Anda di halaman 1dari 14

SEORANG PRIA DENGAN KELUHAN PUSING BERPUTAR

KELOMPOK VI

03008047 AUDRIA GRACIELA

03008064 CALVINDRA LEENESA

03008048 AYU KUSUMA NINGRUM

03008065 CARISSA RHEA V. P.

03008052 AZHARI GANESHA

03008070 CHRISTY SURYANDARI

03008053 AZZAHRA AZMI

03008071 CITRA ANGGRAENY

03008054 BAYU AKHIRUDIN AMIR

03008087 NADIAH BINTI ZAKARIA

030080 58 BERNADETA ROSA

03008091 NOR AZLYZA BT AHMAD MOIN

03008060 BILLY SUSANTO

03008092 NOR FATEHAH BT HAMDAN

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti


Jakarta, 21 September 2010
1

BAB I
PENDAHULUAN

Penyakit Meniere adalah kekacauan dari aliran cairan-cairan dari telinga dalam.
Meskipun penyebab dari penyakit Meniere tidak diketahui, ia mungkin berakibat dari kelainan
dalam cara cairan telinga dalam diatur. Pada kebanyakan kasus-kasus hanya satu telinga yang
terlibat, namun kedua telinga mungkin dipengaruhi pada kira-kira 10% sampai 20% dari pasienpasien. Penyakit Meniere secara khas mulai antara umur 20 dan 50 tahun (meskipun telah
dilaporkan pada hampir semua kelompok umur). Pria dan wanita sama-sama dipengaruhi.
Gejala-gejala mungkin hanya gangguan minor, atau dapat menjadi melumpuhkan, terutama jika
serangan-serangan dari vertigo berat/parah, seringkali, dan terjadi tanpa peringatan. Penyakit
Meniere juga disebut idiopathic endolymphatic hydrops.1)

BAB II
KASUS
Kasus 1
Anamnesis :
Nama : Tn. A
Umur : 35 Tahun
Keluhan Utama : Rasa pusing berputar yang dating tiba-tiba disertai mual dan muntah
Riwayat Penyakit Sekarang :
1. Sejak kapan keluhan mulai di rasakan ?
2. Berapa kali intensitas serangan?
3. Apakah vertigo terprovokasi gerakan kepala?
4. Apakah ada keluhan lain ? (misal kehilangan pendengaran)
5. Apakah ada gangguna penglihatan sentral?
6. Apakah ada penyakit lain yang sedang di derita?(DM, hipertensi, anemia)
Riwayat Penyakit Dahulu :
1. Riwayat trauma?
2. Riwayat pengobatan terdahulu?
Pada anamnesis selanjutnya diketahui pasien Tn. A belum pernah mengalami hal tersebut
sebelumnya. Juga pasien menyangkal terdapat sakit telinga dan trauma pada kepala dan
telinganya. Dalam keluarga tidak terdapat asma dan penyakit alergi lainnya. Setelah serangan
vertigo berkurang dirasakan bunyi yang cukup keras seperti ngiing dan rasa penuh di telinga.
Pendengaran agak berkurang untuk suara laki-laki atau instrument perkusi.
3

BAB III
4

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Penyakit Meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui dan
mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan pendengaran,tinnitus dan serangan vertigo.3)
Etiologi
Penyebab penyakit Meniere tidak diketahui namun terdapat berbagai teori, termasuk pengaruh
neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang menuju ke labirin, gangguan
elektrolit dalam cairan labirin, reaksi alergi, dan gangguan autoimun.2)
Penyakit Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan cairan
telinga tengah yang abnormal yang disebabkan oleh malapsorbsi dalam sakus endolimfatikus.
Namun, ada bukti menunjukkan bahwa banyak orang yang menderita penyakit Meniere
mengalami sumbatan pada duktus endolimfatikus. Apapun penyebabnya, selalu terjadi hidrops
endolimfatikus, yang merupakan pelebaran ruang endolimfatikus. Baik peningkatan tekanan
dalam sistem ataupun ruptur membran telinga dalam dapat terjadi dan menimbulkan gejala
Meniere.2)
Patofisiologi

