2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatNya Buku Panduan Penyelenggaraan Pelayanan dapat selesai disusun.
Buku Panduan ini merupakan konsep dan program peningkatan mutu
Penyelenggaraan Pelayanan RSI Siti Rahmah yang disusun sebagai acuan bagi
pengelola RSI Siti Rahmah dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu dan
keselamata pasien di rumah sakit.
Panduan ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kebijakan pelayanan di rumah sakit.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
Tim Penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam membantu
menyelesaikan penyusunan pedoman ini.
Semoga Buku Panduan ini bermanfaat untuk meningkatkan mutu pelayanan di
RSI Siti Rahmah
Padag,
Februari 2016
Direktur
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Latar Belakang.......................................................................
Defenisi..................................................................................
Tujuan....................................................................................
Ruang Lingkup......................................................................
Batasan Operasional..............................................................
Standar Pelayanan Kesehatan................................................
Landasan hukum....................................................................
1
2
3
4
4
4
5
KETENAGAAN........................................................................
BAB II
Medik/Pelayanan
BAB III
BAB IV
BAB VI
Kedokteran
9
C. Distribusi Ketenagaan...........................................................
D. Pengaturan jaga.....................................................................
12
14
STANDAR FASILITAS.............................................................
15
15
15
16
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
16
16
16
16
18
19
20
24
25
25
26
26
27
27
27
29
MEDIS
.....................................................................................................
.....................................................................................................
30
BAB VII
KESELAMATAN
PASIEN
.....................................................................................................
.....................................................................................................
33
PENGENDALIAN
MUTU
.....................................................................................................
.....................................................................................................
35
BAB X
PENUTUP
.....................................................................................................
.....................................................................................................
38
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruma h sakit diakui merupakan institusi yang sangat kompleks dan
berisiko tinggi (high risk), terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global
yang sangat dinamis perubahannya. Salah satu pilar pelayanan medis adalah
clinical governance, dengan unsur staf medis yang dominan.
Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan senantiasa dilakukan dari
waktu ke waktu oleh institusi pelayanan kesehatan, yang terutama dilaksanakan
oleh para pemberi pelayanan yang langsung berhadapan dengan pengguna jasa
pelayanan yakni pasien dan keluarganya. Salah satu unsur penting dalam sistem
pelayanan kesehatan yang berhasil guna adalah tersedianya asuhan klinis dan
asuhan medis oleh dokter dan dokter gigi yang dalam sistem tersebut untuk
melindungi masayarakat dengan memberikan asuhan medis yang aman. Makna
diterbitkannya Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
adalah untuk mengatur praktik dokter dan dokter gigi agar kualitasnya
terperlihara. Pengendalian kualitas dilakukan sejak dari pendidikan, memberi
kewenangan dokter dan dokter gigi untuk berpraktik dengan prasyarat teregistrasi
dan melakukan pembinaan lebih lanjut setelah berpraktik.
Keberadaan staf medis dalam rumah sakit merupakan suatu kebutuhan
karena kualitas pelayanan rumah sakit sangat ditentukan oleh kinerja para staf
medis di rumah sakit. Yang lebih penting lagi kinerja staf medis akan sangat
mempengaruhi keselamatan pasien di rumah sakit. Untuk itu rumah sakit
menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik untuk melindungi pasien. Hal ini
sejalan dengan amanat peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
kesehatan dan perumahsakitan.
Pelayanan medik khususnya medik spesialistik merupakan salah satu ciri
dari Rumah Sakit yang membedakan antara Rumah Sakit dengan fasilitas
pelayanan lainnya. Kontribusi pelayanan medik / pelayanan kedokteran pada
pelayanan di Rumah Sakit cukup besar dan menentukan ditinjau dari berbagai
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN MEDIK / PELAYANAN
KEDOKTERAN
Page 1
aspek, antara lain aspek jenis pelayanan, aspek keuangan, pemasaran, etika dan
hukum maupun administrasi dan manajemen Rumah Sakit.
Semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakat mulai berubah.
Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan kesehatan yang lebih baik,
lebih ramah dan lebih bermutu termasuk pelayanan medik / pelayanan kedokteran.
