumahan Rakyat yang


bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan / atau administrasi
pemerintahan (pelayanan internal), yaitu:
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelakasanaan Tugas Lainnya Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, meliputikegiatan-kegiatan:

BAB 4 - TARGET, KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

101

a. Penyusunan Perencanaan, Pemrograman, Penganggaran, Pemantauan dan Evaluasi,


serta Pembinaan PHLN;
b. Pengelolaan dan Pengembangan SDM dan Organisasi Tatalaksana;
c. Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan Kementerian;
d. Pembinaan, Perencanaan, Harmonisasi dan Publikasi Peraturan Perundang-undangan
serta Bantuan Hukum;
e. Penyelenggaraan Pengelolaan Barang Milik Negara Kementerian PUDAN Perumahan
Rakyat

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, meliputi kegiatan-kegiatan:
a. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian PU dan
Perumahan Rakyat ;
b. Pengembangan, Pengendalian dan Pelaksanaan Pekerjaan Strategis Kementerian PU
dan Perumahan Rakyat Lainnya;
c. Penyelenggaraan dan Pengembangan
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Data

dan Sistem Informasi Kementerian

d. Penyelenggaraan dan PembinaanInformasi Publik

3. Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat, meliputi kegiatan-kegiatan:
a. Penelitiandan Pengembangan Sub Bidang SumberDaya Air;
b. Penelitian dan Pengembangan Sub Bidang Jalan dan Jembatan;
c. Penelitian dan Pengembangan Sub Bidang Permukiman;
d. Pengkajian Kebijakan dan Penerapan Teknologi
e. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Litbang.

4. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pekerjaan


Umum dan Perumahan Rakyat, meliputi kegiatan-kegiatan:
a. Pengembangan Kebijakan, Koordinasi, Evaluasi Bidang Pengawasan & Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP
b. Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pendampingan Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang
PU dan PR di Inspektorat I

102

BAB 4 - TARGET, KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

c. Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pendampingan Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang


PU dan PR di Inspektorat II
d. Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pendampingan Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang
PU dan PR di Inspektorat III
e. Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pendampingan Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang
PU dan PR di Inspektorat IV .
f.

Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pendampingan Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang


PU dan PR di Inspektorat V

5. Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, meliputi kegiatan-kegiatan:
a. Penyusunan Perencanaan Program, Penganggaran, Pembinaan, Monev serta SIM.
b. Perencanaan Pengembangan, Pembinaan dan Monev kompetensi dan kinerja SDM
PUPR
c. Perencanaan Pengembangan, Penyelenggaraan dan Monev Kompetensi Teknis SDA
dan Konstruksi
d. Perencanaan Pengembangan, Penyelenggaraan dan Monev Kompetensi Teknis Jalan,
Perumahan Permukiman dan Pengembangan Wilayah
e. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Bidang Manajemen dan Pengembangan
Jabatan Fungsional

4.2 TARGET KINERJA


Target kinerja dalam hal ini diartikan sebagai target kinerja sasaran, baik sasaran strategis, sasaran
program maupun sasaran kegiatan yang dilengkapi dengan indikatornya. Target kinerja sasaran
menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan dicapai oleh kementerian yang meliputi
program dan kegiatan dalam periode waktu yang telah ditetapkan
Dalam penyusunan target kinerja baik tingkat kegiatan, program maupun kementerian didasarkan
pada kriteria-kriteria diantaranya:
A. Target menggambarkan angka kuantitatif dan satuan yang akan dicapai dari setiap indikator
kinerja sasaran;
B. Penetapan target relevan dengan indikator kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline data
yang jelas. Dalam hal ini base line capaian pada tahun 2014 yang merupakan jumlah dari
rencana target baru ditambah dengan sisa yang belum tercapai pada periode 2010-2014.
Target sasaran
dan
sasaran

strategis Kementerian (outcome-impact), sasaran program (outcome),


kegiatan
(output)
adalah
sebagaimana
pada
tabel
terlampir.

BAB 4 - TARGET, KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

103

4.3 KERANGKA PENDANAAN


Untuk melaksanakan arah, kebijakan, strategi, program dan kegiatan utama pembangunan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat diperlukan dukungan keragka pendanaan
yang maksimal. Perhitungan pendanaan memperhatikan antara lain 1) Aokasi Program adalah
penjumlahan dari alokasi kegiatan; 2) Alokasi Kegiatan merupakan penjumlahan dari alokasi Output;
dan 3) Alokasi Output merupakan hasil proyeksi berdasarkan volume target.
Terdapat 2 (dua) skenario penganggaran untuk pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan rakyat yaitu:
A. Skenario-1: merupakan pagu anggaran sesuai RPJMN untuk mencapai target pembangunan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yaitu sebesar Rp. 659,2 Triliun
(tidak termasuk anggaran untuk dukungan manajemen).
B.

104

Skenario-2: merupakan usulan optimis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
sebesar Rp. 930,6 Triliun (termasuk anggaran untuk dukungan manajemen), dengan
asumsi kemampuan dukungan sumber daya mencukupi untuk mencapai sasaran/
target RJMN secara penuh (Tabel 4.1).

BAB 4 - TARGET, KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

Tabel 4.1.
Kerangka Pendanaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Per Program
Tahun 2015-2019
(Skenario -2)
NO

PROGRAM

ALOKASI (MILIAR RUPIAH)


2015

2016

2017

2018

TOTAL

2019

01

DUKUNGAN MANAJEMEN DAN


PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS
LAINNYA KEMENTERIAN PU DAN
PERUMAHAN RAKYAT

198

218

237

261

291

1.204

02

PENINGKATAN SARANA DAN


PRASARANA APARATUR KEMENTERIAN
PU-PR

393

471

486

328

354

2.031

03

PENINGKATAN PENGAWASAN
DAN AKUNTABILITAS APARATUR
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT

105

113

120

129

142

609

04

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT

520

537

555

574

586

2.772

05

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA BIDANG PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT

569

625

688

757

832

3.471

06

PEMBINAAN KONSTRUKSI

723

924

1.144

1.365

1.587

5.743

07

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN


INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

15.997

24.179

26.982

29.608

31.503

128.268

08

PENYELENGGARAAN JALAN

57.051

69.948

52.105

55.121

43.952

278.177

09

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH

526

841

1.084

1.289

1.524

5.263

10

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

30.813

62.025

73.667

75.556

74.500

316.562

11

PENYEDIAAN PERUMAHAN

7.768

44.193

58.775

44.048

29.878

184.663

12

PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN
PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN *)

342

362

383

406

430

1.924

115.002

204.435

216.228

209.442

185.579

930.686

TOTAL
Catatan : *) diluar BA 999

BAB 4 - TARGET, KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

105

106

BAB 4 - TARGET, KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB

PENUTUP

BAB 5
PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015-2019
merupakan arahan yang akan dijabarkan ke dalam pelaksanan program dan kegiatan bagi setiap
satminkal di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat untuk mencapai
sasaran-sasaran strategis Kementerian yag pada pada ahirnya untuk pencapaian sasaran
nasional.
Proses pencapaian sasaran-sasaran dalam Renstra tersebut akan memerlukan koordinasi, konsolidasi,
dan sinergi antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah serta antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah dengan Dunia Usaha agar keseluruhan sumber daya yang ada dapat digunakan secara
optimal dan dapat mencapai kinerja yang maksimal dalam rangka meningkatkan ketersediaan
dan kualitas pelayanan infrastruktur yang lebih merata dan berkelanjutan. Oleh karenanya
penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat dalam mencapai targettarget yang telah disepakati perlu dilandasi dengan kerangka regulasi, kelembagaan dan
pendanaan yang optimal.
Dalam rangka sinergi dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah akan memberikan perhatian
yang lebih besar pada aspek peningkatan kapasitas daerah (local capacity building) sehingga
kompetensi dan kemandirian Pemerintah Daerah dapat dicapai dalam tempo yang tidak terlalu
lama. Oleh karena itu, merupakan tugas Pemerintah untuk menyusun lebih lanjut peraturan-peraturan
pelaksanaan berupa Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) termasuk peraturan daerah
serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, kampanye/sosialisasi, pertukaran pengalaman, dan
penyebarluasan NSPK.

108

BAB 5 - PENUTUP

Pencapaian saran target rencana strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2015 - 2015 sangat memerlukan pendanaan yang relatif bersar, sehingga diperlukan dorongan untuk
meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta yang lebih besar dalam rangka mengembangkan
alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Dalam
hal ini tugas pemerintah adalah menciptakan regulasi yang sehat, membangun iklim yang semakin
kondusif dan kompetitif (seperti pemeliharaan stabilitas politik dan keamanan, penataan sistem
perizinan, perbaikan sistem hukum dan kelembagaan, perluasan akses ke pasar, dan pemberian
insentif pajak bagi kawasan-kawasan yang memiliki prospek baik), mengurangi risiko investasi,
mendorong pengembangan inovasi dan teknologi, serta mendorong kompetisi antara lain dengan
menciptakan tender yang kompetitif guna memperkuat perkembangan sektor swasta.
Tantangan pembangunan ke depan dalam konteks otonomi daerah adalah bagaimana
menemukan formula pembiayaan investasi infrastruktur yang tepat, melalui skema-skema kreatif
atau non-konvensional. Berbagai insentif untuk menarik investasi dapat dilakukan terkait kelayakan
proyek dan pembiayaan melalui penerapan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) berupa pemberian
dukungan Pemerintah, seperti pembebasan tanah atau pembangunan yang sebagian dibangun
oleh Pemerintah.
Melalui pelaksanaan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 20152019 secara konsisten serta keterlibatan Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, dan masyarakat,
diharapkan dapat mempercepat proses peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu
koordinasi dan integrasi baik secara vertikal maupun secara horizontal yang semakin kuat dalam
penyelenggaraan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat sangat diperlukan.
Ahir kata, Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019 perlu
untuk dijabarkan ke dalam rencana program dan rencana kegiatan unit organisasi dan unit kerja di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

BAB 5 - PENUTUP

109

LAMPIRAN

Kerangka Regulasi

TABEL KERANGKA REGULASI



NO

ARAH KERANGKA DAN/ATAU


KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN


EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN
DAN PENELITIAN

UNIT PENANGGUNG
JAWAB

UNIT TERKAIT/
INSTITUSI

TARGET

1.

Penyiapan RPP tentang Danau

Penguat /turunan dari UU 7/2004, materi


yg diatur :
-
Pengelolaan Danau
-
Perizinan pada Danau
-
Sanksi Administrasi

Kemkoekonomi,
Bappenas, Kemen
PUPR,

KemenLH
Kemen.ESDM

2015

Penyiapan RPP tentang


Pengusahaan Sumber Daya Air

Penguat /turunan dari UU 7/2004, materi


yg diatur :
-
Subyek dan obyek pengusahaan
sumber daya air
-
Izin pengusahaan sumber daya air;
-
sanksi administrasi

Kemkoekonomi,
Bappenas, Kemen
PUPR,

KemenLH
Kemen.ESDM
Kemen.BUMN

2015

RPP tentang Sertifikat Kepemilikan


Bangunan Gedung Satuan Rumah
Susun

Penguat /turunan dari UU No.20/ 2011 dan


UU No. 28/2002
Ruang Lingkup pengaturan :
a. Bentuk;
b. Tata cara penerbitan;
c. Kelembagaan; dan
Pembinaan, pengendalian, dan
pengawasan

Kemkoekonomi,
Bappenas, Kemen
PUPR,

KemenLH
Kemen.ESDM
Kemen.BUMN

2015

RPP tentang Penyelenggaraan


Rumah Susun

Penguat /turunan dari UU No.20/ 2011Dan


UU No. 28/2002
Ruang Lingkup pengaturan :
a. Pembinaan;
b. Pelaksanaan pembangunan;
c. Pelaksanaan pasca pembangunan;
d. Pengendalian;
e. Kelembagaan;
f. Pemberian bantuan dan
kemudahan; dan
g. sanksi

Kemkoekonomi,
Bappenas, Kemen
PUPR,

RPP tentang Rumah Negara

Penguat /turunan dari UU No 1 / /2011


dan UU No.72/1957 dan UU No.17 /2003

Kemkoekonomi,
Bappenas, Kemen
PUPR,

Kemenkeu

2015

RPP tentang Pencegahan Dan


Peningkatan Kualitas Perumahan
Kumuh Dan Permukiman Kumuh

Penguat /turunan dari UU No.1/2011 dan


UU No.20/ 2011 dan UU No. 28/ 2002
Ruang lingkup :
a.
Pencegahan;
b.
Peningkatan kualitas;
c.
Pengadaan tanah; dan
Pendanaan.

Kemkoekonomi,
Bappenas, Kemen
PUPR,

KemenLH
Kemen.ESDM
Kemen.BUMN
Kementerian
Perumahan
Rakyat

2015

RUU Sanitasi

Rancangan Undang-Undang (RUU)


Mandiri

Kementerian PUPR

10

RPP Sertifikat Kepemilikan Bangunan


Satuan Rumah Susun

Amanat Undang-Undang No. 20 Tahun


2011 tentang Rumah Susun

Kementerian PUPR

2015

13

Raperpres Surat Bukti Kepemilikan


Bangunan Gedung

Kementerian PUPR

2017

15

Rapermen PU Tentang Petunjuk


Teknis Indikator Penilaian Kinerja
Perusahaan Daerah Air Minum

Permen Mandiri

Kementerian PUPR

16

Rapermen PU tentang Standar


Operasional dan Prosedur
Penyeleng-garaan SPAM

Permen Mandiri

Kementerian PUPR

17

Rapermen PU tentang Rencana


Induk SPAM

Amanat Peraturan Pemerintah No. 16


Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum

Kementerian PUPR

L.2

LAMPIRAN 1

2015

Bappenas,
Kemendagri,
Kemenkes

Kemendagri

2016

2015

2015

Kemendagri

2017

NO

ARAH KERANGKA DAN/ATAU


KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN


EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN
DAN PENELITIAN

UNIT PENANGGUNG
JAWAB

UNIT TERKAIT/
INSTITUSI

TARGET

18

Rapermen PU tentang Rencana


Pengamanan Air Minum

Amanat Peraturan Pemerintah No. 16


Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum

Kementerian PUPR

2017

19

Rapermen PU tentang Standar


Akuntansi Keuangan Entitas tanpa
Akuntabilitas Publik (ETAP) bagi
PDAM

Permen Mandiri

Kementerian PUPR

Kemendagri

20

Rapermen PU Tentang
Penyelenggaraan Sistem Drainase
Perkotaan;

Permen Mandiri

Kementerian PUPR

KemenLH

21

Rapermen PU Tentang Sistem


Pengelolaan Air Limbah

Permen Mandiri

Kementerian PUPR

KemenLH,
Kemenkes

2017

22

Rapermen PU tentang Pedoman


Teknis Peningkatan Kualitas
Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh

Amanat Undang-Undang No. 1 Tahun


2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman

Kementerian PUPR

Kemenko Kesra,

2016

23

Rapermen PU tentang Pedoman


Teknis Penghunian Sementara
dan Penghunian Kembali dalam
Peningkatan Kualitas Rumah Susun

Amanat Undang-Undang No. 20 Tahun


2011 tentang Rumah Susun

Kementerian PUPR

2016

24

Rapermen PU tentang Pedoman


Teknis Peran Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Permukiman

Amanat Undang-Undang No. 1 Tahun


2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman

Kementerian PUPR

2016

25

Rapermen PU tentang Pedoman


Teknis Pembangunan Infrastruktur
Kawasan Perdesaan

Permen Mandiri

Kementerian PUPR

26

Rapermen PU tentang RP2KP

Amanat Undang-Undang No. 1 Tahun


2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman

Kementerian PUPR

27

Rapermen Pedoman Teknis Rumah


dan Bangunan Gedung Tahan
Gempa;

Amanat Undang-Undang No. 28 Tahun


2002 Tentang Bangunan Gedung

Kementerian PUPR

BNPB

2018

28

Rapermen Pedoman Umum


Bangunan Gedung Hijau;

Amanat Undang-Undang No. 28 Tahun


2002 Tentang Bangunan Gedung

Kementerian PUPR

KemenLH, Kemen
ESDM

2018

29

Rapermen Pengelolaan Air Hujan


pada Bangunan Gedung dan
Persilnya

Permen Mandiri

Kementerian PUPR

2018

30

Rapermen Pedoman Teknis


Kemudahan pada Bangunan
Gedung

Amanat Undang-Undang No. 28 Tahun


2002 Tentang Bangunan Gedung

Kementerian PUPR

2018

31

Revisi Permen Nomor 45 tahun 2007


tentang Pengelolaan Bangunan
Gedung Negara

Amanat Peraturan Presiden Nomor 73


Tahun 2012 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara

Kementerian PUPR

2015

32

RPP tentang Pencegahan dan


Peningkatan Kualitas Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh

Penguat /turunan dari UU No. 1/2011 dan


UU No. 20/2011 dan UU No. 28/2008
Ruang Lingkup :
a. Pencegahan;
b. Peningkatan kualitas;
c. Pengadaan tanah; dan Pendanaan.

Kemkoekonomi,
Bappenas, Kemen
PUPR,

KemenLH
Kemen.ESDM
Kemen. BUMN
Kementerian
Perumahan
Rakyat

2015

33

RPP tentang Sertfikat Kepemilikan


Bangunan Gedung Satuan Rumah
Susun

Penguat/turunan dari UU No. 20/2011 dan


UU No. 28/2002
Ruang Lingkup pengaturan :
a. Bentuk;
b. Tata cara penerbitan;
c. Kelembagaan; dan Pembinaan,
pengendalian, dan pengawasan

Kemkoekonomi,
Bappenas, Kemen
PUPR,

KemenLH
Kemen.ESDM
Kemen.BUMN

2015

Bappenas

2015

2016

2019

LAMPIRAN 1

L.3

NO

ARAH KERANGKA DAN/ATAU


KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN


EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN
DAN PENELITIAN

UNIT PENANGGUNG
JAWAB

UNIT TERKAIT/
INSTITUSI

TARGET

34

RPP tentang Penyelenggaraan


Rumah Susun

Penguat /turunan dari UU No.20/ 2011Dan


UU No. 28/2002
Ruang Lingkup pengaturan :
a. Pembinaan;
b. Pelaksanaan pembangunan;
c. Pelaksanaan pasca pembangunan;
d. Pengendalian;
e. Kelembagaan;
f. Pemberian bantuan dan
kemudahan; dan
g. sanksi

Kemkoekonomi,
Bappenas, Kemen
PUPR,

35

RPP tentang Rumah Negara

Penguat /turunan dari UU No 1 / /2011


dan UU No.72/1957 dan UU No.17 /2003

Kemkoekonomi,
Bappenas, Kemen
PUPR,

36

Perubahan PP No 15 Tahun 2004


tentang Perum Perumnas

a. Turunan dari UU No 1 Tahun 2011


b.
Dukungan Program Pembangunan
Sejuta Rumah

Kemen PUPR

37

Perubahan PP No 99 Tahun 2013


tentang Pengelolaan Aset Jaminan
Ketenagakerjaan

Dukungan Program Pembangunan Sejuta


Rumah

Kemen PUPR

BPJS
Ketenagakerjaan

38

RPP tentang Penyelenggaraan


Perumahan dan Permukiman

Penguat/turunan dari UU nomor 1 tahun


2011
a.
Penyelenggaraan Perumahan;
b.
Penyelenggaraan Kawasan
Permukiman;
c.
Pemeliharaan dan perbaikan;
d.
Konsolidasi Tanah; dan
e.
Jenis, besaran, denda, tata cara,
dan mekanisme pengenaan sanksi
administratif

Kemenko ekonomi,
Bappenas,
Kemenhukham, Kemen
PUPR

Kemenkeu, BPN

39

Perubahan Keppres No 46 Tahun


1994 tentang Bapertarum PNS

Dukungan Program Pembangunan Sejuta


Rumah

Kemen PUPR

BAPERTARUM PNS

40

Repermen PUPR tentang Pedoman


Teknis Penghunian Sementara
dan Penghunian Kembali dalam
Peningkatan Kualitas Rumah Susun

Amanat Undang-Undang No. 20 Tahun


2011 tentang Rumah Susun

Kemen PUPR

2016

41

Rapermen PUPR tentang


Pengikatan Jual Beli, termasuk juga
PPJB Rumah Susun

2011 tentang Perumahan dan Kawasan


Permukiman dan Undang-Undang No. 20
Tahun 2011 tentang Rumah Susun

42

Rapermen PUPR tentang Pedoman


Perencanaan Pembangunan
Rumah Susun

Amanat Undang-Undang No. 20 Tahun


2011 tentang Rumah Susun

Kemen PUPR

2016

43

Rapermen PUPR tentang Pedoman


Bantuan Pembangunan Rumah
Susun Sewa

Revisi Permenpera No. 21 Tahun 2011

Kemen PUPR

2015

44

Rapermen PUPR tentang Standar


Pelayanan Minimal Prasarana,
Sarana, dan Utilitas (PSU) Rumah
Susun

Amanat Undang-Undang No. 20 Tahun


2011 tentang Rumah Susun

Kemen PUPR

2016

45

Rapermen PUPR tentang Pedoman


Penyusunan Peraturan Daerah
tentang Rumah Susun

Amanat Undang-Undang No. 20 Tahun


2011 tentang Rumah Susun

Kemen PUPR

2016

46

Rapermen PUPR tentang Pedoman


Permohonan Izin Rencana
fungsi dan Pemanfaatan serta
Pengubahan Rumah Susun

Amanat Undang-Undang No. 20 Tahun


2011 tentang Rumah Susun

Kemen PUPR

2017

L.4

LAMPIRAN 1

2015

Kemenkeu

2015

PERUMNAS

2015

NO

ARAH KERANGKA DAN/ATAU


KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN


EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN
DAN PENELITIAN

UNIT PENANGGUNG
JAWAB

UNIT TERKAIT/
INSTITUSI

TARGET

47

Repermen PUPR tentang


Perubahan Permenpera No. 18
Tahun 2007 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Perhitungan Tarif
Sewa Rusuna yang Dibiayai APBN
dan APBD

Amanat Undang-Undang No. 20 Tahun


2011 tentang Rumah Susun

Kemen PUPR

2018

48

Repermen PUPR tentang


Perubahan Permenpera No. 14
Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Rusunawa

Amanat Undang-Undang No. 20 Tahun


2011 tentang Rumah Susun

Kemen PUPR

2019

49

Repermen PUPR Pedoman


Pelaksanaan Bantuan Stimulan
Perumahan Swadaya

Revisi Permenpera No. 06 Tahun 2013


tentang Pedoman Pelaksanaan
Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
(disesuaikan dengan Kebijakan Kemen
PUPR)

Kemen PUPR

Kemendagri,
Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kab/
Kota

2015

50

Repermen PUPR tentang Pemberian


Kemudahan Perizinan dan Tatacara
Pencabutan Izin Pembangunan
Terhadap Badan Hukum Oleh
Pemerintah Daerah.

Penguat/turunan dari UU nomor 1 tahun


2011, Pasal 33 ayat (3). Ruang Linngkup
pengaturan :
Bentuk kemudahan perizinan
Tatacara Pencabutan Izin Pembangunan

Kemen PUPR

Kemendagri,
Kemenkumham

2016

51

Repermen PUPR tentang Sistem


Perjanjian Pendahuluan Jual Beli
Rumah

Penguat . turunan dari UU nomor 1 tahun


2011, Pasal 42 ayat (3). Ruang Lingkup
pengaturan:
Subyek dan obyek jula beli rumah
Sistem perjanjian pendahuluan jual beli
rumah
Hak, kewajiban, dan larangan
Pembinaan

Kemen PUPR

Kemendagri,
Kemenkumham,
Kemenkeu, Bank
Indonesia

2017

52

Rapermen PUPR tentang Pedoman


Penyelenggaraan Perumahan
Skala Besar

Penguat / Turunan dari UU nomor 1 tahun


2011 Pasal 37. Ruang Lingkup pengaturan:
Penyelenggaraan Perumahan
Kriteria Hunian Berimbang

Kemen PUPR

Kemendagri,
Kemenkumham

2018

53

Rapermen PUPR tentang


Pedoman Teknis Pelaksanaan
Peran Masyarakat dalam
Penyelenggaraab Perumahan dan
Kawasan Permukiman

Penguat / turunan dari UU Nomor 1 tahun


2011 Pasal 133 dan UU nomor 20 tahun
2011 Pasal 96 ayat (6). Ruang Lingkup
pengaturan :
Pelibatan peran masyarakat.
Pembentukan Forum Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman

Kemen PUPR

Kemendagri,
Kemenkumham

2018

54

Rapermen PUPR tentang Pedoman


Pelaksanaan Dekonsentrasi Bidang
Perumahan

Dukungan Pencapaian Renstra Bidang


Penyediaan Perumahan

Kemen PUPR

Kemendagri

55

Rapermen PUPR tentang Pedoman


Pelaksanaan DAK Bidang
Perumahan

Dukungan Pencapaian Renstra Bidang


Penyediaan Perumahan

Kemen PUPR

Kemendagri

LAMPIRAN 1

L.5

LAMPIRAN

Matriks Kinerja dan Pendanaan


Kementerian PUPR

LAMPIRAN II

: MATRIKS KINERJA DAN PENDANAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TUJUAN 1

: Menyelenggarakan pembangunan bidang PUPR yang terpadu dan berkelanjutan dalam


mendukung keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal,
kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI
TARGET

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

2015

2016

2017

Meningkatnya keterpaduan pembangunan


infrastruktur PUPR antardaerah, antar sektor dan
antar tingkat pemerintahan

(1)

35 WPS

80

85

90

Meningkatnya keterpaduan perencanaan,


pemrograman dan penganggaran.

(1)

7 Pulau

80

85

90

Meningkatnya kapasitas dan kualitas konstruksi


nasional

(1)

75

78

82

Meningkatnya pengembangan Kawasan


Strategi, Perkotaan dan Perdesaan, serta
keterpaduan pembangunan infrastruktur PUPR

1)

Tingkat dukungan infrastruktur


terhadap kawasan strategis,
perkotaan, perdesaan

80

85

90

2)

Tingkat keterpaduan infrastruktur


antar sektor PUPR

80

85

90

Meningkatnya keterpaduan kebijakan dengan


perencanaan

1)

80

85

90

Meningkatnya keterpaduan pemrograman dan


penganggaran pembangunan infrastruktur
PUPR

1)

80

85

90

SASARAN STRATEGIS
1

Indeks rasio dukungan infrastruktur


PUPR terhadap keterpaduan
pengembangan kawasan

Tingkat keterpaduan kebijakan,


perencanaan,pemrograman
terhadap penganggaran
pembangunan bidang PUPR

Tingkat pengendalian pelaksanaan


konstruksi nasional

PROGRAM 1 : PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH


SASARAN PROGRAM
1

L.8

Tingkat keterpaduan kebijakan


dengan perencanaan

Tingkat kesesuaian antara rencana


dengan kapasitas pendanaan
pembangunan bidang Unit eselon

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

95

100

100

95

100

100

86

90

90

525.550

841.105

1.084.206

1.288.655

1.523.652

5.263.167

525.550

948.840

1.260.668

1.517.766

1.814.360

6.067.183

95

100

100

95

100

100

95

100

100

95

100

100

LAMPIRAN 2

L.9

TARGET

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

2015

2016

2017

KEGIATAN 1.1: DUKUNGAN MANAJEMEN PENGEMBANGAN WILAYAH


UNIT ORGANISASI : SEKRETARIAT BADAN
SASARAN KEGIATAN
1

Dukungan manajemen pengembangan


infrastruktur wilayah

Laporan

41

49

49

1)

Jumlah laporan pembinaan dan


pengelolaan kepegawaian,
organisasi dan tata laksana.

