Anda di halaman 1dari 3

Deskripsi Bencana

Bencana Chernobyl adalah kecelakaan reaktor nuklir terburuk dalam sejarah.


Pada hari Sabtu 26 April 1986 dini hari sebuah reaktor nuklir unit 4 jenis RBMK1000 mengalami kecelakaan. Pada malam terjadinya kecelakaan, reaktor unit 4
sebenarnya sedang dipadamkan (shutdown) dalam rangka perawatan rutin. Pada
waktu yang sama operator bermaksud menguji prosedur keselamatan reaktor.
Uji keselamatan ini dimaksudkan untuk memeriksa apakah turbin generator yang
melambat masih menghasilkan daya yang cukup untuk menjalankan pompa
pendingin sampai generator diesel darurat dihidupkan. Untuk itu, rencananya
reaktor akan dioperasikan pada tingkat daya 30 % dari daya maksimalnya, tetapi
kelewatan sehingga turun sampai 10 %. Untuk menaikkannya lagi sampai tingkat
daya 30 % operator melakukan kesalahan kritis dengan menarik batang kendali,
akibatnya uap pun bertambah. Sayangnya, RBMK-1000 memiliki cacat desain
dimana operasi pada tingkat daya rendah (10 %) tidak stabil. Pertambahan uap
tak terduga akan menaikkan daya, dan kenaikan daya akan menambah uap lebih
banyak lagi, dan seterusnya dan seterusnya. Pukul 01.23 dan 40 detik dinihari 26
April 1986, menyadari keadaan gawat, operator lantas menekan tombol untuk
mengaktifkan sistem proteksi atomatis, tetapi percuma sebab sudah terlambat.
Dalam 3 atau 4 detik, produksi daya melonjak samapi 100 kali tingkat daya
maksimum normalnya, dan suhu teras pun meningkat tajam. Akibatnya terjadi
dua kali ledakan dahsyat yang menghancurkan gedung reaktor. Usaha matimatian untuk memadamkan api tidak banyak berarti. Ratusan ton grafit dalam
reaktor terbakar selama 10 hari. Kebakaran melambungkan gas-gas dan partikel
radioaktif ke atmosfer sehingga Swiss, Jerman, Turki bahkan Amerika Serikat dan
Jepang pun radiasinya tercatat. Diantaranya yang berbahaya adalah Yodium-131,
Strontium-90 dan Cesium-137. Operator yang bertugas saat itu pun akhirnya
ditahan.

Penyebab Umum
Kecelakaan PLTN Chernobyl masuk level ke-7 (level paling atas) yang disebut
major accident, sesuai dengan kriteria yang ditentukan INES (The International
Nuclear Event Scale). Di samping karena kesalahan operator yang
mengoperasikannya di luar SOP (standard operation procedure), PLTN Chernobyl
juga tidak memenuhi standar desain sebagaimana yang ditentukan oleh IAEA
(International Atomic Energy Agency). PLTN Chernobyl tidak mempunyai
kungkungan reaktor sebagai salah satu persyaratan untuk menjamin
keselamatan jika terjadi kebocoran radiasi dari reaktor. Apabila PLTN Chernobyl
memiliki kungkungan maka walaupun terjadi ledakan kemungkinan radiasi tidak
akan keluar ke mana-mana, tetapi terlindung oleh kungkungan. Atau bila terjadi
kebocoran tidak separah dibandingkan dengan tidak memiliki kungkungan.
Selain itu, UNSCEAR (United Nation Scientific Committee on Effects of Atomic
Radiation) (A/AC/82/R.469, 1988) juga meyebutkan bahwa penyebab kecelakaan
Chernobyl adalah struktur dan sifat reaktor yang tidak sesuai dengan jenisnya,

selain itu juga ketidaksempurnaan operasi reaktor, para operator pun dengan
sengaja melanggar prosedur, dan tidak adanya prosedur tertulis yang memadai.

Penyebab Rinci
Secara rinci, kecelakaan Chernobyl disebabkan oleh:
Desain reaktor, yakni tidak stabil pada daya rendah, daya reaktor bisa naik cepat
tanpa dapat dikendalikan. Tidak mempunyai kungkungan reaktor (containment).
Akibatnya, setiap kebocoran radiasi dari reaktor langsung ke udara.
Pelanggaran prosedur. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya delapan batang
kendali reaktor yang dipakai, yang semestinya minimal 30, agar reaktor tetap
terkontrol. Sistem pendingin darurat reaktor dimatikan. Tes dilakukan tanpa
memberitahukan kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi
reaktor. Namun selain itu prosedur tertulis pun kurang memadai.
Budaya keselamatan. Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya keselamatan,
tidak mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah diketahui sebelum
kecelakaan terjadi.