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan medik
rumah sakit maka fungsi pelayanan medik RSI Siti Rahmah secara bertahap perlu
terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta memberi kepuasan
kepada pasien, keluarga maupun masyarakat.
Agar upaya peningkatan mutu penyelenggaraan pelayanan medik /
pelayanan kedokteran RSI Siti Rahmah dapat seperti yang diharapkan maka perlu
disusun Panduan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan RSI Siti Rahmah
. Buku Panduan ini merupakan konsep dan program peningkatan mutu
penyelenggaraan pelayanan RSI Siti Rahmah , yang disusun sebagai acuan bagi
pengelola RSI Siti Rahmah dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu
pelayanan medik / pelayanan kedokteran rumah sakit. Dalam buku pedoman ini
diuraikan tentang prinsip upaya peningkatan mutu pelayanan medik / pelayanan
kedokteran, langkah-langkah pelaksanaannya dan dilengkapi dengan indikator
mutu pelayanan medik / pelayanan kedokteran. Keberadaan staf medis dan kinerja
staf medis dalam rumah sakit sangat menentukan kualitas pelayanan di rumah
sakit. Yang lebih penting lagi kinerja staf medis akan sangat mempengaruhi
keselamatan pasien di rumah sakit.
B. Defenisi
1. Standar Pelayanan Kedokteran adalah pedoman yang harus diikuti oleh
dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran.
2. Pelayanan Medis adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter
dan dokter gigi sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya, yang dapat
berupa pelayanan promotif, preventif, diagnostik, konsultatif, kuratif atau
rehabilitatif.
Page 2
D. Ruang Lingkup
Manajemen Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit secara
sederhana adalah suatu pengelolaan yang meliputi perencanaan berbagai sumber
daya medik dengan mengorganisir serta menggerakkan sumber daya tersebut
diikuti dengan evaluasi dan kontrol yang baik, sehingga dihasilkan suatu
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN MEDIK / PELAYANAN
KEDOKTERAN
Page 3
Pelayanan Emergensi
Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan Diagnostik
Pelayanan Pengobatan Khemoterapi
Pelayanan Hemodialisa
Pelayanan non bedah dan tindakan bedah
acuan
yang
digunakan
untuk
menyelenggarakan
pelayanan
Page 4
berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh saran pelayanan
keehatan berdasarkan standar profesi
G. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
4. Undang undang no 20 tahun 2013 tentang pendidikan kedokteran
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang
Rekam Medis.
8. Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI
Nomor 244/MENKES/PER/
Page 5
BAB II
KETENAGAAN
A. KEWENANGAN DAN KEWAJIBAN DOKTER DALAM MEMBERI
PELAYANAN MEDIK / PELAYANAN KEDOKTERAN
1) Untuk memperoleh kewenangan, dokter yang akan berpraktik harus
memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang dikeluarkan oleh Konsil
Kedokteran Indonesia. Untuk memperoleh STR diperlukan persyaratan:
a. ijazah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, atau dokter gigi spesialis
dari institusi pendidikan kedokteran yang terakreditasi. Khusus untuk
lulusan luar negeri harus melalui mekanisme evaluasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
b. surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter atau dokter
gigi di atas kertas bermaterai;
c. surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. sertifikat kompetensi melalui uji kompetensi; dan
e. surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan etika profesi.
2) Surat tanda registrasi berlaku selama 5 (lima) tahun. Registrasi ulang harus
memenuhi persyaratan. Bentuk uji kompetensi pada registrasi ulang akan
ditentukan oleh Kolegium.
3) Dokter yang telah memiliki STR mempunyai wewenang melakukan
praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi yang
dimiliki, yaitu:
a. mewawancarai pasien;
b. memeriksa fisik dan mental pasien;
c. menentukan pemeriksaan penunjang;
d.
e.
f.
g.
h.
menegakkan diagnosis;
menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;
melakukan tindakan kedokteran atau kedokterdan gigi;
menulis resep obat dan alat kesehatan;
menulis surat keterangan dokter atau dokter gigi;
Page 6
profesi
menyadari keterbatasan kompetensi profesi;
dapat dipercaya dan jujur;
menghormati dan menyimpan informasi rahasia pasien;
menghormati agama dan kepercayaan pasien;
senantiasa berusaha mengurangi risiko yang akan menimpa pasien;
menghindari penyalahgunaan wewenang sebagai dokter;
bekerja sama antarsejawat untuk memberi pelayanan kedokteran
terbaik;
p. melaksanakan praktik kedokteran sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; dan
q. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali
jika ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya.
r. Setiap dokter harus siap untuk mempertanggungjawabkan setiap
tindakan yang dilakukan.
