Anda di halaman 1dari 9

POTENSI DAN PELUANG MAHASISWA

BERWIRAUSAHA
Oleh
SRI BONDAN
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tidar Magelang
ABSTRACT
In teaching - learning process of higher education , the student are
trained to think critically ,analytically and skeptically.
In facts ,this thinking methodology is appropriately applied in
understanding .The main characteristic of entrepreneurship .They
are creative innovative ,ability to created vacancy ,and to take
risk .The ability to think analytically and critically leads the
students to change the entrepreneurship mindset easily .
Besides the ability to think ,the master of technology basically is a
potentiality the students to improve their mind and understand the
characteristic of entrepreneurship .
In addition to that ,it will become chance for the students to deal
with entrepreneurship .With the ability to think critically and the
mastery of information ,communication and technology ,it makes
Easter for the students to get and create the chance .
It is based on classical economic theory the formula to create
chance is M-K-P ,that is international trade theory Js.Meil and
macro economic theory ;J13 say .Although there is chance
,without effort or creating this. It will impossible.
Keyword : mind masters of information and communication
technology

91

Potensi Dan Peluang Mahasiswa Berwirausaha (Sri Bondan)

A.

PENDAHULUAN

Sejak tahun 2009, pemerintah telah mencanangkan program


pembelajaran kewirausahaan bagi mahasiswa melalui program
PMW dan PKM bidang kewirausahaan. Tujuan program ini tidak
lain adalah agar mahasiswa setelah lulus nanti tidak hanya sebagai
job seeker tetapi menjadi job creater. Memang sudah lama jadi
topik pembahasan pada tingkat nasional bahwa perguruan tinggi
dipandang sebagai pencetak pengangguran terdidik. Untuk
mengurangi image ini pernah dilakukan program link and match
antara dunia pendidikan dengan dunia kerja namun hasilnya juga
kurang memuaskan. Konsep pembelajaran kewirausahaan bagi
mahasiswa muncul ketika ada wacana apakah kewirausahaan itu
bakat atau dapat diajarkan. Keyakinan bahwa kewirausahaan bisa
diajarkan mendasari Ciputra Entrepreneurship Center dengan
bekerja sama dengan Dirjen Dikti melakukan TOT (Training of
Train) bagi dosen di seluruh Indonesia guna menyebarluaskan
konsep pembelajaran kewirausahaan bagi mahasiswa. Melalui
program bantuan dalam bentuk PMW dan PKMK ini mahasiswa
dicoba dilatih kewirausahaan dengan dana hibah melalui Dirjen
Dikti yang besarnya berkisar antara Rp. 4 25 juta per kelompok.
Dalam perkembangan selanjutnya program PMW dihentikan dan
hanya ada program PKMK saja. Di samping program
kewirausahaan yang diluncurkan oleh pemerintah, sektor swasta
juga tergerak untuk secara aktif berpartisipasi dalam
pengembangan kewirausahaan seperti misalnya dilakukan oleh
Wismilak dan Bank Mandiri maupun lain-lain. Orientasi
pembelajaran kewirausahaan ditujukan kepada mahasiswa pada
dasarnya didasarkan pada pemikiran yang sederhana yaitu apabila
92

Vol. 39 No. 2, 15 Agustus 2013 : 91-99

orang-orang yang tidak berpendidikan formal atau setidak-tidaknya


berpendidikan di bawah perguruan tinggi saja bisa berhasil, apabila
kewirausahaan itu dilakukan oleh mahasiswa atau setelah lulus
tentu lebih berhasil. Bila demikian halnya sebenarnya apa potensi
yang dimiliki mahasiswa dan apa peluang mahasiswa sehingga
dipandang mempunyai kemungkinan keberhasilan yang tinggi. Dua
masalah ini yang dibahas dalam makalah ini.
B.

PEMBAHASAN

1.

Potensi yang dimiliki oleh mahasiswa


Pembelajaran penalaran pada mahasiswa mengarah pada 3
sikap yaitu :
a. Kristis
b. Analitis
c. Skeptis
Menurut Ciputra (2009) seorang wirausahawan haruslah
bersikap :
a. Kreatif inovatif
b. Mampu menangkap / menciptakan peluang
c. Berani mengambil resiko yang terukur
Penalaran yang bersifat kritis analitis ini mendasari
terciptanya pemikiran kreatif dan inovatif. Karena tanpa penalaran
yang kritis serta analitis tidak akan mampu menciptakan sesuatu
yang kreatif. Penalaran skeptis mengarahkan kepada apakah
sesuatu yang akan dilakukan itu akan berhasil? Kalau berhasil
berapa kemungkinan kegagalan itu? Jadi penalaran skeptis akan
membawa ke arah perhitungan terhadap resiko seandainya suatu
peluang itu muncul dan diambil sebagai suatu kegiatan usaha.
93

Potensi Dan Peluang Mahasiswa Berwirausaha (Sri Bondan)