Laporan

Jakarta

11

11

2)

Jumlah laporan perencanaan


anggaran, evaluasi kinerja, serta
pengelolaan data dan informasi

Laporan

Jakarta

10

10

3)

Jumlah laporan pelayanan umum,


pengelolaan keuangan dan BMN

Laporan

Jakarta

14

16

16

4)

Jumlah laporan penyelenggaran


bantuan hukum, kerjasama dan
komunikasi publik

Laporan

Jakarta

10

12

12

KEGIATAN 1.2: PERENCANAAN INFRASTRUKTUR WILAYAH


UNIT ORGANISASI: PUSAT PERENCANAAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
SASARAN KEGIATAN
1

Kebijakan dan strategi jangka menengah


dan panjang bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat

Dokumen/
Laporan

1)

Jumlah dokumen NSPK Kebijakan


dan Strategi jangka menengah dan
panjang bidang pekerjaan umum
dan perumahan rakyat

Dokumen

Jakarta

2)

Jumlah laporan kajian kebijakan,


pembiayaan, dan analisa manfaat
pembangunan bidang perkerjaan
umum dan perumahan rakyat

Laporan

Jakarta

3)

Jumlah laporan fasilitasi dan


koordinasi perencanaan, kerjasama
dan pembinaan bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat

Laporan

Jakarta

4)

Jumlah laporan pengelolaan


data dan informasi perencanaan
Infrastruktur Wilayah

Laporan

Jakarta

Keterpaduan perencanaan pembangunan


infrastruktur wilayah jangka menengah dan
jangka panjang

Dokumen/
Laporan

1)

Jumlah dokumen rencana


pengembangan infrastruktur terpadu
antar wilayah

Dokumen

Jakarta

2)

Jumlah dokumen rencana


pengembangan infrastruktur terpadu
antar sektor

Dokumen

Jakarta

Pengelolaan administrasi perkantoran

Laporan

1)

Laporan

Jakarta

L.10

Jumlah laporan pengelolaan


administrasi perkantoran

LAMPIRAN 2

5
11

5
12

17
5

5
12

17
5

17
5

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

140.392

145.732

160.305

176.336

193.969

816.735

49

49

237

140.392

145.732

160.305

176.336

193.969

816.735

11

11

53

11.475

10

10

48

10.400

16

16

78

10.060

12

12

58

21.463

72.380

130.677

173.622

209.030

249.878

835.587

34.000

61.384

81.558

98.191

117.378

392.511

5
12

5
12

25
99

25

8.000

35

18.500

60

7.500

32.600

58.857

78.200

94.147

112.545

376.349

17
5

17
5

85
25

45

17.100

40

15.500

25

5.780

10.435

13.865

16.692

19.954

66.727

25

LAMPIRAN 2

L.11

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 1.3: PEMROGRAMAN DAN EVALUASI KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
UNIT ORGANISASI : PUSAT PEMROGRAMAN DAN EVALUASI KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
SASARAN KEGIATAN
1

Program pembangunan jangka pendek


keterpaduan pengembangan kawasan

Dokumen

20

20

20

1)

Jumlah dokumen rumusan


keterpaduan program jangka pendek
pembangunan bidang infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan
rakyat

Dokumen

Jakarta

12

12

12

2)

Jumlah dokumen keterpaduan


program dan rencana alokasi
anggaran tahunan pembangunan
infrastruktur bidang pekerjaan umum
dan perumahan rakyat

Dokumen

Jakarta

Evaluasi kinerja dan pengendalian


pelaksanaan kebijakan dan program
keterpaduan pembangunan infrastruktur
bidang pekerjaan umum dan perumahan

Laporan

10

10

10

1)

Jumlah laporan monitoring dan


evaluasi kinerja pelaksanaan
kebijakan dan program keterpaduan
pembangunan infrastruktur bidang
PUPR

Laporan

Jakarta

10

10

10

Data dan informasi pemograman dan evaluasi


keterpaduan pembangunan

Laporan

14

14

14

1)

Laporan

Jakarta

14

14

14

Naskah Teknis dan Pedoman dan Kriteria


perumusan dan evaluasi program
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum
dan perumahan rakyat

Dokumen

Dokumen

Jakarta

Pengelolaan administrasi Perkantoran

Laporan

25

25

25

Laporan

Jakarta

25

25

25

L.12

Jumlah Laporan pengelolaan data


dan informasi program dan evaluasi
keterpaduan pembangunan

Jumlah Naskah Teknis dan Pedoman


dan Kriteria perumusan dan evaluasi
program pembangunan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan
rakyat

Jumlah laporan pengelolaan


administrasi perkantoran

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

89.664

161.882

215.083

258.947

309.549

1.035.126

20

20

100

34.070

61.511

81.726

98.393

117.620

393.319

12

12

60

40

10

10

50

15.750

28.435

37.780

45.485

54.374

181.825

10

10

50

14

14

70

21.014

37.940

50.409

60.689

72.548

242.600

14

14

70

1.250

2.257

2.998

3.610

4.315

14.431

25

25

125

17.580

31.739

42.170

50.770

60.692

202.951

25

25

125

LAMPIRAN 2

L.13

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 1.4: PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS


UNIT ORGANISASI : PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS
SASARAN KEGIATAN
1

Rencana pengembangan dan rencana teknis


keterpaduan infrastruktur wilayah di kawasan
strategis

Dokumen/
Laporan

19
2

19
2

19
2

1)

Jumlah Dokumen NSPK, rencana


pengembangan, dan rencana teknis
infrastruktur wilayah di kawasan
strategis

Dokumen

Jakarta

19

19

19

2)

Jumlah laporan koordinasi program,


evaluasi keterpaduan, serta
pengolahan data dan informasi di
Kawasan Strategis

Laporan

Jakarta

Rencana pengembangan dan rencana


teknis keterpaduan infrastruktur wilayah antar
kawasan strategis

Dokumen/
Laporan

11
2

11
2

11
2

1)

Jumlah Dokumen NSPK, rencana


pengembangan, dan rencana teknis
infrastruktur wilayah di antar kawasan
strategis

Dokumen

Jakarta

11

11

11

2)

Jumlah laporan koordinasi program,


evaluasi keterpaduan, serta
pengolahan data dan informasi
antar Kawasan Strategis

Laporan

Jakarta

Fasilitasi dan pelaksanaan pengadaan tanah di


kawasan strategis dan antar kawasan strategis
untuk pembangunan infrastruktur wilayah

Laporan

1)

Jumlah laporan penyusunan


panduan, fasilitasi, dan pelaksanaan
pengadaan tanah untuk infrastruktur
wilayah di kawasan strategis dan
antar kawasan strategis

Laporan

Jakarta

2)

Jumlah laporan pemantauan


pelaksanaan pengadaan tanah di
kawasan strategis dan antar kawasan
strategis

Laporan

Jakarta

L.14

Pengelolaan administrasi Perkantoran

Laporan

1)

Laporan

Jakarta

Jumlah laporan pengelolaan


administrasi perkantoran

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

111.210

200.780

266.765

321.168

383.929

1.283.852

50.828

91.765

121.923

146.788

175.472

586.775

19
2

19
2

95
10

19

19

95

47.828

10

3.000

11
2

11
2

55
10

36.500

65.898

87.555

105.410

126.009

421.372

11

11

55

33.000

10

3.500

40

14.800

26.720

35.502

42.742

51.094

170.858

35

13.300,00

1.500,00

25

9.082

16.397

21.786

26.228

31.354

104.847

25

LAMPIRAN 2

L.15

TARGET

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

NSPK, rencana pengembangan dan rencana


teknis keterpaduan pengembangan kawasan
perkotaan dan perdesaan

Dokumen/
Laporan

1)

Jumlah dokumen NSPK, rencana


pengembangan kawasan, dan
rencana teknis keterpaduan
pembangunan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan
rakyat di kawasan perkotaan dan
perdesaan

Dokumen

Jakarta

20

20

20

2)

Jumlah laporan fasilitasi dan


koordinasi perencanaan
pembangunan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan teknis
keterpaduan pengembangan
kawasan perkotaan dan perdesaan

Laporan

Jakarta

Data dan informasi pengembangan kawasan


perkotaan dan perdesaan

Laporan

1)

Laporan

Jakarta

Keterpaduan pengembangan kawasan


perkotaan dan perdesaan

Laporan

Jakarta

15

15

15

1)

Laporan

Jakarta

15

15

15

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan


kebijakan teknis, rencana dan program
keterpaduan pengembangan kawasan
perkotaan, dan perdesaan

Laporan

1)

Laporan

Jakarta

Pengelolaan administrasi Perkantoran

Laporan

1)

Laporan

Jakarta

2015

2016

2017

KEGIATAN 1.5: PENGEMBANGAN PERKOTAAN


UNIT ORGANISASI : PUSAT PENGEMBANGAN PERKOTAAN
SASARAN KEGIATAN
1

L.16

Jumlah laporan pengelolaan data


dan informasi kawasan perkotaan
dan perdesaan

Jumlah laporan fasilitasi peningkatan


kualitas pengembangan kawasan
perkotan dan perdesaan

Jumlah laporan pemantauan dan


evaluasi pelaksanaan kebijakan
teknis, rencana dan program
keterpaduan pengembangan
Kawasan perkotaan dan perdesaan

Jumlah laporan pengelolaan


administrasi perkantoran

LAMPIRAN 2

20
3

20
3

20
3

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

111.904

202.034

268.430

323.173

386.326

1.291.867

61.313

110.695

147.074

177.068

211.670

707.820

20
3

20
3

100
15

20

20

100

57.766

15

3.547

1.933

3.489

4.636

5.581

6.672

22.311

15

15

75

38.416

69.357

92.150

110.943

132.623

443.488

15

15

75

38.416

25

10.243

18.493

24.570

29.581

35.362

118.249

25

LAMPIRAN 2

L.17

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

Meningkatnya kapasitas dan kualitas konstruksi


nasional
1)

TARGET
2015

2016

2017

75

78

82

Meningkatnya kapitalisasi konstruksi oleh


badan usaha nasional

1)

BUJK Kualifikasi
Besar

25

25

25

Meningkatnya penerapan manajemen mutu


dan tertib penyelenggaraan konstruksi

1)

Meningkatnya produktivitas industri konstruksi

1)

Persentase SDM konstruksi yang


kompeten

12

17

2)

Tingkat penggunaan teknologi


inovatif

20

25

30

3)

Tingkat utilisasi produk unggulan

17

20

23

PROGRAM 2: PEMBINAAN KONSTRUKSI


SASARAN STRATEGIS
1

Tingkat pengendalian pelaksanaan


konstruksi nasional

PROGRAM 3 PEMBINAAN KONSTRUKSI


SASARAN PROGRAM
1

Meningkatnya persentase BUJK yang


berkualifikasi besar
1)

Rasio kapitalisasi konstruksi oleh


badan usaha nasional

Tingkat BUJK yang berkualifikasi besar

Tingkat penerapan manajemen


mutu dan tertib penyelenggaraan
konstruksi

KEGIATAN 3.1: PEMBINAAN KELEMBAGAAN DAN SUMBERDAYA JASA KONSTRUKSI


UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT BINA KELEMBAGAAN DAN SUMBERDAYA JASA KONSTRUKSI
SASARAN KEGIATAN
1

L.18

Kelembagaan pembinaan jasa konstruksi

Profil

1)

Profil

Jakarta

Pembinaan penerapan teknologi inovatif

Profil

1)

Profil

Jakarta

Informasi rantai pasok konstruksi

Dokumen

1)

Dokumen

Jakarta

Pengelolaan administrasi perkantoran

Laporan

13

13

13

1)

Laporan

Jakarta

13

13

13

Jumlah profil kelembagaan


pembinaan jasa konstruksi

Jumlah profil pembinaan penerapan


teknologi inovatif

Jumlah layanan informasi rantai pasok


konstruksi

Jumlah Layanan Perkantoran

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

1.143.958

1.365.155

1.587.413

5.743.195

722.900

923.769

86

90

90

15

25

25

125

40

24

34

34

35

40

40

26

30

30

57.065

59.918

62.914

66.060

69.363

315.319

10

10

13

13

65

13

13

65

LAMPIRAN 2

L.19

TARGET

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

2015

2016

2017

KEGIATAN 3.2 : PEMBINAAN PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI


UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT BINA PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
SASARAN KEGIATAN
1

Pembinaan manajemen mutu dan tertib


penyelenggaraan konstruksi

Profil

1)

Profil

Jakarta

Jumlah profil pembinaan manajemen


mutu dan tertib penyelenggaraan
konstruksi

Pengelolaan administrasi perkantoran

Laporan

13

13

13

1)

Laporan

Jakarta

13

13

13

Jumlah Layanan Perkantoran

KEGIATAN 3.3: PEMBINAAN INVESTASI INFRASTRUKTUR


UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR
SASARAN KEGIATAN
1

Kebijakan dan Strategi kapitalisasi konstruksi


dan pengusahaan infrastruktur oleh badan
usaha nasional

Draft NSPK

1)

Draft NSPK

Jakarta

Fasilitasi kapitalisasi dan pengusahaan


infrastruktur oleh badan usaha nasional

Jumlah Draft NSPK

Profil

1)

Profil

Jakarta

Pengelolaan administrasi perkantoran

Laporan

13

13

13

Laporan

Jakarta

13

13

13

Jumlah profil fasilitasi kapitalisasi dan


pengusahaan infrastruktur

Jumlah Layanan Perkantoran

KEGIATAN 3.4: PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI


UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT BINA KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI
SASARAN KEGIATAN
1

Standar dan Pedoman peningkatan


kompetensi SDM konstruksi

Draft NSPK

16

16

16

1)

Draft NSPK

Jakarta

16

16

16

Jumlah standar dan pedoman


kompetensi dan produktivitas kerja
konstruksi

Pengelolaan administrasi perkantoran

Laporan

13

13

13

1)

Laporan

Jakarta

13

13

13

Jumlah Layanan Perkantoran

KEGIATAN 3.5: PEMBINAAN KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN


UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN
SASARAN KEGIATAN
1

L.20

Kerjasama dan pemberdayaan peningkatan


kompetensi SDM konstruksi

Profil

1)

Profil

Jakarta

Jumlah profil kerjasama dan


pemberdayaan peningkatan
kompetensi SDM konstruksi

Pengelolaan administrasi perkantoran

Laporan

13

13

13

1)

Laporan

Jakarta

13

13

13

Jumlah Layanan Perkantoran

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

60.176

63.185

66.344

69.662

73.145

332.512

13

13

65

13

13

65

47.550

49.928

52.424

55.045

57.797

262.744

76.811

80.652

84.684

88.919

93.365

424.430

10

10

13

13

65

13

13

65

16

16

80

16

16

80

13

13

65

13

13

65

367.965

551.087

752.641

954.273

1.155.987

3.781.953

13

13

65

13

13

65

LAMPIRAN 2

L.21

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 3.6: PENYELENGGARAAN PELAYANAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI
UNIT ORGANISASI : SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
SASARAN KEGIATAN
1

L.22

Layanan teknis dan administrasi pembinaan


jasa konstruksi

Dokumen/
Laporan

1)

Dokumen/
Laporan

Jakarta

Jumlah layanan teknis dan


administrasi pembinaan jasa konstruksi

Pengelolaan adminstrasi perkantoran

Laporan

13

13

13

1)

Laporan

Jakarta

13

13

13

Jumlah Layanan Perkantoran

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

113.333

119.000

124.950

131.197

137.757

626.236

25

25

13

13

65

13

13

65

LAMPIRAN 2

L.23

LAMPIRAN II

: MATRIKS KINERJA DAN PENDANAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TUJUAN 2

: Menyelenggarakan pembangunan bidang PUPR untuk mendukung kedaulatan pangan, ketahanan air,
dan ketahanan energi guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka
kemandirian ekonomi
SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

SASARAN STRATEGIS
1

Meningkatnya dukungan kedaulatan pangan dan


ketahanan energi

52

63

75

52

63

75

Meningkatnya ketahanan air

60

65

65

60

65

65

m3/detik

57,88

69,88

81,75

Tingkat dukungan kedaulatan


pangan dan ketahanan energi
Tingkat dukungan ketahanan air

SASARAN PROGRAM
1

Meningkatnya layanan sarana dan prasarana


penyediaan air baku
Peningkatan debit layanan
sarana dan prasarana
penyediaan air baku

m3/detik

8,65

12,00

11,87

Pengembalian fungsi dan debit


layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku seperti
semula

m3/detik

8,20

1,70

2,29

Terjaganya fungsi dan debit


layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku

m3/detik

49,23

57,88

69,88

Meningkatnya kinerja layanan irigasi

Hektar

3.681.878

3.892.438

3.976.786

Peningkatan layanan jaringan


irigasi

Hektar

181.283

210.561

228.783

Pengembalian fungsi dan


layanan jaringan irigasi

Hektar

477.961

691.490

676.103

Terjaganya fungsi dan layanan


jaringan irigasi

Hektar

3.500.595

3.681.878

3.748.003

juta m3

16.408

15.465

15.598

juta m3

1.012

12

Meningkatnya kapasitas tampung sumbersumber air


1

L.24

Peningkatan kapasitas tampung


sumber air
Status 20 Maret 2015

Payaseunara,
Rajui, Jatigede,
Bajulmati, Nipah,
Titab

Teritip

Marangkayu

Pengembalian fungsi dan


kapasitas tampung sumber air

juta m3

377

859

793

Terjaganya kapasitas tampung


sumber air

juta m3

15.396

15.463

15.585

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

86

97

97

86

97

97

87

87

87

87

87

87

30.812.502

62.025.168

73.667.428

75.556.287

74.500.395

6.561.780

94,75

116,75

162,26

22,00

67,52

6,84

21,76

94,75

94,75

4.033.630

4.087.748

4.910.820

202.446

182.303

1.005.376

644.548

509.899

3.000.000

3.831.184

3.905.445

3.905.445

16.192

17.062

18.238

149

492

1.668

Kuningan, Bendo,
Gongseng,
Tukul,Tugu,
Karalloe

Pidekso,
Gondang,
Keureuto, Logung,
Raknamo, Bintang
Bano, Tanju dan
Mila, Rotiklod,
Sei Gong, Ciawi,
Sukamahi,Kolhua,
lolak, telagawaja,
tapin

778

786

3.593

16.044

16.570

16.570

13,00

2,72

81,75

LAMPIRAN 2

L.25

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

Meningkatnya kapasitas pengendalian daya


rusak air
1

Peningkatan luas kawasan yang


terlindungi dari daya rusak air

Meningkatnya upaya konservasi sumber daya air


1

Peningkatan persentase
kawasan / lokasi yang
dikonservasi pada kawasan
prioritas

Meningkatnya keterpaduan tata kelola


pengelolaan SDA
1

Peningkatan indeks RBO (indeks)

TARGET
2015

2016

2017

Hektar

18.458

43.117

44.481

Hektar

18.458

43.117

44.481

20

20

20

20

20

20

indeks

indeks

N/S/P/K

KEGIATAN 1: DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA


UNIT ORGANISASI: SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL SDA
SASARAN KEGIATAN
1

NSPK administrasi pengelolaan SDM, BMN,


keuangan, informasi publik, dan lahan

Jumlah NSPK dukungan


administrasi dan pengelolaan
SDM dan organisasi tatalaksana/
mekanisme kerja internal

N/S/P/K

Jumlah NSPK dukungan


administrasi dan pengelolaan
BMN

N/S/P/K

Jumlah NSPK dukungan


administrasi pengelolaan
keuangan dan
kerumahtanggaan

N/S/P/K

Jumlah NSPK dukungan


administrasi dan pengelolaan
regulasi/pendampingan hukum

N/S/P/K

Jumlah NSPK dukungan


administrasi dan pengelolaan
hubungan masyarakat/informasi
publik

N/S/P/K

Jumlah NSPK dukungan


administrasi dan fasilitasi lahan

N/S/P/K

L.26

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

14

TOTAL
15

45.844

48.100

200.000

45.844

48.100

200.000

20

20

100

20

20

100

565.307

577.970

618.428

661.718

708.038

3.131.460

479

1.000

1.100

1.210

1.331

5.120

6
1

30

LAMPIRAN 2

L.27

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

Layanan manajemen administrasi pengelolaan


SDM, BMN, keuangan, informasi publik, dan lahan

Fasilitasi
pengadaan
tanah

TARGET
2015

2016

2017
6

20

20

20

Indeks

L.28

Persentase peningkatan
layanan administrasi dan
pengelolaan perumusan regulasi,
urusan hukum dan perjanjian/
pendampingan hukum

20

20

20

Persentase peningkatan kinerja


pegawai (SKP dan prestasi kerja)

20

20

20

Persentase peningkatan
layanan administrasi dan
pengelolaan keuangan dan
kerumahtanggaan

20

20

20

Persentase peningkatan layanan


administrasi dan pengelolaan
kepegawaian dan Ortala

20

20

20

Persentase peningkatan
penyelenggaraan komunikasi
dan layanan publik

20

20

20

Jumlah fasilitasi administrasi


dan pengadaan tanah yang
dilaksanakan

fasilitasi
pengadaan
tanah

Persentase peningkatan
kompetensi SDM aparatur

20

20

20

Persentase peningkatan layanan


administrasi dan pengelolaan
BMN

20

20

20

Indeks survei dan evaluasi


kepuasan pegawai

indeks

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

10

10

Layanan teknis administrasi pengelolaan SDM,


BMN, keuangan, informasi publik, dan lahan
1

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis dukungan
administrasi dan pengelolaan
BMN dan Keuangan

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis dukungan
administrasi dan pengelolaan
SDM dan organisasi tatalaksana/
mekanisme kerja internal

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

14

20

20

20

20

20

20

20

TOTAL
15

564.828

403.879

432.129

462.355

494.695

2.357.887

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

10

10

40

173.091

185.198

198.152

212.012

768.454

20

20

LAMPIRAN 2

L.29

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 2: PEMBINAAN PENATAGUNAAN SDA


UNIT ORGANISASI: DIREKTORAT BINA PENATAGUNAAN SDA
SASARAN KEGIATAN
1

NSPK tata kelola pengelolaan SDA terpadu


1

Jumlah NSPK dukungan tata


kelola pengelolaan SDA terpadu

Layanan manajemen tata kelola pengelolaan


SDA terpadu

N/S/P/K

N/S/P/K

BBWS/BWS
%
Kajian

33
60
1

33
60
1

33
60
1

Jumlah BBWS/BWS yang


diberikan bimbingan teknis
penyusunan dan penetapan pola
dan rencana pengelolaan SDA
kewenangan pusat

BBWS/BWS

33

33

33

Jumlah BBWS/BWS yang


diberikan bimbingan teknis
pengendalian pemanfaatan SDA

BBWS/BWS

33

33

33

Persentase peningkatan
layanan perizinan dan kerjasama
penggunaan dan pemanfatan
SDA

20

20

20

Jumlah kajian lingkungan


strategis SDA dan strategi mitigasi
dan adaptasi perubahan iklim

Kajian

Jumlah BBWS/BWS yang


diberikan bimbingan teknis
pengelolaan hidrologi WS dan
kualitas air pada sumber air

BBWS/BWS

33

33

33

Jumlah BBWS/BWS yang


diberikan bimbingan teknis
peningkatan kapasitas
kelembagaan lembaga PSDA

BBWS/BWS

33

33

33

Persentase penyusunan
peraturan perundang-undangan
bidang SDA

100

100

100

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Layanan teknis tata kelola pengelolaan SDA


terpadu
1

L.30

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
pengelolaan SDA WS,
pengelolaan hidrologi WS
dan kualitas air sumber air,
pembinaan kelembagaan,
penyusunan sistem pola investasi
serta pembinaan pengendalian
pemanfaatan SDA

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

106.659

102.914

70.118

77.826

86.074

443.589

9.144

10.058

11.064

12.170

13.387

55.823

33
60
1

33
60
1

33
60
5

97.515

62.475

30.099

46.871

51.955

288.915

33

33

33

33

33

33

20

20

33

33

33

33

100

100

100

20

28.380

26.955

16.784

18.732

90.851

20

20

33

33

LAMPIRAN 2

L.31

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

Dukungan teknis pengelolaan sistem data dan


informasi banjir (Flood Forecasting Warning
System)
1

Jumlah BBWS/BWS yang memiliki


sistem data dan informasi banjir
(Flood Forecasting Warning
System)

TARGET
2015

2016

2017
6

BBWS/BWS

33

33

33

BBWS/BWS

33

33

33

N/S/P/K

N/S/P/K

%
kebijakan
strategi

28
1

30
1

33
1

KEGIATAN 3: PEMBINAAN PROGRAM DAN ANGGARAN


UNIT ORGANISASI: DIREKTORAT PENGEMBANGAN JARINGAN SDA
SASARAN KEGIATAN
1

NSPK perencanaan dan pemrograman SDA


1

Jumlah NSPK dukungan


perencanaan dan pemrograman
SDA

Layanan manajemen perencanaan dan


pemrograman SDA
1

Kesesuaian program
dan anggaran dengan
perencanaannya

50

60

70

Persentase peningkatan
pengendalian program dan
anggaran

20

20

20

Jumlah kebijakan strategi


pengelolaan SDA

kebijakan
strategi

Persentase peningkatan layanan


administrasi dan pengelolaan KLN

20

20

20

Persentase peningkatan layanan


sistem data dan informasi SDA

20

20

20

Pemda/
masyarakat/
dunia

Pemda/
masyarakat/
dunia

Layanan teknis perencanaan dan pemrograman


SDA
1

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
pemrograman dan
penganggaran

KEGIATAN 4: PEMBINAAN WADUK, EMBUNG, DAN BANGUNAN PENAMPUNG AIR LAINNYA


UNIT ORGANISASI: PUSAT BENDUNGAN
SASARAN KEGIATAN
1

NSPK bendungan, embung dan bangunan


penampung air lainnya
1

L.32

Jumlah NSPK bendungan,


embung dan bangunan
penampung air lainnya

Layanan teknis bendungan, embung dan


bangunan penampung air lainnya

LAMPIRAN 2

N/S/P/K
N/S/P/K

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

2.000

2.000

74.472
534

35
1

35
5

80

80

20

20

20

20

20

20

20

20

20

33

33

33

33

33

33

34
1
75

20

1
20
20
5

2.000

2.000

8.000

76.140

81.470

87.173

93.275

412.529

1.000

1.100

1.210

1.331

5.175

73.937

52.598

56.259

60.174

64.361

307.329

22.542

24.111

25.789

27.583

100.025

42.899

55.604

59.496

63.661

221.660

2.000

2.200

2.420

2.662

9.282

12.270

16.021

17.123

18.300

63.713

LAMPIRAN 2

L.33

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
dan pelaksanaan
pembangunan/peningkatan dan
rehabilitasi bendungan, embung
dan bangunan penampung air
lainnya

Dukungan bimbingan teknis waduk, embung,


dan bangunan penampung air lainnya
1

Jumlah BBWS/BWS yang diberi


bimbingan teknis pembangunan,
persiapan OP dan rehabilitasi
waduk, embung, dan bangunan
penampung air lainnya

TARGET
2015

2016

2017

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

BBWS/BWS

33

33

33

BBWS/BWS

33

33

33

KEGIATAN 5: PEMBINAAN KONSERVASI, PENGENDALIAN BANJIR, LAHAR GUNUNG BERAPI, DAN PENGAMANAN PANTAI
UNIT ORGANISASI: DIREKTORAT SUNGAI DAN PANTAI
SASARAN KEGIATAN
1

NSPK pengelolaan banjir, pengendalian lahar


gunung berapi, dan pengamanan pantai
1

Layanan teknis pengelolaan banjir,


pengendalian lahar gunung berapi, dan
pengamanan pantai

N/S/P/K

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang
diberi bimbingan teknis
perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan/peningkatan dan
rehabilitasi pengelolaan banjir,
pengendalian lahar gunung
berapi, dan pengamanan pantai

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
restorasi, revitalisasi, konservasi
sumber daya air

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

BBWS/BWS

33

33

33

BBWS/BWS

33

33

33

Dukungan bimbingan teknis konservasi,


pengendalian banjir, lahar gunung berapi dan
pengamanan pantai
1

L.34

Jumlah NSPK pengelolaan banjir,


pengendalian lahar gunung
berapi, dan pengamanan pantai

N/S/P/K

Jumlah BBWS/BWS yang diberi


bimbingan teknis pembangunan,
persiapan OP, dan rehabilitasi
sarana prasarana konservasi,
pengendalian banjir, lahar
gunung berapi dan pengamanan
pantai

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

33
33

20

33

33

33

33

28.629

37.383

39.953

42.699

148.665

108.148

64.348

83.406

89.244

95.491

440.638

2.000

2.200

2.420

2.662

9.282

18.705

24.362

26.047

27.849

96.962

20

20

20

33

33

33

108.148

43.644

56.844

60.777

64.981

334.393

33

33

33

LAMPIRAN 2

L.35

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 6: PEMBINAAN IRIGASI, RAWA, DAN TAMBAK


UNIT ORGANISASI: DIREKTORAT IRIGASI DAN RAWA
SASARAN KEGIATAN
1

NSPK irigasi, irigasi rawa, dan irigasi tambak


1

Jumlah NSPK irigasi, irigasi rawa,


dan irigasi tambak

Layanan teknis irigasi, irigasi rawa, dan irigasi


tambak

N/S/P/K

N/S/P/K

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

10

10

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
dan pelaksanaan
pembangunan/peningkatan dan
rehabilitasi irigasi, irigasi rawa, dan
irigasi tambak