DALAM MELAKUKAN PRAKTIK KEDOKTERAN DI RUMAH SAKIT
ISAM
SITIRAHMAH
SETIAP
DOKTER
DAN
DOKTER
GIGI
MEMENUHI :
1. Setiap dokter dan dokter gigi yang akan melakukan praktik kedokteran
di RSI Siti Rahmah wajib memiliki SIP
2. Untuk memperoleh SIP , dokter dan dokter gigi mengajukan
permohonan
kepada
Kepala
Dinas
Kesehatan
kota
dengan
melampirkan ;
a. Fotocopi Surat Tanda Register ( STR ) dokter dan dokter gigi yang
diterbitkan dan dilegalisir asli oleh Konsil Kedokteran Indonesia ,
yang masih berlaku
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN MEDIK / PELAYANAN
KEDOKTERAN
Page 7
Page 8
Page 9
BAB III
STANDAR FASILITAS
Page 10
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. PRAKTIK KEDOKTERAN BERDASARKAN PADA :
a. Nilai ilmiah
b. Asas manfaat
c. Asas keadilan
d. Asas kemanusiaan asas keseimbangan
e. Asas perlindungan dan keselamatan
B. PRAKTIK KEDOKTERAN BERDASARKAN PADA :
a. Menghormati martabat manusia ( respect for person )
b. Berbuat baik ( beneficence )
c. Tidak berbuat merugikan( non maleficence )
d. Keadilan ( justice )
C. TUJUAN
a. Memberi perlindungan kepada pasien
b. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medik
c. Memberi kepastian hukum kepada masyarakt dan dokter
D. ASUHAN KLINIS YANG BAIK
1. Menyediakan Asuhan Klinis yang Baik
Asuhan klinis yang baik meliputi:
a. Menilai keadaan pasien yang adekuat berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, apabila diperlukan juga melakukan pemeriksaan
tambahan yang sesuai;
b. Melakukan atau merencanakan pemeriksaan lanjutan, dan melakukan
terapi apabila diperlukan;
c. Melakukan tindakan yang tepat;
d. Melakukan tindakan segera apabila diperlukan; dan
e. Merujuk pasien kepada dokter lain yang sesuai, bila ada indikasi.
2. Beberapa sikap yang diperlukan dalam memberikan pelayanan
medik / pelayanan kedokteran, yaitu:
a. Mengenali dan bekerja di dalam batas-batas kompetensi profesi;
b. Senantiasa bersedia berkonsultasi dengan sejawat;
c. Meyakini dirinya senantiasa dalam keadaan yang kompeten (mampu
dan sehat baik fisik maupun mental) ketika menegakkan diagnosis,
merencanakan, dan memberikan terapi;
d. Menjaga agar rekam medis selalu jelas, akurat, dapat dibaca dan sesuai
dengan keadaan pasien waktu ditulis, serta berisi temuan klinis yang
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN MEDIK / PELAYANAN
KEDOKTERAN
Page 11
Page 12
jenis kelamin, cacat, umur, dan keadaan sosial ekonomi. Dokter tidak
boleh menolak atau menunda terapi yang diperlukan
b. Jika dokter merasa bahwa pasien tidak yakin akan saran atau terapi atau
tindakan yang akan diberikan, maka dokter harus menjelaskan sekali lagi
dengan lebih rinci atas saran, terapi dan tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien. Selanjutnya, dokter mengatakan kepada pasien tentang
haknya untuk pergi atau berobat ke dokter lain untuk memperoleh opini
kedua ( second opinion )
c. Dokter tidak boleh menolak untuk mengobati pasien penyakit menular
yang berisiko terhadap dirinya. Jika penyakit pasien berisiko terhadap
dirinya, maka dokter harus melindungi dirinya sebelum melakukan
pemeriksaan atau memberikan terapi.