Berpikir secara kritis analitis memunculkan ide-ide kreatifinovatif yang mengarah kepada penciptaan peluang dan berpikir
secara skeptis membuktikan peluang dan mengukur probakti
peluang tersebut. Berpikir secara analitis-kritis ini dalam Prayset
Based Learning akan saling melengkapi, mengoreksi semua aspek
peluang usaha, mulai dari munculnya prakarsa adanya peluang
untuk ditangkap atau diciptakan, rancangan awal usaha, rancangan
usaha pelaksanaan usaha hingga evaluasi dan kelanjutan usaha
(lihat Richad Bachman dalam Model Prayset Based Learning).
Kewirausahaan menurut Ciputra adalah mengubah kotoran
dan rongsokan menjadi emas. Pola pikir mahasiswa dengan
struktur kritis-analitis dan skeptis seharusnya mampu menguabah
mindset atau pola pikir yang dianut. Pola pikir entrepreneur,
menurut Rinaldi Kasali, dkk (2012) adalah pola pikir positif,
kreatif, keuangan dan pola pikir produktif sebagai contoh pola pikir
adalah saat balita, kita mampu berjalan. Kita mampu karena tidak
banyak berpikir negatif akan resiko, takut jatuh dan sebagainya.
Demikian juga pola pikir saat amemulai usaha yaitu harus optimis
dan percaya diri dengan pola pikir positif. Pola pikir kreatif dalam
usaha bisa dimulai dari tahap imitasi dan duplikasi, tahap duplikasi
dan pengembangan serta tahap penciptaan yang baru dan berbeda
sama sekali.
Selain potensi penalaran yang mengarah ke perubahan pola
pikir (mindset) kewirausahaan potensi lain yang dimiliki oleh
mahasiswa adalah kemampuan untuk menguasai teknologi
komunikasi informasi secara cepat. Piranti untuk memperoleh
informasi tersedia di kampus secara gratis, yaitu akses penggunaan
fasilitas internet. Piranti komunikasi secara handphone, blackberry
dan sebagainya dengan mudah akan dikuasai mahasiswa. Potensi
94

Vol. 39 No. 2, 15 Agustus 2013 : 91-99

akemmpuan amengakses informasi dengan teknologi informasi


maupun komunikasi menambah bobot kualitas mahasiswa dalam
berwirausahaan. Kemampuan ini pada dasarnya juga meningkatkan
kualitas berpikir kreatif inovatif guna menciptakan peluang. Di
samping untuk memperoleh informasi juga piranti teknologi BB
misalnya bisa digunakan untuk memperluas jaringan usaha. Suatu
usaha akan dipermudah manakala piranti komunikasi dimanfaatkan
untuk kepentingan usaha secara maksimal. Pemanfaatan piranti
informasi dan komunikasi akan mempermudah transaksi bisnis.
Potensi pola pikir dan kemampuan menguasai piranti
informasi dan komunikasi seharusnya membedakan seorang
mahasiswa sebagai calon wirausaha dibanding masyarakat
kebanyakan. Meskipun tidak nampak secara keseluruhan setiap hari
tentu terdapat ratusan mungkin ribuan wirausaha-wirausaha baru
dalam masyarakat dan berasal dari masyarakat awam.
2.

Peluang Berwirausaha bagi Mahasiswa


Menurut Agung B. Waluyo PHD, dalam diskusi di kantor
Ciputra Entrepreneurship Center Jakarta, suatu peluang muncul
karena ada kebutuhan dan kebutuhan muncul karena ada masalah.
Jadi munculnya peluang adalah :
Masalah Kebutuhan Peluang
(mengatasi masalah)
Rumusan tersebut pernah disampaikan pula oleh Prof. Renald
Kasali dalam acara Diklat TOT di Hotel Patra Jasa Tahun 2011
yang lalu. Contoh rumusan di atas adalah : Musim kemarau di
banyak daerah menghadapi masalah kekurangan air bersih. Hal ini
95

Potensi Dan Peluang Mahasiswa Berwirausaha (Sri Bondan)

menimbulkan kebutuhan air bersih di daerah yang mengalami


kekeringan. Kondisi menimbulkan peluang yaitu penyediaan air
bersih.
Apabila dirunut rumusan di atas nampak sejalan dengan
hukum JS. Mill dalam teori perdagangan internasional (yang
dikenal dengan The Law of Reseprocal Demand, teori ini
menyatakan bahwa sesuatu perdagangan terjadi selain ada
penawaran juga harus ada permintaan. Dalam konteks rumusan M
K P di atas nampak bahwa penawaran (peluang) timbul
karena ada kebutuhan / permintaan. Kondisi ini sama persis dengan
kritik Prof. Graham terhadap teori Mill di atas atau munculnya
peluang usaha setelah ada kebutuhan atau permintaan. Jelas ini
sangat tidak realistis. Seorang wirausaha dituntut tidak
menciptakan peluang (menciptakan kebutuhan) buka menunggu /
menangkap peluang / menunggu peluang. Hal ini sejalan dengan
teori JB. Say yang menyatakan Suply treat its own demand atau
penawaran menciptakan permintaannya sendiri (Boediono, 1981).
Bila demikian halnya peluang usaha apa yang tersedia bagi
mahasiswa. Peluang usaha yang dihadapi mahasiswa pada dasarnya
tergantung kepada latar belakang, persepsi usaha, tersedianya
perlengkapan usaha dan semangat untuk berwirausaha. Satu hal
yang harus diingat adalah mahasiswa harus menyediakan waktu
untuk kuliah. Untuk itu kegiatan usaha yang dilakukan harus bisa
disambil namun harus punya prospek yang bagus dan bisa
ditingkatkan di kemudian hari. Contoh-contoh peluang usaha
menurut Rinaldi Kasali, dkk (2012) adalah sebagai berikut :
a. Bidang makanan dan minuman
b. Kerajinan
c. Logam
96

Vol. 39 No. 2, 15 Agustus 2013 : 91-99

d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Pertanian dan agrobisnis


Peternakan dan hasil-hasil tambahan
Rajutan bordir, renda
Sablon
Penerbitan
Mainan anak-anak
Kartu ucapan
Karya-karya intelektual

Dari pengamatan terhadap mahasiswa fakultas pertanian


ketika menjalani praktek usaha semester genap tahun akademi
2011/2012 kemarin tercatat ada mahasiswa yang mencoba
berwirauasaha :
a. Budidaya burung murai
b. Berjualan es cendol
c. Budidaya jamur tiram
d. Berjualan ikan cupang, hamster, kambing
e. Budidaya lele, ayam serper
f. Berjualan roti, ayam kampong
Bagi mahasiswa yang berlatar belakang daerah pedesaan
tentu peluang usaha yang sesuai dengan latar belakang adalah
peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan dan mungkin
berdagang hasil bumi. Bagi mahasiswa yang berlatar belakang
perdagangan tentu akan memilih bidang perdagangan. Meski
demikian kadangkala bidang usaha yang ditekuni tidak berkaitan
dengan ilmu yang ditekuni di bangku kuliah. Beberapa contoh
misalnya :

97

Potensi Dan Peluang Mahasiswa Berwirausaha (Sri Bondan)

a.
b.
c.
d.

Seorang pengusaha Kursus Bahasa Inggris ternyata seorang


sarjana teknik
Seorang mahasiswa kedokteran menekuni usaha pengetikan,
penjilidan skripsi
Seorang mahasiswa teknik arsitektur usaha di bidang perikanan
lele
Atau seorang dokter usahanya berdagang kwaci

Berwirausaha pada dasarnya tidak perlu menunggu datangnya


atau adanya peluang. Peluang yang sifatnya potensial bisa kita
rubah menjadi peluang riil misalnya semua mahasiswa UTM
membawa HP, tetapi tidak ada yang jual pulsa di kampus. Peluang
bisa berarti langsung artinya langsung kita bisa manfaatkan sebagai
kesempatan usaha. Budidaya salak Nglumut adalah peluang usaha
yang bersifat langsung, tetapi bila kita lanjutkan mengusahakan
kulit salak menjadi minuman ekstrak merupakan peluang tidak
langsung.
Kesempatan bagi mahasiswa berwirausaha terbuka luas
namun masih sangat sedikit yang memanfaatkannya. Mereka lebih
memilih zone aman daripada mencoba memasuki zone
ketidakpastian. Mungkin faktor x mereka sangat kecil. Diperlukan
dorongan dan motivasi agar mereka mau mencoba menapak jalan
menjadi orang kaya
C.

PENUTUP

Hampir di semua Perguruan Tinggi semangat dan kegiatan


kewirausahaan bagi mahasiswa ini digalakkan. Adanya program
PKM, PMW, Koperasi Mahasiswa diharapkan mahasiswa
98

Vol. 39 No. 2, 15 Agustus 2013 : 91-99

memanfaatkan potensi pola pikir, penguasaan teknologi


komunikasi dan informasi serta terbukanya peluang usaha yang
sangat luas mendorong lebih banyak mahasiswa untuk
berwirausaha.
DAFTAR PUSTAKA
Boediono (1981). Teori Ekonomi Makro; BPFE UGM, Yogyakarta.
Ciputra (2009). Ciputra Quantum Leap; Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Kendlebreger, Charles P., (1981). Ekonomi Internasional;
Terjemahan J. Bunardhi. Ghatra Indonesia, Jakarta.
Rhenaldy Kasali, dkk (2012). Modul Kewirausahaan untuk
Program Strata I. Hikmah, Jakarta.
Suryana (2004). Kewirausahaan. Salemba Empat, Jakarta.

99

Anda mungkin juga menyukai