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Jumlah Pemda yang diberi


bimbingan/bantuan teknis dalam
pemenuhan SPM irigasi di daerah

Pemda

BBWS/BWS
Pemda

33
0

33
5

33
5

BBWS/BWS

33

33

33

Pemda

Dukungan bimbingan teknis irigasi, rawa dan


tambak
1

Jumlah BBWS/BWS yang diberi


bimbingan teknis pembangunan,
persiapan OP dan rehabilitasi
irigasi, rawa dan tambak

Jumlah pemda yang diberi


bimbingan teknis pelaksanaan
SPM irigasi

KEGIATAN 7: PEMBINAAN PENGELOLAAN AIR BAKU DAN AIR TANAH


UNIT ORGANISASI: PUSAT AIR BAKU DAN AIR TANAH
SASARAN KEGIATAN
1

NSPK sarana dan prasarana penyediaan dan


pengelolaan air baku dan air tanah
1

Layanan teknis sarana dan prasarana


penyediaan dan pengelolaan air baku dan air
tanah
1

L.36

Jumlah NSPK sarana dan


prasarana penyediaan dan
pengelolaan air baku dan air
tanah

Jumlah pemda/masyarakat/
dunia usaha yang
diberi bimbingan teknis
perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan/peningkatan
dan rehabilitasi sarana prasarana
penyediaan dan pengelolaan air
baku dan air tanah

LAMPIRAN 2

N/S/P/K
N/S/P/K

pemda/
masyarakat/
dunia

pemda/
masyarakat/
dunia

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

172.113

121.011

147.673

158.010

169.070

767.876

3.944

2.000

2.200

2.420

2.662

13.226

10

10

40

35.703

43.642

46.677

49.922

175.944

20

20

33
5

33
5

33
20

168.169

83.307

101.831

108.913

116.486

578.706

33

33

33

20

40.337

49.224

52.670

56.357

198.588

2.000

2.200

2.420

2.662

9.282

11.501

14.107

15.075

16.108

56.792

20

20

LAMPIRAN 2

L.37

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

Dukungan bimbingan teknis pengelolaan air


baku dan air tanah

BBWS/BWS

33

33

33

BBWS/BWS

33

33

33

Jumlah BBWS/BWS yang diberi


bimbingan teknis pembangunan,
persiapan OP dan rehabilitasi
penyediaan dan pengelolaan air
baku dan air tanah

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 8: PEMBINAAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN SUMBER DAYA AIR SERTA PENANGGULANGAN DARURAT AKIBAT BENCANA
UNIT ORGANISASI: DIREKTORAT BINA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
SASARAN KEGIATAN
1

NSPK OP sarana prasarana SDA

N/S/P/K

Jumlah NSPK pengelolaan banjir,


pengendalian lahar gunung
berapi, dan pengamanan pantai

N/S/P/K

Jumlah NSPK OP sarana dan


prasarana penyediaan dan
pengelolaan air baku dan air
tanah

N/S/P/K

Jumlah NSPK OP sarana


prasarana pengelolaan banjir,
pengendalian lahar gunung
berapi, dan pengamanan pantai

N/S/P/K

Jumlah NSPK OP irigasi, irigasi


rawa dan Irigasi tambak

N/S/P/K

Jumlah NSPK OP sarana


prasarana konservasi sumber
daya air

N/S/P/K

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

25

25

Layanan teknis bendungan, embung dan


bangunan penampung air lainnya
1

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
dan pelaksanaan OP
bendungan, embung dan
bangunan penampung air
lainnya

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
pemberian bimbingan teknis
perencanaan dan pelaksanaan
OP sarana prasarana penyediaan
dan pengelolaan air baku

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
dan pelaksanaan OP
pengelolaan banjir,
pengendalian lahar gunung
berapi, dan pengamanan pantai

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Jumlah pemda / masyarakat


/ dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
dan pelaksanaan OP irigasi, irigasi
air tanah, irigasi rawa dan irigasi
tambak

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

L.38

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

33

33

33

26.836

32.917

35.175

37.586

132.514

33

33

33

25

938.787

787.513

842.639

901.623

964.737

4.435.300

12.557

13.813

15.194

16.714

18.385

76.664

25

25

100

232.110

248.233

265.473

283.906

1.029.722

20

20

20

20

LAMPIRAN 2

L.39

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

Jumlah pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
dan pelaksanaan OP sarana
prasarana konservasi sumber
daya air

Dukungan bimbingan teknis OP sarana dan


prasarana SDA

TARGET
2015

2016

2017
6

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

BBWS/BWS

33

33

33

Jumlah BBWS/BWS yang diberi


bimbingan teknis OP bendungan,
embung dan bangunan
penampung air lainnya

BBWS/BWS

33

33

33

Jumlah BBWS/BWS yang


menyusun Angka Kebutuhan
Nyata OP bendungan, embung
dan bangunan penampung air
lainnya

BBWS/BWS

33

33

33

Jumlah BBWS/BWS yang diberi


bimbingan teknis OP sarana
prasarana penyediaan air baku

BBWS/BWS

33

33

33

Jumlah BBWS/BWS yang


menyusun Angka Kebutuhan
Nyata OP sarana prasarana
penyediaan air baku

BBWS/BWS

33

33

33

Jumlah BBWS/BWS yang diberi


bimbingan teknis OP sarana
prasarana pengendali banjir,
pengendali lahar gunung berapi,
dan pengaman pantai

BBWS/BWS

33

33

33

Jumlah BBWS/BWS yang


menyusun Angka Kebutuhan
Nyata OP pengendali banjir,
pengendali lahar gunung berapi,
dan pengaman pantai

BBWS/BWS

33

33

33

Jumlah BBWS/BWS yang diberi


bimbingan teknis OP irigasi, rawa,
dan tambak

BBWS/BWS

33

33

33

Jumlah BBWS/BWS yang


menyusun Angka Kebutuhan
Nyata OP irigasi, rawa, dan
tambak

BBWS/BWS

33

33

33

Jumlah BBWS/BWS yang diberi


bimbingan teknis OP sarana
prasarana konservasi SDA

BBWS/BWS

33

33

33

10

Jumlah BBWS/BWS yang


menyusun Angka Kebutuhan
Nyata OP sarana prasarana
konservasi SDA

BBWS/BWS

33

33

33

Dukungan teknis penyusunan peta kawasan


rawan bencana yang ditetapkan

BBWS/BWS

33

33

33

BBWS/BWS

33

33

33

BBWS/BWS

33

33

33

BBWS/BWS

33

33

33

L.40

Jumlah BBWS/BWS yang diberi


bimbingan teknis penyusunan
peta kawasan rawan bencana

Layanan tanggap darurat bencana


1

Jumlah BBWS/BWS yang diberi


bimbingan teknis tanggap
darurat bencana

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

14

TOTAL
15

20

33

33

33

367.068

239.590

277.011

317.017

359.784

1.560.470

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

2.000

2.200

2.420

2.662

9.282

33

33

33

33

33

33

559.162

300.000

300.000

300.000

300.000

1.759.162

33

33

33

LAMPIRAN 2

L.41

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 9: DUKUNGAN MANAJEMEN DSDAN


UNIT ORGANISASI: SEKRETARIAT HARIAN DEWAN SUMBER DAYA AIR NASIONAL
SASARAN KEGIATAN
1

NSPK pelaksanaan tugas Dewan SDAN

N/S/P/K

Jumlah NSPK dukungan


pelaksanaan tugas Dewan SDAN

N/S/P/K

Layanan manajemen pelaksanaan tugas Dewan


SDAN

anggota
dewan
%

anggota
dewan

1
2

22

22

22

40

40

40

22

22

22

Jumlah anggota dewan dari


unsur non pemerintah yang
terpilih untuk periode berikutnya

Peningkatan pelaksanaan
fasilitasi tugas DSDAN

20

20

20

Peningkatan penyediaan sarana


prasarana pelaksanaan tugas
dan fungsi dewan

20

20

20

Persentase pengelolaan Data


dan Informasi

100

100

100

Persentase peningkatan layanan


administrasi anggota Dewan

20

20

20

N/S/P/K

N/S/P/K

%
sertifikat
kajian

48
2
20

48
2
20

48
2
20

KEGIATAN 10: PEMBINAAN KEAMANAN BENDUNGAN


UNIT ORGANISASI: BALAI BESAR BENDUNGAN
SASARAN KEGIATAN
1

Kebijakan NSPK keamanan bendungan


1

L.42

Jumlah NSPK keamanan


bendungan

Layanan manajemen keamanan bendungan

Peningkatan pelaksanaan kajian


keamanan bendungan

20

20

20

Peningkatan penyelenggaraan
inspeksi keamanan bendungan

20

20

20

Jumlah fasilitasi sertifikasi


keamanan bendungan

Sertifikat

Peningkatan pelaksanaan
fasilitasi tugas Komisi Keselamatan
Bendungan

Kajian

20

20

20

Peningkatan pelaksanaan
pelatihan keamanan bendungan

20

20

20

Persentase pengelolaan data


dan komunikasi

100

100

100

Persentase peningkatan layanan


administrasi

100

100

100

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

12.906
1

13.195

14.119

15.107

16.165

71.491

1.000

1.100

1.210

1.331

4.641

12.906

12.195

13.019

13.897

14.834

66.850

22

22

110

40

40

40

22

110

20

20

20

20

100

100

20

20

18.980

19.405

20.764

22.217

23.772

105.138

2.262

2.488

2.737

3.011

3.312

13.810

48
2
20

48
2
20

48
10
20

16.718

16.317

17.426

18.606

19.860

88.928

20

20

20

20

10

20

20

20

20

100

100

100

100

22

20
20

100
20

20
20
2
20

20
100
100

LAMPIRAN 2

L.43

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

Layanan
teknis
keamanan
bendungan
1

Bendungan
yang
dibangun
1

TARGET
2015

2016

2017
6

Pemda/
masyarakat/
dunia

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
pembangunan bendungan

Pemda/
masyarakat/
dunia

Sertifikat

Jumlah sertifikasi keamanan


bendungan

Sertifikat

KEGIATAN 11: PENGELOLAAN WADUK, EMBUNG, SITU, SERTA BANGUNAN PENAMPUNG AIR LAINNYA
UNIT ORGANISASI: BBWS/BWS
SASARAN KEGIATAN
1

Layanan teknis bendungan, embung dan


bangunan penampung air lainnya

Bendungan
yang
dibangun

L.44

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
dan pelaksanaan
pembangunan/peningkatan dan
rehabilitasi bendungan, embung
dan bangunan penampung air
lainnya

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan bidang
bendungan
Status 20 Maret 2015

Jumlah konstruksi bendungan


yang selesai dilaksanakan

LAMPIRAN 2

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Bendungan

16 on going/ 13
baru/6 selesai

23 on going/8
baru /1 selesai

dokumen

30

Telagawaja, Tanju
dan Mila, Rotiklod,
Tapin, Sei Gong,
Ciawi, Sukamahi,
Sukoharjo,
Cipanas,
Leuwikeris,Tiga
diHaji, Semantok,
Pamukulu, Tiro,
Lausimeme,
Ladongi, Pelosika,
Jenelata,
Matenggeng,
Bagong, Rokan
Kiri, Nagunggete,
Meninting,
Bonehulu, Way
Apu, Riam Kiwa,
Lesti III, Bolango
Hulu, Marangkayu,
Teritip

bendungan

20

Ciawi,
Sukamahi,
Sukoharjo,
Pamukkulu,
Sadawarna,
Ladongi,
Pelosika,
Bagong,
Rokan Kiri,
Loea,Mbay,
Napunggete,
Menintin,
Bonehulu,
Way Apu,
Lambakan,
Rian Kanan,
Lesti III,
Jragung,
Bolango Hulu

30 on going/9
baru /1 selesai

13

Sukaraja,
Segalamider,
Rokan Kiri,
Loea, Mbay,
Napunggete,
Bonehulu, Way
Apu, Lambakan,
Riam Kiwa, Lesti
III, Jragung,
Bolango Hulu

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

14

20

20

20

20

38 on going/11
baru /6 selesai

43 on
going/9 baru
/15 selesai

65 On
Going/50
Baru/ 29
Selesai

TOTAL
15

100

100

100

100

400

500

500

500

500

2.000

5.640.262

11.303.842

19.965.291

19.924.728

19.676.753

6.510.875

10.000

10.000

10.000

10.000

40.000

4.604.947

8.032.915

14.420.334

14.624.728

14.426.753

6.109.676

74

Sukaraja,
Segalamider,
Randugunting,
Napunggete,
Bonehulu, Bolango
Hulu

15

29

LAMPIRAN 2

L.45

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

Status 20 Maret 2015

Embung dan bangunan penampung air lainnya


yang dibangun/ditingkatkan

TARGET
2015

2016

2017
6

Payaseunara,
Rajui, Jatigede,
Bajulmati, Nipah,
Titab

Teritip

Marangkayu

buah

309

247

466

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan embung
dan bangunan penampung
air lainnya yang dibangun/
ditingkatkan

dokumen

10

10

10

Luas tanah yang dibebaskan

hektar

100

100

100

Jumlah konstruksi embung dan


bangunan penampung air
lainnya yang selesai dilaksanakan

buah

309

247

466

Jumlah manual OP embung


dan bangunan penampung air
lainnya

dokumen

309

227

446

buah

64

293

324

dokumen

bendungan

11

10

Bendungan, embung dan bangunan penampung


air lainnya yang direhabilitasi

Jumlah rencana teknis


dan dokumen lingkungan
bendungan, embung dan
bangunan penampung air
lainnya yang direhabilitasi

Jumlah konstruksi bendungan


yang selesai direhabilitasi

Jumlah konstruksi embung dan


bangunan penampung air
lainnya yang selesai direhabilitasi

buah

59

282

314

Jumlah manual OP bendungan,


embung dan bangunan
penampung air lainnya

dokumen

64

293

324

L.46

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

14

TOTAL
15

431

1.893

734.076

2.470.000

4.660.000

4.400.000

4.310.000

10

10

50

100

100

500

440

431

1.893

420

411

1.813

250

290

1.221

301.239

790.927

874.957

890.000

930.000

3.787.123

25

10

10

46

240

280

1.175

250

290

1.221

Kuningan, Bendo,
Gongseng,
Tukul,Tugu,
Karalloe

Pidekso,
Gondang,
Keureuto, Logung,
Raknamo, Bintang
Bano, Tanju dan
Mila, Rotiklod,
Sei Gong, Ciawi,
Sukamahi,Kolhua,
lolak, telagawaja,
tapin

440

LAMPIRAN 2

16.574.076

L.47

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 12: KONSERVASI, PENGENDALIAN BANJIR, LAHAR GUNUNG BERAPI, DAN PENGAMANAN PANTAI
UNIT ORGANISASI: BBWS/BWS
SASARAN KEGIATAN
1

Layanan teknis pengelolaan banjir,


pengendalian lahar gunung berapi, dan
pengamanan pantai

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang
diberi bimbingan teknis
perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan/peningkatan dan
rehabilitasi pengelolaan banjir,
pengendalian lahar gunung
berapi, dan pengamanan pantai

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
restorasi, revitalisasi, konservasi
sumber daya air

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

km

286

666

687

dokumen

10

10

10

hektar

505

1.000

1.500

Pengendali
banjir yang
dibangun

Jumlah rencana teknis


dan dokumen lingkungan
pengendalian banjir

Luas tanah yang dibebaskan

Panjang konstruksi kanal banjir


yang dibangun/ditingkatkan (km)

km

Panjang normalisasi sungai


dan pembuatan tanggul yang
dibangun/ditingkatkan (km)

km

284

496

511

Panjang bangunan
perlindungan dan perkuatan
tebing yang dibangun/
ditingkatkan (km)

km

168

174

Jumlah stasiun pompa yang


dibangun

buah

Jumlah manual OP pengendali


banjir

dokumen

10

10

10

buah

60

55

63

Pengendali lahar gunung berapi yang dibangun/


ditingkatkan

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan pengendali
lahar gunung berapi

dokumen

Jumlah konstruksi sabo dam yang


dilaksanakan

buah

60

55

63

Jumlah manual OP pengendali


lahar gunung berapi

dokumen

10

10

10

L.48

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

10

2016

2017

11

2018

12

2019

13

TOTAL

14

15

8.121.935

12.380.149

14.650.633

15.223.064

17.189.576

7.565.357

10.000

10.000

10.000

10.000

40.000

20

20

20

708

743

3.090

4.846.429

6.858.948

8.933.677

8.679.182

11.546.983

0.865.220

10

10

50

1.500

1.495

6.000

10

527

494

2.312

179

247

768

10

10

50

64

64

306

410.503

617.394

434.424

455.549

522.713

2.440.584

25

64

64

306

10

10

50

LAMPIRAN 2

L.49

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

Pengaman pantai yang dibangun/ditingkatkan

TARGET
2015

2016

2017
6

km

62

86

90

dokumen

10

10

10

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan pengaman
pantai

Panjang bangunan pemecah


gelombang (break water) yang
dibangun (km)

km

61

85

89

Panjang tembok penahan


gelombang (sea wall) yang
dibangun (km)

km

Jumlah manual OP pengaman


pantai

dokumen

km

128

197

302

Pengendali
banjir yang
direhabilitasi

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan pengendali
banjir yang direhabilitasi

dokumen

Peningkatan kapasitas desain


rencana pengendali banjir yang
direhabilitasi

Q10-25 tahun

Panjang konstruksi tanggul sungai


yang direhabilitasi

km

126

135

225

Panjang bangunan
perlindungan dan perkuatan
tebing yang direhabilitasi (Km)

km

60

75

Panjang kanal banjir yang


direhabilitasi (km)

km

Jumlah stasiun pompa yang


direhabilitasi

buah

Jumlah manual OP pengendali


banjir

dokumen

90

93

buah

21

55

63

Pengendali lahar gunung berapi yang


direhabilitasi

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan pengendali
lahar gunung berapi yang
direhabilitasi

dokumen

Jumlah konstruksi sabo dam yang


direhabilitasi

buah

21

55

63

Jumlah manual OP pengendali


lahar gunung berapi

dokumen

km

dokumen

km

Pengaman pantai yang direhabilitasi

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan pengaman
pantai yang direhabilitasi

Panjang konstruksi bangunan


pemecah gelombang (break
water) yang ditingkatkan/
direhabilitasi (km)

L.50

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

14

TOTAL
15

157

135

530

1.817.699

1.189.839

1.356.711

2.545.211

1.964.688

8.874.150

10

10

50

156

134

525

25

211

225

1.063

539.206

1.585.630

1.637.909

1.339.210

1.191.771

6.293.727

12

149

158

794

60

65

260

10

110

120

413

74

64

277

249.518

164.900

102.400

101.100

96.600

714.518

13

74

64

277

15

12

8.816

29.000

124.723

66.473

42.525

271.537

12

12

LAMPIRAN 2

L.51

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017
6

Panjang tembok penahan


gelombang (sea wall) yang
ditingkatkan/direhabilitasi (km)

km

Jumlah manual OP pengaman


pantai

dokumen

dokumen

dokumen

Desain pengendalian banjir yang ditingkatkan


1

Jumlah dokumen desain


pengendalian banjir

Kawasan sumber air yang dikonservasi

kawasan

15

20

20

dokumen

Luas tanah yang dibebaskan

hektar

Jumlah sungai yang direstorasi

buah

13

10

10

Jumlah danau yang direvitalisasi

buah

Jumlah rawa yang dikonservasi

Jumlah manual OP sungai


yang direstorasi, danau yang
direvitalisasi, dan rawa yang
dikonservasi

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan bidang
sungai yang direstorasi, danau
yang direvitalisasi, dan rawa yang
dikonservasi

10

Bangunan pengendali sedimen (check dam)


yang dibangun

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan bangunan
pengendali sedimen (check
dam)

Jumlah konstruksi bangunan


pengendali sedimen (check
dam) yang dilaksanakan

Jumlah manual pemeliharaan


bangunan pengendali sedimen
(check dam)

11

Bangunan pengendali sedimen (check dam)


yang direhabilitasi

buah

dokumen

buah

100

20

20

dokumen

buah

100

20

20

dokumen

buah

dokumen

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan bangunan
pengendali sedimen (check
dam) yang direhabilitasi

Jumlah rehabilitasi bangunan


pengendali sedimen (check
dam) yang dilaksanakan

buah

Jumlah manual OP bangunan


pengendali sedimen (check
dam)

dokumen

L.52

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

14

TOTAL
15

10

10.000

11.000

12.100

13.310

46.410

22

24

101

209.584

1.869.437

1.989.288

1.957.989

1.738.709

7.765.007

25

25

11

11

55

17

29

10

20

20

180

28.815

20.000

23.000

26.000

29.000

126.815

25

20

20

180

10

25

11.365

25.000

27.500

30.250

33.275

127.390

25

25

25

LAMPIRAN 2

L.53

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 13: PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI JARINGAN IRIGASI, RAWA DAN TAMBAK
UNIT ORGANISASI: BBWS/BWS
SASARAN KEGIATAN
1

Layanan teknis irigasi, irigasi rawa dan irigasi


tambak
1

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
dan pelaksanaan
pembangunan/peningkatan dan
rehabilitasi irigasi, irigasi rawa dan
irigasi tambak

Jaringan irigasi permukaan kewenangan Pusat


yang dibangun

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

km

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan jaringan
irigasi yang dibangun

dokumen

Luas tanah yang dibebaskan

hektar

4.903

5.635

5.012

Panjang jaringan irigasi yang


dilaksanakan

km

Peningkatan cakupan jaringan


irigasi yang diairi waduk
dilaksanakan

11

12

12

Jumlah manual OP jaringan


irigasi

dokumen

20

20

20

km

16

10

Jaringan irigasi permukaan kewenangan pusat


yang ditingkatkan/direhabilitasi

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan jaringan
irigasi yang direhabilitasi

dokumen

Panjang rehabilitasi jaringan


irigasi yang dilaksanakan

km

16

10

Jumlah manual OP jaringan


irigasi

dokumen

10

10

10

bendung

11

Bendung irigasi kewenangan pusat yang


direhabilitasi

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan bendung
irigasi yang direhabilitasi

dokumen

Jumlah rehabilitasi bendung


irigasi yang dilaksanakan

bendung

11

Jumlah manual OP bendung


irigasi

dokumen

km

14

15

10

Jaringan irigasi permukaan kewenangan daerah


yang ditingkatkan/direhabilitasi

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan jaringan
irigasi yang direhabilitasi

dokumen

Panjang rehabilitasi jaringan


irigasi yang dilaksanakan

km

14

15

L.54

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

8.458.828

16.272.951

17.542.071

17.357.773

13.341.039

2.972.663

10.000

10.000

10.000

10.000

40.000

20

20

10

3.864.787

1.386.336

1.091.748

1.382.231

845.559

8.570.661

20

4.404

3.738

23.691

10

13

13

13

20

20

100

50

3.088.974

1.754.864

1.831.594

1.720.805

1.499.937

9.896.173

25

50

10

10

50

39

22.000

16.000

18.000

14.000

70.000

15

39

22

15

10

53

1.779.723

2.669.584

2.669.584

1.779.723

8.898.615

12

15

10

53

LAMPIRAN 2

L.55

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

Peningkatan cakupan jaringan


irigasi diairi waduk yang
ditingkatkan/direhabilitasi

Jumlah manual OP jaringan


irigasi

11

Bendung irigasi kewenangan daerah yang


direhabilitasi

TARGET
2015

2016

2017
6

dokumen

bendung

11

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan bendung
irigasi yang direhabilitasi

dokumen

Jumlah rehabilitasi bendung


irigasi yang dilaksanakan

bendung

11

Jumlah manual OP bendung


irigasi

dokumen

km

12

20

17

12

Jaringan
irigasi
rawa yang
direhabilitasi

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan jaringan
irigasi rawa yang direhabilitasi

dokumen

Panjang rehabilitasi jaringan


irigasi rawa yang dilaksanakan

km

12

20

17

Jumlah manual OP jaringan


irigasi rawa

dokumen

km

13

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan jaringan
irigasi tambak yang direhabilitasi

dokumen

Panjang rehabilitasi jaringan


irigasi tambak yang dilaksanakan

km

Jumlah manual OP jaringan


irigasi tambak

dokumen

L.56

Jaringan irigasi tambak yang direhabilitasi

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

14

TOTAL
15

12

34

22.000

18.000

12.000

16.000

68.000

12

34

12

16

15

81

665.917

2.430.386

2.662.813

2.617.348

1.869.699

0.246.163

25

16

15

81

25

201.636

203.081

186.541

188.508

164.766

944.531

15

LAMPIRAN 2

L.57

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 14: PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN AIR BAKU DAN AIR TANAH
UNIT ORGANISASI: BBWS/BWS
SASARAN KEGIATAN
1

Layanan teknis sarana dan prasarana


penyediaan dan pengelolaan air baku dan air
tanah
1

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang
diberi bimbingan teknis
perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan/peningkatan
dan rehabilitasi sarana prasarana
penyediaan dan pengelolaan air
baku dan air tanah

Sumur air tanah untuk air baku yang dibangun

Jumlah konstruksi sumur air


tanah untuk air baku yang selesai
dilaksanakan

Jumlah manual OP sumur air


tanah untuk air baku

Embung
untuk air
baku yang
dibangun

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

titik

titik

dokumen

buah

18

20

20

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan embung
air baku yang dibangun/
ditingkatkan

dokumen

Luas tanah yang dibebaskan

hektar

Jumlah konstruksi embung


untuk air baku yang selesai
dilaksanakan

buah

18

20

20

Jumlah manual OP embung


untuk air baku

manual

Saluran pembawa yang dibangun/ditingkatkan

km

1.000

1.000

1.000

dokumen

10

10

10

Panjang konstruksi saluran


pembawa yang selesai
dilaksanakan

km

1.000

1.000

1.000

Jumlah manual OP saluran


pembawa

dokumen

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan sumur
dan saluran pembawa yang
dibangun/ditingkatkan

3
4

Intake air baku yang dibangun/ditingkatkan

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan intake
air baku yang dibangun/
ditingkatkan

Jumlah konstruksi intake air baku


yang selesai dilaksanakan

Jumlah manual OP intake air


baku

L.58

LAMPIRAN 2

buah

100

100

100

dokumen

buah

100

100

100

dokumen

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

5.835.111

5.837.912

5.983.454

5.681.403

6.415.338

10.000

10.000

10.000

10.000

40.000

3.077.457
5

20

20

25

2.334.444

2.500

2.500

2.500

2.500

2.344.444

25

10

20

20

98

200.000

200.000

200.000

200.000

800.000

25

30

20

20

98

15

1.000

1.000

5.000

4.376.270

4.382.236

4.689.030

4.108.628

7.556.164

10

10

50

1.000

1.000

5.000

25

100

100

500

500.000

500.000

500.000

500.000

2.000.000

25

100

100

500

25

LAMPIRAN 2

L.59

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

Sumur
JIAT yang
dibangun

2015

2016

2017
6

titik

106

164

174

Jumlah konstruksi sumur JIAT yang


dilaksanakan

titik

106

164

174

Jumlah manual OP sumur JIAT

dokumen

Km

dokumen

hektar

km

dokumen

Jaringan Irigasi Air Tanah yang dibangun

Jumlah rencana teknis dan


dokumen sumur dan Jaringan
Irigasi Air Tanah yang dibangun/
ditingkatkan

Luas tanah yang dibebaskan

Panjang konstruksi Jaringan Irigasi


Air Tanah yang dilaksanakan

Jumlah manual OP Jaringan


Irigasi Air Tanah

TARGET

titik

15

15

Jumlah rehabilitasi sumur air


tanah untuk air baku yang
dilaksanakan

titik

15

15

Jumlah manual OP sumur air


tanah untuk air baku

dokumen

buah

dokumen

Sumur air tanah untuk air baku yang direhabilitasi

Embung
untuk air
baku yang
direhabilitasi

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan embung air
baku yang direhabilitasi

