Anda di halaman 1dari 6

1

ANALISIS KASUS
PROGRAM SIMPAN PINJAM KOPERASI MEGA SEJAHTERA (KMS)

Pemasaran Koperasi
Mekanisme Pasar Program Simpan Pinjam KMS
Koperasi pada umumnya menghadapi dua macam pasar potensial, yaitu pasar
internal dan eksternal. Pasar internal menggambarkan transaksi bisnis antara
perusahaan koperasi dengan anggotanya, sedangkan pasar eksternal
menggambarkan transaksi bisnis antara perusahaan koperasi dengan nonanggota
atau anggota potensial.
Dilihat dari kasus yang kami bahas, pasar internal dari KMS yakni karyawan PT
Mega Bahtera Indah, sedangkan untuk pasar eksternal KMS sendiri adalah anak
perusahaan PT Mega Bahtera Indah: PT Asuransi Bahtera yang bergerak dibidang
Asuransi, PT Intan Bahtera Indah yang bergerak dalam distribusi sepeda motor,
dan PT Bank Bahtera Indah yang bergerak dibidang perbankan.
Anggota (selaku pihak internal dapat memilih berapa jumlah simpanan yang akan
mereka berikan. Untuk KMS sendiri, memberi batas minimal Rp 10.000.000 atau
kelipatannya. Prosedur pengurusannya menggunakan aplikasi simpanan yang
harus diisi oleh setiap anggota, memilih jangka waktu penempatan, menyetorkan
simpanan ke Rekening KMS sebelum tanggal 10 atau 20 pada bulan yang
bersangkutan, mengirimkan bukti setor/transfer sebelum tanggal tersebut , dan
fotocopy Kartu Anggota dan KTP 1 (satu) lembar. Sementara jenis pinjaman yang

tersedia terdiri dari pinjaman darurat, pinjaman pendidikan, pinjaman uang muka
rumah, dan pinjaman multiguna.

Aktivitas
Inovasi
Menurut Scumpeter (1934), inovasi terjadi dalam bentuk peluncuran produk atau
jasa baru, proses-proses atau metode-metode produksi baru untuk menciptakan
barang atau jasa, membuka pasar-pasar baru, penggunaan sumber pasokan baru,
atau mereorganisasi industri-industri. Koperasi dapat tumbuh dan berkembang
apabila terjadi perubahan secara terus menerus.
Inovasi merupakan aktivitas stratejik dan sumber daya organisasi koperasi. Oleh
karena itu kegiatan inovasi harus dirancang dan dikembangkan karena inovasi
memerlukan sumber daya dan kompetensi dan bukan merupakan proses spontan
dan tergesa-gesa.
Koperasi Mega Sejahtera telah melakukan berinovasi pada bidang teknologi,
yakni prosedur pengurusan deposito berjangka sudah menggunakan aplikasi.

Inovasi lain yang telah dilakukan oleh KMS adalah jenis pinjaman yang
ditawarkan sudah beragam, yang terdiri dari pinjaman darurat, pinjaman
pendidikan, pinjaman uang muka rumah, dan pinjaman multiguna.
Modal Sosial
Modal sosial dimaknai sebagai (a) sumber daya aktual dan potensial yang mampu
menghaasilkan jejaring hubungan kerja yang saling menghargai dan memaknai,
(b) kepercayaan dan saling percaya, kepatuhan pada norma-norma sosial, serta
jejaring sosial yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat, (c) semangat untuk
tumbuh bersama dengan membangun informasi dan memanfaatkannya,
mengembangkan kepercayaan, serta menumbuhkan norma-norma untuk saling
memberi dan saling melayani. Modal sosial adalah sebuah jejaring organisasi
yang dibangun berdasarkan norma-norma bersama dengan sistem nilai dan
pemahaman bersama yang dapat memperkuat kerja sama dan kohesi organisasi
dalam jangka panjang (Ferdinand, 2005).
Pengembangan modal sosial pada koperasi bisa dilakukan secara internal dan
eksternal. Modal sosial internal berkaitan dengan hubungan, jejaring,
kepercayaan, dan norma-norma sosial yang dibangun di dalam tubuh organisasi
koperasi. Modal sosial eksternal berkaitan dengan hubungan, jejaring,
kepercayaan, dan norma-norma yang dibangun dalam lingkungan eksternal
koperasi. Modal sosial eksternal dapat dikembangkan melalui pengembangan
hubungan bisnis dengan pihak-pihak lain seperti perbankan, pemerintah,
pemasok, investor, pasar kerja, dan lain-lain.