E. MEMPERTAHANKAN PRAKTIK KEDOKTERAN YANG BAIK
1. Selalu Mengikuti Perkembangan
a. Dokter harus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkini
selama berprofesi.
b. Setiap dokter yang berpraktik wajib mengikuti pendidikan dan
pelatihan kedokteran yang diselenggarakan oleh institusi pendidikan
atau lembaga lain yang terakreditasi oleh organisasi profesi dalam
rangka penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran.
2. Mempertahankan Kualitas Asuhan Medis
a. Dalam mempertahankan dan memonitor kualitas asuhan medis
yang diberikan, dokter harus mempunyai kepedulian yang tinggi
terhadap keselamatan pasien dan harus bekerja sama dengan
sejawat dan/atau tenaga kesehatan lain. Untuk itu dokter harus:
b. Membuat rekam medik secara benar dan baik;
c. Mengikuti secara rutin dan sistematis audit klinis atau medis.
Dokter harus merespon atau menindaklanjuti hasil audit tersebut
untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan medik /
pelayanan kedokteran, antara lain dengan mengikuti pendidikan
dan pelatihan lanjutan; dan
Page 13
Page 14
keluarga pasien .
Jika seorang pasien mengalami kejadian yang tidak diharapkan selama
dalam
perawatan
dokter,
dokter
yang
bersangkutan
atau
sesuai
Page 15
saling menghormati.
Untuk mendapatkan
dan mempertahankan
Page 16
beralasan
atau
tidak.
Setiap
dokter
harus
senantiasa
Page 17
advis
tindakan
atau
terapi
dan
Page 18
2. Dokter
yang
merujuk
dan
dokter
penerima
rujukan,
harus
boleh
mengubah
akuntabilitas
pribadi
dalam
perilaku
Page 19
K. Memimpin Tim
Dalam memimpin sebuah tim, seorang dokter harus memastikan bahwa:
1) Anggota tim telah mengacu pada seluruh acuan yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan pelayanan kedokteran;
2) Anggota tim telah memenuhi kebutuhan pelayanan pasien;
3) Angota tim telah memahami tanggung jawab individu dan tanggung
jawab tim untuk keselamatan pasien. Selanjutnya, secara terbuka dan
bijak mencatat serta mendiskusikan permasalahan yang dihadapi;
4) Acuan dari profesi lain dipertimbangkan untuk kepentingan pasien;
5) Setiap asuhan pasien telah terkoordinasi secara benar, dan setiap pasien
harus tahu siapa yang harus dihubungi apabila ada pertanyaan atau
kekhawatiran;
6) Pengaturan dan pertanggungjawaban pembiayaan sudah tersedia;
7) Pemantauan dan evaluasi serta tindak lanjut dari audit standar
pelayanan kedokteran dan audit pelaksanaan tim dijalankan secara
berkala dan setiap kekurangan harus diselesaikan segera; dan
8) Sistem sudah disiapkan agar koordinasi untuk mengatasi setiap
permasalahan dalam kinerja, perilaku atau keselamatan anggota tim
dapat tercapai.
9) Selalu mempertahankan dan meningkatkan praktik kedokteran yang
benar dan baik.
L. Mengatur Dokter Pengganti
1) Ketika seorang dokter berhalangan, dokter tersebut harus menentukan
dokter pengganti serta mengatur proses pengalihan yang efektif dan
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN MEDIK / PELAYANAN
KEDOKTERAN
Page 20
pengalaman,
pengetahuan,
dan
keahlian
untuk
Page 21
Page 22
kegiatan
pelayanan
bukti.