Jumlah rehabilitasi embung


untuk air baku yang selesai
dilaksanakan

buah

Jumlah manual OP embung


untuk air baku

manual

km

1.616

147

240

Saluran
pembawa
yang
direhabilitasi

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan sumur
dan saluran pembawa yang
direhabilitasi

dokumen

Panjang rehabilitasi saluran


pembawa yang selesai
dilaksanakan

km

1.616

147

240

Jumlah manual OP saluran


pembawa

dokumen

L.60

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

14

116

104

664

116

104

664

TOTAL
15

82.000

87.000

58.000

52.000

279.000

25

203.836

296.700

293.955

208.920

188.520

1.191.931

25

20

25

15

15

60

3.000

3.000

3.000

3.000

12.000

15

15

60

12

26

7.500

7.500

7.500

7.500

30.000

12

26

14

463

1.425

3.891

402.890

148.595

131.088

39.719

56.130

778.421

15

463

1.425

3.891

15

LAMPIRAN 2

L.61

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

Intake air
baku yang
direhabilitasi

TARGET
2015

2016

2017
6

buah

226

20

31

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan intake air
baku yang direhabilitasi

dokumen

Jumlah rehabilitasi intake air


baku yang selesai dilaksanakan

buah

226

20

31

Jumlah manual OP intake air


baku

dokumen

titik

306

328

308

Jumlah rehabilitasi sumur JIAT


yang dilaksanakan

titik

306

328

308

Jumlah manual OP sumur JIAT

dokumen

km

dokumen

10

11

Sumur
JIAT yang
direhabilitasi

Jaringan irigasi air tanah yang direhabilitasi

Jumlah rencana teknis dan


dokumen lingkungan sumur dan
Jaringan Irigasi Air Tanah yang
direhabilitasi

Panjang rehabilitasi Jaringan


Irigasi Air Tanah yang
dilaksanakan

km

Jumlah manual OP Jaringan


Irigasi Air Tanah

dokumen

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

KEGIATAN 15: OPERASI DAN PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA SDA


UNIT ORGANISASI: BBWS/BWS
SASARAN KEGIATAN
1

Layanan teknis OP sarana dan prasarana SDA

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
dan pelaksanaan OP
bendungan, embung dan
bangunan penampung air
lainnya

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
pemberian bimbingan teknis
perencanaan dan pelaksanaan
OP sarana prasarana penyediaan
dan pengelolaan air baku dan
air tanah

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
dan pelaksanaan OP
pengelolaan banjir,
pengendalian lahar gunung
berapi, dan pengamanan pantai

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

L.62

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

14

15

64

215

557

12

64

215

TOTAL

40.160

62.168

128.800

429.680

660.808

557

15

263

238

1.443

117.870

110.926

95.190

86.412

410.398

263

238

1.443

15

136.287

50.516

47.540

40.796

37.034

312.172

10

25

2.215.893

13.137.102

12.415.532

13.622.167

4.974.123

6.364.817

20

10.000

10.000

10.000

10.000

40.000

20

20

20

LAMPIRAN 2

L.63

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017
6

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
dan pelaksanaan OP irigasi, irigasi
rawa dan irigasi tambak

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis perencanaan
dan pelaksanaan OP

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

buah

1.269

1.603

1.851

rencana

20

20

bendungan

208

208

209

Bendungan, embung dan bangunan penampung


air lainnya yang dioperasi dan dipelihara

Jumlah rencana OP bendungan,


embung dan bangunan
penampung air lainnya

Jumlah bendungan yang


dioperasi dan dipelihara

Jumlah embung dan bangunan


penampung air lainnya yang
dioperasi dan dipelihara

buah

1.061

1.395

1.642

Operasionalisasi unit pengelola


bendungan

titik

10

Rencana

titik

10

buah

18

38

rencana OP

buah

18

38

buah

100

200

rencana Op

buah

100

200

km

3.131

3.478

4.285

rencana OP

Sumur air tanah untuk air baku yang dioperasi


dan dipelihara

Jumlah rencana OP sumur air


tanah untuk air baku

Jumlah konstruksi sumur air tanah


untuk air baku yang dioperasi
dan dipelihara

Embung untuk air baku yang dioperasi dan


dipelihara

Jumlah rencana OP embung


untuk air baku

Jumlah konstruksi embung untuk


air baku yang dioperasi dan
dipelihara

Intake air baku yang dioperasi dan dipelihara

Jumlah rencana OP intake air


baku

Jumlah konstruksi intake air baku


yang dioperasi dan dipelihara

10

Pengendali banjir, pengendali lahar gunung


berapi, dan pengaman pantai yang dioperasi dan
dipelihara

Jumlah rencana OP pengendali


banjir, pengendali lahar gunung
berapi, dan pengaman pantai

Panjang tanggul sungai yang


dipelihara (km)

km

2.728

2.213

2.709

Panjang bangunan
perlindungan dan perkuatan
tebing yang dipelihara (Km)

km

738

906

L.64

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

14

TOTAL
15

20

20

2.322

2.768

2.768

387.863

1.271.870

1.385.642

1.609.970

1.821.727

6.477.071

20

20

80

214

220

220

2.548

2.548

15

20

20

25.151

327.396

426.644

489.941

547.963

1.817.096

15

20

20

58

78

78

25.151

327.396

426.644

489.941

547.963

1.817.096

12

78

78

300

400

400

25.151

327.396

426.644

489.941

547.963

1.817.096

300

400

400

5.126

6.057

6.057

470.811

1.649.804

2.036.334

2.524.556

3.324.316

0.005.822

25

3.220

3.747

3.747

1.080

1.259

1.259

2.108

58

LAMPIRAN 2

L.65

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017
6

Panjang kanal banjir yang


dioperasi dan dipelihara (km)

km

Jumlah stasiun pompa yang


dioperasi dan dipelihara

buah

Jumlah sabo dam yang


dipelihara (Buah)

km

267

327

382

Panjang bangunan pemecah


gelombang (break water) yang
dipelihara (km)

km

136

198

283

Panjang tembok penahan


gelombang (sea wall) yang
dipelihara (km)

km

10

20

BBWS/BWS

10

20

WS

16

16

WS

16

16

km

227

238

243

11

Sistem data dan informasi banjir (Flood


Forecasting Warning System)

12

Jumlah BBWS/BWS yang memiliki


sistem data dan informasi banjir
(Flood Forecasting Warning
System)

Peta kawasan rawan bencana yang ditetapkan

13

Jaringan irigasi, irigasi air tanah, irigasi rawa dan


irigasi tambak yang dioperasi dan dipelihara

Jumlah WS yang memiliki peta


kawasan rawan bencana

Jumlah rencana OP jaringan


irigasi, irigasi air tanah, irigasi rawa
dan irigasi tambak

rencana teknis
dan dokumen
lingkungan

10

10

10

Panjang konstruksi jaringan irigasi


yang dioperasi dan dipelihara

km

119

125

126

Panjang konstruksi jaringan irigasi


air tanah yang dioperasi dan
dipelihara

km

Panjang konstruksi jaringan


irigasi rawa yang dioperasi dan
dipelihara

km

94

98

102

Panjang konstruksi jaringan irigasi


tambak yang dioperasi dan
dipelihara

km

13

14

14

15

35

rencana teknis
dan dokumen
lingkungan

14

Tampungan
air alami
yang
dipelihara

Jumlah rencana pemeliharaan


tampungan air alami

Jumlah sungai yang dipelihara

sungai

13

23

Jumlah danau yang dipelihara

danau

Jumlah rawa yang dipelihara

rawa

L.66

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

14

TOTAL
15

445

509

509

373

531

531

20

33

33

3.770.609

2.000.000

2.000.000

2.000.000

9.770.609

20

33

33

16

15

63

160.000

160.000

160.000

150.000

630.000

15

63

250

256

1.214

1.281.767

4.514.130

4.707.623

4.892.218

4.965.189

0.360.926

10

10

50

127

128

128

112

112

15

15

15

55

77

77

418.500

462.000

567.600

657.000

2.105.100

33

44

44

12

12

21

21

16

107

14

LAMPIRAN 2

L.67

15

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

Bangunan pengendali sedimen (check dam)


dipelihara

Jumlah rencana pemeliharaan


bangunan pengendali sedimen
(check dam) dipelihara

16

Jumlah konstruksi bangunan


pengendali sedimen (check
dam) dipelihara

Layanan tanggap darurat bencana

Tanggap darurat bencana yang


dilaksanakan terhadap kejadian

TARGET
2015

2016

2017
6

buah

100

120

rencana
pemeliharaan

buah

100

120

100

100

100

100

100

100

KEGIATAN 16: PENINGKATAN TATA KELOLA PENGELOLAAN SDA TERPADU


UNIT ORGANISASI: BBWS/BWS
SASARAN KEGIATAN
1

Layanan teknis administrasi pengelolaan SDM,


BMN, keuangan, informasi publik, dan lahan

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis dukungan
administrasi dan pengelolaan
BMN dan Keuangan

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

Jumlah Pemda/masyarakat/
dunia usaha yang diberi
bimbingan teknis dukungan
administrasi dan pengelolaan
SDM dan organisasi tatalaksana/
mekanisme kerja internal

Pemda/
masyarakat/
dunia usaha

20

20

Layanan manajemen administrasi pengelolaan


SDM, BMN, keuangan, informasi publik, dan lahan

Persentase peningkatan
layanan administrasi dan
pengelolaan perumusan regulasi,
urusan hukum dan perjanjian/
pendampingan hukum

20

20

Persentase peningkatan kinerja


pegawai (SKP dan prestasi kerja)

20

20

Persentase peningkatan
layanan administrasi dan
pengelolaan keuangan dan
kerumahtanggaan

20

20

Persentase peningkatan layanan


administrasi dan pengelolaan
kepegawaian dan Ortala

20

20

Persentase peningkatan
penyelenggaraan komunikasi
dan layanan publik

20

20

Persentase peningkatan layanan


administrasi dan pengelolaan
BMN

20

20

Persentase peningkatan layanan


sistem data dan informasi SDA

20

20

L.68

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

14

TOTAL
15

140

160

160

20.000

24.000

28.000

32.000

104.000

140

160

160

100

100

100

340.000

350.000

360.000

370.000

1.420.000

100

100

100

1.300.756

1.250.281

1.272.546

1.320.018

1.360.861

6.504.462

20

75.240

81.675

89.843

97.837

344.594

20

20

20

20

20

175.560

190.575

209.633

228.286

804.053

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

LAMPIRAN 2

L.69

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

Layanan manajemen tata kelola pengelolaan


SDA terpadu

TARGET
2015

2016

2017
6

100

100

100

pola/rencana

14

15

Jumlah pola dan rencana


pengelolaan SDA kewenangan
pusat yang disusun/direview

Persentase peningkatan
pengendalian pemanfaatan SDA

20

20

Persentase penyusunan
Rekomendasi Teknis bidang SDA

20

20

Persentase peningkatan
pengelolaan hidrologi WS dan
kualitas air pada sumber air

20

20

Persentase peningkatan
kapasitas kelembagaan lembaga
PSDA

20

20

Persentase peningkatan layanan


sistem data dan informasi SDA

20

20

L.70

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

14

TOTAL
15

100

100

100

1.300.756

999.481

1.000.296

1.020.543

1.034.739

5.355.815

50

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

LAMPIRAN 2

L.71

LAMPIRAN II

: MATRIKS KINERJA DAN PENDANAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TUJUAN 3

: Menyelenggaraan pembangunan bidang PUPR untuk konektivitas nasional guna meningkatkan


produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing
bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim
SASARAN/

SATUAN

LOKASI

INDIKATOR KINERJA
1

TARGET
2015

2016

2017

2018

2019

Indeks
Konektivitas

1,29

1,4

1,45

1,5

1,55

SASARAN STRATEGIS
1

Meningkatnya kinerja infrastruktur jalan


untuk konektivitas bagi penguatan daya
saing
1

Tingkat Konektivitas Jalan Nasional

SASARAN PROGRAM
1

Meningkatnya kehandalan jalan nasional


1

Waktu Tempuh Pada Koridor utama


(jam/100km)

Jam/100 Km

Lintas Timur
Sumatera dan
Pantai Utara Jawa

2,7

2,6

2,5

2,4

2,2

Tingkat kemantapan jalan nasional


(%)

86*

91

94

97

98

Tingkat penggunaan jalan (milyar


kend Km)

milyar
Kendaraan
Km

101

116

122

127

133

Tingkat fasilitasi terhadap jalan


daerah untuk mendukung kawasan

25

50

75

100

KEGIATAN 1: PELAKSANAAN PRESERVASI DAN PENINGKATAN KAPASITAS JALAN NASIONAL


UNIT ORGANISASI : BALAI PELAKSANA JALAN
SASARAN KEGIATAN
1

L.72

Perencanaan, pengendalian dan


pengawasan Preservasi dan Peningkatan
Kapasitas Jalan Nasional

Dokumen

61

61

61

61

61

Jumlah Dokumen Perencanaan


Penyelenggaraan jaringan jalan
dan jembatan

Dokumen

19

19

19

19

19

Jumlah dokumen pelaksanaan


Preservasi dan Peningkatan
Kapasitas Jalan dan jembatan

Dokumen

25

25

25

25

25

Jumlah dokumen pengendalian


sistem pelaksanaan pengujian dan
peralatan

Dokumen

17

17

17

17

17

Pengelolaan administrasi Perkantoran

Laporan

12

12

12

12

12

Laporan

12

12

12

12

12

Jumlah Laporan pengelolaan


administrasi Perkantoran

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

1,55

57.050.911

69.947.949

52.105.273

55.121.016

43.951.850

278.177.000

2,2

98

133

100

50.716.586

59.824.346

43.657.286

49.025.314

38.790.146

242.013.678

305

4.266.088

4.120.000

4.120.000

4.120.000

4.120.000

20.746.088

95

125

85

60

60

LAMPIRAN 2

L.73

SASARAN/

SATUAN

LOKASI

INDIKATOR KINERJA

TARGET
2015

2016

2017

2018

2019

Peningkatan dan pembangunan jalan


nasional

KM
M

38.292
355.980

47.669
453.263

47.831
454.195

47.982
454.837

47.843
456.108

Panjang jalan yang terpelihara

KM

35.744

47.003

47.003

47.003

47.003

Panjang jembatan yang terpelihara

340.934

445.910

445.910

445.910

445.910

Panjang jalan yang ditingkatkan

KM

2.016

213

271

309

264

Panjang jembatan yang


ditingkatkan

7.777

3.044

3.044

3.044

3.044

Panjang jalan yang dibangun

KM

493

415

536

650

556

Panjang jembatan yang dibangun

7.269

4.310

5.241

5.884

7.155

Panjang jalan bebas hambatan


yang dibangun

KM

38

39

22

21

20

Dukungan jalan daerah

KM

KEGIATAN 2: DUKUNGAN MANAJEMEN, KOORDINASI, PENGATURAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN


UNIT ORGANISASI : SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
SASARAN KEGIATAN
1

Pelayanan teknis, pelayanan publik dan


administratif di lingkungan Direktorat
Jenderal Bina Marga

Dokumen

12

12

12

12

12

Jumlah laporan kepegawaian dan


ortala

Dokumen

Jumlah laporan keuangan dan


umum

Dokumen

Jumlah Dokumen penyusunan


rancangan peraturan perundangundangan, pembinaan hukum dan
pemberian bantuan hukum

Dokumen

Jumlah dokumenPengelolaan
Barang Milik Negara

Dokumen

Pengelolaan administrasi Perkantoran

Laporan

24

24

24

24

24

Jumlah Laporan pengelolaan


administrasi Perkantoran

Laporan

12

12

12

12

12

Jumlah Laporan layanan publik


(PNBP)

Laporan

12

12

12

12

12

Penanggulangan bencana alam

Paket
Bantuan

33

33

33

33

33

Paket
Bantuan

33

33

33

33

33

L.74

Jumlah bantuan tanggap darurat/


kebutuhan mendesak yang
disalurkan

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

53.365
495.719

46.450.498

55.704.346

39.537.286

44.905.314

34.670.146

221.267.591

47.003

19.210.600,46

38.709.515,27

19.301.917,02

21.075.671,64

12.569.838,28

110.867.542,68

445.910

864.545

687.772

717.546

745.902

772.908

3.788.673

3.073

12.868.180

3.513.463

5.081.758

5.862.598

5.117.948

32.443.946

19.951

2.477.902

797.108

831.615

864.478

895.777

5.866.880

2.650

4.264.939

6.515.511

8.792.452

11.076.989

9.855.188

40.505.079

29.859

2.831.227

1.641.978

2.202.805

2.638.098

2.809.568

12.123.674

140

3.933.105

3.053.286

1.789.466

1.789.456

1.765.946

12.331.259

500

785.714

819.728

852.122

882.973

3.340.537

884.869

850.000

850.000

850.000

850.000

4.284.869

60

15

15

15

15

120

60

60

165

165

LAMPIRAN 2

L.75

SASARAN/

SATUAN

LOKASI

INDIKATOR KINERJA
1

TARGET
2015

2016

2017

2018

2019

KEGIATAN 3: PENGATURAN, PEMBINAAN, PERENCANAAN, PEMROGRAMAN DAN PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN JALAN


UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN
SASARAN KEGIATAN
1

Pengaturan, pembinaan, perencanaan,


pemrograman, pembiayaan dan evaluasi
kinerja

Dokumen

Jumlah Dokumen Keterpaduan


Perencanaan dan Sistem Jaringan

Dokumen

Jumlah Dokumen Pemrograman

Dokumen

Jumlah Dokumen Analisa Data dan


Pengembangan Sistem

Dokumen

Jumlah Dokumen Lingkungan dan


Keselamatan Jalan

Dokumen

Jumlah Dokumen Pemantauan dan


Evaluasi

Dokumen

Pengelolaan administrasi Perkantoran

Laporan

12

12

12

12

12

Laporan

12

12

12

12

12

Jumlah Laporan pengelolaan


administrasi Perkantoran

KEGIATAN 4: PENYUSUNAN, PEMBINAAN, PELAKSANAAN STANDAR DAN PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA JALAN
UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT PEMBANGUNAN JALAN
SASARAN KEGIATAN
1

L.76

Pengaturan, Pembinaan Manajemen


konstruksi, Teknik geometrik, perkerasan,
drainase, geoteknik dan manajemen
lereng jalan

Dokumen

10

10

10

10

10

Jumlah Dokumen Standar dan


Pedoman

Dokumen

Jumlah Dokumen Manajemen


Konstruksi

Dokumen

Jumlah Dokumen Geometrik,


Perkerasan dan Drainase

Dokumen

Jumlah Dokumen Geoteknik dan


Manajemen Lereng

Dokumen

Jumlah Dokumen Pemantauan dan


Evaluasi

Dokumen

Pengelolaan administrasi Perkantoran

Laporan

12

12

12

12

12

Laporan

12

12

12

12

12

Jumlah Laporan pengelolaan


administrasi Perkantoran

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

120.226

100.000

100.000

100.000

100.000

520.226

45

10

10

10

10

60

60

199.272

120.000

120.000

120.000

120.000

679.272

50

10

10

10

10

10

60

60

LAMPIRAN 2

L.77

SASARAN/

SATUAN

LOKASI

INDIKATOR KINERJA
1

TARGET
2015

2016

2017

2018

2019

KEGIATAN 5: PENYUSUNAN, PEMBINAAN, PELAKSANAAN STANDAR DAN PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA PRESERVASI JALAN
UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT PRESERVASI JALAN
SASARAN KEGIATAN
1

Pengaturan, pembinaan, perencanaan,


pemprograman, teknik rekonstruksi,
pemeliharaan jalan

Dokumen

10

10

10

10

10

Jumlah Dokumen Standar dan


Pedoman

Dokumen

Jumlah Dokumen Perencanaan dan


Pemrograman

Dokumen

Jumlah Dokumen Teknik Rekonstruksi

Dokumen

Jumlah Dokumen Teknik


Pemeliharaan

Dokumen

Jumlah Dokumen Pemantauan dan


Evaluasi

Dokumen

Pengelolaan administrasi Perkantoran

Laporan

12

12

12

12

12

Laporan

12

12

12

12

12

Jumlah Laporan pengelolaan


administrasi Perkantoran

KEGIATAN 6: PENYUSUNAN, PEMBINAAN, PELAKSANAAN STANDAR DAN PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA PRESERVASI JEMBATAN
UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT JEMBATAN
SASARAN KEGIATAN
1

L.78

Pengaturan, pembinaan, perencanaan,


pemprograman, teknik terowongan dan
jembatan khusus

Dokumen

10

10

10

10

Jumlah Dokumen Standar dan


Pedoman

Dokumen

Jumlah Dokumen Perencanaan dan


Pemrograman

Dokumen

Jumlah Dokumen teknik jembatan

Dokumen

Jumlah Dokumen teknik


terowongan dan jembatan khusus

Dokumen

Jumlah Dokumen Pemantauan dan


Evaluasi

Dokumen

Pengelolaan administrasi Perkantoran

Laporan

12

12

12

12

Laporan

12

12

12

12

Jumlah Laporan pengelolaan


administrasi Perkantoran

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

102.008

85.000

85.000

85.000

85.000

442.008

50

10

10

10

10

10

60

60

85.000

85.000

85.000

85.000

340.000

40

48

48

LAMPIRAN 2

L.79

SASARAN/

SATUAN

LOKASI

INDIKATOR KINERJA
1

TARGET
2015

2016

2017

2018

2019

KEGIATAN 7: PENYUSUNAN, PEMBINAAN, PELAKSANAAN STANDAR DAN PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA JALAN DAERAH, METROPOLITAN, KOTA BESAR DAN BEB
UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT FASILITASI JALAN DAERAH
SASARAN KEGIATAN
1

Pembinaan Teknik Penyelenggaraan


Jalan daerah, metropolitan, kota besar
dan jalan bebas hambatan serta
pengadaan tanah

Dokumen
Ha

Jumlah dokumen manajemen dan


evaluasi jalan daerah

Dokumen

Jumlah dokumen teknik jalan


daerah

Dokumen

Jumlah Dokumen pelaksanaan


jalan metropolitan dan kota besar

Dokumen

Jumlah Dokumen Pembinaan jalan


bebas hambatan

Dokumen

Jumlah Hektar Pembebasan Tanah

Ha

Pengelolaan administrasi Perkantoran

Laporan

12

12

12

12

Laporan

12

12

12

12

Jumlah Laporan pengelolaan


administrasi Perkantoran

KEGIATAN 8: PENGATURAN, PENGUSAHAAN, PENGAWASAN JALAN TOL


UNIT ORGANISASI :BADAN PENGARTURAN JALAN TOL
SASARAN KEGIATAN
1

L.80

Pengaturan, Pengusahaan, Pengawasan


Jalan Tol

Dokumen

13

13

13

13

13

Jumlah Dokumen Kajian dan


Evaluasi Penyiapan Pengusahaan
Jalan Tol

Dokumen

Jumlah Dokumen Pengaturan,


Penyiapan, Pelayanan dan
Pengendalian Pengusahaan Jalan
Tol

Dokumen

Jumlah Dokumen Pengawasan


dan Pemantauan Perjanjian
Pengusahaan Jalan Tol

Dokumen

Jumlah Laporan Ketatausahaan,


Kepegawaian, Keuangan, Hukum
dan Humas

Dokumen

Jumlah Dokumen Perjanjian


Layanan Dana Bergulir untuk
Pengadaan Tanah Jalan Tol (BLU)

Dokumen

Jumlah Laporan Monitoring dan


Evaluasi Layanan Dana Bergulir
untuk Pengadaan Tanah Jalan Tol
(BLU)

Dokumen

Jumlah Laporan Pengelolaan Dana


Hasil Pengusahaan Jalan Tol (BLU)

Dokumen

Jumlah Laporan Layanan


Perkantoran (BLU)

Dokumen

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

8.798.603

7.122.987

4.770.703

3.836.704

29.471.946

85.000

85.000

85.000

340.000

BAS HAMBATAN

4.942.950
32
15.000

15.000

4942949,5

8713602,831

7037987,01

4685702,587

3751704,474

29131946,4

48

48

85.000

85.000

85.000

85.000

85.000

425.000

65

.....................

.....................

.....................

.....................

.....................

.....................

10

10

10

15

85.000

LAMPIRAN 2

L.81

LAMPIRAN II

: MATRIKS KINERJA DAN PENDANAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TUJUAN 4


: Menyelenggarakan pembangunan bidang PUPR untuk mendukung layanan infrastruktur dasar


yang layak guna mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip
infrastruktur untuk semua
SASARAN/
INDIKATOR KINERJA
1

TARGET

SATUAN

LOKASI

56

59

65

77

83

90

2015

2016

2017

SASARAN STRATEGIS
1

Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar


permukiman dan perumahan
1)

Meningkatnya cakupan pelayanan dan akses


permukiman yang layak
1)

Tingkat layanan infrastruktur dasar permukiman


dan perumahan

Tingkat cakupan pelayanan dan akses


permukiman yang layak

Meningkatnya penyediaan dan pembiayaan perumahan


1)

Tingkat pemenuhan perumahan yang layak huni


bagi rumah tangga berpenghasilan rendah

84

85

87

2)

Tingkat pemenuhan perumahan yang layak


huni bagi rumah tangga berpenghasilan rendah
(Kontribusi dari Ditjen Pembiayaan Perumahan/
belum termasuk dari Ditjen Penyediaan
Perumahan)

10

17

PROGRAM 1 : PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN


SASARAN PROGRAM
1

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan


kebutuhan air minum bagi masyarakat
1

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan


kebutuhan hunian dan permukiman yang layak
1

Persentase peningkatan cakupan pelayanan


akses air minum

Persentase penurunan luasan permukiman kumuh


perkotaan

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses


sanitasi bagi masyarakat
1

Persentase peningkatan cakupan pelayanan


akses sanitasi

76

82

88

92

94

96

64

72

85

KEGIATAN 1.1 : PENGATURAN, PEMBINAAN, DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN


UNIT KERJA: DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
SASARAN KEGIATAN
1

Pengelolaan Administrasi Perkantoran

Peraturan Pengembangan Permukiman

L.82

Penyusunan Norma, Standar, Pedoman, dan


Kriteria

LAMPIRAN 2

Laporan

12

12

12

NSPK

NSPK

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

10

2016

2017

11

2018

12

2019

13

TOTAL

14

15

68

66

83

95

100

100

88

89

89

20

61

15,996,817

24,178,640

26,981,689

29,607,916

31,502,782

128,267,843

94

100

100

98

100

100

92

100

100

4,863,151

10,604,752

10,835,752

10,275,752

9,868,593

46,448,000

12

12

60

91,252

91,252

91,252

91,252

91,252

456,261

10

8,600

9,000

9,000

9,000

9,000

44,600

10

LAMPIRAN 2

L.83

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA
1
3

Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan


Permukiman

2015
4

2016

2017

Laporan

157

263

263

Laporan

125

125

Penyusunan Kebijakan, Strategi, dan Rencana


Pengembangan Kawasan Permukiman

Laporan

110

100

100

Pembinaan dan pengawasan kelembagaan


serta kemitraan di bidang penyelenggaraan
pengembangan kawasan permukiman

Laporan

38

38

38

Hektar

2,680

9,300

9,500

Hektar

2,680

9,300

9,500

Kota
Kawasan
Perkotaan

2
177

3
196

Kota

Kawasan
Perkotaan

177

196

Kelurahan/ Desa

11,066

11,066

11,066

4,644

145

155

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Permukiman Perkotaan
Peningkatan kualitas permukiman kumuh

Pengembangan Kota Baru dan Fasilitas Perkotaan

Dukungan Perintisan inkubasi kota baru

Dukungan Pengembangan kota layak huni, kota


hijau, dan kota cerdas

Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Permukiman Perdesaan

L.84

TARGET

Pendampingan Penyusunan Norma, Standar,


Pedoman, dan Kriteria (NSPK)

LOKASI

1
5

SATUAN

Kawasan

Pembangunan dan pengembangan kawasan


permukiman perdesaan potensial dan
berkelanjutan

Kawasan

204

120

130

Pembangunan dan pengembangan kawasan


permukiman perdesaan tertinggal, terpencil, dan
pulau-pulau kecil

Kawasan

4,440

25

25

Kawasan

46

23

28

Pembangunan Kawasan Permukiman Khusus


1

Pembangunan dan pengembangan kawasan


perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar

Kawasan

35

13

16

Pembangunan dan pengembangan kawasan


rawan bencana, paska bencana, dan kawasan
tertentu

Kawasan

11

10

12

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

14

TOTAL

12

13

219,550

245,000

245,000

245,000

242,200

1,196,750

2,500

25,000

25,000

25,000

24,600

102,100

88,000

80,000

80,000

80,000

77,600

405,600

129,050

140,000

140,000

140,000

140,000

689,050

1,805,355

8,835,000

9,025,000

8,455,000

8,144,036

36,264,391

316,500

266,500

272,500

270,500

1,126,000

11,066

1,109,808

200,000

200,000

200,000

200,000

1,909,808

139

5,238

1,528,395

725,000

775,000

775,000

696,605

4,500,000

130

114

698

740,381

600,000

650,000

650,000

571,605

3,211,986

25

25

4,540

788,014

125,000

125,000

125,000

125,000

1,288,014

27

25

149

100,191

183,000

224,000

228,000

215,000

950,191

12

10

86

74,587

83,000

104,000

78,000

65,000

404,587

15

15

63

25,604

100,000

120,000

150,000

150,000

545,604

263

258

1,204

125

123

507

100

97

507

38

38

190

8,900

8,051

38,431

8,900

8,051

38,431

3
202

2
199

10
774

10

202

199

774

11,066

11,066

155

LAMPIRAN 2

15

L.85

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA
1

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 1.2: PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN PENATAAN BANGUNAN GEDUNG
UNIT KERJA: DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN
SASARAN KEGIATAN
1

Pengelolaan Administrasi Perkantoran

Peraturan Penataan Bangunan


1

L.86

NSPK Pusat PBL

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan


Bangunan Gedung

laporan

12

12

12

NSPK

10

NSPK

10

Kab/Kota
Ranperda
Laporan

105
22
637

22
638

12
638

Legalisasi Perda BG

Kab/Kota

105

22

12

Pendampingan Penyusunan Ranperda BG

Ranperda

22

Monev Implementasi Perda BG

Laporan

32

33

33

Pendampingan implementasi IMB-SLF-TABG

Laporan

32

32

32

Penyusunan & Legalisasi IMB-SLF-TABG

Laporan

32

32

32

Advokasi/Kampanye Bangunan Gedung Hijau

Laporan

33

33

33

Pemeliharaan Gedung PIP2B

Laporan

32

32

32

Wasdal & Monev Pelaksanaan Konstruksi BG

Laporan

33

33

33

Pembinaan Teknis Bangunan Gedung

Laporan

33

33

33

10

Sosialisasi Penyelenggaraan BGN

Laporan

33

33

33

11

Hibah/Alih Status BMN/Neraca Keuangan P2B

Laporan

32

32

32

12

Laporan Tahunan Kegiatan PBL

Laporan

33

33

33

13

Penyebarluasan Informasi P2B

Laporan

33

33

33

14

Pendampingan Penyusunan HSBGN

Laporan

33

33

33

15

Workshop HSBGN

Laporan

33

33

33

16

Pendataan Bangunan Gedung

Laporan

33

33

33

17

Administrasi Kegiatan Pembinaan

Laporan

64

64

64

18

Pembinaan Direktorat P2B

Laporan

66

66

66

19

Pembinaan P2B Strategis

Laporan

28

28

28

20

Pembinaan P2B Khusus

Laporan

22

22

22

Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Laporan
BG

10

29
12

31
29

Perencanaan Bangunan Gedung Pusaka

Laporan

14

14

Perencanaan Bangunan Gedung Hijau

Laporan

15

17

Bangunan Gedung Pusaka

BG

14

Bangunan Gedung Hijau

BG

15

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

1,420,181

1,179,732

1,632,625

1,909,784

2,290,048

8,432,370

12

12

60

74,840

82,324

90,557

99,613

114,241

461,575

18

14,400

4,400

3,282

3,282

3,282

28,646

18

638

638

139
22
3189

348,286

336,706

381,516

431,883

492,814

1,991,205

139

22

33

33

164

32

32

160

32

32

160

33

33

165

32

32

160

33

33

165

33

33

165

33

33

165

32

32

160

33

33

165

33

33

165

33

33

165

33

33

165

33

33

165

64

64

320

66

66

330

28

28

140

22

22

110

34
30

27
34

121
115

49,073

139,589

347,636

525,974

838,707

1,900,979

14

12

54

20

15

67

14

14

48

16

20

67

LAMPIRAN 2

L.87

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA
1
5

Penyelenggaraan Penataan Bangunan

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015
4

2016

2017

Kawasan

248

120

128

47

40

40

Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional

Kawasan

Penataan Bangunan Kawasan Pusaka

Kawasan

27

Penataan Bangunan Kawasan Hijau

Kawasan

114

20

28

Penataan Bangunan Kebun Raya

Kawasan

13

12

12

Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional

Kawasan

47

40

40

KEGIATAN 1.3: PENGATURAN, PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI, SERTA PENGELOLAAN PENGEMBANGAN INFRASTR
UNIT KERJA: DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
SASARAN KEGIATAN
1

Layanan Perkantoran

Bulan

12

12

12

Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan PPLP

NSPK

Infrastruktur air limbah sistem terpusat

Kab/Kota
Kawasan

7
987

12
1.486

12
1.390

Infrastruktur air limbah sistem terpusat Skala Kota

Kab/Kota

12

12

Infrastruktur air limbah sistem terpusat skala


komunal

Kawasan

920

1,460

1,350

Infrastruktur air limbah sistem terpusat skala


kawasan

Kawasan

67

26

40

Kab/Kota

32

30

57

Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

Kab/Kota

32

30

57

Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

Kab/Kota

56

22

32

Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R

Kawasan

306

140

140

Infrastruktur Fasilitas Pengolahan Sementara Sampah

Kawasan

15

Infrastruktur Drainase

Kab/Kota

36

34

34

L.88

LAMPIRAN 2

Infrastruktur air limbah sistem setempat


1

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

105

79

680

30

21

178

54

27

20

209

12

12

61

30

21

178

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

14

TOTAL

12

13

933,582

616,713

809,634

849,032

841,004

4,049,965

15

3,835,403

5,466,326

6,893,782

9,076,592

10,372,897

35,645,000

RUKTUR SANITASI DAN PERSAMPAHAN

12

12

60

80,909

82,527

84,177

85,861

85,578

419,052

10

685,432

743,406

617,027

582,985

539,098

3,167,948

12
860

12
677

12
5.400

1,318,940

1,558,393

1,845,578

4,060,746

6,557,343

15,341,000

12

12

12

820

650

5,200

40

27

200

57

46

222

199,281

450,000

855,000

855,000

710,719

3,070,000

57

46

222

32

21

163

765,333

1,650,000

2,400,000

2,400,000

1,384,667

8,600,000

140

124

850

154,075

77,000

77,000

77,000

124,925

510,000

15

45

45,000

55,000

165,000

165,000

66,000

496,000

34

32

170

586,433

850,000

850,000

850,000

904,567

4,041,000

LAMPIRAN 2

L.89

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA
1

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 1.4: PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, PENGEMBANGAN SUMBER PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI, SERTA PENGEMBANGAN SISTEM PENYE
UNIT KERJA: DIREKTORAT PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
SASARAN KEGIATAN
1

Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Layanan


Perkantoran Penyediaan Air Minum

NSPK
Provinsi
Kab/Kota
PDAM
Laporan
Lokasi

3
33
101
29
3
-

3
33
157
29
5
2

3
33
157
29
5
2

Penyusunan NSPK Pengembangan SPAM

NSPK

Sosialisasi dan Diseminasi NSPK Pengembangan


SPAM di daerah

Provinsi

33

33

33

Fasilitasi Penerapan NSPK Pengembangan SPAM


di daerah

Kab/Kota

20

20

20

Monev penerapan NSPK pengembangan SPAM

Kab/Kota

50

50

Fasilitasi kerjasama pengembangan SPAM

Kab/Kota

Pembinaan PDAM

Pembinaan Non-PDAM

8
9

PDAM

25

25

25

Kab/Kota

10

10

10

Pengembangan SDM Air Minum

Provinsi

32

32

32

Fasilitasi penyusunan pra studi kelayakan SPAM


Regional

Laporan

10

Pendampingan penyusunan RISPAM

Kab/Kota

71

71

71

11

Pendampingan penyusunan Dokumen RPAM

PDAM

12

Percontohan efisiensi konsumsi air dan bauran air


domestik

Lokasi

SPAM Regional

Ltr/Dt

700

700

350

SPAM Perkotaan

Ltr/Dt

2,100

2,910

2,900

SPAM IKK

Ltr/Dt

2,100

2,100

2,160

SPAM Ibu Kota Pemekaran/Perluasan Perkotaan

Ltr/Dt

810

740

SPAM Ibukota Pemekaran

Ltr/Dt

120

60

SPAM penambahan kapasitas eksisting

Ltr/Dt

420

420

SPAM pemanfaatan IDLE

Ltr/Dt

190

160

SPAM penurunan NRW

Ltr/Dt

80

100

Ltr/Dt

1,278

1,274

1,536

Ltr/Dt

1,278

1,274

1,536

Ltr/Dt

332

331

314

SPAM Berbasis Masyarakat


1

L.90

PAMSIMAS

SPAM Khusus
1

SPAM Kawasan Kumuh Perkotaan

Ltr/Dt

180

180

160

SPAM Kawasan Nelayan

Ltr/Dt

68

55

43

SPAM Desa Rawan Air

Ltr/Dt

84

96

111

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

EDIAAN AIR MINUM

3
33
157
29
5
2

3
33
156
29
5
2

15
33
157
145
23
8

15

33

33

165

20

20

20

50

50

50

25

25

125

10

10

10

32

32

32

23

71

70

71

20

5,265,500

6,168,970

6,826,940

7,542,120

8,096,450

33,899,980

423,000

499,000

553,000

615,000

661,000

2,751,000

423,000

499,000

553,000

615,000

661,000

2,751,000

700

1,050

3,500

415,000

442,000

235,000

501,000

801,000

2,394,000

2,830

2,590

13,330

1,245,000

1,828,000

1,937,000

2,010,000

1,962,000

8,982,000

1,980

1,860

10,200

850

730

3,130

120

120

420

420

390

1,650

190

130

670

2,364,000

2,509,000

3,222,000

3,548,000

3,802,000

15,445,000

306,000

343,000

375,000

356,000

358,000

1,738,000

120

90

390

1,588

1,598

7,274

1,588

1,598

7,274

279

245

1,501

140

110

770

40

33

239

99

102

492

LAMPIRAN 2

L.91

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA
1
6

SPAM PDAM Terfasilitasi

Bantuan Program PDAM

Pengembangan Jaringan SPAM MBR

SPAM Non PDAM Terfasilitasi


1

Bantuan Program Non-PDAM/UPTD

Pengembangan Jaringan SPAM MBR

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

PDAM
Kawasan

4
122
94

2016

2017

6
70
118

50
110

PDAM

122

70

50

Kawasan

94

118

110

Non-PDAM
Kawasan

5
29

15
27

Non-PDAM

15

Kawasan

29

27

KEGIATAN 1.5: DUKUNGAN MANAJEMEN BIDANG PERMUKIMAN


UNIT KERJA: SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
SASARAN KEGIATAN
1

Pengelolaan administrasi perkantoran

Pengelolaan kepegawaian dan ortala, keuangan,


perlengkapan dan SiMAK-BMN, dan hukum

Bulan

12

12

12

Laporan
Dokumen
Bulan

59
11
12

59
11
12

59
11
12

Laporan

23

23

23

Jumlah laporan kepegawaian dan ortala

Jumlah laporan keuangan dan umum

Laporan

15

15

15

Jumlah dokumen Sistem Akuntansi Barang Milik


Negara

Dokumen

11

11

11

Jumlah Laporan penyusunan rancangan


peraturan perundang-undangan, pembinaan
hukum dan pemberian bantuan hukum

Laporan

21

21

21

Jumlah layanan PNBP

Bulan

12

12

12

9
12

9
12

9
12

Pengelolaan Habitat

Penyediaan sarana dan prasarana Gedung/Kantor

Bantuan tanggap darurat/kebutuhan mendesak

Bimbingan Teknis Bidang Cipta Karya

Laporan
Paket
Bulan

Paket Bantuan

20

20

20

Angkatan

80

85

85

KEGIATAN 1.6: PENYUSUNAN KEBIJAKAN PROGRAM DAN ANGGARAN, KERJASAMA LUAR NEGERI, DATA INFORMASI SERTA EVALUASI KINERJA INFRASTRUKTUR BID
UNIT KERJA: DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
SASARAN KEGIATAN
1

Pengelolaan administrasi perkantoran

Kebijakan dan strategi Bidang permukiman

L.92

Jumlah pengelolaan administrasi Perkantoran

Jumlah dokumen kebijakan dan strategi Bidang


permukiman jangka panjang dan jangka
menengah

LAMPIRAN 2

Bulan

12

12

12

Bulan

12

12

12

Dokumen

Dokumen

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

30
106

20
94

174
522

30

20

174

106

94

522

20
27

12
23

50
106

20

12

50

27

23

106

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

14

TOTAL

12

13

512,500

476,640

409,280

395,430

408,540

2,202,390

15

71,330

95,660

116,690

103,910

387,590

274,809

326,491

338,239

324,883

337,716

1,602,138

12

12

60

61,612

55,752

61,252

66,753

72,253

317,622

59
11
12

59
11
12

295
55
12

66,169

66,044

69,392

72,404

76,487

350,496

23

23

115

15

15

75

11

11

55

21

21

105

12

12

12

15

3,700

4,450

4,850

5,100

5,550

23,650

9
12

9
12

54
12

9,000

15,500

18,000

20,700

23,500

86,700

20

20

100

76,565

129,600

129,600

104,781

104,781

545,327

85

85

420

57,763

55,145

55,145

55,145

55,145

278,343

275,779

330,971

345,761

361,261

377,561

1,691,331

46,719

46,585

47,935

49,355

50,845

241,440

DANG PERMUKIMAN

12

12

60

12

12

60

30

12,000

15,750

16,540

17,360

18,230

79,880

30

LAMPIRAN 2

L.93

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA
1
3

Program dan anggaran Bidang permukiman

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

Laporan

5
7

6
7

Jumlah dokumen penyusunan program dan


anggaran tahunan Bidang permukiman

Dokumen

Jumlah laporan pengendalian penggunaan


anggaran

Laporan

Laporan

Administrasi penyelenggaraan pinjaman, hibah, dan


kerja sama internasional

Jumlah laporan kerja sama dan penyiapan


administrasi pinjaman/hibah luar negeri

Laporan

Jumlah dokumen penyiapan administrasi


pinjaman, hibah, dan kerjasama international

Laporan

Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi


pinjaman, hibah, dan kerjasama internasional

Laporan

Laporan

Evaluasi pelaksanaan program dan anggaran Bidang


permukiman
1

Jumlah laporan evaluasi dampak dan manfaat


serta kelayakan Bidang permukiman

Laporan

Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi


kinerja pelaksanaan kebijakan dan program
bidang permukiman

Laporan

Pengelolaan data dan informasi serta komunikasi publik


Bidang permukiman

Laporan

Laporan Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang


Permukiman

Laporan

64

64

64

KEGIATAN 1.7: DUKUNGAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM SANITASI DAN PERSAMPAHAN
UNIT KERJA: BADAN PENDUKUNG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
SASARAN KEGIATAN
1

Pengelolaan adminsitrasi perkantoran

Laporan

12

12

12

Peraturan Pengembangan SPAM, Sanitasi, dan


Persampahan

SPK
Laporan

5
7

5
7

5
7

L.94

Penyusunan Konsep Standar/Pedoman/ Kriteria

SPK

Kajian Kebijakan dan Strategi Pengembangan


SPAM

Laporan

Fasilitasi Penerapan NSPK

Laporan

Pemantauan dan Pembinaan Penyelenggaraan SPAM

Laporan

Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Penyelenggara


SPAM dan Sanitasi

Laporan

Pembinaan Penyelenggaraan SPAM dan Sanitasi

Laporan

Laporan

45

45

46

Fasilitasi Pengembangan Sumber Pembiayaan, Pola


Investasi Penyelenggara SPAM, Promosi Investasi
1

Fasilitasi Opsi Pembiayaan SPAM dan Sanitasi


(Perbankan)

Laporan

26

23

23

Fasilitasi Kepengusahaan SPAM dan Sanitasi


(Pendampingan KPS dan B to B)

Laporan

19

22

23

Laporan

Dukungan Pelaksanaan Pengembangan SPAM

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

35

82,555

68,345

70,985

73,735

76,625

372,246

40

11,800

15,750

17,360

18,230

79,680

10

15

15

45

11,918

15,490

16,260

17,070

17,930

78,668

25

20

35

13,108

16,800

17,640

18,520

19,450

85,518

64

64

320

97,679

152,250

159,860

167,860

176,250

753,899

61,994

101,398

108,590

117,524

159,518

549,024

12

12

60

3,136

4,077

5,300

6,891

8,958

28,362

5
7

5
7

25
35

7,794

9,353

11,223

13,468

16,161

57,999

25

30

22

19,820

53,975

55,475

57,555

57,555

244,380

22,500

23,500

24,000

24,500

58,500

153,000

13,500

13,000

13,000

13,000

9,500

62,000

13

47

42

225

23

18

113

24

24

112

9,000

10,500

11,000

11,500

49,000

91,000

8,744

10,493

12,592

15,110

18,344

65,283

LAMPIRAN 2

L.95

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA
1

TARGET

SATUAN

LOKASI

2015

2016

2017

PROGRAM : PENGEMBANGAN PERUMAHAN


SASARAN PROGRAM
1

Menurunnya kekurangan tempat tinggal (backlog) dan


menurunnya rumah tidak layak huni

Persentase penurunan kekurangan tempat


tinggal (backlog) berdasarkan perspektif
menghuni

0.64

2.98

0.39

Persentase peningkatan kualitas rumah layak huni

1.49

11.89

14.86

Laporan

52
24

53
24

52
24

KEGIATAN 2.1 : DUKUNGAN MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN


UNIT ORGANISASI :
SASARAN KEGIATAN
1

L.96

Dukungan Manajemen Penyelenggaraan Penyediaan


Perumahan
1

Jumlah Laporan Pengembangan Organisasi, Tata


Laksana dan Reformasi Birokrasi

Laporan

Pusat

Jumlah Laporan Perencanaan, Pembinaan dan


Manajemen Kepegawaian

Laporan

Pusat

Jumlah Laporan Administrasi Kepegawaian

Laporan

Pusat

Jumlah Laporan Pembinaan dan Fasilitasi


Harmonisasi dan Sinkronisasi peraturan
perundang-undangan bidang Perumahan

Laporan

Pusat

Jumlah Laporan Pelayanan Pertimbangan/Opini


hukum dan Pendampingan hukum

Laporan

Pusat

Jumlah Laporan Pembinaan Administrasi


Keuangan

Laporan

Pusat

Jumlah Laporan Keuangan

Laporan

Pusat

Jumlah Laporan Pelayanan Administrasi, Umum


dan Pengelolaan BMN, Laporan pelayanan
Perlengkapan dan Kerumahtanggaan

Laporan

Pusat

Jumlah Laporan penyelenggaraan pengelolaan


barang milik/kekayaan negara di lingkungan
ditjen perumahan

Laporan

Pusat

10

Jumlah Laporan Pengelolaan Arsip dan Tata


Persuratan

Laporan

Pusat

11

Jumlah Laporan Tata Usaha Pimpinan

Laporan

Pusat

12

Jumlah Laporan Layanan Kehumasan, Publikasi


dan Dokumentasi

Laporan

Pusat

13

Jumlah Laporan fasilitasi Pelaporan Pimpinan

Laporan

Pusat

14

Jumlah Laporan Tanggap Darurat Bencana


Bidang Penyediaan Perumahan

Laporan

Pusat

15

Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

Laporan

Pusat

16

Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

Laporan

Pusat

17

Kendaraan Bermotor

Laporan

Pusat

18

Jumlah Laporan Pembayaran Gaji dan Tunjangan

Laporan

Pusat

12

12

12

19

Laporan Layanan Perkantoran

Laporan

Pusat

12

12

12

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

7,373,688

43,023,827

57,329,293

42,218,991

27,665,227

177,611,026

2.42

1.33

11.27

8.92

7.43

44.58

220,141

278,493

351,955

450,268

585,348

1,886,204

53
24

52
24

262
24

220,141

278,493

351,955

450,268

585,348

1,886,204

25

10

20

40

20

25

15

15

15

15

25

15

12

12

12

12

12

12

LAMPIRAN 2

L.97

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

TARGET

SATUAN

LOKASI

Dokumen/
Laporan

36
18
12

35
19
12

34
19
12

2015

2016

2017

KEGIATAN 2.2 : PENYUSUNAN PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN


UNIT ORGANISASI :
SASARAN KEGIATAN
1

L.98

Perencanaan dan Pembinaan Penyediaan Perumahan

Jumlah Dokumen Perencanaan Strategis


Penyediaan Perumahan

Dokumen

Pusat

Jumlah Dokumen Perencanaan Tahunan


Penyediaan Perumahan

Dokumen

Pusat

Jumlah Dokumen RP3KP

Dokumen

Pusat

Laporan Fasilitasi Keterpaduan Perencanaan


Rumah Susun dan Rumah Khusus

Laporan

Pusat

Laporan Fasilitasi Keterpaduan Perencanaan


Rumah Swadaya dan Rumah Umum dan
Komersial

Laporan

Pusat

Jumlah Laporan Kemitraan Penyediaan


Perumahan

Laporan

Pusat

Jumlah Laporan Pembinaan dan Peningkatan


Kapasitas Kelembagaan Pelaku Penyediaan
Perumahan

Laporan

Pusat

Jumlah Dokumen Pedoman dan Kriteria Evaluasi


Penyediaan Perumahan

Dokumen

Pusat

Jumlah Laporan Pemantauan Kegiatan


Penyediaan Perumahan

Laporan

Pusat

10

Jumlah Laporan Evaluasi Kinerja Penyediaan


Perumahan

Laporan

Pusat

11

Jumlah Laporan Pendataan Penyediaan


Perumahan

Laporan

Pusat

12

Jumlah Laporan Pengembangan dan


Pengelolaan Sistem Informasi

Laporan

Pusat

13

Jumlah Laporan Pengembangan Informasi


Perumahan

Laporan

Pusat

14

Jumlah Dokumen Perencanaan Lingkungan


Hunian Skala Besar

Dokumen

Pusat

15

Jumlah Dokumen Perencanaan Lingkungan


Hunian Bukan Skala Besar

Dokumen

Pusat

16

Laporan Layanan Perkantoran

Laporan

Pusat

12

12

12

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

103,507

137,200

176,140

212,788

250,927

880,562

103,507

137,200

176,140

212,788

250,927

880,562

40

12

33
19
12

34
21
12

172
96
12

24

20

40

10

15

10

21

15

10

40

12

12

LAMPIRAN 2

L.99

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA
1

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 2.3 : PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN RUMAH UMUM DAN KOMERSIAL


UNIT ORGANISASI :
SASARAN KEGIATAN

Pembinaan dan Pengembangan Rumah Umum dan


Komersial

Dokumen/
Laporan

35
12

35
12

35
12

Jumlah Dokumen Perencanaan Teknis,


Pendataan, Evaluasi, dan Pelaporan Rumah
Umum dan Komersial

Dokumen

Pusat

Jumlah Dokumen Pengaturan dan Pelaksanaan


Pembinaan Pengembangan Rumah Umum dan
Komersial

Dokumen

Pusat

Jumlah Dokumen Hasil Pelaksanaan Bantuan


Rumah Umum

Dokumen

Pusat

Jumlah Dokumen Hasil Pemantauan dan


Pelaksanaan Hunian Berimbang

Dokumen

Pusat

Jumlah Dokumen Hasil Kerjasama, Pendataan,


dan Pemantauan Penyediaan Tanah

Dokumen

Pusat

Laporan Layanan Perkantoran

Laporan

Pusat

12

12

12

Unit/
Laporan

41.700
12

165.000
12

170.000
12

Unit

Tersebar di 34
Provinsi

41,700

165,000

170,000

Laporan

12

12

12

Dokumen /
Laporan

9
6
12

9
6
12

10
6
12

Rumah Umum Tapak Layak Huni yang Difasilitasi Melalui


Bantuan Rumah Umum
1

Jumlah Rumah Umum Tapak Layak Huni yang


Terfasilitasi Melalui Bantuan Rumah Umum

Laporan Layanan Perkantoran

KEGIATAN 2.4 : PEMBERDAYAAN PERUMAHAN SWADAYA


UNIT ORGANISASI :
SASARAN KEGIATAN
1

L.100

Keswadayaan masyarakat untuk peningkatan kualitas


dan pembangunan rumah/hunian yang layak dan
terjangkau bagi MBR dalam lingkungan yang aman,
sehat, teratur dan serasi
1

Jumlah Dokumen Perencanaan Teknis


Pengembangan Perumahan Swadaya

Dokumen

Pusat

Jumlah Dokumen Pembinaan Pendataan Rumah


Swadaya

Dokumen

Pusat

Jumlah Dokumen Pembinaan Pemberdayaan


MBR dalam Penyediaan Rumah Swadaya

Dokumen

Pusat

Jumlah Laporan Pembinaan Pelaksanaan


Pengembangan Perumahan Swadaya

Laporan

Pusat

Jumlah Laporan Pemantauan dan Evaluasi


Pengembangan Rumah Swadaya

Laporan

Pusat

Laporan Layanan Perkantoran

Laporan

Pusat

12

12

12

Rumah Tangga
Bulan

70.000
12

455.000
12

600.000
12

Pembangunan rumah dan peningkatan kualitas rumah


swadaya
1

Jumlah Rumah Tangga yang terfasilitasi Bantuan


Stimulan Pembangunan Baru Rumah Swadaya

Rumah Tangga

Tersebar di 34
Provinsi

20,000

55,000

100,000

Jumlah Rumah Tangga yang terfasilitasi Bantuan


Stimulan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya

Rumah Tangga

Tersebar di 34
Provinsi

50,000

400,000

500,000

Laporan Layanan Perkantoran

12

12

12

LAMPIRAN 2

Laporan

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

35
12

35
12

175
12

35

35

40

30

35

12

12

12

165.000
12

135.250
12

676.950
12

165,000

135,250

676,950

12

12

12

1,515,800

6,267,000

9,374,000

5,925,000

4,570,950

27,652,750

9
6
12

10
6
12

47
30
12

17

15

6,267,000

15

9,374,000

5,925,000

4,570,950

1,515,800

27,652,750

15

15

12

12

12

350.000
12

275.000
12

1.750.000
12

50,000

25,000

250,000

300,000

250,000

1,500,000

12

12

12

LAMPIRAN 2

L.101

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA
1

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 2.5 : PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS DAN PEMBINAAN RUMAH NEGARA