Gejala klinis penyakit meniere, disebabkan adanya hidrops endolimfa pada koklea dan
vestibulum. Hidrops yang terjadi mendadak dan hilang timbul diduga disebabkan oleh :
1. Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteria
2. Berkurangnya tekanan osmotic di dalam kapiler
3. Meningkatnya tekanan osmotic ruang ekstrakapiler
4. Jalan keluar sakusendolimfatikus tersumbat, sehingga terjadi penimbunan cairan endolimfa.
Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal, ditemukan pelebaran dan perubahan
morfologi pada membrane Reissner. Terdapat penonjolan ke dalam skala vestibule, terutama did
aerah apeks koklea helikotrema. Sakulus juga mengalami pelebaran yang dapat menekan
utrikulus. Pada awalnya pelebaran skala media dimulai dari daerah apeks koklea, kemudian
dapat meluas mengenai bagian tengah dan basal koklea. Hal ini menjelaskan terjadinya tuli saraf
nada rendah pada penyakit meniere.4)

Manifestasi Klinis
Gejalanya berupa seangan vertigo, mual dan muntah mendadak, yang berlangsung selama 3-24
jam dan kemudian menghilang secara perlahan. Secara periodik, penderita merasakan telinganya
penuh atau merasakan adanya tekanan di dalam telinga. Pendengaran di telinga yang terkena
berfluktuasi (kadang jelas, kadang kurang) tetapi semakin lama semakin memburuk.
Tinnitus bisa menetap atau hilang-timbul dan semakin memburuk sebelum, setelah maupun
selama serangan vertigo. Pada kebanyakan penderita, penyakit ini hanya menyerang 1 telinga
dan pada 10-15% penderita, penyakit ini menyerang kedua telinga. Pada salah satu bentuk
penyakit Meniere, tuli dan tinnitus terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum seangan
vertigo. Setelah serangan vertigo mulai, bisa terjadi perbaikan fungsi pendengaran. 2)

Tipe2)
a. Penyakit Meniere vestibular
Penyakit Meniere vestibular ditandai dengan adanya vertigo episodic sehubungan dengan
tekanan dalam telinga tanpa gejala koklear.
Tanda dan gejala:

Vertigo hanya bersifat episodic

Penurunan respons vestibuler atau tak ada respons total pada telinga yang sakit

Tak ada gejala koklear

Tak ada kehilangan pendengaran objektif

Kelak dapat mengalami gejala dan tanda koklear

b. Penyakit Meniere klasik


Tanda dan gejala:

Mengeluh vertigo

Kehilangan pendengaran sensorineural berfluktuasi

tinitus

c. Penyakit Meniere koklea


Penyakit Meniere koklea dikenali dengan adanya kehilangan pendengaran sensorineural
progresif sehubungan dengan tnitus dan tekanan dalam telinga tanpa temuan atau gejala
vestibuler.
Tanda dan gejala:

Kehilangan pendengaran berfluktuasi


7

Tekanan atau rasa penuh aural

Tinnitus

Kehilangan pendengaran terlihat pada hasil uji

Tak ada vertigo

Uji labirin vestibuler normal

Kelak akan menderita gejala dan tanda vestibuler

Diagnosis

Pemeriksaan fisik biasanya normal kecuali pada evaluasi nervus cranial ke VIII.
Garputala (uji weber) akan menunjukkan lateralisasi ke sisi berlawanan dengan sisi yang
mengalami kehilangan pendengaran (sisi yang terkena penyakit Meniere).

Audiogram biasanya menunjukkan kehilangan pendengaran sensorineural pada telinga


yang sakit. Kadang audiogram dehidrasi dilakukan di mana pasien diminta meminum zat
penyebab dehidrasi, seperti gliserol atau urea, yang secara teoritis dapat menurunkan
jumlah hidrops endolimfe.

Elektrokokleografi menunjukkan abnormalitas pada 60% pasien yang menderita penyakit


meniere.

Elektronistagmogram bisa normal atau menunjukkan penurunan respons vestibuler.

CT scan atau MRI kepala

Elektroensefalografi

Penatalaksanaan
Diet
8

Banyak pasien dapat mengontrol gejala dengan mematuhi diet rendah garam (2000
mg/hari). Jumlah natrium merupaka salah satu faktor yang mengatur keseimbangan cairan dalam
tubuh. Retensi natrium dan ciran dapat memutuskan keseimbangan halus antara endolimfe dan
perilimfe di dalam telinga dalam.
Garam Natrium terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau ditambahkan
kemudian pada waktu memasak atau mengolah. Makanan berasal dari hewan biasanya lebih
banyak mengandung garam Natrium daripada makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Garam Natrium yang ditambahkan ke dalam makanan biasanya berupa ikatan : natrium
Chlorida atau garam dapur, Mono Sadium Glumat atau vetsin, Natrium Bikarbonat atau soda
kue, Natrium Benzoat atau senyawa yang digunakan untuk mengawetkan daging seperti cornet
beef.2)
Makanan yang diperbolehkan adalah:
1. Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam natrium, yang berasal dari tumbuhtumbuh, seperti :
Beras, kentang, ubi, mie tawar, maezena, hunkwee, terigu, gula pasir.
Kacang-kacangan dan hasil oleh kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang merah, kacang
tanah, kacang tolo, tempe, tahu tawar, oncom.
Minyak goreng, margarin tanpa garam
Sayuran dan buah-buahan
Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur, laos,
lombok, salam, sereh, cuka.
2. Bahan makanan berasal dari hewan dalam jumlah terbatas
3. Minuman seperti the, sirup, sari buah.
Makanan yang perlu dibatasi:
1. Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam Natrium, yang berasal dari tumbuhtumbuhan, seperti :
Roti biskuit, kraker, cake dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur dan atau soda.
9

Dendeng, abon, corned beef, daging asap, bacon, ham, ikan asin, ikan pindang, sarden, ebi,
udang kering, telur asing, telur pindang.
Keju, Keju kacang tanah (pindakas).
Margarin, mentega.
Acar, asinan sayuran dalam kaleng.
Asinan buah, manisan buah, buah dalam kaleng.
Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap, maggi, terasi, petis, taoco, tomato ketcup.
2. Otak, ginjal, paru-paru, jantung dan udang mengandung lebih banyak natrium. Sebaiknya
bahan makanan ini dihindarkan.
Kafein dan nikotin merupakan stimulan vasoaktif, dan menghindari kedua zat tersebut dapat
mengurangi gejala. Ada kepercayaan bahwa serangan vertigo dipicu oleh reaksi alergi terhadap
ragi dalam alkohol dan bukan karena alkoholnya.2)
Farmakologis
Tindakan pengobatan untuk vertigo terdiri atas antihistamin, seperti meklizin (antivert),
yang menekan sistem vestibuler. Tranquilizer seperti diazepam (valium) dapat digunakan pada
kasus akut untuk membantu mengontrol vertigo, namun karena sifat adiktifnya tidak digunakan
sebagai pengobatan jangka panjang. Antiemetik seperti supositoria prometazin (phenergan) tidak
hanya mengurangi mual dan muntah tapi juga vertigo karena efek antihistaminnya. Diuretik
seperti Dyazide atau hidroklortiazid kadang dapat membantu mengurangi gejala penyakit
Meniere dengan menurunkan tekanan dalam sistem endolimfe. Pasien harus diingatkan untuk
makan-makanan yang mengandung kalium, seperti pisang, tomat, dan jeruk ketika menggunakan
diuretik yang menyebabkan kehilangan kalium.2)

Penatalaksanaan Bedah
Dekompresi sakus endolimfatikus atau pintasan secara teoritis akan menyeimbangkan
tekanan dalam ruangan endolimfe. Pirau atau drain dipasang di dalam sakus endolimfatikus
melalui insisi postaurikuler.
10

Obat ortotoksik, seperti streptomisisn atau gentamisisn, dapat diberikan kepada pasien
dengan injeksi sistemik atau infus ke telinga tengah dan dalam.
Prosedur labirinektomi dengan pendekatan transkanal dan transmastoid juga berhasil
sekitar 85% dalam menghilangkan vertigo, namun fungsi auditorius telinga dalam juga hancur.
Pemotongan nervus nervus vestibularis memberikan jaminan tertinggi sekitar 98% dalam
menghilngkan serangan vertigo. Dapat dilakukan translabirin (melali mekanisme pendengaran)
atau dengan cara yang dapat mempertahankan pendengaran (suboksipital atau fosa kranialis
medial), bergantung pada derajat hilangnya pendengaran. Pemotongan saraf sebenarnya
mencegah otak menerima masukan dari kanalis semisirkularis.2)

BAB IV
PEMBAHASAN

11

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, dapat disimpulkan bahwa Tn. A
terkena penyakit meniere. Untuk penatalaksaan pasien dilakukan diet dan terapi farmakologis.

12

DAFTAR PUSTAKA

1. _______.Penyakit Meniere.Available at:


http://www.totalkesehatananda.com/meniere1.html. Acessed on 24th,September

2010

13

2. ______.Penyakit Meniere.Available
at:http://srigalajantan.wordpress.com/2009/10/31/penyakit-meniere/. Acessed
on 24th,September 2010

3. ______.ASKEP Penyakit Meniere.Available at:


http://dastodebelto.blogspot.com/2010/02/penyakit-meniere.html. Acessed on

24th,September 2010

4. Hadjar, Entjep. Bashiruddin, Jenny. Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher.
Jakarta :Balai Penerbit FK UI ,2008.p81-2

14

Anda mungkin juga menyukai