Penyebab Umum
Kecelakaan PLTN Chernobyl masuk level ke-7 (level paling atas) yang disebut
major accident, sesuai dengan kriteria yang ditentukan INES (The International
Nuclear Event Scale). Di samping karena kesalahan operator yang
mengoperasikannya di luar SOP (standard operation procedure), PLTN Chernobyl
juga tidak memenuhi standar desain sebagaimana yang ditentukan oleh IAEA
(International Atomic Energy Agency). PLTN Chernobyl tidak mempunyai
kungkungan reaktor sebagai salah satu persyaratan untuk menjamin
keselamatan jika terjadi kebocoran radiasi dari reaktor. Apabila PLTN Chernobyl
memiliki kungkungan maka walaupun terjadi ledakan kemungkinan radiasi tidak
akan keluar ke mana-mana, tetapi terlindung oleh kungkungan. Atau bila terjadi
kebocoran tidak separah dibandingkan dengan tidak memiliki kungkungan.
Selain itu, UNSCEAR (United Nation Scientific Committee on Effects of Atomic
Radiation) (A/AC/82/R.469, 1988) juga meyebutkan bahwa penyebab kecelakaan
Chernobyl adalah struktur dan sifat reaktor yang tidak sesuai dengan jenisnya,
selain itu juga ketidaksempurnaan operasi reaktor, para operator pun dengan
sengaja melanggar prosedur, dan tidak adanya prosedur tertulis yang memadai.
Penyebab Rinci
Secara rinci, kecelakaan Chernobyl disebabkan oleh:
Desain reaktor, yakni tidak stabil pada daya rendah, daya reaktor bisa naik cepat
tanpa dapat dikendalikan. Tidak mempunyai kungkungan reaktor (containment).
Akibatnya, setiap kebocoran radiasi dari reaktor langsung ke udara.
Pelanggaran prosedur. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya delapan batang
kendali reaktor yang dipakai, yang semestinya minimal 30, agar reaktor tetap
terkontrol. Sistem pendingin darurat reaktor dimatikan. Tes dilakukan tanpa
memberitahukan kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi
reaktor. Namun selain itu prosedur tertulis pun kurang memadai.
Budaya keselamatan. Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya keselamatan,
tidak mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah diketahui sebelum
kecelakaan terjadi.
Dampak
Jumlah radioaktivitas yang dilepaskan reaktor Chernobyl, menurut angka yng
diberitakan oleh pejabat Uni Soviet, adalah sebesar 90 juta Curie. Korban
pertama berjumlah 187 orang yang menderita radiasi akut, dan 31 diantaranya
meninggal. Kebanyakan dari mereka adalah petugas pemadam kebakaran.
Intensitas radiasi gamma di sekitar lokasi mencapai lebih dari 100 rontgen per
jam (angka ini bisa mengakibatkan dosis radiasi ratusan kali dari dosis aman,
sebagaimana ketentuan dari Komisi Proteksi Radiasi Internasional, ICRP). Paling
besar di atas atap bangunan reaktor yang mencapai 100.000 rontgen per jam.
Bandingkan dengan paparan radiasi alamiah (dari radiasi kosmik dan zat
radioaktif di sekitar kita dan di dalam tubuh) 0,2 rontgen per tahun. Dan dosis
radiasi sinar-X 0,1 sampai 2 rontgen tiap kali foto. Dan lebih dari 260.000 km
persegi (berarti 2 kali luas pulau Jawa) wilayah di Ukraine, Rusia dan Belarusia
terkontaminasi Cesium-137 lebih dari 1-curie per kilometre persegi.
Pada 2003, IAEA membentuk Forum Chernobyl bekerja sama dengan
organisasi PBB lainnya, seperti WHO, UNDP, ENEP, UN-OCHA, UN-SCEAR, Bank
Dunia dan ketiga pemerintahan Belarusia, Ukraina, dan Rusia. Forum ini bekerja
untuk menjawab pertanyaan, sejauh mana dampak kecelakaan ini terhadap
kesehatan, lingkungan hidup dan sosial ekonomi kawasan beserta
penduduknya. Laporan ini diberi nama Chernobyl Legacy.
Data sampai dengan 2006, jumlah korban yang meninggal 56 orang, di mana 28
orang (para likuidator terdiri dari staf PLTN, tenaga konstruksi, dan pemadam