UNIT ORGANISASI :
SASARAN KEGIATAN
1

L.102

Perencanaan, Pembinaan, dan Penyediaan Rumah


Khusus dan Rumah Negara

Dokumen/
Laporan

40
12

34
12

35
12

Jumlah Dokumen Perencanaan Rumah Khusus


dan Negara

Dokumen

Pusat

Jumlah Laporan Evaluasi Kinerja dan


Pengendalian Kebijakan Pembinaan dan
Pengelolaan Rumah Negara

Dokumen

Pusat

Jumlah Laporan Pembinaan Penyediaan dan


Pengelolaan Rumah Khusus dan Rumah Negara

Dokumen

Pusat

Jumlah Dokumen Pengaturan Penyediaan dan


Pengelolaan Rumah Khusus dan Rumah Negara

Dokumen

Pusat

Jumlah Dokumen Pengaturan Pendaftaran dan


Penghunian Rumah Negara

Dokumen

Pusat

Jumlah Dokumen Pendaftaran Penghunian


Rumah Negara

Dokumen

Pusat

Jumlah Laporan Penghunian Rumah Negara

Dokumen

Pusat

Jumlah Laporan Pengelolaan Rumah Negara

Dokumen

Pusat

Jumlah Dokumen Pengelolaan Rumah Negara

Dokumen

Pusat

10

Laporan Layanan Perkantoran

Rumah khusus di daerah pasca bencana/konflik, maritim


dan perbatasan negara yang dilengkapi dengan PSU
Pendukung

Laporan

Pusat

12

12

12

Unit/ Laporan

8.800
12

11.000
12

16.000
12

Jumlah Rumah Khusus Terbangun beserta PSU dan


Meubelair

Unit

1. Kawasan
Perbatasan
Negara
2. Pasca Bencana
dan Konflik
3. Maritim
4. Daerah
Tertinggal

7,800

10,000

15,000

Jumlah Rumah Khusus yang direvitalisasi

Unit

1. Kawasan
Perbatasan
Negara
2. Pasca Bencana
dan Konflik
3. Maritim
4. Daerah
Tertinggal

1,000

1,000

1,000

Laporan Layanan Perkantoran

12

12

12

LAMPIRAN 2

Laporan

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

1,499,240

2,180,676

3,566,379

3,467,104

1,590,111

12,303,510

35
12

36
12

180
12

1,499,240

2,180,676

3,566,379

3,467,104

1,590,111

12,303,510

19

35

10

23

13

30

15

10

25

12

12

12

13.200
12

6.000
12

55.000
12

12,200

5,000

50,000

1,000

1,000

5,000

12

12

12

LAMPIRAN 2

L.103

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA
1

TARGET

SATUAN

LOKASI

Dokumen
Laporan
Bulan

7
6
12

7
6
12

7
6
12

2015

2016

2017

KEGIATAN 2.6 : PENYEDIAAN RUMAH SUSUN


UNIT ORGANISASI :
SASARAN KEGIATAN
1

Perencanaan, Pembinaan, Bantuan, dan Penyediaan


Rumah Susun

Jumlah Dokumen Analisa Teknis Penyediaan


Rumah Susun

Dokumen

Pusat

Jumlah Dokumen Perencanaan Penyediaan


Rumah Susun

Dokumen

Pusat

Jumlah Dokumen Fasilitasi Penyusunan Standar


Penyediaan Rumah Susun

Dokumen

Pusat

Jumlah Laporan Pelaksanaan Bimbingan Teknis


Penyediaan Rumah Susun

Laporan

Pusat

Jumlah Laporan Pendampingan Penyediaan


Rumah Susun

Laporan

Pusat

Jumlah Dokumen Penghunian dan Pengelolaan


Rumah Susun

Dokumen

Pusat

Jumlah Laporan Pemantauan dan Evaluasi


Penyediaan Rumah Susun

Laporan

Pusat

Layanan Perkantoran

Bulan

Pusat

12

12

12

Unit
Laporan

40.300
12

173.000
12

193.500
12

Rumah Susun untuk MBR yang dilengkapi dengan PSU


pendukungnya
1

Jumlah Satuan Rumah Susun Terbangun beserta


PSU dan Meubelair

Unit

Tersebar di 34
Provinsi

20,500

159,500

180,000

Jumlah Satuan Rumah Susun Terpelihara

Unit

Tersebar di 34
Provinsi

12,000

12,000

12,000

Jumlah Rumah Susun yang direvitalisasi

Unit

Tersebar di 34
Provinsi

7,800

1,500

1,500

Laporan Layanan Perkantoran

Laporan

12

12

12

Kegiatan

Kegiatan

Kota
Metropolitan/
Besar dan
Kawasan
Strategis/
Pusat
Pertumbuhan

Unit

25,000

50,000

Unit

Kota
Metropolitan/
Besar

25,000

50,000

BAGIAN ANGGARAN 999


PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN
SASARAN KEGIATAN
1

Pencadangan tanah dan pembangunan rumah susun


melalui penyertaan modal negara untuk Perum Perumnas
1

Pengelolaan Rumah Susun Sewa bagi MBR yang


Dilaksanakan oleh BUMN
1

L.104

Jumlah Modal yang Disertakan

Penyediaan PSO Selisih Tarif Sewa

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

4,035,000

34,160,458

43,860,819

32,163,832

20,667,891

7
6
12

7
6
12

35
30
12

134,888,000

10

10

10

10

10

10

12

12

12

133.500
12

83.500
12

623.800
12

120,000

70,000

550,000

12,000

12,000

60,000

1,500

1,500

13,800

12

12

12

1,000,000

1,000,000

1,000,000

1,000,000

1,000,000

5,000,000

75,000

100,000

250,000

120,000

240,000

360,000

480,000

1,200,000

75,000

100,000

250,000

LAMPIRAN 2

L.105

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

1
3

Suplai Bahan Bangunan yang Terjangkau untuk


Pembangunan Rumah Umum bagi MBR yang Disediakan
oleh BUMN
1

Penyediaan Bahan Bangunan Murah

TARGET
2015

2016

2017

Kegiatan

5
0

6
1

Kegiatan

Diutamakan untuk
Kawasan dengan
biaya transportasi
tinggi

DAK BIDANG PERUMAHAN


PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN
SASARAN KEGIATAN
1

DAK Bidang Perumahan


1

Jumlah Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan PSU


Perumahan

Unit

50,000

100,000

150,000

Unit

Tersebar di 34
Provinsi

50,000

100,000

150,000

10

17

10

17

34

38

43

PROGRAM 3: PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


SASARAN PROGRAM (Alokasi Anggaran Diluar BA 999.03 dan BA 999.07)
1

Meningkatnya rumah tangga masyarakat berpenghasilan


rendah yang menghuni rumah layak melalui bantuan
fasilitas pendanaan dan pembiayaan perumahan
1

Tingkat aksesibiltas terhadap bantuan pendanaan


dan pembiayaan perumahan untuk rumah
tangga masyarakat berpenghasilan rendah

Menurunnya kekurangan tempat tinggal (backlog)


melalui bantuan pendanaan dan pembiayaan
perumahan (BA 999.03 dan BA 999.07)
1

Persentase penurunan kekurangan tempat


tinggal (backlog) melalui bantuan pendanaan
dan pembiayaan perumahan

KEGIATAN 3.1 : DUKUNGAN MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN


UNIT ORGANISASI : SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN
SASARAN KEGIATAN
1

Layanan manajemen administrasi pengelolaan SDM,


BMN, keuangan, hukum, penganggaran, evaluasi kinerja
dan informasi publik

Persentase peningkatan layanan dukungan


administrasi penataan organisasi, tata laksana
dan reformasi birokrasi

Jakarta

20

25

30

Persentase peningkatan layanan dukungan


administrasi perencanaan, pembinaan dan
manajemen kepegawaian

Jakarta

20

25

30

Persentase peningkatan layanan dukungan


administrasi pengelolaan keuangan dan
kerumahtanggaan

Jakarta

30

35

40

Persentase peningkatan layanan dukungan


administrasi penyusunan peraturan perundangundangan dan pembinaan

Jakarta

30

35

40

L.106

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

10

200,000

250,000

750,000

200,000

250,000

750,000

23

23

20

61

20

61

2017

11

2018

12

2019

13

TOTAL

14

15

1,000,000

1,000,000

1,000,000

3,000,000

250,000

500,000

750,000

1,000,000

1,250,000

3,750,000

341,517

361,852

383,461

406,367

430,499

1,923,695

341,517

361,852

383,461

406,367

430,499

1,923,696

10,335,391

25,550,143

43,360,134

58,820,664

26,426,115

164,492,447

81,183

81,183

81,183

81,183

81,183

405,916

48

53

53

19,183

19,183

19,183

19,183

19,183

95,916

35

40

40

35

40

40

45

50

50

45

50

50

LAMPIRAN 2

L.107

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

Persentase peningkatan layanan dukungan


administrasi pertimbangan/ opini hukum dan
pendampingan hukum

Jakarta

30

35

40

Persentase peningkatan layanan dukungan


administrasi pengelolaan kehumasan dan
keprotokolan

Jakarta

30

35

40

Persentase peningkatan layanan dukungan


administrasi penganggaran bidang pembiayaan
perumahan

Jakarta

30

35

40

Tingkat akurasi evaluasi kinerja Setditjen

Pengelolaan administrasi perkantoran


1

Jumlah laporan adinsitrasi perkantoran

2017

Jakarta

80

80

85

Laporaan

12

12

12

Laporan

Jakarta

12

12

12

KEGIATAN 3.2 : PENYUSUNAN KEBIJAKAN, PROGRAM DAN ANGGARAN, KERJASAMA, DATA INFORMASI SERTA EVALUASI KINERJA PEMBIAYAAN PERUMAHAN
UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN
SASARAN KEGIATAN
1

Materi Teknis dan NSPK pengembangan kebijakan dan


strategi pembiayaan

L.108

3
1
1
70

3
1
1
75

3
1
1
75

Materi Teknis

Jakarta

Jumlah materi teknis pengembangan kebijakan


dan strategi bidang pembiayaan perumahan

Jumlah kajian analisis makro bidang pembiayaan


perumahan

Kajian

Jakarta

Jumlah rumusan standar dan kriteria bantuan dan


kemudahan

N/S/P/K

Jakarta

Tingkat kesesuaian program dan anggaran sesuai


perencanaan bidang pembiayaan perumahan

Jakarta

70

75

75

70

75

75

Jakarta

70

75

75

%
Laporan

80
12

80
12

85
12

Jakarta

80

80

85

Laporan

Jakarta

12

12

12

MOU

29

41

51

Sistem informasi
1

Materi Teknis
Kajian
NSPK
%

Tingkat kehandalan sistem informasi bidang


pembiayaan perumahan

Hasil evaluasi kinerja, dan layanan administrasi


perkantoran yang tersedia tepat waktu
1

Tingkat akurasi evaluasi kinerja pembiayaan


perumahan

Jumlah laporan layanan perkantoran

MOU kerjasama pembiayaan perumahan


1

Jumlah MOU kerjasama dengan lembaga


keuangan, pemerintah dan pemerintah daerah

MOU

Jakarta

29

39

49

Jumlah MOU kerjasama luar negeri bidang


pembiayaan perumahan

MOU

Jakarta

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

10

2017

11

2018

12

2019

13

TOTAL

14

15

45

50

50

45

50

50

45

50

50

85

90

90

12

12

60

62,000

62,000

62,000

62,000

62,000

310,000

12

12

60

11,057

14,121

16,346

17,799

19,327

78,651

4,900

6,360

8,137

9,116

10,200

38,713

3
1
1
80

3
1
1
80

15
5
5
80

15

80

80

80

80

80

80

3,000

3,180

3,371

3,573

3,787

16,911

80

80

80

85
12

90
12

90
60

1,697

1,781

1,870

1,964

2,064

9,378

85

90

90

12

12

60

69

84

93

1,460

2,800

2,968

3,146

3,275

13,649

64

79

79

14

LAMPIRAN 2

L.109

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA
1

TARGET

SATUAN

LOKASI

Materi Teknis
Rumusan NSPK

9
1

10
1

10
1

2015

2016

2017

KEGIATAN 3.3 : PENGEMBANGAN POLA PEMBIAYAAN PERUMAHAN


UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT POLA PEMBIAYAAN PERUMAHAN
SASARAN KEGIATAN
1

Materi teknis dan NSPK pengembangan pola


pembiayaan perumahan

Jumlah materi teknis rencana dan strategi


pengembangan pola pembiayaan perumahan

Materi Teknis

Jakarta

Jumlah rumusan NSPK pola pembiayaan


perumahan

Materi Teknis

Jakarta

Rumusan NSPK

Jakarta

Jumlah materi teknis pengembangan pola


pembiayaan rumah tapak dan rumah susun

Materi Teknis

Jakarta

Jumlah materi teknis pengembangan pola


pembiayaan rumah swadaya

Materi Teknis

Jakarta

Jumlah materi teknis pengembangan pola


pembiayaan mikro

Materi Teknis

Jakarta

Jumlah materi teknis pengembangan pola


investasi perumahan

Materi Teknis

Jakarta

Rumusan
Rapermen

Rumusan Rapermen pola pembiayaan mikro, investasi,


rumah tapak dan rumah susun, dan rumah swadaya
1

Jumlah rumusan rapermen pola pembiayaan


rumah tapak dan rumah susun

Rumusan
Rapermen

Jakarta

Jumlah rumusan rapermen pola pembiayaan


rumah swadaya

Rumusan
Rapermen

Jakarta

Jumlah rumusan Rapermen pola pembiayaan


mikro

Rumusan
Rapermen

Jakarta

Jumlah rumusan rapermen pola investasi


perumahan

Rumusan
Rapermen

Jakarta

%
Laporan

80
12

80
12

85
12

Jakarta

80

80

85

Hasil evaluasi kinerja dan layanan administrasi


perkantoran yang tepat waktu
1

Tingkat akurasi evaluasi kinerja direktorat

Jumlah laporan layanan perkantoran

Rumah Tangga Berpenghasilan Rendah Yang


Mendapatkan Bantuan Uang Muka yang terfasilitasi (BA
999.07)
1

L.110

Jumlah Rumah Tangga yang mendapat fasilitas


bantuan uang muka (BA 999.07)

LAMPIRAN 2

laporan

Jakarta

12

12

12

Rumah Tangga

55,000

106,500

124,250

Rumah Tangga

Tersebar

55,000

106,500

124,250

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

8,905

9,931

11,309

12,952

15,349

58,446

10
1

11
1

50
5

6,000

6,600

7,260

7,986

9,574

37,420

20

10

20

1,800

2,160

2,808

3,650

4,380

14,799

85
12

90
12

90
60

1,105

1,171

1,241

1,316

1,395

6,227

85

90

90

220,000

479,250

621,250

684,035

395,280

2,399,815

12

12

60

124,370

65,880

476,000

124,370

65,880

476,000

LAMPIRAN 2

L.111

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA

TARGET

SATUAN

LOKASI

Laporan
%

12
80

12
80

12
85

2015

2016

2017

KEGIATAN 3.4 : PEMBINAAN SISTEM PEMBIAYAAN PERUMAHAN


UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT BINA SISTEM PEMBIAYAAN PERUMAHAN
SASARAN KEGIATAN
1

Hasil evaluasi kinerja dan layanan administrasi


perkantoran yang tersedia tepat waktu
1

Jumlah laporan layanan perkantoran

Laporan

Jakarta

12

12

12

Tingkat akurasi evaluasi kinerja direktorat

Jakarta

80

80

85

Materi teknis dan NSPK pembinaan sistem pembiayaan

Materi Teknis
NSPK

2
2

2
2

2
2

Materi Teknis

Jakarta

NSPK

Jakarta

Jumlah materi teknis rencana pelaksanaan


pembinaan sistem pembiayaan perumahan

Jumlah materi teknis/pedoman pembinaan sistem


pembiayaan perumahan

Lembaga jasa keuangan, pemerintah, pemerintah


daerah yang memperoleh diseminasi NSPK, pembinaan
dan bantuan teknis

Jumlah provinsi yang mendapatkan diseminasi


NSPK pembiayaan perumahan di wilayah I

Provinsi

Aceh, Sumut,
Sumbar, Sumsel,
Bengkulu,
Jambi, Babel,
Kepri, Lampung,
Riau, Jabar, DKI
Jakarta, Banten

13

13

13

Jumlah provinsi yang mendapatkan diseminasi


NSPK pembiayaan perumahan di wilayah II

Provinsi

Jateng, Jatim,
Yogyakarta,
Kalbar, Kalteng,
Kalsel, Kaltim,
Kaltara, Bali, NTB,
NTT

11

11

11

Jumlah provinsi yang mendapatkan diseminasi


NSPK pembiayaan perumahan di wilayah III

Provinsi

Sulbar, Sulsel,
Sulteng, Sulut,
Gorontalo, Sultra,
Maluku. Malut,
Papua, Papua
Barat

10

10

10

Jumlah lembaga jasa keuangan, pemerintah


provinsi, pemerintah daerah di wilayah I yang
memperoleh pembinaan dan bantuan teknis

LKB/LKBB/
Provinsi/ Kab/
Kota

Aceh, Sumut,
Sumbar, Sumsel,
Bengkulu,
Jambi, Babel,
Kepri, Lampung,
Riau, Jabar, DKI
Jakarta, Banten

10 LKB/
LKBB, 13
Provinsi
dan 98
Kab/Kota

10 LKB/LKBB,
13 Provinsi
dan 195
Kab/Kota

L.112

LAMPIRAN 2

10 LKB/LKBB,
13 Provinsi
dan 98 Kab/
Kota

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

11,505

12,875

15,229

18,276

21,843

79,727

12
85

12
90

60
90

1,355

1,395

1,437

1,480

1,525

7,192

12

12

60

85

90

90

2
2

2
2

10
10

10

3,750

3,975

4,214

4,778

5,618

22,335

10

6,400

7,505

9,579

12,017

14,700

13

13

13

50,201

11

11

11

10

10

10

10 LKB/LKBB,
13 Provinsi dan
195 Kab/Kota,
6 kota yang
mendirikan
BLUD dan
menerapkan
sistem
pembiayaan
swadaya mikro

10 LKB/LKBB,
13 Provinsi dan
195 Kab/Kota,
7 kota yang
mendirikan
BLUD dan
menerapkan
sistem
pembiayaan
swadaya mikro

10 LKB/LKBB,
13 Provinsi dan
195 Kab/Kota,
13 kota yang
mendirikan
BLUD dan
menerapkan
sistem
pembiayaan
swadaya mikro

LAMPIRAN 2

L.113

SASARAN/

SATUAN

INDIKATOR KINERJA
1

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

Jumlah lembaga jasa keuangan, pemerintah


provinsi, pemerintah daerah di wilayah II yang
memperoleh pembinaan dan bantuan teknis

LKB/LKBB/
Provinsi/ Kab/
Kota

Jateng, Jatim,
Yogyakarta,
Kalbar, Kalteng,
Kalsel, Kaltim,
Kaltara, Bali, NTB,
NTT

10 LKB/LKBB,
11 Provinsi
dan 88 Kab/
Kota

10 LKB/
LKBB, 11
Provinsi
dan 88
Kab/Kota

10 LKB/LKBB,
11 Provinsi
dan 175
Kab/Kota

Jumlah lembaga jasa keuangan, pemerintah


provinsi, pemerintah daerah di wilayah III yang
memperoleh pembinaan dan bantuan teknis

LKB/LKBB/
Provinsi/ Kab/
Kota

Sulbar, Sulsel,
Sulteng, Sulut,
Gorontalo, Sultra,
Maluku. Malut,
Papua, Papua
Barat

6 LKB/LKBB,
10 Provinsi
dan 72 Kab/
Kota

6 LKB/
LKBB, 10
Provinsi
dan 72
Kab/Kota

6 LKB/LKBB,
10 Provinsi
dan 144
Kab/Kota

KEGIATAN 3.5 : PENDAYAGUNAAN SUMBER PEMBIAYAAN PERUMAHAN


UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT PENDAYAGUNAAN SUMBER PEMBIAYAAN PERUMAHAN
SASARAN KEGIATAN
1

Hasil evaluasi kinerja dan layanan administrasi


perkantoran yang tersedia tepat waktu
1

Jumlah layanan perkantoran

Tingkat akurasi evaluasi kinerja direktorat

Materi teknis, NSPK dan rancangan peraturan


pendayagunaan sumber pembiayaan

Bulan Layanan
%

12
80

12
80

12
85

Bulan Layanan

Jakarta

12

12

12

Jakarta

80

80

85

Rencana
Program

Jakarta

Rumusan NSPK

Jakarta

Jumlah rencana program pendayagunaan


sumber pembiayaan perumahan

Rumusan NSPK pendayagunaan sumber


pembiayaan perumahan

Jumlah rancangan peraturan terkait perusahaan


pembiayaan sekunder perumahan

Rancangan
Peraturan (quick
wins)

Jakarta

Jumlah rancangan kebijakan terkait tabungan


perumahan

RUU/ RPP/
RaPerpres/
Rancagan Inpres

Jakarta

1 rancangan
peraturan

Lembaga jasa keuangan/perusahaan yang terlibat


pembiayaan perumahan hasil dari pendayagunaan
sumber pembiayaan

1 RUU

2 RPP dan 2
Raperpres

Jumlah lembaga jasa keuangan yang memiliki


portofolio pembiayaan perumahan

LKB/LKBB

Tersebar

20

25

Jumlah lembaga jasa keuangan lainnya yang


memiliki portofolio pembiayaan perumahan

LKB/LKBB

Tersebar

10

15

L.114

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015
10

2016

2017

13

TOTAL

10 LKB/LKBB,
11 Provinsi dan
175 Kab/Kota,
6 kota yang
mendirikan
BLUD dan
menerapkan
sistem
pembiayaan
swadaya mikro

10 LKB/LKBB,
11 Provinsi dan
175 Kab/Kota,
11 kota yang
mendirikan
BLUD dan
menerapkan
sistem
pembiayaan
swadaya mikro

6 LKB/LKBB, 10
Provinsi dan
144 Kab/Kota,
5 kota yang
mendirikan
BLUD dan
menerapkan
sistem
pembiayaan
swadaya mikro

6 LKB/LKBB, 10
Provinsi dan
144 Kab/Kota,
5 kota yang
mendirikan
BLUD dan
menerapkan
sistem
pembiayaan
swadaya mikro

6 LKB/LKBB, 10
Provinsi dan
144 Kab/Kota,
10 kota yang
mendirikan
BLUD dan
menerapkan
sistem
pembiayaan
swadaya mikro

11,800

12,936

14,183

15,551

17,054

71,523

12
85

12
90

60
90

1,105

1,171

1,241

1,316

1,395

6,227

12

12

60

85

90

90

5,770

5,943

6,122

6,305

6,495

30,636

10

3 rancangan
peraturan, 1
RUU, 2 RPP dan
2 Raperpres

4,925

5,821

6,820

7,930

9,164

34,661

1 rancangan
peraturan

12

2019

10 LKB/LKBB,
11 Provinsi dan
175 Kab/Kota,
5 kota yang
mendirikan
BLUD dan
menerapkan
sistem
pembiayaan
swadaya mikro

1 rancangan
peraturan

11

2018

14

15

25

35

35

15

20

20

LAMPIRAN 2

L.115

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA
1

Jumlah prosentase portofolio dana jangka


panjang BPJS, tabungan haji, dana pensiun,
asuransi, bapertarum PNS, dan TWP TNI/ Polri untuk
pembiayaan pembangunan perumahan (quick
wins/progam lanjutan)

Jumlah prosentase peningkatan pembiayaan


sekunder perumahan untuk pembiayaan
perumahan

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

Jumlah %

Jakarta

5
5

6
7

% peningkatan
dana pinjaman
likuidasi

Jakarta

% peningkatan
sekuritisasi

Jakarta

15

15

15

Jumlah Lembaga jasa keuangan yang memiliki


tabungan perumahan

LKB/LKBB

Jakarta

10

Jumlah Lembaga Jasa Keuangan yang memiliki


produk/program pembiayaan swadaya
masyarakat

LKB/LKBB

Jakarta

Jumlah perusahaan yang mengalokasikan dana


CSR untuk pembiayaan perumahan

Perusahaan

Tersebar

15

20

KEGIATAN 3.6 : PENGENDALIAN KEMUDAHAN DAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN


UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT EVALUASI BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN
SASARAN KEGIATAN
1

L.116

Layanan administrasi perkantoran, hasil evaluasi kinerja,


dan rencana peksanaan pengendalian bantuan
pembiayaan

Laporan
%

12
80

12
80

12
85

Jumlah laporan layanan perkantoran

Laporan

Jakarta

12

12

12

Tingkat akurasi evaluasi kinerja direktorat

Jakarta

80

80

85

Tingkat kesesuaian program dengan rencana


pengendalian bantuan pembiayaan perumahan

Jakarta

80

80

85

Rekomendasi

Rekomendasi hasil evaluasi pelaksanaan bantuan


pembiayaan wilayah
1

Jumlah rekomendasi hasil pemantauan, analisis,


dan evaluasi pelaksanaan bantuan pembiayaan
perumahan wilayah I

Rekomendasi

SUMATERA

Jumlah rekomendasi hasil pemantauan, analisis,


dan evaluasi pelaksanaan bantuan pembiayaan
perumahan wilayah II

Rekomendasi

JAWA-BALI

Jumlah rekomendasi hasil pemantauan, analisis,


dan evaluasi pelaksanaan bantuan pembiayaan
perumahan wilayah III

Rekomendasi

KALIMANTANSULAWESI

Jumlah rekomendasi hasil pemantauan, analisis,


dan evaluasi pelaksanaan bantuan pembiayaan
perumahan wilayah IV

Rekomendasi

MALUKU, MALUT,
PAPUA, PAPUA
BARAT, NTT, NTB

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

10

2017

11

2018

12

2019

13

TOTAL

14

15

10

10

38

15

15

75

15

20

20

10

10

20

25

25

16,250

17,939

19,572

21,429

22,215

97,405

12
85

12
90

60
90

3,800

4,028

4,270

4,526

4,797

21,421

12

12

60

85

90

90

85

90

90

20

12,450

13,911

15,302

16,903

17,418

75,985

LAMPIRAN 2

L.117

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA
1

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 3.7 (PNBP) : DUKUNGAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN


UNIT ORGANISASI : PUSAT PENGELOLAAN DANA PEMBIAYAAN PERUMAHAN (BLU)
SASARAN KEGIATAN
1

Layanan manajemen administrasi pengelolaan SDM,


BMN, keuangan, hukum, dan penganggaran

Persentase peningkatan layanan administrasi dan


pengelolaan BMN

Jumlah Peralatan dan fasilitas perkantoran

Jakarta

20

20

20

unit

Jakarta

25

25

25

Persentase peningkatan kompetensi SDM aparatur

Jakarta

20

20

20

Tingkat layanan dukungan administrasi


pengelolaan keuangan

Jakarta

30

35

40

Tingkat kesesuaian program dengan


perencanaan anggaran PPP (BLU)

Jakarta

50

55

60

Tingkat layanan dukungan bantuan hukum dan


legal

Jakarta

30

35

40

Tingkat kehandalan pemeliharaan database dan


teknologi informasi yang terintegrasi

Jakarta

50

50

50

Pameran
%
Paket Publikasi

15
50
1

15
60
1

15
65
1

Pameran

Jakarta

15

15

15

Jakarta

50

60

65

Paket Publikasi

Jakarta

LKB/LKBB
Rumah Tangga

49
130.000

70
225.000

88
375.000

Promosi, publikasi, dan pemantauan bantuan yang tepat


sasaran

Jumlah pelaksanaan promosi dan sosialisasi

Tingkat akurasi hasil pemantauan dan evaluasi


penyaluran bantuan pembiayaan perumahan

Jumlah publikasi kegiatan BLU Pusat Pengelolaan


Dana Pembiayaan Perumahan

LJK hasil kerjasama dan rekonsiliasi


1

Jumlah lembaga jasa keuangan yang


bekerjasama dengan PPP (BLU)

LKB/LKBB

Tersebar

29

39

49

Jumlah rekonsiliasi dengan LJK

LKB/LKBB

Jakarta

20

31

39

Jumlah verifikasi permohonan pencairan dana


dari LJK pelaksana

Rumah Tangga

Jakarta

130,000

225,000

375,000

Laporan

12

12

12

Laporan

Jakarta

12

12

12

Pengelolaan adminsitrasi perkantoran


1

L.118

Jumlah laporan layanan perkantoran

Output Cadangan

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

20

20

20

25

25

125

20

20

20

45

50

50

65

70

70

45

50

50

50

50

50

15
70
1

15
70
1

75
70
1

15

15

75

70

70

70

115
450.000

142
170.000

283
1.350.000

64

79

79

51

63

204

450,000

170,000

1,350,000

12

12

60

12

12

60

200,817

212,866

225,638

239,177

253,527

1,132,026

3,900

4,134

4,382

4,645

4,924

21,985

400

424

449

476

505

2,255

1,000

1,060

1,124

1,191

1,262

5,637

500

530

562

596

631

2,819

31,000

32,860

34,832

36,921

39,137

174,750

900

954

1,011

1,072

1,136

5,073

35,077

37,182

39,413

41,777

44,284

197,733

129,940

137,737

146,001

154,761

164,047

732,485

LAMPIRAN 2

L.119

SASARAN/
INDIKATOR KINERJA
1

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

Unit Rumah
Unit Sarusun

130.000
-

201.000
25.000

326.500
50.000

KEGIATAN 3.8 (BA 999.03) : PENYALURAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN


UNIT ORGANISASI : PUSAT PENGELOLAAN DANA PEMBIAYAAN PERUMAHAN (BLU)
SASARAN KEGIATAN
1

L.120

Rumah tangga berpenghasilan rendah yang


mendapatkan bantuan pembiayaan perumahan melalui
Bank Pelaksana
1

Jumlah unit KPR sejahtera tapak yang difasilitasi


bantuan pembiayaan

Unit Rumah

Tersebar

130,000

150,000

175,000

Jumlah unit KPR sarusun yang difasilitasi bantuan


pembiayaan

Unit Sarusun

Tersebar

25,000

50,000

Jumlah unit KPR sewa beli untuk sarusun yang


difasilitasi bantuan pembiayaan

Unit Sarusun

Tersebar

Jumlah unit Kredit Konstruksi yang difasilitasi


bantuan pembiayaan

Unit Rumah

Tersebar

1,000

1,500

Jumlah unit KPR Swadaya yang difasilitasi bantuan


pembiayaan

Unit Rumah

Tersebar

50,000

150,000

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (X Rp. Juta)


2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

375.500
76.500

143.000
28.500

1.176.000
180.000

173,500

91,500

720,000

75,000

26,500

176,500

1,500

2,000

3,500

2,000

1,500

6,000

200,000

50,000

450,000

10,115,391

25,070,893

42,738,884

58,136,629

26,030,835

162,092,632

10,115,391

25,070,893

42,738,884

58,136,629

26,030,835

162,092,632

LAMPIRAN 2

L.121

LAMPIRAN II

: MATRIKS KINERJA DAN PENDANAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TUJUAN 5

: Menyelenggarakan tata kelola pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan


rakyat yang efektif, efiesien, transparan dan akuntabel untuk mendukung terwujudnya
Indonesia yang berdaulat dan mandiri, dan berkepribadian.