Dampak
Jumlah radioaktivitas yang dilepaskan reaktor Chernobyl, menurut angka yng
diberitakan oleh pejabat Uni Soviet, adalah sebesar 90 juta Curie. Korban
pertama berjumlah 187 orang yang menderita radiasi akut, dan 31 diantaranya
meninggal. Kebanyakan dari mereka adalah petugas pemadam kebakaran.
Intensitas radiasi gamma di sekitar lokasi mencapai lebih dari 100 rontgen per
jam (angka ini bisa mengakibatkan dosis radiasi ratusan kali dari dosis aman,
sebagaimana ketentuan dari Komisi Proteksi Radiasi Internasional, ICRP). Paling
besar di atas atap bangunan reaktor yang mencapai 100.000 rontgen per jam.
Bandingkan dengan paparan radiasi alamiah (dari radiasi kosmik dan zat
radioaktif di sekitar kita dan di dalam tubuh) 0,2 rontgen per tahun. Dan dosis
radiasi sinar-X 0,1 sampai 2 rontgen tiap kali foto. Dan lebih dari 260.000 km
persegi (berarti 2 kali luas pulau Jawa) wilayah di Ukraine, Rusia dan Belarusia
terkontaminasi Cesium-137 lebih dari 1-curie per kilometre persegi.
Pada 2003, IAEA membentuk Forum Chernobyl bekerja sama dengan
organisasi PBB lainnya, seperti WHO, UNDP, ENEP, UN-OCHA, UN-SCEAR, Bank
Dunia dan ketiga pemerintahan Belarusia, Ukraina, dan Rusia. Forum ini bekerja
untuk menjawab pertanyaan, sejauh mana dampak kecelakaan ini terhadap
kesehatan, lingkungan hidup dan sosial ekonomi kawasan beserta
penduduknya. Laporan ini diberi nama Chernobyl Legacy.
Data sampai dengan 2006, jumlah korban yang meninggal 56 orang, di mana 28
orang (para likuidator terdiri dari staf PLTN, tenaga konstruksi, dan pemadam

kebakaran) meninggal pada 3 bulan pertama setelah kecelakaan, 19 orang


meninggal 8 tahun kemudian, dan 9 anak lainnya meninggal karena kanker
kelenjar gondok.
Sebanyak 350.000 likuidator yang terlibat dalam proses pembersihan daerah
PLTN yang kena bencana, serta 5 juta orang yang saat itu tinggal di Belarusia,
Ukraina, dan Rusia, yang terkena kontaminasi zat radioaktif dan 100.000 di
antaranya tinggal di daerah yang dikategorikan sebagai daerah strict control,
ternyata mendapat radiasi seluruh badan sebanding dengan tingkat radiasi
alam, serta tidak ditemukan dampak terhadap kesuburan atau bentuk-bentuk
anomali.
Kemudian pada 1992-2002 tercatat 4.000 kasus kanker kelenjar gondok yang
terobservasi di Belarusia, Ukraina, dan Rusia pada anak-anak dan remaja 0-18
tahun ketika terjadi kecelakaan, termasuk 3.000 orang yang berusia 0-14 tahun.
Selama perawatan mereka yang kena kanker, di Belarusia meninggal delapan
anak dan di Rusia seorang anak. Yang lainnya selamat.
Secara rinci, penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari kecelakaan Chernobyl
meliputi :
Sindroma sumsum tulang.
Kerusakan kulit.
Sindroma usus.
Reaksi mulut dan faring.
Reaksi paru-paru.
Kerusakan mata.
Berdasarkan laporan Chernobyl Lecacy, sebagian besar daerah pemukiman
yang semula mendapat kontaminasi zat radioaktif karena kecelakaan PLTN
Chernobyl telah kembali ke tingkat radiasi latar, seperti sebelum terjadi
kecelakaan. Dampak psikologis adalah yang paling dahsyat, terutama trauma
bagi mereka yang mengalaminya seperti stres, depresi, dan gejala lainnya yang
secara medis sulit dijelaskan.
Akibat kecelakaan itu, IAEA dan semua negara yang memiliki PLTN membangun
konsensus internasional untuk selalu menggalang dan memutakhirkan standar
keselamatan. Di sisi lain, pihak yang anti-PLTN telah menggunakan isu
kecelakaan di Chernobyl sebagai bahan kampanye untuk menolak kehadiran
PLTN, termasuk di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai