Anda di halaman 1dari 2

Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

L.S. Vygotsky (1896-1934), seorang psikolog berkebangsaan Rusia, mengenal poin penting
tentang pikiran anak lebih dari setengah abad yang lalu. Teori Vygotsky mendapat perhatian yang
makin besar ketika memasuki akhir abad ke-20. Vygotsky adalah pengagumPiaget. Walaupun setuju
dengan Piaget bahwa perkembangan kognitif terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya
berpikir yang berbeda-beda, tetapi Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak
menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk gambaranrealitas batinnya sendiri. Vygotsky lebih banyak
menekankan peranan orang dewasa dan anak- anak lain dala m memu dahkan p er kembangan s i ana k.
Menur ut Vygots ky, anak-anak lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti
kemampuan untuk memahami dunia luar dan memusatkan perhatian.
Dua prinsip penting yang diturunkan dari teori Vygotsky adalah: (1), mengenai fungsi dan pentingnya bahasa
dalam komunikasi social yang dimulai proses pencanderaan terhadap tanda (sign) sampai kepada
tukar menukar informasi dan pengetahuan, (2) zona of proximal development. P emb elajar sebagai
mediator memiliki p er an mendor ong dan menjembatani siswa dalam upayanya membangun
pengetahuan, pengertian dan kompetensi.
Karya Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama: (1) bahwa intelektual berkembang pada saat
individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apayang mereka telah
ketahui; (2) bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual; (3) peran utama guru adalah
bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa.
Tingkatan pengetahuan atau pengetahuan berjenjang ini oleh Vygotskian disebutnya
sebagai scaffolding. Scaffolding, berarti membrikan kepada seorang individu sejumlah besar bantuan
selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan
kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah
mampu mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan pembelajar dapat berupa petunjuk, peringatan,
dorongan, menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yangmemungkinkan siswa dapat mandiri. Vygotsky
mengemukakan tiga kategori pencapaian siswadalam upayanya memecahkan permasalahan, yaitu (1) siswa
mencapai keberhasilan dengan baik, (2) siswa mencapai keberhasilan dengan bantuan, (3) siswa gagal
meraih keberhasilan.Scaffolding, berarti upaya pembelajar untuk membimbing siswa dalam upayanya
mencapai keberhasilan. Dorongan guru sangat dibutuhkan agar pencapaian siswa ke jenjang yang
lebih tinggi menjadi optimum.
Vy g ot s ky s a nga t t er tar ik p a da ef ek in t er a ks i s is wa den ga n t ema n
s e k e l a s p a d a pelajaran. Vygotsky mencatat bahwa interaksi individu dengan orang lain
berlangsung pada s ituasi sosial. Vygotsky p er caya bahwa subyek yang dip elajar i
ber p engar uh pada pr oses belajar, dan mengakui bahwa tiap-tiap disiplin ilmu mempunyai metode
pembelajarantersendiri. Vygotsky adalah seorang guru yang tertarik untuk mendesign kurikulum
sebagai fasilitas dalam interaksi siswa.
Sumbangan p ent ing t eor i Vygotsky adalah p eneka nan pada hakikat
pemb elajaran sosiaku ltur al. Inti teor i Vygotsky adalah menekankan int er aksi antar a
aspek int er nal dan eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan social pembelajaran. Menurut
teori Vygotsky, funsi kognitif manusia berasal dari interaksi social masing-masing individu dalam
konteks budaya. Vygotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani
tugas-tugas yang b elu m dip elajar i na mu n tugas -tugas ter sebut masih dala m jangkauan
kemampuannya atau tugas-tugas itu berada dalam zona of proximal development mereka. Zona of
proximal development a d a l a h d a e r a h a n t a r t i n g k a t p e r k e m b a n g a n sesungguhnya
yang didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan masalah secara mandiri dan tingkat
per kembangan p ot ens ial ya ng didef inis ikan sebagai kema mpuan p emecaha n masalah di
bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.
Menurut Vygotsky, pertama-tama anak melakukan segala sesuatu dalam konteks social denga n or ang lain
dan bahasa membantu pr oses ini dala m banyak hal. Lambat laun, anak s e m a k i n
menja u hka n dir i da r i ket er ga nt u nga n nya k ep a da ora ng d ewa s a da n
m e n u j u kemandirian bertindak dan berpikir. Pergeseran dari berpikir dan berbicara nyaring sambil
melakukan sesuatu ke tahap berpikir dalam hati tanpa suara disebut internalisasi. Menurut Wretsch
(dalam Helena, 2004) internalisasi bagi Vygotsky bukanya transfer, melainkan sebuah tr ansfor masi. Maksudnya,
ma mpu b er pikir tentang s esuatu yang s ecara kualitatif ber bedadengan ma mpu
1

ber buat sesuatu. Dalam pr os es inter nalisasi, kegiatan int er p er sonal s ep er ti bercakapcakap atau berkegiatan bersama, kemudian menjadi interpersonal, yaitu kegiatan mental yang dilakukan
oleh seorang individu. Banyak gagasan Vygotsky yang dapat membantu dalam membangun kerangka berpikir untuk mengajar
bahasa asing bagi anak-anak.
Aplikasi Teori Vygotsky Dalam Pendidikan

1.
2.
3.

4.

5.
6.

Karya Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama: (1) bahwa intelektual berkembang pada saat
individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah
ketahui; (2) bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual; (3) peran
utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa (Nur,
2000b: 10).
Ciri-ciri pembelajaran dalam pandangan kognitif (Sugihartono,dkk, 2007:115) adalah sebagai
berikut:
Menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan.
Menyediakan berbagai alternatif penglaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang sama,
misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara.
Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistic dan relevan dengan melibatkan
pengalaman konkrit, misalnya untuk memahami suatu konsep siswa melalui kenyataan kehidupan
sehari-hari.
Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi social, yaitu
terjadinya interaksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain atau dengan lingkungannya, misalnya
interaksi dan kerja sama antara siswa, guru, dan siswa-siswa.
Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga pembelajarn lebih
efektif.
Melibatkan siswa secara emosional dan social sehingga siswa menjadi tertarik dan mau belajar.
Implikasi dari teori Vygostky dalam pendidikan yaitu :
Dikehendaki setting kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga
siswa dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan
masalah afektif dalam zona of proximal development.
Dalam pengajaran ditekankan scaffolding sehingga siswa semakinlama semakin
bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri.
Kesimpulan
Perkembangan dan Pembelajaran suatu anak terjadi di dalam konteks sosial, yakni di dunia
yang penuh dengan orang yang berinteraksi dengan anak sejak anak itu lahir. Orang-orang inilah yang
sangat berperan dalam membantu anak belajar dengan menunjukkan benda-benda, dengan berbicara
sambil bermain, dengan membacakan ceritera, dengan mengajukan pertanyaan dan sebagainya.
Dengan kata lain, orang dewasa menjadi perantara bagi anak dan dunia sekitarnya. Belajar lewat
instruksi dan perantara adalah ciri inteligensi manusia. Dengan pertolongan orang dewasa, anak dapat
melakukan dan memahami lebih banyak hal dibandingkan dengan jika anak hanya belajar sendiri .
Jadi perkembangan dan pembelajaran anak tidak didapat melalui perkembangan anak itu sendiri
melainkan terjadi dalam konteks sosial/ melibatkan orang lain.
Secara khusus Vygotsky mengemukakan bahwa disamping guru, teman sebaya juga
berpengaruh pada perkembangan kognitif anak. Berlawanan dengan pembelajaran lewat penemuan
individu (individual discovery learning) kerja kelompok secara kooperatif tampaknya mempercepat
perkembangan anak.

Anda mungkin juga menyukai