Penerapan Metode Penatalaksanaan Terapi terbaru
Teknologi kedokteran yang bertepat guna
Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit yang sama
Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih baik
Tersedianya konsultasi dari Staf Medis selama 24 jam
BAB VI
KEJUJURAN BERPROFESI/
ETIKA KEDOKTERAN DAN PENELITIAN MEDIS
Page 23
Etika merupakan dan akan selalu menjadi komponen yang penting dalam
praktek pengobatan. Prinsip-prinsip etika seperti menghargai orang, tujuan yang
jelas dan kerahasiaan merupakan dasar dalam hubungan dokter-pasien. Etika juga
penting dalam hubungan dokter dengan masyarakat dan kolega mereka serta
dalam melakukan penelitian kedokteran.
Praktisi medik dan asosiasi profesi mempunyai tugas etis dan tanggung jawab
profesional untuk selalu bertindak berdasarkan kepentingan terbaik pasien dan
mengintegrasikan kewajiban tersebut dengan kepedulian dan keterlibatan dalam
promosi dan memastikan kesehatan masyarakat.
1. Memberikan Informasi tentang Pelayanan
a. Jika dokter mempublikasikan informasi tentang pelayanan yang diberikan,
informasi tersebut sesuai dengan kompetensi dan bidang tugasnya dan
harus berdasarkan fakta dan dapat dibuktikan kebenarannya.
b. Informasi yang dipublikasikan oleh dokter tidak boleh memuat pengakuan
yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Informasi tersebut tidak boleh,
dengan
cara
apapun,
memberikan
jaminan
kesembuhan
dengan
dengan
menumbuhkan
rasa
ketakutan
tentang
Page 24
kefarmasian,
atau
laboratorium
klinik
tidak
boleh
Page 25
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah
sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah
sakit yaitu : keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas
kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN MEDIK / PELAYANAN
KEDOKTERAN
Page 26
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dilaksanakan untuk mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal, yang meliputi pelayanan kesehatan kerja,
pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat-syarat kesehatan kerja. Rumah sakit
termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat
menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN MEDIK / PELAYANAN
KEDOKTERAN
Page 27
bekerja di rumah sakit, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung rumah sakit,
sehingga rumah sakit menerapkan upaya-upaya untuk menghindari keadaan yang
berpotensi menimbulkan dampak yang tidak diinginkan..
Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga
berpotensi untuk terjadinya kecelakaan ( peledakan, kebakaran, radiasi,
terkontaminasi bahan beracun dan gas). Semua potensi bahaya tersebut jelas
mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan, pasien bahkan pengunjung
di rumah sakit, dari berbagai potensi bahaya tersebut maka diperlukan suatu upaya
untuk mengendalikan, meminimalisasikan bila mungkin meniadakannya oleh
karena itu perlu dikekola upaya K3 dengan baik.
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
Defenisi Mutu Pelayanan Medik / Pelayanan Kedokteran RSI Siti Rahmah
adalah derajat kesempurnaan pelayanan medik / pelayanan kedokteran untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya
yang tersedia di RSI Siti Rahmah secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN MEDIK / PELAYANAN
KEDOKTERAN
Page 28
secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio
budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan RSI Siti Rahmah .
J
Pelayanan
Page 29
perubahan
pelayanan
yang
medik/pelayanan
terjadi
kedokteran,
pada
konsumen
Page 30
kepada
pasien.
Upaya
peningkatan
mutu
pelayanan
medik/pelayanan kedokteran RSI Siti Rahmah akan sangat berarti dan efektif
bilamana upaya peningkatan mutu menjadi tujuan sehari-hari dari setiap unsur di
RSI Siti Rahmah termasuk pimpinan dan pelaksana pelayanan langsung. Sesuai
dengan UU No 44/2009 pasal 29 bahwa membuat, melaksanakan, dan menjaga
standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani
pasien.
BAB X
PENUTUP
RSI Siti Rahmah saat ini menghadapi perubahan tata nilai sebagai
konsekuensi berlakunya UU 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit. Untuk
peningkatan mutu pelayanan medis/ pelayanan kedokteran, RSI Siti Rahmah akan
menyelenggarakan Akreditasi rumah sakit.
Akreditasi rumah sakit merupakan landasan terwujudnya tata kelola rumah
sakit dan tata kelola klinis yang baik, sehingga kewajiban hukum rumah sakit
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN MEDIK / PELAYANAN
KEDOKTERAN
Page 31
Direktur
Page 32