KMS telah melakukan pengembangan modal sosial internal dengan meringankan


biaya pendidikan anggota, pada waktu-waktu tertentu KMS mengambil kebijakan
Bunga Murah untuk pendidikan, 4% untuk gol 1-3 dan 4,5% untuk gol 4, setiap
tahunnya mulai 1 mei- 31 agustus.
Sedangkan pengembangan modal eksternal yang dilakukan KMS yakni
melakukan investasi Usaha Simpan Pinjam (USP), Usaha Supplier Karton Box,
dan penyertaan pada Anak Perusahaan PT Mega Bahtera Indah, yakni PT Intan
Bahtera Indah yang bergerak dalam distribusi sepeda motor, PT Asuransi Bahtera
Indah yang bergerak di bidang asuransi, dan PT Bank Bahtera Indah yang
bergerak di bidang perbankan.
Pembelajaran Organisasi Koperasi
Organisasi koperasi yang melakukan proses pembelajaran (process learning)
dalam sistem yang terpadu akan menunjukkan bahwa, (a) organisasi senantiasa
siap bereaksi dan beradaptasi terhadap perubahan dan (b) organisasi belajar
bagaimana memanfaatkan pengalaman pembelajaran organisasinya untuk
menghasilkan strategi yang kreatif, dan (c) kualitas sebuah proses akan tercermin
dari adanya berbagai komitmen, termasuk komitmen untuk berkonsensus
(Ferdinand, 2002).
Dilihat dari teknologi (aplikasi) yang digunakan oleh KMS, banyaknya jenis
pinjaman anak perusahaan yang ada, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran
organisasional yang dilakukan oleh KMS cukup berhasil.

Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberi kesempatan kepada anggotanya
memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga ringan.
Munculnya berbagai macam lembaga keuangan bank dan bukan bank memang
banyak menguntungkan bagi masyarakat terutama dalam bidang finansial untuk
memenuhi berbagai kebutuhan hidup. Seiring dengan maraknya lembaga
keuangan bukan bank khususnya koperasi simpan pinjam yang menjadi pesaing
berat bagi lembaga keuangan bank.
Keunggulan program simpan pinjam pada KMS atas bank:
o Koperasi menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para
anggota yang memerlukan dengan persyaratan mudah dan bunga relatif
ringan dari bank.
Perbedaan jika ingin meminjam dana antara koperasi dan bank:
Koperasi
Syaratnya mudah
Tidak memerlukan jaminan
Pencairan cepat
Pada saat tertentu KMS mengambil

Bank
Syaratnya berbelit-belit
Memerlukan jaminan
Pencairan lama
Tidak ada

kebijakan murah untuk pendidikan


o Dalam hal permodalan, adanya krisis kepercayaan masyarakat terhadap
bank sehingga banyak nasabah yang menarik simpanannya kemudian
memilih untuk bergabung dalam koperasi simpam pinjam.
o Dalam hal anggota, karena bank tidak memiliki segmen pasar yang jelas
seperti halnya koperasi simpan pinjam, sehingga koperasi lebih menarik
dibandingkan bank.

Strategi Pemasaran
Adanya pasar internal dan eksternal dalam koperasi menyebabkan perbedaan yang
mencolok dalam aktivitas manajemen pemasaran dibandingkan dengan organisasi
lain yang hanya mempunyai pasar eksternal.
Anggota koperasi sebagai pelanggan utama pada umumnya menginginkan
pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan nonanggota. Oleh karena itu,
pendekatan manajemen pemasaran di pasar internal haruss dibedakan dengan
manajemen pemasaran di pasar eksternal.
Berdasarkan analisis kelompok kami, dengan adanya pasar internal dan eksternal
dalam koperasi tidak melemahkan strtaegi pemasaran yang ada di KMS. Strategi
pemasaran khususnya dalam pasar internal yang dilakukan oleh KMS adalah
dengan memberikan kebijakan bunga murah pada waktu-waktu tertentu. Bunga
murah untuk pendidikan, 4% untuk golongan 1-3 dan 4,5 % untuk golongan 4,
setiap tahun mulai dari 1 Mei 31 Agustus.
Dalam pasar eksternal strategi pemasaran yang dilakukan oleh KMS adalah
dengan melakukan investasi Usaha Simpan Pinjam (USP), Usaha Supplier Karton
Box, dan penyertaan pada Anak perusahaan Mega Bahtera Indah. Dengan adanya
jaringan kerjasama yang luas dan baik dengan pihak internal maupun eksternal,
maka strategi pemasaran KMS sudah tepat.

Anda mungkin juga menyukai