SASARAN /
INDIKATOR KINERJA
1

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

SASARAN STRATEGIS
1

Meningkatnya budaya organisasi yang


berkinerja tinggi dan berintegritas
1

Meningkatnya pengelolaan regulasi dan


layanan hukum, data dan informasi publik,
serta sarana dan prasarana
1

Tingkat kinerja dan integritas


Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Tingkat pengelolaan regulasi dan


layanan hukum, data dan informasi
publik, serta sarana dan prasarana

Meningkatnya pengendalian dan


pengawasan internal

1)

Tingkat pengendalian pelaksanan


program dan anggaran
pembangunan bidang PUPR

72.25

77.5

82.75

80

85

89.5

51

54

57

Meningkatnya sumber daya manusia yang


kompeten dan berkepribadian

1)

10

25

40

67

69

71

Prosentase sumber daya manusia


yang kompeten dan berkepribadian

Meningkatnya kualitas inovasi teknologi


terapan bidang PUPR
1)

Tingkat penyediaan dan


pemanfaatan hasil inovasi teknis
terapan bidang PUPR

PROGRAM 1: DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAK
SASARAN PROGRAM
1

L.122

Tersedianya dukungan manajemen


dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Kementerian PUPR

Nilai

74

75

76

Nilai Laporan Kinerja Pemerintah

Opini WTP hasil audit BPK

Opini

WTP

WTP

WTP

Transparansi pelaksanaan program

Publikasi

55%

65%

75%

Tingkat pengelolaan dan


pengadministrasian pegawai

Layanan

60%

70%

80%

Tingkat fasilitasi produk hukum dan


bantuan hukum

Fasilitasi

85%

90%

93%

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

88

94.5

94.5

94

100

100

60

63

63

55

75

75

73

75

75

198,116

217,557

237,352

260,750

290,699

1,204,475

KYAT

77

78

78

WTP

WTP

WTP

85%

100%

100%

90%

100%

100%

96%

100%

100%

LAMPIRAN 2

L.123

SASARAN /
INDIKATOR KINERJA
1

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 1 : PENYUSUNAN PERENCANAAN, PEMROGRAMAN, PENGANGGARAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI, SERTA PEMBINAAN PHLN
UNIT ORGANISASI : BIRO PERENCANAAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI
SASARAN KEGIATAN
Fasilitasi pendanaan infrastruktur daerah
1

Jumlah dokumen fasilitasi pendanaan


infrastruktur daerah

Pengelolaan administrasi anggaran


2

Jumlah Dokumen Pengelolaan


Administrasi Penganggaran

Koordinasi perencanaan program dan


administrasi kerjasama luar negeri
1

Jumlah Dokumen Kerjasama Luar


Negeri

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan


program
1

Tingkat kualitas data pelaporan

Tingkat akuntabilitas kinerja biro PKLN

Pengelolaan administrasi Perkantoran


1

Jumlah Laporan Pengelolaan


Administrasi Perkantoran

Dokumen
Dokumen
Dokumen
Dokumen
Dokumen
Dokumen

11

11

11

11

11

11

13

13

13

13

13

13

12

12

12

12

12

12

Kualitas Data
Nilai

60%
74

65%
75

70%
76

Kualitas Data

60%

65%

70%

Nilai

74

75

76

Laporan

Laporan

KEGIATAN 2 : PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SDM DAN ORGANISASI TATALAKSANA


UNIT ORGANISASI : BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORTALA
SASARAN KEGIATAN
1

Organisasi, Tata Laksana dan Fasilitasi


Reformasi Birokrasi

Dokumen

Jumlah dokumen pengelolaan


Organisasi, Tata Laksana dan Fasilitasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Dokumen

Perencanaan, Pembinaan dan Manajemen


dan Kepegawaian

Dokumen
Orang

10
1.000

10
1.000

10
1.000

L.124

Jumlah Dokumen administrasi mutasi


kepegawaian dan jabatan struktural

Dokumen

Jumlah Dokumen administrasi


pembinaan jabatan fungsional,
kebutuhan akan diklat dan
perencanaan pengembangan
pegawai

Dokumen

Jumlah Dokumen administrasi


ketatausahaan dan informasi
kepegawaian serta penghargaan dan
disiplin

Dokumen

Jumlah SDM aparatur yang


ditingkatkan kompetensinya dan
Jumlah pegawai yang direkrut

Orang

1,000

1,000

1,000

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

11

11

55

11

11

55

13

13

65

13

13

65

12

12

60

12

12

60

75%
77

80%
78

80%
78

75%

80%

80%

77

78

78

10

10

50,550

60,417

73,285

88,456

107,759

380,467

8,900

11,125

13,906

17,383

21,729

73,043

7,282

9,102

11,378

14,222

17,778

59,762

4,450

5,562

6,953

8,691

10,864

36,520

13,375

13,950

15,200

15,850

17,000

75,375

16,543

20,678

25,848

32,310

40,388

135,767

45,666

47,000

48,000

49,000

50,000

239,666

15

5,500

5,550

5,600

5,650

5,700

28,000

15

10
1.000

10
1.000

50
5.000

20,606

20,900

21,150

21,350

21,600

105,606

10

15

25

1,000

1,000

5,000

LAMPIRAN 2

L.125

SASARAN /

SATUAN

LOKASI

Pengelolaan administrasi Perkantoran

Laporan
Dokumen

INDIKATOR KINERJA
3

Jumlah laporan pengelolaan


administrasi Perkantoran

Jumlah dokumen perencanaan,


penyusunan dan pengelolaan
anggaran

TARGET
2015

2016

2017

1
3

1
3

1
3

Laporan

Dokumen

KEGIATAN 3 : PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KEMENTERIAN


UNIT ORGANISASI : BIRO KEUANGAN
SASARAN KEGIATAN
1

Pengelolaan keuangan yang berkualitas

Layanan
Peraturan
Bulan

1.116
7
12

1.116
2
12

1.116
2
12

Jumlah layanan pembinaan aspek


keuangan

Layanan

1,100

1,100

1,100

Jumlah layanan perbendaharaan

Layanan

Jumlah layanan penyusunan laporan


keuangan

Layanan

10

10

10

Jumlah peraturan bidang keuangan

Peraturan

Jumlah laporan pengelolaan


administrasi perkantoran

Bulan

12

12

12

KEGIATAN 4 : PEMBINAAN, PERENCANAAN, HARMONISASI DAN PUBLIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SERTA BANTUAN HUKUM
UNIT ORGANISASI : BIRO HUKUM
SASARAN KEGIATAN
1

Penyusunan produk hukum dan pembinaan


hukum
1

Jumlah produk hukum yang diproses

Jumlah SDM yang dibina

Bantuan hukum, opini hukum,


pendampingan dan pembinaan hukum

Jakarta

30
320

30
320

30
320

Dokumen

Jakarta

30

30

30

Orang

Jakarta

320

320

320

Dokumen
Orang

Jakarta

65
315

65
315

65
315

Jumlah perkara di Kementerian PUPR


yang ditangani

Dokumen

Jakarta

40

40

40

Jumlah opini hukum, MoU, dan


perjanjian kerjasama yang disusun

Dokumen

Jakarta

25

25

25

Jumlah SDM yang dibina

Orang

Jakarta

315

315

315

Dokumen

Jakarta

60

60

60

Dokumen

Jakarta

60

60

60

Pengelolaan jaringan dokumentasi dan


informasi hukum
1

L.126

Dokumen
Orang

Jumlah dokumen hukum yang


ditayangkan dalam jaringan
dokumentasi dan informasi hukum

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2017

2018

2019

10

11

12

13

TOTAL

14

15

20,550

21,250

22,000

22,700

106,060

32,000

35,000

37,000

40,000

45,000

189,000

32,000

35,000

37,000

40,000

45,000

189,000

34,900

38,390

42,230

46,452

51,098

213,070

150
1.600

12,350

13,585

14,944

16,438

18,082

75,399

1
3

5
15

15

1.116
2
12

1.116
2
12

5.580
15
60

1,100

1,100

5,500

30

10

10

50

15

12

12

60

30
320

2016

19,560

1
3

30
320

2015

30

30

150

320

320

1,600

65
315

65
315

325
1575

12,350

13,585

14,944

16,438

18,082

75,399

40

40

200

25

25

125

315

315

1,575

60

60

300

1,300

1,430

1,573

1,730

1,903

7,936

60

60

300

LAMPIRAN 2

L.127

SASARAN /

SATUAN

INDIKATOR KINERJA
1
4

Proses penetapan rumah negara serta


usulan pengalihan status rumah negara
1

Jumlah dokumen penetapan status


rumah negara dan usulan pengalihan
status rumah negara

Pengelolaan administrasi perkantoran


1

Jumlah laporan pengelolaan


administrasi Perkantoran

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

Dokumen

Jakarta

80

5
80

6
80

Dokumen

Jakarta

80

80

80

Laporan

Jakarta

12

12

12

Laporan

Jakarta

12

12

12

KEGIATAN 5 : PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAYANAN PENGADAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKY
UNIT ORGANISASI : BIRO BMN DAN LAYANAN PENGADAAN
SASARAN KEGIATAN
1

Pengelolaan, penatausahaan dan


pembinaan BMN

36
1
-

36
1
3

39
1
3

Jumlah laporan pengelolaan dan


penatausahaan BMN

Laporan

12

12

13

Jumlah laporan pengawasan,


Pengamanan, dan Pengendalian BMN

Laporan

Jumlah aplikasi pengembangan


Sistem

Unit

Jumlah konsep NSPK pengaturan BMN

Konsep NSPK

Jumlah laporan pemantauan,


Evaluasi,dan Perencanaan
Pengelolaan BMN

Laporan

10

Jumlah laporan sosialisasi BMN

Laporan

10

Laporan

Laporan

Dokumen

Dokumen

Pengadaan barang dan jasa Kementerian


PU PERA yang akuntabel
1

Laporan
Unit
Konsep NSPK

Penyelenggaraan, Penyiapan,
Pelaksanaan, dan Pengadaan
Layanan Pengadaan Barang / Jasa

Pengelolaan administrasi Perkantoran


1

Jumlah laporan pengelolaan


administrasi Perkantoran

PROGRAM 2 : PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
SASARAN PROGRAM
1

L.128

Tersedianya dukungan sarana dan


prasarana aparatur Kementerian PUPR

Tingkat kenyamanan bekerja

Jakarta

55%

65%

75%

Tingkat layanan data dan teknologi


informasi

Jakarta

80%

85%

90%

Tingkat layanan informasi publik

Layanan

365

365

365

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

10

2016

2017

11

2018

12

13

2019

TOTAL

14

15

700

770

847

932

1,025

4,274

80

80

400

80

80

400

12

12

60

8,200

9,020

9,922

10,914

12,006

50,062

35,000

36,750

36,838

36,842

36,842

182,271

21,000

22,050

22,103

22,105

22,105

109,363

6,000

6,300

6,315

6,316

6,316

31,247

6,000

6,300

6,315

6,316

6,316

6,316

8,000

8,400

8,420

8,421

8,421

41,662

8,000

8,400

8,420

8,421

8,421

8,421

392,641

470,742

486,149

327,584

353,592

2,030,709

12

12

60

YAT

39
1
3

43
1
3

193
1
3

13

14

64

30

12

10

13

51

10

10

48

18

18

20

20

85%

100%

100%

95%

100%

100%

365

365

1825

LAMPIRAN 2

L.129

SASARAN /
INDIKATOR KINERJA
1

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 1: PENGEMBANGAN, PENGENDALIAN, DAN PELAKSANA PEKERJAAN STRATEGIS BIDANG PU LAINNYA


UNIT ORGANISASI : BIRO PERENCANAAN DAN KLN (PMU)
SASARAN KEGIATAN
1

Pekerjaan strategis bidang PU dan lainnya

Dokumen
Unit

40
1

Jumlah Dokumen Pelaksanaan


pekerjaan strategis bidang PUPR dan
lainnya

Dokumen

40

Jumlah unit gedung yang dibangun

Unit

40
1

40
1

40

40

KEGIATAN 2: DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PUPR
UNIT ORGANISASI : BIRO UMUM
SASARAN KEGIATAN
1

L.130

Pelayanan umum, Kerumahtanggaan dan


Perlengkapan

Laporan
Bulan Layanan

Jakarta

19
12

19
12

19
12

Laporan pembinaan tata usaha,


program kerja dan laporan kinerja
serta pembinaan pengelolaan BMN
Biro Umum

Laporan

Jakarta

Laporan pembinaan dan pengelolaan


kearsipan dan tata naskah dinas di
lingkungan Kementerian PUPR serta
pembinaan dan pengelolaan BMN
tingkat Sekretariat Jenderal

Laporan

Jakarta

Laporan pembinaan pelayanan,


pengamanan, dan kesehatan di
lingkungan Kementerian PUPR

Laporan

Jakarta

Laporan pengelolaan prasarana


dan sarana gedung kantor pusat
Kementerian PUPR

Laporan

Jakarta

Layanan perkantoran

Bulan Layanan

Jakarta

12

12

12

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

10

2016

2017

11

2018

12

2019

13

TOTAL

14

15

172,670

231,470

225,300

44,000

45,000

718,440

172,670

231,470

225,300

44,000

45,000

718,440

105,247

115,772

127,349

140,084

154,092

642,545

105,247

115,772

127,349

140,084

154,092

642,545

40
-

40
-

200
3

40

40

200

19
12

19
12

95
20

30

30

15

20

12

12

60

44

LAMPIRAN 2

L.131

SASARAN /
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 3: PENYELENGGARAAN DAN PENGEMBANGAN DATA DAN SISTEM INFORMASI BIDANG PUPR DAN PERMUKIMAN
UNIT ORGANISASI : PUSAT DATA DAN TEKNOLOGI INFORMASI
SASARAN KEGIATAN
1

Pembinaan dan pengelolaan data dan TIK

NSPK
Orang
Sistem
Peta
Buku

NSPK

Orang

Sistem

Jumlah NSPK pengembangan dan


pelaksanaan TIK di Kemen.PUPR yang
disusun

Jumlah Sumber Daya Manusia TIK


yang dibina

Jumlah sistem informasi yang


terintegrasi

Jumlah Peta Tematik Bidang PUPR


yang dihasilkan dan dipublikasikan

Peta

Jumlah buku informasi Infrastruktur kePUPR-an yang disusun

Buku

Jumlah Sistem Aplikasi yang telah


Memanfaatkan Infrastruktur Teknologi
Informasi dan Komunikasi Kementerian
PUPR

Pengelolaan administrasi Perkantoran


1

Jumlah laporan pengelolaan


administrasi Perkantoran

Sistem

Laporan

Laporan

5
450
15
3
5

5
450
15
3
5

5
450
16
3
5

450

450

450

12

12

13

KEGIATAN 6: PENYELENGGARAAN DAN PEMBINAAN INFORMASI PUBLIK


UNIT ORGANISASI :BIRO KOMUNIKASI PUBLIK
SASARAN KEGIATAN
1

L.132

Penyelenggaraan dan pembinaan


informasi publik

Liputan
Publikasi
Buku
Permintaan
Informasi

Jakarta

365
60
300
330

365
60
300
310

365
60
300
280

Jumlah peliputan kegiatan


kementerian

Liputan

Jakarta

365

365

365

Jumlah publikasi

Publikasi

Jakarta

60

60

60

Jumlah bahan informasi pimpinan

Buku

Jakarta

300

300

300

Jumlah permintaan informasi

Permintaan
Informasi

Jakarta

330

310

280

Pengelolaan administrasi perkantoran

Bulan

Jakarta

12

12

12

Bulan

Jakarta

12

12

12

Jumlah bulan layanan perkantoran

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

5
450
16
3
5

5
450
16
3
5

25
2.250
78
15
25

25

450

450

71,017

75,500

80,500

85,500

90,500

403,017

49,017

51,500

53,500

57,000

61,500

272,517

1,200

1,500

1,500

2,000

2,500

8,700

28,617

30,000

31,500

32,500

34,000

156,617

6,000

6,500

6,500

7,000

7,500

33,500

5,000

5,000

5,000

5,500

6,000

26,500

5,000

5,000

5,000

6,000

6,500

27,500

3,200

3,500

4,000

4,000

5,000

19,700

22,000

24,000

27,000

28,500

29,000

130,500

22,000

24,000

27,000

28,500

29,000

130,500

43,707

48,000

53,000

58,000

64,000

266,707

23,755

28,000

32,500

37,000

42,000

163,255

2,250

15

15

25

13

13

63

365
60
300
250

365
60
300
220

1.825
300
1.500
1.390

365

365

1,825

60

60

300

300

300

1,500

250

220

1,390

12

12

60

19,952

20,000

20,500

21,000

22,000

103,452

12

12

60

LAMPIRAN 2

L.133

SASARAN /
INDIKATOR KINERJA
1

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

PROGRAM 3: PENINGKATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
SASARAN PROGRAM
1

Meningkatnya Kualitas
Pertanggungjawaban Pengelolaan
Keuangan Negara Serta Ketaatan, Efisiensi
dan Efektivitas Pelaksanaan Tugas dan
Fungsi Aparatur Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat

Tingkat Penerapan Kepatuhan SPIP

JAKARTA

10

15

20

Penurunan Temuan Administratif


Dalam Pengelolaan Keuangan
Negara

JAKARTA

50

55

60

Penurunan Nominal TGR

JAKARTA

50

55

60

KEGIATAN 1 : PENGEMBANGAN KEBIJAKAN, KOORDINASI, EVALUASI BIDANG PENGAWASAN & PEMBINAAN PENYELENGGARAAN SPIP
UNIT ORGANISASI: SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL
SASARAN KEGIATAN
1

Rencana, Program dan Evaluasi Kinerja


Inspektorat Jenderal

Laporan

JAKARTA

Jumlah Laporan Koordinasi


Penyusunan Dokumen Perencanaan
dan Penganggaran

Laporan

JAKARTA

Jumlah Laporan Monitoring dan


Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Itjen
Kemen. PU dan PR

Laporan

JAKARTA

Jumlah Laporan Pelaksanaan Evaluasi


Kinerja Kementerian PU dan PR

Laporan

JAKARTA

Laporan

JAKARTA

Pemantauan Tindak Lanjut Hasil


Pengawasan
1

Jumlah Laporan Pelaksanaan


Pemantauan Tindak lanjut LHP

Laporan

JAKARTA

Terlaksananya Pengembangan Sistem


Informasi Manajemen Pengawasan

Laporan

JAKARTA

Jumlah Laporan Koordinasi dan


Konsultasi Pengawasan

Laporan

JAKARTA

Laporan Keg.

JAKARTA

13

13

13

L.134

Pembinaan Auditor dan Auditee


1

Jumlah Laporan Kegiatan Seminar/


Rapat Koordinasi/ Sosialisasi/
Diseminasi/Bimtek/ Workshop/
Raker/ FGD/ Kegiatan Sejenis bidang
pengawasan

Laporan Keg.

JAKARTA

10

10

10

Jumlah Laporan Kegiatan


Penyempurnaan/Penyusunan
Kebijakan dan Peraturan Bidang
Pengawasan

Laporan Keg.

JAKARTA

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

105,200

112,564

120,443

128,875

141,738

608,820

25

30

30

65

70

70

65

70

70

64,078

68,563

73,363

78,498

86,348

370,851

41

4,281

4,581

4,902

5,245

5,769

24,778

21

10

10

35

3,400

3,639

3,893

4,166

4,582

19,680

20

10

13

13

65

30,124

32,233

34,489

36,904

40,594

174,344

10

10

50

15

LAMPIRAN 2

L.135

SASARAN /
INDIKATOR KINERJA
1
4

Pengelolaan Layanan Administrasi


Perkantoran, Kepegawaian &
Ketatalaksanaan

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

Laporan/
Laporan Keg.

JAKARTA

18

5
18

6
18

Jumlah laporan pengelolaan


adminsitrasi Perkantoran

Laporan

JAKARTA

12

12

12

Jumlah Laporan Pelaksanaan


Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Laporan

JAKARTA

Jumlah Laporan Kegiatan Diklat /


Pelatihan

Laporan Keg.

JAKARTA

KEGIATAN 2 : PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DAN PENDAMPINGAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU DAN PR DI INSPEKTORAT
UNIT ORGANISASI : INSPEKTORAT I
SASARAN KEGIATAN
1

Laporan Hasil Pemeriksaan Rutin dan


Pemeriksaan Lainnya di Inspektorat I
1

Jumlah Laporan Pelaksanaan


Pemeriksaan Rutin dan Pemeriksaan
Lainnya di Inspektorat I

LHP

JAKARTA

140

140

140

LHP

JAKARTA

140

140

140

KEGIATAN 3 : PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DAN PENDAMPINGAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU DAN PR DI INSPEKTORAT
UNIT ORGANISASI : INSPEKTORAT II
SASARAN KEGIATAN
1

Laporan Hasil Pemeriksaan Rutin dan


Pemeriksaan Lainnya di Inspektorat II
1

Jumlah Laporan Pelaksanaan


Pemeriksaan Rutin dan Pemeriksaan
Lainnya di Inspektorat II

LHP

JAKARTA

84

84

84

LHP

JAKARTA

84

84

84

KEGIATAN 4 : PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DAN PENDAMPINGAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU DAN PR DI INSPEKTORAT
UNIT ORGANISASI : INSPEKTORAT III
SASARAN KEGIATAN
1

Laporan Hasil Pemeriksaan Rutin dan


Pemeriksaan Lainnya di Inspektorat III
1

Jumlah Laporan Pelaksanaan


Pemeriksaan Rutin dan Pemeriksaan
Lainnya di Inspektorat III

LHP

JAKARTA

140

140

140

LHP

JAKARTA

140

140

140

KEGIATAN 5 : PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DAN PENDAMPINGAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU DAN PR DI INSPEKTORAT
UNIT ORGANISASI : INSPEKTORAT IV
SASARAN KEGIATAN
1

Laporan Hasil Pemeriksaan Rutin dan


Pemeriksaan Lainnya di Inspektorat IV
1

L.136

Jumlah Laporan Pelaksanaan


Pemeriksaan Rutin dan Pemeriksaan
Lainnya di Inspektorat IV

LAMPIRAN 2

LHP

JAKARTA

98

98

98

LHP

JAKARTA

98

98

98

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

TOTAL

14

15

18

18

90

26,272

28,111

30,079

32,184

35,403

152,049

12

12

60

25

9,282

9,932

10,627

11,371

12,508

53,721

140

140

700

9,282

9,932

10,627

11,371

12,508

53,721

140

140

700

7,398

7,916

8,470

9,063

9,969

42,817

84

84

420

7,398

7,916

8,470

9,063

9,969

42,817

84

84

420

11,151

11,932

12,767

13,661

15,027

64,537

TI

T II

T III

140

140

700

11,151

11,932

12,767

13,661

15,027

64,537

140

140

700

8,829

9,447

10,109

10,816

11,898

51,099

98

98

490

8,829

9,447

10,109

10,816

11,898

51,099

98

98

490

T IV

LAMPIRAN 2

L.137

SASARAN /
INDIKATOR KINERJA
1

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 6 : PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DAN PENDAMPINGAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU DAN PR DI INSPEKTORAT
UNIT ORGANISASI : INSPEKTORAT V
SASARAN KEGIATAN
1

Laporan Hasil Pemeriksaan Rutin dan


Pemeriksaan Lainnya di Inspektorat V

LHP

JAKARTA

16

16

16

LHP

JAKARTA

16

16

16

LHP

JAKARTA

17

17

17

LHP

JAKARTA

17

17

17

Pengembangan Sumber Daya Manusia


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

10

25

40

1)

10

25

40

Jumlah Laporan Pelaksanaan


Pemeriksaan Rutin dan Pemeriksaan
Lainnya di Inspektorat V

Laporan Hasil Pemeriksaan Khusus


1

Jumlah Laporan Pelaksanaan


Pemeriksaan Khusus

PROGRAM 4 : PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


SASARAN PROGRAM
1

Prosentase Kompetensi Sumber


Daya Manusia Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat sesuai dengan
Persyaratan Jabatan

KEGIATAN 1: PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM, PENGANGGARAN, PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PELATIHAN, PEMBINAAN, PENGE
UNIT ORGANISASI : SEKRETARIS BADAN
SASARAN KEGIATAN
1

L.138

Dukungan Manajemen

Laporan

50

51

51

Jumlah Laporan Perencanaan Umum,


Program dan Anggaran

Laporan

Jakarta

Jumlah Laporan Kerjasama

Laporan

Jakarta

13

15

15

Jumlah Laporan Pengelolaan


Keuangan dan Umum

Laporan

Jakarta

13

13

13

Jumlah Laporan Produk Hukum dan


Kepegawaian Bidang SDM

Laporan

Jakarta

Jumlah Laporan Layanan PNBP

Laporan

Jakarta

11

11

11

Jumlah Laporan Pembinaan dan


Pengelolaan data dan informasi

Laporan

Jakarta

Jumlah Laporan Sosialisasi/


Penyebaran Luasan Informasi

Laporan

Jakarta

Jumlah Laporan Pembinaan Program


dan Penyelenggaraan

Laporan

Jakarta

Jumlah Laporan Pemantauan dan


Evaluasi

Laporan

Jakarta

10

Jumlah Laporan Pasca Pendidikan

Laporan

Jakarta

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

TV
4,461

4,773

5,108

5,465

5,988

25,795

16

16

80

3,807

4,074

4,359

4,664

5,130

22,034

16

16

80

17

17

85

17

17

85

654

700

749

801

857

3,761

568,543

625,397

687,937

756,731

832,404

3,471,012

55

75

75

55

75

75

259,443

276,805

300,855

326,029

361,397

1,524,529

52

51

255

10

15

15

73

13

13

65

30

11

11

55

102,150

134,420

146,669

161,761

177,497

722,497

ENDALIAN, MONEV SERTA SIM

LAMPIRAN 2

L.139

SASARAN /
INDIKATOR KINERJA
1
2

6
7

2015

2017

277

276

220

Orang

Jakarta

277

276

220

Dokumen

Dokumen

Jakarta

6,700

4,200

3,000

Jakarta

6,700

4,200

3,000

Peralatan dan Perlengkapan

Unit

240

110

110

Unit

Jakarta

240

110

110

Jumlah SDM Aparatur yang mengikuti


Pendidikan/Pelatihan/Sort Course
(Dalam Negeri/Luar Negeri)

Hasil Penyusunan dan Pengembangan


Sistem Informasi Manajemen
Jumlah Dokumen Pengembangan
dan pengelolaan SIM

Pembangunan, Peningkatan, Renovasi


Sarana dan Prasarana
Jumlah Pembangunan, Peningkatan,
Renovasi Sarana dan Prasarana
Jumlah Peralatan dan Perlengkapan

2016

1
5

TARGET

1
4

LOKASI

Orang

Pendidikan dan Pelatihan


1

SATUAN

Pengembangan Kompetensi

Orang

4,000

4,000

4,000

Orang

Jakarta

4,000

4,000

4,000

Orang

6,620

6,620

6,620

Orang

Jakarta

6,620

6,620

6,620

Jumlah ASN Aparatur yang terlatih

Penilaian Kompetensi, Assessment dan


Pemantauan Kinerja
1

Jumlah PNS yang terpetakan yang


dinilai melalui assesment center dan
unjuk kerja

KEGIATAN 2: PENYELENGGARAAN PENILAIAN KOMPETENSI DAN PEMANTAUAN KINERJA


UNIT ORGANISASI : PUSAT PENILAIAN KOMPETENSI DAN PEMANTAUAN KINERJA
SASARAN KEGIATAN
1

L.140

Dukungan Manajemen

Laporan

16

16

16

Jumlah Laporan Perencanaan Umum,


Program dan Anggaran

Laporan

Jakarta

Jumlah Laporan Pengelolaan


Administrasi Perkantoran dan Sapras

Laporan

Jakarta

Jumlah Laporan Peningkatan


Profesionalisme Assessor, pemantauan
dan evaluasi

Laporan

Jakarta

13

13

13

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

TOTAL

14

15

300

250

1,323

27,293

23,664

20,900

28,500

23,750

124,107

300

250

1,323

20

4,000

3,200

2,400

2,000

2,000

13,600

20

2,000

2,000

17,900

40,200

25,200

18,000

12,000

12,000

107,400

2,000

2,000

17,900

110

110

680

4,800

5,500

6,050

6,050

6,050

28,450

110

110

680

4,000

4,000

20,000

36,000

35,321

52,386

55,823

74,215

253,745

4,000

4,000

20,000

6,620

6,620

33,100

45,000

49,500

54,450

59,895

65,885

274,730

6,620

6,620

33,100

49,000

66,600

71,940

79,079

86,932

353,551

16

16

80

18,000

30,800

33,880

37,268

40,994

160,942

10

13

13

65

LAMPIRAN 2

L.141

SASARAN /
INDIKATOR KINERJA
1
2

Sistem pengembangan SDM, Penyusunan


Kebijakan Penilaian, Pengembangan
standar kompetensi, Instrumen Penilaian
Potensi dan Kompetensi, serta Instrumen
Penilaian Kinerja

TARGET
2015

2016

2017

Dokumen

23

5
22

6
22

Jumlah Dokumen Kebijakan sistem


pengembangan SDM

Dokumen

Jakarta

Jumlah Dokumen Standar kompetensi,


instrumen penilaian kompetensi,
kualifikasi serta instrumen penilaian
dan indikator kinerja

Dokumen

Jakarta

Jumlah Dokumen Pengembangan


Sistem Assessment

Dokumen

Jakarta

Jumlah Dokumen penyusunan dan


pemuktahiran data base dan informasi
potensi, kompetensi dan kinerja

Dokumen

Jakarta

Jumlah dokumen roadmap materi


strategi (master plan) program
unggulan/percepatan

Dokumen

Jakarta

Jumlah Dokumen Proyeksi Kebutuhan


Pegawai dan Pejabat

Dokumen

Jakarta

Orang

10,000

10,000

10,000

Orang

Jakarta

10,000

10,000

10,000

200

Jakarta

200

Unit

10

10

Unit

Jakarta

10

10

105

105

105

Penilaian Kompetensi, Assessment dan


Pemantauan Kinerja
Jumlah PNS yang dipantau Kinerjanya

Pembangunan, Peningkatan, Renovasi


Sarana dan Prasarana
1

LOKASI

1
4

SATUAN

Jumlah Pembangunan, Peningkatan,


Renovasi Sarana dan Prasarana

Peralatan dan Perlengkapan


1

Jumlah Peralatan dan Perlengkapan

KEGIATAN 3: PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
UNIT ORGANISASI : PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
SASARAN KEGIATAN
1

L.142

Dukungan Manajemen

Laporan

Jumlah Laporan Perencanaan Umum,


Program dan Anggaran

Laporan

Jawa Barat

Jumlah Laporan Pengelolaan


Administrasi Perkantoran dan Sapras

Laporan

Jawa Barat

Jumlah Laporan Pembinaan Tenaga


Pengajar

Laporan

Jawa Barat

Jumlah Laporan KAD

Laporan

Jawa Barat

Jumlah Laporan Pasca Pelatihan

Laporan

Jawa Barat

Jumlah Laporan Monev Pelatihan

Laporan

Jawa Barat

100

100

100

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

10

11

12

13

TOTAL

14

15

22

22

111

26,000

28,600

31,460

34,606

38,067

158,733

25

20

30

15

11

10

10,000

10,000

50,000

5,000

5,500

6,050

6,655

7,321

30,526

10,000

10,000

50,000

200

1,200

1,200

200

10

10

40

500

550

550

550

2,150

10

10

40

98,800

101,746

107,514

119,344

130,448

557,852

105

105

527

16,000

29,600

31,460

34,606

39,366

151,032

10

100

100

500

LAMPIRAN 2

L.143

SASARAN /
INDIKATOR KINERJA
1
2

Pengembangan Kompetensi
1

Pengembangan Pola, Teknik, Kurikulum,


dan Modul Kediklatan

TARGET
2015

2016

2017

Orang

1,950

2,250

2,250

Orang

Jawa Barat

1,950

2,250

2,250

Dokumen

12

12

12

Jumlah Dokumen Pola dan Teknik


Kediklatan

Dokumen

Jawa Barat

Jumlah Dokumen Kurikulum dan Modul


Kediklatan

Dokumen

Jawa Barat

10

10

10

Orang

450

375

375

Orang

Jawa Barat

450

375

375

800

200

Jawa Barat

800

200

Unit

30

10

10

Unit

Jawa Barat

30

10

10

Pendidikan dan Pelatihan


Jumlah SDM Aparatur yang mengikuti
Pendidikan/Pelatihan/Sort Course
(Dalam Negeri/Luar Negeri)

Pembangunan, Peningkatan, Renovasi


Sarana dan Prasarana
1

LOKASI

Jumlah ASN Aparatur yang terlatih

SATUAN

Jumlah Pembangunan, Peningkatan,


Renovasi Sarana dan Prasarana

Peralatan dan Perlengkapan


1

Jumlah Peralatan dan Perlengkapan

KEGIATAN 4: PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JALAN, PERUMAHAN PERMUKIMAN, DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR W
UNIT ORGANISASI : PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JALAN, PERUMAHAN PERMUKIMAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
SASARAN KEGIATAN
1

L.144

Dukungan Manajemen

Laporan

105

106

105

Jumlah Laporan Perencanaan Umum,


Program dan Anggaran

Laporan

Jawa Barat

Jumlah Laporan Pengelolaan


Administrasi Perkantoran dan Sapras

Laporan

Jawa Barat

Jumlah Laporan Pembinaan Tenaga


Pengajar

Laporan

Jawa Barat

Jumlah Laporan KAD

Laporan

Jawa Barat

Jumlah Laporan Pasca Pelatihan

Laporan

Jawa Barat

Jumlah Laporan Monev Pelatihan

Laporan

Jawa Barat

100

100

100

Pengembangan Kompetensi

Orang

2,450

2,750

2,750

Orang

Jawa Barat

2,450

2,750

2,750

Jumlah ASN Aparatur yang terlatih

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

2,350

2,350

11,150

17,550

19,868

19,868

20,749

20,749

98,784

2,350

2,350

11,150

12

12

60

8,000

8,800

9,680

10,648

11,713

48,841

10

10

10

50

350

350

1,900

51,850

41,778

45,956

52,791

58,070

250,445

350

350

1,900

1,000

4,800

1,200

6,000

1,000

10

10

70

600

500

550

550

550

2,750

10

10

70

82,500

106,161

111,929

123,759

134,864

559,213

16,000

29,600

31,460

34,606

39,367

151,033

WILAYAH

105

106

527

10

100

100

500

2,850

2,850

13,650

22,050

24,283

24,283

25,164

25,164

120,944

2,850

2,850

13,650

LAMPIRAN 2

L.145

SASARAN /
INDIKATOR KINERJA
1
3

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

Pengembangan Pola, Teknik, Kurikulum,


dan Modul Kediklatan

Dokumen

12

12

12

Jumlah Dokumen Pola dan Teknik


Kediklatan

Dokumen

Jawa Barat

Jumlah Dokumen Kurikulum dan


Modul Kediklatan

Dokumen

Jawa Barat

10

10

10

Pendidikan dan Pelatihan

Orang

250

375

375

Orang

Jawa Barat

250

375

375

Pembangunan, Peningkatan, Renovasi


Sarana dan Prasarana

500

200

Jawa Barat

500

200

Peralatan dan Perlengkapan

Unit

30

10

10

Unit

Jawa Barat

30

10

10

Jumlah SDM Aparatur yang mengikuti


Pendidikan/Pelatihan/Short Course
(Dalam Negeri/Luar Negeri)

Jumlah Pembangunan, Peningkatan,


Renovasi Sarana dan Prasarana
Jumlah Peralatan dan Perlengkapan

2017

KEGIATAN 5: PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONALFUNGSIONAL
UNIT ORGANISASI : PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL
SASARAN KEGIATAN
1

Dukungan Manajemen

L.146

105

106

105

Jumlah Laporan Perencanaan Umum


dan Program Anggaran

Laporan

Jakarta

Jumlah Laporan Pengelolaan


Administrasi Perkantoran dan Sapras

Laporan

Jakarta

Jumlah Laporan Pembinaan Tenaga


Pengajar dan Jabatan Fungsional

Laporan

Jakarta

Jumlah Laporan KAD

Laporan

Jakarta

Jumlah Laporan Pasca Pelatihan

Laporan

Jakarta

Jumlah Laporan Monev Pelatihan

Laporan

Jakarta

100

100

100

Orang

4,500

2,000

2,000

Orang

Jakarta

4,500

2,000

2,000

Dokumen

12

12

12

Pengembangan Kompetensi
1

Laporan

Jumlah ASN Aparatur yang terlatih

Pengembangan Pola, Teknik, Kurikulum,


dan Modul Kediklatan
1

Jumlah Dokumen Pola dan Teknik


Kediklatan

Dokumen

Jakarta

Jumlah Dokumen Kurikulum dan


Modul Kediklatan

Dokumen

Jakarta

10

10

10

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

12

12

60

8,000

8,800

9,680

10,648

11,713

48,841

10

10

10

50

350

350

1,700

32,850

41,778

45,956

52,791

58,070

231,445

350

350

1,700

700

3,000

1,200

4,200

700

10

10

70

600

500

550

550

550

2,750

10

10

70

78,800

74,085

95,699

108,520

118,763

475,867

105

106

527

16,000

29,600

31,460

34,606

39,367

151,033

10

100

100

500

2,100

2,100

12,700

40,500

17,661

17,661

18,542

18,542

112,906

2,100

2,100

12,700

12

12

60

8,000

8,800

9,680

10,648

11,713

48,841

10

10

10

50

LAMPIRAN 2

L.147

SASARAN /
INDIKATOR KINERJA
1
4

Pengembangan Jabatan Fungsional


1

Pendidikan dan Pelatihan


1

Jumlah SDM Aparatur yang mengikuti


Pendidikan/Pelatihan/Sort Course
(Dalam Negeri/Luar Negeri)

Pembangunan, Peningkatan, Renovasi


Sarana dan Prasarana
1

Jumlah Jabatan Fungsional


yang di evaluasi penugasannya,
pembinaannya dan
pengembangannya

Jumlah Pembangunan, Peningkatan,


Renovasi Sarana dan Prasarana

Peralatan dan Perlengkapan


1

Jumlah Peralatan dan Perlengkapan

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

Orang

50

5
50

6
50

Orang

Jakarta

50

50

50

Orang

70

100

300

Orang

Jakarta

70

100

300

200

Jakarta

200

Unit

30

10

10

Unit

Jakarta

30

10

10

PROGRAM 5 : PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


SASARAN PROGRAM
1

Meningkatnya pemanfaatan IPTEK oleh


Stakeholders
1)

Jumlah Teknologi yang termanfaatkan

Unit

Jakarta

2)

Jumlah Rekomendasi Kebijakan yang


termanfaatkan

Naskah

Jakarta

Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis


kepada stakeholders

1)

Indeks kepuasan pelanggan terhadap


layanan advis teknis

Jakarta

72

74

76

2)

Indeks kepuasan pelanggan terhadap


proses sertifikasi yang diterbitkan

Jakarta

72

74

76

3)

Indeks kepuasan pelanggan terhadap


layanan uji laboratorium

Jakarta

72

74

76

KEGIATAN 1: PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUBBIDANG SUMBER DAYA AIR


UNIT ORGANISASI : PUSLITBANG SDA
SASARAN KEGIATAN
1

L.148

Hasil riset dan pengembangan,


penerapan/pemanfaatan

Komponen
Teknologi /
Prosiding DSP /
Unit Model

37
5
1

47
2
1

42
2
1

1)

Jumlah komponen teknologi (Naskah


Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik,
Prototype, R-0) untuk menghasilkan 20
teknologi selama 5 tahun

Komponen
Teknologi

Jakarta

37

47

42

2)

Jumlah prosiding diseminasi, sosialisasi,


pelatihan (TOT)

Prosiding DSP

Jakarta

3)

Model Dukungan NCICD

Unit Model

Jakarta

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

50

50

250

2,500

2,750

3,025

3,328

3,660

15,263

50

50

250

300

300

1,070

11,200

13,574

33,323

40,846

44,931

143,874

300

300

1,070

200

1,200

1,200

200

10

10

70

600

500

550

550

550

2,750

10

10

70

519,500

537,431

554,701

574,028

585,954

2,771,614

148,500

160,564

170,412

177,503

172,670

829,649

17

20

78

80

80

78

80

80

78

80

80

36
2
1

85
2
1

247
13
1

35,127

40,822

36,721

35,933

19,326

167,929

36

85

247

26,441.91

33,327.96

28,727.10

27,439.36

10,331.83

126,268.16

13

2,484.56

993.82

993.82

993.82

993.82

6,459.85

6,200.66

6,500.00

7,000.00

7,500.00

8,000.00

35,200.66

LAMPIRAN 2

L.149

SASARAN /

SATUAN

LOKASI

Rekomendasi dan masukan kebijakan

Naskah /
Dokumen /
Laporan

INDIKATOR KINERJA
2

1)

Jumlah naskah kebijakan

2)

Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis

3)
4)

TARGET
2015

2016

2017

5
15
23
8

6
14
30
8

25
30
8

Naskah

Jakarta

10

Dokumen

Jakarta

23

30

30

Jumlah R-3

Naskah

Jakarta

10

10

15

Jumlah laporan layanan pengujian


laboratorium

Laporan

Jakarta

Dokumen /
Unit

90
35

90
30

90
30

Perencanaan, Monev, Kerjasama dan


Pengembangan Kapasitas Sumber Daya
1)

Jumlah Laporan Pengelolaan


Keuangan (pembinaan administrasi
keuangan, SAI, dan administrasi
kesatkeran)

Dokumen

Jakarta

13

13

13

2)

Jumlah Laporan Pengelolaan


Administrasi Umum, BMN dan Hukum
(Administrasi umum, kearsipan,
kehumasan, dan BMN)

Dokumen

Jakarta

21

21

21

3)

Jumlah Pengadaan Sarana dan


Prasarana (Seluruh kegiatan
pengadaan)

Unit

Jakarta

35

30

30

4)

Jumlah Laporan Perencanaan dan


Monev

Dokumen

Jakarta

29

29

29

5)

Jumlah Laporan Kerjasama

Dokumen

Jakarta

6)

Jumlah Laporan Kepegawaian dan


Ortala

Dokumen

Jakarta

7)

Jumlah Laporan penyelenggaraan


sarana kelitbangan (Perpustakaan,
Jurnal, SMM dan HAKI )

Dokumen

Jakarta

8)

Jumlah Laporan Layanan Perkantoran


(gaji, tunjangan, operasional, dan
pemeliharaan perkantoran)

Dokumen

Jakarta

12

12

12

2,139

2,353

2,588

Jakarta

2,139

2,353

2,588

Layanan PNBP
1)

Jumlah penerimaan PNBP

Juta
Juta

Rupiah
Rupiah

KEGIATAN 2: PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUBBIDANG JALAN DAN JEMBATAN


UNIT ORGANISASI : PUSLITBANG JALAN & JEMBATAN
SASARAN KEGIATAN
1

Hasil riset dan pengembangan,


penerapan/pemanfaatan
1)

2)

L.150

Komponen
Teknologi /
Prosiding DSP

40
1

36
1

28
1

Jumlah komponen teknologi (Naskah


Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik,
Prototype, R-0) untuk menghasilkan 8
teknologi selama 5 tahun

Komponen
Teknologi

Bandung

40

36

28

Jumlah prosiding diseminasi, sosialisasi,


pelatihan (TOT)

Prosiding DSP

Bandung

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

24
30
8

32
30
8

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

110
143
40

9,912

10,199

14,697

14,688

17,535

67,032

12

40

2,936.14

2,348.91

5,872.27

5,285.04

7,046.73

23,489.09

30

30

143

1,300.00

1,695.65

1,695.65

1,695.65

1,695.65

8,082.61

15

20

70

900.00

900.00

1,350.00

1,350.00

1,800.00

6,300.00

40

4,776.35

5,253.98

5,779.38

6,357.32

6,993.05

29,160.08

90
35

90
20

450
105

101,321

107,191

116,405

124,034

132,677

581,628

13

13

65

3,569.49

3,926.44

4,319.08

4,750.99

5,226.09

21,792.08

21

21

105

6,002.71

6,602.98

7,263.28

7,989.61

8,788.57

36,647.14

25

20

140

17,551.21

15,043.90

15,043.90

12,536.58

10,029.26

70,204.85

29

29

145

9,975.28

10,972.81

12,070.09

13,277.10

14,604.81

60,900.09

879.38

967.31

1,064.04

1,170.45

1,287.49

5,368.67

35

3,512.27

3,863.50

4,249.85

4,674.83

5,142.31

21,442.75

35

1,264.11

1,390.53

1,529.58

1,682.54

1,850.79

7,717.54

12

12

60

58,566.65

64,423.32

70,865.65

77,952.22

85,747.44

357,555.28

2,847

3,132

13,060

2,139

2,353

2,589

2,847

3,132

13,061

2,847

3,132

13,060

171,500

174,482

175,516

182,169

188,889

892,555

42,565

34,636

21,056

12,549

3,312

114,119

35,657.63

28,749.08

15,382.64

8,712.49

0.00

6,907.84

5,886.55

5,673.79

3,836.89

3,312.07

13
1

0
1

117
5

13

117

LAMPIRAN 2

88,502

25,617

L.151

SASARAN /

SATUAN

LOKASI

Rekomendasi dan masukan kebijakan

Naskah /
Dokumen /
Laporan

INDIKATOR KINERJA
2

Jumlah naskah kebijakan

Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis

3
4

2)

2016

2017

5
27
9
5

6
27
9
5

25
9
5

Naskah

Bandung

Bandung

Jumlah R-3

Naskah

Bandung

25

25

25

Jumlah laporan hasil pengujian


laboratorium

Laporan

Bandung

Dokumen /
Unit

51
18

51
18

51
18

Jumlah Laporan Pengelolaan


Keuangan (pembinaan administrasi
keuangan, SAI, dan administrasi
kesatkeran)

Dokumen

Bandung

10

10

10

Jumlah Laporan Pengelolaan


Administrasi Umum, BMN dan Hukum
(Administrasi umum, kearsipan,
kehumasan, dan BMN)

Dokumen

Bandung

Unit

Bandung

18

18

18

Dokumen

Bandung

14

14

14

Dokumen

Bandung

3)

Jumlah Pengadaan Sarana dan


Prasarana (Seluruh kegiatan
pengadaan)

4)

Jumlah Laporan Perencanaan dan


Monev

5)

Jumlah Laporan Kerjasama

6)

Jumlah Laporan Kepegawaian dan


Ortala

Dokumen

Bandung

7)

Jumlah Laporan penyelenggaraan


sarana kelitbangan (Perpustakaan,
Jurnal, SMM dan HAKI )

Dokumen

Bandung

8)

Jumlah Laporan Layanan Perkantoran


(gaji, tunjangan, operasional, dan
pemeliharaan perkantoran)

Dokumen

Bandung

6,500

7,150

7,865

Bandung

6,500

7,150

7,865

Layanan PNBP
1)

L.152

2015

Dokumen

Perencanaan, Monev, Kerjasama dan


Pengembangan Kapasitas Sumber Daya
1)

TARGET

Jumlah penerimaan PNBP

LAMPIRAN 2

Juta
Juta

Rupiah
Rupiah

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

25
9
5

25
9
5

129
45
25

45

25

25

125

25

51
18

51
18

255
90

10

10

50

25

18

18

90

14

14

70

45

25

30

10

8,651

9,516

39,683

8,651

9,516

39,683

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

15,201

14,739

16,842

18,240

19,059

84,081

107,364

118,100

129,910

142,901

157,191

655,465

39,889.98

43,878.98

48,266.88

53,093.56

58,402.92

6,370

7,007

7,708

8,478

9,326

LAMPIRAN 2

243,532
38,889

L.153

SASARAN /
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 3 : PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUBBIDANG PERMUKIMAN


UNIT ORGANISASI : PUSLITBANG PERMUKIMAN
SASARAN KEGIATAN
1

Hasil riset dan pengembangan, penerapan/


pemanfaatan

30
11

32
10

34
10

1)

Jumlah komponen teknologi (Naskah


Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik,
Prototype, R-0) untuk menghasilkan 6
teknologi selama 5 tahun

Komponen
Teknologi

Bandung

30

32

34

2)

Jumlah prosiding diseminasi, sosialisasi,


pelatihan (TOT)

Prosiding DSP

Bandung

11

10

10

Naskah /
Dokumen /
Laporan

21
1
7

21
1
8

21
1
8

Rekomendasi dan masukan kebijakan

1)

Jumlah naskah kebijakan

2)

Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis

3)
4)

Naskah

Bandung

Dokumen

Bandung

Jumlah R-3

Naskah

Bandung

20

20

20

Jumlah laporan hasil pengujian


laboratorium

Laporan

Bandung

Dokumen / Unit

80
18

81
17

81
18

Perencanaan, Monev, Kerjasama dan


Pengembangan Kapasitas Sumber Daya
1)

Jumlah Laporan Pengelolaan


Keuangan (pembinaan administrasi
keuangan, SAI, dan administrasi
kesatkeran)

Dokumen

Bandung

11

11

11

2)

Jumlah Laporan Pengelolaan


Administrasi Umum, BMN dan Hukum
(Administrasi umum, kearsipan,
kehumasan, dan BMN)

Dokumen

Bandung

10

10

10

3)

Jumlah Pengadaan Sarana dan


Prasarana (Seluruh kegiatan
pengadaan)

Unit

Bandung

18

17

18

4)

Jumlah Laporan Perencanaan dan


Monev

Dokumen

Bandung

13

13

13

5)

Jumlah Laporan Kerjasama

Dokumen

Bandung

6)

Jumlah Laporan Kepegawaian dan


Ortala

Dokumen

Bandung

10

10

10

7)

Jumlah Laporan penyelenggaraan


sarana kelitbangan (Perpustakaan,
Jurnal, SMM dan HAKI )

Dokumen

Bandung

13

13

13

8)

Jumlah Laporan Layanan Perkantoran


(gaji, tunjangan, operasional, dan
pemeliharaan perkantoran)

Dokumen

Bandung

17

17

17

2,459

2,907

3,343

Bandung

2,459

2,907

3,343

Layanan PNBP
1)

L.154

Komponen
Teknologi /
Prosiding DSP

Jumlah penerimaan PNBP

LAMPIRAN 2

Juta
Juta

Rupiah
Rupiah

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

124,000

124,946

125,693

126,728

129,445

630,812

31
10

33
10

160
51

50,291

48,008

41,984

27,231

11,681

179,195

31

33

160

10

10

51

21
1
8

21
1
8

105
5
39

5,431

5,830

6,207

6,611

7,045

31,125

20

20

100

39

81
17

81
18

404
57

65,867

68,257

74,224

89,117

106,384

403,849

11

11

55

10

10

50

17

18

57

13

13

65

34

10

10

50

13

13

65

17

17

85

3,844

4,421

16,974

2,411

2,850

3,278

3,769

4,335

16,642

3,844

4,421

16,974

LAMPIRAN 2

L.155

SASARAN /
INDIKATOR KINERJA
1

SATUAN

LOKASI

TARGET
2015

2016

2017

KEGIATAN 4: PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUBBIDANG KEBIJAKAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI


UNIT ORGANISASI : PUSLITBANG KEBIJAKAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
SASARAN KEGIATAN
1

L.156

Hasil riset dan pengembangan, penerapan/


pemanfaatan

Jumlah komponen teknologi (Naskah


Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik,
Prototype, R-0) untuk menghasilkan 30
teknologi selama 5 tahun

Jumlah Naskah Kebijakan

Jumlah Prosiding Diseminasi, Sosialisasi,


Pelatihan (TOT)

Rekomendasi dan masukan kebijakan

Komponen
Teknologi /
Prosiding DSP /
Unit Model

6
9
2

6
9
2

6
9
2

Komponen
Teknologi

Jakarta

Naskah

Jakarta

Prosiding DSP

Jakarta

Dokumen /
Naskah /
Laporan

Jakarta

Dokumen

Jakarta

1)

Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis

2)

Jumlah R-3

Naskah

Jakarta

3)

Jumlah laporan hasil pengujian


laboratorium

Laporan

Jakarta

Dokumen /
Unit

38
6

36
6

36
6

Perencanaan, Monev, Kerjasama dan


Pengembangan Kapasitas Sumber Daya
1)

Jumlah Laporan Pengelolaan


Keuangan (pembinaan administrasi
keuangan, SAI, dan administrasi
kesatkeran)

Dokumen

Jakarta

2)

Jumlah Laporan Pengelolaan


Administrasi Umum, BMN dan Hukum
(Administrasi umum, kearsipan,
kehumasan, dan BMN)

Dokumen

Jakarta

3)

Jumlah Pengadaan Sarana dan


Prasarana (Seluruh kegiatan
pengadaan)

Unit

Jakarta

4)

Jumlah Laporan Perencanaan dan


Monev

Dokumen

Jakarta

5)

Jumlah Laporan Kerjasama

Dokumen

Jakarta

6)

Jumlah Laporan Kepegawaian dan


Ortala

Dokumen

Jakarta

7)

Jumlah Laporan penyelenggaraan


sarana kelitbangan (Perpustakaan,
Jurnal, SMM dan HAKI )

Dokumen

Jakarta

8)

Jumlah Laporan Layanan Perkantoran


(gaji, tunjangan, operasional, dan
pemeliharaan perkantoran)

Dokumen

Jakarta

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

10

11

12

13

14

15

42,000

43,306

47,800

51,390

55,469

239,965

6
9
2

6
9
2

30
45
10

11,000

12,174

13,351

14,189

15,272

65,986

30

45

10

36
6

36
6

182
30

30,385

30,455

33,704

36,381

39,295

170,220

20

40

30

11

40

26

40

LAMPIRAN 2

L.157

SASARAN /
INDIKATOR KINERJA

LOKASI

Rupiah

627,304

690,816

760,204

Jakarta

627,304

690,816

760,204

1
4

Layanan PNBP
1)

Jumlah penerimaan PNBP

TARGET

SATUAN

Juta
Juta

Rupiah

2015

2016

2017

KEGIATAN 5: DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA BADAN LITBANG


UNIT ORGANISASI : SEKRETARIAT BALITBANG
SASARAN KEGIATAN
1

L.158

Hasil riset dan pengembangan,


penerapan/pemanfaatan

Dokumen

1)

Jumlah Diseminasi dan Sosialisasi

Dokumen

Jakarta

2)

Jumlah Penerapan Standar

Dokumen

Jakarta

Rekomendasi dan masukan kebijakan

Dokumen

1)

Jumlah R-3 yang ditetapkan

Dokumen

Jakarta

2)

Jumlah Pembinaan Lab Pusat Litbang


dan Daerah

Dokumen

Jakarta

Dokumen /
Unit

25
3

25
3

25
3

Perencanaan, Monev, Kerjasama dan


Pengembangan Kapasitas Sumber Daya
1)

Jumlah Laporan Pengelolaan


Keuangan (pembinaan administrasi
keuangan, SAI, dan administrasi
kesatkeran)

Dokumen

Jakarta

2)

Jumlah Laporan Pengelolaan


Administrasi Umum, BMN dan Hukum
(Administrasi umum, kearsipan,
kehumasan, dan BMN)

Dokumen

Jakarta

3)

Jumlah Pengadaan Sarana dan


Prasarana (Seluruh kegiatan
pengadaan)

Unit

Jakarta

4)

Jumlah Laporan Perencanaan dan


Monev

Dokumen

Jakarta

5)

Jumlah Laporan Kerjasama

Dokumen

Jakarta

6)

Jumlah Laporan Kepegawaian dan


Ortala

Dokumen

Jakarta

7)

Jumlah Laporan penyelenggaraan


sarana kelitbangan (Perpustakaan,
Jurnal, SMM dan HAKI )

Dokumen

Jakarta

8)

Jumlah Laporan Layanan Perkantoran


(gaji, tunjangan, operasional, dan
pemeliharaan perkantoran)

Dokumen

Jakarta

LAMPIRAN 2

ANGGARAN (JUTA)
2018

2019

TOTAL

2015

10

836,735

920,408

3,835,467

836,735

920,408

3,835,467

40

2016

2017

11

2018

12

13

2019

TOTAL

14

15

615

677

745

820

902

3,759

33,500

34,133

35,279

36,238

39,482

178,633

5,959

6,345

5,345

5,545

5,845

29,039

25

15

10

1,735

1,775

1,875

1,475

1,975

8,835

25
3

25
3

125
15

25,806

26,013

28,059

29,218

31,662

140,759

15

25

15

25

30

15

10

LAMPIRAN 2

L.159

LAMPIRAN

Peta Sebaran Infrastruktur PUPR

L.162

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 2

L.163

L.164

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 2

L.165

LAMPIRAN

Peta Konsepsi Pengembangan


(Infrastruktur) Wilayah

L.168

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 4

L.169

L.170

LAMPIRAN 4

LAMPIRAN 4

L.171

L.172

LAMPIRAN 4

LAMPIRAN 4

L.173

L.174

LAMPIRAN 4

Anda mungkin juga menyukai